BMT Kel.7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STRATEGI PEMASARAN BMT


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Baitul Mal Wa Tamwil
Dosen Pengampu : Ani Nurul Imtihanah, M.S.I

Kelompok 7 :

Indah Putri Ariyanti 1702040033


Melanda Rosa 1702040053
M. Ridho Al Rais 1602040030
Vindi Nur Melinda 1702040097

JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESy)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H / 2019 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemampuan kepada kami,
sehingga dapat menyusun makalah dengan baik tentang strategi pemasaran BMT.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai Uswatun Hasanah bagi umat semesta alam.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu
Mata Kuliah Baitul Mal Wa Tamwil. Ibu Ani Nurul Imtihanah, M.S.I yang telah
membimbing serta memberi arahan kepada kami dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam makalah
ini hingga selesai.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Baitul Mal
Wa Tamwil. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
tentunya masih banyak kekurangan, baik dari segi materi yang dipaparkan
maupun dalam kesempurnaan sistematika penulisan dan yang lainnya.
Selanjutnya dengan kerendahan hati, Kami berharap kepada para pembaca agar
memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
memperbaiki penulisan makalah dimasa yang akan datang.

Metro, 20 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemasaran dalam Perspektif Konvensional .................................. 2
B. Pemasaran dalam Perspektif Islam................................................ 9
C. Manajemen Pemasaran Baitul Mal Wa Tamwil ......................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah lembaga keuangan yang
dalam praktek pelaksanaan akad (transaksi) ekonominya berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah, yang tidak ada unsur ribawi atau bunga. Kegiatan
yang memfokuskan menarik dan menyalurkan uang dari dankepada
masyarakat. Diantara Lembaga Keuangan Syariah (LKS) tersebut adalah
BMT (Baitul Mal Wa Tamwil).Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai
usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil
dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah
dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selin itu, Baitul Mal wa
Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak, sedekah, serta
menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
Dalam operasionalnya strategi pemasaran tidak hanya dibutuhkan
oleh perbankan saja. Namun, BMT sebagai lembaga keuangan mikro, juga
penting adanya strategi pemasaran yang dimilik untuk kelangsungan hidup
BMT. Secara konsep, memang BMT menhendaki adanya bebas riba dan
juga penerapan strategi pemasarannya sesuai dengan syariah sehingga
tercipta keadilan. Hal demikian mengharuskan manajemen melakukan
strategi khusus untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yakni
merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan
strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan
berkaitan dengan perusahaan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemasaran BMT?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran BMT.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemasaran dalam Perspekti Konvensioanl


Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajrial, di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang benilai satu
sama lain. American Marketing Association (2004) memberikan definisi
pemasaran dengan : pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, memberikan
nilai kepada pelanggan, serta mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingan.
Berdasarkan definisi terebut dapat dinyatakan bahwa inti dari pemasaran
adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.
Menurut Fandy Tjiptono, “Manajemen Pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan
distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran
dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi”1
Sementara itu, manajemen pemasaran didefinisikan sebagai seni
dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelangan dengan menciptakan , menghantarkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Tujuan pemasaran menurut Drucker adalah mengetahui dan
memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau asa sesuai dan
dengan sendiri nya terjadilah penjualan. Idealnya pemasaran harus
menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli. Caranya adalah
dengan membut produk atau jasa tersedia.
Penjual dan pembeli dihubungkan oleh empat arus. Penjual mengirimkan
barang, jasa, dan komunikasi. Seperti iklan dan surat langsung kepada
pasar. Sebagai imbalannya mereka menerima uang dan informasi, seperti

1
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andy, 2002), hlm. 16.

2
sikap pelanggan dan data penjualan. Rangkaian dalam menunjukan
pertukaran uang untuk barang dan jasa. Sedangkan rangkaian luar
menunjukan pertukaran informasi.
Pasar pelanggan terdiri dari pasar konsumen, pasar bisnis, pasar global dan
pasar nonprofit atau pemerintah:
1. pasar konsumen adalah pasar yang memperdagangkan barang
barang konsumsi. Para pemasar di pasar ini berusaha membangun
citra merek yang unggul. Pembangunan citra dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman yang jelas tentang konsumen dan
sasaran perusahaan serta mengkomunikasikan tentang penentuan
posisi merk secara gencar dan kreatif.
2. pasar bisnis adalah pasar yang memperdagangkan barang atau jasa
untuk kepentingan bisnis. Seperti mesin fotokopi dan agen penjual
(reseller) para pemasar bisnis harus memperlihatkan bahwa produk
mereka dapat membantu pelanggan untuk meraih pendapatan yang
lebih tinggi atau biaya yang lebih rendah.
3. pasar global adalah pasar lintas negara yang melibatkan proses
ekspor dan impor. Perusahaan yang menjual barang dipasar global
menghasilkan keputusan dan tantangan tambahan. Perusahaan
tersebut harus memutuskan negara mana yang harus dimasuki.
4. pasar nonprofit atau pemerintah adalah pasar dimana perusahaan
menjual barang barangnya ke organisasi nirlaba, seperti organisasi
amal, dan lembaga pemerintah. Perusahaan perlu menetapkan
harga secara hati-hati karna organisasi-organisasi itu memiliki
daya beli yang terbatas.
Apabila Anda sebagai pemasar, ada lima fungsi kunci pokok yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. memperkuat merek
b. mengukur keefektifan pemasaran
c. mengerahkan pengembangan produk baru yang dilaksanakan atas
kebutuhan pelanggan.
d. mengumpulkan ide-ide dari pelanggan, dan

3
e. menggunakan teknologi pemasaan yang baru.
Untuk memahami fugsi pemasaran, kita perlu mengetahui
serangkaian konsep inti dalam pemasaran. Berikut ini konsep inti dalam
pemasaran:
1) kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia, kebutuhan akan
menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu. Adapun permintaan
adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh
kemampuan untuk membayar.
2) pasar sasaran, penentuan posisi dan segmentasi.
Target dari barang atau jasa yang akan dihasilkan harus jelas
sasarannya. Sementara itu, terkait dengan keputusan penentuan pasar,
sebelumnya harus dilakukan terlebih dulu beberapa tahap analisis.
- analisis peluang. Tidak semua orang mampu melihat peluang. Bahkan,
bisnis yang potensional adakalanya dikatakan sama sekali tidak
prospektif. Umpamanya, analisis dari dua orang yang berbeda bisa
memberi hasil yang berbeda pula.
- analisis lingkungan usaha. Analisis ini adalah menganalisis faktor
faktor yang berpengaruh didalam pasar, misalnya regulasi yang
berlaku, sikap pemerintah terhadap usaha tersebut, oknum (pebisnis
yang tidak jujur), aspirasi masyarakat sekitar, pesaing, teknologi, dan
budaya setempat.
- Seleksi pasar sasaran. Seleksi ini disebut juga segmentasi pasar. Pada
mulanya pasar di segmentasikan, antara lain menurut demografi, usia,
gender, lokasi, pendapatan, pekerjaan, usia, pendidikan, generasi
selanjutnya, segmentasi pasar dapat di jelaskan sebagai berikut.
 Segmentasi geografik ; membagi pasar menjadi beberapa unit
secara geografik, seperti negara, regional, negara bagian, kota
atau komplek perumahan.
 Segmentasi demografik ; membagi pasar menjadi beberapa
kelompok berdasarkan variabel, seperti umur, jenis kelamin,

4
jumlah kepala keluarga, daur kehidupan keluarga, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.
 Segmentasi psikografis ; mengelompokan konsumen menjadi
bagian pasar menurut gaya hidup kepribadian.
 Segmentasi tingkah laku ; mengelompokan pembeli
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, dan reaksi
mereka terhadap suatu produk.
3) Penawaran dan merek
Penawaran pada hakikatnya memberikan penjelasan mengenai
produk atau jasa yang di jual. Sementara itu, merek menjadi dasar bagi
konsumen dalam memutuskan untuk membeli arang atau jasa.
4) Nilai dan kepuasan
Nilai mencerminkan sejum;lah manfaat, baik yg berwujud maupun
tidak, dan biaya yg di persepsikan oleh pelanggan. Kepuasan
mencerminkan penilaian seorang tentang kinerja produk anggapannya
(atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspetasi.
5) Saluran pemasaran
Untuk mencapai pasaran sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis
saluran pemasaran, yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi, dan
saluran layanan.
6) Rantai pasokan
Rantai pasokan adalah rantai yang panjang membentang, yaitu dari
bahan mentah, komponen, sampai produk akhir yang di hantarkan ke
pembeli akhir.
7) Persaingan
Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi
yang di tawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial,
yang mungkin di pertimbangkan oleh seorang pembeli.
8) lingkungan pemasaran
Lingkungan pemasran terdiri dari lingkungan atugas (perusahaan,
pemasok, distributor, dealer, dan pelanggan sasaran) dan lingkungan

5
demografis (lingkungan ekonomi, fisik, teknologi, politik hukum,dan
sosial udaya)
Pasar tidak lagi seperti dulu. Pemasar harus memperhatikan dan
merespon sejumlah perkembangan signifikan sebagai realitas pemasaran
baru. Berikut ini penjelasan nya.
1. Kekuatan kemasyarakatan utama
Kekuatan ini terdiri dari teknologi informasi jaringan, globalisasi,
deregulasi, privitisasi, persaingan yang meningkat, konvergensi
industri, resitensi konsumen, transmormasi eceran, dan
disintermediasi.
2. Kemampuan baru konsumen
Kemampuan ini terdiri dari peningkatan daya beli, ragam barang
dan jasa, bermacam macam informasi, kemudahan dalam memesan
dan menerima pesanan, kemampuan membandingkna produk dan jasa,
serta pengaruh teman sepergaulan atau pendapat umum.
3. Kemampuan baru perusahaan
Kemampuan ini erat kaitan nya dengan penggunaan internet,
seperti pemasar dapat menggunakannya untuk mengumpulkan
informasi, komunikasi internal dan eksternal bisa lebih cepat sehingga
target pemasaran dan komunikasi dua arah menjadi lebih mudah
tercapai, pemasar bisa mengirimkan iklan secara langsung, pemasar
bisa melakukan aktifitas mobile marketing sehingga perusahaan dapat
memprooduksi barang yang didiferensiasikan, pembeli korporat bisa
melakukan penghematan, dan perekrutan bisa dilakukan secara online.
Dengan adanya realitas pemasaran baru sebagaimana yang telah di
jelaskan, para pemasar semakin mampu beroperasi secara onsisten dengan
suatu konsep pemasaran holistis ( terintegrasi). Berikut ini beberapa gagasan
pemasaran awal.
1. Konsep produksi; konsumen menyukai produk yang murah dan tersedia.
2. Konsep produk; konsumen menyukai produk yang bermutu baik atau
bercorak inovatif

6
3. Konsep penjualan; konsumen akan membeli produk kila perusahaan
agreesif dalam menjual dan berpromosi
4. Konsep pemasaran; konsep ini berpusat pada keinginan target pasar dan
mengirimkan nilai yang lebih baik dari pada pesaing.
5. Konsep pemasaran holistis; konsep ini disusun berdasarkan pembentukan,
perencanaan, implemetasi program, proses dan aktivitas pemasaran.

Pemasaran hubungan (relationsip marketing) bertujuan


membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan
konstituen kunci guna mempertahankan dan mendapatkan bisnis. Empat
konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai,
mitra pemasaran dan anggota masyarakat finansial. Adapun salah satu
tujuan pemasaran hubungan adalah menitikberatkan kegiatan
mempertahankan pelanggan karena menarik pelanggan baru memerlukan
biaya yang lebih besar.
Pemasaran holistis sebagai satu kesatuan dari bauran pemasaran
terdiri dari empat P, yaitu product, price, place, dan promotion.

7
Sementara itu, berbicara mengenai hubungan antara pemasaran dan
penjualan pemasaran, pemasaran sudah cukup lama diartikan dengan
penjualan. Namun pengertian lebih luas di bandingkan dengan penjualan,
bahkan dapat dinyatakan bahwa penjualan bagian dari pemasaran. Berikut
ini beberapa hal yang membedakan pemasaran dan penjualan.2
Penjualan Pemasaran
Falsafah Menjual apa yang bisa Membuat apa yang bisa
dibuat dijual
Titik awal Pabrik Pasar sasaran
Pusat perhatian Kegiatan hanya terfokus Merencanakan produk,
hanya pada penjualan meciptakan harga,
produk dan bertujuan mempromosikan produk,
meningkatkannya dan mendistribusikan
barang yang bertujuan
memuaskan konsumen
Sasaran Menjual dan Pemasaran terkoordinasi
mempromosikan

2
Nurul Huda, Baitul Mal Wa Tamwil, (Jakarta: AMZAH, 2016), Cetakan Pertama, hlm.
193.

8
Tujuan Keuntungan melalui Keuntungan melalui
volume penjualan kepuasan konsumen
Personalia Penjual dan tenaga Semua personalia
promosi

B. Pemasaran dalam Perspektif Islam


Pasar merupakan bagian penting dalam kehidupan seorang muslim
dan bisa dijadikan sebagai katalisator hubungan transendetal muslim
dengan Tuhannya. Dengan kata lain, bertransaksi dalam pasar merupakan
ibadah seorang muslim dalam kehidupan ekonomi. Hal tersebut dilakukan
oleh Rosulullah SAW. ketika tinggal ke Madinah. Beliau sering pergi ke
pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Fenomena ini memancing
pertanyaan bagi Kaum Quraisy. Allah berfirman yang artinya:
Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar?. Mengapa malaikat tidak
diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan
bersama ia”. (QS. Al-Furqan (25):7)
Selain itu, dapat dilihat firman Allah lainnya, yaitu yang artinya:
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad),
melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.
Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang
lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat. (QS. Al-
Furqan (25): (20).
Banyak yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional
(emotional market), sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang
rasional (rational market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada
pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan (dalam hal ini agama Islam)
yang lebih bersifat emosional, bukan karena ingin mendapatkan
keuntungan finansial yang bersifat rasional. Sebaliknya, pada pasar
konvensional atau nonsyariah, orang ingin mendapatkan keuntungan yang
sebesar besarny6a, tanpa perlu peduli apakah bisnis yang digelutinya
tersebut mungkin menyimpang atau bertentangan dengan agama (Islam).

9
Sementara itu, konsep pemasaran syariah sendiri sebenarnya tidak
berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran
yang kita kenal sekarang adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada
proses penciptaan, penyampaian, dan pengomunikasian sesuatu kepada
para konsumen serta menjaga hubungan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder). Namun, pemasaran pada masa kini, menurut
Kartajaya diartikan sebagai: 1) membujuk orang lain untuk berbelanja
sebanyak-banyaknya; 2) membuat kemasan sebaik-baiknya, padahal
produknya tidak bagus; atau 3) membujuk dengan segala cara agar orang
lain mau berbelanja. Hal ini berbeda dengan pemasaran syariah yang
mengajarkan pemasar untuk jujur kepada konsumen. Di samping itu, nilai-
nilai syariah mencegah pemasar untuk jujur kepada konsumen. Di samping
itu, nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok ke dalam kekeliruan
tersebut.
Syekh Al-Qardhawi mengatakan bahwa cakupan pengertian syariah
menurut pandangan Islam sangat luas dan komprehensif. Di dalamnya
mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek
ibadah, keluarga, ekonomi dan bisnis, hukum dan peradilan, hingga
hubungan antarnegara.
Adapun pemasaran yang merupakan bagian dari ekonomi dan bisnis
diperbolehkan dalam Islam, sepanjang setiap transaksinya terpelihara dari
hal-hal yang dilarang oleh ketentuan syariah. Dengan demikian,
pemasaran syariah adalah suatu disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
pada proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari inisiator
kepada pihak-pihak berkepentingan yang seluruh prosesnya sesuai dengan
prinsip muamalah dalam Islam.
Selanjutnya, ada empat pemasaran syariah yang dapat menjadi
panduan bagi para pemasar. Berikut ini penjelasannya.
1. Teistis( Rabbaniyyah )
Jiwa seorang pemasar syariah meyakini bahwa hukum syariat
adalah hukum yang sempurna; paling adil; serta paling mampu
mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan

10
menyebarluaskan kemaslahatan. Pemasar syariah selain menaati
hukum syariah, juga menjauhi segala larangannya dengan sukarela.
Oleh sebab itu, jika suatu saat hawa nafsu mengusai dirinya lalu
melanggar ketentuan sayariah, misalnya mengambil uang yang bukan
haknya, ia sadar dirinya berdosa kemudian segera bertaubat dan
menyucikan diri dari penyimpangan yang telah dilakukan.
2. Eris (Akhlaqiyyah )
Pemasar syariah mengedepankan nilai-nilai akhlak dalam seluruh
aspek kegiatannya, ia pun fleksibel dalam bersikap dan bergaul. Selain
itu, ia sangat memahami bahwa lingkungan yang sangat heterogen,
Nabi mencontohkan untuk bersikap bersahabat, santun, dan simpatik.
Namun, prinsip umum syariah dan teks -teks yang muhkam harus tetap
diperhatikan. Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja di berikan oleh.
Allah agar penetapan syariah senantiasa realistis dan dapat mengikuti
perkembangan zaman.
3. Realistis (Waqi'iyah)
Pemasar syariah adalah pemasar yang berpenampilan bersih, rapi,
dan bersahaja. Ia bekerja dengan sangat profesional dan
mengedepankan nilai-nilai kesalehan.
4. Humanistik ( insaniyyah )
Pemasar syariah yang memiliki sifat humanistis menyadari bahwa
syariah diciptakan agar derajat manusia terangkat dan sifat
kemanusiaannya terjaga. Syariat islam di ciptakan untuk manusia
sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit,
kebangsaan, dan status.
C. Manajemen Pemasaran Baitul Mal Wa Tamwil
BMT yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah haruslah
memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam pengelolaannya agar bisa
bertahan hidup. BMT merupakan salah satu media dakwah dalam bidang
ekonomi agar masyarakat memahami kesempurnaan syariat Islam dalam
mengatur tatanan perikehidupan keunikan yang terdapat dalam BMT
adalah menyatukan unit bisnis dan unit sosial dalam satu wadah. Oleh

11
karena itu, dalam pengelolaannya diperlukan keseriusan dan
keprofesionalan agar berhasil dalam mencapai tujuan.
Salah satu kunci keberhasilan pengembangan usaha
mikro,termasuk BMT, adalah pada aspek community based busines,
Artinya, bisnis dibangun berdasarkan pendekatan komunitas. Pada
umumnya, BMT didirikan. Dengan modal dari para pendiri, misalnya
komunitas masjid, pengusaha, atau pensiunan.
Untuk mendukung aspek pemasaran, BMT harus mempunyai
sosok yang dapat dipercaya dan mempunyai jaringan yang luas .Dari
sinilah dimulai kegiatan pemasaran dan aspek pendanaan. Selanjutnya,
BMT menyalurkan dana tersebut dengan amanah dan profesional. BMT
harus dapat menerbitkan laporan usaha yang dapat diakses oleh para
penyimpan dana . Selain itu, yang lebih penting lagi adalah menjaga
mortalitas pegawai, bahkan anggotanya. Oleh karena itu , pembinaan
pegawai dan komunitas anggota menjadi sebuah keharusan.3
Dalam pemasaran produk BMT, pengelolaan perlu memperhatikan
beberapa hal penting berikut.
1. Meluruskan Niat
Langkah pertama yang harus dilalui pengelola BMT sebelum
memasarkan produknya adalah dengan meluruskan niat karena niat
merupakan cermin perbuatan seseorang. Rasulullah bersabda,
"sesungguhnya perbuatan (amal) itu tergantung pada niatnya "
(HR.Muslim). Beberapa petunjuk praktis di bawah ini dapat di jadikan
sebagai bahan rujukan para pengelola BMT dalam upaya meluruskan
niat.
 Luruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah bahwa apa yang
hendak di lakukan dalam kerangka pemasaran produk BMT tidak
lain untuk mengharapkan ridha-Nya.
 Luruskan niat dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan misi
BMT.

3
http://deesparkyuzone.blogspot.com/2010/12/blog-post.html

12
 Luruskan niat dengan dilandasi keyakinan bahwa memasarkan
produk BMT juga merupakan salah satu bagian penting dari
serangkaian perjuangan menegakkan hukum-hukum Allah di muka
bumi dan dakwah menuju yang benar.
 Luruskan niat dengan menyatakan ikrar dalam hati hendak
memasarkan produk BMT secara maksimal dan pantang menyerah
dalam menghadapi segala tantangan karena pertolongan Allah akan
datang.
2. Memperhatikan Ulama
Hal penting yang harus diperhatikan pengelola BMT dalam
memasarkan produknya adalah mengunjungi ulama dengan
menjelaskan bahwa pengelolaan BMT serta memperlihatkan praktik
pengelolaan dan program-programnya. Selain itu, perlu menjalin kerja
sama debga. Lembaga atau organisasi sosial keagamaan yang berada di
bawah pengaruh {naungan} ulama sehingga dapat tercipta beragam
produk simpanan berbagi hasil ,seperti simpanan pendidikan untuk
para santri, simpanan haji, simpanan kurban, simpanan idul Fitri, dan
simpanan lain yang dapat mengakses kebutuhan umat. Sebagai
imbangan, BMT perlu mempertimbangkan memberikan sumbangan
untuk santri berprestasi atau kurang mampu dan sumbangan untuk
masjid.
3. Memperluas Jaringan Kerja Sama
Langkah berikutnya yang harus dilalui pengelola dalam
memasarkan produknya adalah dengan memperluas jaringan kerja
sama yang saling menguntungkan sepanjang tidak mengingkari
prinsip-prinsip syariah. Kerja sama ini dilakukan agar BMT semakin
kukuh di masyarakat karena mengalirnya dukungan dan kerja sama
dari berbagai pihak, berikut ini pihak-pihak yang dapat diajak untuk
bekerja sama.
 Orang-orang muslim yang memiliki kelebihan harta.
 Pengusaha muslim yang jujur dan memiliki komitmen kuat dalam
pemberdayaan umat muslim.

13
 Perbankan syariah lokal dan nasional, lembaga mikro keuangan
syariah,lembaga permodalan,serta instansi pemerintah dan swasta
yang bergerak dalam bidang ekonomi dan bisnis.
 Semua pihak yang memiliki komitmen sama dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang hidup di wilayah akar rumput.
4. Menjemput Bola
Sebagai lembaga keuangan yang belum lama lahir, BMT
membutuhka promosi dan sosialisasi yang optimal di masyarakat.
Keaktifan pengelola dalam memasarkan produk merupakan komponen
terpenting dalam menentukan tingkat keberhasilan BMT. Salah satu cara
efektif yang dapat di lakukan untuk mencapai target pemasaran adalah
dengan melakukan pendekatan "menjemput bola". Pendekatan ini
dilakukan dengan cara mendatangi calon anggota. Petugas BMT dapat
dengan leluasa menjelaskan kepada calon anggota mengenai konsep
keuangan syariah, sistem , dan prosedur operasional BMT. Dari perspektif
syariah, menjemput bola dapat pula dipahami sebagai upaya
mengembangkan tradisi silaturahim yang menurut Rasulullah dapat
menambah rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari
dendam dan kebencian.4

Setelah keempat hal tersebut dilakukan, hal selanjutnya yang perlu


dikembangkan adalah strategi pemasaran. Berikut ini penjelasannya.

1) Pengelola BMT harus bertindak jujur,amanah,dan profesional. Ia


pun harus harus transparan dalam hal manajemen, ikhlas menerima
kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil keputusan, serta
memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang.
2) Pengelola BMT harus memilih produk penghimpunan dana yang
tepat dengan ukuran yang sederhana (mudah dalam pemasaran,
pengelolaan, dan penerapannya susuai prinsip-prinsip syariah),
tidak terlalu beresiko.

4
Nurul Huda, Baitul Mal Wa Tamwil, (Jakarta: AMZAH, 2016), Cetakan Pertama, hlm.
200-202

14
Sebagai contoh nyatanya, strategi pemasaran di KSPPS Permata
pada produknya menggunakan metode strategi marketing bauran
pemasaran 4P yaitu:

 Produk (Product) : Membuat nama produk mudah diingat, lebih


moderen dan menunjukkan ciri khas lembaga.
 Tempat (Place): Tempat terjangkau bagi masyarakat dan sekolah-
sekolah.
 Harga (Price): Memberikan layanan gratis membuka akun baru dan
setoran ringan.
 Promosi (Promotion): Menggunakan 13 strategi dalam
memasarkan produk KSPPS BMT Permata diantaranya
memberikan 3S (Senyum, Salam, Sapa), penampilan yang menarik
tapi sopan, antar jemput buku tabungan sekolah, reward setiap
akhir semester bagi siswa, free buat akun baru, sembako gratis
sebelum hari raya bagi simpanan hari raya, layanan ATM (Angkat
Telepon Meluncur), silaturahim baik dengan pelanggan, struktur
pimpinan sebulan sekali ikut turun serta dalam operasional
lembaga, mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang
berhubungan, membuka open table di acara-acara tertentu dan
metode mouth to mout.5

5
http://digilib.uinsby.ac.id/25767/6/Qothrinnada%20Maisuroh_G04214028.pdf

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu kunci keberhasilan pengembangan usaha mikro,
termasuk BMT adalah pada aspek "Community based business". Artinya
bisnis yang dibangun dengan pendekatan komunitas. Umumnya BMT
didirikan dengan modal dari para pendiri, misalnya komunitas masjid,
pengusaha, pensiunan atau komunitas lainnya.
Untuk mendukung aspek marketing BMT harus mempunyai figure
tokoh masyarakat yang cukup "kredibel" dan mempunyai jaringan cukup
luas. Dari sinilah dimulai kegiatan marketing dari aspek pendanaan.
Selanjutnya BMT harus menyalurkan dana tersebut dengan amanah dan
professional. BMT harus dapat menerbitkan laporan usaha yang dapat
diakses oleh para penyimpan dana. Dan yang lebih penting lagi adalah
menjaga moralitas pegawai bahkan nasabahnya. Oleh karena itu,
pembinaan pegawai dan komunitas nasabah menjadi sebuah keharusan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andy, 2002.


Huda, Nurul. Baitul Mal Wa Tamwil, Jakarta: AMZAH, Cetakan Pertama, 2016
http://deesparkyuzone.blogspot.com/2010/12/blog-post.html
http://digilib.uinsby.ac.id/25767/6/Qothrinnada%20Maisuroh_G04214028.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai