Pemetaan Guru SMK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Draft 4

Hasil Rakor G Boutiq


15 Okt 2018

PEDOMAN
PEMETAAN KEBUTUHAN GURU
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

Oleh:
Tim Pengembang

Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kebutuhan Guru


SMA/SMK dan Pendidikan Khusus

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN
PENDIDIKAN KHUSUS
2018

i
KATA PENGANTAR

Penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan


implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 sebagai perubahan
atas Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi,
termasuk guru SMK.
Salah satu bentuk pelaksanaan penataan dan pemerataan Guru adalah
pemetaan guru SMK yang didahului oleh analisis jabatan, analisis beban kerja,
perhitungan kebutuhan guru, analisis kebutuhan guru. Agar penyusunan
pemetaan guru terlaksana dengan baik, maka perlu pemahaman yang sama
antara berbagai pihak yang berkepentingan tentang pentingnya penyusunan
pemetaan guru SMK. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pedoman yang dapat
menjadi acuan bagi satuan pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dan unsur lain
yang terkait dengan penatakelolaan kebutuhan Guru.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Pedoman ini.

Jakarta, Oktober 2018


Direktur Pembinaan Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus

Ir. Sri Renani Pantjastuti, MPA.


NIP 19600709 1985032 001

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1


A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Dasar Hukum ....................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................. 3
D. Sasaran ............................................................................... 3
E. Daftar Istilah .......................................................................... 4

BAB II. PRINSIP PEMETAAAN GURU ............................................... 5


A. Ruang Lingkup ………………………………………………… 5
B. Manfaat ………………………………………………………… 5
C. Mata Pelajaran Guru .......................................................... 5
D. Jenis Guru SMK ………………………………………………… 6
E. Rombongan Belajar SMK ……………………………………….. 7
F. Beban Kerja Guru SMK ……………………………………….. 7
G. Status Kepegawaian Guru SMK ………………………………. 8

BAB III. PELAKSANAAN PEMETAAN GURU .................................... 9


A. Proses Pelaksanaan Pemetaan Guru .................................. 9
B. Alur Pemetaan Guru SMK ..................................................... 9
C. Tugas dan Fungsi ………………………………………………. 10
D. Pemetaan Guru SMK …………………………………………. 10

BAB IV. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ...................................... 19


A. Tujuan dan Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi ........ 19
B. Pelaksana Monev ................................................................. 20
C. Metode dan Instrumen Monev ............................................. 20
D. Pelaporan Hasil Monev ........................................................ 20

BAB V. PENUTUP ................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerataan guru antar satuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis


pendidikan, antar kabupaten, antar kota, dan antar provinsi serta dalam
upaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan formal
secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional telah
ditetapkan Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor
05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.
01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru
Pegawai Negeri Sipil.

Implikasi atas penetapan peraturan tersebut, Kementerian Pendidikan


Nasional mendapatkan mandat untuk menetapkan kebijakan teknis dalam
penataan dan pemerataan guru PNS TK/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB,
SMK/SMKLB, dan SMK secara nasional. Untuk melaksanakan mandat
tersebut Subdirektorat Perencanaan dan Pengendalian Kebutuhan
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang
perencanaan dan fasilitasi pengendalian kebutuhan, dan pemindahan
lintas daerah provinsi guru pendidikan menengah, pendidikan khusus,
pendidikan inklusif dan pendidikan layanan khusus. Bahan perumusan
yang direncanakan meliputi bahan perhitungan guru, bahan pemetaan
kebutuhan guru, bahan pengendalian formasi guru, analisis kebutuhan
guru, bahan rencana kebutuhan guru, bahan rekomendasi redistribusi
guru, dan penyusunan rekomendasi pengendalian formasi guru, pada
jenjang pendidikan menengah dan pendidikan khusus.

