Makala Gizi
Makala Gizi
Makala Gizi
Dosen Pengajar :
Di Susun Oleh :
Kelompok 3
Kelas 02 – D
Selaku dosen matakuliah gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kriktik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian ini
memberikan makna, bahwa keadaan sehat akan memungkinkan setiap orang hidup
sejahtera. Kesehatan merupakan salah satu unsur bagi kesejahteraan manusia. Oleh
karena itu, kesehatan harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita dan martabat manusia.
Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas
dari penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang
baik, dan status gizi juga baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah
terkena penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif. Status gizi
merupakan salah satu factor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Namun pada masyarakat kita masih ditemui berbagai penderita penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan gizi.
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum
mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik, apabila
asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam
makanan, dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan gizinya
berlebih akan menderita gizi lebih. Jadi status gizi adalah gambaran individu sebagai
akibat dari asupan gizi sehari-hari.
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian
hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian
status gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian
status gizi menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan
kematian terkait dengan status gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi,
dapat dilakukan upaya untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemeriksaan Klinis ?
2. Apa itu Pemeriksaan Biokimia ?
3. Apa itu Pemeriksaan Biofisik ?
Seperti pada metode penilaian status gizi yang lain, pemeriksaan klinis juga memiliki
kekurangan dan kelebihan
- Kelebihan dari penilaian klinis sebagai berikut:
Bahwa pemeriksaan klinis disamping murah juga memungkinkan dilakukan
oleh siapa saja yang terlatih. Dengan pelatihan yang baik dan supervisi yang
rutin maka seseorang yang dapat dilatih untuk mengenali secara dini tanda-
tanda klinis gangguan gizi (terutama yang bersifat spesifik, seperti
avitaminosis A). Beberapa tanda dan gejala misalnya xerophtalmia, Bitot pot
dan rabun senja dapat dikenali.
- Sedangkan kekurangan dari pemeriksaan klinis adalah:
1) Tidak spesifik, hal ini merupakan keterbatasan utama, khususnya pada kasus
kurang gizi ringan atau sedang. Beberapa tanda klinis kemungkinan
disebabkan oleh kekurangan lebih dari zat gizi. Misalnya, cheilosis dan
angular stomatitis yang berhubungan dengan kekurangan masukan riboflavin
dan masin; glositis disebabkan oleh kurangnya masukan riboflavin, masin,
asam flat dan vitamin B12. Di samping itu masih ada beberapa faktor non gizi
yang kadang-kadang memberikan gejala yang hampir sama. Contohnya,
gambaran klinis karena kurangnya masukan riboflavin juga bisa disebabkan
oleh infeksi jamur monilia.
2) Tanda klinis yang ganda, seorang dengan masukan berbagai zat gizi yang
rendah (misalnya defisiensi protein dan zink, riboflavin, masin dan vitamin C)
mungkin menunjukkan gejala klinis yang ganda.
3) Satu tanda dengan dua kemungkinan diartikan bahwa suatu tanda klinis bias
timbul pada masa perjalanan penyakit atau pada masa pertumbuhan.
Contohnya pada penderita Kurang Energi Protein pembesaran hati bisa terjadi
pada saat sakit maupun saat penyembuhan.
4) Karena faktor manusia (pemeriksa). Kesalahan atau perbedaan dalam
penilaian oleh pemeriksa satu dengan lainnya bisa terjadi karena perbedaan
penanganan, keterampilan dan rasa bosan terutama bila pemeriksaan satu
dengan lainnya, bias terjadi karena perbedaan pengalaman, keterampilan dan
rasa bosan terutama pemeriksaan dilakukan secara massal (pada waktu
survei). Di samping itu masih belum adanya batasan atau kriteria diagnosis
yang dapat mengakibatkan kesalahan atau perbedaan dalam diagnosis.
5) Tanda-tanda klinis dengan gambaran yang bervariasi. Tidak ada tanda atau
gejala klinis berlaku untuk semua golongan usia dan seluruh negara. Beberapa
tanda klinis dapat bervariasi tergantung dari usia, etnis, riwayat gangguan gizi
sebelumnya, tingkat aktivitas, pola makan dan sebagainya.
3.1 Kesimpulan
- Penilaian klinis adalah evaluasi fisik dan prognosis kondisi pasien
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari riwayat pasien sebelumnya,
hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan menunjang. Penilaian klinis
merupakan metode penilaian status gizi secara langsung yang penting untuk
menilai status gizi masyarakat maupun pasien yang dirawat. Beberapa tanda-
tanda klinis malnutrisi tidak spesifik karena ada beberapa penyakit yang
mempunyai gejala yang sama, tetapi mempunyai dasar penyebab yang
berbeda
- Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
- Pemeriksaan status gizi dengan biofisik adalah pemeriksaan yang melihat dari
kamampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur.
3.2 Saran
Penilaian status gizi merupakan hal yang sangat penting untuk itu, kita harus menjaga
pola makan yang baik dengan memenuhi asupan gizi yang seimbang agar hidup tetap
sehat dan terhindar dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2014. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Par’i, M,H. 2014. Penilaian Status Gizi : Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Supariasa, N. Bakri, B. Fajar I. 2014. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Supariasa I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Hardiansyah,. Supariasa. 2016 Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC