FTR - Mini Riset Fisiologi Tumbuhan - 210420

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

“PENGARUH LAMANYA PERENDAMAN TERHADAP

PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU”

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan


Dosen Pengampu : Dr. Fauziyah Harahap, M.Si
Ayu Putri Ningsih, S.Si., M.Si

OLEH :

FITRI KURNIATI
4182220015
BIOLOGI B 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Mini Riset ini dapat diselasaikan
dengan baik. Mini Riset ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan.
Penulis berterimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan arahan
dalam membantu menyelesiakan tugas ini. Terakhir penulis berharap Mini Riset ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi semua pembaca. Saya
mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan
tanggapan, kritik, dan saran dari pembaca.

Medan, 21 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I Pengertian Pencirian.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
BAB II Tinjauan Pustaka.....................................................................................................5
2.1 Landasan Teori...............................................................................................................6
2.2 Hipotesis........................................................................................................................7
2.6 Hubungan Kekerabatan Berdasarkan Sifat Fenetik Dan Filogenetik............................8
BAB III Identifikasi Tumbuhan dan Determinasi.............................................................10
3.1 Identifikasi Tumbuhan.................................................................................................11
3.2 Deteminasi atau Kunci Determinasi............................................................................12
BAB IV Langkah-Langkah Pendeterminasian Tumbuhan................................................11
4.1 Cara Identifikasi Tumbuhan........................................................................................14
4.2 Macam-Macam Sarana Identifikasi.............................................................................22
BAB V Jenis-Jenis Kunci Determinasi Pada Tumbuhan...................................................12
5.1 Kunci Perbandingan.....................................................................................................12
5.2 Kunci Analisis..............................................................................................................12
5.3 Sinopsis........................................................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................................iii
LAPORAN MINI RISET

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pertumbuhan pada tanaman dimulai dengan perkecambahan, pada saat
berkacambah, endosperma biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami
sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan berkembang dan menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda yang sudah mengalami perkecambahan kemudian akan mengalami
pertumbuhan sampai akhirnya menjadi tumbuhan dewasa. Proses ini akan terus berlanjut
sampai tumbuhan dewasa menghasilkan biji kembali. Proses perkecambahan dimulai saat
embrio mulai matang dan tumbuh melalui mekanisme fisika dan kimia. Tumbuhnya radikula
atau calon akar dan flumula atau calon batang pada biji dalam proses perkecambahan ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti air, cahaya, suhu dan kelembapan. Namun, factor
penentu yang paling berpengaruh adalah air.
Air memegang peranan penting dalam perkecambahan tanaman air yang diserap oleh
benih berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan kulit benih menjadi pecah.
Keberadaan air juga berfungsi untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat
mengaktifkan fungsinya. Bila protoplasma mengandung air maka sel-sel hidup akan
melaksanakan proses kehidupan temasuk pencenaan, asimilasi dan tumbuh. Sehingga
pertumbuhan akan berlangsung baik. Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih memegang
peranan penting dalam mengilangkan inhibitor perkecambahan. Air dapat berperan sebagai
pengurai karbohidrat dalam kotiledon biji. Karbohidrat yang telah terurai dapat digunakan
untuk pertumbuhan embrio. Karena peranan penting ini, sebelum mengecambahkan benih
akan efektif jika biji direndam selama waktu tertentu.
Lamanya perendaman biji juga harus diperhatikan karena setiap biji memiliki
kemampuan menyerap air yang berbeda sehingga kapasitas air yang masuk juga berbeda.
Perendaman dihentikan jika biji sudah menyerap air sesuai kebutuhannya, biji yang direndam
air terlalu lama juga akan mengalami kerusakan jaringan akibat pecahnya lapisan kulit biji
yang disebabkan masuknya air berlebihan. Berdasarkan uraian diatas, pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana air dapat berpenngaruh pada proses perkecambahan.
Selain itu untuk mengetahui pengaruh lamanya perendaman biji yang dilakukan sebelum
proses perkecambahan.
LAPORAN MINI RISET

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh lamanya perendaman terhadap perkecambahan biji Phaseolus
vulgaris ?
2. Berapa lama waktu yang baik untuk memperoleh perkecambahan yang berkualitas melalui
proses perendaman?
3. Apakah lama perendaman biji Phaseolus vulgaris mempengaruhi kecepatan
perkecambahan biji Phaseolus vulgaris ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh lamanya perendaman terhadap perkecambahan biji Phaseolus
vulgaris ?
2. Mengetahui waktu yang baik untuk memperoleh perkecambahan yang berkualitas melalui
proses perendaman?
3. Mengetahui pengaruh lama perendaman biji Phaseolus vulgaris terhadap kecepatan
perkecambahan biji Phaseolus vulgaris ?
LAPORAN MINI RISET

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Proses pertumbuhan pada tanaman ditandai dengan terjadinya perkecambahan pada
biji yang dapat dilihat dengan mun-culnya bakal akar atau radikula dari dalam biji. Proses
perkecambahan pada tanaman dibedakan menjadi dua yaitu epigeal dan hypogeal.
Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya hipokotil yang tumbuh memanjang
sehingga plumula dan kotile-don terangkat ke atas (permukaan tanah). Sedangkan pada
perkecambahan hypogeal diandai dengan epikotil tumbuh meman-jang kemudian plumula
tumbuh ke permu-kaan tanah menembus kulit biji, dengan kotiledon tetap di dalam tanah.
Tanaman kacang merah termasuk kedalam tipe per-kecambahan epigeal karena organ organ
yang pertama yang muncul saat biji kacang merah berkecambah adalah radikula. Radi-kula
ini kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah (Ningsih, 2019)
Tahap pertumbuhan selanjutnya adalah pertumbuhan primer yang meru-pakan pola
pertumbuhan yang bergantung pada letak meristem. Menurut Campbell (2000), pertumbuhan
primer akan mendorong akar menembus tanah, ujung akar ditutupi oleh tudung akar, yang
secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah
yang abrasive. Tudung akar juga mensekresikan lender polisakarida yang melumasi tanah
disekitar ujung akar yang sedang tumbuh. Pertumbuhan panjang akar terkonsentrasi di dekat
ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang
berurutan. Dari ujung akar kea rah atas, terdapat zona pembelahan sel, pemanjangan sel, dan
zona pematangan. Daerah-daerah ini melebur Bersama, tanpa perbatasan yang jelas.
Sedangkan tahap akhirnya adalah pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya
aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebe-lumnya oleh
pertumbuhan primer. Pertum-buhan sekunder adalah produk dari meris-tem lateral.
Pertumbuhan ini akan menye-babkan membesarnya ukuran dan diameter tumbuhan.
Pertumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan Panjang, lebar atau luas, tetapi dapat pula
diukur berdasarkan pertambahan volume, massa atau berat (segar atau kering) (Campbell,
2003).
Perkecambahan dapat diartikan sebagai proses pengaktifan kembali aktifitas
pertumbuhan sumbu embrio (embryonic axis) di dalam biji yang berhenti untuk kemudian
membentuk bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda sel-selnya hampir sama bentuk
dan ukuran belum terdiferensisasi. Sel-sel ini membelah berulang-ulang kemudian
LAPORAN MINI RISET

mengalami pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi beberapa waktu, akhirnya akan


kelihatan organ-organ permulaan yang belum sempurna seperti akar, batang dan daun.
(Firdaus, dkk. 2006) Untuk perkecambahan, biji harus mempunyai ketersediaan cukup air.
Pada suhu tinggi, jumlah air akan berkurang karena air menguap pada suhu tinggi.
(Dwijoseputro, 1991)
Perkecambahan biji tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, tapi juga(bergantung pada
spesies) dipengaruhi oleh cahaya, pemecahan kulit biji agar radikula dapat menerobos keluar
dan oksigen dan/atau air dapat masuk, penghilangan zat penghambat kimiawi, dan
pematangan embrio. (Salisbury, 1995) Pada kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang
hidup akan berkecambah dan menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar
pertama dari perkecambahan adalah pecahnya testa didaerah mikrofil dan dari situ muncul
radikula yang kemudian menancap ke tanah dan menjadi akar. (Loveless, 1987)
Air yang memegang peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji dan
kehidupan tumbuhan. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit
biji. Air yang masuk secara imbibisi akan melunakkan biji dan menyebabkan pengembangan
embrio dan endosperm. Air akan memberikan kemudahan masuknya oksigen kedalam biji.
Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas. (Firdaus, dkk. 2006)
Penyerapan air melalui imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi
pada perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan
membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan
cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein. Sumber
energi ini pada monokotil terdapat dalam endosperm dan pada dikotil terdapat kotiledon.
Makanan ini berupa senyawa komplek bermolekul besar, tidak dapat diangkut kedaerah
sumbu embrio sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh titik tumbuh untuk
pembentukan protoplasma baru. Oleh sebab itu zat ini harus dipecah dahulu menjadi senyawa
sederhana, larut dalam air sehingga dapat diangkut. Proses perombakan senyawa ini dapat
terjadi dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam biji yang mnguraikan
pati dan hemiselulosa menjadi gula; lemak menjadi asam lemak dan gliserol serta protein
menjadi asam amino. Hasil rombakan ini larut dalam air sehingga mudah untuk di angkut.
(Salisbury. 1995)
Imbibisi air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga
perkecambahan terjadi dengan adanya penembusan radial kulit biji dan pelepasan posfat dan
kation dari vitin juga berlangsung segera setelah perkecambahan dan sebagian ion diangkut
LAPORAN MINI RISET

oleh tumbuhan lewat floem. (Santoso, 1990) Air yang diserap oleh biji digunakan untuk
proses respirasi, energi yang terbentuk akan digunakan untuk perkecambahan. Respirasi
adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk
aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi
lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa antara yang berguna sebagai bahan
sintesis berbagai senyawa lain (Salisbury. 1995).

