Bab I-2018135pmt
Bab I-2018135pmt
Bab I-2018135pmt
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa ini tidak terlepas dari peran ilmu matematika itu sendiri. Banyak teori
dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif jika
dihadapkan pada situasi masalah. Oleh sebab itu, matematika perlu diajarkan
pada semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai
perguruan tinggi.
1
2
2000 dalam Noviarni, standar proses yang harus dimiliki dalam pembelajaran
1
Risnawati, Keterampilan Belajar Matematika, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013, h. 1
2
Heris Hendriana, Utari Soemarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014, h. 23
3
Noviarni, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya, Pekanbaru: Benteng
Media, 2014, h. 16
4
Lampiran Permendiknas Nomor 58 Tahun 2014
3
masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa
membaca, matematika dan sains siswa. Hasil survei dari PISA tersebut
negara. Dimensi penilaian pada TIMSS meliputi dimensi konten dan dimensi
kognitif yang masing-masing terdiri dari tiga domain yaitu mengetahui fakta
pemecahan masalah.
yang dilakukan oleh penulis pada beberapa siswa kelas VIII SMP IT Al-
siswa dalam menjawab soal berupa soal pemecahan masalah sebagai berikut:
sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon mangga dengan jarak antar
pohon adalah 10 meter. Jika sisi kebun itu 50 meter, maka berapa banyak
5
Kemendikbud, Hasil Survey PISA Tahun 2015
5
Jawaban siswa untuk soal pemecahan masalah disajikan pada gambar 1.1 dan
1.2:
pada soal tetapi kurang tepat. Siswa juga sudah membuat rencana
Hal tersebut membuat penyelesaian yang dilakukan pun salah atau tidak tepat.
ada pada soal. Sedangkan pada Gambar 1.2, terlihat bahwa siswa tersebut
sudah mulai memahami masalah dengan membuat apa yang diketahui dan
ditanya pada soal. Siswa tersebut juga sudah membuat rencana penyelesaian
namun tidak tepat. Siswa tersebut bukan menuliskan rumus untuk mencari
6
keliling persegi tetapi rumus untuk mencari keliling persegi panjang. Hal ini
mengakibatkan penyelesaian yang dilakukan pun tidak tepat. Oleh sebab itu,
Hal ini juga didukung dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Vera
Boarding School Siak Hulu Kampar pada tanggal 13 Januari 2017, terlihat
kelas sehingga dalam proses pembelajaran siswa menjadi kurang aktif karena
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa melalui model,
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa terlibat secara aktif
akan belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir
6
Noviarni, Op. Cit, h. 73
7
M Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor:
Ghalia Indonesia. 2014, h. 258
8
Ramon Muhandaz, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Terhadap Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII MTs
Kota Padang, Suska Journal of Mathematics Education Vol.1, No.1, 2015
8
investigasi kelompok lebih baik secara signifikan daripada siswa yang diajar
sedangkan pada kelas kontrol adalah 10,97. Sama halnya dengan penelitian
belajar.11 Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman yang mengatakan bahwa
“Hasil belajar akan optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
9
Ibid.
10
Alvia Hija, Resi Nirawati dan Nindy Citroresmi Prihatiningtyas, Pengaruh Model
Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Pada Materi Peluang Kelas X MIPA, Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Vol.1, No.1,
2016
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, h. 148
9
diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran”.12 Oleh sebab itu, motivasi
B. Definisi Istilah
berbeda.13
12
Sardiman, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004, h. 84
13
Noviarni, Op. Cit, h. 73
14
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Komtemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.
195
10
matematika.15
4. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan prilaku.16
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
rendah.
2. Batasan Masalah
15
Effendi Zakaria, dkk, Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik, Kuala Lumpur:
Lohprint SDN,BHD, 2007, h. 114
16
Agus Suprijono, Cooperatif Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009, h. 163
17
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, h. 72
11
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
matematis siswa.