Al Quran Hadits 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/ media mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan materi yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dikatakan
bahwa “Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar.” Alat media merupakan sarana
yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera
pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya alat/ media tersebut dapat mempercepat
proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat
pula.
Penggunaan media pengajaran dalam proses pembelajaran sangat dianjurkan
untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Dikatakan bahwa
media adalah alat metode, dan tekhnik yang digunakan dalam rabgka meningkatkan
efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pemebelajaran di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alat peraga?
2. Bagaimana alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI?
3. Fungsi dan Manfaat alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian alat peraga.
2. Memahami alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI.
3. Memahami fungsi dan Manfaat alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits
di MI.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Peraga


Alat peraga adalah benda real yang mengandung atau membawakan ciri-ciri
dari konsep yang dipelajari. Dalam hal ini alat peraga membantu guru dalam
memperjelas materi yang akan disampaikan ke peserta didik, sehingga peserta didik
bisa dengan mudah memahami dan menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan
oleh guru.
Dengan alat peraga tersebut, peserta didik bisa melihat langsung bagaimana
keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Maka dari
beberapa pendapat, dalam penyampaian pengajaran melalui alat peraga, peserta didik
bisa dengan mudah melihat secara langsung yang terdapat pada benda atau objek yang
dipelajari.
Secara umum, menurut Pujiati (2004) ada beberapa fungsi alat peraga dalam
proses pembelajaran, diantaranya:
1. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar.
2. Supaya anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan
alam sekitar dan masyarakat.
3. Supaya anak-anak lebih mudah memahami dan lebih besar daya ingatnya.
Adapun manfaat alat peraga dalam proses pembelajaran, yaitu :

a) dapat meningkatkan minat anak, membantu titk ruang, supaya dapat


melihat antara ilmu yang dipelajari dengan lingkungan alam sekitar.
b) anak akan lebih berhasil belajarnya bila banyak melibatkan alat inderanya.
c) menarik minat siswa dalam belajar.
d) mendorong siswa untuk belajar bertannya dan berdiskusi.
e) menghemat waktu belajar.

2
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dalam menyampaikan materi
pelajaran hendaknya dapat memilih alat peraga yang tepat sesuai dengan konsep
pembelajaran yang akan disampaikan.
William Burton mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
memilih alat peraga, yaitu:1
a. Alat peraga yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan
b. Harus direncanakan, diteliti, dan diperiksa terlebih dahulu
c. Penggunaan alat peraga disertai dengan kelanjutan diskusi dan analisis
d. Sesuai dengan status kemampuan biaya
Beberapa alat peraga yang dapat digunakan di sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Dilihat dari jenisnya, alat peraga dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
Alat peraga audatif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, kaset recorder, dan piringan audio.
Alat peraga visual yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti slides (film bingkai)
foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film kartun.
Alat peraga audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam (a)
audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti
film bingkai suara (sound slides), cetak suara, dan (b) audio-visual gerak, yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti
film suara dan video-kaset.
2. Dilihat dari liputnya, alat peraga dibagi kedalam:
Alat peraga yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak. Penggunaannya
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta menjangkau anak didik dalam waktu
yang sama. Contoh: radio dan televisi
Alat peraga yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,
yaitu alat peraga yang dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat

1
Gunawan, dkk, 1992

3
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
Alat peraga untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan pengajaran
melalui computer.
3. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, alat peraga dibagi ke dalam:
Alat peraga yang sederhana, yaitu alat peraga yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya
tidak sulit.
Alat peraga yang kompleks, yaitu alat peraga yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya
memerlukan keterampilan yang memadai.

B. Alat Peraga Dalam Pembelajaran Al Qur’an Hadits MI


Alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI berkaitan dengan ayat-
ayat Al Qur’an, dan pendapat beberapa tokoh.
1. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan alat peraga pendidikan
a. Surat al-Baqarah (2): 30-34
Dalam ayat itu, komponen pembelajaran mencakup: pembelajar Allah, murid
(pembelajar) nabi Adam, materinya pengenalan nama-nama benda, alat peraga
berupa benda, metode pengamatan (inquiry), dan evaluasi dilakukan bersama
malaikat, iblis, dan Adam. Adam berhasil menyebut nama-nama benda yang
ditanyakan. Sementara malaikat dan iblis tidak lulus ujian, sehingga malaikat
sujud kepada Adama, tetapi iblis enggan karena merasa lebih baik.
b. Surat al-An’am ayat (6): 74-83
Ayat ini berisi komponen pembelajaran: pembelajar (guru) adalah alam,
pembelajar nabi Ibrahim, materinya teologis (mencari Tuhan yang hakiki), alat
peraganya matahari, bulan dan bintang, metodenya pengamatan langsung
(discovery), dan evaluasinya nabi Ibrahim berhasil menemukan dan meyakini
Tuhan yang sebenarnya adalah Tuhan membuat matahari, bulan dan bintang
yaitu Allah.

4
2. Pendapat sebagian tokoh terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan alat peraga
Pada sekolah tradisional murid-murid hanya mendengarkan ucapan guru,
mengulang kembali dan menghafalnya. Sehingga mereka tidak tahu pengertian
yang sebenarnya sehingga sering menimbulkan verbalisme, J. Amos Comenius
dalam bukunya “Didaktica Magma”, beliau menganjurkan hendaklah dalam
pembelajaran menggunakan alat peraga sehingga materi mudah difahami
pembelajar.
Dengan demikian proses pembelajaran dalam islam, baik guru/ dosen maupun
siswa/ mahasiswasama-sama berperan aktif. Guru/ dosen mempersiapkan alat
peraga baik sebagai perumpamaan atau analogi, sedangkan siswa/ mahasiswa aktif
berfikir demi memperoleh sendiri ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran menjadi hal yang mutlak dan tidak dapat diabaikan. Jika hal itu
diabaikan, maka dipastika tingkat pemahaman rendah. Sebaliknya jika siswa
dibantu oleh alat peraga maka tingkat daya serap bisa meningkat. Penggunaan alat
peraga dinilai mampu mempertajam nalar siswa memahami, meyakini dan
mengamalkan ajaran agama dengan benar. Menurut Edgar Dale ada tiga hierarki
daya serap siswa. (1) Melalui praktik nyata/ langsung dengan cara: melihat,
mengucap, mendengar, dan melakukannya. Cara ini mencapai daya serap anatar
70-90 persen. (2) Mengamati (melihat) langsung gambar asli atau tiruan. Cara ini
mencapai 40-60 persen. (3) Melalui bacaan dan pendengaran. Pola ini mencapai
10-30 persen.
Konsep pembelajaran Barat tampaknya sesuai dengan pesan pembelajaran al-
Qur’an. Bahkan dari hasil penelitian dan uji coba selalu menggunakan alat peraga
atau media. Berbagai teori pendidikan dan pembelajaran lahir dari eksperimen
melalui media atau alat peraga. Misalnya, E.L. Thorndike menggunakan tikus,
anjing, dan kera dalam melakukan eksperimen stimulus dan respons; Wolfgang
Kohler memakai ayam untuk menilai persepsi warna; John B. Watson
menggunakan bayi-bayi manusia sampai umur 2 tahun untuk mengetahui refleksi
respon emosional.
Menurut Plaget guru bisa mengetahui adanya tahap-tahap perkembanagan tertentu
pada kemampuan berfikir anak dengan memberikan perlakuan yang tepat bagi
para siswanya, misalnya memilih cara penyampaian materi bagi siswa dan

5
penggunaan alat-alat peraga, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan
berfikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing.

3. Sebagian hadits Nabi saw. berkaitan dengan alat peraga


Unta. Ketika Allah mensifatkan segala kenikmatan surga, orang-orang kafir
keheranan tidak percaya. Untuk menanggapi sikap mereka itu, Allah swt.
menurunkan ayat 17 Surat al-Ghasiyyah (Maka tidakkah mereka memperhatikan
unta, bagaimana diciptakan?).
Dengan diturunkannya ayat ini, Nabi menjelaskan bagaimana Allah dengan
kekuatan-Nya menjadikan unta itu kuat memikul beban berhari-hari di gurun pasir
yang tandus, tetapi tidak kehausan, sebab hewan tersebut mempunyai tempat
penyimpanan air dalam tubuhnya. Demikian halnya terhadap surga dengan segala
fasilitasnya disiapkan khusus sebagai unta pun demikian, sebagai alat untuk
menunjukkan bahwa tidak sulit bagi Allah untuk membuat segala sesuatu.2
Air dan tanah. Diriwayatkan oleh Bukhari dan as-Suyuti tentang kewajiban
berwudu’ ketika hendak mendirikan shalat dan kewajiban mandi jika junub.
Tetapi wudhu dan junub itu boleh diganti oleh tayammum. Tata cara berwudhu’
dan tayammum di praktikkan langsung oleh Nabi dihadapan para sahabat.
Sedangkan praktik mandi junub, dijelaskan secara lisan oleh istri Nabi yaitu
‘Aisyah Ra.. Air dan tanah dijadikan oleh Nabi saw. untuk menjelaskan materi
pembelajaran yang diberikan.
Siwak. Nabi mempraktikkan bersugi dengan tangan kanan, dimulai dengan
menggosok gigi graham kanan bagian atas, bawah, luar dan dalam. Dilanjutkan
dengan bagian kiri. Kayu sigi digosokkan secara perlahan pada semua bagian
terutama bagian atas langit-langit, lidah, dan gusi supaya tidak menyebabkan luka.
Menggosokkan sugi dengan cara melintang, tidak membujur karena dapat
melukai.

2
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy Syari’ah wa Manhaj, (Suriyah:
Daral Fikr, 1991)

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep


pembelajaran setidaknya mencakup dua hal. Pertama, mendorong peserta untuk
belajar berfikir, merenung, mengkritisi, mempertanyakan, membandingkan,
melakukan uji-coba, dan mencermati apa yang sedang dipelajari. Kedua, mendorong
pembelajar (guru atau dosen) menyertakan alat peraga secara konkrit-simbolis, dan
menggunakan pendekatan praktis sesuai konteks materi.

Penggunaan alat peraga dinilai mampu mempertajam nalar siswa memahami,


meyakini dan mengamalkan ajaran agama dengan benar. Melalui praktik nyata/
langsung dengan alat peraga akan meningkatkan daya serap siswa mencapai antara
70-90 persen.

Memberikan materi pendidikan dengan menggunakan alat peraga, dengan


harapan anak didik menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktikkan materi
yang di maksud. Melalui alat peraga peserta didik akan melihat langsung bagaimana
keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya
sehingga dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dale, Edgar, Audiovisual Methods in Teaching, New York: Holt Rinehart and Wilson, Inc,
1969

Pujiati, Penggunaan Alat Peraga Pembelajaran, Yogyakarta: Depdiknas, 2004

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy Syari’ah wa Manhaj, (Suriyah:


Daral Fikr, 1991)

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai