12 - Ipal Tahu

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

INSTALASI PENGOLAHAN AIR

LIMBAH
(IPAL) TAHU
http://www.learning.litbang.pu.go.id
Daftar Isi
Tujuan Penyusunan Modul
1

2 Latar Belakang

3 Pengertian Teknologi IPAL Tahu

4 Ketentuan Teknis IPAL Tahu

5 Pembangunan dan Pengelolaan IPAL Tahu

6 Best Practice

7 Biaya Pembangunan IPAL Tahu


Tujuan Penulisan
Modul
Tujuan Umum
Setelah membaca modul, pembaca Tujuan Khusus
dapat mengenal dan memahami
Mengenal dan memahami
teknologi IPAL Tahu sebagai suatu
teknologi IPAL Tahu yang
teknologi pengolahan limbah tahu
ramah lingkungan.
yang ramah lingkungan.

Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Mengetahui apa saja
Memahami dan keunggulan IPAL Tahu
mengenalkan bagaimana
Pemanfaatan IPAL Tahu
khususnya pada pengrajin
tahu Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Mengetahui dan mengenal
Mengenalkan kepada masyarakat Ketentuan Teknis IPAL
bagaimana membangun, mengelola Tahu .
dan mengestimasi biaya IPAL Tahu.
Latar Belakang

Industri rumah tangga pengrajin tahu selain dapat meningkatkan


ekonomi masyarakat juga menimbulkan permasalahan yaitu
pencemaran limbah. Permasalahan pencemaran limbah industri
tahu ini semakin kompleks ketika lokasi industri rumah tangga
tersebut berada di permukiman penduduk.
Latar Belakang

Tidak jarang limbah tahu tersebut langsung dibuang menuju saluran


air dan menimbulkan permasalahan bau yang terjadi akibat air
limbah tahu bercampur dengan limbah rumah tangga yang mengalir
sepanjang sistem drainase. Hal ini menyebabkan daerah di hilirnya
terkena dampak berupa genangan air limbah tahu di area rumah
warga, dan berpotensi menimbulkan gesekan sosial.
PENGERTIAN IP
AL TAHU

Untuk menjawab kebutuhan tersebut Balitbang Kementerian PUPR


telah mengaplikasikan teknologi pengolahan limbah tahu dengan
menggunakan sistem anaerob (tertutup). Seperti halnya teknologi
Biotour, teknologi IPAL Tahu ini menggunakan sistem pengolahan
primer, pengolahan sekunder, dan tersier. Perbedaannya adalah
tidak menggunakan sistem disinfektan karena target akhir dari IPAL
tahu ini adalah mengurangi kadar pencemaran limbah tahu sampai
ambang batas yang diijinkan
Apakah IPAL Tahu Itu?
Teknologi ini digunakan untuk mengolah limbah cair tahu dengan sistem anaerob (tertutup), sehingga
hasil akhir dari pengolahan limbah tersebut layak dibuang ke badan air.

Selain itu pengolahan limbah cair tahu menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar memasak dan lampu penerangan.

Teknologi IPAL Tahu menggunakan beberapa komponen yaitu:

Anaerob Baffled
Bak Ekualisasi Biodigester Reactor (ABR) Biofilter Kolam Sanita
sebagai tempat Menghasilkan untuk menurunkan
pembuangan awal Biogas. Tempat zat pencemar (BOD,
dan pengendapan. pengolahan COD, dan TSS).
sekunder.
Keunggulan IPAL Tahu
Dapat dibangun dengan material lokal, Menggunakan komponen biofilter
kebutuhan lahan kecil, dan biaya anaerob yang tahan terhadap beban
investasi rendah. kejut hidrolis dan zat organis, umur
pelayanan panjang, biaya investasi
dan operasional moderat
Tidak memerlukan listrik, tetapi Komponen biofilter yg dipakai sudah
menghasilkan energi alternatif biogas diproduksi massal, umur pelayanan
dan pupuk cair. panjang, biaya investasi rendah, biaya
operasi tergantung harga satuan air
dan pengurasan
Sebagian besar komponen ditanam di
dalam tanah dapat meminimalkan Menggunakan kolam sanita yang
pemakaian lahan menurunkan zat pencemar (BOD,
COD, dan TSS) lebih rendah, dan
meningkatkan kesan estetis IPAL
karena menggunakan filter gravel,
pasir, dan tanaman
KETENTUAN TE
KNIS

IPAL Tahu memiliki debit sebesar 20 m3/hari


untuk menampung limbah cair produksi tahu
s/d 20 industri tahu rumah tangga. IPAL Tahu
terdiri dari 5 Komponen yaitu Bak Ekualisasi,
Anaerob Baffled Reactor, Biodigester, Biofilter,
dan Kolam Sanita.
BAK EKUALISA
SI
Bak ekualisasi didesain berdasarkan debit air limbah tahu (maksimum, rata–rata, minimum) yang dihasilkan
setiap harinya, diasumsikan berapa lama waktu tinggal air limbah di dalam bak Ekualisasi. Umumnya waktu
tinggal di bak ekualisasi berkisar antara 2 - 5 jam. Asumsi selanjutnya, yaitu perbandingan ukuran panjang
dan lebarnya dan ditetapkan kedalaman yang direncanakan berdasarkan kontur tanah.
BAK EKUALISASI

Waktu retensi dalam ruang pengendapan, td 2 – 5 Jam

Kedalaman pengendap, H 1,5 – 4 Jam

Beban Permukaan, SLR 30 – 50 m3/m2


hari

Rasio Panjang: Lebar 2–6

Kemiringan Dasar

 Bak bentuk empat persegi 1 – 3%

 Bak Sirkular 40 – 100 mm/m

Kedalaman ruang lumpur, t 1/3 H


BIODIGESTER
Biodigester merupakan teknologi
BIODIGESTER pengolahan air limbah dengan sistem
Jenis Barang Spesifikasi Biodigester Kap. 3 – 4 m3
Digester Biogas Dimensi (Diameter: 1500mm, tinggi: 2500mm)
anaerobik di mana pada teknologi ini
Ketebalan: 4 – 5 mm dapat air limbah tahu yang dikelola
Bahan Digester: Fiber glass dapat menghasilkan produk
Jenis Fiber Glass: Yukalak Tipe 235
Type: Knock Down/permanen/dapat dipindahkan
sampingan berupa gas methan (CH4),
Daya tahan ± 15 - 20 tahun dan pupuk cair. Biodigester dapat
Mudah direnovasi dan tahan gempa
dirancang berdasarkan debit air
Tidak menggunakan alat tambahan untuk
penampungan gas limbah tahu (maksimum, rata-rata,
Praktis minimum) yang dihasilkan setiap
Tekanan gas yang dihasilkan: 0,02 bar
Suhu ruang digester rata - rata: 36oC
harinya. Pembangunan biodigester
Suhu nyala api rata - rata: 630oC dapat dilakukan langsung di lokasi
Instalasi Penyalur Selang gas panjang 1,6 m ukuran 0,38"
dengan menggunakan asumsi volume
Gas
Stop kran, Kran gas, Stop kran dari PVC, kualitas pabrik digester yang diinginkan dengan
dan Water trap Kran gas bahan stainless, kualitas pabrik waktu tinggal air limbah di dalam
Water trap: Bahan PVC
Meter kontrol/ Bahan: Plastik, Fiber berat: 2,3 kg
digester minimal 7 hari untuk dapat
Filter biogas Dimensi: 22,5 x 33 x 8 cm menghasilkan produk sampingan
Terdiri dari: Manometer dan Desulfulizer berupa gas methan (CH4).
ANAEROB BAFFLED R
EACTOR (ABR)
ABR merupakan unit pengolahan air limbah yang Pada umumnya unit ABR dapat dibangun
diolah dengan sistem anaerobik di mana jumlah secara di lapangan dengan menggunakan
dari masing–masing kompartemennya bahan berupa beton bertulang pada
disesuaikan berdasarkan debit yang dihasilkan, bagian kerangka ABR dan pasangan bata
maupun waktu tinggal air limbah di dalam bagian sekat ABR yang dilengkapi dengan
kompartemen. perpipaan aliran Up Down Flow.

