Laporan Survey Lalu Lintas Gunadharma - Simpang Juanda
Laporan Survey Lalu Lintas Gunadharma - Simpang Juanda
Laporan Survey Lalu Lintas Gunadharma - Simpang Juanda
DISUSUN OLEH :
2-JT
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan kesempatan
yang telah dilimpahkan, kami dapat mengikuti dan menyelesaikan Laporan Analisis
Kapasitas Ruas Jalan dari Kampus Gunadharma sampai dengan simpang Ir. H.
Juanda. Dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang mendukung dan membantu atas selesainya karya tulis ini, yaitu:
1. Dr. sc. H. Zainal Nur Arifin, Dipl.-Ing. HTL, M.T . selaku dosen mata kuliah
Teknik Lalu Lintas yang telah memberikan arahan serta bimbingannya, baik
dalam pelaksanaan penelitian, pembahasan analisis data maupun dalam proses
penyusunan karya tulis ini.
2. Teman – teman warga Teknik Sipil PNJ yang telah meberikan dukungan motivasi
kepada kami serta semua orang yang tidak kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, dengan rasa hormat kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis kami. Akhir kata, penulis berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
( Kelompok Dua )
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
2.3 Ruas.......................................................................................... 7
2.9 Kerapatan........................................................................... 21
ii
BAB IV. DATA
5.1 Umum....................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
panjang jalan 4.895 km, jalan tersebut memiliki volume lalu lintas yang paling
tinggi jika dibandingkan jalan lainnya di Kota Depok terutama pada jam sibuk
Jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan ke Jakarta serta
pintu gerbang menuju Kota Depok. Jalan tersebut merupakan pusat Kota Depok
dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan. Kawasan ini juga dilalui oleh
jalur regional Jalan Raya Bogor - Jalan Jagorawi dan sistem tranportasi kereta api
posisi yang cukup strategis dan berakses tinggi. Adapun tata guna lahan yang ada
masyarakat baik dari dalam kota Depok sendiri maupun dari luar kota Depok.
beberapa ruas jalan disepanjang jalan tersebut. Oleh karena itu, Jalan Margonda
1
Jalan Margonda Raya memiliki beberapa ruas jalan, dan yang menjadi
fokus pembahasan pada makalah ini adalah Ruas Jalan mulai dari Kampus
memiliki aktivitas samping jalan yang sangat tinggi antara lain aktivitas
yang dibangun berhadap – hadapan yaitu Margo City dan Depok Town Square,
Pada materi teknik lalu lintas jalan ini Kami, para Mahasiswa semester 4
Tugas analisis perilaku lalu lintas di ruas jalan ini mempunyai manfaat
yang cukup besar bagi mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta terutama
bagi kami Mahasiswa Program Studi Konsentrasi Jalan Tol yaitu agar dapat
1. Analisis perilaku lalu lintas dan tingkat pelayanan di Ruas Jalan Kampus
Gunadarma Margona – Persimpangan Juanda dan hal – hal apa saja yang
mempengaruhinya.
2
3. Pemecahan masalah kemacetan yang terjadi di Ruas Jalan Kampus
2. Hal – hal apa saja yang memepengaruhi perilaku lalu lintas dan tingkat
Juanda ?
1. Studi ini hanya melakukan analisis perilaku lalu lintas yang terjadi di Ruas
2. Analisis ini hanya pada ruas jalan dan tidak dipengaruhi oleh simpang
3
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan data tentang hasil survey lalu lintas di lapangan
BAB V. PEMBAHASAN
Bab ini berisikan analisis dari data yang telah didapatkan mengenai
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
STUDI PUSTAKA
a. Jalan Arteri
b. Jalan Kolektor
c. Jalan Lokal
Jalan Arteri adalah Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata – rata tinggi dan jumlah jalan masuk
ciri – ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan
minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau
bukan. Termasuk jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih
5
dari 100.000, maupun jalan didaerah perkotaan dengan penduduk kurang dari
jalan luar kota adalah jalan bersinyal yang menyediakan pelayanan lalu lintas
perkotaan adalah karakteristik arus lalu-lintas puncak pada pagi dan sore
hari, secara umum lebih tinggi dan terdapat perubahan komposisi lalu-
lintas (dengan persentase kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih
tinggi, dan persentase truk berat yang lebih rendah dalam arus lalu-lintas).
perubahan distribusi arah lalu-lintas (tidak seimbang), dan karena itu batas
segmen jalan harus dibuat antara segmen jalan luar kota dan jalan semi
perkotaan. Dengan cara yang sama, perubahan arus yang berarti biasanya
6
juga menunjukkan batas segmen. Indikasi lain yang membantu (walaupun
tidak pasti) yaitu keberadaan kereb: jalan luar kota jarang dilengkapi kereb.
2.3 Ruas
dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal utama, dan
-lintas kurang dari 0,5 m), terutama jika perubahan tersebut hanya
sebagian.
7
Dalam penentuan akses segmen jalan ke jalan perkotaan bebas
segmen jalan yang umum. Karena jalur penghubung bisa menjadi daerah
layang yang kompleks. Dalam hal demikian prosedur untuk jalan bebas
jalan jika dibebani lalu-lintas diperlihatkan di bawah. Setiap titik pada jalan
karakteristik arus lalu-lintas atau aktivitas samping jalan menjadi batas segmen
ini, bisa secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar diantaranya juga
telah diketahui dan digunakan dalam manual kepasitas jalan lain. Namun demikian
2.5.1 Geometrik
- Tipe Jalan :
8
- Lebar jalur lalu-lintas :
- Kereb :
Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu.
bahu.
- Bahu :
- Median :
- Alinyemen jalan :
9
rendah maka pengaruh ini diabaikan.
Kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 50 - 50,
yaitu jika arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu
- Komposisi lalu-lintas:
adalah: pembatasan parkir dan berhenti sepanjang sisi jalan; pembatasan akses
tipe kendaraan tertentu; pembatasan akses dari lahan samping jalan dan
sebagainya.
10
2.5.4 Aktivitas Samping Jalan
ini, jika dibandingkan dengan manual negara Barat. Hambatan samping yang
antara lain :
- Pejalan kaki;
tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari sangat
11
Kota yang lebih kecil menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang
kecepatan lebih rendah pada arus tertentu, jika dibandingkan dengan kota
kondisi yang dinilai oleh pembina jalan. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan
meliputi kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, dan kecepatan tempuh rata-
terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu, digunakan sebagai faktor utama
dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai derajat
kejenuhan untuk ruas jalan adalah 0,75. Angka tersebut menunjukkan apakah
segmen jalan yang diteliti memenuhi kriteria kelayakan dengan angka derajat
Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut ini.
12
2. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan
rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat
arus lalu lintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-rata
lintas yang dihitung berdasarkan panjang segmen jalan dibagi dengan waktu
semua waktu.
13
2.7 Volume Lalu Lintas
Sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas yang digunakan ”volume”.
Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan yang
lebih besar, sehingga tercipta kenyamanan dan keamanan. Sebaliknya jalan yang
terlalu besar untuk volume lalu lintas yang rendah cenderung membahayakan,
lebih tinggi sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan, dan disamping
c. Kapasitas
Lalu lintas harian rata – rata adalah volume lalu lintas rata–rata dalam
satu hari. Dari cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis lalu lintas harian
rata–rata, yaitu lalu lintas harian rata – rata tahunan (LHRT) dan lalu lintas
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata – rata yang melewati
satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun
penuh.
14
Jumla h lalu lintas harian rata−rata
LHRT =
365
untuk 2 jalur 2 arah, smp/hari/1 arah atau kendaraan/hari/1 arah untuk jalan
berlajur banyak dengan median, atau dengan kata lain lalu lintas harian juga
LHR dan LHRT adalah volume lalu lintas dalam 1 hari, sehingga nilai
LHR dan LHRT itu tidak dapat memberikan gambaran tentang fluktuasi arus
Arus lalu lintas bervariasi dari jam ke jam berikutnya dalam 1 hari,
maka sangatlah cocok jika volume lalu lintas dalam 1 jam dipergunakan
2.7.3 Kapasitas
suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta
jumlah arus lalu lintas yang direncanakan akan melintasi suatu penampang
jalan selama 1 jam, sedangkan kapasitas menunjukkan jumlah arus lalu lintas
15
yang maksimum dapat melewati penampang tersebut dalam waktu 1 jam
sesuai dengan kondisi jalan ( sesuai dengan lebar lajur, kebebasan samping,
Menurut Oglesby dan Hicks (1993), kapasitas suatu ruas jalan dalam
kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu
maupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan
orang atau kendaraan masih cukup layak untuk memindahkan sesuatu, atau
keseragaman segmen jalan selama spesifikasi waktu dibawah lalu lintas dan
jam sibuk.
lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (SMP).
Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil
(EMP) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut ini.
16
3. Sepeda motor (MC).
c. Waktu antara ( ht ) atau time headway adalah selisih waktu dua buah
d. Waktu antara rata – rata ( ht-av) adalah rata – rata semua waktu
sebuah potongan jalan dan dihitung dari jarak yang ditempuh dibagi
Jalur lalu lintas adalah bagian dari jalan yang dipergunakan untuk lalu
lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur lalu
- Median
- Bahu
- Trotoar
17
Bahu Bahu
Selokan Selokan
Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa lajur, dan juga terdiri dari
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh
marka jalur jalan, memiliki lebar jalur yang cukup dilewati suatu kendaraan
dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan. Jumlah lajur
direncanakan, dimana untuk suatu ruas jalan dinyatakan oleh rasio antara
18
2.8 Tingkat Pelayanan (LOS)
Perilaku lalu lintas diwakili oleh tingkat pelayanan (LOS), yaitu ukuran
tertentu.
Enam tingkat pelayanan diabatasi untuk setiap tipe dari fasilitas lalu lintas
yang akan digunakan dalam prosedur analisis, yang disimbolkan dengan huruf A
terbaik, dan LOS F paling jelek. Kondisi LOS yang lain ditunjukkan berada
1. Tingkat Pelayanan A
a. Kondisi arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi.
2. Tingkat Pelayanan B
a. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi
19
b. Kepadatan lalu lintas rendah, hambatan internal lalu lintas belum
mempengaruhi kecepatan,
3. Tingkat Pelayanan C
atau mendahului.
4. Tingkat Pelayanan D
a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
kondisi arus,
b. Kepadatan lalu lintas sedang, fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan
5. Tingkat Pelayanan E
a. arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas
b. kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi,
20
6. Tingkat Pelayanan F
b. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
2.9 Kerapatan
menempati suatu panjang jalur atau lajur, dan secara umum dinyatakan dalam
kendaraan per kilometer atau kendaraan per kilometer per lajur (HCM, 1994).
(km).
lalu lintas. Pola hubungan yang diperoleh dari ketiga unsur tersebut adalah:
21
Gambar 2.2 Hubungan Kecepatan, Arus dan Kerapatan (MKJI 1997)
manual kapasitas negara barat memberikan hasil yang tidak sesuai karena
komposisi lalu lintas dan perilaku pengemudi di Indonesia yang berbeda (MKJI
1997).
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode
perhitungannya.
Metode Bimbingan
pada tugas ini. Menggunakan suatu manual yaitu Manual Kapasitas Jalan
23
3.3 Prosedur Perhitungan
b.Faktor penyesuaian
a.Kapasitas dasar
b.Faktor penyesuaian
a.Derajat jenuh
24
BAB IV
DATA
3. Geometrik Jalan
c. Jumlah Lajur :6
e. Median :1m
dilakukan pada jam sibuk sore dan dicatat per 15 menit sesuai jenisnya yaitu
kendaraan bermotor (MC), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat (HV)
(MKJI 1997).
Margonda Residences
25
3. Alat survey : Aplikasi Multi Counter
26
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Umum
Arah :
Derajat kejenuhan (DS) yang kita ingin cari adalah sebagai rasio arus
kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan
dilakukan untuk masing – masing arah yaitu Utara – Selatan (US) dan Selatan
– Utara (SU).
27
a. Mentukan jam puncak/ volume kendaraan terbesar dalam jam.
Pada arah Utara-Selatan (US) jam puncak pada pukul 17.15 – 18.15
Pada arah Selatan-Utara (SU) jam puncak pada pukul 17.30 - 18.30
Pemukiman
Perdagangan
JL.MARGONDA)
28
- Tentukan lebar jalan, lebar bahu/ kereb. Kereb sebagai batas antar
Lebar jalur lalu lintas rata-rata pada setiap arah adalah 10,5 m
-Hitung arus lalu lintas yang melewati ruas jalan tersebut dalam waktu
1jam (kend/jam)
smp. Faktor smp untuk kendaraan berat = 1,2. Faktor smp untuk
29
menyeberang sepanjang segmen jalan, jumlah kendaraan berhenti dan
lahan samping jalan dan jalan sisi¸ arus kendaraan yang bergerak
30
Analisis (Form UR-3)
a. Analisis Kecepatan
Lintas (FVW)
tentukan dari tipe jalan dan lebar jalur lalu lintas efektif. Analisis
jalan margonda raya merupakan tipe jalan empat lajur terbagi atau
jalan satu arah dengan lebar lajur lalu lintas efektif per lajur 3,5
Samping (FFVSF)
31
Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping di
dengan tipe jalan satu arah dan kelas hambatan samping yang
Kota (FFVCS )
b. Analisis Kapasitas
32
Kapasitas dasar ditentukan oleh tipe jalan, karena jalan margonda
raya merupakan jalan Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
maka kapasitas arus bebas dasar per lajur adalah sebagai berikut
per lajur
Empat lajur terbagi atau 1650
(FCW)
tipe jalan dan lebar jalur lalu lintas efektif. Analisis jalan
margonda raya merupakan tipe jalan empat lajur terbagi atau jalan
satu arah dengan lebar lajur lalu lintas efektif per lajur 3,5 m.
33
4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FFCS )
dengan tipe jalan satu arah dan kelas hambatan samping yang
Kota (FFCCS )
6. Penentuan Kapasitas
34
c. Analisis Perilaku Lalu lintas
- DS U-S = 0.90
- DS S-U = 0.59
b.
35
c. Kecepatan dan Waktu Tempuh
1. Kecepatan
(terlampir)
2. Waktu Tempuh
36
37
Formulir UR - 1
Ditangani oleh
JALAN PERKOTAAN 27 Mar 19
Tanggal : : Kelompok 2
Diperiksa
FORMULIR UR-1 DATA MASUKAN Jawa Barat
Propinsi : oleh :
- DATA UMUM Kota : Depok Ukuran kota : 1.8 Juta
- GEOMETRIK JALAN Nama jalan : Jalan Margonda
Segmen antara Gunadarma sampai Simpangan Jl. Ir. H. Juanda
Kode Segmen : Tipe daerah : Komersial
Panjang (km) : 1,8 Tipe jalan : 6/2 D
16.30 -
Periode waktu : 19.30 Nomor soal :
Rencana Situasi
A
B
Penampang Melintang
Sisi A Sisi B Total Rata-rata
Lebar jalur lalu-lintas rata-rata 10,5 10,5 21 10,5
Kereb (K) atau Bahu (B) B B
Jarak kereb - penghalang (m)
Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m) 1 1 2 1
Bukaan median (tidak ada, sedikit, banyak)
38
Kondisi Pengaturan Lalu Lintas
Batas kecepatan (km/jam) 50
Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu
Pembatasan parkir (periode waktu)
Pembatasan berhenti (periode waktu)
Lain –Lain
Tabel 4.2. UR 1
Formulir UR - 2
Kelompok
JALAN PERKOTAAN
Tanggal : 27 Maret 2019 Ditangani oleh : 2
FORMULIR UR-2 DATA MASUKAN Nama jalan : Jalan Margonda
- ARUS LALU LINTAS Kode segmen : Diperiksa oleh :
- HAMBATAN SAMPING Periode waktu : 16.30 - 19.30 Nomor Soal :
Lalu lintas harian rata-rata
tahunan
LHRT
(kend//hari Faktor-k Pemisahan arah
) = 1 / arah 2 =
Komposisi
% LV % 60 HV % 8 MC % 32
Data arus
kendaraan/jam
Tipe
Kendaraan Kend. Rincian Kend. Berat Sepeda motor
Arus total Q
emp arah 1 LV : 1 HV : 1,2 MC : 0,25
emp arah 2 LV : 1 HV : 1,2 MC : 0,25
Arah
Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam % kend/jam smp/jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
US 1806 1806 16 19 9887 2472 66% 11709 4297
SU 1708 1708 15 18 4390 1098 34% 6113 2824
SU + US 3514 3514 31 37 14277 3570 17822 7121
Pemisahan arah, SP = Q₁
/(Q₁˖₂) 66%
Faktor -faktor F SMP = 0,4
39
Formulir UR - 3
Ditangani Kelompok
JALAN PERKOTAAN
Tanggal : 27-Mar-19 oleh : 2
FORMULIR UR - 3 : ANALISIS Nama jalan : Jalan Margonda
Kode segmen
KECEPATAN, KAPASITAS
: Diperiksa oleh :
Periode
waktu : 16.30 - 19.30 Nomor Soal :
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan FV = (FV O + FV W) x FFV SF x FFV CS
Kecepatan Faktor Faktor penyesuaian
arus penyesuaian Kecepatan arus
Hambata Ukuran
bebas untuk lebar bebas
Fvo + FVw n samping kota
Soal / dasar jalur
Arah FVo FVw FFVsf FFVcs
FV
Tabel B-
Tabel B-2:1 Tabel B- Tabel B-
1:1 (2) + (3) (4) x (5) x (6)
3:1 atau 2 4:1
(km/jam) (km/jam) (km/jam) (km/jam)
1 2 3 4 5 6 7
US 57 0 57 0,96 1 54,72
SU 57 0 57 0,96 1 54,72
Kapasitas C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCCS
Faktor penyesuaian untuk kapasitas Kapasitas
Kapasitas
Pemisahan Hambata Ukuran
dasar Lebar jalur
arah n samping kota C
Soal /
Arah Co FCw FCsp FCsf FCcs
Tabel C-
Tabel C- Tabel C- smp/jam
1:1 Tabel C-2:1 Tabel C-3:1
4:1 Atau 2 5:1
smp/jam (11) x (12) x (13) x (14) x (15)
10 11 12 13 14 15 16
US 4950 1 1 0,96 1 4752
SU 4950 1 1 0,96 1 4752
40
Kecepatan kendaraan ringan
Arus lalu lintas Kecepatan Panjang Waktu tempuh
Derajat
segmen
Soal / Q kejenuhan VLv TT
jalan
Arah
Formulir UR-2 DS gbr.D-2:1 atau 2 L (24) / (23)
smp/jam (21) / (16) Km/jam Km jam
20 21 22 23 24 25
US 4297 0,90 37 1,8 0,049
SU 2824 0,59 44 1,8 0,041
41
5.4 Analisis Contraflow
besar bertambah kapasitasnya dikarenakan memakai satu lajur dari arah yang
berlawanan. Dalam hal ini kapasitas U-S bertambah 1 lajur dan kapasitas S-U
jalan yang sudah dipaparkan sebelumnya di atas, yang membedakan adalah pada
formulir UR-3. Arah S-U memiliki jumlah lajur = 2 sedangkan arah U-S memiliki
jumlah lajur = 4.
untuk perhitungan Derajat Kejenuhannya (DS) dari arah S-U yaitu sebesar 0.59,
sedangkan untuk arah U-S yaitu sebesar 0.90. Dilihat dari kapasitas perhitungan
untuk arah S-U jalan masih dianggap layak karena pergerakan kendaraan masih
lancar dan dikatakan lauak. Sedangkan untuk arah U-S, jalan sudah sangat jenuh
karena melebihi satu, sehingga terjadi kepadatan di ruas jalan dari arah U-S.
didapat derajat kejenuhan (DS) dari arah S-U sebesar 0.59 dan untuk atah U-S
didapat 0.90. Dilihat dari derajat kejenuhannya untuk arah S-U, pergerakan
kendaraan lancar karena nilai DS nya kurang dari 0.75 sehingga dapat dikatakan
layak. Dan untuk arah S-U nilai DS yang hampir mencapai 1 dapat dikatakan ruas
42
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Jam puncak sore pada arah Depok – Jakarta (Selatan-Utara) adalah pada
2. Jam puncak pada arah Jakrta – Depok (Utara – Selatan) adalah pada pukul
yakni jumlah arus lalu lintas dari arah Utara-Selatan lebih banyak (4297
kendaraan pada jam puncak) apabila dibandigkan dengan arus lalu lintas
4. Point nomor tiga dapat dibuktikan juga dengan hasil derajat kejenuhan
5. Pada jam puncak sore, arah utara-selatan dengan DS=0,90 atau > 0,75
selatan utara dengan DS=0,59 atau < 0,75 menujukan tingkat pelayanan
43
DS=0,90 dan V=37 km/jam. Sedangkan pada arah selatan-utara DS=0,59
V=44 km/jam.
pada jam sibuk sore di jalan Margonda raya tidak efektif karena DS pada
arah U-S masih > 0,75 yang berarti kemacaten masih akan terjadi apabila
contraflow diterapkan. Dan untuk arah S-U yang semula memiliki DS <
tidak efektif.
pelebaran lajur dan penambahan lajur di jalan Margonda raya tidak efektif
karena DS pada arah U-S masih > 0,75 yang berarti kemacaten masih
akan terjadi apabila pelebaran lajur dan penambahan lajur diterapkan. Dan
untuk arah S-U yang semula memiliki DS < 0,75, setelah pelebaran lajur
6.2 Solusi
1. Traffic Management
mengurangi arus lalu lintas pada ruas jalan. Hal ini diperlukan karena
perkotaan.
44
c. Menghimbau pedengang memiliki lahan parkir sendiri agar tidak
pada ruas jalan tersebut semakin parah dan sudah tidak mampu
diatasi.
45
DAFTAR PUSTAKA
2010. Susilowati,Endang. Analisa Kinerja Jalan Margonda Raya Kota Depok. D
epok : FTSP Universitas gunadarma.
46