Al Quran Hadits 3
Al Quran Hadits 3
Al Quran Hadits 3
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alat peraga?
2. Bagaimana alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI?
3. Fungsi dan Manfaat alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian alat peraga.
2. Memahami alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits MI.
3. Memahami fungsi dan Manfaat alat peraga dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits
di MI.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dalam menyampaikan materi
pelajaran hendaknya dapat memilih alat peraga yang tepat sesuai dengan konsep
pembelajaran yang akan disampaikan.
William Burton mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
memilih alat peraga, yaitu:1
a. Alat peraga yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan
b. Harus direncanakan, diteliti, dan diperiksa terlebih dahulu
c. Penggunaan alat peraga disertai dengan kelanjutan diskusi dan analisis
d. Sesuai dengan status kemampuan biaya
Beberapa alat peraga yang dapat digunakan di sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Dilihat dari jenisnya, alat peraga dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
Alat peraga audatif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, kaset recorder, dan piringan audio.
Alat peraga visual yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti slides (film bingkai)
foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film kartun.
Alat peraga audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam (a)
audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti
film bingkai suara (sound slides), cetak suara, dan (b) audio-visual gerak, yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti
film suara dan video-kaset.
2. Dilihat dari liputnya, alat peraga dibagi kedalam:
Alat peraga yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak. Penggunaannya
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta menjangkau anak didik dalam waktu
yang sama. Contoh: radio dan televisi
Alat peraga yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,
yaitu alat peraga yang dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
1
Gunawan, dkk, 1992
3
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
Alat peraga untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan pengajaran
melalui computer.
3. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, alat peraga dibagi ke dalam:
Alat peraga yang sederhana, yaitu alat peraga yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya
tidak sulit.
Alat peraga yang kompleks, yaitu alat peraga yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya
memerlukan keterampilan yang memadai.
4
2. Pendapat sebagian tokoh terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan alat peraga
Pada sekolah tradisional murid-murid hanya mendengarkan ucapan guru,
mengulang kembali dan menghafalnya. Sehingga mereka tidak tahu pengertian
yang sebenarnya sehingga sering menimbulkan verbalisme, J. Amos Comenius
dalam bukunya “Didaktica Magma”, beliau menganjurkan hendaklah dalam
pembelajaran menggunakan alat peraga sehingga materi mudah difahami
pembelajar.
Dengan demikian proses pembelajaran dalam islam, baik guru/ dosen maupun
siswa/ mahasiswasama-sama berperan aktif. Guru/ dosen mempersiapkan alat
peraga baik sebagai perumpamaan atau analogi, sedangkan siswa/ mahasiswa aktif
berfikir demi memperoleh sendiri ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran menjadi hal yang mutlak dan tidak dapat diabaikan. Jika hal itu
diabaikan, maka dipastika tingkat pemahaman rendah. Sebaliknya jika siswa
dibantu oleh alat peraga maka tingkat daya serap bisa meningkat. Penggunaan alat
peraga dinilai mampu mempertajam nalar siswa memahami, meyakini dan
mengamalkan ajaran agama dengan benar. Menurut Edgar Dale ada tiga hierarki
daya serap siswa. (1) Melalui praktik nyata/ langsung dengan cara: melihat,
mengucap, mendengar, dan melakukannya. Cara ini mencapai daya serap anatar
70-90 persen. (2) Mengamati (melihat) langsung gambar asli atau tiruan. Cara ini
mencapai 40-60 persen. (3) Melalui bacaan dan pendengaran. Pola ini mencapai
10-30 persen.
Konsep pembelajaran Barat tampaknya sesuai dengan pesan pembelajaran al-
Qur’an. Bahkan dari hasil penelitian dan uji coba selalu menggunakan alat peraga
atau media. Berbagai teori pendidikan dan pembelajaran lahir dari eksperimen
melalui media atau alat peraga. Misalnya, E.L. Thorndike menggunakan tikus,
anjing, dan kera dalam melakukan eksperimen stimulus dan respons; Wolfgang
Kohler memakai ayam untuk menilai persepsi warna; John B. Watson
menggunakan bayi-bayi manusia sampai umur 2 tahun untuk mengetahui refleksi
respon emosional.
Menurut Plaget guru bisa mengetahui adanya tahap-tahap perkembanagan tertentu
pada kemampuan berfikir anak dengan memberikan perlakuan yang tepat bagi
para siswanya, misalnya memilih cara penyampaian materi bagi siswa dan
5
penggunaan alat-alat peraga, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan
berfikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing.
2
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy Syari’ah wa Manhaj, (Suriyah:
Daral Fikr, 1991)
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Dale, Edgar, Audiovisual Methods in Teaching, New York: Holt Rinehart and Wilson, Inc,
1969
8
LAMPIRAN