Gordon Gatrits Lengkap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

GASTRITIS

OLEH
KELOMPOK V KELAS B 12 C

1. NI KADEK SULASIH ( 193223184 )


2. NI KETUT MERTA ASIH ( 193223185 )
3. NI LUH GEDE AN MIRAWATI ( 193223187 )
4. NI MADE DWIYANI ( 19323189 )
5. I.B.ANANDA MANUABA (193223178)
6. NI MADE RAI DIAH PURNAMA DEWI ( 193223190)
7. NI MADE SANTHI ASTUTI (193223191)
8. NI MADE SUARTINI (193223192)
9. NI NYOMAN ANGGRENI (193223193)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA BALI


TAHUN 2019
Page |2

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas

berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga proses penyusunan makalah

Fatofisiologis Gangguan Sistem Pencernaan dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan saran, petunjuk, dan bantuan baik secara langsung maupun

tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Demi

kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar 23 Desember 2019

Penulis Kelompok III

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |3

DAFTAR ISI

BAB 1 ................................................................................................................................. 4
LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................................... 4
1.1 Definisi.................................................................................................................... 4
1.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster) .............................................................. 5
1.3 Klasifikasi Gastritis ................................................................................................. 6
1.4 Etiologi.................................................................................................................... 7
1.5 Patofisiologi .......................................................................................................... 12
1.6 Manifestasi Klinis ................................................................................................. 14
1.7 Komplikasi ............................................................................................................ 17
1.8 Penatalaksanaan Medis ......................................................................................... 17
1.9 Farmakologi .......................................................................................................... 20
BAB 2 ............................................................................................................................... 22
BAB 3 ............................................................................................................................... 44
PENUTUP ........................................................................................................................ 44
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 44
3.2 Saran ..................................................................................................................... 44
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 45

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |4

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunnee an suddarth 2001).

Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan
akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel radang pada daerah tersebuh (Suyono Slamet 2001).

Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala


sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki
respon yang baik dengan antasid atau supresi asam (Grace, Pierce A.dkk
2006).

Dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, dapat


disimpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa
lambung ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang
disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan
mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas) atau bisa disebabkan
oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |5

permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus


dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.

1.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster)

Lambung dalam bahasa inggris (stomach) dan dalam bahasa belanda (maag)
atau ventrikulus atau gaster. Berupa suatu kantong yang terletak dibawah sekat
rongga badan.

Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteri gastrika


dan arteri lienalis, persyarafan diambil dari vagus dan dari pleksus seliaka
sistema simpatis.

Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot


berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam
kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara


ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu :

1. Lendir berfungsi untuk melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh


asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |6

2. Asam klorida (HCL) berfungsi untuk menciptakan suasana yang sangat


asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman
lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Perkursor pepsin merupakan enzim yang memecahkan protein.

1.3 Klasifikasi Gastritis


Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua yaitu (David Overdorf 2002)

1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
,enyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi
menjadi dua garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –faktor dari
luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid, mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis
kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan
gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.
Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |7

1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk
menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung
damlam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi akan mengembang, lipatan-lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap
melepaskannya kedalam usus kecil. Kerika makanan masuk kedalam
esopagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esopagus
dan lambung (asophageal sphincter) akan membukan dan membiarkan
makanan masuk ke lambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup.
Dinding lambung terdiri dari lapisan-lapisan otot yang kuat. Ketika
makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan
makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang berada
dimukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan
makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.
Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini.
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah
lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bikarbonat secara regular
sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar
dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara
lain :
1. Infeksi bakteri.

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri


H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |8

melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya


dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau
akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa kanak-
kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. Pylori ini sekarang diketahui sebagai
penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering
terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding
lambung.

Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah


keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat
asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun
yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau
dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga
meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi
sebagian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak
mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain
tidak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat


analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada
lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung
akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus

Asuhan Keperawatan Gastritis


Page |9

menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan


gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada


dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain

Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan


pendarahan dan gastritis.

5. Stress fisik

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka


bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga
borok serta pendarahan pada lambung.

6. Kelainan autoimmune

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem


kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara
bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu
produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh
mengabsorbsi vitamin B12).

7. Crohn’s disease

Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan


peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-
kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding
lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 10

dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk
cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.

8. Radiasi and kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan


radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung
yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic
ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung.

9. Penyakit bile reflux

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna


lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.
Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran
kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah
otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan
mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika
katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk
ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10. Faktor-faktor lain

Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan


lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati
atau ginjal.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 11

Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :

1. Gastritis akut
1) Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan pbat anti inflamasi non
steroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung.
2) Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal.
3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.
4) Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada
lambung.
2. Gastritis kronik
Pada gastritis kronik penyabab tidak jelas, tetapi berhubungan
dengan Hellicobacter Pylori, apalagi ditemukan ulkus pada
pemeriksaan penunjang.

Menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :


1. Gastritis akut

Sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain


dari gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi.

2. Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus


benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Hellicobacter
Pylori.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 12

1.5 Patofisiologi
Pathway Gastritis

Gangguan
pola tidur

1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus
oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang
mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 13

seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya
gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan
dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga
dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat
menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma
menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung
mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi
balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam
berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan
dengan penyakit autoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada
fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) Ini dihubungkan
dengan bakteri H. Pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam
lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri
jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan
lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat
menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun
bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan
merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir
leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori
tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak
bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.
Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida
pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 14

leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori.
Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk
ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan). Dalam
beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

1.6 Manifestasi Klinis

Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan


asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus
yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai


terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan
dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan
gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat
dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

Gastritis kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas.
2. Perasaan penuh, anoreksia.
3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 15

1. Gastritis Akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yangs ering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang meningkatkan
mual hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena. Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.

Gastritis akut :

1) Gastritis Akute Eksogen Simple


 Nyeri epigastrik mendadak.
 Nausea yang disusul dengan vomitus.
 Saat serangan pasien kelihatan berkeringat, gelisah, sakit
perut, dan kadang disertai panas serta takikardi.
 Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva
 Pasien kolaps dengan kulit dingin.
 Takikardi dengan sianosis.
 Perasaan seperti terbakar pada epigastrium.
 Nyeri hebat (kolik).
3) Gastritis Infeksiosa Akute
 Anoreksia.
 Perasaan tertekan pada epigastrium.
 Vomitus.
 Hematemesis.
4) Gastritis Hegmonos Akute
 Nyeri hebat mendadak di epigastrium, Neusia.
 Rasa tegang pada epigastrium, vomitus.
 Panas tinggi dan lemas, takipnea.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 16

 Lidah kering sedikit ektrik, takikardi.


 Sianosis pada ektermitas.
 Abdomen lembek, leukositosis.
2. Gastritis Kronik
1) Pada pasien gastritis kronik umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nauesa dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

Gastritis kronik :

1) Gastritis superfisialis
 Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
 Penurunan BB.
 Kembung atau rasa penuh pada epigastrium.
 Nousea.
 Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
 Terasa pusing.
 Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
 Rasa tertekan pada epigastrium, anoreksia.
 Rasa penuh pada perut, nousea.
 Keluar angin pada mulut, vomitus.
 Mudah tersinggung, gelisah.
 Mulut dan tenggorokan terasa kering.
3) Gastritis Hypertropik Kronik
 Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah
minum susu.
 Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
 Kadang disertai melena.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 17

1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama namun
pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter Pylori,
sebesar 100% tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.

Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang


disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh Helicobater
Pylori.

1) Atrofi lambung dapat menyebabkan ganggguan penyerapan


terhadap vitamin.
2) Anemia pernisinosa yang mempunyai antibodi terhadap faktor
intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan
penyerapan terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.

1.8 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor


utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-
gejala menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 18

4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida

Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan


atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

7) Penghambat asam

Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit


tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang diproduksi.

2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang
termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat
golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

2) Penghambat pompa proton

Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung


adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 19

penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam


dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.

Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole,


lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini
juga menghambat kerja H. pylori.

3) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis, tetrasiklin atau


amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi
H.Phylory.
Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam
mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah
kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang
ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk
membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk
meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan
meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H.
pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori
sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori
sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi
dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces
adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan
sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan
hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih
walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 20

1.9 Farmakologi

Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung


bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke
dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya).
Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam
yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis
dengan baik.

Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat


konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan
merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut.

Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan


terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam
antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton
pump inhibitor).

Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung,


penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam
lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) :

1. Antasid
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati
gejala antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)

Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter


biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin,
ranitidin, atau famotidin.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 21

3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton)

Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara


menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang
tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole,
esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi bakteri H.
pylori, biasanya digunakan obat dari golongan penghambat pompa
proton, dikombinasikan dengan antibiotika.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 22

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY WSA
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS
DI RUANGAN SAHADEWA RSUD
SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 23 DESEMBER 2019
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Ny WSA
Umur :38 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : perempuan
Status Maternital : menikah
Pendidikan : diploma III
Pekerjaan : swasta
Tgl Masuk : 23 desember 2019
Tgl Pengkajian : 24 desember 2019
No. Register : 667854
Diagnosa Medis : gastrititis
Identitas Penanggung Jawab
Nama : tuan md ADS
Umur : 46 tahun
Hub. Dengan Klien : suami
Pekerjaan : swasta
Alamat : candi baru
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :Nyeri pada ulu hati
Pengkajian nyeri
P : Setelah salah makan dan sering kumat kumatan
Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk
R : daerah kuadran kiri atas

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 23

S:5
T : Hilang timbul
Riwayat Kesehatan Dahulu :klien mengatakan tidak pernah mengalami suatu
penyakit tertentu dan tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya,pasien
mengatakan penyakitnya sering kumat kumatan bila salah makan,dan hanya
membeli obat di warung saja

Riwayat Kesehatan sekarang : Klien mengatakan sebelum di bawa ke rumah


sakit klien ada mengkonsumsi makanan yang pedas ,kemudian dirasakan nyeri
pada perut bagian kiri atas seperti di tusuk tusuk bahkan sampe mengganggu
istirahatnya,klien juga mengeluh ada rasa mual mual dan tidak enak makan

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 24

Genogram

KETERANGAN :

LAKI -LAKI

PEREMPUAN

KLIEN

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 25

Riwayat Sosiokultural
Hubungan pasien dengan masyarakat di sekitar tempat tinggal baik,pasien dan
keluarga ikut aktif dalam setiap kegiatan bermasyarakat
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan semenjak di rawat di rumah sakit,klien merasakan sudah
ada perubahan.
b. Pola Nutrisi Metabolik
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan 3x sehari
Sarapan pagi
Makan siang
Makan malam
 Saat Sakit
Klien mengatakan tidak pernah meghabiskan makanan yang di sediakan
dari rumah sakit.
c. Pola Eleminasi
1) BAB
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan biasa BAB 1x setiap hari
 Saat Sakit
Klien mengatakan tidak ada masalah pada saat BAB
2) BAK
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan BAK lancar
 Saat Sakit
Klien mengatakan BAK lancar tidak ada masalah
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri

Makan dan Minum 

Mandi 

Toileting 

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 26

Berpakaian 

Berpindah 

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergatung total
2) Latihan
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan sehari hari bekerja sebagai pedagang
 Saat Sakit
Klien mengataan selama di rawat hanya istirahat untukmemulhkan keshatan
e. Pola Kognitif dan Persepsi
Klien tampak ramah terhadap perawat dan keluarga.
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien dan keluarga berharap cepat sembuh
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan istirahat yang cukup
 Saat Sakit
Klien mengatakan istirahat kurang

h. Pola Peran dan Hubungan


Tampak hubungan klien dan keluarga cukup baik
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam melakukan hubungan sebagai
suami istri
j. Pola Toleransi Stress dan Koping
KLien mengatakan biasa untuk menonton tv ,mendengarkan musik,dan
kadang kadang jalan jalan di sela sela jam bekerja(berdagang)
k. Pola Nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan biasa utk melakukan persembahyangan setiap hari
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien mengeluh badan terasa lemas

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 27

Tingkat Kesadaran : komposmentis


GCS: Verbal:5 …………… Psikomotor: 6……………. Mata: 4…………….
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 84x/menit……………………. Suhu: 36,2’C……………………
TD: 110/70 mmhg……………...
RR:20x/menit ……………………….
c. Kepala
Bentuk meshocepal,rambut hitam lurus,tekstur tipis ,kulit kepala tampak
bersih.
d. Mata
Konjungtiva an anemia,an ikterik,tidak terdapat gangguan
penglihatan,tidak ada nyeri tekan pupil isokor.
e. Hidung
Tidak ada polif ,lubang hidung bersih,fisiologis bernafas normal,tidak ada
nyeri tekan.
f. Telinga
Bentuk telinga normal,pendengaran baik,lubang telinga tampak bersih.
g. Mulut dan gigi
Mukosa bibir merah,tidak ada stomatitis,tidak ada gigi yang berlobang.
h. Leher
Bentuk simetris,tidak tampak ada pembesaran kelenjar getah bening,tidak
ada nyeri tekan.
i. Dada
 Paru-Paru
I:Pergerakan dada simetris,R:20x/menit,
P:Tidak ada nyeri tekan
P: Bunyi sonor
A: Vesikuler, tidak terdengar ronkhi
 Jantung
I: Dada simetris
P: Tidak ada nyeri tekan
P: suara jantung, suara paru sonor,Pekak
A: Bunyi regular S1>S2

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 28

j. Punggung
Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan
k. Payudara dan Ketiak
Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan,tida ada pembesaran pada kelenjar
mamae dan pada kelenjar genah bening
l. Abdomen
I: Bentuk simetris dan tampak kembung
P: Ada nyeri tekan,seperti di tusuk tusuk ,skala nyeri 5 dan distensi, pada
kuadran kiri atas( ulu hati)
P: timpani
A: bising usus 10x/ menit
m. Ekstremitas
 Atas
Tampak terpasang infus RL 20 tts/menit pada tangan kiri,tidak terdapat
oedema
 Bawah
Tidak terdapat luka ,tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak ada oedema.
n. Genetalia
Tidak ada kelainan
o. Anus
Tidak ada kelainan
p. Neurologis
 Status Mental dan Emosi
Emosi pasien stabil
q. Pengkajian saraf kranial
Tidak ada masalah pada indra penciuan,penglihatan,pendengaran,bentuk
wajah simetris,tidak ada kesulitan saat menelan,tidak ada suara pelo,dan
tidak ada pusing
r. Pemeriksaan refleks
Replek dalam batas normal tidak tampak kelainan
5. Data Penunjang
Darah lengkap (dalam batas normal)
Wbc: 4.5

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 29

Hmoglobin: 10,8
6. Data Tambahan
BB: 54 kg
TB: 160 cm
7. Therapy
Tanggal Awal Indikasi
No Nama Obat Dosis Rute
diberikan
1 23 desember IVFD RL 20 - -
19 tts/menit
2 23 desember Ranitidine 1 ampul 3x1 Untuk
19 injeksi mengurangi
mual

3 23 dsember 19 donperidon 2x1 tablet Pagi sore Untuk obat


sebelum makan mual dan
muntah

4 23 desember Omeprazole 2x1capsul Pagi sore Untuk obat


19 sebelum makan mual dan
muntah

5 23 desember Antasida 3 x 1 tablet Pagi,siang,malam Untuk obat


19 mual dan
muntah

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 30

B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN

1. Data subyektif Agen pencedera Nyeri akut


 Klien mengeluh nyeri fisiologis,sebagai efek dari
pada ulu hati adanya inflamasi dan iritasi
 Nyeri seperti di tusuk pada lambung
tusuk hilang timbul
 Klien tampak gelisah

Data obyektif

 Klien tampak meringis


menahan sakit
 Klien tampak
memegangi pada daerah
perutnya
 Skala nyeri 5

2. Data subyektif Ketidak mampuan Difisit Nutrisi

 Klien mengeluh tidak lambung untuk

ada nafsu makan, mengabsorpsi nutrient


sebagai efek dari iritasi
 Klien mengatakan
mukosa lambung
kadang terasa mual
mual,
 Semenjak 3 minggu
trakhir klien merasa
tambah kurus

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 31

Data obyektif
 Makan habis 1/3 porsi
dari yang di sedikan,
Klien tampak mual
mual seperti mau
muntah, BB: 54 kg

3. Data subyektif Restrain fisik sebagai efek Gangguan pola tidur


 Klien mengatakan nyeri dari peradangan pada
sering terbangun pada mukosa lambung
saat tidur,terutama pada
saat nyerinya kambuh,
 Badan terasa lemas
Data obyektif
 Klien tampak agak
pucat,lemah dan mata
sembab,
 Klien tampak berbaring
di tempat tidur

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 32

C. TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


TANGGAL /
TANGGAL PARAF
JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN
TERATASI
DITEMUKAN
23 Nyeri akut berhubungan dengan Agen 25 Desember
Desember2019 pencedera fisiologis,sebagai efek dari 2019
adanya inflamasi dan iritasi pada
lambung yang di tandai dengan Klien
mengeluh nyeri pada ulu hati Nyeri
seperti di tusuk tusuk hilang timbul,
Klien tampak gelisah, Klien tampak
meringis menahan sakit, Klien tampak
memegangi pada daerah
perutnya,Skala nyeri 5

23 Desember Difisit Nutrisi berhubungan dengan 25 Desember


2019 Ketidak mampuan lambung untuk 2019
mengabsorpsi nutrient sebagai efek
dari iritasi mukosa lambung,yang di
tanda dengan Klien mengeluh tidak
ada nafsu makan, KLien mengatakan
kadang terasa mual mual, Semenjak 3
minggu trakhir klien merasa tambah
kurus Makan habis 1/3 porsi dari yang
di sedikan, Klien tampak mual mual
seperti mau muntah, BB: 54 kg

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 33

23 desember Gangguan pola tidur berhubungan 24 Desember


dengan Restrain fisik sebagai efek 2019
nyeri dari peradangan pada mukosa
lambung yang di tandai dengan Klien
mengatakan sering terbangun pada saat
tidur,terutama pada saat nyerinya
kambuh, Badan terasa lemas Klien
tampak agak pucat,lemah dan mata
sembab, Klien tampak berbaring di
tempat tidur

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 34

D.DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


PERENCANAAN
No
Tujuan dan Kriteria
Dx
Hari/ Tanggal Hasil TTD
Intervensi Rasional

23 Desember I Setelah di berikan asuhan NIC


 Dengan
2019 keperawatan selama 2x24 Pain Manajement
mengetahui
jam di harapkan nyeri Kriteria hasil
karakteristk,
teratasi dengan kriteria:  Lakukan pengkajian
durasi,freku
Kriteria hasil nyeri secara
ensi,dari
NOC Label komprehensif
nyeri kita
 Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
dapat
(tahu penyebab karakteristik,
mengetahui
nyeri,mampu durasi, frekuensi,
perubahan
menggunakan tehnik non kualitas dan factor
perubahan
farmakologi untuk presipitasi
yang
mengurangi nyeri.  Ajarkan tehnik
menunjukan
 Melaporkan bahwa nyeri relaksasi Tarik
penyebaran
berkurang dengan nafas dalam dan
dari suatu
menggunakan distraksi
penyakit/terj
menejement nyeri  Observasi reaksi
adinya
nonverbal dari
komplikasi
ketidaknyamanan

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 35

 Mampu mengenali  Gunakan teknik  Dengan


nyeri(skala,intensitas,dan komunikasi melakukan
tanda nyeri) terapeutik untuk komunikasi
 Menyatakan rasa nyaman mengetahui terapeutik
setelah nyeri berkurang. pengalaman nyeri Klien
pasien. memahami
 Kaji kultur yang ttg
mempengaruhi karakteristik
respon nyeri nyerinya
 Evaluasi bersama  Dengan
pasien dan tim melakukan
kesehatan evaluasi
lain,tentang ketidak klien tau
efektipan control sejauh mana
nyeri masa lampa keberhasiala
 Kontrol lingkungan n
yang dapat menejemen
mempengaruhi nyeri yang
nyeri seperti suhu dianjurkan
ruangan sam petugas
,pencahayaan,dan kesehatan.
kebisingan.  Dengan
 Pilih dan lakukan lingkungan
penanganan yang
nyeri(parmakologi, nyaman dan
non tenang
parmakologi,dan membuat
interpersonal rasa nyaman
 Kolaborasi dengan pada pasien
dokter jika ada dan rasa
keluhan dan bila nyeripun

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 36

tndakan nyeri tidak akan


berhasil. berkurang
 Monitoring vital
sign setiap 6 jam

 Dengan
Setelah di berikan asuhan mengetahui
NIC
keperawatan selama 2x24 adanya
 kaji adanya
jam di harapkan kebutuhan penyebab
alergi
nutrisi terpenuhi dengan alergi
makanan,hidan
kriteria hasil: terhadap
gkan menu
makanan
NOC label yang bervariasi
tertentu
 Mampu  Kolaborsi
sehingga
mengidentifikasi dengan ahli
kita dapat
kebutuhan nutrisi gisi untuk
menghindari
pasien menentukan
terjadinya
 Tidak ada malnutrisi jumlah kalori
23 desember 2 alergi
 Menunjukan dan nutrisi
2019  Dengan
peningkatan fungsi yang di
membuat
pengecapan dari butuhkan leh
catatan
menelan ( kiln pasien
makanan
mengatakan sudah  Sarankan pada
harian dan
mulai ada nafsu klien untuk
dan tahu
makn ) makan sedikit
tentang
 Tidak terjadi sedikit tapi
kebutuhan
penurunan BB yang sering
nutrisinya
berarti  Ajarkan pasien
pasien tidak
untuk
merasa
membuat
jenuh dan di
catatan
harapkan

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 37

makanan nafsu
harian makan
 Berikan menjadi
informasi meningkat
tentang
kebutuhan
nutrisi pasien
 Monitor
adanya
penurunan BB
23 desember 3 Setelah di berikan asuhan  Dengan
NIC
2019 keperawatan selama 1x24 istirahat
 Jelaskan
jam di harapkan pola tidur yang cukup
pentingnya
kembali normal dengan akan
tidur yang ade
kriteria hasil : membuat
kuat
NOC Label tubuh
 Ciptakan
 Jumlah jam tidur menjadi
lingkungan
dalam batas normal lebih sehat
yang tenang
6-8 jam/hari dan bugar
dan nyaman
 Pola tidur ,kualitas  Dengan
saat klien tidur
dalam batas normal lingkungan
 Fasilitasi klien
 Klien merasa segar yang tenang
untuk
setelah bangun tidur dan nyaman
mempertahank
 Mampu akan
an aktivitas
mengidentifikasi hal membuat
sebelum tidur
hal yang istirahat /
(seperti
menngkatkan tidur tidur lebih
membaca
efektif
buku)
 Memonitor
 Monitor jam
waktu dan
istirahat/tidur
pola tidur
klien
klien dpat

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 38

 Minta klien membantu


untuk perawat dlm
menghindari mengetahui
makanan/ apakah
minuman yang klien
dapat mengalami
mempengaruhi gangguan
pola istirahat tidur atau
/tidur klien tidak.
 Kolaborasi  Mengkonsu
dengan dokter msi
dalam beberapa
pemberian obat jenis
tidur makanan
dan
minuman
seperti kopi
bias
membuat
klien sulit
tidur,

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 39

E. IMPLEMENTASI
Hari/ Tgl No
Tindakan Keperawatan TTD
/ Jam Dx Evaluasi Proses

25 I  Mengkaji karakteristik S : Klien mengatakan sudah mampu


desember nyeri P,Q,R,S,T untuk melakukan tehnik relaksasi yang
2019  Mengajarkan tehnik di ajarkan
relaksasi Tarik nafas dalam Klien mengatakan nyeri di rasakan
 Melakukan pemeriksaan sudah berkurang dan tidak ada di
vital sign rasakan seperti di tusuk tusuk lagi.

 Kolaborasi dengan doter O : Klien tampak lebih rileks, tidak

dalam pemberian analgetik tampak meringis lagi dan tampak


mmpu melakukan tehnik relaksasi
yang di ajarkan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan
intervensi.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 40

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 41

25 2  Memberi makanan S : Klien mengatakan sudah mulai ada


desember yang bervariasi,yang nafsu makan,dan sudah mengetahui
2019 tidak menyebabkan tentang pentingnya nutrisi untuk
alergi terhadap klien kebutuhan tubuhnya
sendiri dan O : tampak klien sudah bias
mengajarkan pada makan,makanan habis ¾ porsi dari yang
klien untuk membuat di sediakan,BB tetap tidak mengalami
catatan menu penurunan
harian.untuk A : masalah teratasi sebagian
merangsang P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi
meningkatkan nafsu
makan
 Memberi makan
sedikit sediki tapi
sering
 Memberikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi pasien
 Memonitor adanya
penurunan BB dengan
cara menimbang BB
tiap hari
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat anti
mual

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 42

24 3  Menjelaskan tentang S : klien menagatakan sudah bisa untuk


desember pentingnya tidur istirahat/tidur selama kurang lebih 6
2019 /istirahat yang adekuat sampai 7 jam
kepada klien O : klien tampak lebih segar dan tidak
 Menciptakan pucat lagi,pasien tidur dari jam 10 malam
lingkungan yang dan terjaga pada jam 4 pagi
tenang dan nyaman A : masalah teratasi
saat klien tidur P : Pertahankan pola tidur pasien
 Fasilitasin klien untuk
mempertahankan
aktivitas sebelum tidur
( seperti membaca
buku)
 Memonitoring jam
istirahat/tidur pasien
 Meminta klien untuk
menghindari mkanan
atau minuman yang
dapat mempengaruhi
pola tidur sperti kopi
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat tidur

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 43

F. EVALUASI
No TTD
No Hari/ Tgl/ Jam Evaluasi
Dx
1 24 desember 3 S : klien menagatakan sudah bisa untuk istirahat/tidur selama
2019 kurang lebih 6 sampai 7 jam
O : klien tampak lebih segar dan tidak pucat lagi,pasien tidur
dari jam 10 malam dan terjaga pada jam 4 pagi
A : masalah teratasi
P : Pertahankan pola tidur pasien

2
25 desember
1 S : Klien mengatakan sudah mampu untuk melakukan
2019
tehnik relaksasi yang di ajarkan
Klien mengatakan nyeri di rasakan sudah berkurang dan
tidak ada di rasakan seperti di tusuk tusuk lagi.
O : Klien tampak lebih rileks, tidak tampak meringis lagi
dan tampak mmpu melakukan tehnik relaksasi yang di
ajarkan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi.

25 desember
3 2 S : Klien mengatakan sudah mulai ada nafsu makan,dan
2019
sudah mengetahui tentang pentingnya nutrisi untuk
kebutuhan tubuhnya
O : tampak klien sudah bias makan,makanan habis ¾ porsi
dari yang di sediakan,BB tetap tidak mengalami penurunan
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 44

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.

Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus
dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.

Gejala gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Gejala
gastritis kronis :

1. Bervariasi dan tidak jelas.


2. Perasaan penuh, anoreksia.
3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.

3.2 Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem pencernaan itu baik,
karena dapat mengganggu kerusakan organ dalam sehingga memberikan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan yang asam, pedas
dan minuman yang beralkohol, kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi gastritis
karena asam lambung tidak bisa menjaga dinding lambung. Mengakibatkan
nyeri di epigastrium. Maka dari itu jagalah organ organ penting dan kesehatan
dalam tubuh kita ini.

Asuhan Keperawatan Gastritis


P a g e | 45

Daftar Pustaka

1. Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat


Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
2. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
3. http://en.wikipedia.org, Gastritis
4. Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit, edisi
4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Asuhan Keperawatan Gastritis

Anda mungkin juga menyukai