Modul Parasitologi II

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 63

Judul Modul Praktikum : PARASITOLOGI II

Kode Modul : AK4310.1.P

Disusun Oleh : Prawansa Amran, S.Si, M.Kes

Novi Utami Dewi, SKM.,M.Kes

Herdiana, S.ST, M.Kes

Arwin, S.ST

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2019
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
PARASITOLOGI II

Revisi :
Tanggal :
Dikaji Ulang Oleh :
Dikendalikan Oleh :
Disetujui oleh :
No.Dokumen : Tanggal :

Disiapkan oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Koord.Penyusun Modul Ketua Program Studi Ketua Jurusan

Nama Prawansa Amran, Nama Hj. Nurlia Naim, Nama H. Kalma, S.Pd., M.Si
S.Si, M.Kes S.Si., M.kes

NIP 196702061989031001 NIP 195804161976082001 NIP 195808101983031008

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahi' Rahmani ' Rahim

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kamnia-Nya sehingga buku pedoman praktikum Parasitologi II ini dapat
terselesikan .

Buku pedoman praktikum Parasitologi II ini merupakan penyempurnaan dari


Pedoman praktikum sebelumnya dan diharapkan dengan adanya Pedoman praktikum ini
dapat meningkatkan pemahaman dasar materi perkuliahan serta sebagai pedoman bagi
mahasiswa dalam melakukan praktikum Parasitologi II.

Dengan penuh kesabaran , bahwa buku pedoman praktikum Parasitologi II ini


masih _ perlu disempurnakan lagi, sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta
isinya sangat di perlukan.

Akhir kata, kami ucapakan terima kasih kepada Parasitologi II yang turut
berpartisipasi dalam penulisan buku penoman praktikum ini. Ucapkan terimakasih juga
kami sampaikan kepada seluruh pihak yang berpartisipasi sehingga pelaksanaan
praktikum mi dapat berjalan dengan lancar.

Makassar , Oktober 2019

iii
DAFTAR ISI

Sampul ............................................................................................................................... i
Halaman pengesahan ......................................................................................................ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi........................................................................................................................... iv
Visi dan misi ......................................................................................................................v
Pertemuan 1 .......................................................................................................................1
Pertemuan 2 ........................................................................................................................ 6
Pertemuan 3 ....................................................................................................................... 12
Pertemuan 4-5 ....................................................................................................................17
Pertemuan 6-7 ....................................................................................................................24
Pertemuan 8-9 ....................................................................................................................30
Pertemuan 10-11 ................................................................................................................35
Pertemuan 12 .....................................................................................................................40
Pertemuan 13-14 ................................................................................................................46

iv
VISI DAN MISI

Visi

Menjadi Pusat pendidikan tenaga kesehatan unggulan yang mandiri, berdaya saing
tinggi, dan berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas serta berakhlak
mulia.

Misi

1. Menghasilkan lulusan yang unggulan, kompetitif dan berakhlak mulia


2. melalui peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya dengan menerapkan IPTEKS
4. sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
5. Meningkatkan hubungan kemitraan di bidang kesehatan untuk
6. pengembangan institusi.

Tujuan

1. Meningkatkan kualitas lulusan yang profesional & berakhlak mulia


2. Meningkatkan penjaminan mutu pendidikan.
3. Meningkatkan kualitas, profesionalisme dan produktivitas tenaga
4. pendidik & kependidikan.
5. Meningkatkan penerapan IPTEKS, sistem informasi manajemen &
6. akuntabilitas pengelolaan sumber daya secara tepat sasaran (efisiensi),
7. berhasil & berdaya guna (efektif).
8. Meningkatkan kerja sama kemitraan dengan institusi terkait

Visi Program Studi

Menjadi pusat pendidikan tenaga D IV analls kesehatan unggulan yang mandiri,


berdaya saing tinggi dan berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
serta berakhlak mulia di bidang k di Kawasan Timur lndonesia tahun 2018

v
Parasitologi II

Pertemuan I
Pemeriksaan Darah
(Parasit Protozoa Plasmodium Penyebab Malaria)