2.2 Hipotesis
Biji kacang hijau yang direndam lebih lama ( 8 jam) mengalami pertumbuhan
perkecambahan lebih cepat dibandingkan dengan yang direndam lebih singkat (2 jam).
LAPORAN MINI RISET

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Observasi melalui eksperimen
            Dalam penelitian ini data diperoleh berdasarkan pengamatan di lapangan terhadap
perkecambahan biji kacang hijau yang telah direndam sebelumnya dalam waktu tertentu.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi : Biji Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris)
Sample : 4 X 5 biji kacang hijau
Cara pengumpulan : memilih biji dengan ukuran sama dan sejenis.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Tanggal Tempat

3.4 Variabel
1. Variabel penelitian
• Variabel bebas adalah : lama perendaman biji kacang hijau
• Variabel terikat adalah : kecepatan perkecambahan biji kacang hijau
• Variabel control : Ukuran dan jumlah biji, medium tanaman (menggunakan
kapas kering 0.5 gram), intensitas cahaya, penyiraman (volume air 2.5 ml)

2. Operasional variabel
 Operasional variabel bebas yaitu lama perendaman diukur dengan jam (waktu).
Perangkat I : 2 jam
Perangkat II : 4 jam
Perangkat III : 6 jam
Perangkat IV : 8 jam
 Operasional variabel terikat yaitu pengamatan dengan selang waktu 1 hari dengan
mengukur tinggi setiap kecambah dengan mistar (cm).
LAPORAN MINI RISET

 Operasional variabel control yaitu penyiraman setiap specimen pada jam enam pagi dan
lima sore, dan diletakkan dalam tempat dengan suhu dan intensitas cahaya yang sama. Dan
diamati setiap jam 15:00.

3.5 Instrumen Penelitian

Alat :
• Piring/Tupperware/mangkuk untuk merendam 4 bh
• Piring.tupper ware/ tempat kue 4bh
• Mistar dengan skala centimeter
• kertas Label
• Buku tulis
• Kapas
• Pulpen/pensil/pena/spidol

 Bahan :
• Biji kacang hijau yang sehat
• Air bersih

 Langkah- langkah kerja :


1. Ambillah 20 kacang hijau dengan kondisi yang baik!
2. Rendamlah biji kacang hijau dengan perlakuan sebagai berikut!
Perangkat I : 2 jam
Perangkat II : 4 jam
Perangkat III : 6 jam
Perangkat IV : 8 jam
Perangkat V : Tanpa perendaman

3. Masukkan biji kacang hijau ke dalam gelas aqua yang telah terisi kapas basa!
4. Letakkan gelas di tempat yang sama/ tidak terpisah!
LAPORAN MINI RISET

5. Memperhatikan setiap pertumbuhan kecambah pada tiap perangkat setiap 1 hari!

3.6  Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dan yang digunakan, penulis dalam
penelitian ini adalah melalui pengukuran pada setiap biji kacang hijau pada setiap specimen
dengan menggunakan mister (cm).
 Biji direndam
 Biji ditanam
 Biji diukur
 Dicatat

2. Pengolahan Data
Tabel Pengukuran Tinggi Tanaman

Biji Tinggi Tanaman (cm)


Perangkat I Perangkat II Perangkat III
Hari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5

Biji Tinggi Tanaman (cm)


Perangkat IV Perangkat V
Hari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5

Ket. BT           = Belum Tumbuh


        M             = Mati
Tabel Pertumbuhan Rata-Rata

Tinggi Tanaman (cm)


Hari
Perangkat I Perangkat II Perangkat III Perangkat IV Perangkat V
1
2
3
4
LAPORAN MINI RISET

5
Jumlah Rata-Rata

3.7 Metode Analisis Data


1. Metode Analisis

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi
Lama perendaman
a. Perangkat I : 2 jam
b. Perangkat II : 4 jam
c. Perangkat III : 6 jam
d. Perangkat IV : 8 jam
Tabel Pengukuran Tinggi Tanaman

Biji Tinggi Tanaman (cm)


Perangkat I Perangkat II Perangkat III
Hari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
LAPORAN MINI RISET

Biji Tinggi Tanaman (cm)


Perangkat IV Perangkat V
Hari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5

Ket. BT = Belum Tumbuh


M = Mati
Tabel Pertumbuhan Rata-Rata

Tinggi Tanaman (cm)


Hari
Perangkat I Perangkat II Perangkat III Perangkat IV Perangkat V
1
2
3
4
5
Jumlah Rata-Rata

4.2 Interpretasi Data


4.3 Uji Hipotesis
4.4 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2000. Biologi Edisi kedua Jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
LAPORAN MINI RISET

Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Loveless. RA. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropika. PT.
Gramedia Utama. Jakarta.
Ningsih, R.Siti Mustika. 2019. PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN KACANG MERAH.
Jurnal AGROSWAGATI . Vol 7 No 1
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung
Santoso. 1990. Fisiologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai