Farmakologi Sistem Endokrin
Farmakologi Sistem Endokrin
Farmakologi Sistem Endokrin
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
Anggota Kelompok
1. Armenia Riyanti
2. Alfia
3. Fifi Febrianti La Hani
4. Giani Tauran
5. Hapsa Sella
6. Irma Kilbia
7. La Sumitron
MALUKU HUSADA
AMBON
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul FARMAKOLOGI SISTEM ENDOKRIN Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas, Program Studi Keperawatan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai layanan
internet. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi untuk saya maupun untuk semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian sistem endokrin ?
2. Bagaimana mekanisme Kelenjar Endokrin ?
3. Apa saja Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin ?
4. Apa saja Macam – macam obat pada sistem endokrin ?
5. Apa saja Tiga Nama Obat, Indikasi, Mekanisme Kerja Obat, Kontraindikasi, Dosis,
Efek Samping, Dan Cara Mengatasinya ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang :
1. Pengertian sistem endokrin
2. Mekanisme Kelenjar Endokrin
3. Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin
4. Macam – macam obat pada sistem endokrin
5. Tiga Nama Obat, Indikasi, Mekanisme Kerja Obat, Kontraindikasi, Dosis, Efek
Samping, Dan Cara Mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Endokrin
hormon. Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel
khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormone
1. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang
bertugas mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel
parafolikular di kelenjar tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam
pembentukan tulang.
2. Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar
kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang
dihasilkan tiroid.
3. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam sistem endokrin.
Kelenjar pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar
endokrin lainnya. Termasuk di dalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi
ibu menyusui, dan hormon luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen pada
wanita dan testosterone pada pria.
4. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang
memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas mengatur keseimbangan
cairan dan kadar garam di dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi metabolisme,
sistem imun, respons tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual.
Kedua, bagian medulla yang memproduksi hormon epinefrin atau adrenalin. Ketika
tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
5. Kelenjar pankreas
Memproduksi dua hormon penting, yaitu glukagon dan hormon insulin. Kedua
hormon ini bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara
simpanan energi di dalam tubuh.
6. Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar
reproduksi wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis
memproduksi hormon testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon
estrogen dan progesteron.
7. Kelenjar timus
Kelenjar timus terletak di atas rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan hormon
timosin yang berfungsi dalam pematangan limfosit T. Limfosit T merupakan jenis sel
darah putih yang berperan dalam kekebalan tubuh.
E. Tiga Nama Obat, Indikasi, Mekanisme Kerja Obat, Kontraindikasi, Dosis, Efek
Samping, Dan Cara Mengatasinya.
Obat Hormon Tiroid
1. Propiltiourasil (PTU)
Indikasi
Obat PTU yang merupakan obat yang diberikan kepada pasien yang memiliki
gangguan pada kelenjar tiroid. Obat propylthiouracil memiliki beberapa indikasi yang
harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya.
Indikasi obat ptu di antaranya adalah hipertiroidisme, penyakit graves, pembesaran
tiroid, dan thyroidectomy (pengangkatan tiroid). Pasien atau konsumen baru boleh
diberikan obat ptu atau obat propylthiouracil apabila telah terbukti memiliki beberapa
indikasi tersebut.
Kontraindikasi
Dosis Propylthiouracil
Dosis propylthiouracil berbeda-beda, tergantung kondisi dan usia pasien. Berikut
penjelasannya:
Dewasa
Dosis awal 150-450 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa dosis. Pada
kasus yang parah, dosis dapat ditingkatkan menjadi 600-1200 mg per hari.
Dosis lanjutan bila kadar hormon tiroid sudah kembali normal adalah 50-150
mg per hari, selama 1-2 tahun.
Anak-anak
Bayi baru lahir: 2,5-5 mg/kgBB, 2 kali sehari
Bayi usia 1-12 bulan: 2,5 mg/kgBB, 3 kali sehari
Anak usia 1-5 tahun: 25 mg, 3 kali sehari
Anak usia 5 -12 tahun: 50 mg, 3 kali sehari
Anak usia 12-18 tahun: 100 mg, 3 kali sehari
Cara mengatasinya
Segera temui dokter jika muncul gejala demam, sakit tenggorokan, ruam dan gatal di
kulit, mudah mengalami memar dan perdarahan, sesak napas, serta pembengkakan
pada wajah dan tenggorokan.
Obat Insulin
1. Glibenclamide (Glibenclamide)
Indikasi
Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan
diet saja.
Kontra Indikasi
Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militus juvenil, prekoma dan koma
diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil. Gangguan fungsi hati,
gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal.
Dosis
Awal 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1
kaptab sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai. Dosis awal untuk orang tua
2.5 mg/hari. Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis terbagi
Efek samping
Pada saluran pencernaan seperti :mual, muntah, diare, sembelit dan nyeri pada ulu
hati. obat ini juga mempunyai efek samping seperti sakit kepala, demam, kenaikkan
berat badan, dan reaksi alergi pada kulit terutama pada orang-orang yang peka.
Hati-hati dengan resiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu
rendah), terutama jika digunakan untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang
lebih tinggi.
Cara mengatasiya
Jika mengalami efek samping pada obat glibenklamid segera hubungi atau konsultasi
pada Dokter.
2. Metformin
Indikasi :
Para penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 yang juga memiliki berat badan
berlebih bisa menggunakan obat metformin apabila pola diet dan olahraga
yang dilakukan ternyata tidak dapat mengendalikan kadar gula darah.
Penderita diabetes mellitus tipe 1 yang ingin memiliki terapi tambahan bisa
menggunakan obat metformin karena penyakit DM tipe 1 tidak bisa diobati
dengan metformin. Selain itu penderita Insulin-dependent diabetes mellitus
(IDDM) juga bisa menggunakan obat metformin sebagai terapi tambahan guna
mengurangi dosis insulin.
Mekanisme kerja
Obat Metformin memiliki efek utama yakni dengan menurunkan glukoneogenesis dan
meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Obat metformin hanya bisa bekerja
bila ada insulin endogen dan hanya akan efektif bila masih ada fungsi sebagian pada
sel islet pankreas.
Kontraindikasi Metformin
Penggunaan obat metformin perlu diperhatikan terlebih bagi pasien atau
konsumen yang memiliki kontraindikasi. Beberapa kontraindikasi metformin
di antaranya adalah gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, dan ketoasidosis.
Pasien yang memiliki gangguan ginjal dan hati, tidak boleh dulu
menggunakan obat metformin sebelum ginjal dan hati kembali berfungsi
secara normal. Pada pasien yang akan menjalani proses pembedahan agar
menghentikan penggunaan metformin 2-3 hari sebelum operasi dilakukan.
Wanita hamil dan menyusui memiliki kontraindikasi metformin. Hal ini
dikarenakan penggunaan obat metformin bisa mengganggu penyerapan
vitamin B12 yang sangat penting dan dibutuhkan oleh wanita hamil dan
menyusui.
Dosis Metformin
Dosis metformin untuk orang dewasa dan anak berusia lebih dari 10 tahun adalah 3 x
500 mg/ hari sebagai dosis awal. Pemberian metformin dilakukan pada saat setelah
sarapan, setelah makan siang, dan setelah makan malam.
Terapi ini berlangsung tidak kurang dari 1 minggu. Dosis maksimal untuk kasus ini
adalah 2 gram sehari dalam dosis terbagi. Apabila tujuannya adalah untuk
pemeliharaan maka dosis metformin adalah 2 x 850 mg dalam sehari.
Cara Mengatasinya
Segeralah mendapatkan bantuan medis darurat apabila Anda memiliki efek samping
metformin seperti pusing, mual, muntah, sakit perut, detak jantung melambat, gatal-
gatal, sulit bernapas, nyeri otot, dan pembengkakan pada wajah, bibir, dan lidah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankanhomeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapatdibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem endokrin
memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatumensekresikan
hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsusi
makanan.Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Robbins dan Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC. Halaman
644)
Roger Witson. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC. Halaman 177
Kamuskesehatan.com/sistem-endokrin
BPOM: Pusat Informasi Obat Nasional: http://pionas.pom.go.id. Kamis, 23 Mei 2019. 10.13
WIT