Pemetaan Guru SMK
Pemetaan Guru SMK
Pemetaan Guru SMK
PEDOMAN
PEMETAAN KEBUTUHAN GURU
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)
Oleh:
Tim Pengembang
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan untuk menyusun pedoman pemetaan guru,
meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4941) sebagaimana
telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun2008
tentang Guru (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2017
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6058);
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195);
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23Tahun 2017
tentang Hari Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 829)
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,Kepala Sekolah,
dan Pengawas Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan;
2
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2014 tentang Peminatan di SMK dan SMK;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 06/D.D5/KK/2018
19. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 07/D.D5/KK/2018.
C. Tujuan
Tujuan pedoman pemetaan guru adalah;
1. Untuk menghasilkan profil sekolah yang menunjukkan peta guru di
tingkat sekolah dan siap dikirim menjadi bahan penyusunan peta guru
di tingkat provinsi.
2. Untuk menghasilkan pemetaan guru di tingkat provinsi dan siap dikirim
ke tingkat nasional untuk dapat dijadikan acuan dalam menyusun
kebijakan di tingkat pusat.
3. Sebagai dasar pertimbangan pemenuhan, penataan dan pemerataan
guru di provinsi.
D. Sasaran
3
E. Daftar Istilah
4
BAB II
PRINSIP PEMETAAN GURU
A. Ruang Lingkup
Pemetaan guru Sekolah Menengah Kejuruan meliputi kegiatan pemetaan
guru berdasarkan Jenis Guru, Mata pelajaran Guru, Beban kerja Guru, Status
Kepegawaian Guru. Penentuan jenis guru dilakukan oleh Pemerintah,
sedangkan penghitungan guru dan kebutuhan guru dilakukan secara
berjenjang mulai dari tingkat satuan pendidikan, provinsi, dan nasional.
B. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil pemetaan guru, adalah:
1. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam menyusun pedoman tentang
formasi, pengadaan, dan penempatan.
2. Dapat digunakan sebagai rujukan Dinas Pendidikan Provinsi untuk
melakukan pemetaan guru di wilayah kewenangannya dalam hal
mengetahui jumlah riil guru, dan mengetahui kekurangan/kelebihan guru
di masing-masing lembaga.
5
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Energi dan pertambangan;
c. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
d. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
e. Agribisnis dan Agroteknologi;
f. Kemaritiman;
g. Bisnis dan Manajemen;
h. Pariwisata;
i. Seni dan Industri Kreatif.
Catatan:
1) Pemilihan Kelompok C (peminatan) dilakukan sejak Tingkat X (kelas 1)
2) Mata pelajaran kelompok C SMK dibagi menjadi C1, C2, dan C3. Mapel pada
kelompok C1 hanya berlaku bagi bidang keahlian yang sama, mapel C2 bagi
program keahlian yang sama, dan mapel C3 hanya bagi tiap paket keahlian.
3) Satuan pendidikan dapat menambahkan alokasi jam pada mapel tertentu
maksimal 2 jam pelajaran per minggu.
4) Mapel muatan lokal (mulok) ditentukan oleh masing-masing pemerintah provinsi
dengan mengacu ketentuan dalam Pemendikbud No 79 Tahun 2014.
5) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mengacu Permendikbud No 62 Tahun 2014
terdiri atas kegiatan wajib Pendidikan Kepramukaan dan kegiatan pilihan yang
jenisnya ditentukan oleh sekolah.
6
3. Instruktur
a. Instruktur bidang Kejuruan berasal dari dunia kerja atau dunia
usaha/industri (DUDI) yang menjadi institusi pasangan SMK
bersangkutan;
b. Jenis instruktur ditentukan oleh masing masing satuan pendidikan.
4. Guru Lain
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
b. Guru Ekstra-kurikuler.
Guru pembina ekstrakurikuler terdiri atas guru Pembina Pramuka dan
Pembina Ekstrakurikuler Lain yang jenisnya ditentukan sekolah;
c. Guru Pembimbing Khusus adalah guru dengan kualifikasi pendidikan
luar biasa, untuk sekolah yang melaksanakan program inklusif.
d. Guru sebagai asesor/penguji kompetensi keahlian untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi.
7
Eqivalensi Jumlah Jam
Tugas Tambahan Tatap Muka (JTM) per
minggu
- Guru Piket 1 JTM
- Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 JTM
Pertama 2 JTM
- Penilai Kinerja Guru
- Pengurus Organisasi/Asosiasi Pofesi Guru 3 JTM
tingkat:
a. Nasional (Ketua Umum, Sekjen, 2 JTM
Ketua, Wakil Ketua) 1 JTM
b. Provinsi (Ketua dan wakil)
c. Kebupaten (Ketua)
1. Status Guru
Status guru yang dikatagorikan dalam database DAPODIK meliputi; (a)
PNS, (b) PNS DPK (Diperbantukan di sekolah swasta), (c) Guru Tetap
Yayasan, (d) Guru Honor Daerah I, (e) Guru Honor Daerah II, (f) Guru
Honorer Sekolah.
2. Sertifikasi Guru
Legalitas profesional guru yang ditandai dengan penerimaan sertifikat
guru. Kategori berdasarkan sertifikasi guru meliputi; (a) Sudah memiliki
sertifikat guru, (b) Belum memiliki sertifikat guru sudah memenuhi
kualifikasi D4/S1, (c) Belum memiliki sertifikat guru yang belum memenuhi
kualifikasi D4/S1.
8
BAB III
PELAKSANAAN PEMETAAN GURU
A
Profil N
PEMETAAN GURU Sekolah A
Status Guru L
Sertifikasi Guru I
Mata Pelajaran Pemetaan guru S
Masa Kerja provinsi I
S
9
C. Tugas dan Fungsi
1. Pemerintah Pusat
a) Menyusun pedoman pemetaan guru yang harus dirujuk di tingkat
provinsi
b) Menganalisis hasil pemetaan guru di tingkat nasional
c) Menetapkan formasi, penerimaan, dan penempatan guru.
2. Pemerintah Provinsi
a) Mengidentifikasi data profil sekolah tentang pemetaan guru di
sekolah
b) Menganalisis data profil sekolah untuk menyusun laporan pemetaan
guru di tingkat provinsi
3. Satuan Pendidikan
a) Menyusun profil sekolah tentang pemetaan guru
b) Melaporkan hasil profil sekolah ke Dinas Pendidikan Provinsi
4. Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI)
a) Menyusun Kurikulum Bersama
b) Menyiapkan siswa praktek kerja industri
c) Melatih guru mata pelajaran kejuruan
10
5) Guru mata pelajaran peminatan kejuruan (paket keahlian) mengampu
semua mata pelajaran kejuruan dalam kelompok C1, C2 dan C3 yang
menjadi kewenangannya;
6) Jumlah guru dihitung berdasarkan jumlah tatap muka per minggu yang
terjadi di sekolah (JTM) dibagi wajib mengajar guru (W);
7) JTM guru mata pelajaran normatif/adaptif pada Kurikulum 2006 atau
umum (Kelompok A, Kelompok B dan Kelompok C1 non- kejuruan) pada
Kurikulum 2013, dihitung dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan
jam mata pelajaran per minggu per tingkat yang ada dalam kurikulum
dikalikan jumlah rombongan belajar (rombel).
8) JTM guru paket keahlian yang dikurangi jam peserta didik menjalankan
praktek kerja industri selama 3 bulan pada semester tertentu tidak
berpengaruh dalam perhitungan karena yang digunakan sebagai
perhitungan adalah JTM pada semester lainnya dalam tahun yang
sama.
9) Wajib mengajar yang digunakan adalah 24 jam tatap muka per minggu;
10) Jumlah guru bimbingan dan konseling (BK) pada setiap sekolah dihitung
berdasarkan jumlah peserta didik yang ada di sekolah tersebut;
11) Setiap guru BK wajib melayani paling sedikit 150 peserta didik dan paling
banyak 250 peserta didik,
12) Setiap SMK harus disediakan paling sedikit 1 orang guru BK;
13) Pemetaan Guru berisi informasi :
Profil sekolah :
NPSN, Jenjang, Nama Sekolah,Status,Lokasi (Provinsi,Kab-
Kota,Kecamatan)
Profil Rombel :
Tingkat Kelas, Peminatan, Jml Rombel, Jml Peserta Didik
Profil Guru :
Biodata Guru Tugas Guru Beban Kerja Guru
ID Pegawai TMT PEGAWAI thn ajaran
(NUPTK/Peg ID); TMT GURU periode
nama TMT PNS jjm wali kls
Nik GOLONGAN jjm ajar
NIP Tugas Mengajar jjm tugas tambahan
Tgl Lahir Mapel sertifikasi jml siswa
kualifikasi jml rombel
Tugas bk jml siswa
JENIS PEGAWAI bk jml bk
Status Aktif bk jjm
tik jml sis
tik jml bk
11
tik jjm
jjm setara osis
jjm setara piket
jjm setara ekstra
jjm setara tutor
12
Format 1 : Profil Sekolah
Profil sekolah
NPSN :
Jenjang :
Nama
Sekolah :
Status :
Provinsi :
Kab./Kota :
Kecamatan :
Profil Rombel
Tingkat Kelas Jurusan/Peminatan Jml Rombel Jml Peserta Didik
13
Format 1 : Daftar Guru per Sekolah
Biodata Guru
N
o kuali JENIS
PTK_ID nama nik NIP Tgl Lahir Status Tugas
fikasi PEGAWAI
3 dst
Lanjutan format 1
TMT Tugas
No TMT GOLO
Nama TMT GURU TMT PNS Tugas Mengajar Mapel sertifikasi
PEGAWAI NGAN
2 guru 2
3 dst
14
Lanjutan format 1
2 guru 2
3 dst
16
Format 3 : Gabungan Daftar Guru tingkat Provinsi
Lanjutan format 3
TMT Tugas
3 dst…
Lanjutan format 3
Beban Kerja Guru
thn peri jjm jjm jjm tugas jml jml bk bk bk tik tik tik jjm jjm jjm jjm
No nama ajaran ode wali ajar tambahan siswa rombel jml jml jjm jml jml jjm setara setara setara setara
kls siswa bk sis bk osis piket ekstra tutor
2 guru 2 2014 2 0 6 12 90 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17
Format 4 : Peta Guru Gabungan tingkat Provinsi
Lanjutan Format 4
Rombel
Konstruksi Jalan, Konstruksi
Jenis Bisnis Konstruksi
Provinsi Kab/kota Sekolah NPSN No Irigasi dan Gedung, Sanitasi Jumlah guru
Guru dan Properti
Jembatan dan Perawatan
X XI XII XIII X XI XII XIII X XI XII XIII
Jawa Kota
Timur Surabaya 20224
SMK … 106 1 Agama 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 PPKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Dst…
18
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENGEVALUASIAN
B. Pelaksana Monev
Monev penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMKdilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan oleh institusi/pihak terkait, yaitu:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK secara
nasional.
19
2. Pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan melakukan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK
di wilayah binaannya.
20
5. Aspek-aspek apa saja yang perlu dikembangkan dan diadakan
(develop) bagi kepentingan peningkatan mutu dan akuntabilitas
penyusunan pemetaan kebutuhan guru SMK di masa yang akan datang.
21
BAB V
PENUTUP
22