ANAEROB BAFFLED REACTOR (ABR)


Waktu detensi, td (6 – 20) Jam
Beban Organik (Organic loading rate) 0,1 – 8 kg COD/m_.hari
Kecepatan aliran (Up flow velocity) < 2 m/jam
Konsentrasi volatile solids 4 – 20 gr/l
Pengurangan COD 65 – 90%
Pengurangan BOD 70 – 95%
Waktu detensi, td (6 – 20) Jam
Beban Organik (Organic loading rate) 0,1 – 8 kg COD/m_.hari
BIOFILTER
Biofilter merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mempunyai sekat berupa filter pada
setiap kompartemennya, sama halnya dengan teknologi biodigester, teknologi biofilter dirancang
untuk mengurangi bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah tahu, di mana teknologi ini
merupakan pabrikasi yang berbahan fiberglass.

BIOFILTER
Dimensi BFV - 20 Anaerob Sistem
Panjang, (m) 6,5
Diameter, (m) 2
Tinggi, (m) 2,2
Tebal, (m) 7
Tinggi air limbah, (m) 2,4
Jumlah chamber, buah 5
Jumlah sekat, lembar 4
Jumlah manhole, buah 4
Kapasitas (m_) 20
TAMAN SANITA
Kolam sanita dibangun secara langsung di
lapangan dengan berdasarkan kriteria
desain.

Kolam sanita dalam perencanaannya


menggunakan media koral setinggi 80 cm
yang ditanami tumbuhan air (hydrophyte)
seperti: Papyrus, Soluna, Melati Air,
Lavender, Flagmites, Alica, Siperus Sp,
Kana air, pisang- pisangan.

Selanjutnya dialirkan air limbah, air harus


dijaga berada pada ketinggian 70 cm atau
10 cm di bawah permukaan koral agar
terhindar dari bau dan lalat serangga
lainnya.
TAMAN SANI
TA TAMAN SANITA

Taman Sanita –vertikal 80-95 % nitrifikasi


Untuk menghindari penyumbatan pada
koral maka air limbah sebelum masuk Taman Sanita- horizontal 60-70 % denitrifikasi
unit wetland (kolam sanita) harus
dilewatkan pada unit pengendap partikel Taman Sanita Hibrid denitrifikasi 75-80 %

discrate. Media kerikil, pasir, bambu, potongan botol plastik

Waktu tinggal 1-4 hari

Batasan Konsentrasi Influen 200-400 mg COD/L


Unit kolam sanita mampu mengurangi
bahan pencemar berupa BOD (80-90)%, Kedalaman max 70 cm
COD (86-96)%, TSS (75-95)%, Total N
Penyisihan BOD5 < 10 mg/L
(50-70) %, Total P (70-90)%, dan bakteri
coliform 99%. Konstantakecepatan reaksi 1,104

Beban hidraulik 0.014 < Lw < 0.046 m3/m2.h

Perbandingan panjang dan 2-3: 1


lebar
SOSIALISASI KEPADA
MASYARAKAT
Pada sosialisasi kedua direncanakan
pemetaan jaringan perpipaan air
limbah.

Di tahapan sosialisasi tersebut


dilakukan juga survei lapangan
lapangan terkait perpipaan air
limbah dan bak control.

Dalam sosialisasi juga dilakukan


pembentukan kelompok pengelola
IPAL.
SOSIALISASI KEPADA
MASYARAKAT
Sebelum dilakukan pembangunan,
dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat pengrajin tahu.

Sebelum sosialisasi dilakukan


kunjungan ke perangkat pemerintah
setempat. Setelah mendapatkan
persetujuan kemudian sosialisasi.

Sebelum sosialisasi dilakukan


kunjungan ke perangkat pemerintah
setempat. Setelah mendapatkan
persetujuan kemudian sosialisasi.
Perencanaan IPAL Tahu
Metode perencanaan teknologi merupakan acuan ataupun pedoman perencanaan
dari pengolahan teknologi air limbah tahu. Perencanaan teknologi IPAL Tahu
terbagi menjadi 2 yaitu: jaringan perpipaan air limbah tahu dan perencanaan
teknologi pengolahan air limbah tahu
Jaringan
Perpipaan Teknologi
Pengolahan
Air Limbah
Jaringan perpipaan Limbah Tahu
air limbah meliputi
pipa khusus yang
digunakan untuk air Teknologi
limbah beserta Pengolahan
aksesoris jaringan diuraikan dalam slide
perpipaan air limbah berikutnya
(bak kontrol).

