Contoh Sap

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Senin/ 21 Oktober 2019


Tempat : Balai RW 05 Kel. Kedurus Kec.Karang Pilang Surabaya
Waktu : 10.00-11.00 WIB
Pemateri : Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan FKUB
Sasaran : Kader dan ibu-ibu Bayi/balita di RT 05 RW 05 Kel. Kedurus Kec.
Karang Pilang Surabaya
Materi : Posyandu Balita dan Tumbuh Kembang
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi

1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat Posyandu dalam memantau
tumbuh kembang bayi/balita.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
1) Menjelaskan Pengertian Posyandu
2) Menjelaskan Tujuan Posyandu
3) Menjelaskan Manfaat Posyandu
4) Menjelaskan tahap-tahap kegiatan 5 Meja Posyandu
5) Menjelas Pengertian Tumbuh Kembang
6) Menjelaskan stimulasi dini
7) Menjelaskan manfaat stimulasi dini
8) Menginformasikan jadwal Posyandu Bayi/balita di RT 05 RW 05 Kel. Kedurus
Kec.Karang Pilang Surabaya

2. Sasaran
Kader dan ibu bayi/ balita yang anaknya belum terdaftar di Posyandu Bayi/balita di RT 05
RW 05 Kel. Kedurus Kec.Karang Pilang Surabaya

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 1


3. Materi
Tumbuh Kembang Anak
1) Menjelaskan Pengertian Posyandu
2) Menjelaskan Tujuan Posyandu
3) Menjelaskan Manfaat Posyandu
4) Menjelaskan tahap-tahap kegiatan 5 Meja Posyandu
5) Menjelas Pengertian Tumbuh Kembang
6) Menjelaskan stimulasi dini
7) Menjelaskan manfaat stimulasi dini

4. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Demonstrasi

5. Kegiatan Penyuluhan
5.1 Setting Waktu
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
1) Membuka kegiatan dengan 1) Menjawab salam
mengucapkan salam.
2) Memperkenalkan diri 2) Mendengarkan
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3) Memperhatikan
4) Menyebutkan materi yang akan
diberikan 4) Memperhatikan
5) Sambutan dari ahli gizi Puskesmas
Mojo
2. 20 menit Pelaksanaan : 1) Memperhatikan
1) Menjelaskan Pengertian Posyandu 2) Memperhatikan
2) Menjelaskan Tujuan Posyandu 3) Memperhatikan
3) Menjelaskan Manfaat Posyandu 4) Memperhatikan
4) Menjelaskan tahap-tahap kegiatan 5 5) Memperhatikan
Meja Posyandu 6) Memperhatikan
5) Menjelas Pengertian Tumbuh Kembang dan bertanya
6) Menjelaskan stimulasi dini 7) Memperhatikan
7) Menjelaskan manfaat stimulasi dini dan bertanya
8) Menginformasikan jadwal Posyandu di 8) Memperhatikan
RT 05 RW 05 Kel. Kedurus Kec.Karang
Pilang Surabaya

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 2


3. 10 menit Evaluasi :
1) Menanyakan kepada peserta tentang 1) Menjawab
materi yang sudah disampaikan pertanyaan
2) Memberikan kesempatan kepada 2) Bertanya
peserta
4 20 menit Simulasi kegiatan 5 Meja Posyandu:
Meja 1
Mendaftar bayi/ balita: menuliskan nama
balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS
Meja 2:
1) Menimbang bayi/ balita
2) Mencatat hasil penimbangan pada secarik
kertas yang akan dipindahkan pada KMS
Meja 3:
Mengisi KMS atau memindahkan catatan
hasil penimbangan balita dari secarik kertas
ke dalam KMS
Meja 4:
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS
kepada ibu bayi/ balita
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu
dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau hasil pengamatan mengenai masalah
yang dialami
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas
apabila:
Balita: berat badannya di bawah garis
merah (BGM) pada KMS, 2 kali berturut-
turut berat adannya tidak naik, kelihatan
sakit (lesu-kurus, busung lapar, mencret,
rabun mata, dsb)
4) Memberikan PMT pada balita

Meja 5:
Pelayanan imunisasi,
5. 2 menit Terminasi :
1) Mengucapkan terimakasih atas peran 1) Mendengarkan
serta peserta
2) Mengucapkan salam penutup 2) Menjawab salam

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 3


5.2 Setting Tempat
1. Setting Tempat Sosialisasi Posyandu Balita

Keterangan:

Penyaji
Peserta
Fasilitator

2. Rencana Setting Tempat Simulasi Posyandu:

Keterangan:

Meja

6. Media
1) LCD
2) Power Point
3) Timbangan, pengukur tinggi badan dan KMS
4) Booklet

7. Pengorganisasian :
1. Penanggung jawab : Hikmah Ifayanti
2. Penyaji : Hikmah Ifayanti

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 4


3. Moderator : Annisa Ridlayanti
4. Fasilitator : Maria Ulfa
Dewi Susilawati
5. Operator : Amelia Suryaningsih
6. Dokumentasi : Yeti Bangun Lestari

8. Kriteria Evaluasi
8.1 Evaluasi Struktur
1. Kesiapan tempat dan perlengkapan alat
2. Sasaran minimal 75% orang hadir dalam posyandu
3. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
1) Peserta duduk di tempat yang telah disediakan.
2) Penyaji menyampaikan materi selama 20 menit.
3) Penyaji membuka sesi tanya jawab selama 10 menit.
4. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
8.2 Evaluasi Proses
1. Peserta mendengarkan presentasi saat penyaji menyampaikan materi.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3. Peserta bertanya saat dibuka sesi tanya jawab dalam kegiatan penyuluhan.
4. Kegiatan posyandu dengan lima meja berjalan sesuai dengan fungsinya
8.3 Evaluasi Hasil
1. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
2. Mengetahui dan menerapkan kegiatan 5 meja posyandu balita
3. Termotivasi untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan posyandu secara rutin.

8.4 Antisipasi masalah

1. Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan (tidak ada pertanyaan) fasilitator dapat
menstimulasi dengan cara berdialog dengan pemberi materi dalam membahas apa
yang sedang diberikan.
2. Pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji hendaknya
dilakukan konfirmasi dengan anggota pengorganisasian lainnya.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 5


Materi Posyandu Tumbuh Kembang

1.1 Posyandu
1.1.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh masyarakat. Kegiatan – kegiatan yang dipadukan khususnya adalah Program KIA, KB, Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya merupakan salah satu wujud
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyarakat dapat memperoleh
pelayanan KB – kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi, Imunisasi,dan penanggulangan diare pada
waktu dan tempat yang sama. Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan
untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

1.1.2 Tujuan Posyandu


Tujuan pembentukan posyandu adalah :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran dalam rangka
mempercepat terwujudnya keluarga catur warga.
2. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan masyarakat.
3. Sasaran penyelenggaraan Posyandu.

1.1.3 Sasarannya meliputi :


1. Bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 – 5 tahun
3. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
4. Wanita Usia Subur

1.1.4 Kegiatan Posyandu


Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 6
5. Penanggulangan Diare
1.1.5 Pelaksanaan 5 Meja
Pelaksanaan posyandu dikelompokkan menjadi lima langkah kegiatan atau system 5 meja pada
hari buka posyandu. Langkah 1 sampai 4 dilaksanakan oleh kader sedangkan langkah 5 oleh
petugas-petugas kesehatan. 5 langkah kegiatan tersebut mencerminkan lima jenis kegiatan. Pola
pelaksanaan posyandu sistem lima meja dapat dilihat pada berikut:.
Skema Pola Pelayanan Posyandu
Meja 1 Pendaftaran

Meja 2 Penimbangan

Meja 3 Pencatatan

Meja 4 Penyuluhan

Meja 5
Pelayanan Kesehatan

1.1.5.1 Pendaftaran
Pendaftaran ditujukan untuk mendaftarkan ibu hamil dan balita yang datang saat pelayanan
posyandu.
1. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu, yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada
secarik kertas kemudian diselipkan di KMSnya.
2. Apabila bayi merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberiakan, nama anak ditulis pada
KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS.
3. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
formulir atau register ibu hamil
4. Apabila ibu hamil tidak membawa balita langsung dipersilakan ke meja 4.

1.1.5.2 Penimbangan
Penimbangan dilakukan di posyandu merupakan upaya pengamatan terhadap derajat
kesehatan ibu dan anak dan terutama ditujukan pada tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu setiap
kader yang bertugas harus mempunyai keterampilan yang memadai untuk:
1. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan
2. Memberikan nasehat kepada setiap ibu/keluarga dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 7


3. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui
berikut ini:
1) Balita: apabila berat badanya di bawah garis merah pada KMS 2 kali berturut-turut berat
badannya tidak naik, kelihatan lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata dan
sebagainya.
2) Ibu hamil atau menyusui: apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak, pusing terus
menerus, perdarahan, sesak nafas, gondok dan sebagainya.
3) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu, misalnya pemberian
pil tambah darah.
Tata cara yang dapat dijadikan pedoman kader terhadap penimbangan adalah:
1. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan 2.
2. Kader di kegiatan 2 menimbang dan memcatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada
secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.

1.1.5.3 Pencatatan
Pencatatan yang dimaksud adalah pencatatan yang dilakukan oleh kader pada KMS setelah
proses penimbangan.tata cara pencatatan yang dilakukan kader pada kegiatan posyandu:
1. Setelah ditimbang, meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada
kader di kegiatan 3 setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari
secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut
2. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita dan selanjutnya menuju kegiatan 4.

1.1.5.4 Penyuluhan
Penyuluhan merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan posyandu. Hal ini
disebabkan terdapatnya temuan di lapangan bahwa pengetahuan dan pemahaman yang tercermin
dalam sikap dan perilaku masyarakat yang belum mendukung upaya peningkatan derajat
kesehatan dasar. Penyuluhan yang dilaksanakan hendaknya sesuai dengan kebutuhan posyandu
yang bersangkutan dan diarahkan pada perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dengan penekanan pada upaya promosi dan preventif. Disamping itu juga memberikan perhatian
dalam pemberian penyuluhan kepada keluarga balita yang mempunyai masalah dalam
peningkatan derajat kesehatan. Penyuluhan hendaknya dilaksanakan oleh kader terlatih dan
bilamana perlu melibatkan pakar yang berasal dari mitra posyandu yang bertanggung jawab
untuk itu seperti organisasi profesi.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 8


Tata cara yang harus dijadikan pedoman oleh kader pada saat melakukan penyuluhan adalah:
1. Kader yang bertugas menerima KMS bayi/balita dari keluarga balita selanjutnya kader
membaca data KMS bayi/balita tersebut.
2. Kader memberikan nasehat pada keluargabayi/balita baik mengacu pada data KMS maupun
hasil pengamatan terhadap bayi/balita yang menerima pelayanan di Posyandu.
3. Kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar misalnya pemberian
makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah, vitamin A, oralit dan sebagainya.
4. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5/pelayanan, kader dapat melakukan rujukan
ke tenaga kesehatan, bidan, PKB atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada bayi/balita
, ibu hamil atau ibu menyusui.

1.1.5.5 Pelayanan Kesehatan


Khusus untuk kegiatan ini hanya dapat dilakukan oleh petugas masyarakat ke Puskesmas,
bidan yang memberikanlayanan antara lain:
1. Imunisasi
2. Pelayanan KB
3. Pemberian tablet tambah darah, vitamin A dan obat-obat lainnya

1.1.6 Klasifikasi Posyandu


Klasifikasi posyandu terdiri dari :
1. Posyandu pratama ( warna merah )
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum
bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
2. Posyandu Madya ( warna kuning )
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun,
dengan rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program
utamanya
( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) masih rendah yaitu kurang dari 50%
3. Posyandu purnama ( warna hijau )
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali pertahun, rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya ( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) lebih 50%. Sudah ada program tambahan,
bahkan mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 9


4. Posyandu Mandiri ( warna biru )
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur. Cakupan 5 program
utama sudah bagus, ada programtambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50%
KK

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan diantara sel-
sel, dengan kata lain pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh.
Misal: anak bertambah tinggi badan, berat badan dan lingkaran kepalanya.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh (kemampuan) yang lebih
kompleks meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian. Misal: kemampuan melakukan gerakan yang kompleks, berinteraksi dan
berkomunikasi, kemampuan kognitif, bersosialisasi, kreatifitas, dan lain-lain.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan). Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh yang
dipengaruhinya. Misal: kemampuan bicara merupakan hasil dari perkembangan sistem syaraf
yang mengendalikan proses bicara.

2.2 Mengapa Tumbuh-kembang penting?


1. Kualitas generasi penerus banyak ditentukan oleh kualitas tumbuh kembang anak, ter
utama anak berusia 0-5 tahun
2. Sesuai dengan hak anak maka keluarga harus mengupayakan agar anaknya tumbuh
kembang optimal
3. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini, terutama
sebelum anak berumur 3 tahun supaya dapat segera di intervensi (diperbaiki)
4. Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat sehingga penyimpangan sukar
diperbaiki.

2.3 Apa yang perlu dilakukan orang tua?


Lima tahun pertama kehidupan anak perlu dimanfaatkan oleh orang tua untuk
meletakkan dasar-dasar kesehatan fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai, kemandirian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
sosial budayanya secara benar agar setelah dewasa menjadi manusia yang berkualitas tinggi
sesuai harapan orang tua.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 10


Ada 2 hal yang perlu dilakukan orang tua, pengasuh dan pendidik, yaitu: memenuhi
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal dan melakukan pembinaan yang
berkualitas dan komprehensif bagi anak melalui kegiatan yang disebut Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak. Nomor satu tentunya anak diberikan
pendidikan agama (santapan rohani) sejak dini, memenuhi kebutuhan dasar anak (Asuh, Asih
dan Asah/stimulasi dini untuk memacu tumbuh-kembang tubuh dan otaknya sejak dini),
mendeteksi dan mengintervensi sejak dini untuk mengoreksi (bila ditemui) adanya
penyimpangan tumbuh-kembang anak.

2.4 Kegiatan SDIDTK:


1. Stimulasi dini yang memadai, yaitu merangsang otak balita agar perkembangan
kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak berlangsung secara
optimal sesuai usia anak.
2. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu melakukan skrining
atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh
kembang anak balita.
3. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak
untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang dengan tujuan agar
pertumbuhan dan perkembangan anak kembali kejalur normal dan penyimpangannya
tidak menjadi lebih berat.
4. Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah
penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat diatasi meskipun sudah dilakukan intervensi
dini.

2.4 Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak


Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar
anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Anak usia 0-
6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap
kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang
bahkan dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak hendaknya
bervariasi dan ditujukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu: kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, kemampuan sosialisasi dan
kemandirian, kemampuan kognitif, kreatifitas dan moral-spiritual.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 11


2.5 Siapa yang melakukan stimulasi?
Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para ahli, stimulasi
yang salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang menyimpang. Oleh karena itu
stimulasi sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat dengan anak yang telah mendapat
pengertian tentang cara memberi stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota
keluarga lain, petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan
atau kader pendidikan.

2.6 Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak


Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan para pendidik, pengasuh dan orang tua, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan yang
menangani bidang tumbuh kembang anak.
2. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak.
3. Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru tingkah laku
orang-orang terdekat dengannya.
4. Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
5. Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi dengan cara mengajak
anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yang menyenangkan, tanpa paksaan dan
hukuman.
6. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
7. Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar kita.
8. Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.

2.2 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra-sekolah.
Deteksi perlu dilakukan secara dini sebab semakin dini ditemukan penyimpangannya maka
semakin mudah dilakukan intervensi untuk perbaikannya, selain itu tenaga kesehatn
mempunyai waktu dalam menyusun rencana tindakan/intervensi yang tepat. Bila
penyimpangan terlambat diketahui maka intervensi untuk perbaikannya lebih sulit dilakukan.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 12


2.2.1 Macam-macam deteksi dini tumbuh kembang anak:
3. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, untuk mengetahui status gizi anak, misal: gizi
kurang, gizi buruk, gizi berlebih.
4. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui adanya gangguan
perkembangan anak, misal: gangguan bicara, gangguan daya dengar, gangguan daya lihat.
5. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, untuk mengetahui adanya masalah mental
emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian, hiperaktifitas.

2.2.2 Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak


Yang dimaksud intervensi dini adalah serangkaian tindakan tertentu yang dilakukan
orang tua, pengasuh atau pendidik pada anak usia dini yang perkembangan kemampuannya
menyimpang karena tidak sesuai dengan usianya. Tujuan intervensi dini untuk mengoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Penyimpangan perkembangan anak dapat terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan
dasar anak yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa, serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Intervensi dini dilakukan bila hasil
pemeriksaan deteksi dini perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Pertumbuhan (KPSP) didapatkan hasil yang meragukan (M) yang mengindikasikan
kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya. Intervensi berupa pemberian petunjuk kepada
orang tua agar menyetimulasi anaknya dan mengajari cara melakukan stimulasi yang benar
serta menganjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan anak untuk mencari adanya penyakit
yang dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak. Orang tua diminta datang
membawa anaknya 2 minggu kemudian. Setelah orang tua melakukan stimulasi di rumah
selama 2 minggu, petugas melakukan penilaian kembali memakai KPSP serta evaluasi
lainnya (tentang evaluasi intervensi perkembangan akan dibahas pada tulisan tersendiri).
Waktu yang tepat untuk melakukan intervensi dini adalah sesegera mungkin setelah
diketahui anak memiliki penyimpangan tumbuh kembang karena waktu terbaik adalah ketika
anak belum berusia lima tahun, bila terlambat maka sulit mengoreksinya. Seperti telah
dikemukakan di atas bahwa masa lima tahun pertama kehidupan anak (balita) merupakan
"Masa Keemasan (golden period ) atau Jendela Kesempatan ( window opportunity), atau
Masa Kritis (critical period)", maka periode itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk
memperbaiki penyimpangan.

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 13


2.2.3 Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak
Bila masalah penyimpangan tumbuh kembang anak tidak dapat diatasi di tingkat
keluarga meskipun sudah dilakukan intervensi dini, maka anak perlu dirujuk ke fasilitas
kesehatan/Puskesmas. Rujukan dilakukan secara berjenjang, apabila Puskesmas belum
menerapkan SDIDTK atau tidak mampu menangani kasus tersebut maka harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat yang lebih tinggi, misalnya RS tingkat kabupaten, bila tidak dapat
ditangani maka dirujuk ke Rumah Sakit tingkat provinsi, tingkat Pusat, dan setetrusnya. Di
daerah perkotaan, bisa saja keluarga langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit terdekat
tanpa melalui kader dan Puskesmas. Perlu diperhatikan dalam memilih Rumah Sakit, pilihlah
yang dapat melayani rujukan kasus-kasus tumbuh kembang anak atau yang memiliki Poli
Tumbuh Kembang Anak

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2009, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Soedjatmiko, 2009, Materi presentasi pada 'Pelatihan Program

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 15


KUESIONER

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari soal-soal di bawah ini!

1. Usia 18 bulan, anak sudah mulai dapat berbicara dengan orang lain disekitarnya, hal ini
merupakan contoh dari….
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Penyimpangan
d. Stimulasi

2. Bayi dan balita di bawa ke posyandu untuk memantau pertumbuhan dan


perkembangannya. Mengapa pemantauan pertumbuhan sangat penting bagi bayi dan
balita anda? Jawaban yang salah berikut ini adalah…..
a. Kualitas generasi penerus banyak ditentukan oleh kualitas tumbuh kembang anak.
b. Untuk melatih kecerdasan anak
c. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini, terutama
sebelum anak berumur 3 tahun supaya dapat segera diperbaiki.
d. Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat sehingga penyimpangan sukar
diperbaiki

3. Kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak mencapai tumbuh
kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya disebut…..
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Penyimpangan
d. Stimulasi

4. Siapakah yang memberikan stimulasi pada bayi dan balita di rumah?


a. Dokter
b. Bidan
c. Orang tua
d. Kader

5. Jika ditemukan kelainan tumbuh kembang pada bayi dan balita, maka waktu yang tepat
untuk melakukan intervensi dini adalah
a. sesegera mungkin
b. menunggu anak berusia lebih dari 5 tahun
c. Menunggu anak dewasa
d. Dibiarkan saja

6. Berikut ini adalah contoh penyimpangan perkembangan pada anak…..


a. Gangguan daya dengar
b. Gangguan daya lihat
c. Gangguan bicara
d. Semua benar

Contoh SAP by Fatmawati, SST, M.Keb Page 16

Anda mungkin juga menyukai