Berlandaskan pada hasil perhitungan kebutuhan guru, diperlukan


pemetaan guru di tingkat provinsi yang bersumber dari pemetaan guru dari
sekolah. Oleh karena itu dibutuhkan pedoman pemetaan guru di tingkat
provinsi.

1
B. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan untuk menyusun pedoman pemetaan guru,
meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4941) sebagaimana
telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun2008
tentang Guru (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2017
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6058);
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195);
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23Tahun 2017
tentang Hari Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 829)
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,Kepala Sekolah,
dan Pengawas Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan;

2
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2014 tentang Peminatan di SMK dan SMK;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 06/D.D5/KK/2018
19. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 07/D.D5/KK/2018.

C. Tujuan
Tujuan pedoman pemetaan guru adalah;
1. Untuk menghasilkan profil sekolah yang menunjukkan peta guru di
tingkat sekolah dan siap dikirim menjadi bahan penyusunan peta guru
di tingkat provinsi.
2. Untuk menghasilkan pemetaan guru di tingkat provinsi dan siap dikirim
ke tingkat nasional untuk dapat dijadikan acuan dalam menyusun
kebijakan di tingkat pusat.
3. Sebagai dasar pertimbangan pemenuhan, penataan dan pemerataan
guru di provinsi.

D. Sasaran

Sasaran pedoman pemetaan guru ini meliputi:

1. Kepala sekolah untuk mendapatkan data tentang peta guru di sekolah.


2. Kepala Cabang Dinas Wilayah/ Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) untuk mendapatkan data tentang peta guru di wilayah masing-
masing.
3. Kepala Dinas Provinsi untuk mendapatkan data tentang peta guru di
provinsi.

3
E. Daftar Istilah

Beberapa istilah yang dapat dijadikan rujukan untuk menelaah pedoman


pemetaan guru ini, meliputi:

Pemetaan, yang dimaksud dalam hal ini adalah menggambarkan kondisi


riil apa yang terjadi berdasarkan standar yang ditentukan oleh aturan
yang berlaku.
Guru, yang dimaksud dalam pedoman ini adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Dapodik, yang dimaksud dalam pedoman ini adalah Data Pokok Pendidik
yang disimpan dalam sebuah server pusat yang di kelola oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

4
BAB II
PRINSIP PEMETAAN GURU
A. Ruang Lingkup
Pemetaan guru Sekolah Menengah Kejuruan meliputi kegiatan pemetaan
guru berdasarkan Jenis Guru, Mata pelajaran Guru, Beban kerja Guru, Status
Kepegawaian Guru. Penentuan jenis guru dilakukan oleh Pemerintah,
sedangkan penghitungan guru dan kebutuhan guru dilakukan secara
berjenjang mulai dari tingkat satuan pendidikan, provinsi, dan nasional.
B. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil pemetaan guru, adalah:
1. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam menyusun pedoman tentang
formasi, pengadaan, dan penempatan.
2. Dapat digunakan sebagai rujukan Dinas Pendidikan Provinsi untuk
melakukan pemetaan guru di wilayah kewenangannya dalam hal
mengetahui jumlah riil guru, dan mengetahui kekurangan/kelebihan guru
di masing-masing lembaga.

C. Mata Pelajaran Guru


SMK melaksanakan pendidikan dengan durasi pembelajaran 3 dan 4 tahun.
Mata pelajaran pada jenjang SMK dalam Kurikulum 2013 terbagi dalam 3
kelompok :
- Kelompok A (Muatan Nasional)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah, Bahasa Inggris
- Kelompok B (Muatan Kewilayahan)
Senibudaya dan PJOK
- Kelompok C (Muatan Peminatan Kejuruan) SMK terdiri dari 146 (seratus
empat puluh enam) jenis sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan.
a. Dasar Bidang Keahlian
b. Dasar Program Keahlian
c. Kompetensi Keahlian

