Laporan Analitik 1 5
Laporan Analitik 1 5
Laporan Analitik 1 5
KOMPLEKSOMETRI
Disusun oleh :
1. Nur Ayu Hidayati / 652018017
2. Kelvin Irawan / 652018027
Kesadahan ialah besarnya kadar Ca dalam suatu garam Ca. Bila ditentukan
jumlah kedua kation, maka ditentukan kesadahan total dan sebaliknya dapat juga
dicari kesadahan parsial yaitu kesadahan kalsiumnya saja. Kesadahan sementara
dapat dihilangkan dengan pemanasan sehingga air tidak lagi mengandung Ca2+.
Apabila digunakan indikator EBT, maka akan terjadi blocking indikator oleh ion
besi karena bereaksi secara irreversible (Harjadi, 1986).
Keuntungan EDTA adalah mudah larut dalam air dan dapat diperoleh
dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan
percobaan kompleksometri. Sebaiknya EDTA distandarisasikan terlbih dahulu,
misalnya dengan menggunakan larutan kadmium karena proses penyimpanan
dapat menurunkan kualitas EDTA. (lallia,dkk. 2015)
Kesalahan titrasi kompleskometri tergantung pada cara yang dipakai untuk
mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara yaitu, kelebihan titran yang
pertama ditunjukan atau berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan,dideteksi.
1. Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi
pengendapan.
2. Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang berwarna
tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah
sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang stabil. Misalnya
EDTA. (susanti,2002)
EBT mengandung 2 ionisable proton dari 2 kelompok fenolik dan dapat ditulis
dengan H2ln. jangkauan perubahan warna pH dapat ditunjukkan sebagai berikut.
pH Warna
-
H2ln 5,3 – 7,3 Merah
Hln2+ 10,5 – 12,5 Biru
(Harjadi, 1986).
EBT adalah karsinogik azo-komponen. EBT sering digunakan untuk
determinasi kalsium, magnesium, mangan, zinc, zinoonium, nikel, tembaga,
thulium dan kobalt. Pada survey keperpustakaan telah menunjukkan bahwa
keektensifan polagraphic, spectroscopic, dan colometric dari berbagai logam
dengan EBT telah diketahui. Review mengenai susunan dan elektrokimia dari
kompleks Ni (II)-EBT belum dipelajari secara sistematik. Belum ada yang
mendeskripsikan kestabilan konstan dan dekomposisi dari kompleks Ni (II)-EBT
( Cakir, 1991).
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah erlenmeyer, pipet tetes,
pipet volum, buret, statif, cawan petri, neraca analitik, spatula, kaca pengaduk,
gelas beaker, pilius,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah CaCl2, larutan buffer pH
10, indikator EBT, larutan Na2-EDTA.
METODE
Standarisasi Na2-EDTA 0,01 M dengan CaCl2
1. Dimasukan kedalam erlenmeyer 10ml larutan CaCl2 0,01 M.
2. Ditambahkan 1 ml buffer pH 10.
3. Ditambahkan 3 tetes indicatoe EBT.
4. Dititrasi dengan Na2-EDTA sampai terjadi perubahan warna.
5. Diulang percobaan secara triplo
Penentuan Konsentrasi CaCl2 ( x ) M
1. Dimasukan 10 ml CaCl2 ( x ) M yang telah disiapkan.
2. Ditambahkan 1 ml buffer pH 10.
3. Ditambahkan 3 tetes indicator EBT.
4. Dititrasi dengan Na2-EDTA yang telah distandarisasi.
5. Diulang percobaan secara tripllo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Standarisasi Na2-EDTA 0,01 M dengan CaCl2
I II III
V. awal 0 10ml 20,1 ml
V. akhir 10 ml 20,1 ml 30,3 ml
V. ditambahkan 10 ml 10,1 ml 20,2 ml
Rata – rata 10,1 ml
I II III
V. awal 14,7 ml 25,8 ml 36,8 ml
V. akhir 25,8 ml 36,8 ml 49,8 ml
V. ditambahkan 11,1 ml 11 ml 13 ml
Rata – rata 11,05 ml
Pembahasan
H 2 EDTA 2−¿+Ca
¿
¿
n Ca2+ ¿ M × V
¿ 0,01 M ×10 mL
¿ 0,1 mmol
n H2EDTA2- ¿ n Ca 2+¿¿
¿ 0,1 mmol
n
M H2EDTA2- ¿
V
0,1mmol
¿
10,1 mL
¿ 0,009 M ≈ 0,01 M
Dari hasi perhitungan diatas maka didapat hasil standarisasi Na2-EDTA 0,01M
Pada percobaan kedua dilakukan untuk menentukan konsentrasi sampel
CaCl2 engan cara mengambil 10 ml larutan CaCl2 (x)M yang telah disiapkan
kemudian ditambahkan 1ml larutan buffer pH 10 yang bertujuan untuk
mempertahankan nilai pH sehingga sampel akan memiliki memiliki pH 10 tanpa
adanya perubahan pH yang signifikan, larutan buffer pH 10 untuk mengondisikan
larutan pada keadaan basa. Setelah ditambahkan larutan buffer pH 10 kemudian
ditambahkn indikator EBT 3 tetes, pada saat penambahan indikator tersebut
berubah warna dari bening menjadi ungu. Selanjutnya larutan dititrasi
menggunakan larutan Na2-EDTA yang telah distandarisasi sebelumnya, percobaan
ini dilakukan sebanyak triplo sehingga didapat rata-rata volume titrasi sebesar
11,05ml
+ ¿¿
2−¿+ 2H ¿
2+ ¿→CaEDTA
H 2 EDTA 2−¿+Ca
¿
¿
n H2EDTA2- ¿M×V
¿ 0,01 M ×10,05 mL
¿ 0 , 1005 mmol
¿ 0,1005 mmol
n
M Ca2+ (encer) ¿
v
0,1005 mmol
¿
10 mL
¿ 0,01005 M
Dari perhitungan diatas didapat molaritas Ca2+ 0,01005 M ini dari konsentrasi
setelah pengenceran.
M 1 × 10 mL=0,01005 M × 100 mL
0,01005 M ×100 mL
M 1= =0,1 005 M
10 mL
% kadar CaCl2
M x Mr
=
ρ x 10
gr
0 ,1005 M x 111
mol
=
gr
0,98 x 10
cm3
= 1,138 %