Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis Jil (1) Compressed PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 194

, 11 LTK P ER PU '"TA K AA N

I
, DEP: KESEHAT N

MODUL PELATI'HAN

TEKNISI ELEKTROMEDIS

JILID 3

IJ ,,- ..... J - . -
. I_
.
. ' "
., I
-' ,' S .­ I IOltJ';L{J
r'J) I 1 . l<.: ~~o/..f[ -:: .qf!i fr'Q
, T. I , 'l--:..t·/ .: .~ . f
, J ;: L .'I .. .... . . If
. ............_

. ......... ..... ... ..................... ...

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

610.28

Ind Indoenesia. Departemen Kesehatan. Pusat Sarana dan Prasarana dan


Peralatan Kesehatan.

P Pedoman Mekanisme Pengajauan Daftar Usul Penepatan


angka kredit (DUPAK) : Jabatan fungsional teknisi
elektromedis . - Jakarta: Departemen Kesehatan RI,
2007.

I. Judul 1. ELECTRONICS, MEDICAL.


2. BIOMEDICAL ENGINEERING

Catatan :
1. Modul pelatihan teknisi elektromedis jilid 1
2. Modul pelatihan teknisi elektromedis jilid 2
3. Modul pelatihan teknisi elektromedis jilid 3
4. Modul pelatihan teknisi elektromedis jilid 4
5. Modul pelatihan teknisi elektromedis jilid 5
Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis
Penangggung Jawab Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan
Ir. Tugljono, M. Kes.
Tim Penyusun 1. dr. Rlnnl Yudhi Pratiwi, M.PET
2. Sri Nurlsmiyatl, BE
3. Ir. Taufik Izwan, MT
4. Rlka Srlkandl, BE.SKM
5. Wisnu Handoyo, ST
6. Agung Nugroho, SKM
7. Ign. Ojoko Wldagdo, BE.S.Sos.MM
8. Ign Prastowo
9. Susanto HS, BE.AIM
10. Apriliisna Silvia Irany, ST
KATA PENGANTAR

Peralatan medik merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan . Oleh karenanya kondisi maupun fungsi alat harus
baik dan terjamin kehandalannya. Untuk mencapai kondisi tersebut, perlu adanya pengelolaan
peralatan yang baik dan terpadu, mulai dari mempersiapkan SDM terampil dan tersertifikasi.
Kelengkapan dokumen teknis termasuk mekanisme ke~a , bah an operasional, bahan
pemeliharaan, material bantu dan suku cadang, yang tersedia untuk pengoperasian sangat
diperlukan. Sehingga alat kesehatan dapat berdayaguna secara optimal.

Dalam rangka pembinaan kepada Teknisi Elektromedis, disusunlah Modul Pelatihan Teknisi
Elektromedis yang terdiri dari beberapa modul/edisi. Modul ini dapat dipergunakan sebagai
petunjuk/acuan dalam penyelenggaraan Pelatihan Teknisi Elektromedis, panduan penyusunan
Prosedur Tetap Pengoperasian, Pemantauan fungsi, Pemeliharaan dan Perbaikan, sesuai
alat yang ada di fasilitas kesehatan. Lembar kerja yang ada pada setiap edisi dapat
dipergunakan sebagai bukti pelaksanaan tugas, untuk pengusulan kenaikan pangkat bagi
teknisi peserta Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis.

Modul ini dilengkapi dengan gambar blok diagram untuk setiap alat, sehingga teknisi dapat
mempelajari dan mengetahui prinsip kerja serta bagian-bagian alat. Prosedur Tetap yang
terdapat pada Modul ini disusun secara Ideal, sehingga diharapkan Pimpinan Fasilitas
Kesehatan secara bertahap dapat melengkapi fasilitas kerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas sesuai Protap.

Pada Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis Jilid 3 (tiga) disusun untuk penyelenggaraan
pelatihan khususnya peralatan : Foetal Doppler, Inkubator Perawatan,
Operating Lamp, Operating Table dan Short Wafe Diathermy

Dengan selesainya penyusunan Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis Jilid 3 ini, kepada
anggota Tim Penyusun dan Instansi terkait, kami ucapkan terima kasih atas bantuan,
kerjasama dan partisipasinya.

~ .aRf3 a" Desember 2006.


PUSAT~aAR . • PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN

~.~ ~
~ :.
-p . .

Ir. Tugijono. M.Kes.


NIP. 140058253.
DAFTAR 151

Kata pengantar
Kurikulum Pelatihan Teknisi Elektromedis
MATERI DASAR
Kebijakan Rumah Sakit dalam Pengelolaan Peralatan Medik 13
MATERIINTI1
Pengenalan Peralatan Medik 25
MATERIINTI2
Prosedu r Tetap Pengoperasian Peralatan Medik 31
MATERIINTl3
Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Peralatan Medik 37
MATERIINTI4
Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan Medik 47
MATERI INTI 5
Prosedur Tetap Perbaikan Peralatan Medik 55

MATERIINTI6
Norma Keselamatan Kerja 63

PROSEDUR TETAP PERALATAN MEDIK


a. Gambar dan blok diagram
b. Pengoperasian
c. Pemantauan fungsi dan lembar kerja
d. Perbaikan dan lernbar kerja
e. Panduan analisa kerusakan .

PENUTUP
LAMPIRAN

a. Batasan dan pengertian


b. Tabel usia teknis
KURIKULUM PELATIHAN TEKNISI ELEKTROMEDIS

JILID 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan di rumah sakit


sangat ditentukan oleh tersedianya fasilitas rumah sakit. Fasilitas rumah sakit perlu dikelola
sebaik-baiknya dan diupayakan agar selalu dalam keadaan laik pakai sehingga siap
operasional untuk menjamin kualitas dan kesinambungan pelayanan kesehatan.
Fasilitas rumah sakit adalah perangkat keras rumah sakit meliputi sarana, prasarana dan
peralatan yang digunakan untuk pelayanan. Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor
penunjang yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Oleh
karenanya kondisi maupun fungsi alat kesehatan harus baik dan dapat mendukung pelayanan.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan pengelolaan peralatan dengan baik dan
berkesinambungan. Dalam hal ini adalah pemeliharaan yang dilakukan oleh Teknisi
Elektromedis Rumah Sakit.
Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan baik sesuai program dengan didukung tersedianya
beberapa aspek, yaitu :
Sumber daya manusia yang terampil, yaitu Teknisi Elektromedis Rumah Sakit.
Peralatan kerja yang memadai
Dokumen teknis, terdiri dari operation dan service manual, protap pengoperasian, protap
pemantauan fungsi, protap pemeliharaan dan protap perbaikan alat.
Mekanisme kerja
Bahan pemeliharaan material bantu.
Sebagai kelengkapan dalam penyelenggaraan Pelatihan Teknisi Elektromedis ini adalah
tersedianya kurikulum dan paket materi bahan belajar yang disusun dalam bentuk modul
pembelajaran Jilid 3 untuk 5 alat (Foetal Doppler, Inkubator Perawatan, Operating
Lamp, Operating Table, Short Wave Diathermy).

B. Filosofi Pelatihan

Pelatihan Teknisi Elektromedis ini diselenggarakan dengan memperhatikan:


1. Prinsip pembelajaran pada orang dewasa adalah Berorientasi kepada peserta yaitu
belajar pada tempat, waktu dan kecepatan yang sesuai untuk dirinya. Setiap individu
mempunyai cara dan gaya tersendiri dalam upayanya belajar secara efektif . Peserta
belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang fasilitas rumah
sakit. Peserta mendapatkan satu paket bahan belajar dan pelatih professional yang dapat
menfasilitasi dengan berbagai metode, melakukan umpan balik serta menguasai materi
Peralatan Elektromedik
2. Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan metode dan
teknik yang partisipasif, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan Pengelolaan Peralatan
Elektromedik
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan.
c. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
3. Berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mengembangkan ketrampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi
yang diharapkan dalam mengelola Peralatan Elektromedik
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan kompetensi yang
diharapkan pada akhir pelatihan .
II. KOMPETENSI.
Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta kompeten dalam :
1. Melaksanakan pengelolaan Peralatan Elektromedik sesuai Kebijaksanaan RS
2. Memahami pengenalan alat
3. Memahami pengertian dan konsep standar protap.
4. Mengetahui Pengoperasian Peralatan Elektromedik sesuai protap
5. Melaksanakan Pemantauan fungsi Peralatan Elektromedik sesuai protap
6. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Elektromedik sesuai protap
7. Melaksanakan Perbaikan Peralatan Elektromedik sesuai protap
8. Melaksanakan Norma Keselamatan Kerja sesuai dasar-dasar Norma Keselamatan Ke~a
di Rumah Sakit.

III. TUJUAN PELATIHAN TEKNISI ELEKTROMEDIS

A. Tujuan Pelatihan Umum :


Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta dalam tugasnya sebagai teknisi Elektromedis
mampu melaksanakan pengelolaan fasilitas rumah sakit secara optimal dengan
mempertimbangkan beban tugas dan kemampuan yang dimiliki untuk menjalankan fungsi
IPS-RS.

B. Tujuan Pelatihan Khusus :

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu:

1. Melaksanakan pengelolaan peralatan elektromediksesuai Kebijaksanaan RS


2. Memahami pengenalan alat
3. Memahami pengertian dan konsep standar protap.
4. Mengetahui Pengoperasian Peralatan Elektromedik sesuai protap
5. Melaksanakan Pemantauan fungsi Peralatan Elektromedik sesuai protap
6. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Elektromedik sesuai protap
7. Melaksanakan Perbaikan Peralatan Elektromedik sesuai protap
8. Melaksanakan Norma Keselamatan Kerja sesuai dasar-dasar Norma kesehatan dan
Keselamatan Ke~a (K3) di Rumah Sakit.
Untuk tercapainya tujuan pelatihan tersebut dilaksanakan pelatihan teknisi Elektromedis
sesuai dengan struktur program, proses dan metodologi pelatihan di bawah ini .

IV. PESERTA
A. Kriteria peserta adalah:

Pegawai Rumah Sakit yang bertugas sebagai teknisi Elektromedis

Memiliki Pengalaman kerja dibidang Teknik Elektromedis

Latar belakang pendidikan minimal D II Teknik Elektromedis

B. Peserta berjumlah maksimal 30 orang dalam satu kelas

2
V. STRUKTUR PROGRAM

WAKTU JML
No. MATERI
T P PL

A. MATERIDASAR
1. Melaksanakan pengelolaan peralatan elektromedik sesuai
kebijaksanaan RS 2 2

e. MATERIINTI
1. Pengenalan peralatan elektromedik (5 alat : Foetal Doppler,
Inkubator Perawatan, Operating Lamp, Operating Table, Short 2 2
Wave Diathermy).
2. Prosedur Tetap Pengoperasian peralatan elektromedik .
2 2 5
1
3. Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi peralatan elektromedik .
2 3 6
1
4. Prosedur Tetap Pemeliharaan peralatan elektromedik .
2 5 9
2
5. Prosedur Tetap Perbaikan peralatan elektromedik .
2 6 10
2
6. Norma Keselamatan Kerja sesuai dasar-dasar Norma 1
Keselamatan Ke~a di Rumah Sakit. 1 2

C. MATERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) Praktek Lapangan
3 3
2. Evaluasi (Pre & Post test)
1 1

Total 40

3
VI. DIAGRAM ALiR
DIAGRAM ALiR PROSES PEMBELAJARAN
PADA PELATIHAN TEKNISI ELEKTROMEDIS

PEMBUKAAN -I
1

~
Dinamika KelompoklBLC

Metode : Games, Diskusi

I
1
Wawasan : Ketrampilan:
1. Kebijakan RS dalam pengelolaan 1. Pengenalan peralatan elektromedik
peralatan elektromedik 2. Melaksanakan Prosedur Tetap
untuk:
a. Pengoperasian peralatan
elektromedik
b. Pemantauan Fungsi peralatan
elektromedik
c. Pemeliharaan peralatan
Metode: elektromedik
1. Ceramah Tanya Jawab d. Perbaikan peralatan elektromedik
2. Curah Pendapat 3. Melaksanakan Norma
Keselamatan Kerja sesuai dasar­
dasar Norma Kesehatan dan
Keselamatan Ke~a ( K3 ) di Rumah
Sakit
Metode :
1. Ceramah Tanya Jawab
2. Penugasan
3. Praktek
4. Diskusi Kelompok
~ ~tllrlV K::l~II~

I
1

Praktik kerja lapangan

Evaluasi

Penutupan

4
VII. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

MATERI DASAR 1 Kebijakan Rumah Sakit Dalam Pengelolaan


peralatan elektromedik.
Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini, peserta mampu
melaksanakan pengelolaan peralatan
elektromedik sesuai kebijaksanaan RS .
Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan Pengelolaan Peralatan
Elektromedik dengan benar.
2. Mengetahui semua pihak terkait dalam
pengelolaan peralatan elektromedik
sesuai tugas dan fungsinya.
3. Melaksanakan pengelolaan peralatan
elektromedik sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing unit ke~a.
4. Melaksanakan pengelolaan peralatan
elektromedik dalam aspek teknis.

Pokok Bahasan 1. Jenis kebijakan :


a. Pengadaan peralatan elektromedik.
b. Penerimaan peralatan elektromedik
c. Pengelolaan peralatan di Rumah Sakit
d. Pemanfaatan peralatan elektromedik.
e. Pemeliharaan peralatan elektromedik.
f. Pengujian dan kalibrasi
g. Penghapusan barang peralatan
elektromedik.
Waktu 2 Jam Pelajaran @ 45 mnt (T=2, P=-)
Metode - Ceramah Tanya jawab
- Diskusi
Media - Bahan tayangan digital
- Transparansi
Alat Bantu - OHP
- Komputer
- Projector Digital
- Flip Chart
- White Board
- Spidol
- Sound system
Referensi 1 Keppres No. 8 Tahun 2006
Tentang pengadaan barang dan jasa
Instanasi pemerintah
2 Pedoman pemeriksaan dan pengujian
peralatan kesehatan Dep.Kes. RI DirJend
Van Med Th 1997
3 Pedoman Penyelenggaraan Instalasi fasilitas
Rumah Saki!. Oep.Kes RI Diit Jend YanMed
Dit Sarana dan Peralatan Elektromedik Tahun
2000
4 Pedoman pengujian dan kalibrasi Alat
Kesehatan roduct 3 second Stage Activities
Dep.KesRI Ditjend YanMed Th 2001

5
MATERI INTI 1 Pengenalan peralatan elektromedik (5 alat :
Foetal Doppler, Inkubator Perawatan,
Operating Lamp, Operating Table, Short
Wave Diathermy).

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini, peserta mampu

memahami pengenalan peralatan elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini, peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian dan fungsi
peralatan elektromedik.
2. Menjelaskan prinsip kerja peralatan
elektromedik.
3. Menjelaskan bagian-bagian atau
komponen-komponen dari peralatan
elektromedik.
4. Menjelaskan tata cara penyusunan
kebutuhan bahan pengujian dan kalibrasi
internal peralatan elektromedik.

Pokok Bahasan 1. Pengertian dan fungsi peralatan


elektromedik.
2. Prinsip kerja peralatan elektromedik.
3. Bagian-bagian atau komponen-komponen
dari peralatan elektromedik.
Waktu 2 Jam Pelajaran @ 45 mnt (T=2, P=O)

Metode - Ceramah Tanya jawab


- Diskusi
- Peragaan

Media - Bahan tayangan digital


- Transparansi

Alat Bantu - OHP


- Komputer
- Projector Digital
- Flip Chart
- White Board
- Spidol
- Sound system

Referensi 1. Service manual


2. Operation manual book

6
MATERIINTI 2 Prosedur Tetap Pengoperasian peralatan
elektromedik .

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini peserta mampu menyusun
dan mempergunakan Prosedur Tetap
Pengoperasian peralatan elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini. peserta mampu :


1. Menjelaskan langkah langkah
pengoperasian peralatan elektromedik.
2. Menjelaskan tata cara penyusunan
prosedur tetap pengoperasian peralatan
secara praktis.
3. Melaksanakan pengoperasian sesuai
prosedur tetap.

Pokok Bahasan 1. Langkah - langkah pengoperasian


peralatan elektromedik.
2. Tata cara penyusunan protap.
3. Prosedur tetap pengoperasian peralatan
secara praktis.

Waktu 5 Jpl @ 45 mnt (T=1, P=2 PI= 2)

Metode - Ceramah Tanya jawab


- Diskusi
- Peragaan
- Praktek pengoperasian alat

Media - Bahan tayangan digital


- Transparansi
- Operation manual

Alat Bantu - OHP

- Komputer

- Projector Digital

- Flip Chart

- White Board

- Spidol

- Sound system

- Alat medik yang terkait

Refrensi 1. Service manual untuk setiap alat


2. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
peralatan Kesehatan Quality Laboratory
Services and Use of Medical Device
W.H.O INO.BCT 001 .7 Dep.Kes. RI
Jakarta 2001.
3. Healt devices Inspection and Preventive
Maintenance System Third Edition ECRI
1995 PA. USA.

7
MATERIINTI 3 Prosedur tetap Pemantauan Fungsi
.peralatan elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini, peserta mampu menyusun
dan mempergunakan Prosedur Tetap
Pemantauan fungsi peralatan elektromedik.
Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini, peserta mampu :
1. Melaksanakan pemantuan kondisi
lingkungan peralatan elektromedik
2. Melaksanakan pemantauan fisik
peralatan elektromedik.
3. Melaksanakan pemantauan fungsi dan
kinerja peralatan elektromedik.
4. Melaksanakan pemantauan aspek
keselamatan ke~a peralatan elektromedik
5. Menyusun protap.

Pokok Bahasan 1. Pemantauan kondisi lingkungan


peralatan elektromedik.
2. Pemantauan fisik peralatan elektromedik
3. Pemantauan fungsi dan kine~a peralatan
elektromedik
4. Pemantauan aspek keselamatan kerja
peralatan elektromedik
5. Penyusunan protap

Waktu 6 Jpl @ 45 menit (T=1, P=2 PI = 3)

Metode - Ceramah Tanya jawab


- Diskusi
- Peragaan
- Praktek

Media - Bahan Tayangan Digital.


- Transparansi.
- Operation manual

Alat Bantu - OHP


- Komputer
- LCD
- Flip Chart
- White Board
- Spidol
- Sound system
- Alat Kesehatan
- Alat kerja
- Alat ukur

Refrensi 1. Operation Manual Book


2. Health devices Inspection and Preventive
maintenance System Third Edition ECRI
1995 PA. USA.

8
MATERIINTI 4 Prosedur Tetap Pemeliharaan peralatan
elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi InI, peserta mampu


mempergunakan Prosedur Tetap Pemeliharaan
peralatan elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini, peserta mampu :


1. Menjelaskan proses kegiatan
Pemeliharaan peralatan elektromedik.
2. Menyusun protap pemeliharaan peralatan
elektromedik.
3. Melaksanakan pemeliharaan peralatan
elektromedik sesuai protap.

Pokok Bahasan 1. Prosedur Tetap Pemeliharaan peralatan


elektromedik.
2. Fasilitas Penunjang pemeliharaan.
3. Pelaksanaan pemeliharaan sesuai protap
Pemeliharaan peralatan elektromedik.
4. Penyusunan protap.

Waktu 9 Jpl @ 45 Menit (T==2, P==2, PI==5 )


Metode - Ceramah Tanya jawab
- Diskusi
- Peragaan
- Praktek

Media - Bahan tayangan digital.


- Transparansi
- Service Manual

Alat Bantu - OHP


- Komputer
- LCD
- Flip Chart
- White Board
- Spidol
- Sound system
- Alat kesehatan
- Alat Kerja
- Alat Ukur
- Bahan pemeliharaan

Refrensi 1. Service manual untuk setiap alat


2. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
peralatan Kesehatan Quality Laboratory
Services and Use of Medical Device
W.H.O INO.BCT 001.7 Dep.Kes. RI
Jakarta 2001 .
3. Healt devices Inspection and Preventive
maintenance System Third Edition ECRI .
1995 PA. USA.

9
MATERIINTI 5 Prosedur Tetap Perbaikan peralatan
elektromedik.

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini, peserta mampu


mempergunakan Prosedur Tetap Perbaikan
peralatan elektromedik

Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini, peserta mampu :


1, Menjelaskan proses kegiatan perbaikan
peralatan elektromedik
2, Menyusun protap perbaikan peralatan
elektromedik,
3, Mempraktekkan perbaikan peralatan
elektromedik sesuai protap,
Pokok Bahasan 1, Proses kegiatan perbaikan peralatan
elektromedik
2, Fasilitas Penunjang perbaikan
3. Praktek Perbaikan peralatan elektromedik
sesuai protap
4, Penyusunan protap

Waktu 10 Jpl @ 45 menit (T=2, P=2, PI=6 )

Metode - Ceramah Tanya jawab


- Diskusi
- Peragaan
- Praktek

Media - Bahan tayangan digital


- Transparansi
- Service manual
- Wiring / Schematic diagram

Alat Bantu - OHP


- Komputer
- LCD
- Flip Chart
- White Board
- Spidol
- Alat Kesehatan
- Alat Kerja
- Alat Ukur
- Bahan perbaikan,

Refrensi 1. Service manual untuk setiap alat


2, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
peralatan Kesehatan Quality Laboratory
Services and Use of Medical Device
W,H.O INO.BCT 001,7 Dep,Kes, RI
Jakarta 2001,
3, Healt devices Inspection and Preventive
maintenance System Third Edition ECRI

10
v pPT pU TAK AAN
t\·.l L I " , ' N
DBP: K.ES"GH T
MATERIINTI 6 Norma Keselamatan Kerja sesuai dasar-dasar
Norma Kesehatan dan ,Keselamatan Kerja
( K3) di Rumah Sakit.

Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini. peserta mampu


mengetahui dan memahami tentang norma
keselamatan Kerja khususnya di Rumah Sakit.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini. peserta mampu :


1. Menjelaskan prinsip dan Norma
Keselamatan Ke~a .
2. Menyebutkan tentang peraturan dan per
undang-undangan yang berkaitan dengan
Norma Keselamatan ke~a .
3. Menjelaskan tentang pengertian resiko
bahaya dan keeelakaan ke~a .
4. Menyebutkan jenis-jenis bahaya yang ada
serta penyebabnya dan eara
pengendaliannya.
5. Memahami dampak atau kerugian yang
ditimbulkan akibat bahaya yang te~adi.
6. Memahami nilai ambang batas dari
bahaya yang diijinkan.

Pokok Bahasan 1. Pengertian tentang Norma Keseiamatan


Kerja sesuai dasar-dasar Norma
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
2. Peran Norma Keselamatan Kerja sesuai
dasar-dasar Norma Keselamatan Ke~a di
Rumah Sakit.
3. Peraturan dan per undang-undangan
Norma Keselamatan Kerja sesuai dasar­
dasar Norma Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit.
4. Pengertian Resiko bahaya dan
kecelakaan.
Ruang Iingkup K3 RS
- Lingkungan kerja di RS
- Sumber-sumber bahaya di RS
- Jenis-jenis paparan bahaya.
5. Metode pengendalian bahaya.
6. Nilai-nilai ambang batas.

Waktu 2 Jpl @45 menit(T=1. P =1)

Metode - Ceramah Tanya jawab


- Diskusi
Media - Bahan tayangan digital
- Transparansi
Alat Bantu - OHP
- Komputer
- LCD
- Flip Chart
- White Board
11
Refrensi 1. Keselamatan kerja dan Pencegahan
kecelakaan. Dr.SumaMur P.K MSc. 1989.
2. Pedoman Bimbingan keselamatan
Kebakaran dan Kewaspadaan bencana
Dir.Jend Yan lIIIedik Dep.Kes. RI Dr. H.
Budihartono. MBA 2003.
3. Teknik Manajemen Keselamatan dan
kesehatan Kerja DR. Syukri MS. 1997.

VIII. EVALUASI

Evaluasi pada Pelatihan Teknisi Elektromedis pada prinsipnya yaitu:


A. Evaluasi hasil belajar

Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap peserta melalui:

1. Penjajagan awal melalui pre test


2. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post test)
3. Evaluasi formatif untuk setiap hasil penugasan . Standar minimal evaluasi hasil belajar
adalah evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran khusus.
B. Evaluasi terhadap fasilitator
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan
tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan
diserap oleh peserta meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode dan bahasa
3. Hubungan interpersonal dengan peserta
4. Motivasi
C. Evaluasi terhadap penyelenggara
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap penyelenggara pelatihan, obyek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi:
1. Tujuan Pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap mata sajian bagi pelaksanaan tugas
4. Manfaat pelatihan bagi pesertaJinstansi
5. Mekanisme pelaksanaan pelatihan
6. Hubungan peserta dengan pelaksanaan pelatihan
7. Pelayanan kesekretariatan terhadap peserta
8. Pelayanan akomodasi dan lain-lain
9. Pelayanan konsumsi
10. Pelayanan Kesehatan
11. Pelayanan Kepustakaan
12. Pelayanan komunikasi dan informasi

IX. SERTIFIKASI
Kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan minimal 90% dari 40 jam pelatihan dan
dinyatakan berhasil sesuai dengan hasil evaluasi belajar akan diberikan sertifikat
pelatihan dengan angka kredit 1 (satu) .

12

MATERI DASAR

KEBIJAKAN RUMAH SAKIT

DALAM PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK

A. PENDAHULUAN

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatarn harus baik dan dapat mendukung
pelayanan kesehatan tersebut.
Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya pengelolaan peralatan dengan baik dan terpadu, sejak
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pemeliharaan.
Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya guna secara
optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Peralatan kesehatan merupakan investasi yang sangat mahal. Oleh karenanya harus dikelola
dengan baik dan dipertahankan tingkat kehandalannya.
Pengelolaan peralatan dirumah sakit harus dilaksanakan oleh seluruh unit terkait dengan
melibatkan Manajemen rumah sakit.
Agar peralatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya kebijakan pemerintah, dalam hal ini
Manajemen rumah sakit dalam pengelolaan peralatan. Kebijakan pengelolaan alat diawali sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan proses penghapusan.
Semua pihak yang terkait dengan pengelolaan peralatan harus memahami kebijakan ini dan
melaksanakannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

B. TUJUAN
1. Setelah mengikuti pelatihan ini, Manajemen rumah sakit, Pejabat terkait, penanggung
jawab/pengelola unit pelayanan mampu melakukan pengelolaan peralatan dengan baik,
dalam bidang
Perencanaan Pengadaan dan Penerimaan peralatan

Pengelolaan peralatan

Pengawasan dan pembinaan

Penyediaan anggaran

2. Setelah mengikuti pelatihan ini, teknisi mampu melaksanakan :

Pengelolaan peralatan dari aspek teknis.

Perencanaan pemeliharaan.

Pelayanan teknis

Perencanaan dan Pengembangan Peralatan.

3. Setelah mengikuti pelatihan ini, operator/pengguna alat mampu melaksanakan :

Perencanaan pengadaan peralatan.

Pengelolaan peralatan dari aspek operasional.

Pelayanan dengan penggunaan alat secara optimal.

Pemeliharaan harlan.

13
C. SASARAN

1. Pelatihan dengan materi ini diikuti oleh :


a. Manajemen RS
b. Pejabat yang melakukan pengelolaan peralatan.
c. Pimpinan unit pelayanan/instalasi.
d. Tenaga operator / pengguna alat medik.
e. Teknisi pelaksana pemeliharaan.l Teknisi Elektromedis.
f. Tenaga operator peralatan non medik.

2. Dengan adanya kebijakan dalam pengelolaan peralatan, diharapkan :


a. Pelayanan kesehatan akan meningkat.
b. Peralatan dapat mencapai usia teknis yang diharapkan.
c. Peralatan dapat dijamin kehandalannya.

KEBIJAKAN PERTAMA

Pengadaan peralatan

1. Pengadaan peralatan dilaksanakan sesuai Keppres No.8 tahun 2006, tentang pengadaan
peralatan dan jasa pada instansi Pemerintah.
2. Pengadaan peralatan harus diawali dengan perencanaan yang baik, sehingga peralatan yang
diadakan memenuhi program fungsi, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
3. Perencanaan melibatkan pengguna alat/user untuk penyusunan profesional spec.
Penyusunan technical spec melibatkan unsur teknis.
4. Peralatan yang akan diadakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memenuhi standar keselamatan.
b. Telah memenuhi uji PRODUK dan uji TEKNIS, dibuktikan dengan sertifikat.
c. Terdaftar pada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
d. Teknologi pada alat sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
5. Harus disiapkan RKS, yang terdiri dari :
a. Ketentuan administrasi

(Perhatikan Keppres NO.8 tahun 2006 )

b. Ketentuan teknis, meliputi :


Catu daya listrik, 220 volt.
Training bagi tenaga operator dan teknisi.
Masa garansi selama 1 tahun.
Penerimaan alat melalui proses uji fungsi dan uji coba.
Layanan purna jual/penyediaan suku cadang selama 5 tahun.
Pemeliharaan selama ......... ( sesuai Kontrak ).
Pemasok memiliki work shop yang lengkap dengan teknisi yang profesional
dalam jumlah yang cukup.
Peralatan memenuhi standar keselamatan.
6. Dalam menyusun perencanaan alat harus memperhatikan :
a. Beban kerja.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia di RS.
Tugas penyiapan sarana, prasarana dan pra instalasi, disiapkan oleh teknisi.
c. SDM yang akan menggunakan alat.
d. Anggaran pengadaan bahan operasional dan pemeliharaan.
7. Pengadaan peralatan harus memperhatikan sinkronisasi antara :
a. Pengadaan alat
b. Penyiapan sarana dan prasarana.
c. Penyiapan pra instalasi
d. Penyediaan SDM
14
Apabila sinkronisasi jadwal waktu tidak tercapai, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Alat tiba di RS, sarana belum siap, akibatnya alat disimpan di gudang, ada kemungkinan
alat rusak atau ada bag ian alat yang hilang .
b. Alat tiba di RS, prasarana listrik, air, uap, gas medis tidak tersedia, akibatnya alat tidak
dapat difungsikan secara optimal, bahkan tidak dapat difungsikan.

c. Alat tiba di RS, pra instalasi tidak siap, akibatnya alat tidak dapat diinstalasi.
d. Alat tiba di RS, telah diinstalasi dengan baik, tetapi tenaga operator/pengguna alat tidak
siap, akibatnya alat tidak dioperasikan.
8. Dalam menyusun rencana pengadaan alat, pihak RS dapat memperoleh informasi dari :
a. RS lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa.
b. Supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia.
c. Melalui internet.
d. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik atau Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan.
9. Muatan pada kontrak harus sesuai dengan muatan pada RKS. Oleh karena itu RKS harus
sudah menampung semua aspirasi yang dikehendaki. Apabila didalam RKS tidak tertulis
secara lengkap, maka didalam kontrak pun akan terjadi demikian.
Contoh : Bila dikehendaki semua manual dalam bahasa Indonesia, maka pada RKS harus
ditulis semua manual (operation dan service manual) dalam bahasa Indonesia.
Pada kontrak pun akan tertulis demikian.
10. Ketentuan mengenai supplier/pemasok supplier/pemasok pengadaan alat, sebaiknya
agen tunggal untuk suatu merk.
Apabila ada peraturan daerah mengenai supplier/pemasok alat, maka perusahaan daerah
tersebut harus mendapat dukungan dari agen tunggal.
Hal ini untuk kemudahan di kemudian hari, dalam hal:
a. Pengadaan bahan pemeliharaan/suku cadang/aksesori.
b. Layanan teknis, bila ada kerusakan alat.
Pada kontrak dituliskan layanan purna jual selama 5 (lima) tahun . Akan tetapi bila
supplier/pemasok tidak memperoleh dukungan dan agen tunggal yang memiliki kemampuan
layanan teknis dan layanan purna jual, maka usia teknis alat tidak akan mencapai usia yang
dikehendaki (akan berhenti operasional dalam waktu pendek).

KEBIJAKAN KEDUA
Penerimaan peralatan
1. Proses penerimaan alat melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Pemeriksaan fisik

Dilakukan pemeriksaan secara visual, untuk mengecek :

Kebenaran alat yang diterima, yaitu mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur.
(Merk, Type/model, Jumlah)
Bagian-bagian alat.
Akseson yang dipesan.
Dokumen teknis, terdiri dari :
Certificate of Origin.
Test certificate
Manual (operation, service, installation, wiring/ schematic diagram).
Ijin operasional.
Hasil dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh tim penilai :
a. Alat dapat diterima
b. Alat diterima dengan catatan
c. Alat tidak dapat diterima
Dengan hasil ini panitia penerima barang menyiapkan berita acara serah terima
fisiko

15
b. Uji Fungsi
Peralatan yang diinstalasi secara permanen (misal : dental unit, X-ray unit,
operation lamp, gen set, washing machine, sterilizer, dll) dilakukan pemeriksaan
instalasi . Apabila instalasi tidak sesuai dengan desain , maka supplier harus
melakukan perbaikan sebelum dilakukan uji fungsi.

Uji fungsi dilaksanakan sebagai berikut :


a. Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat (tombol, saklar, indikator, putaran
motor, pengereman , dll).
b. Kinerja/output
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil keluaran dari alat (X-ray,
temperatur, putaran, energi, daya hisap, lux dari lampu, sistim perekaman, dll).
Pada pengujian keluaran ini, supplier harus melakukan pengukuran, dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan keluaran yang dihasilkan setiap jenis
alat.
Pengujian harus sampai kondisi maksimum sesuai kapasitas alat.
c. Pengujian aspek keselamatan. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aspek
keselamatan, meliputi :

Arus bocor

Impedansi kabel pembumian

Nilai tahanan hubungan pembumian (max. 5 ohm).

Radiasi bocor dan paparan radiasi.

Anaesthesi gas scavenging sistem.

Keseti mbangan/balancing .

Sistim pengamanan tertentu .

Untuk melakukan pengujian aspek keselamatan, supplier juga harus menyediakan

peralatan ukur.

Formulir yang digunakan untuk pemeriksaan dan pengujian, perhatikan lampiran.

Ketentuan mengenai tanggung jawab pihak terkait.

Tanggung jawab supplier alat :

Menyediakan bahan operasional.

Menyediakan SDM yang mampu mengoperasikan alat dan mampu melakukan

pengukuran keluaran serta aspek keselamatan .

Menyediakan alat ke~a dan alat ukur.

Menyusun jadwal uji fungsi.

Menyiapkan formulir pemeriksaan dan pengujian yang telah diisi dengan data

yang tercantum pada kontrak dan lampiran kontrak.


Tanggung jawab pihak rumah sakit :
Menyiapkan prasarana penunjang yang diperlukan (Iistrik, air, uap, gas medis,
dll).
Menyiapkan petugas, dalam hal ini tim penilai.

Apabila hasH uji fungsi, alat dinyatakan dapat diterima, maka panitia penerima
barang menyiapkan berita acara serah terima pertama.

c. Uji Coba
Tujuan uji coba, adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada operator yang telah meng'ikuti training, untuk
membiasakan pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan .
2. Mengetahui kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.

Uji coba dilaksanakan selama 3 bulan atau dihitung dari jumlah pemeriksaan : 300

foto/sampel darah atau urine.

16
Tanggung jawab pihak rumah sakit :
1. Menyiapkan operator/pengguna alat.
2. Menyiapkan bahan operasional.
3. Menyiapkan prasarana penunjang.
4. Menyiapkan tim penilai untuk memantau kegiatan uji coba alat.

Tanggung jawab supplier alat :


1. Memantau pengoperasian alat dan memberikan petunjuk kepada operator bila
te~adi kesalahan operasional alat.
2. Melakukan perbaikan bila ada alat yang mengalami kerusakan.

Ketentuan alat yang diterima :


1. Jumlah sesuai kontrak
2. Merk, type/model sesuai kontrak
3. Spesifikasi alat sesuai kontraklbrosur.
4. Fungsi alat :

Fungsi komponen/bagian alat baik.

Fungsi keluaran baik.

Aspek keselamatan baik.

5. Aksesori lengkap dan baik.

Sila pada akhir uji coba, semua ketentuan diatas terpenuhi dan telah dilaksanakan

training bagi operator/ pengguna alat dan teknisi sesuai program, maka akan diterbitkan

berita acara serah terima kedua.

2. Program Pelatihan
2.1. Materi pelatihan bagi tenaga operator/pengguna alat adalah :
a. Prosedur penggunaan alat yang benar dan aman.
b. Pengoperasian alat secara optimal.
c. Aspek keselamatan.
d. Pemeliharaan harian, penyimpanan alat dan penggantian bahan operasional
serta bahan habis pakai.
e. Penyusunan protap pengoperasian alat (S.O.P.).

2.2 Materi pelatihan bagi teknisi


a. Cara pengoperasian alat.
b. Penjelasan fungsi masing-masing bagian alat.
c. Penyusunan program pemeliharaan berkala.
d. Pelaksanaan pemeliharaan berkala.
e. Perbaikan ringan .
f. Pengenalan dan penggantian suku cadang.
g. Penyusunan Protap Pemantauan Fungsi, Protap Pemeliharaan dan Protap
Perbaikan.

Pada pelatihan ini, operator dan teknisi harus diberi kesempatan untuk melakukan praktek

pengoperasian dan pemeliharaan/perbaikan ringan.

Tahap akhir dari penerimaan alat adalah kalibrasi oleh institusi pengujilBPFK. Tujuannya

adalah untuk menguji kelaikan alat. Bila dinyatakan "Iaik pakai", maka pada setiap alat akan

ditempelkan labellaik pakai dan diberikan sertifikat kalibrasi.

Anggaran kalibrasi dibebankan kepada supplier alat.

17
KEBIJAKAN KETIGA
Pengelolaan alat .
1. Alat diberi nomor inventarisasi dan dicatat pada daftar inventarisasi kekayaan milik negara.
Tugas ini dilaksanakan oleh bendaharawan barang atau petugas yang mengelola barang di
rumah sakit.
2. Alat diserahkan kepada unit pelayanan/instalasi yang akan menggunakan alat. Penyerahan
alat dengan berita acara serah terima.
Sejak saat itu, tanggung jawab pengelolaan (penyediaan bahan operasional, penggunaan
dan penyimpanan) menjadi tanggung jawab kepala uniUinstalasi yang bersangkutan.
3. Alat dicatat di IPS-RS, pada daftar inventarisasi peralatan dan menjadi beban kerja
pemeliharaan.
Sejak saat itu, alat dimasukkan dalam program pemeliharaan berkala.
4. Keberadaan alat baru tersebut harus diinformasikan kepada seluruh unit pelayanan/instalasi
yang ada di rumah sakit.

UNIT KERJA YANG TERKAIT DALAM PENGELOLAAN ALAT

Manajemen RS

8agian Farmasi 8endaharawan


8arang

8agian Unit Pelayananl


Rumah Tangga ALAT Operator

8agian
Keuangan IPS RS I
Teknisi
Keterkaitan setiap unit kerja adalah sebagai berikut :
1. Manajemen RS
a. Bertanggung jawab terhadap operasional alat
b. Mengevaluasi pengelolaan alat
c. Mengevaluasi pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan penggunaan alat
d. Mengalokasinkan anggaran rumah sakit untuk pengadaan bahan operasional dan
pemeliharaan alat.
2. Bendaharawan Barang
a. Melakukan inventarisasi barang milik negara yang ada di rumah sakit
b. Menyusun daftar inventarisasi barang milik negara setiap tahun
3. Unit Pelayanan
a. Mengoperasikan alat untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai protap
b. Menyusun protap pelayanan dan protap pengoperasian alat
c. Mengusulkan anggaran pengadaan bahan operasional
d. Menyiapkan tenaga operator/pengguna alat yang profesional

18
4. IPS RS/Teknisi
a. Melakukan inventarisasi peralatan, yang terkait dengan pemeliharaan alat
b. Menyusun program pemeliharaan
c. Menyusun daftar keagenan alat. untuk pengadaan bahan pemeliharaan, suku cadang dan
pelayanan teknis oleh pihak III
d. Melaksanakan program pemeliharaan dan pelayanan teknis
e. Menyusun laporan secara berkala mengenai kondisi alat, kegiatan pelayanan teknis dan
menyerahkan kepada Manajemen RS
f. Mengusulkan anggaran pengadaan bahan pemeliharaan, suku cadang dan kalibrasi
g. Mengusahakan agar alat selalu dalam kondisi laik pakai, handal dan dapat mencapai usia
teknis.

5. Bagian Keuangan
a. Penyiapan anggaran sesuai usulan unit pelayanan dan IPS RS
6. Bagian Rumah Tangga
b. Pengadaan bahan pemeliharaan dan suku cadang
c. Penyimpanan dan distribusi bahan pemeliharaan dan suku cadang
7. Bagian Farmasi
a. Pengadaan bahan operasional
b. Penyimpanan dan distribusi bahan operasional
Apabila seluruh unsur terkait memberikan perhatian dan melaksanakan tugas sesuai kewenangan ,
maka alat akan dapat dioperasikan untuk menunjang peralatan kesehatan di rumah sakit dan alat
akan mencapai usia teknis.

KEBIJAKAN KEEMPAT

Pemanfaatan Alat

1. Setelah alat yang direncanakan tiba dan diterima di rumah sakit, maka secepatnya alat
tersebut difungsikan untuk peningkatan pelayanan.
Pengadaan alat didasari oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Sebagai alat pengganti dari alat lama yang dinyatakan sudah tidak efisien atau teknologi
telah tertinggal (USG black and white, meja operasi yang statis, lampu operasi yang
intensitas cahayanya kecil, dll).
b. Peningkatan pelayanan.
c. Penambahan alat karena beban kerja tinggi.
Pengoperasian alat dilakukan oleh operator/pengguna alat yang telah mengikuti pelatihan
dan mampu untuk mengoperasikan alat. Kesalahan dalam pengoperasian alat dapat
mengakibatkan dampak negatif yaitu :
Alat mengalami karusakan, karena salah prosedur.

Hasil pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan.

Harus dilakukan pemeriksaan ulang, untuk pemeriksaan dengan radiasi, hal ini

akan merugikan pasien dan operator, karena dosis radiasi yang diterima lebih

besar dari dosis yang seharusnya.

2. Setiap alat dilengkapi dengan protap (Standard Operation ProsedurISOP). Pengoperasian


alat harus sesuai protap.
Selain protap pengoperasian alat, harus ada protap pelayanan yang dimengerti dan dipahami
oleh seluruh petugas yang terlibat dengan kegiatan di unit pelayanan tersebut.

3. Menyiapkan bahan operasional. Unit pelayanan yang mengelola alat harus menyiapkan
bahan operasional bagi setiap alat. Sehingga pengoperasian alat dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Pengadaan bahan operasional dapat dilaksanakan oleh unit lain (contoh : oleh bagian
farmasi).
Adapun mengenai jenis dan jumlah, diusulkan oleh unit kerja yang bersangkutan.
19
4. Menyiapkan tarip pelayanan. Guna menghadapi era globalisasi dan perubahan status rumah
sakit untuk mampu "MANDIRI", maka Manajemen rumah sakit harus menyiapkan tarip
pelayanan yang mencakup semua aspek pembiayaan.

Tarip pelayanan harus mencakup beberapa aspek, sbb :


a. Bahan operasional
b. Jasa pelayanan
1. Dokter
2. Perawat
3. Teknisi
4. Tenaga lain
c. Kebutuhan prasarana
1. Listrik (beban tetap dan konsumsi daya).
2. Air bersih.
3. Gas medis
4. Uap
d. Pemeliharaan
1. Preventif (bahan pemeliharaan).
2. Korektif (penggantian komponen, diprediksi usia komponen)
3. Investasi ( penggantian alat, diprediksi usia alat ).
e. Kalibrasi (1 tahun sekali, pola tarip)
f. Fasilitas penunjang :
1. AC (service, freon, kompresor)
2. TV
3. Listrik
g. Bahan administrasi
1. Formulir/kwitansi
2. Amplop
h. Keuntungan RS
I. Pajak (sesuai ketentuan yang berlaku)

Dengan memperhitungkan pola tarip pelayanan mencakup semua komponen pembiayaan maka
komponen pembiayaan yang diperlukan oleh teknisi untuk melaksanakan pemeliharaan dapat
terpenuhi.

KEBIJAKAN KELIMA
Pemeliharaan.
1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi IPS RS
a. Melibatkan teknisi pada :

Rencana pengembangan Rumah Sakit

Pengadaan Alat

Penerimaan Alat

Pengelolaan Alat

b. Mengundang Teknisi IPS RS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit elayanan/lnstalasi
c. Memberi kesempatan kepada teknisi IPS RS untuk bersaing dengan pihak ke tiga dalam
perbaikan alat.
d. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :

Pendid ikan lanjutan

Pelatihan Manajemen dan Teknis

e. Mengevaluasi prestasi kerja IPS RS melalui laporan (pembinaan).

20
f. Penyediaan anggaran untuk :

Pemeliharaan dan perbaikan alat.

Pengadaan pasilitas kerja IPS RS

Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka
dapat dipastikan kegiatan teknisi IPS RS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal
sebagaimana diharapkan.

2. Pemeliharaan Alat
Menyusun program pemeliharaan
a. Perencanaan
IPS-RS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun
perencanaan, IPS-RS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan.
Oengan memperhatikan kemampuan teknis, meliputi :
- SOM, yaitu :

Jumlah teknisi

Kemampuan teknis

Pelatihan yang pernah diikuti

Pengalaman kerja

Fasilitas kerja

Ookumen teknis

Maka IPS-RS harus menyusun perencanaan untuk 1 tahun kedepan, meliputi :


Jadwal pemantauan fungsi
Jadwal pemeliharaan berkala
Penyiapan bahan pemeliharaan yangdiperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun.
Penyiapan suku cadang/aksesories yang diperlukan untuk perbaikan alat yang
mengalami kerusakan (pemeliharaan korektif terencana) .
Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada
Manajemen rumah sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian Sekretariat.

b. Penyiapan fasilitas kerja

Fasilitas kerja yang diperlukan untuk menunjang pelayanan teknis, meliputi :

Alat kerja

Tool set

Alat kerja mekanik

Alat ukur
Ookumen teknis, terdiri dari :

Protap pemantauan fungsi dan lembar kerja

Protap pemeliharaan dan lembar kerja.

Protap perbaikan dan lembar kerja.

Operation manual.

Service manual.

Schematic/wiring diagram.

Formulir laporan.

Alat bantu

Tangga

Trolley

3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen rumah sakit, IPS-RS
menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPS-RS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang
dimiliki.

Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen rumah sakit dan semua unit terkait, untuk

dievaluasi dan dicari solusi yang tepat.

21
Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan
perbaikan alat harus mengikuti protap yang telah disusun.

4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat dimengerti,
baik oleh pemberi tugas, Manajemen rumah sakit, maupun unit pelayanan terkait.

Jenis laporan, antara lain:

Kartu pemeliharaan alat

Catatan pemeliharaan alat

Laporan kerja pemeliharaan preventif.

Laporan kerja pemeliharaan korektif.

Laporan hasil pemantauan fungsi.

Laporan Penggunaan Bahan Pemeliharaan I Suku Cadang .

Setiap laporan harus disimpan di bagian arsip IPS-RS.

5. Pembinaan teknis kepada operator. Salah satu tugas teknisi IPS-RS adalah memberikan
pembinaan teknis kepada operator/pengguna alat, dalam hal:
a. Pemeliharaan harian
Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : "Pemeliharaan har·ian". Tugas ini
diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bag ian luar
dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayanan. Gunakan bahan
pembersih yang benar.
b. Aspek keselamatan
Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek keselamatan bagi
pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yang dapat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :
Bahaya listrik.

Bahaya radiasi

Bahaya mekanik

Bahaya terhadap bahan kimia

Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik, maka pelayanan kesehatan
akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.

KEBIJAKAN KEENAM
Pengujian dan Kalibrasi
1. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/Menkes/Per1lV/1998. tentang Pengujian dan Kalibrasi
Alat Kesehatan. Dengan adanya permenkes tersebut, maka setiap alat yang digunakan untuk
pelayanan harus dilakukan pengujian dan kalibrasi sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

2. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan .


Yang diperkenankan untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan adalah
institusi penguji.
Institusi penguji milik pemerintah saat ini ada 4 BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan) , yaitu :
BPFK Jakarta

BPFK Surabaya

BPFK Medan

BPFK Makassar

Setiap alat yang telah dikalibrasi akan diberikan label "LAIK PAKAI" atau "TIDAK LAIK PAKAI"
serta sertifikat kalibrasi.

22
3. Tugas dan kewajiban rumah sakit, selaku pengguna alat :
a. Menyusun rencana pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dimiliki.
Dari daftar inventarisasi peralatan yang ada di IPS-RS, dapat dikelompokkan alat
yang mendapat prioritas untuk dilakukan pengujian dan kalibrasi.
Skala prioritas didasarkan pada
Alat life saving

Alat yang beresiko dalam pengoperasiannya.

Alat kesehatan lainnya.

b. Mengusulkan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan pengujian dan kalibrasi.


Komponen anggaran pengujian dan kalibrasi terdiri dari :
Biaya transportasi dari BPFK ke RS (P .P).
Biaya akomodasi teknisi selama berada di rumah sakit (berdasarkan lumpsum).
Tarip pelayanan pengujian dan kalibrasi
Biaya pengujian I Kalibrasi sudah termasuk dalam Tarip Pelayanan.
c. Setelah tersedia anggaran, hubungi BPFK, agar dijadwalkan waktu pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi. Kirimkan daftar alat yang dimintakan pelayanan kalibrasi.
d. Setelah pelayanan pengujian dan kalibrasi selesai, setiap alat akan mendapat label dan
sertifikat. Pasang label pada alat, sehingga masyarakat pelanggan dapat melihat label
tersebut dan mengetahui bahwa alat yang digunakan telah dikalibrasi dan laik pakai.

KEBIJAKAN KETUJUH
Penghapusan Barang
1. Penghapusan Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan :
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN R.I. NO. :470IMK.0111994

2. Pertimbangan untuk penghapusan Barang :


a. Pertimbangan Teknis :
Secara fisik barang tidak dapat digunakan lagi, akibat RUSAK dan tidak ekonomis
bila diperbaiki
Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat moderenisasilkemajuan teknologi.
b. Pertimbangan ekonomis.
Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dihapus,
karena biaya operasional dan pemeliharaan lebih dari manfaat yang diperoleh.
3. Siapa yang melaksanakan proses penghapusan Barang ?

Proses penghapusan barang dilaksanakan oleh :

PANITIA penghapusan yang terdiri dari :

Unsur satuan kerja yang membidangi : Perlengkapan, Umum dan Keuangan .


Dapat mengikut sertakan unsur teknis atau tenaga ahli dari instansi lain yang terkait.
4. Tugas Panitia Penghapusan
a. Menginventarisir/meneliti Barang yang akan dihapus
b. Menilai kondisi fisik barang
c. Menetapkan perkiraan nilai barang
d. Membuat berita acara penilaian I pemeriksaan.
e. Menyelesaikan kelengkapan administrasi usulan penghapusan barang.
f. MengajuKan usulan penghapusan barang kepada pejabat yang berwenang.
5. Tindak lanjut dari Penghapusan Barang :
a. dijual
b. dipertukarkan
c. dihibahkan
d. dijadikan penyertaan modal pemerintah
e. dimusnahkan.
Setelah permohonan penghapusan barang di setujui oleh Departemen Keuangan, maka
panitia penghapusan memproses tindak lanjut dan hasilnya dilaporkan kepada Departemen
Keuangan
23
MATERIINTI 1

PENGENALAN PERALATAN MEDIK

I. DESKRIPSI SINGKAT

Peralatan medik merupakan salah satu sarana penunjang dalam bidang pelayanan kesehatan yang

digunakan pada sarana pelayanan kesehatan dan berfungsi untuk mendiagnosis suatu gejala penyakit

atau untuk terapi penyembuhan.

Pengenalan peralatan medik merupakan suatu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap

tenaga pemakai, maupun tenaga pemelihara (teknisi).

Pengenalan peralatan medik meliputi:

a. Pengertian dan fungsi peralatan medik.


b. Prinsip kerja dari peralatan medik.
c. Bagian - bag ian atau komponen dan fungsinya dari peralatan medik.

Dalam sesi pelatihan ini yang dibahas pengenalan peralatan medik Jilid 3, untuk 5 (lima) alat yaitu:
1. Pengenalan peralatan Foetal Doppler
2. Pengenalan peralatan Inkubator Perawatan
3. Pengenalan peralatan Operating Lamp
4. Pengenalan peralatan Operating Table
5. Pengenalan peralatan Short Wave Diathermy

II. TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum
Pada akhir sesi pelatihan ini, peserta mampu mengetahui dan memahami pengenalan peralatan
medik.

B. Tujuan Khusus

Pada akhir sesi ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan fungsi peralatan medik.


2. Menjelaskan prinsip ke~a dari peralatan medik.
3. Menjelaskan bagian-bagian atau komponen dari peralatan medik.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok bahasan 1 : PENGENALAN PERALATAN FOETAL DOPPLER

Sub. pokokbahasan

1. Pengertian dan Fungsi Foetal Doppler


2. Bagian-bagian komponen Foetal Doppler
3. Prinsip Kerja Foetal Doppler

Pokok bahasan 2: PENGENALAN PERALATAN INKUBATOR PERAWATAN.

Sub. pokok bahasan

1. Pengertian dan Fungsi Inkubator Perawatan


2. Bagian-bagian komponen Inkubator Perawatan
3. Prinsip Ke~a Inkubator Perawatan

25
Pokok bahasan 3: PENGENALAN PERALATAN OPERATING LAMP.
Sub. pokok bahasan
1. Pengertian dan Fungsi Operating Lamp
2. Bagian-bagian komponen Operating Lamp
3. Prinsip Kerja Operating Lamp

Pokok bahasan 4: PENGENALAN PERALATAN OPERATING TABLE.


Sub. pokok bahasan
1. Pengertian dan Fungsi Operating Table
2. Bagian-bagian komponen Operating Table
3. Prinsip Ke~a Operating Table

Pokok bahasan 5: PENGENALAN PERALATAN SHORT WAVE DIATHERMY.


Sub. pokokbahasan
1. Pengertian dan Fungsi Short Wave Diathermy
2. Bagian-bagian komponen Short Wave Diathermy
3. Prinsip Kerja Short Wave Diathermy.

IV. BAHAN BELAJAR

1. Manual dari Foetal Doppler Procedure No. 447 - 0595 - ECRI.


2. Manual dari Inkubator Perawatan. Procedure No. 415 - 0595 - ECRI.
3. Manual dari Operating Lamp Procedure No. 469 - 0595 - ECRI.
4. Manual dari Operating Table Procedure No........

5. Manual dari Short Wave Diathermy.Procedure No. ...... .

V. LANGKAH·LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator, dan peserta

dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung.

Langkah Kegiatan :

1. Setelah perkenalan diri dengan para peserta yang disesuaikan dengan jumlah peserta dan latar
belakang mereka, uraikan tujuan sesi dan ruang lingkup bahasan secara singkat.
2. Meminta peserta menyampaikan harapannya mengikuti sesi ini.
3. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan
menyepakati proses pembelajaran.
4. Penyampaian pokok bahasan dengan mengajukan berbagai pertanyaan situasional untuk
mengukur pengalaman pribadi peserta tentang pengenalan peralatan medik.
5. Mengatur acara berbagi pandangan dan bertukar pengalaman antar peserta dalam melakukan
pengenalan mengenai blok diagram dasar dan peralatan medik.
6. Menerangkan dan menjelaskan masing-masing pokok bahasan dengan bahan tayangan digital.
7. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk menjelaskan atau menerangkan prinsip kerja dan
fungsi alat tersebut sesuai dengan blok diagram
8. Peserta diminta menerangkan cara kerja blok diagram perbagian dan fungsi dan bagian-bagian
blok diagram tersebut.
9. Setelah selesai peragaan seluruh kelompok, diskusikan dalam kelas dan ambil kesimpulan
sebelum diklarifikasi.
10. Refleksikan proses pembelajaran sesi ini.
11 . Tutup sesi dengan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.

26
VI. URAIAN MATERI

Dalam uraian materi ini akan dibahas pengenalan peralatan medik sebanyak 5 (lima) peralatan medik,

yaitu :

1, Pengenalan peralatan Foetal Doppler

2, Pengenalan peralatan Inkubator Perawatan

3. Pengenalan peralatan Operating Lamp

4, Pengenalan peralatan Operating Table.

5, Pengenalan peralatan Short Wave Diathermy.

Pokok bahasan 1 : PENGENALAN PERALATAN FOETAL DOPPLER

Sub pokok bahasan 1: Pengertian dan Fungsi Foetal Doppler.

Foetal Doppler adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi detak jantung janin dalam kandungan,

Nama lain dari Foetal Doppler adalah Doppler:

Sub pokok bahasan 2: Komponen alat:

Probe

Oscilator dan Amplifier

Sound regulator

Loud Speaker

Sub pokok bahasan 3: Prinsip kerja Foetal Doppler.

Frekuensi tinggi 3,5 MHz dari Oscilator disalurkan ke probe.

Dari Probe gelombang suara dipancarkan keobyek, dan oleh obyek dipancarkan kembali, diterima oleh

probe yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver.

Gelombang suara disalurkan ke Amplifier, diperkuat dan disalurkan ke control sound level.

Output berupa suara dapat didengar pada loud speaker

Volume suara diatur oleh sound regulator.

Hal yang perlu diperhatikan :

Baterai

Probe, kondisi dan kebersihan .

Sound regulator, volume suara

Kualitas Suara

Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal.

Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

Pokok bahasan 2: PENGENALAN PERALATAN INKUBATOR PERAWATAN.


Sub pokok bahasan 1 : Pengertian dan Fungsi Inkubator Perawatan.
Inkubator Perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi prematur atau mempunyai berat
bad an lahir rendah (BBLR), dengan cara memberikan suhu dan kelembaban yang stabil dan kebutuhan
oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu.
Nama lain dari Inkubator Perawatan yaitu:
- Infant Incubator
- Baby Incubator
- Cuff
- Pemanas Bayi

Sub pokok bahasan 2: Komponen alat:

Heater.

Blower

Kontrol : Temperatur dan Kelembaban.

Selungkup

Acces Cup

27
Display / Indikator.

Alarm

Chamber.

Sub pokok bahasan 3: Prinsip kerja Inkubator Perawatan.

Inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh sistim kontrol.

Temperatur pada saluran-saluran supply udara merubah tahanan thermistor dibandingkan dengan

suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang dikehendaki / diset.

Jika suhu udara memasuki tempat bayi / chamber lebih rendah dari pada suhu yang diset, daya

dihubungkan ke heater untuk mengoreksi perbedaan ini.

Pada sistim control , jumlah daya yang diberikan ke heater sebanding dengan perbedaan / selisih suhu

diantara suhu udara yang sebenarnya dengan suhu yang di set.

Hal ini berarti daya berkurang sewaktu suhu mencapai set poin ( suhu yang di set ), merupakan

gambaran penting mengenai controllebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan melebihi setting

. Bila suhu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi.

Jenis - jenis Inkubator Perawatan :

Inkubator Perawatan dengan pemanas Elemen

Inkubator Perawatan dengan pemanas Bola Lampu.

Hal yang perlu diperhatikan.


Tegangan.
Kebersihan Chamber
Setting suhu
Alarm
Aksesoris.
Pembumian
Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal.
Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

Pokok bahasan 3: PENGENALAN PERALATAN OPERATING LAMP.

Sub pokok bahasan 1: Pengertian dan Fungsi Operating Lamp.

Operating Lamp adalah alat yang berfungsi untuk menerangi obyek pada saat tindakan operasi /

pembedahan.

Nama lain dari Operating Lamp adalah :

Lampu Operasi.

Sub pokok bahasan 2: Komponen alat

Cup lampu.

Arm / Tangkai lampu

Reflektor

Pengatur Fokus

Dimer

Trafo.

Sub pokok bahasan 3: Prinsip kerja Operating Lamp.

Lampu Operasi akan menyala apabila saklar ON / OFF diputar pada posisi ON.

Fokus diatur agar cahaya lampu terpusat pada obyek pembedahan.

Kekuatan cahaya diatur dengan Dimmer, sesuai kebutuhan.

Cahaya lampu operasi tidak boleh menimbulkan bayangan pada obyek.

Bola lampu operasi memerlukan tegangan 24 Volt, diaturdengan menggunakan Trafo.

Hal yang perlu diperhatikan :

Tegangan.

Kestabilan posisi / Balancing.

Fokus sinar.

28
Kekuatan cahaya.
Tinggi lampu.

Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal.

Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

Pokok bahasan 4: PENGENALAN PERALATAN OPERATING TABLE.

Sub pokok bahasan 1: Pengertian dan Fungsi Operating Table.

~perating ~able adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan pasien sesuai dengan posisi yang

dlkehendakl dalam melakukan tindakan operasi I pembedahan.

Nama lain Operating Table, adalah :

Meja Operasi.

Meja Bedah.

Sub pokok bahasan 2: Komponen alat


Matras
Pengatur Posisi
Sistim Hidraulik.
Rem
Aksesori.

Sub pokok bahasan 3: Prinsip kerja Operating Table.

Pergerakan naik I turun meja operasi digerakkan dengan sistim hydroulik

Pada meja operasi terdapat berbagai aksesons yang harus disiapkan apabiJa akan dilaksanakan

kegiatan bedah, antara lain : penyangga kepala, penyangga tangan, posisi pinggang, penyangga kaki.

Meja operasi harus dalam posisi tetap apabila sedang dilakukan kegiatan bedah ( tidak te~adi

perubahan posisi ). Apabila menggunakan sistim elektnk, perhatikan pembumian.

Hal yang perlu diperhatikan.

Kestabilan posisi meja.

Sistim Hydroulik, Oli dan Valve.

Kebersihan alat.

Pengereman.

Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal.

Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

Pokok bahasan 5: PENGENALAN PERALATAN SHORT WAVE DIATHERMY.

Sub pokok bahasan 1: Pengertlan dan Fungsi Short Wave Diathermy.

Short Wave Diathermy adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan jaringan dan pembuluh darah

dengan gelombang pendek, sehingga peredaran darah menjadi lancar.

Nama lain Short wave Diathermy, adalah ;

Diathermy gelombang pendek.

Diathermi.

Sub pokok bahasan 2: Komponen alat.


Power Supply
Pembangkit Frekuensi tinggi ( Osci/ator )
Rangkaian out put.
Electrode
Timer
Safety switch.

Sub pokok bahasan 3: Prinsip kerja Short Wave Diathermy.

Power Supply adalah pembangkit arus searah, dimana arus bolak balik ( AC ) diubah menjadi arus

searah ( DC), dan didistnbusikan kebagian alat.

Rangkaian Osci/ator membangkitkan frekuensi tinggi. Oleh osci/ator, frekuensi 50 MHz diubah menjadi

13,5 MHz. Rangkaian amplifier, menaikkan frekuensi dan 13,5 MHz menjadi 27 MHz.

29
Rangkaian out put, untuk pemilihan :

Mode ( bentuk pulsa ).

Intensitas energi

Timer.

Safety switch , berfungsi untuk menghentikan operasional alat, bila pasien merasa terlalu panas.
Hal yang perlu diperhatikan.

Elektrode

Energi.

Safety Switch.

Timer

Alarm

Pembumian .

Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal.

Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

VII. REFERENSI

1. Foetal Doppler Procedure No. 447 - 0595 - ECRI


2. Inkubator Perawatan Procedure No. 415 - 0595 - ECRI
3. Operating Lamp Procedure No. 469 - 0595 - ECRI.
4. Oprating Table Procedure No... ...
5. Short wave Diathermy Procedure No. .....

LEMBAR KERJA FASILITATOR

Fasilitator memberikan kasus untuk dibahas oleh peserta dalam kelompok diskusi. Penugasan yang
diberikan mencakup pembuatan skema blok diagram dari peralatan medik dan prinsip ke~a serta fungsi
dari masing - masing bagian atau komponen peralatan tersebut. Penugasan tahap 1 meliputi 5 (lima)
peralatan medik, yaitu:
1. Pengenalan peralatan Foetal Doppler
2. Pengenalan peralatan Inkubator Perawatan
3. Pengenalan peralatan Operating Lamp
4. Pengenalan peralatan Operating Table.
5. Pengenalan peralatan Short Wave Diathermy.

Hasil diskusi.

Fasilitator merangkum seluruh sesi. Kegiatan rinci disampaikan pada lembar kerja fasilitator dan lembar

kerja peserta.

Alokasi waktu 2 jam pelajaran @ 45 menit (T =2, P =0).

Langkah -Iangkah :

1, Perkenalkan diri anda secara singkat.

2. Sampaikan secara sing kat tujuan sesi. Pergunakan tayangan 1.


3, Tanyakan harapan dari beberapa peserta yang ingin diperoleh dari proses pembelajaran pada
sesi ini.
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang pengertian dan fungsi peralatan medik.
5. Klarifikasi pengertian dan fungsi peralatan medik.
6. Fasilitator memberikan tugas membuat skema blok diagram dan prinsip ke~a serta fungsi dari
masing - masing bagian/komponen dari peralatan medik untuk dibahas dalam kelompok.
7. Masing - masing kelompok mendiskusikan tug as yang diberikan fasilitator.
8. Masing - masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dihadapan seluruh peserta.
9. Fasilitator memberikan klarifikasi terhadap hasH diskusi dan merangkum hasH dari seluruh
kelompok diskusi.

30
MATERIINTI 2

PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN

PERALATAN MEDIK

I. DESKRIPSI SINGKAT

Pengoperasian alat medik adalah langkah-Iangkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan dengan
benar sesuai dengan prosedur, dengan pengoperasian alat medik yang benar, maka diharapkan dapat
memperpanjang umur peralatan dan mengurangi tingkat kerusakan peralatan.
Dalam kenyataan sehari-hari teknisi elektromedis sering menerima keluhan bahwa alat rusak atau tidak
dapat digunakan sebagai mana mestinya,namun setelah dilakukan pemeriksaaan temyata kerusakan
atau keluhan bukan disebabkan karena kerusakan fungsi alat tetapi adanya setting yang tidak sesuai
atau kesalahan operasional.
Untuk mengatipasi hal tersebut, maka seorang teknisi peralatan medis harus benar-benar mengetahui
dan memahami cara pengoperasian alat medik sehingga alat dapat digunakan secara benar dan
mengurangi keluhan kerusakan alat.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Pada akhir sesi peserta mampu melakukan pengoperasian peralatan medik secara benar dan
sesuai dengan prosedur
2. Tujuan Pembelajaran Khusus :
Pada akhir sesi, peserta mampu :
Menjelaskan langkah -Iangkah pengoperasian peralatan medik
Mampu menyusun Prosedur Tetap pengoperas;an peralatan secara prakt;s dan sederhana.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Pokok bahasan 1 : LANGKAH·LANGKAH PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK
Sub pokok bahasan :
1. Prasyarat pengoperasian peralatan
2. Persiapan pengoperas;an peralatan
3. Pemanasan peralatan
4. Pelaksanaan pengoperasian peralatan
5. Pengemasan I peny;mpanan.

Pokok bahasan 2: PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK

Sub pokok bahasan :

1. Persiapan penyusunan Prosedur Tetap pengoperasian


2. Penyusunan Prosedur Tetap pengoperasian

IV. BAHAN BELAJAR


1. Health Devices Inspection and Preventive Maintenance System; 2001 , ECRI, All Right Reserved.
2. Pedoman Oprasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan; 2001, Di~en Pelayanan Medik
Dep.Kes RI.
3. Maintenance Management for Medical Equipment, 1996, America Society for Healthcare Engineer
of the America Hospital Association .
4. Tayangan Peragaan.
5. Alat Peraga I peralatan medik.

31
V. LANGKAH·LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator dan perserta
dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung
Langkah kegiatan :
1. Setelah memperkenalkan diri dengan peserta, uraikan tujuan sesi dan ruang lingkup bahasan
secara singkat.
2. Minta peserta memperkenalkan diri dan menyampaikan harapannya mengikuti sesi ini
3. Ciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan
menyepakati proses pembelajaran.
4. Menyampaikan pokok bahasan dengan membuat berbagai pertanyaan situasional dan mengukur
pengalaman pribadi peserta tentang peran teknisi dalam pengoerasian alat medik
5. Mengatur acara berbagai pandangan dan bertukar pengalaman antar peserta tentang kejadian
yang sering mereka alami dilapangan akibat kesalahan pengoperasian peralatan medik
6. Menerangkan dan menjelaskan masing-masing pokok bahasan dengan tanyangan digital
7. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk pembuatan standar pengoperasian peralatan
medis secara praktis dan sederhana.
8. Setelah selesai seluruh kelompok memperagakan yang dibuat dan mendiskusikan serta
mengambil kesimpulan
9. Refleksikan proses pembelajaran sesi ini.

VI. URAIAN MATERI


Peralatan medik dapat perfungsi dengan baik apabila dioperasikan dengan benar sesuai dengan
prosedur. pengoperasian alat yang benar dapat memperpanjang usia peralatan dan memperkecil biaya
operasional.
Sebagai seorang teknisi peralatan medik ,adalah mutlak untuk mengetahui prosedur pengoperasian
suatu peralatan medik, sehingga kita dapat menyakinkan pengguna alat apabila mereka mengeluh
tentang penggunaan alat, bahwa keluhan tersebut bukan disebabkan oleh adanya kerusakan dari
peralatan,tetapi disebabkan kesalahan pengoperasian.
Sebelum melakukan pengoperasian peralatan medik maupun penyusunan Prosedur Tetap, baca buku
petunjuk pengoperasian yang dikeluarkan dari pabrik maupun petunjuk praktis yang dibuat oleh agen.

Pokok bahasan 1: LANGKAH·LANGKAH PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK


Sub pokok bahasan 1 : Prasyarat pengoperasian peralatan medik
Dalam mengoperasikan peralatan medik ada beberapa ketentuan yang harus dipertimbangkan dan
menjadi persyaratan agar alat dapat dioperasikan secara aman dan benar.
Persyaratan pengoperasian mencakup seluruh aspek yang berhubungan dengan pengoperasian
peralatan medik yang terdiri dari :
Sumber daya manusia

Kelengkapan alat

Bahan operasional

Sarana pendukung (misal : gas medis, catu daya listrik dll)

Sumber daya manusia yang mengoperasikan peralatan medik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk mengoperasi peralatan medik. Untuk mencapai hal tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
Mengikuti pelatihan pengoperasian peralatan medik pada saat pengadaan alat ( dilaksanakan oleh
suplier/agen)
Mengikuti pelatihan pengoperasian peralatan medik yang dilaksanakan oleh instansl lain dan item
rumah sakit yang bersangkutan
Mempelajari operational manual dan standar operation prosedur pengoperasian peralatan medik

32

Sub pokok bahasan 2: Persiapan pengoperasian peralatan medik


Kegiatan persiapan pengoperasian peralatan medik meliputi kegiatan :
Pemeriksaan Kelengkapan peralatan
Pemeriksaan fasilitas penunjang
Penyiapan bahan operasional ..
Kegiatan persiapan dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peralatan dan kondlsl
peralatan , dengan tujuan melakukuan pengecekan kelengkapan operasional dan fungsi serta untuk
memastikan bahwa pada saat itu peralatan medik siap dan laik untuk dioperasikan.

Sub pokok bahasan 3: Pemanasan peralatan medik


Kegiatan pemanasan peralatan medik meliputi:
Menghubungkan alat kecatu daya
Memeriksa kondisi baterai
Menghidupkan alat
Memeriksa indikator & tombol-tombol
Mengatur posisi pengoperasian

Sub pokok bahasan 4: Pelaksanaan pengoperasian peralatan medik


Dalam pengoperasian peralatan medik, semua prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
pengoperasian harus menjadi perhatian. Langkah-Iangkah prosedur harus diikuti secara berurutan
mulai dari awal pengoperasian , pada saat mulai terpasang kepasien sampai alat dilepas dari pasien
dan alat dikembalikan ditempat semula.
Dalam pelaksanaan pengoperasian peralatan medik, perhatikan :
Protap pelayanan yang berlaku

Hubungan antara peralatan medik dan pasien

Pengoperasian alat pada saat dilakukan tindakan

Pengawasan terhadap fungsi dan indikator alat

Sub pokok bahasan 5: Pengemasan I penyimpanan


Kegiatan pengemasan/perapian yang sangat berpengaruh terhadap usia alat, kegiatan
pengemasan/perapian meliputi :

Mematikan alat sesuai prosedur

Melepaskan hubungan alat dari catu daya

Membersihkan alat maupun aksesori yang habis dipakai

Meletakkan alat ditempatnya

Mencatat beban kerja alat

Pokok bahasan 2: PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN PERALATAN MEDIK

Sub pokok bahasan 1 : Persiapan penyusunan Prosedur Tetap Pengoperasian

Sebelum menyusun suatu prosedur tetap siapkan bahan-bahan yang akan digunakan sebagai
referensi penyusunan prosedur tetap , tentukan format prosedur tetap yang akan digunakan, tanyakan
kepada beberapa nara sumber serta lakukan pengujian terhadap sumber yang ada.

Sub pokok bahasan 2: Penyusunan Prosedur Tetap Pengoperasian


Dalam format Prosedur Tetap yang dikeluarkan oleh KARS isi dari suatu prosedur meliputi antara lain:
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prasyarat
Prosedur
Unit Kerja Terkait.

33
Pengertian berisikan, cara dan langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam melaksanakan
pengoperasian peralatan medik yang tercantum, agar alat dapat difungsikan dengan baik, sesuai
fungsinya.
Tujuan pengoperasian, agar pengoperasian alat dilakukan dengan benar, diperoleh hasil pelayanan
yang sempuma, pasien dan operator terhindar dari bahaya dan usia teknis alat dapat tercapai.
Kebijakan berisikan dasar yang melatarbelakangi pembuatan prosedur tetap pengoperasian peralatan
medis
Prasyarat, adalah ketentuan mengenai: Petugas, alat laik pakai dan bersih aksesori, lengkap dan baik,
bahan operasional tersedia .
Prosedur berisikan langkah langkah pengoperasian peralatan medis yang meliputi
Persiapan pengoperasian peralatan

Pemanasan peralatan

Pelaksanaan pengorasian peralatan

Pengemasan I penyimpanan.

Pencatatan beban ke~a alat.

Unit kerja terkait, adalah Unit pelayanan pengguna alat :

Berikut adalah contoh format Prosedur Tetap Pengoperasian Peralatan Medik.

34
PROSEOUR TETAP PENGOPERASIAN PERALATAN MEOIK

LOGO PROSEOUR TETAP PENGOPERASIAN Oisahkan oleh :


RUMAH SAKIT (NAMA PERALATAN MEDIK) Oirektur Rumah Sakit

Mer k
Type / Model :
Nomor Sen

( ............ ................... )
Oirektur
No. Ookumen : Tanggal: Halaman:

•• • • • ••••••••••••• 1 ...... ............... .... ....................


Revisi Ke No. Revisi: Tanggal :

................. .................... .......................


1. Pengertian

2. Tujuan

3 Kebijakan

" 4. Prasyarat

5. Prosedur

6. Unit Kerja Terkait

Disetujui Oleh: Dibuat Oleh :


Ka. Unit Pelayanan Pengguna alat.

35
MATERIINTI 3

PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI

PERALATAN MEDIK

I. DESKRIPSI SINGKAT

Pemantauan fungsi merupakan salah satu kegiatan untuk memastikan bahwa peralatan medik yang
ada dalam kondisi laik dan siap pakai
Pemantauan fungsi dilakukan secara rutin dan terstruktur, sehingga seluruh bagian alat yang penting
dapat terpantau dengan baik dan menghindari te~adinya kerusakan pada saat alat digunakan untuk
pelayanan kepada pasien.
Selain itu, pemantauan fungsi dapat mengurangi biaya perbaikan karena dapat dideteksinya kerusakan
secara dini dan mengurangi waktu tidak beroperasinya peralatan akibat kerusakan.
Dalam pemantauan fungsi kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Pendataan alat
2. Pemantauan kondisi lingkungan
3. Pemantauan kondisi fisik alat
4. Pemantauan Kine~a alat.
5. Pemantauan / Pengukuran aspek keselamatan.

Dalam sesi Pelatihan ini yang dibahas Pemantauan Fungsi Peralatan Medik Jilid 3, untuk 5 (lima)
alat yaitu :
1. Pemantauan Fungsi Foetal Doppler
2. Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan.
3. Pemantauan Fungsii Operating Lamp.
4. Pemantauan Fungsi Operating Table
5. Pemantauan Fungsi Short Wave Diathermy.

II. TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum :


Pada akhir sesi, peserta mengerti dan memahami pentingnya Pemantauan Fungsi peralatan
medik, sehingga kegiatan pelayanan tidak terhenti karena te~adinya kerusakan alat.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus :

Pada akhir sesi ini, peserta mampu :

1. Menyusun Protap pemantauan Fungsi peralatan medik.


2. Melakukan pemantauan fungsi, dengan tahap kegiatan :
a. pendataan alat
b. pemantauan kondisi lingkungan
c. pemantauan kondisi fisik alat
d. pemantauan fungsi alat.
e. pemantauan / Pengukuran aspek keselamatan.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok bahasan 1: PENDATAAN ALAT

Pokok bahasan 2: PEMANTAUAN KONDISI LlNGKUNGAN

37
Pokok bahasan 3: PEMERIKSAAN KUALITATIF (PEMANTAUAN FISIK) PERALATAN MEDIK
Sub pokok bahasan :
1, Pemantauan Fisik Foetal Doppler
2 Pemantauan Fisik Inkubator Perawatan
3 Pemantauan Fisik Operating Lamp
4 Pemantauan Fisik Operating Table
5, Pemantauan Fisik Short Wave Diathermy

Pokok bahasan 4 PEMERIKSAAN KUANTITATIF (PEMANTAUAN FUNGSI) PERALATAN


MEDIK
Sub pokok bahasan :
1, Pemantauan Fungsi Foetal Doppler

2, Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan

3. Pemantauan Fungsi Operating Lamp

4, Pemantauan Fungsi Operating Table

5, Pemantauan Fungsi Short Wave Diathermy

IV. LANGKAH·LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator dan peserta dalam
proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung,
Langkah kegiatan
1, Setelah memperkenalkan diri dengan peserta, uraikan tujuan sesi dan ruang lingkup bahasan
secara singkat.
2, Minta peserta memperkenalkan diri dan menyampaikan harapannya mengikuti sesi ini
3, Ciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan
menyepakati proses pembelajaran,
4, Menyampaikan pokok bahasan dengan membuat berbagai pertanyaan situasional dan mengukur
pengalaman pribadi peserta tentang peran teknisi dalam pengoerasian alat medik
5, Mengatur acara berbagai pandangan dan bertukar pengalaman antar peserta tentang kejadian
yang sering mereka alami dilapangan akibat kesalahan pengoperasian peralatan medik
6, Menerangkan dan menjelaskan masing-masing pokok bahasan dengan tanyangan digital
7. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk pembuatan standar pengoperasian peralatan
medis secara praktis dan sederhana.
8. Setelah selesai seluruh kelompok memperagakan yang dibuat dan mendiskusikan serta
mengambil kesimpulan

g, Refleksikan proses pembelajaran sesi ini.

V. URAIAN MATERI
Pemantauan fungsi dilaksanakan untuk memastikan bahwa alat tersebut benar-benar dalam kondisi
baik dan siap pakai
Dalam melakukan pemantauan fungsi alat seorang teknisi elektromedis harus benar-benar memahami
langkah-Iangkah yang harus dilakukan.
Kegiatan pemantauan fungsi alat tidak hanya meliputi kegiatan teknis tetapi juga kegiatan administratif,
hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap adanya kemungkinan tuntutan terhadap teknisi
apabila te~adi sesuatu dikemudian han.

Pokok bahasan 1 : PENDATAAN ALAT


Sebelum melakukan pemantauan dungsi peralatan medik harus dilakukan pendataan terhadap
peralatan yang akan dipantau, adapun data-data yang perlu antara lain:
1, Nama alat

38
2. Merk
3. Type! model
4. Nomor Seri
5. Nomor Inventarisasi
6. Lokasi

Hal ini dibutuhkan untuk mengetahui riwayat dari peralatan medi yang ada.

Pokok bahasan 2: PEMANTAUAN KONOISI LlNGKUNGAN


Pemantauan kondisi lingkungan adalah pengukuran terhadap kondisi lingkungan dimana peralatan
medik ditempatkan. Pemngukuran kondisi lingkungan meliputi:
1. Tegangan! Catu daya
2. kondisi ruangan
3. Suhu ruangan
4. Kelembaban ruangan
5. Kondisi kotak kontak yang digunakan.
6. Tahanan Pembumian
Pemgukuran kondisi lingkung an diperlukan karena kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kinerja
peralatan.

Pokok bahasan 3: PEMERIKSAAN KUALITATIF (PEMANTAUAN FISIK) PERALATAN MEOIK


Pemeriksaan kualitatif atau yang biasa dikenal dengan pemantauan fisik adalah yang dilakukan
terhadap kondisi fisik dari alat, pemeriksaan meliputi antara lain:
1. Chasis! selungkup

2. Kabel catu daya

3. Kotak kontak

4. Saklar ON ! OFF

5. Sambungan kabel! Konektor.

6. Tombol, indicator, meter

7. Aksesori.

8. Kebersihan alat.

Kondisi yang ditemukan pada saat pemantauan, harus dicatat. Untuk mepermudah pencatatan dapat

dilakukan dengan pembuatan formulir-Iembar ke~a yang sudah dibakukan untuk masing-masing jenis

alat, sehingga tidak ada bagian fisik yang harus diperiksa terlewat.

1. Pemantauan Fisik Foetal Doppler.


Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Foetal Doppler adalah sebagai
berikut:
Chassis! selungkup.

Kotak kontak

Kabeldaya

Saklar ON! OFF.

Baterai.

Sekring.

Regulator suara / Potensiometer.

Indikator

Loud Speaker

Probe

Kebersihan alat.

2. Pemantauan Fisik Inkubator Perawatan.


Secara Umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Inkubator Perawatan adalah
sebagai berikut:
Chassis/ Selungkup.

Kotak kontak.

39
Kabel Daya

Saklar ON / OFF.

Sekring.

Baterai.

Slang Oxygen.

Fittings/ connectors

Matras.

Sungkup

Acces Cup.

Elemen / Heater.

Blower.

Aksesori .

Kebersihan alat.

3. Pemantauan Fisik Operating Lamp .


Secara Umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Operating Lamp adalah sebagai
berikut:
Chassis/ Selungkup

Saklar ON / OFF.

Kabel Daya.

Penyangga lampu.

Satelit Lamp.

Filter

Kesetimbangan / Balancing.

4. Pemantauan Fisik Operating Table.


Secara Umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Operating Table adalah sebagai
berikut:
Matras.

Sistim Pergerakan.

Sistim Hydroulik.

Aksesori .

Pengereman.

Kebersihan alat.

5. Pemantauan Fisik Short Wave Diathermy.


Secara Umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untk peralatan Short Wave Diathermy adalah
sebagai berikut:
Chassis/ Selungkup.

Penyangga.

Kotak kontak.

Kabeldaya

Saklar ON / OFF.

Sekring .

Terminal Pembumian.

Konektor

Elektrode.

Control/switches.

Indikator I Display.

Safety switch.

Aksesori.

Kebersihan alat.

40
Pokok bahasan 4: PEMERIKSAAN KUANTITATIF (PEMANTAUAN FUNGSI) PERALATAN
MEDIK
Pemantauan kuantitatif atau yang biasa kita sebut pemantauan fungsi adalah pemantauan yang
dilakukan terhadap fungsi peralatan, pemeriksaan meliputi:
I. Fungsi Selektor
2. Fungsi Indicator
3. Fungsi Monitor
4. Fungsi Alarm
5. Memantau kine~a peralatan .
6. Memantau aspek keselamatan peralatan .

Sebelum melakukan pemantauan fungsi, pastikan bahwa anda sudah mengerti dengan baik cara
pengoperasian alat, baca petunjuk pemakaian yang tersedia atau tanya ke pengguna alat, cara
pengoperasian alat tersebut.
1. Pemantauan Fungsi Foetal Doppler.
Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untk peralatan Foetal Doppler adalah sebagai
berikut:
Kualitas Suara.

Suara detak jantung.

2. Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan.


Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untk peralatan Inkubator Perawatan adalah
sebagai berikut:
Suhu Chamber.

Kelembaban

Skin Temp. Sensor

Alarm .

Thermostat.

Arus bocor pada Chasis.

3. Pemantauan Fungsi Operating Lamp.


Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untk peralatan Operating Lamp. adalah sebagai
berikut:
Nyala lampu

Intensitas Cahaya.

Fokus.

Arus bocor pada Chasis.

4. Pemantauan Fungsi Operating Table.


Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untk peralatan Operating Table sebagai
berikut:
Kestabilan Posisi.

Kemudahan pergerakan.

5. Pemantauan Fungsi Short Wave Diathermy.


Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untk peralatan Short Wave Diathermy adalah
sebagai berikut:
Energy Out put.

Akurasi timer

Safety switch.

Arus bocor pada Chasis.

Arus bocor pada Electrode.

Berikut adalah contoh format Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Peralatan Medik.

41
PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI PERALATAN MEDIK

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT ( NAMA PERALATAN MEDIK) Direktur Rumah Sakit
-----------------------------
Mer k
Type / Model
Nomor Seri ( --------------------------------)
Direktur

No Dokumen: Tanggal: Halaman:


, . . ........ .. • • • • •• t o • •• •• • ........ ......

Revisi ke: No Revisi: Tanggal :


. .... . . . . .... .... , ..... . . ... .. ... . .... .. .....

1. Pengertian

2. Kebijakan

3. Tujuan

4. Petugas

5. Prasyarat

6. Peralatan

7. Prosedur

8. Unit Kerja Terkait

Disetujui oleh Dibuat Oleh


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis

42
LEMBAR KERJA FASIUTATOR

MATERIINTI 3

PEMANTAUAN FUNGSI PERALATAN MEDIK

Fasilitator memberikan kasus untuk dibahas oleh peserta dalam kelompok diskusi. Penugasan yang
diberikan mencakup pembuatan Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Peralatan Medik .mulai dan
prasyarat, persiapan dan pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan laporan . Penugasan Tahap I
meliputi 5 (lima) Peralatan medik yaitu :
1. Pemantauan Fungsi Foetal Doppler.
2. Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan ..
3. Pemantauan Fungsi Operating Lamp..
4. Pemantauan Fungsi Operating Table.
5. Pemantauan Fungsi Short Wave Diathermy.

Hasil diskusi.

Fasilitator merangkum seluruh sesi. Kegiatan rinci disampaikan pada lembar ke~a Fasilitator dan

lembar kerja peserta.

Alokasi waktu 6 jam pelajaran @ 45 menit (T := 1, p:= 2, PL := 3 ).

Langkah-Iangkah :

1. Perkenalkan diri anda secara sing kat.


2. Sampaikan secara singkat tujuan sesi. Pergunakan tayangan 1.
3. Tanyakan harapan dari beberapa peserta yang ingin diperoleh dari proses pembelajaran pada sesi
ini.
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang pengertian dan fungsi Peralatan Medik.
5. Klarifikasi pengertian dan fungsi Pemantauan fungsi ..
6. Fasilitator memberikan Tugas membuat Prinsip Pemantauan fungsi Peralatan Medik untuk dibahas
dalam kelompok.
7. Masing-masing kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan fasilitator.
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dihadapan seluruh peserta .
9. Fasilitator memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi dan merangkum hasH dari seluruh
kelompok diskusi.

TAYANGAN 1

A. TUJUAN SESI
Pada akhir sesi ini, peserta mampu Memantau Peralatan Medik
Jilid 3 terdiri dari 5 (lima) Peralatan Medik yaitu :
1. Memantau Peralatan Foetal Doppler
2. Memantau Peralatan Inkubator Perawatan ..
3. Memantau Peralatan Operating Lamp.
4. lV1emantau Peralatan Operating Table.
5. Memantau Peralatan Short Wave Diathermy.

43
TAYANGAN 2

PENDATAAN ALAT
1. Nama alat
2. Merk
3. Type/ model
4. No Seri
5. No. Inventarisasi
6. Lokasi

TAYANGAN 3

PEMANTAUAN KONDISI LlNGKUNGAN


1. Tegangan/ Catu Daya
2. Kondisi ruangan
3. Suhu ruangan
4. Kelembaban ruangan
5. Tahanan Pembumian.

TAYANGAN 4

PEMERIKSAAN KUALITATIF
(PEMANTAUAN FISIK) PERALATAN MEDIK
1. Permukaan selungkup (Chassis/Housing)
2. Kabel catu daya
3. Sambungan-sambungan kabel
4. Tombol, indicator, meter
5. Aksesori
6. Kebersihan alat

TAYANGAN 5

PEMERIKSAAN KUANTITATIF PEMANTAUAN FUNGSI PERALATAN MEDIK


I. Fungsi tombol-tombol
2. Fungsi Indikator
3. Fungsi Monitor
4. Fungsi Alarm
5. Memantau kinerja alat medik
6. Pemantauan aspek keselamatan alat medik

44
TAYANGAN 6

B. PEMANTAUAN FISIK DAN FUNGSI

1. Contoh Pemantauan Fisik Foetal Doppler.


Secara Umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untk peralatan Foetal Doppler adalah
sebagai berikut:
Chassis/ selungkup.
Kotak kontak
Kabeldaya
Saklar ON / OFF.
Baterai.
Sekring.
Regulator suara / Potensiometer.
Indikator
Loud Speaker
Probe
Kebersihan alat.

2. Contoh Pemantauan Fungsi Foetal Doppler


Secara Umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untuk peralatan Foetal Doppler adalah
sebagai berikut:
Suara detak jantung
Kualitas suara.

LEMBAR KERJA 1

Pembuatan Protap Pemantauan fisik dan fungsi Peralatan Medik

LEMBAR KERJA 2

REKOMENDASI SAYA

Setelah mengikuti sesi ini, maka saya merekomendasikan hal berikut ini :

45

MATERI INTI 4

PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN

PERALATAN MEDIK.

I. DESKRIPSI SINGKAT

Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti
oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan
urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
dan disusun berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait..
Kegiatan pemeliharaan, terdiri dari; pengecekan fungsi bagian-bagian alat, penggantian bahan
pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kine~a alat, penyetelan I adjustment, kalibrasi internal dan
pengukuran aspek keselamata.
Dengan dilaksanakannya pemeliharaan secara berkala, maka akan diperoleh hasil yang positip, yaitu :
1. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai.
2. Usia teknis alat dapat tercapai.

Modul ini berisi tentang Prosedur tetap pemeliharaan peralatan IV/edik Jilid 3, untuk 5 ( lima ) alat,
yaitu:
1. Foetal doppler
2. Inkubator Perawatan
3. Operating Lamp
4. Operating Table
5. Short Wave Diathermy

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum:


Pada akhir sesi ini, seluruh peralatan medik dilakukan pemeliharaan secara berkala sesuai
dengan prosedur tetap pemeliharaan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Pada akhir sesi, peserta mampu:

1. Menjelaskan proses kegiatan pemeliharaan peralatan medik


2. Menyusun prosedur tetap pemeliharaan peralatan medik.
3. Melaksanakan pemeliharaan peralatan medik seslJai prosedur tetap

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok bahasan 1 : PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN.

SUb. pokokbahasan

1. Format Protap Pemeliharaan.


2. Prasyarat.
3. Persiapan.
4. Pelaksanaan .
5. Pencatatan.

6 Pengemasan.

7. Pelaporan.

47
Pokok bahasan 2 : FASILITAS PENUNJANG PEMELIHARAAN.

Sub. pokok bahasan

1 Alat kerja dan alat ukur.

2. Dokumen Teknis Penyerta.


3. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu.

Pokok bahasan 3 : PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SESUAI PROTAP.

Sub. pokok bahasan

1. Prosedur tetap Pemeliharaan Foetal Doppler.


2. Prosedur tetap Pemeliharaan Inkubator Perawatan.
3. Prosedur tetap Pemeliharaan Operating Lamp
4. Prosedur tetap Pemeliharaan Operating Table
5. Prosedur tetap Pemeliharaan Short Wave Diathermy.

IV. BAHAN BELAJAR

1. Service Manual dan Foetal Doppler Procedure No .447 - 0595 - ECRL

2 .Service Manual dan Inkubator Perawatan Procedure No. 415 - 0595 - ECRL

3. Service Manual dan Operating Lamp Procedure No. 469 - 0595 - ECRI.
4. Service Manual dan Operating Table Procedure No ..... .
5. Service Manual dan Short Wave Diathermy Procedure No......

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator, dan peserta

dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung.

Langkah Kegiatan :

1. Setelah perkenalan diri dengan para peserta yang disesuaikan dengan jumlah peserta dan
latar belakang mereka, uraikan tujuan sesi dan ruang lingkup bahasan secara sing kat.
2. Meminta peserta menyampaikan harapannya mengikuti pelatihan ini.
3. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan
menyepakati proses pembelajaran.
4. Penyampaian pokok bahasan dengan mengajukan berbagai pertanyaan situasional untuk
mengukur pengalaman pribadi peserta tentang pemeliharaan peralatan medik.
5. Mengatur acara berbagi pandangan dan bertukar pengalaman antar peserta dalam melakukan
pemeliharaan peralatan medik.
6. Menerangkan dan menjelaskan masing-masing pokok bahasan dengan bahan tayangan digital.
(pokok bahasan 1, 2 dan 3 beserta sub pokok bahasan).
7. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk memperagakan cara pemeliharaan peralatan
medik.
8. Setelah selesai peragaan seluruh kelompok, mendiskusikan dalam kelas dan mengambil
kesimpulan sebelum klarifikasi .

g, Refleksikan proses pembelajaran sesi ini.

10. Tutup sesi dengan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.

48

V I. URAIAN MATERI

Pokok bahasan 1 : PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN.

Prosedur tetap pemeliharaan merupakan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik

dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan.

Prosedur tetap pemeliharaan disusun oleh teknisi elektromedik yang bertugas melaksanakan

pemeliharaan alat.

Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada Protap Pemeliharaan adalah

PELANGGARAN terhadap Kode Etika Profesi

Prosedur tetap pemeliharaan merupakan salah satu persyaratan akreditasi pelayanan rumah sakit,

sehingga adanya prosedur tetap pemeliharaan sangat diperlukan oleh rumah sakit.

Sub pokok bahasan 1. Format Prosedur Tetap Pemeliharaan.

Format protap harus ditentukan dan disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan

dengan pemeliharaan alat.

Berikut adalah contoh format Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan Medik :

49
PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIK

LOGO PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT ( NAMA PERALATAN MEDIK ) Direktur Rumah Sakit
........................................

Mer k
Type I Model
Nomor Seri ( ...... .. .... .... ............... )
Direktur
No. Dokumen : Tan99al: Halaman:
................... ..................... . ........ ...... ... .... ..

Revisi Ke: No. Revisi : Tan99al:


................ .... ............... .................

1. Pengertian

2. Kebijakan

3. Tujuan

4. Petugas

5. Prasyarat

6. Peralatan

7. Prosedur

8. Unit kerja terkait

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis

50
Sub Pokok Bahasan 2: Prasyarat
Prasyarat yang harus dipenuhi pada Pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1, Kualifikasi SOM memadai, minimal STM terlatih, 02 Elektromedik, 03 Elektromedik Teknisi
tersebut harus tersertifikasi
2. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
Alat kerja terdiri dari Tool set elektronik dan tool set mekanik, tersedia. Alat ukur sesuai dengan
masing-masing alat. tersedia. Alat ukur harus terkalibrasi.
3. Ookumen teknis penyerta meliputi : Protap pemeliharaan dan pengoperasian alat, serta service
manual, tersedia.
4. Bahan pemeliharaan dan bahan operasional serta material bantu. tersedia.
5. Apabila alat menggunakan catu daya listrik untuk pengoperasiannya, maka kotak kontak harus
dilengkapi dengan hubungan pembumian, dengan nilai tahanan < 5 Ohm.
6. Mekanisme kerja harus jelas, diketahui dengan baik oleh semua pihak terkait dengan pemeliharaan
alat.
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.
Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan pemeliharaan tetap
dilakukan, maka dapat dikatakan disini bahwa pemeliharaan alat tidak sesuai Prosedur tetap.

Sub pokok bahasan 3 : Persiapan


Persiapan adalah langkah-Iangkah yang harus dilakukan sebelum dilakukannya pemeliharaan. agar
kegiatan pemeliharaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat
pelaksanaan pemeliharaan.
Tahap persiapan terdiri dan :
1. Menyiapkan Surat Perintah Kerja dari atasan pemberi tugas
2. Menyiapkan formulir lembar kerja pemeliharaan, laporan ke~a dan kartu pemeliharaan alat.
3. Menyiapkan dokumen teknis penyerta sesuai alat yang akan dipelihara
4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam pemeliharaan (semua alat harus
didata. sehingga tidak ada yang hilang I tertinggal dilokasi
5. Menyiapkan bahan pemeliharaan , bahan operasional dan material bantu. ( harus dirinci )
6 Memberitahukan kepada pengguna alat yang akan dipelihara. tentang rencana dan jadual
pemeliharaan.

Sub Pokok Bahasan 4. : Pelaksanaan pemeliharaan


Kegiatan pemeliharaan adalah sebagai benkut :
1. Pendataan alat ( perhatikan lembar kerja pemeliharaan ).
2. Pengecekan dan Pembersihan seluruh bagian alat.
3. Pelumasan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
4. Pengencangan I Tightening.
5. Pengecekan Fungsi dan Kondisi komponen alat.
6. Penggantian bahan pemeliharaan.
7. Pengecekan Kinerja alat I Uji fungsi.
8. Penyetelan I Adjustment .
9. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor, radiasi, tegangan lebih dll) .

LAKUKAN APA YANG TERTULIS DAN TULIS APA YANG DILAKUKAN.

51
Sub Pokok Bahasan 5 : Pencatatan
Setelah pemeliharaan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri dan:
1. lsi formulir lembar kerja pemeliharaan . Pengisian formulir lembar Kerja harus bertahap, sesuai
tahap kegiatan pemeliharaan.
2. lsi laporan kerja pemeliharaan. Gunakan format laporan yang baku.
3. lsi kartu pemeliharaan alat, yang menggantung pada setiap alat.
4. Pengguna alat menanda tang ani Laporan kerja. perhatikan hasil pemeliharaan apakah yang
tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi alat saat itu.

Sub Pokok Bahan 6 : Pengemasan

Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang tertinggal.

Pengemasan dllakukan terhadap ;

1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang tertinggal atau
hilang .
2. Dokumen teknis penyerta, dirapihkan dan disusun dengan baik.
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS.
4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas serta dari tumpahan oli / grease.

Sub Pokok Bahasan 7 : Pelaporan


1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna alat dan pemberi
tug as. Gunakan formulir laporan pemeliharaan yang sudah baku dan serahkan kembali alat
yangsudah dipelihara.
2. Apabila hasil pemeliharaan, alat tidak dapat difungsikan, berikan saran tindak lanjut.

Pokok Bahasan 2 : FASILITAS PENUNJANG PEMELIHARAAN.

Sub Pokok Bahasan 1 : Alat kerja dan alat ukur

1. Alat kerja terdin dari Tool set Elektronik, Tool set Mekanik dan alat bantu lainnya.

Contoh: Vacuum Cleaner, Kompresor., Tracker dll.

Biasakan menggunakan alat kerja yang benar dengan ukuran yang sesuai.

2. Alat Ukur, untuk setiap Parameter / fungsi. Dalam menggunakan alat ukur, perhatikan Range dari
nilai yang akan diukur.
Alat ukur antara lain: - Multi meter ( digital/analog ).
- Leakage Current Meter.

- Universal Pressure meter.

- Gas Leakage Detector.

- Thermo & Hygro Meter.

- Analyzer.

- Stop Watch.

- KVp meter, mAs meter, Dosimeter.

3. Alat Bantu, seperti; trolley, tangga, dll.

Alat ukur yang digunakan pada pemeliharaan harus TERKALIBRASI.

52
Sub Pokok Bahasan 2: Dokumen teknis penyerta
1. Diperoleh pada saat penerimaan alat, terdiri dari ;

- Operation Manual / Petunjuk Pengoperasian.

- Service Manual.

Diagram Schematic atau Wiring

2. Disiapkan oleh Petugas di rumah sakit, meliputi :


- Prosedur Tetap : Pengoperasian, Pemantauan Fungsi, Pemeliha- raan dan Perbaikan alat.
- Formulir Pelaporan : Lembar kerja, Laporan Pemeliharaan dan Kartu pemeliharaan
alat. Gunakan Formulir Pelaporan yang baku dan dimengerti oleh semua pihak terkait.

Sub Pokok Bahasan 3 : Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu
1. Bahan Pemeliharaan / Consumable parts for maintenance, adalah Komponen alat yang
mempunyai usia pakai tertentu, digunakan untuk kegiatan pemeliharaan alat.
Contoh ; Filter, Lampu Indikator, Baterai, Seal /0 ring, Electrode Sikat arang, dll.

2. Bahan Operasional, disiapkan oleh teknisi pemeliharaan, untuk melakukan Uji fungsi / uji kine~a
ala!.
Contoh ; Kertas Rekam, Jelly, Gas Anaesthesi, dlL

3. Material Bantu, adalah bahan yang diperlukan untuk membantu kegiatan pemeliharaan.
Contoh ; Contact cleaner, timah solder, Isolasi , Kain lap, Amplas, Cairan pembersih, dll.

Pokok Bahasan 3 : PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SESUAI PROTAP.


1. Sub Pokok Bahasan 1: FOETAL DOPPLER
2. Sub Pokok Bahasan 2: INKUBATOR PERAWATAN.
3. Sub Pokok Bahasan 3: OPERATING LAMP.
4. Sub Pokok Bahasan 4: OPERATING TABLE
5. Sub Pokok Bahasan 5: SHORTWAVE DIATHERMY.

VII. SIMULASI DAN PRAKTEK PROTAP PEMELIHARAAN

Apabila konsep protap telah selesai disusun lakukan hal-hal berikut ini :

Cobalah menerangkan konsep protap tersebut pada kegiatan yang sebenarnya ( simulasi ) dan

kemudian praktekkan.

Apakah urutan kerja sudah benar?


Apakah mungkin untuk dilaksanakan ?
Bila belum, lakukan pemeliharaan seperJunya, sehingga mendapat kesepakatan dari anggota
kelompok .

PRESENTASI & DISKUSI

Pada akhir sesi penyusunan protap dan lembar ke~a, setiap kelompok harus menyajikan hasil

kerjanya di depan kelompok lain.

Pada forum ini dlakukan diskusi untuk tercapainya kesepakatan bersama, meliputi :

1. Urutan kerja
2. Jenis kegiatan
3. Hasil pelayanan
4. Istilah yang digunakan.

Protap yang telah disepakati harus benar-benar siap untuk dilaksanakan.

Protap pemeliharaan peralatan medik yang telah siap harus dilaporkan dan dimintakan tanda

tangan direktur rumah saki!.

53
Format Protap Pemeliharaan dari satu rumah sakit sering berbeda dengan rumah sakit yang lain.

Hal tersebut tidak masalah, asalkan materi yang terdapat dalam protap sarna.

Yang harus diperhatikan ialah, bahwa protap tersebut harus disosialisasikan kepada semua pihak

yang terkait untuk diketahui dan diikuti.

VIII. REFERENSI.

Protap Pemeliharaan peralatan medik, disusun dengan mengacu pada :

1. Service Manual untuk setiap alat, yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat.

2. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan .


Quality Laboratory Services and Use Of Medical Device. W.H.O. INO BCT. 001 .7
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik­
Jakarta 2001.

3. Health Devices Inspection and Preventive maintenance System,

Third Edition ECRI 1995, Plymouth Meeting, PA. USA.

54

MATERI INTI 5

PROSEDUR TETAP PERBAIKAN

PERALATAN MEDIK

I. DESKRIPSI SINGKAT

Prosedur tetap perbaikan adalah standar baku mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti
oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat , yang berdasarkan prasyarat
dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap perbaikan ini ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
dan disusun berdasarkan service manual , diagram ( schematic I wiring) dan petunjuk lain yang
terkait..
Kegiatan perbaikan terdiri dan : analisa kerusakan, identifikasi suku cadang , penyiapan suku cadang,
perbaikan alat dengan atau tanpa suku cadang , uji kinerja I uji fungsi , penyetelan I adjustment, kalibrasi
internal dan pengukuran aspek keselamatan.
Dengan dilaksanakannya perbaikan kerusakan alat sesuai prosedur, maka akan diperoleh hasil yang
positip, yaitu :
1. Alat yang mengalami kerusakan dapat difungsikan kembali
2. Upaya perbaikan tidak membuat kerusakan menjadi semakin parah.
3. Pelayanan yang terhenti karena terjadinya kerusakan alat dapat di laksanakan kembali.

Modul ini berisi tentang Prosedur Tetap perbaikan peralatan medik Jilid 3, untuk 5 ( lima) alat,
yaitu:
1. Foetal Doppler
2. Inkubator Perawatan
3. Operating Lamp
4. Operating Table
5. Short Wave Diathermy.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum:


Pada akhir sesi ini, seluruh peralatan medik yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki
sesuai dengan prosedur perbaikan yang bernar.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Pada akhir sesi, peserta mampu:

1. Menjelaskan proses kegiatan perbaikan peralatan medik


2. Menyusun prosedur tetap perbaikan peralatan medik.
3. Melaksanakan perbaikan peralatan medik sesuai prosedur tetap

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok bahasan 1 : PROSEDUR TETAP PERBAIKAN.

Sub. pokok bahasan

1. Format Protap Peebaikan.


2. Prasyarat.
3. Persiapan.
4. Pelaksanaan.

55
5, Pencatatan,

6, Pengemasan,

7. Pelaporan,

Pokok bahasan 2 : FASILITAS PENUNJANG PERBAIKAN.


Sub, pokokbahasan

1, Alat kerja dan alat ukur,

2, Dokumen Teknis Penyerta,

3. Suku Cadang , bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu,

Pokok bahasan 3 : PELAKSANAAN PERBAIKAN, SESUAI PROTAP.


Sub, pokok bahasan

1, Prosedur tetap Perbaikan Foetal Doppler

2. Prosedur tetap Perbaikan Inkubator Perawatan

3, Prosedur tetap Perbaikan Operating Lamp

4, Prosedur tetap Perbaikan Operating Table

5. Prosedur tetap Perbaikan Short Wave Diathermy

IV. BAHAN BELAJAR

1, Service Manual, Diagram dan Foetal Doppler Procedure No, 447 - 0595 - ECRI

2, Service Manual, Diagram dan Inkubator Perawatan Procedure No, 415 - 0595 - ECRI

3. Service Manual , Diagram dan Operating Lamp Procedure No. 469 - 0595 - ECRI.
4. Service Manual , Diagram dan Operating Table Procedure No......

5, Service Manual, Diagram dan Short wave Diathermy Procedure No.

V. LANGKAH·LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator, dan peserta

dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung.

Langkah Kegiatan :

1, Setelah perkenalan diri dengan para peserta yang disesuaikan dengan jumlah peserta dan

latar belakang mereka, uraikan tujuan sesi dan ruang lingkup bahasan secara sing kat.
2, Meminta peserta menyampaikan harapannya mengikuti pelatihan ini.
3. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan
menyepakati proses pembelajaran.
4, Penyampaian pokok bahasan dengan mengajukan berbagai pertanyaan situasional untuk
mengukur pengalaman pribadi peserta tentang perbaikan peralatan medik.
5, Mengatur acara berbagi pandangan dan bertukar pengalaman antar peserta dalam melakukan
perbaikan peralatan medik.
6, Menerangkan dan menjelaskan masing-masing pokok bahasan dengan bahan tayangan digital.
( pokok bahasan 1, 2 dan 3 beserta sub pokok bahasan ).
7. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk memperagakan cara perbaikan peralatan medik.
8, Setelah selesai peragaan , seluruh kelompok mendiskusikan dalam kelas dan mengambil
kesimpulan sebelum klarifikasi.
9. Refleksikan proses pembelajaran sesi ini.
10. Tutup sesi dengan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.

56
VI. URAIAN MATERI

Pokok bahasan 1 : PROSEDUR TETAP PERBAIKAN.


Prosedur tetap perbaikan merupakan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik dalam

melaksanakan kegiatan perbaikan alat yang mengalami kerusakan.

Prosedur tetap peebaikan disusun oleh teknisi elektromedik yang bertugas melaksanakan

pemeliharaan dan perbaikan alat.

Kegiatan perbaikan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada Protap Perbaikan adalah pelanggaran

terhadap Kode Etika Profesi

Prosedur tetap perbaikan merupakan salah satu persyaratan akreditasi pelayanan rumah sakit,

sehingga adanya prosedur tetap perbaikan sangat diperlukan oleh rumah sakit.

Sub pokok bahasan 1:. Format prosedur tetap perbaikan.


Format protap harus ditentukan dan disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan
dengan perbaikan alat.

Berikut adalah contoh format Prosedur Tetap perbaikan alat.

57
Sub Pokok Bahasan 2: Prasyarat
Prasyarat yang harus dipenuhi pada Perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Kualifikasi SOM memadai, minimal STM terlatih, 02 Elektromedik, 03 Elektromedik Teknisi
tersebut harus tersertifikasi
2. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
Alat kerja terdiri dari Tool set elektronik dan tool set mekanik, tersedia.
Alat ukur sesuai dengan masing-masing alat, tersedia.

Alat Ukur harus TERKALIBRASI).

3. Ookumen teknis penyerta meliputi : Protap perbaikan , pengoperasian a/at dan Service Manual
serta Diagram (schematis / Wiring ), tersedia..
4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional serta material bantu, tersedia.
5. Suku Cadang dapat diperoleh.
6. Apabila alat menggunakan catu daya untuk pengoperasiannya, maka Kotak Kontak harus
dilengkapi hubungan pembumian dengan nilai tahanan < 5 Ohm.
7. Mekanisme kerja harus jelas, diketahui dengan baik oleh semua pihak terkait dengan perbaikan
alat.
8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan perbaikan tetap dilakukan,

maka dapat dikatakan disini bahwa perbaikan alat tidak sesuai Prosedur Tetap.

Resiko yang terjadi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Teknisi pelaksana perbaikan.

Sub pokok bahasan 3: Persiapan


Persiapan adalah langkah-Iangkah yang harus dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan, agar
kegiatan perbaikan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat pelaksanaan
perbaikan.
Tahap persiapan terdiri dari :
1. Menyiapkan Surat Perintah Kerja dari atasan pemberi tug as.
2. Menyiapkan formulir lembar ke~a perbaikan dan Formulir laporan ke~a .
3. Menyiapkan dokumen teknis penyerta sesuai alat yang akan diperbaiki.
4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam perbaikan (semua alat harus didata,
sehingga tidak ada yang hilang / tertinggal dilokasi .).
5. Menyiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu. ( harus dirinci )
6. Memberitahukan kepada pengguna alat, mengenai rencana perbaikan kerusakan alat,
Sebutkan rencana ke~a dan jadual waktu

Sub Pokok Bahasan 4: Pelaksanaan perbalkan


Kegiatan perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Pendataan alat (perhatikan Lembar Kerja Perbaikan ).
2. Analisa kerusakan.
3. Identifikasi kebutuhan Suku Cadang.
4. Penyiapan Suku Cadang.
5. Perbaikan kerusakan alat, baik dengan atau tanpa suku cadang.
6. Uji Kinerja / Uji Fungsi.
7. Penyetelan / Adjustment.
8. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor, radiasi,tegangan lebih, dll ) pada kegiatan perbaikan

LAKUKAN APA YANG TERTULIS DAN TULIS APA YANG DILAKUKAN

59
Sub Pokok Bahasan 5 : Pencatatan

Setelah perbaikan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri dari :

1. lsi formulir lembar kerja. Pengisian formulir lembar kerja harus


bertahap , sesuai tahap kegiatan perbaikan ..
2 lsi laporan kerja perbaikan. Gunakan format laporan yang baku.
3. Pengguna alat menanda tang ani Laporan kerja. Perhatikan hasil
Perbaikan, apakah yang tertulis pada laporan kerja sesuai dengan
kondisi alat saat itu.

Sub Pokok Bahan 6 : Pengemasan

Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang tertinggal.

Pengemasan dilakukan terhadap ;

1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang tertinggal
atau hilang.
2. Dokumen teknis penyerta, dirapihkan dan disusun dengan baik.
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS
4. Bersihkan lokasi perbaikan alat dari barang-barang yang sudah tidak diperlukan lagi serta dari
tumpahan oli / grease.

Sub Pokok Bahasan 7 : Pelaporan


1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna alat dan pemberi tugas.
Gunakan formulir laporan perbaikan yang sudah baku dan serahkan kembali alat
yang sudah dilakukan perbaikan.
2. Apabila hasil perbaikan alat tetap rusak , berikan saran tindak lanjutyang harus ditempuh agar alat
dapat diperbaiki.
Contoh Suku cadang harus dipesan ke pabrik, Alat ukur yang diperlukan tidak
dimiliki, kemampuan teknisi setempat belum mampu dll

Pokok Bahasan 2 : FASILITAS PENUNJANG PERBAIKAN.

Sub Pokok Bahasan 1 : Alat kerja dan alat ukur

1. A/at kerja terdiri dari Tool set Elektronik, Tool set Mekanik dan Alat bantu lainnya

Contoh : Vacuum cleaner, kompresor , tracker , dll

Biasakan menggunakan alat kerja yang benar dengan ukuran yang sesuai.

2. Alat Ukur, untuk setiap Parameter / fungsi. Da/am menggunakan alat ukur, perhatikan Range dari
nilai yang akan diukur.
Alat ukur antara lain : - Multi meter ( digital/analog ).
- Leakage Current Meter.

- Universal Pressure meter.

- Lux Meter.

- Thermo & Hygro Meter.

- Analyzer.

- Stop Watch .

- Osciloscope.

3. Alat Bantu , seperti; trolley, tangga. , dll.

Alat ukur yang digunakan pada perbaikan harus TERKALIBRASI.

60
Sub Pokok Bahasan 2 : Dokumen teknis penyerta
1. Diperoleh pada saat penerimaan al'at, terdiri dari ;

Operation Manual / Petunjuk Pengoperasian.

Service Manual.

Diagram Schematic atau Wiring

2, Disiapkan oleh Petugas di rumah sakit, meliputi :


Prosedur Tetap : Pengoperasian, Pemantauan Fungsi, Pemeliharaan dan Perbaikan alat.
Formulir Pelaporan : Lembar kerja perbaikan, Laporan hasil Perbaikan ( Korektif) .

Sub Pokok Bahasan 3 : Suku cadang, bahan operasional dan material bantu
1. Suku Cadang / Spare Parts, adalah komponen atau bagian alat yang USIA pakainya tidak
dapat diprediksl, dipergunakan untuk Keperluan Perbaikan.

Contoh : Sekering / fuse, Transistor, Tabung elektronik, Relay, Diode, dll.

2. Bahan Operasional, disiapkan oleh teknisi pemeliharaan, untuk melakukan Uji fungsi /
uji kinerja alat.

Contoh ; Jelly, Aquades, Bakteri Filter dll.

3. Material Bantu, adalah bahan yang diperlukan untuk membantu kegiatan perbaikan .
Contoh ; Contact cleaner, timah solder, Isolasi , Kain lap, Amplas,

Cairan pembersih, dll.

Pokok Bahasan 3 : PELAKSANAAN PERBAIKAN SESUAI PROTAP


1. Sub Pokok Bahasan 1. FOETAL DOPPLER
2. Sub Pokok Bahasan 2: INKUBATOR PERAWATAN
3. Sub Pokok Bahasan 3: OPERATING LAMP.
4. Sub Pokok Bahasan 4: OPERATING TABLE
5. Sub Pokok Bahasan 5: SHORT WAVE DIATHERMY

VII. SIMULASI DAN PRAKTEK PROTAP PERBAIKAN.


Apabila konsep protap telah selesai disusun lakukan hal-hal berikut ini :
Cobalah menerangkan konsep protap tersebut pada kegiatan yang sebenarnya ( simulasi ) dan
kemudian praktekkan.
Apakah urutan kerja sudah benar ?
Apakah mungkin untuk dilaksanakan ?
Bila belum, lakukan pemeliharaan seperlunya, sehingga mendapat kesepakatan dari anggota
kelompok .

PRESENTASI & DISKUSI

Pada akhir sesi penyusunan protap dan lembar ke~a, setiap kelompok harus menyajikan hasil

kerjanya di depan kelompok lain.

Pada forum ini dilakukan diskusi untuk tercapainya kesepakatan bersama, meliputi :

1. Urutan kerja

2. Jenis kegiatan

3. Hasil pelayanan

4. Istilah yang digunakan.

Protap yang telah disepakati harus benar-benar siap untuk dilaksanakan.

Protap perbaikan peralatan medik yang telah siap harus dilaporkan dan dimintakan tanda tangan

Direktur Rumah Sakit.

Format Protap Perbaikan dari satu rumah sakit sering berbeda dengan rumah sakit yang lain.

Hal tersebut tidak masalah, asalkan materi yang terdapat dalam protap sama.

Yang harus diperhatikan ialah, bahwa protap tersebut harus disosialisasikan kepada semua pihak

yang terkait untuk diketahui dan diikuti.

61
VIII. REFERENSI.

Protap Perbaikan Peralatan medik, disusun dengan mengacu pada :

1. Service Manual dan Diagram untuk setiap alat, yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat.

2. Health Devices Inspection and Preventive Maintenance System,

Third Edition ECRI 1995, Plymouth Meeting, PA. USA.

62

MATERIINTI 6

NORMA KESELAMATAN KERJA

I. DESKRIPSI SINGKAT

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah dikenal sejak lama yaitu tahun 1760 SM, dengan
adanya maklumat raja Babylonia Hammurabi yang dikenal dengan Hammurabi Codedisebutkan
bahwa " Jika seorang arsitek membangun rumah untuk orang lain dan bangunan tersebut tidak
dikonstruksi sebagaimana mestinya, kemudian roboh dan megakibatkan meninggalnya seseorang,
maka arsitek tersebut harus dibunuh .
Pada puncak revolusi Industri ,Beardini Rammazzinimenls menulis U Discourse on the disease of
worker " yang membuat beliau dikenal sebagai bapak Occupational Medicine.Pendekatan keilmuan K3
diawali oleh H.W. Heinrich dengan penulisan pada buku " Industrial Inccident Prevention a Scientific
Approach"
Jika melihat pada kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja di perusahaan atau organisasi seperti ;
kejadian kebakaran di san juanrico (Mexico city ,1984), Bhopal ( India 1984), kebakaran di airport
Manchester (UK, 1985), Challenger spacecraft explosion (USA, 1986), Chemobyl (Ukraina, 1987) dan
kecelakan kereta api (Bintaro ,Jakarta) serta beberapa penyakit akibat pekerjaan seperti Carpal Tunnel
Syndrom, Low back pain, Neck Pain, Asbestosis, Silicosis, Jantung coroner, Kanker dan lain
sebagainya.
Oapat dibayangkan dan diperkirakan kerugian yang dialami aleh perusahaan dan organisasi , selain
resiko kerugian, perusahaan dan organisasi dituntut agar meningkatkan kualitas produk, lingkungan
dan pekerjanya.
Dalam era Globalisasi dan AFTA 2003, setiap perusahaan atau organisasi berlomba-Iomba untuk
meningkatkan produknya sehingga dapat bersaing ditingkat nasional , regional dan Internasional.
Labeling produk merupakan salah satu syarat apakah suatu produk perusahaan atau organisasi dapat
diterima oleh masyarakat dunia intemasional, Labeling tersebut antara lain meliputi SO 9000 (kualitas
dan mutu produk), ISO 14000 (Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan) ISO 18000 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).
Sebagai jawaban akan hal tersebut dierlukan palksanaan kegiatan yang dilandasi oleh kebijakan yang
mendukung terlaksananya prnsip-prinsip K3 dengan tujuan meminimalisasi atau menghilangkan
kejadian yang menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat ke~a.

Dalam pelatihan ini peserta akan diberikan pengetahuan dasar yang menyangkut Norma Kesehatan
dan Keselamatan Ke~a di Rumah Sakit yang meliputi :
1. Pemahaman tentang prinsip K3 di Rumah Sakit dan K3 Universal.
2. Peran K3 di Rumah Sakit.
3. Peraturan dan PerUndang-Undangan yang berlaku
4. Pengertian tentang Resiko,Bahaya dan Kecelakaan.
5. Mengenal Jenis bahaya yg ada ,penyebab serta dampaklkerugiannya.
6. Memahami metode pengendalian bahaya.
7. Mengetahui Nilai ambang batas bahaya yang diizinkan.

II. TUJUAN PELATUHAN

A. Tujuan umum pelatihan.


Pada akhir sesi ini peserta akan mampu mengetahui dan memahami tentang Norma Kesehatan
dan Keselamatan Kerja khususnya di Rumah Sakit.

B. Tujuan Khusus Pelatihan.

Pada akhir sesi ini perserta diharapkan mampu untuk :

1. Menjelaskan tentang prinsip dasar Norma Keselamatan Ke~a

63
2. Menyebutkan tentang peraturan dan Per Undang-Undangan yang berkaitan dengan Norma
Keselamatan Kerja.
3. Menjelaskan tentang pengertian Resiko, Bahaya dan Kecelakaan kerja.
4. meyebutkan jenis-jenis bahaya yangada serta penyebabnya dan cara pengendaliaannya.
5. Mampu memahami dampak atau keruian yg timbul akbat bahaya yang terjadi.
6. menyebutkan Nilai ambang batas bahaya yang diizinkan.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian K3 .
2. Peran K3 di Rumah Sakit.
3. Peraturan dan PerUndang-Undangan K3 RS.
4. Pengertian Resiko, Bahaya dan Kecelakaan.
5. Ruang lingkup K3 RS

Lingkungan 'Kerja di RS.

Sumber-sumber bahaya di RS.

Jenis-jenis paparan bahaya di RS .

6. Metode pengendalian bahaya.


7. Nilai-nilai ambang batas.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pada kegiaan ini dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi

V. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
K3 Rumah Sakit.
K3 dalam batasan Universal adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Safety & Health)
K3 dalam instrument akreditasi dinyatakan sebagai sesuatu yang lebih sempit :
• Keselamatan Kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana".
Tetapi kandungan dalam instrument akreditasi sudah mengacu pada batasan universal.

Prinsip dasar K3 di RS adalah


·upaya untuk menghilangkan dan atau mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja O(
Oepkes)

"Upaya umtuk mengendalikan dan memperkecil bahaya yang diketahui ada ditempat kerja agar

tingkat resiko yang mungkin terjadi masih dalam batas toleransi dan upaya untuk menngkatkan

Kesehatan dan Kesejahteraan Pekerja"

2. PERAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 01 RUMAH SAKIT


Sebagai loss control, untuk mengendalikan kerugian atau Inefesiensi.
Sebagai complaince agent, untuk meyakinkan terpenuhinya norma dan peraturan K3 dalam
perusahaanl Rumah Sakit.
Sebagai advisory body terhadap unit usaha Ikaryawan dalam penerapan K3 .
Sebagai management tools dalam menjalankan fungsi control dan acuan untuk pengambilan
keputusan terutama dalam aspek K3.

3. PERATURAN DAN PER UNOANG·UNOANGAN K3 01 RUMAH SAKIT.


Peraturan dan perundang-undangan K3 d RS bersumber pada :

Peraturan Departemen Tenaga Kerja.

Peraturan Departemen Kesehatan.

64

BATAN/BAPETEN.

Ketentuan/peraturan dari Menteri KLH.

Peraturan perundang.undangan tersebut antara lain:


- UU NoA/1969 ; Ketentuan pokok mengenai Ketenagake~aan.
UU No.1-1970 tentang Keselamatan ke~a.
Permenaker NO.5/Men/1996 tentang SMK3.
Permenkes RI No.986/Menkes/Per/1992 tentang persyaratan Kesling di RS.
Keputusan Di~en PPM&PLP No.HK.OO.66.6,44. tentang persyaratan dan Juknis tata cara
lingkungan RS.

UU NO. 8 tentang perlindungan Konsumen

Berbagai Ketentuan Menteri KLH .

Pedoman atau Standard internasional yang digunakan antara lain:


NIOSH, OSHA,CDC, US Dept of Health & Human Services, US Dept of Labor Occupational Safety

Health. Administration. WHO.

Hal tersebut diatas menempatkan RS sebagai tanggung jawab tergugat terhadap tuntutan bila

dituduhkan tidak mematuhi perundang-undangan diatas.

STANDARD KESELAMATAN LlSTRIK

Akibat Bahaya listrik :

- Terkejut (shock)

- Te~adi rasa lelah.

- Te~adi gangguan pernafasan.

- Vibrilasi Ventrikuler.

- Luka bakar.

TABEL AKIBAT BAHAYA LlSTRIK.


NO Arus Listrik Akibat Keterangan
1 0,1 rnA Tdk rnenimbulkan akibat Ambang batas penerimaan
2 1-10 mA Pada umumnya tdk berakibat Kondisi Normal
3 10-100 mA Rasa Lemas. Kelelahan, Tergangtung besarnya arus.
gangguan Pernafasan
4 60-1000 mA Vibrilasi Ventrikuler
5 <1 Amper Luka bakar
...
" Tegangan 1 (satu) Volt dlkenakan langsung pada seseorang yg memlhkl tahanan tubuh 10
K Ohm akan mengalir arus sebesar 100 UA"
" Arus bocor melebihi 10 uA akan menyebabkan bahaya Mikroshock. "
" Standard PUlL untuk pentanahan > 5 Ohm dan Kabel pembumian alat kesehatan tidak
oleh lebih dari 0,15 Ohm"

Standard Internasional Kelistrikan mengacu kepada :


NEC (National Elektrical Comission)
IEC (Intemational Electric Comission)
AAMI ( Association for the Advencement of Medical Instrument)
NFPA (National Fire Protection Assosiation)

65
STANDARD KESELAMATAN KERJA DALAM PENGGUNAAAN PERALATAN KESEHATAN

(arus bocor)

Non Patient Ground Power


STO Patient area
General area Wire Conductor
Critical
area area To Chassis
area
Impedance

NEC
Leakage 100 uA 500 uA Less than 0,15 Ohms Greater than
from 1000.000 Ohms
chassis
NFPA
Chassis 100 uA 100 uA
Lead 50 uA -
Isolated 10 uA -
UL.544 .
Chassis 100 uA 100 uA 0.10 Ohms
Lead 50 uA -
Isolated 10 uA -
AAMI
Chassis 100 uA 100 uA
Lead 50 uA -
Isolated 10 uA -
TABEL STANDARD PROTEKSI RADIASI.

BAHAN Kerapatan (g/cm) Tabel dalam mili meter


50 kV 100 kV 150 kV
Timbal 11,3 0,18 0,84 0,96
Beton 2,35 13 55 70
Beton 2,2 22 68 101
Bata 1,8 36 104 145
Bata Berongga 3,2 5,4 7 14
Beton Barium 3,2 5,4 7 14
Baja 7,9 1,0 5,4 13
Beton beronga 0,63 76 230 328
udara
Gips 0,84 45 172 260

Akibat bahaya Radiasi.


Efek Somatik.

Efek Somatik Stokasis.

Efek Genetik

66
TABEL PENAHAN RADIASI LlNTUK BERKAS PRIMER.

Tegangan Maksimum Jarak dari Fokus (m) Tebal penahan radiasi


Tabung (kV) Pb (mm) Beton
kerapatan
2,35
glcm3
100 2 1,8 150
3 1,6 130
5 1,2 100
125 2 2,1 170
3 1,8 150
5 1,3 110
150 2 2,2 190
3 1,9 170
5 1,4 130

TABEL STANDARD NILAI AM BANG BATAS DOSIS PENYINARAN SELURUH TUBUH (ICRP)

Organ I Jaringan tubuh Pekerja radiasi dewasa Anggota Masyarakat


Gonat, Sumsum tulang 5 Rem / tahun 0,5 Rem / tahun
Kulit,Tulang 30 Rem / tahun 3,0 Rem / tahun
Kelenjar gondok 30 Rem / tahun 3,0 Rem / tahun
Anggota badan 75 Rem / tahun 7,5 Rem / tahun
Organ lainnya 1,5 Rem / tahun 1,5 Rem / tahun

Catatan :
a. Untuk wan ita hamildosis pada janin setelah diagnosa tidak boleh lebih dari 1 Rem/ tahun .
b. Untuk anak sampai usia 16 tahun kelenjar gondok maksimal terima 1,5 Rem / tahun .
c. Radiasi bocor pada jarak 1 meter dari focus tidak melebihi 100 Rem/jam

4. PENGERTIAN RESIKO, BAHAYA DAN KECELAKAAN KERJA.

HAZARD
Adalah suatu sumber potensi /ancamam (resiko) yang dalam intensitas tertentu apabila te~adi
kontak dapat menimbulkan kecelakaan yang berakibat :
Kerusakan property.

Penyakit

Traumatic Injury.

Kegagalan bisnis/usaha.

KECELAKMN (ACCIDENT)

Kejadian yang tak diharapkan/ tidak diinginkan yang dapat menyebabkan :

1 Kehilangan nyawa.

2 Luka, gangguan jasmani,cacat.

3 Kerusakan dan kerugian harta benda.

4 Terganggunya kelancaran usaha.

5 Dampak lingkungan.

67
g. Petugas Laundry .

Lantai basah.

Mengangkat. Kebisingan dan panas.

Terbakar, Infeksius

Deterjen. sabun.

Limbah beracun dan Infeksius dll.

6. PENGENDALIAN BAHAY A.
Secara prinsip konsep pengendalian mempunyai hirarki sebagai berikut;
Eliminasi.
Subtitusi.
Rekayasa Teknis.
Administrasi.
Pemakaian APD.
Dan secara fungsi dapat di bagi menjadi :

Pengendalian Operasional.

Pengendalian Organisasi.

7. PENGENDALIAN OPERASIONAL
1. Pengendalian Paparan Kimia.

Bekerja sesuai SOP ( perilaku kerja yang aman).

Kenali jalan masuk ketubuh ( Kulit. mata, nafas. mulut dll)

Alat pelindung diri yang sesuai dan aman.

Kenali sifat kimianya dan dampak pada tubuh manusia.

Cari bahan alternative yang lebih aman.

2. Pengendalian Paparan biologis.

Bekerja sesuai SOP.

Menjaga Kesehatan air (pemeriksaan mutu air).

Pengelolaan limbah/sampah dengan benar.

Pengelolaan makanan dan minuman dengan baik.

Pengendalian serangga dan pengerat.

Prosedur sterilisasi dan desinfeksi yang benar.

Pengelolaan dobi yang benar.

P2K3 dan panitia Infeksi nosokomial yang efektif.

3. Pengendalian Paparan Fisik.


Kebisingan: Sumber ------ Generator. blower, AHU. Vacuum cleaner dll.
Ambang batas 85 db. Pengendalian: Sumber, Media, Pekerja
Suhu dan Iklim.
Akibat suhu tinggi : Miliaria, heat stress, heat cramps, heat exhaustion, heat stroke.
Pengendaliannya: Lingkungan ( tirai, AC. Ventilasi dan Isolasi), Peke~a (Air minum
cukup)
Radiasi. pencahayan dapat dikendalikan sesuai dengan hirarkidan kondisi yang
memungkinkan.

4. Pengendalian Psikososial.
Pengendaliannya :

Hubungan kerja atasan dan bawahan yang baik.

Lingkungan kerja yang baik.

Pendelegasian kewenangan .

Keuangan/kesejahteraan.

70
" I LJK P BR PU STAKAA

DB : !<.E'E IA TAN

5. Pengendalian faktor Ergonomi.


Pengendaliannya :
Penyesuaian tempat ke8a dengan dimensi dan ukuran tubuh.
Penyesuaian rancang bangun alat dengan ukuran dan postur tubuh .
Penyesuaian jenis pekerjaan dengan peke8a.
Penyesuaian jenis pekerjaan dengan metode kerja.

8. PENGENDALIAN SECARA ORGANISASI


1. Identifikasi semua bahan kimia yg digunakan dan daftar.
2. Pasang label dengan tanda sesuai.
3. Persyaratan semua pemasok melengkapi dengan MSOS.
4. Penyimpanan bahan kimia yang aman.
5. Prosedur pengangkutan yang aman.
6. Budaya bersih, rapih dan aman.
7. Pendidikan dan pelatihan terencana.

VI. REFERENSI

1. Dr. Sumamur. P.K. MSc. 1989. Keselamatan Kerja danPencegahan Kecelakaan .


2. Or.H. Boedihartono, MBA. 2003. Pedoman Bimbingan Keselamatan Kebakaran dan Kewaspadaan
Bencana. Oi8en Van Medik. Oepkes RI.
3. DR. Syukri Sahab.MS. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Ke~a .

71

LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.


Nama Rumah Sakit
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING LAMP.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Mekanik C]Baik C]Tidak baik DTidak ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket

Multi meter.
Leakaae current meter.
Lux meter.
Ground tester

Kelengkapan Administrasi 8r. Dokumen Teknls Nomor Tanggal

Su,rat Perintah Kerja.


Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.
Protap Pemeliharaan.
Protap Pengoperaslan alat.
Service Manual DAda o Tldakada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operaslonal dan Material Bantu.

Lampu Indikator Ada Tidak ada


Halogen 8ulb Ada Tidak ada
Filter Ada Tidak ada
Cairan pembersih Ada Tldak ada
contact Cleaner Ada Tidak ada
Kain Lap Ada Tidak ada
Kuas Ada Tidak ada
Grease Ada Tldak ada

Pemeriksaan Kondisi Fisik / Tindakan Pemeliharaan.

Lakukan Pemberslhan
- 8aglan Luar.
- Reflektor. 8 8alk
Balk 8 Tldak 8alk
Tldak Balk
Lakukan Pelumasan
- 8earing Penyangga lampu. o Baik o Tldak Balk
Lakukan Pengencangan
- Sambungan Kabel. o Baik o Tldak8aik
Lakukan Pengecekan Fungsi dan Kondisi bagian alat :

§
Tldak 8alk

~
- Sistlm Catu Daya. 8alk
Balk Tldak Balk
- Kabel Daya. Tldak Balk
- Trafo. Balk
Balk Tidak 8aik
- Saklar ON / OFF. Tidak Balk
- Kesetlmbangan. Balk

Lakukan penggantian Bahan Pemeliharaan :


a . ........... .

o.
c. .
d.
e.
Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran

~
Nyala Lampu 1,1Baik Tidak Baik
Fokus Balk Tidak Balk
Inten sitas Cahay a ± 3 0/ 0 Baik Tidak Baik
Pergeraka n lam pu Baik Tida k ba lk
ar us Bocor ~d. Ch asi s 100 ~A Balk . _ Tidak bal k

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC Nomor 601-1-1, Class I, Type BF.
Klnerja , mengacu pada Standard ECRI No. 469, 0595.

Pen yete lan I Adjustment o BalK o Tidak Baik

KESIMPULAN

Hasil Pemeliharaan . OPERATING LAMP, dapat disimpulkan :


1. Kondis i alat BAlK . dan l ayak difungsikan .
2. Kondisi alat TlDAK BAlK , karena :
a.
b. .
c.

Saran tindak lanjut .

~
Alat membahayakan, perlu Perbaikan segera.

Perlu Penggantian Aksesori.

Perlu Perbaikan oleh Pihak Ketiga.

Alat sudah tidak l ayak Di operasikan , Usul Penghapusa n.

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat.
Teknisi Elektromedis
5, Prosedur 1, Tempatkan alat pada ruang tindakan,
2, Lepaskan penutup debu, Kunci roda penggerak.
3. Siapkan dan pasang aksesori (filter bakteri, Acces cup I Iris cup,
skin probe temperature ).
4. Periksa: pengatur posisi matras. sungkup pengontrol, volume air,
Gas oksigen , Flow meter).
5. Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
6. Hubungkan alat dengan catu daya.
7. Hidupkan alat dengan menekanl memutar tombol ON/OFF
ke posisi ON .
8. Lakukan pemanasan secukupnya.
9. Atur dan periksa temperatur control, humidity I electric fan,
untuk mengetahui kesiapan alat.
10. Hubungkan alat dengan konektor gas oxygen.
11. Periksa sistim alarm.
12. Perhatikan protap pelayanan
13. Beritahukan kepada keluarga pasien, mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
14. Atur temperatur control, sesuai keperluan.
15. Atur aliran oxygen sesuai keperluan .
16. Pasang skin sensor temperatur, bila ada.
17. Perhatikan indikator I monitor temperatur dan kelembaban
dalam chamber Pastikan alat berfungsi dengan baik.
18. Masukkan bayi kedalam inkubator perawatan yang telah stabil
temperatur dan kelembabannya dan pantau fungsi alat.
Pastikan acces cup I iris cup dan sungkup tertutup dengan baik.
19. Setelah selesai, keluarkan bayi dari inkubator perawatan.
Kembalikan posisi temperatur regulator ke posisi minimum.
20. Matikan alat dengan menekanl memutar tombol ON/OFF
ke posisi OFF
21 . Lepaskan aksesori dari alat .
22. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
23. Lepaskan kabel pembumian.
24. Lepaskan hubungan alat dengan tabung gas oxygen .
25. Bersihkan Alat. Pastikan alat Inkubator Perawatan dalam kondisi
baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.
26 . Pasang penutup debu
27. Simpan alat dan aksesori ketempat semula,
28. Catat beban ke~a alat -7 dalam jumlah pasien.

6. Unit ke~a terl<ait Unit Pelayanan Pengguna Alat.

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Ka. Unit Pelayanan . Pengguna alat.
2. PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI INKUBATOR PERAWATAN

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT INKUBATOR PERAWATAN Direktur RS

Mer k - --­- -­-----­ -----------­ --­


Type I Model
Nomor seri
( ---------------------------- )
Direktur
No Dokumen: Tanggal: Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan, adalah bentuk


dari standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Inkubator Perawatan, yang berdasarkan prasyarat dan
prosedur yang harus dipenuhi, prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pendataan alat, pemantal¥in kondisi lingkungan, pemeriksaan kualitatif dan
pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat disimpulkan alat layak atau tidak
layak untuk difungsikan 1dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kinerja alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3. Protap pemantauan fungsi, lembar ke~a pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia
4. Bahan operasional tersedia.
5. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool set.

2. Alat Ukur Multimeter (terkalibrasi)


Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Thermohygrometer (terkalibrasi)
02 meter (terkalibrasi)
PROSEDUR TETAP

o PENGOPERASIAN
o PEMANTAUAN FUNGSI

o PEMELIHARAAN
o PERBAIKAN

FOETAL DOPPLER

-
I PROBE :I--~ FILTER
CIRCU1T
POWER
AMPLIfIER \-----.+

r·_·_·_·_· ...""
1._._. :-._._.i
• POWER SUPPLY '

WAVEFORM
PROCESSING
CIRCUIT
INNER I OUTER
POWER SWITCHING

CPU I
CIRCUIT

I I ~ECHARGE;A;.
BATIERY
BlE If-----r

r . - . ­ - -. _.. --:
. ACPOWER I
L._._._._._.
11. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN FOETAL DOPPLER

LOGO PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN Disahkan oleh:

RUMAH SAKIT
FOETAL DOPPLER Direktur RS

Mer k
Type I Model
Nomor serl ( ---------------)
Direktur

No Dokumen: Tanggal: Halaman:


112
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pengoperasian Foetal Doppler adalah bentuk dari standar
yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus dilkuti dalam melaksanakan
kegiatan pengoperasian Foetal Doppler yang berdasarkan prasyarat dan urutan
kerja yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan pada petunjuk
pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, berupa prasyarat, persiapan,
pemanasan, pelaksanaan pengoperasian, pengemasan dan penyimpanan, agar
alat dapat difungsikan dengan baik untuk mendeteksi detak jantung janin dalam
kandungan.

2. Tujuan 1. Agar pengoperasian alat dilakukan secara benar


2. Agar didapatkan hasil pemeriksaan I diagnosa detak jantung janin yang
baik dan sempurna.
3. Agar pasien dan operator terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh
kesalahan pengoperaslan
4. Agar usia teknis alat dapat tercapai.

3. Kebijakan Struktur Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit

4. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat
3. Kotak-kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
( bila menggunakan tegangan AC ).
4. Alat laik pakai dan bersih.
5. Aksesori lengkap dan baik
6. Bahan operasional tersedia.
5. Prosedur 1. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan.
2. Lepaskan penutup debu.
3. Siapkan bahan Operasional ( Jelly dan Tissue ).
4. Hubungkan alat ke catu daya ( bila menggunakan tegangan AC ).
5. Hidupkan alat dengan menekanl memutar tombol ONI OFF
ke posisi ON
6. Periksa kondisi indikator Baterai. Bila low batt, lakukan pengisian
baterai.
7. Periksa kondisi Probe.
8. Periksa volume suara dengan merubah sound level regulator.
9. Perhatikan protap pelayanan
10. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.
11 . Oleskan jelly pada permukaan kulit (obyek).
12. Tempatkan probe pada posisi obyek.
13. Atur sound level regulator, sesuai keperluan.
14. Lakukan pemeriksaan.
15. Setelah pengoperasian selesai, matikan alat dengan menekan I
memutar tombol ONI OFF ke posisi OFF
16. Kembalikan posisi sound level regulator ke posisi minimum I no!.
17. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
18. Bersihkan Probe dan alat. Pastikan alat Foetal Doppler
dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.
19. Pasang penutup debu
20. Simpan alat dan aksesori ketempat semula.
21 . Catat beban kerja alat -7 dalam jumlah pasien.

6. Unit kerja tekait Unit Pelayanan Pengguna Alat.

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Ka Unit Pelayanan. Pengguna alat.
1. PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI FOETAL DOPPLER

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT FOETAL DOPPLER Direktur RS

Me rk -----------------------------
Type I Model
Nomor seri
( -----------------------------_.. )
Direktur
No Dokumen: Tanggal: Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Foetal Doppler, adalah bentuk dari
standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Foetal Doppler, yang berdasarkan prasyarat dan
prosedur yang harus dipenuhi, prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pendataan alat, pemantauan kondisi lingkungan, pemeriksaan kualitatif dan
pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat disimpulkan alat layak atau tidak
layak untuk difungsikan 1dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kinerja alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3. Protap pemantauan fungsi, lembar kerja pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia
4. Bahan operasional tersedia
5. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool set.

2. Alat Ukur Multimeter (terkalibrasi)


Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Thermohygrometer (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan surat perintah kerja (SPK)

2 Siapkan formulir lembar kerja pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat


4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan operasional.
6. Pemberitahuan kepada Unit pelayanan pengguna alat

B. Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan alat
2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan
3. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik)
4. Lakukan pemeriksaan kuantitatif (pemeriksaan fungsi dan
aspek keselamatan).

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja pemantauan fungsi
dan SPK
2. Simpulkan hasil Pemantauan Fungsi.

- Alat layak difungsikan.

- Alat tidak layak difungsikan.

3. Pengguna alat menandatangani lembar kerja dan

SPK pemantauan fungsi.

D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3 Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Foetal Doppler dan lokasi kerja

E. Laporan
1. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan

pengguna alat dan saran tindak lanjut.

2. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tug as.

8. Unit kerja terkait - Unit Pelayanan Pengguna alat

- Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS )

Disetujui oleh: Dibuat oleh :


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
1. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN FOETAL DOPPLER

LOGO PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN Disahkan oleh :

RUMAH SAKIT
FOETAL DOPPLER Direktur RS.

... __ M . . . . . . . . . . . ................... . ..... . . .. . . . . .

Mer k
Type / Model
Nomor seri ( .. ..... ... .... ... ... ... .. .. .. ... ... .)

Direktur

No. Dokumen :
Tanggal Halaman:

1/2

Revisi Ke:
No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Foetal Doppler adalah bentuk standar
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan pemeliharaan alat Foetal Doppler yang berdasarkan
prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan
pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :i
pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi dan kondisi
bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek
keselamatan kerja dan penyetelan I adjustment. Kesimpulan hasil
pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

3. Tujuan 1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat
dapat tercapai.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. Alat kesehatan berfungsi.


2. SDM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar kerja pemeliharaan dan
protap pengoperasian, tersedia..
5. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.
6. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Kerja: Tool set Elektronik

2. Alat Ukur Leakage current meter (terkalibrasi)


Multi meter (terkalibrasi)
Ground Tester (terkalibrasi)
A. Persiapan
7. Prosedur 1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat.
3. Siapkan :
a. Service Manual.
b. Protap pemeliharaan dan protap pengoperasian alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan ,bahan operasional dan
material bantu..
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan pemeliharaan (perhatikan Service manual ).


1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.
2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
3. Lakukan pengencangan / tightening
4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.
5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.
6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.
7. Lakukan penyetelan / adjustment.
8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja, kartu pemeliharaan
dan SPK.
2. Simpulkan hasil pemeliharaan
- Alat baik.
- Alat tidak baik.
3. Pengguna alat menandatangani Formulir Lembar Kerja dan SPK,
sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan .
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan Lembar Kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Foetal Doppler dan lokasi pemeliharaan

E. Laporan.
1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Foetal Doppler yang telah dipelihara.
2. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada pemberi tugas

8 Unit kerja terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


- Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
1. PROSEDUR TETAP PERBAIKAN FOETAL DOPPLER

LOGO PROSEDUR TETAP PERBAIKAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT FOETAL DOPPLER Direktur RS.

MERK : ..... .... ..... ... ...... ... ..


TYPE I MODEL
NOMORSERI
(... ...... ... .. .... ..... ..... ..... )
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Perbaikan alat Foetal Doppler, adalah standar baku,
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi
elektromedis dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat Foetal
Doppler, yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi.
Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain
yang terka~, dengan urutan kerja : analisa kerusakan, penyiapan suku
cadang, perbaikan, penyetelan / adjustment, kalibrasi internal , uji kinerja
dan pengukuran aspek keselamatan kerja. Kesimpulan hasil perbaikan
alat baik atau alat tidak baik.
2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS .

3. Tujuan 1. Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat yang mengalami kerusakan dapat dlP~erbaiki dan berfungsi kembali.
4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. Alat kesehatan dalam kondisi rusak.


2. SDM tersertifikasi.
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan dan
protap pengoperasian, tersedia.
5. Bahan pemeliharaan dan material bantu, tersedia
6. Suku cadang dapat diperoleh.
7. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.
8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkung an.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Tool set Elektronik


2. Alat Ukur Multi Meter (terkalibrasi)
Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Ground tester (terkalibrasi)

7. Prosedur A Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja perbaikan.
3. Siapkan:
a. Service manual, diagram (schematic / wiring ).
b. Protap perbaikan dan protap pengoperasian alat.
c. Riwayat perbaikan alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur.
5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu.
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan :
- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.
- Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bag ian alat / omponen / suku cadang yang
mengalami kerusakan. (perhatikan pasnduan analisis
kerusakan, service manual dan diagram ).
- Lakukan identifikasi, bag ian alat / komponen / suku cadang
yang rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan suku cadang yang diperlukan.
3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang ).
4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi Internal.
5. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulis lembar kerja perbaikan. dan SPK.
2. Kesimpulan hasil perbaikan :

- alat baik..

- alat tidak baik

3 .Pengguna alat menanda tang ani Formulir Lembar Kerja


Perbaikan dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat
telah dilaksanakan

D. Pengemasan.
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4 Bersihkan alat Foetal Doppler dan lokasi perbaikan.

E. Laporan .
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Foetal Doppler yang telah
diperbaiki.
2. Laoorkan hasil oerbaikan alat keoada oemberi tuaas.
8. Unit kerja terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).
- Unit Pelayanan pengguna alat.
Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
Kepala IPS RS . Teknisi Elektromedi
LEMBAR KERJA PEMANTAUAN FUNGSI

Nama Rumah Sakit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat FOETAL DOPPLER.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Handy Tool Set. DBaik DTidak Baik DTidakAda

Alat Ukur

Nama Alat Merk! Tvoe No. Seri Masa Kalibrasi Ket


Leakage Current Meter
Multi Meter.
Thermohyqrometer

Kelengkapan Adminlstrasi Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Protap Pemantauan Fungsi
Protap Pengoperasian alat.
Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Pemantauan Kondlsi Lingkungan

Tegangan . Volt. Suhu DC


Sumber Interferensi DAda ------%RH
DTidak ada Kelembaban
Tahanan pembumian Ohm.

Pemerlksaan Kondisi Fisik (Kualitatif)

~
Tidak

§ §
Chasis / Selungkup RBaik Baik Bateral Balk Tidak Baik
Kotak Kontak Baik Tidak Baik Indikator Baik Tidak Baik
Terminal Pembumian. Baik Tidak Baik Aksesorl Balk Tidak Baik
Kabel daya. Baik Tldak Ba ik kebersihan alat Balk Tidak Baik.
Pemutus Arus Baik Tidak Baik
Regulator/ Potensio Baik Tidak Baik

Pemeriksaan Fungsi (Kuantltatlf)

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran Baik Tidak

Suara Detak JantunQ.


Kualltas SUMa
Arus Baeor pd . Chasis 100 A
Arus Boeorpd. Probe 10 ~A

Aspek Keselamatan Kerja, mengaeu pada Standard IEC Nomor : 601 -1-1 Class II, TLy"'p::.e."C:.:,F..:.._ _ _ _ _ _ _ _ __

Keluhan pada alat

KESIMPULAN
W ALAT LAYAK DIFUNGSIKAN.
L.J ALAT TIDAK LAYAK DIFUNGSIKAN.
SARAN

Mengetahui, Nama Kota,


Pengguna alat. Teknlsl Elektromedis
LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.
Nama Rumah Sa kit
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat FOETAL DOPPLER.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Elektronik . DBaik DTldak baik DTldak ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket

Leakaqe Current meter.


Multi meter
Ground Tester.

Kelengkapan Administrasi & Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.
Protap Pemellharaan.
Protap Pengoperasian alat.
Service Manual DAda D Tidak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

~
Tidak

~
Baterai Ada ada
Lampu Indikator Ada Tidak ada
Pasta / jelly Ada Tldak ada
Contact Cleaner Ada Tidak ada
Cairan Pembersih Ada Tidak ada
kain lap / Tissu Ada
Tldak ada
kuas Ada
Tidak ada

Pemeriksaan Kondisl Fisik / Tindakan Pemeliharaan.

Lakukan Pembersihan :
- Seluruh bagian alat. DBaik D Tidak Baik
- Konektor probe. DBaik D Tldak Baik
Lakukan Pengencangan :
- Sambungan Kabel. DBaik D Tidak Balk
Lakukan Pengecekan Fungsi dan Kondisl baglan alat :

~ ~
- Sistlm Catu Daya. Balk Tldak Baik
- Ka bel daya. Balk Tidak Baik
- Saklar ON / OFF. Baik Tidak Baik
- Lampu Indikator. 6aik Tidak Baik
- Baterai. Balk Tldak Baik
- Baterai Charger. Balk Tidak Baik
- Probe . Ba lk Tidak Baik

Lakukan penggantian Bahan Pemeliharaan :


a.
b.
c.
d.
e.

Pemeriksaan Kinerja dan aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran

~
intensltas Suara Balk Tidak Balk
Kualitas Suara. Balk Tidak Balk
Arus Bocor pd. Chasis 100 A Balk Tidak Baik
Arus Bocor d. Probe. 10 ~A Balk Tidak Baik

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC, Nomor 601-1-1, Class II, Type CF.
KinerJa, mengacu pada Standard ECRI, Nomor 447- 0595.
Pen yetelan / Adjustment o Baik o Tidak Baik

KESIMPULAN

Hasil Pemeliharaan FOETAL DOPPLER, dapat disimpulkan :


1. Kondisi alat BAlK , dan Layak difungsikan.
2 , Kondisi alat TIDAK BAlK, karena :

a,

b,

e.

Saran tindak lanjut :

~
Alat membahayakan, perlu Perbalkan segera,
Perlu Penggantian Aksesorl.
Perlu Perbaikan oleh Pihak Ketiga,
Alat sudah tidak Layak Dioperasikan, Usul Penghapusan ,

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisi Elektromedis
LEMBAR KERJA PERBAIKAN.

Nama Rumah Sakit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat FOETAL DOPPLER.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Elektronik. DBaik DTidak Baik DTidakAda

Alat Ukur

Nama Alat Merk! Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket


Leakage Current meter
Multi Meter.
Ground tester I
Kelengkapan Administrasi & Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja .

Protap Pemeliharaan.

Protap Pengoperasian alat.

Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Service Manual
DAda D Tidak ada

Diagram (Schematic / Wiring)


DAda D Tldak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

~
Ada

~
Baterai Tldak ada
Lampu lndikator Ada Tldak ada
Pasta / Jelly Ada Tidak ada
Contact cleaner Ada Tldak ada
Cairan pembersih Ada Tidak ada
Kain lap / Tissue Ada Tldak ada
Kuas Ada Tldak ada

TINDAKAN PERBAIKAN .

1. Gejala kerusakan alat

2. Hasil Trouble shooting / Analisa Kerusakan. ( Perhatikan Panduan Analisa Kerusakan.


Service manual dan Diagram ).

3. Identifikasi kebutuhan SUKU CADANG, Bagian alat , Komponen


4 Penvediaan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen.

Nama Data Teknis Jumlah

5 TINDAKAN PERBAIKAN.

pen yetelan / Adjustment : . . . . . . . . . o Balk o Tidak Baik

Pem eriksaan Kinerja al at dan Aspek Ke selamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Settinq Keluaran

~
Intensltas Suara Balk Tldak Balk
Kualitas Suara. Balk Tldak Balk
Arus Bocor pd. Chasis 100 jJA Balk Tldak Balk
Arus Bocor od. Probe . 10 jJA Balk I Tldak Balk

Aspe k Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard lEC, Nemor 601-1-1, Class II, Type CF.
Kinerja, mengacu pada Standard ECRl, Nemer 447- 0595 .

KESIMPULAN

Hasil Perbaikan FOETAL DOPPLER, dapat dlsimpulkan :


1. Kondisi alat BAlK.
2. Kendisi alat TIDAK BAlK, karena :
a . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .

b . .. ... ... . . .. .. . ....... .

c . .. . ...... . ...... . . ... .

Saran tl ndak lanjut :

~
Alat membahayakan, tldak layak dleperaslkan.
Perlu Penggantlan, Suku Cadang / Aksesori.
Perlu perbalkan eleh plhak ketiga.
Alat sudah tldak layak dieperaslkan, usul penghapusan.

Meng et ahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisi Elektromedis
PANDUAN ANALISA KERUSAKAN FOETAL DOPPLER

No. Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan

1 Alat tidak bisa hidup - Tidak ada catu daya - Periksa tegangan listrik pada jala-jala

- Switch On I Off rusak - Periksa switc~ On I Off, perbaiki I ganti


I

- Sekring putus - Periksa penyebab, ganti sekring


dengan nilai yan[ sama
- Rangkaian power supply rusak - Periksa rangkaian (gulunqan trato,
transistor, IC, kapasitor), perbaiki I ganti I

- Power cord rusak - Periksa power cord, perbaiki I ganti

- Rangkaian DC power supply rusak - Periksa Baterai, periksa baterai charger,


perbaiki I ganti

2 Tidak ada tampilan pada layar - Power baterai habis - Periksa Baterai, periksa baterai charger,
(Untuk Doppler dengan LCD) perbaiki / ganti
- Sekring putus - Periksa penyebab, ganti sekring_
dengan nilai yang sam a

3 Suara tidak terdengar atau - Setting volume kontrol - Periksa volume kontrol, perbaiki, setting,
rendah sekali ganti
- Probe Rusak - Periksa probe, perbaiki, ganti
- Baterai lemah,baterai charger rusak - Periksa Baterai, periksa baterai charger,
perbaiki dan ganti
- Pre Amp I AmpJifier rusak - Periksa , ~erbaiki,ganti komponen yang
rusak
- Potensio volume rusak - Periksa potensio volume, perbaiki I ganti

4 Kualilas suara jelekJnoise) - Probe rusak - Periksa probe,jlanti


- Potensio volume kotor I rusak - Bersihkan I ganti potensio
- Kabel probe hampir putus - Ganti kabel probe
PKOSEDUK TETAP

o PENGOPERASIAN
o PEMANTAUAN FUNGSI

o PEMELIHARAAN
o PERBAIKAN

INKUBATOR PBRAWATAN

~ CHARGER
I BATTERY I
I
.d ALARM

POWER CONTROL ~
SUPPLY HEATER DISPLAY
CIRCUIT
~
t
.-._._._._ . - .. -._ ._._..... FANI
I

I
Skin Temperature BLOWER

II
Temp. Chamber
i
I
Fan Sensor
-._._._._ ._._._ ._.-.-._ .-
I TEMPERATURE
I -

MECHANICAL
CONTROL

HUMIDITY

OXYGEN

BLOK DIAGRAM INKUBATOR PERAWATAN

2. PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI INKUBATOR PERAWATAN

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT INKUBATOR PERAWATAN Direktur RS

Mer k --------------------­ ------­


Type I Model
Nomor seri
( ---------------------------- )
Direktur
No Ookumen: Tanggal : Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Inkubator Perawatan, adalah bentuk


dari standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Inkubator Perawatan, yang berdasarkan prasyarat dan
prosedur yang harus dipenuhi, prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pendataan alat, pemanta4;Cin kondisi lingkungan, pemeriksaan kualitatif dan
pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat disimpulkan alat layak atau tidak
layak untuk difungsikan / dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Oirektur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kinerja alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SOM tersertifikasi


2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3. Protap pemantauan fungsi, lembar kerja pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia
4. Bahan operasional tersedia.
5. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool set.

2. Alat Ukur Multimeter (terkalibrasi)


Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Thermohygrometer (terkalibrasi)
02 meter (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan surat perintah kerja (SPK)

2 Siapkan formulir lembar kerja pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat


4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan operasional.
6. Pemberitahuan kepada Unit pelayanan pengguna a/at

B. Pe/aksanaan
1. Lakukan pendataan alat
2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan
3. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik)
4. Lakukan pemeriksaan kuantitatif (pemeriksaan fungsi dan

aspek keselamatan)

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja pemantauan fungsi dan SPK
2. Simpulkan hasil Pemantauan Fungsi.

- Alat /ayak difungsikan.

- Alat tidak layak difungsikan.

3. Pengguna alat menandatangani /embar kerja dan

SPK pemantauan fungsi.

D. Pengemasan
1. Cek a/at kerja dan a/at ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3 Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta

ke tempat semula

4. Bersihkan alat Inkubator Perawatan dan /okasi kerja

E. Laporan
1. Laporkan hasi/ pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan

pengguna alat dan saran tindak lanjut.

2. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

8. Unit kerja terkait Unit Pelayanan Pengguna a/at

Insta/asi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS )

Disetujui o/eh: Dibuat o/eh:


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
2. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN INKUBATOR PERAWATAN

LOGO PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN Disahkan oleh :

RUMAH SAKIT
INKUBATOR PERAWATAN Direktur RS.

Mer k
Type/ Model
Nomorseri ( .................................... )
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Inkubator Perawatan adalah bentuk standar
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan pemeliharaan alat Inkubator Perawatan yang
berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun
berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan
urutan kerja : pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi
dan kondisi bag ian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan
kinerja, aspek keselamatan kerja dan penyetelan / adjustment. !Kesimpulan
hasil pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungst IPS RS.

3. Tujuan 1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat
dapat tercapai.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5 .Prasyarat 1. Alat kesehatan berfungsi.


2. SDM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar ke~a pemeliharaan dan
protap pengoperasian, tersedia...
5. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.
6. !Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian
7. Ruang ke~a memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.
6. Peralatan 1. Alat Ke~a: Tool set Elektronik
Vacuum cleaner
2. Alat Ukur Leakage current meter (terka'librasi)
Multi meter (terkalibrasi)
Ground tester (terkalibrasi)
Thermometer (terkalibrasi)
Hygrometer (terkalibrasi)
02 meter (terkalibrasi)
Timer (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat.
3. Siapkan:
a. Service Manual.
b. Protap pemeliharaan dan protap pengoperasian alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan ,bahan operasional dan
material bantu ..
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan pemeliharaan (perhatikan Service manual).


1. Lakukan pembersihan seluruh bagian al'at.
2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
3. Lakukan pengencangan / tightening
4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.
5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.
6. Lakukan pemeriksaan kine~a dan aspek I<eselamatan ke~a .
7. Lakukan penyetelan / adjustment.
8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja, kartu pemeliharaan
dan SPK.
2. Simpulkan hasil pemeliharaan
- Alat baik .
- Alat tidak baik .
3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja dan SPK,
sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan .
1. Cek alat ke~a dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar ke~a.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat ke~a, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Inkubator Perawatan dan lokasi pemeliharaan

E. Laporan.
1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Inkubator iPerawatan yang telah
dipelihara.
2. Laporkan hasil pemeliharaan al·at kepada pemberi tugas

8. Unit kerja terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


- Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS Teknlsi Elektromedis
2. PROSEDUR TETAP PERBAIKAN INKUBATOR PERAWATAN

LOGO PROSEDUR TETAP PERBAIKAN Disah'kan oleh :


RUMAH SAKIT INKUBATOR PERAWATAN Direktur RS.

MERK ----- ---­ ------ ------­ --­---------­


TYPE I MODEl.
NOMOR SERI
( --------------------------------------)
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Perbaikan alat Inkubator Perawatan , adalah standar baku ,
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat Inkubator Perawatan, yang
berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini
disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait,
meliputi, analisa kerusakan, penyiapan suku cadang , perbaikan" penyetelan /
adjustment, kalibrasi internal, uji kine~a dan pengukuran aspek keselamatan
kerja. Kesimpulan hasil perbaikan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Oirektur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.
3. Tujuan 1. Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.
2. Alat yanQ menQalami kerusakan dapat diperbaiki dan berfungsi kembali.
4. Petugas Teknisi Elektromedis .
5. Prasyarat 1. Alat kesehatan dalam kondisi rusak .
2. SOM tersertifikasi.
~ . Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Ookumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan dan
protap pengoperasian, tersedia.
5. Bahan pemeliharaan dan material bantu , tersedia
6. Suku cadang dapat diperoleh .
7. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.
8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Tool set Elektronik.


Vacuum Cleaner.
2. Alat Ukur Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Multi Meter (terkalibrasi)
Osciloscope (terkalibrasi)
Ground Tester (terkalibrasi)
Thermometer (terkalibrasi)
Hygrometer (terkalibrasi)
02 meter (terkalibrasi)
Timer (terkalibrasi)

7. Prosedur A Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar ke~a perbaikan .
3. Siapkan:
a. Service manual, diagram (schematic I wiring ).
b. Protap perbaikan dan protap pengoperasian alat.
c. Riwayat perbaikan alat.
4. Siapkan a'iat kerja dan alat ukur.
5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu.
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan .
- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.
- Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bagian alat I komponen I suku cadang yang
mengalami kerusakan. ( perhatikan panduan analisis
kerusakan, service manual dan diagram )..
- Lakukan pendataan, bagian alat I komponen I suku cadang
yang rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan suku cadang yang dipertukan.
3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang ).
4. Lakukan penyetelan I adjustment, kalibrasi internal.
5. Lakukan uji kine~a dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulis lembar kerja perbaikan. dan SPK.
2. Kesimpulan hasil perbaikan :
- alat baik.
- a'iat tidak baik
3. Pengguna alat menanda tangani formulir lembar kerja perbaikan
dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan.
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan Lembar Kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Inkubator Perawatan dan lokasi perbaikan.

E. Laporan.
1 Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Inkubator Perawatan yang telah
diperbaiki
2. Laporkan hasil perbaikan alat kepada pemberi tugas.

8. Unit kerja terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


- Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS. Teknisi Elektromedis
LEMBAR KERJA PEMANTAUAN FUNGSI

Nama Rumah Sa kit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat INKUBATOR PERAWATAN.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Handy Tool Set. DBaik DTidak Baik DTidak Ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/ Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket


Multi Meter
LeakajJe Current meter
Thermometer.
Hygrometer
02 Meter

Kelengkapan Administrasi Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.

Protap Pemantauan Fungsi

Protap Pengoperasian alat.

Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Pemantauan Kondisi Lingkungan

Suhu 'c Tahanan Pembumlan : Ohm.


Kelembaban -----%RH
Tegangan _ _ _ _ _ Volt

Pemeriksaan Kondisi Fisik (Kuaiitatif)

Tidak

~ I~
Tidak

~
Chassls/ Selungkup. ~Bai.k Balk Slang Oxygen. Baik Baik
Kotak kontak Baik Tidak Baik Indikator / Tampilan. Baik Tidak Baik
Terminal Pembumian. Balk Tldak Balk Matras. Baik I Tldak Baik
Kabel daya. Baik Tidak Baik Acces cup Baik Tidak Baik
Pemutus Arus. Baik Tldak Baik Roda Troll. I Balk Tidak Baik
Baterai. Baik Tidak Baik Kebersihan alat. I Baik Tidak Baik

Pemeriksaan Fungsi (Kuantitatif)

Uraian Standard Toleransi Settinq Keluaran Baik Tidak

Heater.
Motor Fan / Blower.
Suhu Chamber ± 3 %
Skin Temp. Sensor. ± 3 %
Kelembaban.
Display.
Alarm.
Thermostat
Sensor fan.
Arus Bocor pd. Chasis. 100 ~A
Tahanan kabel pemb. Alat 02 Ohm.

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC Nomor : 601 - 1-1 . Class I. .!TJ,y"'p"'e"'B"'F"'.'-_ _ _ _ _ _ _ __

Keluhan pada alat


KES IMPULAN
W ALAT LAYAK DIFUNGSIKAN.
L.J ALAT TIDAK LAYAK DIFUNGSIKAN.
SARAN

Mengetahui, Nama Kota,

Pengguna alat. Teknisi Elektromedis

LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.


Nama Rumah Sakrt
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat INKUBATOR PERAWATAN.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

ToOl set Elektronik. DBaik DTidak baik DTidak ada


Vacuum Cleaner DBaik DTidak baik DTidak ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/Tvoe No. Serl Masa Kalibrasi Ket 1


leak~e Current Meter
Multi Meter
Ground tester .
Thermometer.
IiY9rometer
02 Meter.
Timer.

Kelengkapan Adminlstrasi &. Dokumen Teknls Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.

Pro tap Pemeliharaan.

Protap Pengoperasian alat.

Service Manual DAda D Tidak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

Baterai Ada Tldak ada


Bacteri Filter Ada Tldak ada
lampu rndikator Ada Tidak ada
Acces cup. Ada Tldak ada
Contact Cleaner Ada Tidak ada
Cairan pembersih Ada Tldak ada
Aquades Ada Tldak ada
Gas Okslgen Ada Tldak ada
Kain lap. Ada Tldak Ada
Grease Ada Tldak Ada
Kuas Ada Tldak Ada

Pemeriksaan Kondisi Fisik I Tindakan Pemellharaan.

Lakukan Pembersihan :
o
- Bagian luar alat.
- Baglan Dalam Chamber.
lakukan Pelumasan :
Balk
DBaik E3 Tldak Baik
Tldak Balk

- Roda Troli.
lakukan Pengencangan
o Balk o Tldak Baik

o
- Sambungan Kabel.
- Konektor Sla ng Gas .
l akukan Pengecekan Fungsi dan Kondisi baglan alat :
Balk
DBaik E3 Tldak Balk
Tidak Balk

- Sistim Catu Daya . Balk Tldak Balk


- Kabel Daya Balk Tldak Balk
- Saklar ON I OFF. Balk Tldak Balk
- Elemen pemanas . Balk Tldak Balk
- Fan / Blower. Balk Tldak Baik
- Kuncl Selungkup. Balk Tldak Balk
- Pergerakan Selungkup. Balk Tldak Balk
- Therm ometer. Balk Tldak Baik
- Hygrometer. Balk Tidak Baik
- Bakteri Filter. Balk Tldak Balk
- Acces Cup. Balk Tldak Balk
- Lampu Indikator. Balk Tldak Balk
- Tekanan gas 02. Balk Tldak Balk
- Matras. Balk Tldak baik
Lakukan penggantlan Bahan Pemellharaan :
a.................. .

b.
c.

Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uralan Standard Toleransi Setting Keluaran

Tidak

~
Suhu dalam Chamber. ± 1 % Balk Balk
Alarm Temp. Udara Balk T ldak Baik
Safety Thermostat Baik Tldak Balk.
Sk.ln Temp. Alarm Baik Tldak Balk
Kelembaban udara ± 1 % Baik Tldak Balk
Arus Bocor pd. Chasis 100 jJA Baik Tldak Balk
Ta hanan kabel Pembumian alat 02 Ohm. Balk Tldak Balk

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC 601-1-1 Class I Type BF.
Kinerja, mengacu pad a Standard ECRI No. 415 - 0595.

Penyetelan / Adjustment DBaik D Tidak Baik

KESIMPUlAN

Hasil Pemellharaan. INKUBATOR PERAWATAN, dapat dlslmpulkan :


1. Kondlsl alat BAlK. dan Layak dlfungslkan.
2 . Kondisl alat TIDAK BAlK, karena :
a...................... .

b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

c. . . . . . . . . . . . . . . . . . • ...•

Saran tlndak lanjut :

~
Alat membahayakan, perlu Perbalkan segera.
Perlu Penggantian Aksesori.
Perlu Perbalkan oleh Plhak Ketlga.
Alat sudah tldak Layak Dioperaslkan, Usul Penghapusan.

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknlsi Elektromedis
LEMBAR KERJA PERBAIKAN.

Nama Rumah Sakit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat INKUBATOR PERAWATAN.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Elektronik. DBaik DTldak Baik DTidak Ada


Vacuum cleaner. DBaik DTldakBaik DTidakAda

Alat Ukur

Nama Alat Merk/ Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket

Leakilge Current Meter.


Multi meter.
Ground tester.
Thermometer.
Hyqrometer.
Osciloscope.
0 2 meter.
Ti mer.

Kelengkapan Administrasi & Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Penntah Kerja .


Protap Pemeliharaan.
Protap Pengoperasian alat.
Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat
Service Manual DAda D Tidak ada
Diagram (Schematic / Wiring) DAda D Tidak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

Baterai
Ada Tldak ada
Bacteri Filter.
Ada Tldak ada.
Lampu Indikator
Ada Tidak ada
Acces Cup / Iris Cup.
Ada Tidak ada
Contact Cleaner.
Ada Tldak ada
Cairan Pembersih .
Ada Tidak ada
Aquades.
Ada Tidak ada
Gas Oksigen.
Ada Tidak ada
Kain Lap .
Ada Tidak ada
Grease.
Ada Tidak ada
Kuas.
Ada Tidak ada

TINDAKAN PERBAIKAN.

1 . Gejala kerusakan aIat

2. Hasil Trouble shooting / Analisa Kerusakan. ( Perhatikan Panduan Analisa Kerusakan.


Service manual dan Diagram ).
3. Identifikasi kebutuhan SUKU CADANG, Bagian alat , Komponen

4 Penyediaan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen.

Nama Data Teknls Jumlah

5 TINDAKAN PERBAIKAN.

Penyet ela n / Adjustment : . . . . . . . . .. . . . .. ... . o Bal k o Tldak Balk

Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toieransl Settlll!l Keluaran

Suhu dalam Chamber. :t 1% Baik Tldak Balk


Al arm . Baik Tidak Bal k
Thermostate. Baik Tlda k Baik
Skin Temoerature . Baik Tidak Ba lk
Fan Sensor. Balk Tidak Baik
Ke lembaban Udara. ± 1 % Balk Tldak bai k
Arus Bocor pd . Chasis 100 ~A Baik Tldak baik
Tahanan Kbl Pemb. Alat 02 Ohm. Balk Tldak Baik

Aspek Keselamatan kerja, mengacu pada Standard IEC . 601 -1-1 Class I . Type BF.
Kinerja, mengacu pada Standard ECRI Nomor. 415 - 0-595.

KESIMPULAN

Ha sil Perbaikan INKUBATOR PERAWATAN ., dapat dislmpulkan :


1. Kondisi alat BAlK.
2. Kond isi alat TIDAK BAlK, karena :
a . . ... . . .. .. ... . .. . ... . .

b . . . . . . . . . ... . . . . . . . .. .. .

c. .. .. . ... .. . .. . . .... .. .

Sa ran tinda k lanjut :

~
Alat membahayakan, tldak layak dioperaslkan .
Per lu Penggantian, Suku Cadang / Aksesorl.
Perlu perbalkan oleh plhak ketlga.
Alat sudah tldak layak dloperaslkan, usul penghapusan.

Mengetahui, Nama kota,

Pengguna alat. Teknisi Elektromedis

( )
Panduan analis kerusaan inkubator (halaman 1)
PANDUAN ANALISA KERUSAKAN INKUBATOR PERAWATAN

No. Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan



1 Alat tidak dapat difun~sikan - Tidak ada catu daya - Periksa t~angan catu d~a,jika tidak
ada, periksa panellistrik
- Switch On I Off rusak - Periksa switch On I Off,~anti
- Sekring putus - Periksa penyebab, ganti sekring
de~an nilai.1'a~ sama
- Rangkaiany_ower supply rusak - Periksa rangkaian (gulungan trafo,
transistor, IC, kapasitoQ, perbaiki I ganti
- Power cord rusak - Periksa power cord,Rerbaiki IJlanti

2 Suhuchambertidaksesu~ - Gangguan pada sensor - Periksa sensor&anti bilaRerlu


Denqan setting - Gangguan pada temperatur kontrol - Periksa rangkaian temperatur kontrol,
Jl.erbaiki,Jl.anti kom~onenJ'a~ rusak
- GanqquanRada rangkaian display - Periksa temperatur chamber den~an
Thermometer~embanding, kalau tidak
sesuai dengan setting,jlerbaiki I ~anti
komponen yang rusak
- Gangguan pada rangkaian heater - Periksa tegangan heater, perbaiki
rangkaian catu d~a heater
- Periksa heater, ganti bila perlu
- Gan~guan pada blower - Periksa t~a~an blower,~erbaiki
rangkaian catu daya blower
- Periksa blower,-.Rerbaiki atau--.9.anti
bila perlu

3 Kelembaban I Hum idity rendah - Air aq ua pada reservoir kosoQ.[ - Periksa volume aqua, isi secukupnya
- Regulator humidity rusak - Periksa r~ulator,J~erbaiki

4 Alarm tidak bekerja - Buzzer rusak - Periksa buzzer,--.9.anti


- GanllguanRada rangkaian alarm - Periksa raQ9.kaian alarm, perbaiki,
Jl.anti komRonenyang rusak
- Gangguan pada rangkaian sensor - Periksa sensor, ganti
- Periksa hubungan listrik pada rangkaian
sensor, perbaiki danJl.anti kom~onen
-.rangrusak
- GangguanRada catu daya alarm - Periksa baterai alarm&anti
- Periksa rangkaian catu daya alarm ,
perbaiki dan ganti komponen yang rusak

5 Alarm bunyi terus menerus - Gangguan pada sensor rangkaian - Periksa ranJl.kaian alarm, perbaiki dan
alarm ganti komponen yangrusak
- Periksa rangkaian sensor, perbaiki dan
ganti komponenJ_all[ rusak
- Periksa sensor, ganti
- Muatan listrik baterai lemah - Periksa rangkaian charging baterai,
perbaiki dan~ant i komponen yanq rusak
- Periksa muatan baterai, perbaiki
cha~ng baterai atauJlanti
No. Keluhan Analisa Kerusakan I

Tindakan

6
Temperatur setting tidak - Gangguan pada rangkaian suhu - Periksa potensiometer suhu setting,
I
berfungsi setting perbaiki atau ganti
- Periksa rangkaian setting, perbaiki I

ganti komponen yang rusak

PKOSEDUK TETAP

D: PENGOPERASIAN
D PEMANTAUAN FUNGSI
D PEMELIHARAAN
o PERBAIKAN

OPERATING LAMP

TRAFO .1 BLUB

TRAFO BLUB
1 1

I
POWER INTENSITAS BLUB
SUPPLY REGULATOR TRAFO .1 1
I
BLUB
TRAFO -I 1
I
BLUB
TRAFO

BLOK DIAGRAM OPERATING LAMP

3. PROsEOUR TETAP PENGOPERAslAN OPERATING LAMP

LOGO
PROSEOUR TETAP PENGOPERAslAN Oisahkan oleh:

RUMAH sAKIT
OPERATING LAMP Oirektur Rs

--------------------------------
Mer k
Type I Mode I

Nomor seri
( -------------------------------)
Oirektur
I

No Dokumen:
Tanggal: Halaman:
112
Revisi ke:
No Revisi: Tanggal':

1. Pengertian Prosedur Tetap Pengoperasian Operating Lamp adalah bentuk dari standar I

yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam melaksanakan
kegiatan pengoperasian Operating Lamp, yang berdasarkan prasyarat dan
urutan kerja yang harus dipenuhi , Prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, berupa prasyarat,
persiapan, pemanasan, pelaksanaan pengoperasian, pengemasan dan
penyimpanan, agar alat dapat difungsikan dengan baik untuk menerangi obyek
pada saat tindakan operasi I pembedahan,

2. Tujuan 1, Agar pengoperasian alat dilakukan secara benar


2, Agard~apa~anha~1 penerangano~ekpadasa~
tindakan operasi/pembedahan yang baik dan sempurna,
3, Agar pasien terhindar dari bahaya kesalahan
I
4, Agar usia teknis alat dapat tercapai.

3, Kebijakan Struktur Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit

4. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi

2. Catu daya sesuai kebutuhan alat.

3, Operating lamp dihubungkan dengan hubungan pembumian,

4, Alat laik pakai dan bersih ,

j
5. Prosedur 1. Lepaskan penutup debu.
2. Hubungkan alat dengan catu daya. ( melalui hand switch / Saklar. )
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON .
4. Periksa regulator Intensitas cahaya, dari posisi minimum
ke posisi maksimum.
5 Periksa pengatur Fokus penyinaran.
6. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing ).
7. Perhatikan protap pelayanan.
8. Atur posisi lampu, sesuai yang dikehendaki.
9. Atur Intensitas cahaya, sesuai keperluan.
10. Atur Fokus penyinaran.
11 . Alat siap dioperasikan. Lakukan tindakan.
12. Setelah seslesai, Kembalikan pengatur intensitas penyinaran
ke posisi minimum.
13. Matikan lampu operasi dengan menekan tombol ON/OFF
ke posisi OFF.
14. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
15. Bersihkan Alat.
16. Kembalikan posisi Operating Lamp ke posisi parkir.
Pastikan Operating Lamp dalam kondisi baik dan siap difungsikan
pada pemakaian berikutnya.
17. Pasang penutup debu
18. Catat beban ke~a alat -7 dalam jumlah Pasien.

6. Unit kerja terkait Unit Pelayanan Pengguna Alat.

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Ka. Unit Pelayanan Pengguna alat
3. PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI OPERATING LAMP

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT OPERATION LAMP Direktur RS

Mer k ------- .. _------- ----------­


Type 1Model
Nomor seri
( ---------------------------- )
Direktur
No Dokumen: Tanggal: Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Operating Lamp, adalah bentuk dari
standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Operating Lamp yang berdasarkan prasyarat dan
prosedur yang harus dipenuhi, prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pendataan alat, pemantauan kondisi Iingkungan, pemeriksaan kualitatif dan
pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat disimpulkan alat layak atau tidak
layak untuk difungsikan 1dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tug as dan fungsi IPSRS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kine~a alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SOM tersertifikasi


2. Peralatan ke~a dan alat ukur lengkap
3. Protap pemantauan fungsi, lembar kerja pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia
4. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool Set

2. Alat Ukur Leakage Current Meter (terkalibrasi)


Multi Meter (terkalibrasi)
Thermohygrometer (terkalibrasi)
Lux meter (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan surat perintah ke~a (SPK)

2 Siapkan formulir lembar kerja pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat


4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Pemberitahuan kepada Unit pelayanan pengguna alat

B. Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan alat
2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan
3. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik )
4. Lakukan pemeriksaan kuantitatif (pemeriksaan fungsi dan

aspek keselamatan )

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar ke~a pemantauan fungsi dan SPK
2. Simpulkan hasil Pemantauan Fungsi.

- Alat layak difungsikan.

- Alat tidak layak difungsikan.

3. Pengguna alat menandatangani lembar kerja dan

SPK pemantauan fungsi.

D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3 Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta

ke tempat semula

4. Bersihkan Operating Lamp dan lokasi kerja

E. Laporan
1. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan
pengguna alat dan saran tindak lanjut.
2. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

8. Unit kerja terkait Unit Pelayanan Pengguna alat


Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS )

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
3. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN OPERATING LAMP

LOGO PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT OPERATING LAMP Direktur RS.

Mer k
Type 1 Model
Nomor seri ( ... .... ... .. ..... ... ...... .. .. ...... )
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi : Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Operating Lamp adalah bentuk standar
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan pemeliharaan alat Operating Lamp yang berdasarkan
prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan
pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pembersihan, pelumasan, pengencangan , pengecekan fungsi dan kondisi
bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek
keselamatan ke~a dan penyetelan I adjustment. Kesimpulan hasil
pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

3. Tujuan 1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat
dapat tercapai.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5 Prasyarat 1. Alat kesehatan berfungsi.


2. SDM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar kerja pemeliharaan dan
protap pengoperasian, tersedia.. ..
5. Bahan pemeliharaan dan material bantu, tersedia.
6. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Ke~a: Tool set Mekanik

2. Alat Ukur Leakage current meter (terkalibrasi)


Multi meter (terkalibrasi)
Lux meter (terkalibrasi)
Ground tester (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat.
3. Siapkan :
a. Service Manual.
b. Protap pemeliharaan dan protap pengoperasian alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan pemeliharaan (perhatikan Service manual ).


1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.
2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
3. Lakukan pengencangan / tightening
4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.
5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.
6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.
7. Lakukan penyetelan / adjustment.
8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar ke~a, kartu pemeliharaan
dan SPK.
2. Simpulkan hasil pemeliharaan
- Alat baik.
- Alat tidak baik.
3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja dan SPK,
sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan.
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan Lembar Ke~a.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat ke~a, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Operating Lamp dan lokasi pemeliharaan

E. Laporan.
1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Operating Lamp yang telah
dipeli'hara.
2. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada pemberi t~gas
- Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).
8. Unit ke~a terkait - Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
3. PROSEDUR TETAP PERBAIKAN OPERATING LAMP

LOGO PROSEDUR TETAP PERBAIKAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT OPERATING LAMP Direktur RS
MERK ---- ------ -- - - -- -- -----------
TYPE I MODEL
NOMOR SERI
( ----------------------------------c- )
Direktur

No. Dokumen :
Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Perbaikan alat Operating Lamp, adalah standar baku,
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat Operating Lamp, yang
berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini
disusun berdasarkan pada service manual, dan petunjuk lain yang terkait,
dengan urutan kerja : analisa kerusakan, penyiapan suku cadang, perbaikan"
penyetelan I adjustment, .kalibrasi internal, uji kinerja dan pengukuran aspek
keselamatan kerja. Kesimpulan hasil perbaikan dapat disimpulkan alat baik
dan atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Oirektur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

3. Tujuan 1. Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat -.rang menqalami kerusakan dapat diperbaiki dan berfungsi kembali
4. Petugas Teknisi Elektromedis .

5. Prasyarat 1. Alat kesehatan dalam kondisi rusak.


2. SOM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Ookumen teknis, protap perbaikan , lembar kerja perbaikan dan
protap pengoperasian, tersedia.
5. Bahan pemeliharaan dan material bantu, tersedia
6. Suku cadang dapat diperoleh.
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Kerja Tool set Elektrik


2. Alat Ukur Multi meter (Terkalibrasi)
Leakage Current Meter (Terkalibrasi)
Lux Meter (Terkalibrasi )
Ground tester (Terkalibrasi)

7. Prosedur. A Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja perbaikan
3. Siapkan :
a. Service manual, diagram ( schematic I wiring)
b. Protap perbaikan dan protap pengoperasian alat.
c. Riwayat perbaikan alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur.
5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu.
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan .
- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan .
- Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bagian alat / komponen / suku cadang yang
mengalami kerusakan. (perhatikan panduan analisis kerusakan ,
dan service manual )..
- Lakukan pendataan, bagian alatlkomponen/suku cadang yang
rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog .

2. Siapkan suku cadang yang diperlukan


3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang ).
4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi Internal.
5. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulis lembar kerja perbaikan . dan SPK.
2. Kesimpulan hasilperbaikan :
- alat baik..
- alat tidak baik
3. Pengguna alat menanda tangani formulir lembar ke~a perbaikan
dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat telah dilaksanakan

D. Pengemasan .
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar ke~a .
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.
3. Kembalikan alat ke~a, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Operating Lamp dan lokasi perbaikan.

E. Laporan.
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan
pengguna alat dan serahkan kembali alat Operating Lamp yang
telah diperbaiki.
2. Laporkan hasil perbaikan alat kepada pemberi tugas.

8. Unit ke~a terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


- Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS. Teknisi Elektromedis
LEMBAR KERJA PEMANTAUAN FUNGSI
Nama Rumah Sakit
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING LAMP.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Handy Tool Set. DBaik DTidak Baik DTidak Ada


Alat Ukur

Nama Alat Merk/ Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket


Leakage Current Meter .
Multi Meter.
Lux meter
Thermohvo rometer

Kelengkapan Administrasi Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja .


Protap Pemantauan Fungsi
Protap Pengoper asian alat.
Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Pemantauan Kondisi Lingkungan

Suhu
-----%RH
'c Tahanan Pembumian Ohm .
Kelembaban
Tegangan _ _ _ _ _ Volt

Pemeriksaan Kondisi Fisik (Kualitatif)

~ Baik

~
Tidak

§
Baik

§
Chassis Baik Filter Bai.k Tidak Baik
Penyangga / Penguat Tidak Baik Pergerakan _ Baik Tidak Baik
Saklar / Hand switch . Bai.k Tidak Baik Kesetimbangan Balk Tidak Baik
Kabel Oa ya Baik Tidak Baik
Pemutus Arus Balk Tidak Baik Kebersihan alat DBaik DTidak Baik
Satelit lamp Baik Tidak Baik

Pemeriksaan Fungsi (Kuantitatif)


,
Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran Baik I Tidak

Seluruh lampu menyala


=1
lntensltas Ca haya ± 3 %
Pengaturan Fokus .
Arus Bocor pd . Chasis 100~A

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC ~Jomor : 601 -1-1, Class I, TLy"'p"-e...,B"'F...:._ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Keluhan pada alat

KESIMPULAN
W ALAT LAYAK DIFUNGSIKAN.
L-J ALAT TIDAK LAYAK DIFUNGSIKAN.
SARAN

Mengetahui, Nama Kota,


Pengguna alat. Teknisi Elektromedis
LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.
Nama Rumah Sakit
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING LAMP.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Mekanik DBaik DTidak baik DTidak ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/TYDe No. Seri Masa Kalibrasi Ket

Multi meter.
Leakaae current meter.
Lux meter.
Ground tester

Kelengkapan Admlnistrasi lit. Dokumen Teknls Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.

Protap Pemeliharaan .

Protap Pengoperaslan alat.

Service Manual DAda o Tldakada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

Lampu Indikator Ada Tldak ada


Halogen Bulb Ada lldak ada
Filter Ada Tldak ada
Cairan pembersih Ada Tldak ada
contact Cleaner Ada Tldak ada
Kain Lap Ada Tidak ada
Kuas Ada Tldak ada
Grease Ada Tldak ada

Pemeriksaan Kondisi Fisik / Tindakan Pemeliharaan.

Lakukan Pemberslhan
- Baglan Luar . DBaik
o Tidak Balk
- Reflektor .
Lakukan Pelumasan
DBaik
o Tldak Balk

- Bearing Penyangga lampu.


Lakukan Pengencangan :
DBaik
o Tidak Baik

- Sambungan Kabel.
Lakukan Pengecekan Fungsl dan Kondlsi bag ian alat :
DBaik o Tidak Baik

- Sistim Catu Daya.

§ §
Baik Tidak Balk
- Kabel Daya. Balk Tldak Baik
- Trafo . Balk lldak Balk
- Saklar ON / OFF. Balk lldak Baik
- Kesetlmbangan . Balk lldak Balk

Lakukan penggantian Bahan Pemeliharaan :


a ..... . .
o.
c.
d.
e. .
Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi SettinQ Keluaran

§
Nyala Lampu Baik Tidak Baik
Fokus Baik .' Tidak Baik
Intensitas Caha ya :t 3 % Baik Tidak Baik
,
Pe rgerakan Lampu Ba ik Tidak baik
arus Bocorpd . Chasis 100 uA Baik Tidak baik

As pek Kesela m atan Ke rja, mengacu pad a Standard IEC Nomor 601-1-1, Cl ass I, Type BF .
Klnerja , mengacu pada Standa rd ECRI No. 469, 05 95.

Penyetelan I Adjus tme n t D ealk o Tidak Baik

KESIMPULAN

Hasil Pemel iharaan . OPERATING LAMP, dapat disimpulkan :


1. Kond,si alat BAlK . dan Layak difungsikan .
2. Kondisi alat TIDAK BAlK , karena :
a.
b.
c.

Sara n tindak lanjut :

~
Alat m embahayakan, perlu Per baikan sege ra .
Perlu Penggantian Aksesor i.

Perlu Perb aikan ole h Pihak Ke t iga.

Alat sudah tidak Layak Di opera sika n, Usu l Penghapusan.

Mengetahui, Nam a kota,


Teknisi Elektromedis
Pengguna alat.
LEMBAR KERJA PERBAIKAN.

Nama Rumah Sdkit


Uni t Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING LAMP.
Merk
Type / Mod el
Nomor Se ri

Alat Kerja

Tool set Mekanik . DBaik DTldak Balk DTldakAda

Alat Ukur

Nama Alat Merk/ Type No . Seri Masa Kalibrasi Ket


Multi Meter.
Leakaqe Cu rrent Meter.
Lu x Meter.
Ground Tester.

Kelengkapan Administrasi & Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Su rat Perintah Kerja.


Protap Pemeliharaan.
Prot.ap Pengoperasian alat .
Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat
Service Manual
DAda D Tidak ada

Diagram ( Schematic / Wiring)


DAda D Tldak ada

Bahan Pemeliharaan dan Material Bantu.

La mpu Indikator
Ada Tldak ada
Halogen Bulb.
Ada Tldak ada
f ilter.
Ada Tldak ada
Ca lran Pembersih.
Ada Tldak ada
Cont act Cleaner
Ada Tidak ada
kaln Lap .
Ada Tidak ada
Kuas.
Ada Tldak ada
Grease .
Ada Tldak ada

TINDAKAN PERBAIKAN.

1. Gejala kerusakan alat

2. HasH Trouble shooting / Analisa Kerusakan. ( Perhatikan Panduan Analisa Kerusakan.


Service manual dan Diagram ).

3. Identifikasi kebutuhan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen


4 Penyediaan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen.

Nama Data Teknis Jumlah

5 TlNDAKAN PERBAIKAN.

Penyetelan / Adjustment DBaik D Tidak Baik

Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Settinq Keluaran

~ ~
Lighting/ Nyala lampu. Baik Tidak Baik
Fokus. Baik Tidak Baik
Intensitas cahaya. ± 03% Baik Tidak Ba,i k
Pergerakan lampu. Baik Tidak Baik
Kesetimbangan Balk Tldak Baik
Arus Bocor pd. Chasis . 100 ~A Balk Tldak Baik

Aspek Keselamatan kerja, mengacu pada Standard IEC Nomor: 601-1-1, Class I, Type BF.
Kinerja, mengacu pad a Standard ECRI Nomor: 469 - 0595.

KESIMPUlAN

Hasil Perbaikan OPERATING LAMP, dapat dlsimpulkan :


1. Kondisi alat BAlK.
2. Kondisi alat TIDAK BAlK, karena :
a.
b.

c..

Saran tindak lanjut :

Alat membahayakan, tidak layak dioperaslkan.

Perlu Penggantian, Suku Cadang / Aksesorl.

Perlu perbaikan oleh pihak ketiga.

Alat sudah tidak layak dloperasikan, usul penghapusan.

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisi Elektromedis
PANDUAN ANALISA KERUSAKAN OPERATING LAMP

No. Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan

1 Alai lidak dapal difungsikan · Tidak ada catu daya • Periksa leaanaan calu daya iika lidak
ada periksa panellislrik.
· Swilch ON/OFF rusak · Periksa Switch ON/OFF, ganti
· Sekring putus · Periksa sekring lakukan penggantian
dengan nilai yang sama.
- Rangkaian catu dayatidak bekerja - Periksa instalasi kabel dan
rangkaian calu daya perbaiki /ganti.
- Slip ring tidak kontak - Bersihkan.

2 Gerakan pen yanga lampu - Bearing kering/ karat - Bersihkan dan beri pelumasan
berat. ganti bearing.
- Pegas balancing terlalu keras - Atur pegas balancing

3 Lampu kurana terang - Filter kotor - Periksa filter bersihkan / ganti filter
- Intensitas lampu kurang - Ganti lampu
-Tegangan jala-jala turun - Pasang Voltase stabilizer
- Rangkaian regulator rusak - Periksa rangkaian regulator, perbaiki ganti

4 Sinar lampu tidak fokus - Posisi refiektor tidak tepat - Reposisi refiektor dengan mengatur/
memperbaiki sistem mekanik
4. PROSEDURTETAP PENGOPERASIAN OPERATING TABLE

LOGO Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN Direktur RS
OPERATING TABLE

Me rk
Type I Model
Nomor seri ( -------------------------------)
Direktur
No Ookumen: Tanggal: Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pengoperasian Operating Table, adalah bentuk dari standar
yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam melaksanakan
kegiatan pengoperasi'an Operating Table, yang berdasarkan prasyarat dan
urutan kerja yang harus dipenuhi . Prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, berupa prasyarat,
persiapan, pemanasan, pelaksanaan pengoperasian, pengemasan dan
penyimpanan, agar alat dapat difungsikan dengan baik untuk meletakkan
pasien sesuai dengan posisi yang dikehendaki dalam melakukan tindakan
operasil pembedahan.

2. Tujuan 1. Agar pengoperasian alat dilakukan secara benar


2. Agar didapatkan hasil peletakan pasien dengan posisi yang baik dan
sempuma.
3. Agar pasien terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh kesalahan
pengoperasian
4. Agar usia teknis alat dapat tercapai.

3. Kebijakan Struktur Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit

4. Prasyarat 1. SOM tersertifikasi


2. Alat laik pakai dan bersih.
3. Aksesori lengkap dan baik
5. Prosedur 1. Lepaskan penulup debu.
2. Pasang rem, agar meja operasi tidak bergeser.
3. Siapkan dan pasang aksesori yang diperlukan.
4. Periksa sistim Hidrolik (posisi naik I turun ).
5. Periksa sistim pergerakan, posisi miring kanan, miring kiri,
dan trendelenberg
6. Perhatikan protap pelayanan.
7. Atur posisi ketinggian meja.
8. Alat siap digunakan, Lakukan tindakan,
g, Setelah selesai, atur posisi meja dalam kondisi normal dan
posisi terendah ,
10. Lepaskan semua aksesori,
11 , Bersihkan meja dan aksesori.
12, Simpan aksesori ketempat semula Pastikan Operating Table
dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya,
13. Pasang penutup debu.
14 , Catat beban kerja alat -7 dalam jumlah Pasien,

6. Unit kerja terkait Unit Pelayanan Pengguna Alat.

Disetujui oleh: Dibuat oleh :


Ka, Unit Pelayanan. Pengguna alat.
4. PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI OPERATING TABLE

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT OPERATING TABLE Direktur RS

Me rk --------------------------­
Type I Model
Nomorseri
( ---------------------------- )
Direktur
No Dokumen: Tanggal: Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal :

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Operating Table, adalah bentuk dan
standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Operating Table, yang berdasarkan prasyarat dan prosedur
yang harus dipenuhi, prosedur ini disusun berdasarkan pada petunjuk
pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan ke~a : pendataan
alat. pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat
disimpulkan alat layak atau tid~ layak untuk difungsikan 1dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kinerja alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3. Protap pemantauan fungsi, lembar ke~a pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool Set.


Water Pas.

2. Alat Ukur Thermohyg rometer (terkalibrasi)


7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan surat perintah ke8a (SPK)

2 Siapkan formulir lembar kerja pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat

4. Siapkan alat kerja

5. Siapkan bahan operasional.

6. Pemberitahuan kepada Unit pelayanan pengguna alat

B. Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan alat
2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan.
2. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik dan
aspek keselamatan )

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja pemantauan fungsi dan SPK
2. Simpulkan hasil Pemantauan Fungsi.
- Alat layak difungsikan.
- Alat tidak layak difungsikan.
3. Pengguna alat menandatangani lembar kerja dan
SPK pemantauan fungsi.

D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3 Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkanalat Operating Table dan lokasi kerja

E. Laporan
1. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan
pengguna alat dan saran tindak lanjut.
2. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

8. Unit Kerja Terkait Unit Pelayanan Pengguna alat


Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS )

Disetujui oleh : Dibuat oleh :


Kepala IPS RS Teknisi Elektromedis
4. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN OPERATING TABLE

LOGO PROSEDUR TETAP PEMEUHARAAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT OPERATING TABLE Direktur RS.

Mer k
Type 1Model
Nomor seri ( .. .. ......... ........ .... ... .. .... ..)
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Operating Table adalah bentuk standar
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan pemeliharaan alat Operating Table yang berdasarkan
prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan
pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja :
pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi dan kondisi
bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek
keselamatan kerja dan penyetelan 1 adjustment. Kesimpulan hasil
pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

3. Tujuan 1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat
dapat tercapai.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5 Prasyarat 1. Alat kesehatan berfungsi.


2. SDM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar kerja pemeliharaan dan
protap pengoperasian, tersedia.
5. Bahan pemeliharaan dan material bantu, tersedia.
6. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Kerja: Tool set Mekanik


Water pas

2. Alat Ukur Tidak diperlukan

Water Pas

2. Alat Ukur Tidak di erlukan


7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar ke~a dan kartu pemeliharaan alat.
3. Siapkan:
a. Service Manual.
b. Protap Pemeliharaan dan Protap Pengoperasian alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan , bahan operasional dan
material bantu ..
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

4. Siapkan alat kerja dan alat ukur


5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan
material bantu.
6. Pemberitabuan kepada unit pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan .
Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.
Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bagian alat J komponen J suku cadang yang
mengalami kerusakan. (perhatikan panduan analisis kerusakan,
service manual).

Lakukan pendataan, bagian alat J komponen J suku cadang yang

rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.

2. Siapkan suku cadang yang diperlukan.


3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang ).
4. Lakukan penyetelan J adjustment, kalibrasi intemal.
5. Lakukan uji kine~a dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulis lembar kerja perbaikan. dan SPK.
2. Kesimpulan hasil perbaikan :
- alat baik.
- alat tidak baik
3.. Pengguna alat menanda tangani formulir lembar kerja
Perbaikan dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat
telah dilaksanakan.

D. Pengemasan.
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Operating Table dan lokasi perbaikan.

E. Laporan.
1. Laporkan hasH perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna alat
dan serahkan kembali alat Operating Table yang telah diperbaiki.
2. Laporkan hasil perbaikan alat kepada pemberi tugas

8. Unit ke~a terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


LEMBAR KERJA PEMANTAUAN FUNGSI

Nama Rumah Sakit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING TABLE.
Merk
Type I Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Handy Tool Set. D Baik C]Tidak Baik DTidak Ada


Water Pas. DBaik DTidak Baik C]Tidak Ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk T e No. Seri Masa Kallbrasi Ket


Therm h rometer.

Kelengkapan Administrasi Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Protap Pemantauan Fungsi
Protap Pengoperasian alat.
Pemberitahuan kepada Un it Pelayanan Pengguna Alat

Pemantauan Kondisi Lingkungan

Suhu
-----%RH
'c
Kelembaban

Pemeriksaan Kondisi Fisik (Kualitatif)

~ ~
Matras Baik Tidak Baik Pengereman DBaik DTldak Baik
Sistim Pergerakan Baik Tidak Balk
Sistim Hydraulic. Baik Tidak Baik Kebersihan alat. BBaik BTidak Baik
Aksesori Baik Tidak Baik

Pemeriksaan Fungsi (Kuantitatif)

Uraian Standard Toleransi Settlnq Keluaran Baik Tidak

Kestabilan Posisi.

Keluhan pada alat

KESIMPULAN
W ALAT LAYAK DIFUNGSIKAN.
L-J ALAT TIDAK LAYAK DIFUNGSlKAN.
SARAN

Mengetahui, Nama Kota,

Pengguna alat. Teknisi Elektromedis

LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.

Nama Rumah Sa kit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat OPERATING TABLE.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Mekanik DBaik DTidak baik DTidak ada


Water Pas . DBaik DTidak baik DTidak ada

Alat Ukur

Nama Alat No. Serl Masa Kalibrasi Ket

erlukan.

Kelengkapan Administrasi & Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.

Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.

Protap Pemeliharaan.

Protap Pengoperasian alat.

Service Manual DAda D Tldakada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

~Ad'
~TI"k " ,
Cairan Pembersih
Kain Lap. Ada Tidak ada
Kuas. Ada Tidak ada
011 Hydraullk. Ada Tidak Ada
o Ring - Seal. Ada Tidak Ada
Grease Ada Tidak ada
Amplas. Ada Tidak ada

Pemeriksaan Kondisi Fisik / Tindakan Pemeliharaan.

Lakukan Pembersihan :
- Seluruh bagian alat. DBaik D Tidak Baik
Lakukan Pelumasan :
- Tuas pergerakan. DBaik D Tidak Baik
Lakukan Pengencangan :
- Baut / Mur. DBaik D Tldak Baik
Lakukan Pengecekan Fungsi dan Kondisi bagian alat :

- Sistim Hidrolik. Tldak Baik

§
Balk
- 011 Pompa Hldrolik. Balk Tldak Baik
- 0 Ring / Shield. Balk Tldak Baik
- Aksesori Balk Tidak Balk
- Matras. Balk Tidak Balk

Lakukan penggantian Bahan Pemellharaan :


a . . . . . . . . . . . . ..... . .

b . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .

c.
d.
e.

Pemeriksaan Klnerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran


Perqerakan Meia :
- Naik I Turun
Balk
Balk
I~Tldak Baik
Tldak baik
- Mirinq kanan / Kiri Baik Tidak Baik
- Trendelenburg Balk Tldak baik
Pengereman I Baik Tidak Baik
Kestabllan Meja. I Balk Tidak Baik
Kinerja, mengacu pad a Standard ECRI No.

Pe nyetelan / Adjustment o Balk o Tidak Baik

KESIMPULAN

Hasil Pemellharaan OPERATING TABLE, dapat dislmpulkan :


1. Kondisi alat BAlK . dan Layak difungsikan.
2. Kondisi alat TIDAK BAlK, karena :
a . . . . ..... . . .. . . .. .. ... .

b. . . . . . . .... . . . . . .. . .. .. .

c.
Saran tindak lanjut :

~
Alat membahayakan, perlu Perbaikan segera .
Perlu Penggantlan Aksesorl.
Perlu Perbaikan oleh Pihak Ketiga.
Alat sudah tidak Layak Dloperasikan, Usul Penghapusan.

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisl Elektromedls
LEMBAR KERJA PERBAIKAN.

Nama Rumah Saki t


Unit Pelayana n

Data Alat
Nama Alat OPERATING TABLE .
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Mekanik. DBai k D Ti dak Ba ik D Ti dak Ada

Water Pas . DBaik D Tidak Baik D Ti dak Ada

Alat Ukur

Nama Alat No . Serl Masa Kalibrasl Ket

Kelengkapan Admlnistrasl 1ft Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Su rat Pe rin t ah Kerj a.


Protap Pemelih araa n.
Protap Pe ngoperasi an alat .
Pemberitahuan kepada Unit Pelaya nan Pe ngguna Alat
Service Manual DAda D Tidak ada
Di agram ( Schematic / Wiri ng ) D A da D Tidakada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

Cai ra n pembersi h . Ada Tidak ada


kai n La p. Ada Tld ak ada
Oli Hydra ulik . Ada Tldak ada
o Rin g .
Ada Tldak ada
Packi ng set .
Ada Tldak ada
Grease.
Ada Tidak ada
Amplas .
Ada Tldak ada
Ku as .
Ada Tldak ada

TINDAKAN PERBAIKAN.

1 . Gejala kerusakan alat

2 . Hasil Trouble shooting / Analisa Kerusakan. ( Perhatikan Panduan Analisa Kerusakan.


Service manual dan Diagram ) .
3. Identifikasl kebutuhan SUKU CADANG, Baglan alat, Komponen

4 Penyediaan SUKU CADANG, Baglan alat, Komponen.

Nama Data Teknls Jumlah

5 TINDAKAN PERBAIKAN.

Penyetelan / Adjustment : . ....... ...... .. .. . DS.'k o Tldak Balk

Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransl Setting Keluaran

~ ~
Pergerakan Meja. : Baik TldakBalk
> Naik / Turun. Ba lk Tldak Baik
> Miring Kanan / kirl. Balk Tidak Baik
> Trendelenfiurg . Balk Tldak Baik
Pe ngereman. Balk Tidak Ba ik
Kestabllan Posisl Meja. Baik Tldak Balk

Klnerja, mengacu pada Standard ECRI Nomor.

KESIMPULAN

Hasll Perbalkan OPERATING TABLE, dapat dlslmpulkan :


1. Kondisi alat BAlK.
2. Kondisi alat TIDAK BAlK, karena :
a... .. . ................ .

b . ...... . . . . . . . .. , .. .. .. .

c........ . .. . . ..... ... . .

Saran tindak lanjut :

~
Alat membahayakan, tldak layak dloperaslkan.
Perlu Penggantlan, Suku Cadang / Aksesorl.
Perlu perbaikan oleh plhak ketlga.
Alat sudah tldak layak dloperaslkan, usul penghapusan.

Mengetahul, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisi EIektromedis
PANDUAN ANALISA KERUSAKAN OPERATING TABLE

No. Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan

1 Meja turun dengan sendirinya - Kebocoran pada system hydraulic - Periksa valve pada hydraulic
bersihkan,Jjanti
- Oli kuran[ - Tambahkan oli
- Packing set rusak - Periksa packing set, ganti
- Bearing rusak - Periksa bearing, ganti

2 Meja tidak mau naik turun - Kebocoran pada system hydraulic - Periksa valve pada hydraulic
bersihkan , ganti
- Oli kurang - Tambahkan oli
- Packing set rusak - Periksa packing set, ganti
- Bearing rusak - Periksa bearing, ganti

3 Meja bila ke posisi naik terasa seret - System Hydraulic bocor - Cek klep/valve
oli berkurang - Cek oli dan tambahkan
- Piston/As meja berkarat - Bersihkan

4 Pengaturan posisi tidak berfungsi - Pengatur gerak mekanik rusak - Perbaiki sistem pengatur gerak
mekanik

5 Matras bergeser - Perekat tidak berfunJjsi - Perbaiki, qanti


PROSEDUR TETAP

o PENGOPERASIAN
o PEMANTAUAN FUNGSI

o PEMELIHARAAN
o PERBAIKAN

SHORT WAFE DIATHERMY

-
a J

J
J
J
SAFETY
SWITCH

J
J
)f
POWER
SUPPLY
J H.F.
CIRCUIT
- AMPLIFIER ,-----.
PATIENT
CIRCUIT
~ PATIENT I

SERVO SYSTEMI
TUNE CIRCUIT

BLOK DIAGRAM SHORT WAVE DIATHERMY

5. PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN SHORT WAVE DIATHERMY

LOGO PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN Disahkan oleh:

RUMAH SAKIT
SHORT WAVE DIATHERMY Direktur RS

Me rk
Type I Model
Nomor seri ( -------~------------------------- )
Direktur

No Dokumen: Tanggal: Halaman:

Revisi ke: No Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pengoperasian Short Wave Diathermy, adalah bentuk dari
standar yang berupa cara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
melaksanakan kegiatan pengoperasian Short Wave Diathermy, yang
berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi . Prosedur ini
disusun berdasarkan pada petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang
terkait, berupa prasyarat, persiapan, pemanasan, pelaksanaan pengoperasian, '
pengemasan dan penyimpanan, agar alat dapat difungsikan dengan baik untuk
memanaskan jaringan dan pembuluh darah dengan gelombang pendek,
sehingga peredaran darah menjadi lancar.

2. Tujuan 1. Agar pengoperasian alat dilakukan secara benar


2. Agar didapatkan hasil pemanasan jaringan dengan gelombang pendek
yang baik dan sempurna.
3. Agar pasien dan operator terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh
kesalahan pengoperasian
4. Agar usia teknis alat dapat tercapai.

3. Kebijakan Struktur Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit

4. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Catu daya sesuai kebutuhan alat.
3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
4. Alat laik pakai dan bersih.
5. Aksesori lengkap dan baik
5. Prosedur 1. Tempatkan alat pada ruang pelayanan.
2. Lepaskan penutup debu.
3. Siapkan aksesori ( Elektrode ).
4. Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
5. Hubungkan alat dengan catu daya.
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7. Lakukan pemanasan secukupnya.
8. Atur tombol sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
9. Lakukan test fungsi tombol emergency stop.
10. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol Emergency Stop
pada pasien.
11 . Perhatikan protap pelayanan
12. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.
13. Tentukan electrode yang akan digunakan dan pasang pada alat.
14. Atur intensitas energi sesuai keperluan .
15. Tempatkan elektrode pada objek.
16. Atur waktu penyinaran.
17. Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien.
18. Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energi
keposisi minimum / no\.
19. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.
20. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
21. Lepaskan kabel pembumian.
22. Lepaskan electrode dan bersihkan.
23. Bersihkan alat. Pastikan alat Short Wave Diathermy
dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.
24. Simpan alat dan aksesori ketempat semula.
25. Pasang penutup debu.
26. Catat beban ke~a alat -7 dalam jumlah pasien.

6. Unit ke~a terkait Unit Pelayanan Pengguna Alat.

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Ka. Unit Pelayanan. Pengguna alat.
5. PROSEDUR TETAP PEM'ANTAUAN FUNGSI SHORT WAVE DIATHERMY

LOGO PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI Disahkan oleh:


RUMAH SAKIT SHORT WAVE DIATHERMY Direktur RS

-------------------.--- ...... ­
Mer k
Type 1Model
Nomor seri ( -----------­----­-----­----)
Direktur
No Dokumen: Tanggal : Halaman:
1/2
Revisi ke: No Revisi: Tanggal :

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Short Wave Diathermy. adalah bentuk
dan standar yang berupa eara atau langkah-Iangkah yang harus diikuti dalam
pemantauan fungsi Short Wave Diathermy. yang berdasarkan prasyarat dan
prosedur yang harus dipenuhi. prosedur ini disusun berdasarkan pada
petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait dengan urutak ke~a :
pendataan alat. pemantauan kondisi lingkungan. pemeriksaan kualitatif dan
pemeriksaan kuantitatif. sehingga dapat disimpulkan alat layak atau tidak
layak untuk difungsikan 1dioperasikan.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS

3. Tujuan 1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia


2. Mengetahui kondisi fisik. fungsi komponen dan kine~a alat.
3. Mengetahui aspek keselamatan
4. Mengetahui alat layak atau tidak untuk difungsikan.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5. Prasyarat 1. SDM tersertifikasi


2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3 • Protap pemantauan fungsi. lembar kerja pemantauan fungsi
dan protap pengoperasian tersedia
4. Bahan operasional tersedia.
5. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian .

6. Peralatan 1. Alat Kerja Handy Tool set.


Lampu TL

2. Alat Ukur Multimeter (terkalibrasi)


Leakage Current Meter (terkalibrasi)
Thermohygrometer (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan surat perintah ke~a (SPK)

2 Siapkan formullr lembar ke~a pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat


4. Siapkan alat ke~a dan alat ukur
5. Siapkan bahan operasional.
6. Pemberitahuan kepada Unit pelayanan pengguna alat

B. Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan alat
2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan
3. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik )
4. Lakukan pemeriksaan kuantitatif (pemeriksaan fungsi dan
aspek keselamatan )

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar ke~a pemantauan fungsi dan SPK
2. Simpulkan hasH Pemantauan Fungsi.
- Alat layak difungsikan.
- Alat tidak layak difungsikan.
3. Pengguna alat menandatangani lembar kerja dan
SPK pemantauan fungsi.

D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3 Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta
ke tempat semula

E. Laporan
1. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan

pengguna alat dan saran tindak lanjut.

2. Laporkan hasH pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

8. Unit ke~a terkait - Unit Pelayanan Pengguna alat

- Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS )

Disetujui oleh: Dibuat oleh:


Kepala IPS RS Teknisl Elektromedis
5. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN SHORT WAVE DIATHERMY

Disah
LOGO PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN kan oleh :

RUMAH SAKIT
SHORT WAVE DIATHERMY Direktur RS.

Mer k
Type I Model
Nomor seri ( .. ..... ... ... ...... ... .. .... ... .... .)
Direktur
No. Dokumen : Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi: Tanggal:

1. Pengertian Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Short Wave Diathermy adalah bentuk
standar mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi
elektromedis dalam melaksanakan pemeliharaan alat Short Wave Diathermy
yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini
disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait,
dengan urutan ke~a : pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan
fungsi dan kondisi bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan
kinerja, aspek keselamatan kerja dan penyetelan I adjustment. Kesimpulan
hasil pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

2. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tug as dan fungsi IPS RS .

3. Tujuan 1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.


2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat
dapat tercapai.

4. Petugas Teknisi Elektromedis

5 Prasyarat 1. Alat kesehatan berfungsi.


2. SDM tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.
4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar kerja pemeliharaan
dan protap pengoperasian, tersedia.
5. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.
6. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

6. Peralatan 1. Alat Ke~a:Tool set Elektronik


Lampu TL
Vacuum cleanr
2. Alat Ukur : Leakage current meter (terkalibrasi)
Multi meter (terkalibrasi)
Diathermy analyzer (terkalibrasi)
Ground tester (terkalibrasi)
Timer (terkalibrasi)
7. Prosedur A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat.
3. Siapkan :
a. Service Manual.
b. Protap pemeliharaan dan protap pengoperasian alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan , bahan operasional dan
material bantu ..
6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan pemeliharaan (perhatikan Service manual ).


1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.
2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
3. Lakukan pengencangan I tightening
4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bag ian alat.
5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.
6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.
7. Lakukan penyetelan I adjustment.
8. Kesimpulan hasil pemeliharaan .

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja, kartu pemeliharaant
dan SPK.
2. Simpulkan hasil pemeliharaan
- Alat baik .
- Alat tidak baik.
3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja dan SPK,
sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan .
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan Lembar Ke~a.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Short Wave Diathermy dan lokasi pemeliharaan

E. Laporan.
1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Short Wave Diathermy
yang telah dipelihara.
2. Laporkan Ihasil pemeliharaan alat kepada Qemberi tugas
- Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).
8. Unit ke~a terkait - Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS Teknlsi Elektromedis
5. PROSEDUR TETAP PERBAIKAN SHORT WAVE DIATHERMY

LOGO PROSEDUR TETAP PERBAIKAN Disahkan oleh :


RUMAH SAKIT SHORT WAVE DIATHERMY Direktur RS.
MERK
- ------- ---------- -- -- - -- --------
TYPE I MODEL :

NOMOR SERI

(--_._------------------------------------ -- )
Direktur

No. Dokumen :
Tanggal Halaman:
1/2
Revisi Ke: No. Revisi : Tanggal:

1, Pengertian Prosedur Tetap Perbaikan alat Short Wave Diathermy, adalah standar baku,
mengenai langkah-Iangkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis
dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat Short Wave Diathermy, yang
berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun
berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan '
kerja :analisa kerusakan, penyiapan suku cadang, perbaikan, penyetelan /
adjustment, kalibrasi internal, Uji kine~a dan pengukuran aspek keselamatan
kerja, Kesimpulan hasil perbaikan alat baik atau alat tidak baik.

2, Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS,

3. Tujuan 1, Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar,


2, Alat yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki dan berfungsi kembali.

4, Petugas Teknisi Elektromedis ,

5, Prasyarat 1, Alat kesehatan dalam kondisi rusak.

2_ SDM tersertifikasi

3, Alat kerja dan alat ukur lengkap,

4, Dokumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan dan

protap pengoperasian, tersedia,


5, Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia,
6, Suku cadang dapat diperoleh.
7, Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian ,
8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan,

6, Peralatan 1, Alat Kerja Tool set Elektronik


Vacuum Cleaner
Lampu TL
2. Alat Ukur Leakage Current Meter ( terkalibrasi )
Multi Meter ( terkalibrasi )
Ground Tester ( terkalibrasi )
Diathermy Analyzer ( terkalibrasi )
Osciloscope ( terkalibrasi )
Timer ( terkalibrasi )

7, Prosedur A Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2, Siapkan formulir lembar ke~a perbaikan,
Siapkan :
a. Service manual., diagram (schematic / wiring ).
b. Protap perbaikan dan protap pengoperasian alat.
c Riwayat perbaikan alat.
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur.
5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material
bantu .
6. Pembentahuan kepada unit pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan .
- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan .
- Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bagian alat / komponen / suku cadang yang
mengalami kerusakan . ( perhatikan panduan analisis kerusakan,
service manual dan diagram ).
- Lakukan pendataan, bag ian alat / komponen / suku cadang yang
rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan suku cadang yang diperlukan.
3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang ).
4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal.
5. Lakukan uji kine~a dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulis lembar kerja perbaikan . dan SPK.
2. Kesimpulan hasil perbaikan :
- alat baik.
- alat tidak baik
3. Pengguna alat menanda tangani formulir lembar ke~a
Perbaikan dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan .
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta
ke tempat semula
4. Bersihkan alat Short Wave Diathermy dan lokasi perbaikan.

E. Laporan.
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna alat
dan serahkan kembali alat Short Wave Diathermy yang telah
diperbaiki.
2. Laporkan hasil perbaikan alat kepada pemberi tugas

8. Unit Kerja terkait - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS RS ).


- Unit Pelayanan pengguna alat.

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Kepala IPS RS. Teknisi Elektromedis
lEMBAR KERJA PEMANTAUAN FUNGSI

Nama Rumah Sakit


Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat SHORT WAVE DIATHERMY.
Merk
Type I Model
Nom or Seri

Alat Kerja

Handy Tool Set. DBaik DTidak Baik DTidak Ada


Lampu TL DBaik DTidak Baik UTidak Ada

Alat Ukur

I Nama Alat Me rkl Type No. Seri Masa Kalibrasi Ket

Multi Meter
Leakage Curre nt Meter
Thermohygrometer

Kelengkapan Admlnistrasl Nomor Tanggal

Surat Peri ntah Kerja .


Protap Pemantauan Fungsi
Protap Pengoperasian alat .
Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Pemantauan Kondisi lingkungan


Suhu 'c
Kelembaban -----%RH Tahanan Pembumian : Ohm .
Tegangan _ _ _ _ _ Volt

Pemeriksaan Kondisi Fisik (Kualitatif)

~ ~
~Bai. k Baik Ti. dak

~
Chassisl Selungkup . Tidak Baik Controll Switches Baik
Penyangga Baik Tidak Baik Indlkator I Displa y. Baik Tidak Baik
Kotak Kontak. Baik Tidak Baik Konektor Balk Tidak Baik
Kabel Daya Balk Tidak Baik Safety switch Baik Tldak Balk
Kabel pembumian. Baik Tidak Baik Aksesori Baik Tidak Balk
Pemutus Arus I Fuse. Baik Tidak Baik Kebersihan alat. Baik Tidak Balk
Elektrode. Baik Tidak Baik

Pemeriksaan Fungsi (Kuantitatif)

Uraian Standard Toleransi SettinQ Kelu aran Baik Tidak

Ener:gi Out put


Timer
Arus Bocor pd . Chasis. 100 IJA
Arus Bocor pd . Elektrode 10 IJA
Tahanan kabel pemb. Alat 02 Ohm.

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC Nomor : 601 -1-1. Class I, TLy"-pe=--=B:..;._ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Keluhan pada alat

KESIMPUlAN
W AlAT lAYAK DIFUNGSIKAN.
L...J AlAT TIDAK lAYAK DIFUNGSIKAN.
SARAN

Mengetahui, Nama Kota,

Pengguna alat. Teknisi Elektromedis

LEMBAR KERJA PEMELIHARAAN.


Nama Rumah Sakit
Unit Pelayanan

Data Alat
Nama Alat SHORT WAVE DIATHERMY.
Merk
Type / Model
Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set elektronik DBaik DTidak balk DTidak ada


Lampu TL DBaik DTidak baik DTidak ada

Alat Ukur

Nama Alat Merk/Type No. Serl Masa Kalibrasi Ket

Leakage Current Meter


Multi meter
Diathermy Analyzer
Ground tester
Timer.

Kelengkapan Administrasi lit Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.


Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan.

Protap Pemeliharaan.

Protap Pengoperasian alat.

Service Manual DAda


o Tldak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

~
Ada

~
Contact cleaner. Tldakada
Cairan Pembersih . Ada Tldak ada
Lampu Indikator. Ada Tldak Ada
Kain Lap. Ada Tldak ada
Kuas. Ada Tldak ada

Pemerlksaan Kondisi Fisik / Tindakan Pemeliharaan.

Lakukan Pembersihan
- Bagian Luar.
- Bagian Dalam.
- Elektrode dan Konektor.
Lakukan Pelumasan :
§ salk
Balk
Balk
§ Tldak Baik
Tldak Baik
Tldak Baik

- Penyangga Elektrode . o Balk o Tidak Baik


Lakukan pengencangan :
- Sambungan Kabel. o Salk o Tldak Baik
Lakukan Pengecekan Fungsl dan Kondlsi bag Ian alat :

~ ~
- Slstlm Catu Daya. Balk Tldak Balk
- Kabel daya. Salk Tidak Balk
- Saklar ON / OFF. Balk Tldak Balk
- Saklar Pemllih Out Put. Balk Tldak Baik
- Lampu Indikator. Balk Tidak Balk
- Elektrode dan Kabel. Balk Tldak Balk

Lakukan penggantian Bahan Pemellharaan :


a . . . . . . . . . . . . ... . . . .

b. . .... .. . . .•.
c . ... ..... . . . .... . .. .

d.
e.
Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran


Frekuensi Kerja 27,3 KHZ ± 10 % Baik Tidak Baik
Energi Out Put ± 10 % Baik Tidak Baik
Waktu Penyinaran ± 10 % Balk Tldak Baik
Safety Switch Baik Tidak baik
Corona dan Arching Baik Tidak baik
Arus Bocor pd. Chasis 100 ~A Baik Tidak Baik
Arus Bocor pd. Electrode I 10 ~A Baik nd ak baik
Tahanan Kabel pembumian alat 02 Ohm. Baik Tidak baik

Aspek Keselamatan Kerja, mengacu pada Standard IEC 601-1-1 Class I Type B
Kinerja, mengacu pada Standard ECRI No.

Penyetelan I Adjustment o Baik o TidakBaik

KESIMPULAN

Hasil Pemeliharaan SHORT WAVE DIATHERMY, dapat disimpulkan :


1. Kondisi alat BAlK dan Layak dlfungsikan.
2. Kondisi alat TIDAK BAlK, karena :
a . . . . .. ..... . . . . . . . . . . . .

b . . . . . . . . ... .. . . . . ...... .

c . . . . . . . . . . . .. . ..... . .. .

Saran tindak lanjut :

~
Alat membahayakan, perlu Perbaikan segera.
Perlu Penggantian Akses ori.
Perlu Perbaikan oleh Pihak Ketlga .
Alat sudah tidak Layak Dioperasikan, Usul Penghapusan.

Mengetahui , Nama kota,


Pengguna alat Teknisl Elektromedis
LEMBAR KERJA PERBAIKAN.

Nama Rumah Sak it


Unit Pelayanan

Data Alat
Nam a Alat
SHORT WAVE DIATHERMY.
Mer!<

Type ! Model

Nomor Seri

Alat Kerja

Tool set Elektronik.


Vacuum cleaner.
Lampu TL.
§ Baik
Baik
Baik § Tidak Baik
Tldak Baik
Tidak Baik §
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada

Ala t Ukur

Nama Alat Merk! Tvoe No. Serl Masa Kalibrasi Ket

LeakaQe Current Meter.

Mu lti meter.

Dia t hermy Analyzer.

Oscl loscope

Grou nd Tester.

Ti mer.

Kelengkapan Administrasi S. Dokumen Teknis Nomor Tanggal

Surat Perintah Kerja.

Protap Pemeliharaan.

Pro tap Pengoperasian alat.

Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan Pengguna Alat

Serv ice Manual


DAda D Tidak ada

Di agram ( Schematic / Wiring)


DAda D Tldak ada

Bahan Pemeliharaan Bahan Operasional dan Material Bantu.

~
Tidak

~
Contact Cleaner. Ada ada
Cairan pembersih. Ada Tidak ada
Lampu Indikator. Ada Tldak ada
Kain Lap. Ada Tidak ada
Grease. Ada Tidak ada
Kuas. Ada Tldak ada

TINDAKAN PERBAIKAN.

1. Gejala kerusakan alat

2. Hasil Trouble shooting / Analisa Kerusakan. ( Perhatikan Panduan Analisa Kerusakan.


Service manual dan Diagram ).
3. Identifikasi kebutuhan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen

4 Penyediaan SUKU CADANG, Bagian alat, Komponen.

Nama Data Teknis ]umlah

5 TINDAKAN PERBAIKAN.

Penyetelan I Adjustment : .. .... .. . ...... . .. . o Salk o Tidak Baik

Pemeriksaan Kinerja alat dan Aspek Keselamatan kerja.

Uraian Standard Toleransi Setting Keluaran

Frekuensi Kerja. ± 10 % Baik Tidak Baik


Energi Out put. ± 10 % Baik Tidak Baik
Waktu Penyinaran. ± 10 % Baik Tidak Baik
Fungsi Elektrode. Baik Tidak Baik
Alarm . Baik Tidak Baik
Safety Switch. Baik Tidak Ba ik
Arus Bocor pd. Chasis . 100 ~A Baik ,Tidak Baik
Arus Bocor pd. Electrode 10 yA Baik Tidak Baik
Tahanan kabel Pemb .alat 02 Ohm . Baik Tidak Baik

Aspek Keselamatan ker)a , mengacu pad a Standard IEC Nomor 601 -1-1. Class I, Type B.
KlOerja, mengacu pada Standard ECRI Nomor.

KESIMPUlAN

Hasil Perbaikan SHORT WAVE DIATHERMY, dapat disimpulkan :


1. Kondisi alat BAlK .
2. Kondisi alat TlDAK BAlK, karena :
a.. . ...... ... ...... . ... .
b .... . . . . . . .. . . . . . . . . ... .

c. ... , , . , . ... . ........ . .

Saran tindak lanju t :

~
Alat membahayakan, tldak layak dloperaslkan.
Perlu Penggantian. Suku Cadang I Aksesori.
Perlu perbaikan oleh pihak ketiga .
Alat sudah tidak layak dloperaslkan, usu l penghapusan.

Mengetahui, Nama kota,


Pengguna alat. Teknisi Elektromedis
PANDUAN ANALISA KERUSAKAN SHORT WAVE DIATHERMY

No. Keluhan Analisa Kerusakan Tindakan

1 Alat tidak dapat berfungsi - Tidak ada catu daya - Periksa teqanqan listrik pada iala-jala
- Sekring putus - Periksa penyebab, qanti sek ~ing
denqan nilai yanq sama
- Rangkaian power supply rusak - Periksa ranqkaian(qulunqan trafo,
transistor, IC, kapasitor), perbaiki I
ganti komponen yang rusak
- Power cord rusak - Periksa power cord, perbaiki/qanti

2 Panas yang dihasilkan tidak - Selektor pengatur daya rusak - Periksa selektor, perbaiki I qanti
bisa diatur. - Periksa rangkaian oscilator - Perbaiki I ganti komponen yang rusak

3 Intensitas panas tid ak merata - Aplikator rusak - Periksa aplikator ganti

4 Waktu pemberian terapi tidak - Timer rusak - Periksa timer ganti baru
sesuai

5 Lampu indikator tidak menyala - Lampu putus - Ganti baru

6 Frekuensi kerja tidak tercapai - Rangkaian oscillator rusak - Periksa perbaiki I ganti komponen
yang rusak
- Tabung triode/magnetron rusak - Periksa I ganti

7 Automatic tunning tidak berfungsi - Rangkaian tunning rusak - Periksa perbaiki/qanti komponen
yanq rusak
;::.':.,·:.i.!.::i.:.::::.:..:.·
PENUTUP

Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis yang telah disusun ini dapat dijadikan acuan oleh
Rumah Sakit maupun Fasilitas Kesehatan lainnya untuk melakukan pelatihan intern teknisi,
guna peningkatan pengetahuan teknisi melilgenai mekanisme, prasyarat dan prosedur yang
harus dipersiapkan dan dilaksanakan dalam pelaksanaan pelayanan teknis. Modul ini dapat
memberi arahan kepada Instansi , Unit Kerja, Panitia Penyelenggara dalam menyelenggarakan
pelatihan bagi teknisi.

Uraian yang berisikan prosedur tetap pengoperasian, pemantauan fungsi, pemeliharaan dan
perbaikan alat. Diharapkan prosedur tetap yang terdapat pada modul pelatihan ini dapat
dikembangkan oleh teknisi rumah sakit / fasilitas kesehatan, sehingga setiap alat kesehatan
dilengkapi dengan prosedur tetap. Diharapkan pelayanan teknis yang dilaksanakan oleh setiap
teknisi mengacu kepada prosedur tetap , baik dalam hal kelengkapan alat kerja dan alat ukur
yang dipergunakan, tersedianya bahan pemeliharaan, dan suku cadang maupun dalam
prosedur / langkah - langkah yang harus dilaksanakan. Dengan demikian kesalahan teknis
dapat dihindarkan dan hasil pelayanan teknis baik.

Pelatihan Teknisi Elektromedis sedianya akan diselenggarakan secara rutin / setiap tahun,
sehingga kemampuan teknisi yang ada dapat semakin ditingkatkan, mengikuti kemajuan
teknologi peralatan kesehatan yang berkembang dengan sangat cepat. Teknisi Elektromedis
yang professional akan mendukung peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Untuk peningkatan Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis ini, kami sang at mengharapkan kritik
dan saran penyempurnaan , guna perbaikan modul ini dimasa datang .. Kritik dan saran dapat
disampaikan ke Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Departemen Kesehatan
R.I. Jakarta.

Semoga Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis ini bermanfaat untuk kita semua.
-

BATASAN DAN PENGERTIAN

.. Alat ukur terkalibrasi, adalah alat ukur yang mampu telusur dan ditetapkan I disyahkan
oleh Instansi berwenang.

- Bahan operasional (consumable for operation of the equipment) adalah bahan habis

pakai yang diperlukan untuk mendukung operasional alat


(contoh: kertas perekam, reagen, jelly).

- Bahan pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen yang

mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan pemeliharaan (contoh: filter,
oli, Baterai, belt).

- Dokumen teknis penyerta, adalah dokumen teknis yang diperlukan sebagai petunjuk

pengoperasian dan pemeliharaan alat, terdiri dari: installation manual, installation report,
operating manual, service manual, prosedur tetap pengoperasian , prosedur tetap
pemantauan fungsi , prosedur tetap pemeliharaan dan prosedur tetap perbaikan untuk
setiap unit alat
Kondisi Lingkungan, adalah nilai besaran standard yang harus dipenuhi , untuk
operasional ala!, pemeliharaan dan perbaikan alat, meliputi
- Suhu ruangan

- Kelembaban ruangan

- Tegangan

- Kebisingan

• Sumber interferensi.
• Tahanan Pembumian .
- Laik pakai adalah suatu kondisi alat yang telah memenuhi persyaratan, kondisi fisik

baik, norma keselamatan kerja, keluaran terkalibrasi dan merniliki ijin operasional yang
dikeluarkan oleh instansi berwenang ( beberapa alat tertentu ).

- Laporan kerja, adalah laporan teknisi pelaksana pemantauan fungsi , pemeliharaan, dan

perbaikan yang berisi kegiatan yang dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Laporan ke~a

ditanda tangani oleh user yang menyaksikan dan diketahui oleh Kepala IPSRS.
- Material bantu (supporting material for maintenance) adalah bahan yang diperlukan

untuk membantu kegiatan pemeliharaan dan perbaikan


(contoh: contact cleaner, timah solder, isolasi).

- Operating manual adalah petunjuk mengenai cara pengoperasian alat sesuai dengan

prosedur yang benar.


Panduan Analisis kerusakan, adalah petunjuk yang dipergunakan untuk melakukan
pemeriksaan, untuk mengetahui : sebab kerusakan, lokasi / blok yang mengalami
kerusakan dan suku cadang yang diperlukan untuk perbaikan.

- Pemeriksaan Kualitatif, adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kondisi fisik

alat, dengan metode Visual.

Pemeriksaan Kuantitatif, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan metode

pengukuran, berdasarkan standard tertentu, meliputi


- kondisi lingkungan

- keluaran alat.! out put.

- norma keselamatan kerja.

- Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui "besaran fisis" dari suatu

peralatan .

Penyetelan adalah suatu kegiatan pengaturan pada komponen atau bagian dari alat

untuk mencapai nilai tertentu .

- Service manual adalah petunjuk yang berisi cara pemeliharaan alat sesuai dengan

prosedur yang benar.

- Suku cadang adalah komponen atau bagian alat yang usia pakainya tidak dapat

diprediksi, digunakan untuk keperluan perbaikan


(contoh: sekring/fuse, transistor, tabLing elektronik, relay, trafo).
SOM tersertifikasi, adalah tenaga pelaksana pengoperasian, pemantauan fungsi,
pemeliharaan dan perbaikan alat yang telah memiliki sertifikat pelatihan dan atau
sertifikat kompetensi .

- S. P. K, adalah surat perintah kerja yang dikeluarkan oleh Kepala Instalasi Pemeliharaan

Sarana RS kepada teknisi, untuk melakukan kegiatan pemantauan fungsi, pemeliharaan


dan perbaikan alat elktromedik.

- Tahanan kabel pembumian alat, adalah nilai tahanan impedansi kabel pembumian

alat, untuk menghubungkan chasis alat dengan terminal pembumian

- Terminal Pembumian, adalah terminal untuk menghububungkan chasis alat dengan

titik pemburnian.

- Toolset adalah seperangkat peral1atan kerja yang dipergunakan untuk keperluan

pemantauan fungsi, pemeliharaan dan perbaikan


Toolset terdiri dari beberapa macam, yaitu :
Handy Toolset.
Toolset Elektrik
Toolset Elektronik
Toolset Mekanik
Toolset Gas.

- Uji kinerja atau performance test, adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan alat

menghasilkan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian.

- Wiring/Schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan antara

masing-masing komponen/bagianl blok suatu alat.

Anda mungkin juga menyukai