5
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Energi dan pertambangan;
c. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
d. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
e. Agribisnis dan Agroteknologi;
f. Kemaritiman;
g. Bisnis dan Manajemen;
h. Pariwisata;
i. Seni dan Industri Kreatif.
Catatan:
1) Pemilihan Kelompok C (peminatan) dilakukan sejak Tingkat X (kelas 1)
2) Mata pelajaran kelompok C SMK dibagi menjadi C1, C2, dan C3. Mapel pada
kelompok C1 hanya berlaku bagi bidang keahlian yang sama, mapel C2 bagi
program keahlian yang sama, dan mapel C3 hanya bagi tiap paket keahlian.
3) Satuan pendidikan dapat menambahkan alokasi jam pada mapel tertentu
maksimal 2 jam pelajaran per minggu.
4) Mapel muatan lokal (mulok) ditentukan oleh masing-masing pemerintah provinsi
dengan mengacu ketentuan dalam Pemendikbud No 79 Tahun 2014.
5) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mengacu Permendikbud No 62 Tahun 2014
terdiri atas kegiatan wajib Pendidikan Kepramukaan dan kegiatan pilihan yang
jenisnya ditentukan oleh sekolah.

D. Jenis Guru SMK


Jenis guru SMK (menurut draft Standar Nasional Pendidikan SMK, Kurikulum
2013 dan Spektrum SMK 2018) terdiri dari guru umum, guru kejuruan,
instruktur bidang kejuruan, BK/Konselor dan guru pembina Ekstrakurikuler.
1. Guru Mata Pelajaran Umum
a. Guru mata pelajaran umum mengampu mata pelajaran Muatan Nasional,
Muatan Kewilayahan, C1 non-kejuruan, dan guru muatan lokal (apabila
mapel mulok berdisi sendiri);
b. Direncanakan sebanyak 9 jenis guru dan satu atau beberapa guru
muatan lokal;
c. Jenis guru muatan lokal ditentukan oleh masing-masing pemerintah
provinsi dengan mengacu ketentuan dalam Permendikbud No 79 Tahun
2014;
2. Guru Kejuruan
a. Jenis guru peminatan kejuruan mengacu jenis paket keahlian pada
spektrum sekolah menengah kejuruan, mengampu mata pelajaran
kejuruan dalam kelompok C1, C2 dan C3;
b. Direncanakan sebanyak 146 jenis guru;

6
3. Instruktur
a. Instruktur bidang Kejuruan berasal dari dunia kerja atau dunia
usaha/industri (DUDI) yang menjadi institusi pasangan SMK
bersangkutan;
b. Jenis instruktur ditentukan oleh masing masing satuan pendidikan.
4. Guru Lain
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
b. Guru Ekstra-kurikuler.
Guru pembina ekstrakurikuler terdiri atas guru Pembina Pramuka dan
Pembina Ekstrakurikuler Lain yang jenisnya ditentukan sekolah;
c. Guru Pembimbing Khusus adalah guru dengan kualifikasi pendidikan
luar biasa, untuk sekolah yang melaksanakan program inklusif.
d. Guru sebagai asesor/penguji kompetensi keahlian untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi.

E. Rombongan Belajar SMK


SMK melaksanakan pendidikan dengan durasi pembelajaran 3 dan 4 tahun
Jumlah rombongan belajar pada tiap tingkat X, XI, XII, untuk durasi
pembelajaran 3 tahun dan tingkat XIII untuk durasi pembelajaran 4 tahun, di
setiap satuan pendidikan.

F. Beban Kerja Guru SMK


Pemenuhan beban kerja guru, Kepala Sekolah, Pengawas serta tugas
tambahan dan eqivalensi beban kerja per minggu yang diatur dalam
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018.
Eqivalensi Jumlah Jam
Tugas Tambahan Tatap Muka (JTM) per
minggu
Kepala Sekolah
- Manajerial 14 - 16 JTM
- Pengembangan Kewirausahaan 3- 4 JTM
- Supervisi kepada Guru dan Tendik 4 - 6 JTM
Pengawas
- Pengawas Muda 24 JTM
- Pengawas Madya 24 JTM
- Pengawas Utama 24 JTM
Guru
- Walikelas 2 JTM
- Pembina Osis 2 JTM
- Pembina Ekstrakurikuler 2 JTM
- Koordinator PKB/PKG 2 JTM
- Koordinator Bursa Kerja Khusus 2 JTM

7
Eqivalensi Jumlah Jam
Tugas Tambahan Tatap Muka (JTM) per
minggu
- Guru Piket 1 JTM
- Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 JTM
Pertama 2 JTM
- Penilai Kinerja Guru
- Pengurus Organisasi/Asosiasi Pofesi Guru 3 JTM
tingkat:
a. Nasional (Ketua Umum, Sekjen, 2 JTM
Ketua, Wakil Ketua) 1 JTM
b. Provinsi (Ketua dan wakil)
c. Kebupaten (Ketua)

G. Status Kepegawaian Guru SMK

1. Status Guru
Status guru yang dikatagorikan dalam database DAPODIK meliputi; (a)
PNS, (b) PNS DPK (Diperbantukan di sekolah swasta), (c) Guru Tetap
Yayasan, (d) Guru Honor Daerah I, (e) Guru Honor Daerah II, (f) Guru
Honorer Sekolah.

2. Sertifikasi Guru
Legalitas profesional guru yang ditandai dengan penerimaan sertifikat
guru. Kategori berdasarkan sertifikasi guru meliputi; (a) Sudah memiliki
sertifikat guru, (b) Belum memiliki sertifikat guru sudah memenuhi
kualifikasi D4/S1, (c) Belum memiliki sertifikat guru yang belum memenuhi
kualifikasi D4/S1.

3. Masa Kerja Guru


Pemetaan guru berdasarkan masa kerja (TMT/Terhitung Mulai Tugas)

8
BAB III
PELAKSANAAN PEMETAAN GURU

A. Proses Pelaksanaan Pemetaan Guru


Pemetaan guru adalah bagian dari perencanaan sekolah secara menyeluruh.
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan di sekolah,
perencanaan kebutuhan guru dapat dilakukan apabila sekolah telah terlebih
dahulu menyusun rencana peserta didik dan kurikulum/program pengajaran.
Perencanaan kebutuhan guru sebagai bagian dari proses perencanaan
sekolah secara menyeluruh dan kaitan dengan Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) disajikan dalam gambar berikut.

B. Alur Pemetaan Guru SMK


Pemetaan guru dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut.
1. Menetapkan kreteria pemetaan guru
2. Menetapkan profil sekolah
3. Menetapkan pemetaan guru di tingkat provinsi
4. Mengidentifikasi hasil perhitungan kebutuhan guru

A
Profil N
PEMETAAN GURU Sekolah A
 Status Guru L
 Sertifikasi Guru I
 Mata Pelajaran Pemetaan guru S
 Masa Kerja provinsi I
S

9
C. Tugas dan Fungsi
1. Pemerintah Pusat
a) Menyusun pedoman pemetaan guru yang harus dirujuk di tingkat
provinsi
b) Menganalisis hasil pemetaan guru di tingkat nasional
c) Menetapkan formasi, penerimaan, dan penempatan guru.
2. Pemerintah Provinsi
a) Mengidentifikasi data profil sekolah tentang pemetaan guru di
sekolah
b) Menganalisis data profil sekolah untuk menyusun laporan pemetaan
guru di tingkat provinsi
3. Satuan Pendidikan
a) Menyusun profil sekolah tentang pemetaan guru
b) Melaporkan hasil profil sekolah ke Dinas Pendidikan Provinsi
4. Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI)
a) Menyusun Kurikulum Bersama
b) Menyiapkan siswa praktek kerja industri
c) Melatih guru mata pelajaran kejuruan

D. Pemetaan Guru SMK

Pemetaan Guru dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat satuan


pendidikan, provinsi, dan nasional dengan memetakan kreteria sebagai
berikut:

1) Setiap rombel dalam mengikuti mata pelajaran yang mengajarkan teori


diampu oleh 1 (satu) orang guru;
2) Setiap rombel dalam mengikuti mata pelajaran yang mengajarkan
keterampilan kejuruan/paket keahlian pada Kurikulum 2006 maupun
Kurikulum 2013 dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang masing-
masing diampu oleh satu orang guru. Untuk beberapa jenis paket
keahlian pembagian kelompok disesuaikan kebutuhan masing-masing
kompetensi/paket keahlian;
3) Apabila di sekolah terdapat Iebih dari satu pendidikan agama yang
diajarkan, jumlah dan jenis guru agama disesuaikan dengan kebutuhan
dan peraturan yang berlaku;
4) Guru mata pelajaran produktif mengampu semua mapel dasar
kompetensi dan kompetensi kejuruan;

10
5) Guru mata pelajaran peminatan kejuruan (paket keahlian) mengampu
semua mata pelajaran kejuruan dalam kelompok C1, C2 dan C3 yang
menjadi kewenangannya;
6) Jumlah guru dihitung berdasarkan jumlah tatap muka per minggu yang
terjadi di sekolah (JTM) dibagi wajib mengajar guru (W);
7) JTM guru mata pelajaran normatif/adaptif pada Kurikulum 2006 atau
umum (Kelompok A, Kelompok B dan Kelompok C1 non- kejuruan) pada
Kurikulum 2013, dihitung dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan
jam mata pelajaran per minggu per tingkat yang ada dalam kurikulum
dikalikan jumlah rombongan belajar (rombel).
8) JTM guru paket keahlian yang dikurangi jam peserta didik menjalankan
praktek kerja industri selama 3 bulan pada semester tertentu tidak
berpengaruh dalam perhitungan karena yang digunakan sebagai
perhitungan adalah JTM pada semester lainnya dalam tahun yang
sama.
9) Wajib mengajar yang digunakan adalah 24 jam tatap muka per minggu;
10) Jumlah guru bimbingan dan konseling (BK) pada setiap sekolah dihitung
berdasarkan jumlah peserta didik yang ada di sekolah tersebut;
11) Setiap guru BK wajib melayani paling sedikit 150 peserta didik dan paling
banyak 250 peserta didik,
12) Setiap SMK harus disediakan paling sedikit 1 orang guru BK;
13) Pemetaan Guru berisi informasi :
 Profil sekolah :
NPSN, Jenjang, Nama Sekolah,Status,Lokasi (Provinsi,Kab-
Kota,Kecamatan)
 Profil Rombel :
Tingkat Kelas, Peminatan, Jml Rombel, Jml Peserta Didik
 Profil Guru :
Biodata Guru Tugas Guru Beban Kerja Guru
ID Pegawai TMT PEGAWAI thn ajaran
(NUPTK/Peg ID); TMT GURU periode
nama TMT PNS jjm wali kls
Nik GOLONGAN jjm ajar
NIP Tugas Mengajar jjm tugas tambahan
Tgl Lahir Mapel sertifikasi jml siswa
kualifikasi jml rombel
Tugas bk jml siswa
JENIS PEGAWAI bk jml bk
Status Aktif bk jjm
tik jml sis
tik jml bk

11
tik jjm
jjm setara osis
jjm setara piket
jjm setara ekstra
jjm setara tutor

Untuk memudahkan pengelolaan data Profil Sekolah, Profil Rombel, Profil


Guru dalam Pemetaan guru dapat menggunakan berbagai teknik antara
lain teknik tabulasi dan teknik aplikasi komputer. Masing-masing teknik
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
 Teknik Tabulasi
Teknik tabulasi menggunakan format yang dirancang/dikembangkan
berdasarkan format kerangka dasar dan struktur kurikulum. Format
dikembangkan dengan menambahkan kolom penghitungan jumlah
jam tatap muka (JTM) per mata pelajaran per sekolah, kolom
penghitungan jumlah guru dan kolom jumlah tatap muka per guru.
Perhitungan teknik tabulasi dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan komputer. Teknik ini sesuai digunakan di satuan
pendidikan, provinsi maupun pusat.
 Aplikasi Komputer
Dengan menggunakan aplikasi komputer berbasis Desktop atau
WebBase dalam pengumpulan dan pemetaan dapat memudahkan
pengelolaan akan kebutuhan data yang dikelola bersama dan di
tingkat sekolah, Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat.

E. Format Pemetaan Guru SMK


Format Pemetaan guru sebagai berikut :
1. Format 1 : Daftar Guru per Sekolah
2. Format 2 : Peta Guru Per Sekolah
3. Format 3 : Gabungan Daftar Guru tingkat Provinsi
4. Format 4 : Peta Guru Gabungan tingkat Provinsi

12
Format 1 : Profil Sekolah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS

Profil sekolah
NPSN :
Jenjang :
Nama
Sekolah :
Status :
Provinsi :
Kab./Kota :
Kecamatan :

Profil Rombel
Tingkat Kelas Jurusan/Peminatan Jml Rombel Jml Peserta Didik

13
Format 1 : Daftar Guru per Sekolah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN
KHUSUS
NPSN : 20224106
PROVINSI : Jawa Barat
KOTA : Kota Cimahi
JENJANG : Sekolah Menengah Kejuruan

SEKOLAH : SMK ………

Biodata Guru
N
o kuali JENIS
PTK_ID nama nik NIP Tgl Lahir Status Tugas
fikasi PEGAWAI

1 20224106100001 guru 1 3277024202650010 02-Feb-65 S1 Tidak Menjabat GTY/ …

2 guru 2 S2 Wakil Kepala Sekolah PNS DPK

3 dst

Lanjutan format 1

TMT Tugas

No TMT GOLO
Nama TMT GURU TMT PNS Tugas Mengajar Mapel sertifikasi
PEGAWAI NGAN

1 guru 1 26-Nop-90 01-Mar-83 01-Feb-85 IV/a Sejarah Indonesia [2009-204] Sejarah

2 guru 2
3 dst

14
Lanjutan format 1

Beban Kerja Guru


thn peri jjm jjm jjm tugas jml jml bk bk bk tik tik tik jjm jjm jjm jjm
No nama ajaran ode wali ajar tambahan siswa rombel jml jml jjm jml jml jjm setara setara setara setara
kls siswa bk sis bk osis piket ekstra tutor

1 guru 1 2014 2 2 6 0 112 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 guru 2
3 dst

Format 2 : Peta Guru Per Sekolah

Format Perhitungan Jumlah Guru SMK (Kurikulum 2013)


Nama Sekolah :
Kab./Kota :
Provinsi :
Alokasi jam / minggu ROMBEL Jumlah Guru
No Jenis Guru (Permendikbud No. 07/D.D5/KK/2018)
X XI XII XIII X XI XII XIII
Semester 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Kelompok A
Pendidikan Agama
1 dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 3 3
2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Bhs. Indonesia 4 4 3 3 2 2 - -
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 - 4
5 Sejarah Ind. 3 3 - - - - - -
Bhs. Inggris dan
6 bahasa asing lainnya 3 3 3 3 4 4 4 4
Kelompok B
7 Seni Budaya 3 3 - - - - - -
15
8 PJOK 2 2 2 2 - - - -
Kelompok C
Konstruksi Gedung,
Sanitasi dan Perawatan
Kelompok C1
Simulasi dan
9 Komunikasi Digital 3 3 - - - - - -
10 Fisika 3 3 -
11 Kimia 3 3 -
Kelompok C2
12 Gambar Teknik 4 4 - - - -
13 Mekanika Teknik 3 3 - - - -
Dasar-dasar
Konstruksi
14 Bangunan 3 3 - - - - 3 4
Teknik Pengukuran
15 Tanah 3 3 - - - - 3 4
Kelompok C3
Konstruksi
16 Bangunan Gedung - - 7 7 7 7 8 8
Sistem Utilitas
17 Bangunan Gedung - - 7 7 8 8 8 8
18 Perawatan Gedung - - 5 5 5 5 8 8
Estimasi Biaya
Konstruksi, Sanitasi
dan Perawatan
19 Gedung - - 5 5 5 5 10 10
Produk Kreatif dan
20 Kewirausahaan - - 7 7 8 8 10 10
Dst…

16
Format 3 : Gabungan Daftar Guru tingkat Provinsi

Sekolah Biodata Guru


N kuali
o Tgl
Provinsi Kab./Kota Sekolah NPSN PTKID Nama NIK NIP fikas Status Tugas
Lahir
i
2022410 2022410610 327702420 02-Feb-
1 Jawa Barat Kota Cimahi SMK … 6 0001 guru 1 2650010 65 S1 Tidak Menjabat

2022410 2022410610 1959032319 23-Mar- Wakil Kepala


2 Jawa Barat Kota Cimahi SMA PASUNDAN 1 6 0002 guru 2 83031013 59 S2 Sekolah
Dst… guru 3

Lanjutan format 3
TMT Tugas

No JENIS TMT GOLO


Nama TMT GURU TMT PNS Tugas Mengajar Mapel sertifikasi
PEGAWAI PEGAWAI NGAN

1 guru 1 GTY/ PTY 30-Jun-06 15-Jul-93 Sejarah Indonesia [2009-204] Sejarah

2 guru 2 PNS DPK 26-Nop-90 01-Mar-83 01-Feb-85 IV/a Matematika

3 dst…

Lanjutan format 3
Beban Kerja Guru
thn peri jjm jjm jjm tugas jml jml bk bk bk tik tik tik jjm jjm jjm jjm
No nama ajaran ode wali ajar tambahan siswa rombel jml jml jjm jml jml jjm setara setara setara setara
kls siswa bk sis bk osis piket ekstra tutor

1 guru 1 2014 2 2 6 0 112 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 guru 2 2014 2 0 6 12 90 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Daftar guru dari sekolah lain …………………

17
Format 4 : Peta Guru Gabungan tingkat Provinsi

Format Pemetaan Guru SMK tingkat Provinsi

Alokasi jam / minggu (permendikbud 7/2018)


Konstruksi Jalan, Konstruksi
Kab/ Jenis
Provinsi
kota
Sekolah NPSN No
Guru
Irigasi dan Gedung, Sanitasi Bisnis Konstruksi
Jembatan dan Perawatan dan Properti Dst…
X XI XII XIII X XI XII XIII X XI XII XIII X XI XII XIII
Jawa Kota SMK
Barat Cimahi PASUNDAN 1 20224106 1 Agama 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jawa Kota SMK
Barat Cimahi PASUNDAN 1 20224106 2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Dst…

Lanjutan Format 4

Rombel
Konstruksi Jalan, Konstruksi
Jenis Bisnis Konstruksi
Provinsi Kab/kota Sekolah NPSN No Irigasi dan Gedung, Sanitasi Jumlah guru
Guru dan Properti
Jembatan dan Perawatan
X XI XII XIII X XI XII XIII X XI XII XIII
Jawa Kota
Timur Surabaya 20224
SMK … 106 1 Agama 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Dst…

18
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENGEVALUASIAN

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan Evaluasi lazim dikenal dengan istilah monitoring dan
evaluasi atau disingkat dengan Monev. Monev merupakan upaya untuk
menjamin mutu dan akuntabilitas penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan
guru agar seluruh rangkaian proses penyusunan pemetaan kebutuhan guru
SMK dari tingkat satuan pendidikan sampai ke tingkat pusat dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Tujuan monev adalah:
1. Untuk mengetahui kemajuan dan capaian kinerja tahapan
pelaksanaan penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK.
2. Untuk mengetahui kesesuaian prosedur pelaksanaan penyusunan
pemetaan kebutuhan guru SMK dengan pedoman dan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Untuk mengetahui kesesuaian rencana atau target penyusunan pemetaan
kebutuhan dengan realisasi capaian dalam ketetapan pemetaan guru
SMK.

Ruang lingkup aspek yang di monev dalam pelaksanaan pemetaan


kebutuhan guru SMK adalah:
 Verifikasi Data Guru tingkat Satuan Pendidikan oleh Kepala Satuan
Pendidikan
 Verifikasi Pemetaan Guru tingkat Satuan Pendidikan oleh Kepala Satuan
Pendidikan
 Penggabungan data dari Cabang Dinas Wilayah/ UPT
 Penggabungan Data Guru tingkat Provinsi oleh Admin Provinsi
 Penggabungan Pemetaan Guru tingkat Provinsi oleh Admin Provinsi

B. Pelaksana Monev
Monev penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMKdilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan oleh institusi/pihak terkait, yaitu:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK secara
nasional.

19
2. Pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan melakukan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK
di wilayah binaannya.

C. Metode dan Instrumen Monev

Monev penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK dilakukan melalui


metode survey, sampling, kuantitatif dan kualitatif. Instrumen monev yang
digunakan antara lain:
1. Kuesioner
2. Quality checlist dokumen
3. Format isian
4. Pedoman wawancara

D. Pelaporan Hasil Monev


Laporan hasil monev berisi tentang proses dan capaian hasil pelaksanaan
penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK. Selain itu, laporan monev
berisi tentang temuan-temuan lapangan dan rekomendasi. Rekomendasi
dirumuskan berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan hasil monev.
Substansi rekomendasi difokuskan pada upaya tindak lanjut perbaikan dan
pemecahan masalah pelaksanaan penyusunan formasi kebutuhan guru
SMK secara keseluruhan. Rekomendasi hasil monev tersebut sekurang-
kurangnya berisi tentang:
1. Aspek-aspek praktek baik apa saja yang dapat dipertahankan bagi
kepentingan penyelenggaraan penyusunan pemetaan kebutuhan guru
SMK di masa yang akan datang;
2. Aspek-aspek apa saja yang perlu diubah atau diganti yang dinilai sudah
tidak relevan;
3. Aspek-aspek apa saja yang perlu diperbaiki dari permasalahan
penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK yang ada;
4. Aspek-aspek apa saja yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK,
dan

20
5. Aspek-aspek apa saja yang perlu dikembangkan dan diadakan
(develop) bagi kepentingan peningkatan mutu dan akuntabilitas
penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK di masa yang akan datang.

21
BAB V
PENUTUP

Penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK merupakan bagian dari upaya


penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan
implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 sebagai perubahan
atas Peraturan pemerintah Nomor 74Tahun2008 tentang Guru, Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetens.
Penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK bertujuan: (1) Untuk menghasilkan
profil sekolah yang menunjukkan peta guru di tingkat sekolah dan siap dikirim
menjadi bahan penyusunan peta guru di tingkat provinsi; (2) Untuk menghasilkan
pemetaan guru di tingkat provinsi dan siap dikirim ke tingkat nasional untuk dapat
dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan di tingkat pusat. (3) Sebagai dasar
pertimbangan pemenuhan, penataan dan pemerataan guru di provinsi. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi
acuan bagi satuan pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dan unsur lain yang
terkait dengan penataan terutama pengadaan kebutuhan guru SMK.

22

Anda mungkin juga menyukai