Perencanaan
jaringan perpipaan
air limbah tahu
mengacu pada “Tata
Cara Rancangan
Sistem Jaringan
Perpipaan Air
Limbah Terpusat, PU
Cipta Karya, PLP”.
Perencanaan Bak Ekuali
sasi

Bak ekualisasi merupakan unit


pengolahan pertama air limbah tahu,
dimana teknologi ini dibangun langsung
di tempat dengan bangunan merupakan
beton K 175.

Perencanaan Bak Ekualisasi meliputi:


SNI 03-2398-2002 tentang Tata Cara Pe
rencanaan Tangki Septik dengan Sistem
Resapan
SNI 03-6862-2002 tentang Spesifikasi P
eralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran
Perencanaan Biodige
ster
Perencanaan dibangun 2 unit Dari segi bahan pabrikasi
biodigester dengan kapasitas 3 – 4 biodigester untuk perencanaan
m3. produk dapat mengacu pada:

Fungsi salah satu dari biodigester • SNI 7504-2011 tentang


dimaksimalkan untuk Spesifikasi Material Fibreglass
menghasilkan produk sampingan Reinforced Plastic Unit
berupa gas methan dan pupuk cair. Instalasi Pengolahan Air

• SNI 7506-2011 tentang


Spesifikasi Material Baja
Tahan Karat Unit Instalasi
Pengolahan Air
Perencanaan Biodigester
Setiap unit pabrikasi berbahan fiber Cashing dari Biodigester dapat
dibuatkan cashing, yang bertujuan mengacu pada:
untuk melindungi unit pabrikasi dari
adanya tekanan langsung dari • SNI 03 – 2847 – 2002 tentang Tata
tanah penutup yang dikhawatirkan Cara Perhitungan Struktur Beton
dapat mengurangi jangka Untuk Bangunan
pemakaian bahan fiberglass,
• SNI 2837: 2008 tentang Tata Cara
Perhitungan Pekerjaan Plesteran
Untuk mencegah terjadinya Untuk Konstruksi Bangunan
kebocoran pada biodigester saat Gedung dan Perumahan
dilakukan pengadukan manual
• SNI 6897: 2008 tentang Tata Cara
untuk meratakan penyebaran
Perhitungan Satuan Pekerjaan
mikroorganisme di dalamnya dan Dinding Untuk Konstruksi
meningkatkan kebutuhan oksigen Bangunan Gedung Dan
untuk bakteri dalam menguraikan Perumahan
bahan pencemar air limbah.
Perencanaan AB
R
Pada ABR terdapat sekat-sekat • SNI 03-2398-2002 tentang Tata
untuk meningkatkan daya oksigen Cara Perencanaan Tangki Septik
Dengan Sistem Resapan
yang terkandung dalam air limbah
agar dapat memicu pertumbuh • SNI 03-6862-2002 tentang
kembangan bakteri pengurainya. Spesifikasi Peralatan Pemasangan
Dinding Bata Dan Plesteran

Metode Perencanaan dan • SNI 7504-2011 tentang Spesifikasi


Pelaksanaan bersumber pada Material Fibreglass Reinforced
RSNI perencanaan pengelolaan air Plastic Unit Instalasi Pengolahan
Air
limbah dengan reactor anaerobic
sistem baffle. • SNI 7506-2011 tentang Spesifikasi
Material Baja Tahan Karat Unit
Instalasi Pengolahan Air
Pada RSNI tersebut tercantum
beberapa acuan perencanaan • SNI 6989.72-2009 tentang Metode
meliputi: Pengujian Kebutuhan Oksigen
Biokimia (KOB).
Perencanaan Biofilter
Karena unit Biofilter merupakan
Biofilter ini merupakan teknologi pabrikasi dan berbahan fiberglass,
pengolahan air limbah yang telah diperlukan cashing dalam
di produksi oleh produsen IPAL perencanaannya, di mana acuan dari
dengan bahan fiberglass. cashing Biofilter dapat mengacu pada:

Adapun acuan perencanaan


• SNI 03 – 2847 – 2002 tentang Tata
teknologi biofilter berbahan
Cara Perhitungan Struktur Beton
fiberglass mengacu pada: untuk Bangunan

• SNI 7504-2011 tentang Spesifikasi • SNI 2837: 2008 tentang Tata Cara
Material Fibreglass Reinforced Perhitungan Pekerjaan Plesteran
Plastic Unit Instalasi Pengolahan Air untuk Konstruksi Bangunan Gedung
dan Perumahan
• SNI 7506-2011 tentang Spesifikasi
Material Baja Tahan Karat Unit • SNI 6897: 2008 tentang Tata Cara
Instalasi Pengolahan Air. Perhitungan Satuan Pekerjaan
Dinding untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan.
Perencanaan Kolam
Sanita
Pada kolam sanita ini belum
mempunyai perencanaan yang
spesifik.

Akan tetapi pendekatan perencanaan


bangunan kolam sanita dibangun dengan
mengacu pada:

• SNI 03 – 2847 – 2002 tentang Tata Cara


Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan
• SNI 2837: 2008 tentang Tata Cara
Perhitungan Pekerjaan Plesteran untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan
• SNI 6897: 2008 tentang Tata Cara
Perhitungan Satuan Pekerjaan Dinding
untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan
Pelaksanaan Pemban
gunan
Beberapa teknologi IPAL Tahu yang berbahan fiber direkayasa
dengan menggunakan cashing berkerangkan beton K 175
dengan pasangan dinding bata. Adapun tujuan pemberian
cashing terhadap teknologi IPAL Tahu yang berbahan fiber
yaitu:

• Cashing sebagai pelindung dari tekanan tanah maupun


muka air
• Bangunan IPAL Tahu di cashing mempertimbangkan kondisi
tanah dan elevasi muka air yang ada di lokasi perencanaan
• Cashing dapat memperpanjang umur fiber
• Bangunan (Cashing) harus kedap air untuk menghindari
terjadinya kebocoran dari bangunan.
• Air limbah tahu bukan jenis air limbah yang bersifat toxic,
sehingga apabila adanya cashing kebocoran dari IPAL
Pabrikasi tidak menyebar ke tanah luar secara langsung,
akan tetapi akan menyebar di dalam bangunan cashing
saja.
Tahap Konstruksi Perpipaan Jarin
gan Air Limbah
Pekerjaan Persiapan

Pada pekerjaan persiapan dilakukan pengukuran elevasi


saluran perpipaan baik perpiapan sekunder maupun
primer, yang kemudian dilakukan perhitungan diameter
perpipaan, serta menentukan sebaran manhole pada
jalur perpipaan air limbah

Pekerjaan Galian dan Pemasangan Pipa

Perlu dilakukannya pembuangan air ke tanah gali


(dewatering) dengan tujuan untuk mengetahui elevasi air
tanah lebih dangkal dari pada dasar galian.

Harus mempertimbangkan lapisan penutup saat penggal


ian nantinya dan dilakukannya pengujian kebocoran pipa
sebelum tersambung ke unit pengolahan air limbah.
Tahap Konstruksi Perpipaan Jarin
gan Air Limbah
Pekerjaan Timbunan Pekerjaan Pengetesan Perpipaan

Pekerjaan pengetesan perpipaan primer maupun sekunder


Pekerjaan timbunan dilakukan setelah
bertujuan untuk mengetahui apakah air limbah tersebut
pekerjaan galian dan pemasangan pipa
mengalir dari perpipaan ke bak pengumpul (kontrol) ataupun ke
selesai dilakukan, pada pekerjaan ini harus
unit pengolahan air limbah (bak ekualisasi).
menampilkan profil timbunan perpipaan
berdasarkan jalur pipa primer maupun Harus mempertimbangkan lapisan penutup saat penggalian
sekunder. nantinya dan dilakukannya pengujian kebocoran pipa sebelum
tersambung ke unit pengolahan air limbah.
Pelaksanaan Konstruksi Bak Eku
alisasi
Metode pelaksanaan konstruksi bak ekualisasi belum ada Pendekatan tersebut digunakan karena pembangunan
acuan khusus terkait pelaksanaan konstruksi bak Bak Ekualisasi menggunakan pasangan bata dan
ekualisasi, tetapi dapat menggunakan pendekatan plasteran dan juga dilakukan pembetonan pada rangka
konstruksi, sebagai berikut (kolom, sloof, dan ring balk).

• SNI 03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan


Tangki Septik dengan Sistem Resapan
• SNI 03-6862-2002 tentang Spesifikasi Peralatan
Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran
• SNI 03-2847-1992; SNI 03-4433-1997, dan SNI 03
– 2847 – 2002 tentang Beton Bertulang
• SNI 2837: 2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Pekerjaan Plesteran untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan
• SNI 6897: 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Satuan
Pekerjaan Dinding Untuk Konstruksi Bangunan
Gedung Dan Perumahan.
Pelaksanaan Konstruksi
Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Pengolahan air limbah dengan tangki bersekat (ABR) • SNI 03-6862-2002 tentang Spesifikasi Peralatan
telah memiliki pedoman yang belum mendapatkan nomor Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran
SNI, hanya berupa RSNI yang telah dirancangkan terkait • SNI 03-2847-1992 tentang SNI 03-4433-1997, dan SNI
perencanaan ABR. 03 – 2847 – 2002 Beton Bertulang
Untuk metode konstruksi dari teknologi ABR tersebut • SNI: 03-0349-1989 tentang SNI 03-4166-1996 dan SNI
belum direncanakan, akan tetapi dari perencanaan ABR 03-6862-2002 Pasang Bata Kedap Air
di RSNI memiliki beberapa acuan dalam pelaksanaan
• SNI 03-6821-2002 tentang Agregat Bahan untuk Beton
Konstruksi.
• SNI 03-2834-1993 tentang Jangka Waktu Pembukaan
Secara keseluruhan pembangunan ABR dibangun Cetakan Beton
menggunakan beton cor di tempat dengan kelas beton
K175.
Pelaksanaan Konstruksi B
iofilter
Tata pekerjaan pemasangan tangki biofilter pabrikasi • SNI 03-2847-1992 tentang Tata Cara
maupun non pabrikasi dapat mengacu pada Pd-T-04- Perhitungan Beton Bertulang Gedung
2005-C Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki • PT.03-2000-e tentang Tata Cara Pengerjaan
biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan Beton di Lapangan
tangki biofilter.
• PT.03-2000-c tentang Tata Cara Pengerjaan
Pasangan dan Plesteran Dinding.
Pembuatan biofilter cetak ditempat (non pabrikasi) dapat
mengacu pada beberapa acuan berikut, meliputi:
Pelaksanaan Konstruksi Kol
am Sanita
Pekerjaan kolam sanita belum mempunyai acuan konstruksi, sehingga digunakan pendekatan acuan konstruksi
yang meliputi:

• SNI 03-6862-2002 tentang Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran
• SNI 2837:2008 tentang Tata Cara Perhitungan Pekerjaan Plesteran untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan
• SNI 6897: 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Satuan Pekerjaan Dinding untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan.
Best Pengolahan air limbah
tahu yang diterapkan
merupakan
Practice pengolahan air limbah
dengan sistem
komunal yang terdiri
dari 17 industri tahu
yang di desain untuk
menanggulanggi
Replikasi perdana teknologi permasalahan bau
pengolahan air limbah tahu yang terjadi dari
berbasis masyarakat telah pembuangan air limbah
dilaksanakan di Dusun tahu bercampur dengan
Ponalan, Kecamatan limbah rumah tangga
Muntilan, Jawa Tengah. yang mengalir
sepanjang sistem
drainase
Biaya Pembangunan
Biaya modal yang dikeluarkan dari penerapan IPAL Tahu di Dusun Ponalan
untuk 17 pengrajin tahu (berdasarkan RAB) yaitu:.

Biaya jaringan Teknologi non Teknologi


perpipaan air pabrikasi (Bak pabrikasi berbahan
limbah tahu dan Ekualisasi, fiber (Digester dan
aksesoris jaringan Anaerobic Baffle Biofilter) (Rp
(Rp 89.703.423) Reactor, dan 229.667.726)
Kolam Sanita (Rp
113.859.483)
Pelajari lebih lanjut di:

www.elearning.litbang.pu.go.id
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai