Jaringan Sekretori Pada Daun Pandanus Amaryllifolius

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jaringan Sekretori pada Daun Pandanus amaryllifolius

Artikel Jurnal

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas MK Struktur Perkembangan Tumubahan 1


yang dibimbing oleh Ibu Murni Sapta Sari, M.Si. dan Rahmi Masita, S.Si.
Dikumpulkan pada hari Kamis, 9 Mei 2019

Oleh
Kelompok 4 Offering I

Thania Ayu Pramesty (180342618029)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BOLOGI
MEI 2019
Jaringan Sekretori pada Daun Pandanus amaryllifolius
Murni Sapta Sari, M.Si.1, Rahmi Masita, S.Si., M.Sc.1, dan Thania Ayu
Pramesty. 1

1
Jurusan Bologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 05 Malang 65145, Indonesia

Corresponding author: [email protected]

Abstrak. Jaringan sekretori merupakan jaringan tumbuhan yang terdiri dari


satu sel atau lebih. Jaringan sekretori berfungsi sebagai tempat pengeluaran
sekret dari dalam tumbuhan, seperti air, mineral, lendir, getah, minyak, dan
lemak. Pandanus amaryllifolius atau pandan wangi merupakan tumbuhan
tropis yang banyak digunakan untuk memberi aroma pada pengolahan
makanan maupun minuman. Pandanus amaryllifolius memiliki aroma pandan
yang berasal dari senyawa 2-acetyl-1-pyrroline atau yang sering disingkat
sebagai ACPY. Pada hasil pengamatan irisan melintang daun Pandanus
amaryllifolius, ditemukan jaringan sekretori yaitu ruang sekretori yang
didalamnya mengandung minyak atsiri.

Kata Kunci: Jaringan sekretori, Pandanus amaryllifolius, Ruang sekretori,


Minyak atsiri.

Abstract. Secretory tissue is a plant’s tissue consisting of one or more cells.


Secretory tissues function as a place for secretions in plants, such as water,
minerals, mucus, sap, oil, and fat. Pandanus amaryllifolius or pandan fragrant
is a tropical plant that is widely used to scent food and beverage processing.
Pandanus amaryllifolius has a pandan aromatic derived from 2-acetyl-1-
pyrroline compound or often abbreviated as ACPY. In the observation of the
cross section of the leaves of Pandanus amaryllifolius, secretory tissue was
found, namely the secretory space which contained essential oils.

Keywords: Secretory tissue, Pandanus amaryllifolius, Secretory chamber,


Essential oil.
1. Pendahuluan
Di dalam setiap tubuh tumbuhan, terdapat berbagai macam jaringan yang
memiliki fungsi tertentu yang berbeda-beda. Jaringan adalah sekumpulan sel
yang memiliki fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan terbagi menjadi
dua yaitu jaringan meristem (muda) dan jaringan dewasa. Jaringan meristem
atau jaringan embrionik merupakan jaringan yang masih aktif membelah
sedangkan jaringan dewasa merupakan jaringan yang tidak lagi aktif
membelah seiring berjalannya pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan. Menurut Nugroho (2012 : 83) jaringan dewasa memiliki sifat-sifat
tertentu yang berbeda dengan jaringan meristem atau jaringan embrionik yang
aktif membelah. Sifat-sifat tersebut yaitu jaringan dewasa tidak mempunyai
aktifitas untuk memperbanyak diri, mempunyai ukuran yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem, mempunyai vakuola yang besar sehingga
plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel,
terkadang selnya telah mati, selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai
dengan fungsinya, dan diantara sel-selnya dijumpai ruang antar sel. Jaringan
dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan
pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat
(penyokong), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan sekretoris
(Nugroho, 2012:81).
Sel sekretori merupakan bagian dari jaringan sekretori. Menurut Nugroho
(2017 : 30), jaringan sekretori merupakan jaringan tumbuhan yang terdiri atas
satu sel atau lebih yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-
senyawa (sekret) dari dalam tumbuhan, seperti air, mineral, lendir, getah
minyak, dan lemak. Jaringan sekretori terdapat pada semua bagian tubuh
tumbuhan dengan bentuk, ukuran, dan produk yang bervariasi. Berdasarkan
senyawa yang dikeluarkan, jaringan sekretori dibagi menjadi tiga yaitu
jaringan rekretori, jaringan ekskretori dan jaringan sekretori. Jaringan
rekretori adalah apabila senyawa yang keluar dari dalam tubuh tumbuhan
tetapi belum masuk ke dalam proses metabolisme, sedangkan jaringan
ekskretori adalah apabila senyawa yang dikeluarkan merupakan produk akhir
dari proses metabolisme, dan jaringan sekretori adalah apabila senyawa yang
dikeluarkan masih bermanfaat untuk proses metabolisme (Nugroho, 2017:31).
Pandanus amaryllifolius atau yang dikenal juga sebagai pandan wangi
merupakan tumbuhan tropis yang banyak digunakan untuk memberi aroma
pada pengolahan makanan maupun minuman. Pandan wangi merupakan salah
satu jenis pandan yang memiliki daun tidak berduri dan banyak
dibudidayakan di pekarangan rumah khususnya bagi masyarakat di Asia
tenggara (Guzman and Siemonsma, 1999). Pemberian nama pandan wangi
diduga berhubungan dengan aroma khas yang dihasilkannya. Oleh karena itu,
sebutan pandan dapat diartikan sebagai spesies dari genus Pandanus dan juga
sebutan untuk aroma senyawa 2-acetyl-1-pyrroline (ACPY) (Guzman and
Siemonsma, 1999).
Aroma pandan berasal dari senyawa volatil dengan nama ilmiah 2-acetyl-
1-pyrroline (ACPY). Pandan wangi telah lama dimanfaatkan sebagai bahan
utama atau bahan tambahan dalam pengolahan makanan atau minuman di
Asia Tenggara. Oleh karena itu Pandanus amaryllifolius dikelompokkan
dalam Spices (No 13) pada buku Resources of South East Asian, (Guzman and
Smionsma, 1999).
Aroma yang dihasilkan oleh daun pandan wangi memberi efek relaksasi.
Hal ini berimplikasi pada pemanfaatannya sebagai salah satu bahan sauna
tradisional etnis Batak (Silalahi dan Nisyawati, 2018). Tingginya nilai
manfaat tanaman pandan menyebabkan tanaman ini banyak dibudidayakan di
pekarangan rumah yang memiliki fungsi ganda. Struktur daun yang
merumpun dan pemeliharaan yang relatif mudah menjadikan tanaman pandan
digunakan sebagai tanaman hias. Dalam bidang pengobatan tradisional
Pandanus amryllifolius digunakan sebagai obat diabetes mellitus (Guzman
dan Siemonsma 1999), bahan sauna tradisional (Silalahi dan Nisyawati
2018),dan bahan loloh (Sujarwo, dkk., 2015).
Walaupun daun Pandanus amryllifolius banyak dimanfaatkan dalam
pengobatan tradisional, namun pemanfaatannya dalam industri makanan lebih
menonjol. Pemanfaatan tumbuhan dalam industri makanan berfungsi untuk
meningkatkan aroma, cita rasa dan warna. Berbagai laporan ilmiah
menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pandan pada makanan
mengakibatkan makanan lebih tahan lama atau lebih awet (Silalahi, 2016).
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai jaringan sekretori pada
daun Pandanus amryllifolius.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah pengamatan langsung
melalui penelitian disertai studi pustaka berupa artikel ilmiah (Jurnal) maupun buku
ilmiah. Untuk penelitian dilakukan di Gedung O5 Biologi Ruang 209 dengan
menggunakan bahan daun Pandanus amaryllifolius yang didapatkan dari Jalan
Ambarawa, Desa Lawokwaru, Malang. Selanjutnya, langkah-langkah untuk
pengamatan jaringan sekretori pada daun Pandanus amaryllifolius yaitu:
1. Disiapkan mikroskop cahaya dan dibersihkan sehingga mikroskop siap untuk
digunakan
2. Disiapkan kaca benda, kaca penutup, pipet tetes, baskom, air, reagen sudan III,
dan daun Pandanus amaryllifolius
3. Dibuat irisan melintang, membujur, dan paradermal daun Pandanus
amaryllifolius
4. Diletakkan pada kaca benda kemudian ditetesi air dan ditutupi dengan kaca
penutup
5. Diamati dengan menggunakan mikroskop jaringan apa yang menyusun daun
6. Ditetesi reagen sudan III
7. Diamati perubahan apa yang terjadi dan diperhatikan pula jaringan sekretorinya
3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Pengamatan Daun Pandanus amaryllifolius

Hasil pengamatan preparat segar irisan membujur


daun Pandanus amaryllifolius
Perbesaran 10×10

Hasil pengamatan preparat segar irisan paradermal


daun Pandanus amaryllifolius
Perbesaran 10×10

a. Stomata
Hasil pengamatan preparat segar irisan melintang
daun Pandanus amaryllifolius
Perbesaran 10×10

b. Ruang
sekretori

3.2 Pembahasan Daun Pandanus amaryllifolius


Daun Pandanus amaryllifolius memiliki struktur daun yang memedang,
chartaceous (melontar) dengan ujung daun terdapat duri kecil (Listyawan, 2012).
Pada hasil pengamatan preparat segar irisan membujur daun Pandanus
amaryllifolius tidak ditemukan adanya jaringan sekretori. Kemudian, untuk hasil
pengamatan preparat segar irisan paradermal daun Pandanus amaryllifolius juga
tidak ditemukan jaringan sekretori, tetapi ditemukan stomata dengan jelas
(ditunjukkan dengan huruf “a” pada gambar hasil pengamatan). Sedangkan, pada
hasil pengamatan preparat segar irisan melintang daun Pandanus amaryllifolius,
ditemukan jaringan sekretori yaitu ruang sekretori (ditunjukkan dengan huruf “b”
pada gambar hasil penamatan) yang didalamnya mengandung minyak atsiri. Hal
tersebut didukung teori dari Nugroho (2017) yang menjelaskan bahwa jaringan
sekretori merupakan jaringan dewasa dimana sel-selnya tidak lagi aktif membelah,
sehingga salah satu sifat yang dapat dijumpai pada jaringan tersebut adalah adanya
ruang antar sel, dimana ruang antar sel ada dikarenakan untuk menyimpan senyawa
sekresi. Menurut Nugroho (2012), sel sekretori merupakan bagian dari jaringan
sekretori. Sel sekretori memiliki dinding yang tipis dan mengelilingi suatu ruangan
membentuk kelenjar sekretori, didalamnya terdapat suatu senyawa salah satunya
adalah minyak atsiri. Di bawah ini adalah gambar kelenjar sekretori.

Ruang
sekretori

Bagian yang ditunjuk merupakan ruang sekretori dimana di dalamnya terdapat


senyawa hasil metabolit sekunder baik berupa minyak atsiri maupun senyawa
lainnya (Nugroho, 2012). Senyawa lainnya dapat berupa zat yang memberikan
aroma khas pada daun Pandanus amaryllifolius yaitu aroma pandan yang berasal dari
senyawa 2-acetyl-1-pyrroline atau yang sering disingkat sebagai ACPY (Faras, dkk.,
2014). ACPY merupakan derivat dari asam amino phenylalanine (Faras, dkk., 2014),
proline, dan ornithine sebagi prekusornya (Weenen, dkk., 1997).
Senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Semua jenis metabolit primer
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan seperti gula fosfat, asam amino,
asam nukleat, klorofil dan senyawa organik. Sedangkan metabolit sekunder
merupakan senyawa yang tidak diperlukan oleh semua jenis tumbuhan bagi
pertumbuhan dan perkembangan normal (Dhaniaputri, 2013). Senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya digunakan oleh tanaman sebagai
alat pertahanan diri. Sedangkan untuk manusia, senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh beberapa tanaman dapat digunakan untuk membuat suatu produk
baik dalam bidang kosmetik maupun makanan dan minuman (Nugroho, 2012).
4 Kesimpulan
Sel sekretori merupakan penyusun dari jaringan sekretori yang berfungsi sebagai
tempat pengeluaran senyawa-senyawa atau sekret dari dalam tubuh tumbuhan yang
masih dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses metabolisme. Bau khas yang
dihasilkan oleh daun Pandanus amaryllifolius merupakan hasil dari senyawa
metabolit sekunder yang disekresikan oleh sel sekretori. Jaringan sekretori
merupakan jaringan dewasa dimana sel-selnya tidak lagi aktif membelah, sehingga
salah satu sifat yang dapat dijumpai pada jaringan tersebut adalah adanya ruang
antar sel yang dijumpai pada selnya, dimana ruang antar sel pada daun Pandanus
amaryllifolius tersebut ada dikarenakan untuk menyimpan senyawa sekresi yaitu
minyak atsiri dan senyawa-senyawa lainnya.
Daftar Rujukan

Dhaniaputri, R. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropa curcas L.)


terhadap Akumulasi Metabolit Sekunder Terpenoid. Jurnal Bioedukatika, vol.
1, no. 2.

Faras, A.F., Wadkar, S.S., dan Ghosh, J.S. 2014. Effect of leaf extract of Pandanus
amaryllifolius (Roxb.) on growth of Escherichia coli and Micrococcus
(Staphylococcus) aureus. International Food Research Journal, 21(1): 421-
423.

Guzman, D. C. C. dan Siemonsma, J.S. 1999. Spices. Plant Resources of Southeast


Asia 13. Leiden: Backhuijs.

Nugroho, L. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada.

Nugroho, L. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar


Swadaya.
Silalahi, M dan Nisyawati. 2018. Ethnobotanical Study of The Traditional Steam-
Bathing by Batak Ethnic in North Sumatra, Indonesia (in press).

Silalahi M. 2016. Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith: Manfaat Dan Aktivitas


Biologi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 26
Nopember 2016 B.01.01-B.01.012.

Sujarwo, W., Keim, A.P., Savo, V., Guarrera, P.M., Caneva, G. 2015.
Ethnobotanical study of Loloh: Traditional herbal drinks from Bali (Indonesia).
Journal of Ethnopharmacology, 169: 34-48.

Weenen, H., Kerler. J., dan Van Der Ven, M. 1997. The maillard reaction in
flavour formation, in flavours and fragrance.the royal society of chemistry.
UK: Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai