Distokia Moster Fetus
Distokia Moster Fetus
Distokia Moster Fetus
PENDAHULUAN
1.2.4
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari distokia.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari monster fetus.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian distokia
1.3.4
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan paper ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
tentang kejadian distokia pada sapi akibat monster fetus beserta faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian monster fetus dan dapat memberikan
penanganan yang tepat pada kejadian distokia akibat monster fetus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etilogi Monster Fetus
Abnormalitas perkembangan ovum, embrio dan fetus, dapat terjadi pada
semua spesies dan mengakibatkan abnormalitas perkembangan organ pada fetus.
Monstrosity atau monstrositas merupakan gangguan perkembangan beberapa
organ atau sistem yang dapat menyebabkan penyimpangan yang besar pada
individu. Monster fetus relatif tidak umum dan sebagian besar terjadi secara
sporadis tapi kejadian pada ternak sapi relatif lebih tinggi dibandingkan spesies
lainnya terutama pada ternak sapi cross breed. Monster fetus umumnya
disebabkan oleh faktor genetik selain itu dapat pula disebabkan oleh faktor fisik,
kimiawi dan juga virus. Faktor ini mempengaruhi fetus sebelum usia kebuntingan
42 hari, ketika tahap organogenesis masih terjadi. Faktor genetik biasanya bisa
terjadi dikarenakan faktor gen autosomal yang menyebabkan perpanjangan
kebuntingan selama 300 sampai 370 hari dari umur kebuntingan normal antara
270 sampai 280.
Kajian literatur menunjukkan bahwa 33,2% monster fetus sapi lahir kembar
siam, 31,8% skistosom, dan 8,4% bulldog (Jackson,2004). Penanganan distokia
akibat monster fetus harus dilakukan oleh dokter hewan atau bidan ternak karena
kelahiran melalui vagina sulit dilakukan sehingga perlu dilakukan fetotomi dan
operasi sesar.
2. Skistosomus Refleksus
Skistosomus refleksus atau juga dikenal sebagai monster celosomian
merupakan fetus yang mengalami dorsifleksion pada kolumna spinalis sehingga
kepala dan ekornya berdempetan. Kaki fetus mengalami ankilosis dan bentuknya
rusak. Bentuk abnormalnya tersebut membuat fetus susah lahir melalui jalan lahir
yang normal. Biasanya pada pemeriksaan nampak ke-empat kaki fetus berada di
vagina. Pada kejadian skistosomus refleksus biasanya organ abdomen keluar dari
tubuh fetus khususnya usus. Hal ini dapat terjadi pada fetus tunggal maupun fetus
ganda.
5. Hidrosepalus
Gambar 9 : Hidrosepalus
6. Anasarka Fetal
Oedema subkutan umum terdapat pada kelainan ini. Anak sapi yang
terkena sering tidak memiliki bulu dan cairan uterus induk berkurang sehingga
sapi akan kesulitan dalam proses melahirkan karena kurangnya cairan uterus
untuk lubrikasi fetus.
lebih mahal, lebih banyak membutuhkan waktu dan tenaga dan memerlukan
perhatian khusus pasca pembedahan. Indikasi pengguanaan operasi sesar
dibandingkan fetotomi hanya terjadi bila fetus masih hidup dan pemiliknya
menginginkan demikian, atau bila fetotomi total sangat sulit karena jalan
kelahiran yang sempit. Ada dua teknik fetotomi yang dapat digunakan yaitu
fetotomi total/ lengkap dan fetotomi parsial.
2.3.1 Peralatan Fetotomi
Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan fetotomi
adalah sebagai berikut :
-
10
11
Kawat fetotomi dilewatkan antara aspek medial paha yang tertahan dan
dinding abdominal fetus dengan introducer. Tabung kedua fetotom
dipasang dan kawat dikencangkan. Jika memungkinkan, insisi kulit dibuat
pada fetus untuk memastikan bahwa potongan dibuat pada aspek medial
tuber coxae fetus. Kaki dapat dikeluarkan setelah pemotongan kemudian
fetus dapat ditarik keluar.
Fleksi hock
Kawat fetotomi dilewatkan melalui kaki menggunakana introduer. Kaki
tersebut dipotong tepat dibawah hock.
12
13
14
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Distokia adalah kesulitan kelahiran. Ada banyak penyebab distokia pada
hewan ternak terutama sapi. Salah satunya adalah monster fetus. Monster fetus
relatif tidak umum dan sebagian besar terjadi secara sporadis tapi kejadian pada
ternak sapi relatif lebih tinggi dibandingkan spesies lainnya terutama pada ternak
sapi cross breed. Monster fetus umumnya disebabkan oleh faktor genetik selain
itu dapat pula disebabkan oleh faktor fisik, kimiawi dan juga virus. Faktor ini
mempengaruhi fetus sebelum usia kebuntingan 42 hari, ketika tahap
organogenesis masih terjadi. Akibat dari kelainan ukuran serta bentuk fetus maka
penanganan untuk kasus distokia akibat monster feus adalah dengan melalui
operasi sesar dan fetotomi
DAFTAR PUSTAKA
17
18