Planning Dalam Manajemen
Planning Dalam Manajemen
Planning Dalam Manajemen
Pengantar Manajemen
Disusun Oleh :
Anggota :
Universitas Brawijaya
2017
I. Latar Belakang
Dalam organisasi seringkali banyak sekali program kerja yang tidak jalan
sesuai dengan perencanaan dan tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorang
manajer membutuhkan perencanaan yang matang agar mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan. Meskipun hal-hal yang terjadi diluar rencana tidak dapat
dihilangkan, tetapi dengan perencanaan, perusahaan atau organisasi dapat
meminimalisir hal-hal tersebut.
D. Jenis-jenis perencanaan
a) Jenis perencanaan menurut prosesnya:
1) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan
saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai
apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan.
Contohnya ada pada GBHN. (visi misi dalam perusahaan)
2) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari
policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat hal-hal,
berikut:
Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
Prosedur kerja yang harus dipatuhi
Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan
yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara
pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi.
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari
perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk
melanjutkan pada proses pelaksanaan.
8. Efektifitas perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau
tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui
pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H
:
A. What (apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan
sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan perencanaan tersebut.
B. Why (mengapa),
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai
dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut
C.Where (dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan
tersebut dilaksanakan
D.When (kapan),
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan
dilaksanakan dan diakhiri.
E.Who (siapa),
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program
tersebut.
F.HOW (bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program
yang direncanakan tersebut.
· Kurangnya koordinasi
Kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan sehingga menyebabkan
perncanaan kurang terarah
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam
suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll.
Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat
prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya.
Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi
menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien
mungkin.
3. LOW LEVEL (tingkat bawah)
Proses pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap
sebagai berikut :
1.Observasi
Merupakan aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang
dapat menjadi informasi dan data penunjang.
3.Pengembangan Model
Peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang
dapat menjadi out put proses.
4. Memilih Data Masuk Yang Sesuai
Berupa data internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
6. Penerapan Pemecahan
Dapat berupa aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen
serta penjelasan yang dapat menjadi out put
pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih
panjang.
Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau
fakta empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan
implementasi kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang
memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang
besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan
mendalam.Pemecahan masalah dilakukan secara individual. Teknik yang biasa
digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang
yang melekat pada jabatannya
Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya
timbul berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik
pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat
pengambilan keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu
caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.
· Biasanya mereka yang berada paling dekat dengan masalah berada dalam
posisi terbaik untuk memutuskan apa yang
akan dikerjakan
Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif
2. Gaya Analitik
3. Gaya Konseptual
4. Gaya Perilaku
-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada
kebahagiaan org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan
tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain
d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
· Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok
seharusnya mengambil keputusan.
· Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan
tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi.
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana
satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju
tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
7. Pengambilan keputusan individu dan kelompok
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan
kelompok