A. Capaian pembelajaran program studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
B. Capaian pembelajaran praktikum

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini diharapkan kemampuan


mahasiswa untuk mengetahui pemeriksaan darah (Parasit Protozoa Plasmodium
Penyebab Malaria)

C. Landasan teori
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah (A peripheral blood smear/peripheral
blood film) masih menjadi gold standard (baku emas, standar terbaik) untuk diagnosis
malaria di laboratorium. Sediaan untuk pemeriksaan malaria sebaiknya dibuat saat
pasien demam untuk meningkatan kemungkinan ditemukannya parasit. Sampel darah
harus diambil sebelum obat anti malaria diberikan agar parasit bisa ditemukan jika
pasien memang mengidap malaria. Darah yang digunakan untuk membuat preparat
diambil dari ujung jari manis untuk pasien dewasa, sedangkan pada bayi bisa diambil
dari jempol kaki. Sebelum dilakukan pengambilan darah, dilakukan prosedur aseptik
pada ujung jari pasien. Dengan menggunakan lanset steril ujung jari pasien ditusuk,
kemudian sampel diambil dengan kaca obyek. Ada 2 bentuk sediaan yang digunakan
untuk pemeriksaan mikroskopik, yakni paparan darah tebal dan paparan darah tipis.
Hapusan darah tebal untuk deteksi parasit malaria dilakukan pada dugaan parasitemia
rendah.
Prinsip pemeriksaan sediaan ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan
di atas kaca objek, kemudian dilakukan pengecatan (biasanya Giemsa, Wright) dan
diperiksa di bawah mikroskop. Preparat tebal selalu digunakan untuk mencari parasit
malaria. Preparat ini terdiri atas banyak lapisan sel darah merah dan sel darah putih. Saat
pewarnaan, hemoglobin di dalam sel darah merah larut (dehemoglobinisasi), sehingga
spesimen darah dalam jumlah besar dapat diperiksa dengan cepat dan mudah. Parasit
malaria, jika ada, lebih terkonsentrasi daripada di paparan tipis dan lebih mudah dilihat
dan diidentifikasi. Pemeriksaan hapusan darah secara mikroskopis memberikan
1
informasi tentang ada tidaknya parasit malaria, menentukan stadium dan spesies
Plasmodium, serta kepadatan parasitemia. Pemeriksaan ini dapat menghabiskan waktu
sekitar 20-60 menit. Kualitas hapusan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
D. Penilaian

Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

2
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

3
A. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

B. Tugas 2
1. Sebutkan bentuk sediaan untuk pemeriksaan darah mikroskopik untuk
mendeteksi parasit!
2. Jelaskan prinsip pemeriksaan paparan darah!

4
DAFTAR PUSTAKA

Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through


Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

5
Parasitologi II

Pertemuan II

Pembuatan Sediaan Darah Tipis (Thin Film)

A. Capaian pembelajaran Program Studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
B. Capaian pembelajaran program praktikum

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini diharapkan kemampuan mahasiswa


untuk membuat sediaan darah tipis
C. Landasan Teori
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah (A peripheral blood smear/peripheral
blood film) masih menjadi gold standard (baku emas, standar terbaik) untuk diagnosis
malaria di laboratorium. Sediaan untuk pemeriksaan malaria sebaiknya dibuat saat pasien
demam untuk meningkatan kemungkinan ditemukannya parasit. Sampel darah harus
diambil sebelum obat anti malaria diberikan agar parasit bisa ditemukan jika pasien
memang mengidap malaria. Darah yang digunakan untuk membuat preparat diambil dari
ujung jari manis untuk pasien dewasa, sedangkan pada bayi bisa diambil dari jempol kaki.
Sebelum dilakukan pengambilan darah, dilakukan prosedur aseptik pada ujung jari pasien.
Dengan menggunakan lanset steril ujung jari pasien ditusuk, kemudian sampel diambil
dengan kaca obyek. Ada 2 bentuk sediaan yang digunakan untuk pemeriksaan
mikroskopik, yakni paparan darah tebal dan paparan darah tipis. Hapusan darah tebal
untuk deteksi parasit malaria dilakukan pada dugaan parasitemia rendah.

D. Alat dan bahan


1. Pipet plastik
2. Alat pemapar darah (spreader glass) kaca obyek yang dibagi empat
3. Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai untuk
menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana darah harus
disebarkan untuk membuat paparan tipis.
6
4. Mikroskop
5. Minyak emersi
6. Xylol

E. Pelaksanaan Praktikum
Yang digunakan untuk pembuatan sediaan paparan apusan darah tepi adalah teknik
slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan
menjadi metoda standar untuk pembuatan sediaan paparan darah tepi. Prosedurnya
sebagai berikut:
1) Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas
cetakan.
2) Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau
kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.
3) Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
4) Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
5) Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai.
6) Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal dan lingkaran kecil
untuk paparan tipis.
7) Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan rata.
8) Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil
kaca warna hitam.
9) Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada
tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari sebelum
pengecatan (Gambar 6.12).

Gambar 6.12. Cara pembuatan paparan darah tipis (thin film)

7
Fiksasi paparan Tipis
Sebelum dilakukan pengecatan, lakukan fiksasi hapusan darah dengan methanol.
Prosedur:
a. Tempatkan kaca obyek secara horisontal pada rak pengecatan atau level blench.
b. Berikan 2 atau 3 tetes methanol absolut atau ethanol absolut atau ethanol menutupi paparan
tipis, harus sangat hati-hati agar tidak mengenai paparan tebal.
c. Biarkan paparan terfiksasi selama 1-2 menit. Buang alkohol dan biarkan kering (Gambar
6.13).

Gambar 6.13. Fiksasi Paparan Tipis

Gambar 6.13. Fiksasi Paparan Tipis

F. Penilaian
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

Percobaan pemeriksaan yang akan


3
diuji

4 Pelaporan dan penyusunan hasil

5 Kebersihan

8
G. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

9
H. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

10
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

11
Parasitologi II

Pertemuan 3

Pengecatan Sediaan Darah Tipis

A. capaian pembelajaran studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri

B. Capaian pembelajaran praktikum


Setelah mengikuti praktikum kali ini mahasiswa diharapkan mengetahui Sediaan Darah
Tipis

C. Pelaksanaan praktikum
Pengecatan Field hapusan tipis
1. Encerkan cat field B 1:5 (1 ml field B + 4 ml air buffer).
2. Tempatkan sediaan pada rak pengecatan, dan tuangi dengan ± 0,5 ml cat field B
yang sudah diencerkan.
3. Tambahkan segera cat field A dengan jumlah yang sama dengan cat field B, campur
dan biarkan selama 1 menit.
4. Cuci dengan air bersih, hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, selanjutnya
letakkan pada rak pengeringan (Gambar 6.14).

12
Gambar 6.14. Pewarnaan Field pada paparan tipis
D. Penilaiaan

Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

13
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

14
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

15
DAFTAR PUSTAKA

Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through


Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

16
Parasitologi II

Pertemuan 4-5

Pembacaan Sediaan Darah Tipis

A. Capaian pembelajaran strudi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
.
B. Capaian pembelajaran praktikum
Setelah pelaksanaan praktikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui cara pembacaan
sediaan darah tipis
C. Pelaksanaan Praktikum

Pembacaan sediaan
1. Ambil sediaan paparan tipis yang sudah diwarnai dan letakkan di meja obyek/
microscope stage, teteskan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan.
2. Periksa dengan lensa obyektif 40x dan okuler 10x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas
(merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen
yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila Plasmodium
sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya
Plasmodium jenis lain (infeksi campuran).
3. Lakukan pemeriksaan secara zig-zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.

Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai:
1. Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk.
2. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan (Schuffner’ dot).

17
3. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium
yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda
atau tua bahkan kehitam-hitaman.
4. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit.
5. Hasil negatif tidak ditemukan parasit

Gambar 6.15. Tampilan Plasmodium falciparum pada paparan tipis


(thin film) dan paparan tebal (thick film)

18
Tabel 6.1. Perbandingan sel darah merah terinfeksi pada paparan tipis

Plasmodium Plasmodium Plasmodium


Ciri Eritrosit falciparum Plasmodium vivax ovale
1/ - 1/ diameter malaria
Ukuran 5 3 ¼ - 23/ ¼ - 2/ ¼ - 2/
diameter
3 diameter
3
tropozoit eritrosit diameter,
eritrosit eritrosit
dibandingkan tetapi
diameter biasanya
eritrosit nampak
bentuk sabuk
(band)
Gambaran Tetap tak Tetap tak Membesar Membesar,
eritrosit berubah berubah atau dan berwarna oval dengan
terinfeksi menjadi lebih pucat ujungnya
kecil dan bergerigi
kadangkala
berwarna lebih
gelap
Dots pada Biasanya tidak Tidak ada Kecil Selalu
eritrosit ada. Pada kemerah- nampak
terinfeksi beberapa sel merahan James dots
yang terinfeksi Schuffer besar
tropozoit tua, dots
bisa nampak
butiran besar
kemerahan
disebut Maurer
clefts.
Stadium Tropozoit atau Semua stadium Semua Semua
yang gametosit atau ditemukan pada stadium stadium
ditemukan keduanya 1 sediaan darah ditemukan ditemukan
bersama- sama. yang sama pada 1 pada 1
Beberapa sediaan darah sediaan darah
tropozoit dapat yang sama yang sama
ditemukan
dalam 1
sel

19
D. Penilaiian
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

20
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

21
C. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

22
DAFTAR PUSTAKA

Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through


Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

23
Parasitologi II
Pertemuan 6-7
Cara Pembuatan Sediaan Paparan Darah Tebal
(Thick Film)
A. Capaiaan pembelajaran studi
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
B. Capaiaan pembelajaran praktikum
Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengetahui
pembuatan sediaan datah tebal
C. Pelaksanaan Praktikum
Cara pembuatan sediaan paparan darah tebal (thick film)

Alat dan bahan:


1. Pipet plastik
2. Kaca pemapar darah (spreader glass), kaca obyek yang dibagi empat.
3. Cetakan/patrun. Cetakan ini diletakkan di bawah kaca obyek, dipakai untuk
menentukan banyak darah yang diperlukan dan pada daerah mana darah harus
disebarkan untuk membuat paparan tebal.
4. Mikroskop
5. Minyak emersi
6. xylol

Prosedur:
1) Perhatikan Gambar 6.16.
2) Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas
cetakan.
3) Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau
kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.

24
4) Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
5) Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
6) Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai.
7) Letakkan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal.
8) Segera sebarkan darah memakai pemapar yang tepinya halus dan rata.
9) Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil
kaca warna hitam.
10) Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada
tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari
sebelum pengecatan.

Hemolisa paparan tebal


1) Letakkan kaca obyek di atas rak dengan tetesan darah terletak di sebelah atas.
2) Tuangkan akuades dan tunggu sampai berwarna pucat (darah terhemolisa) dan
buang sisa akuades.
3) Keringkan pada udara terbuka (hindarkan paparan tebal dari alkohol).

Gambar 6.16. Pembuatan sediaan apusan darah tebal (thick film)

25
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

26
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

27
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

28
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

29
Parasitologi II
Pertemuan 8-9
Pengecatan Sediaan Darah Tebal

A. Capaiaan pembelajaran studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
B. Capaiaan pembelajaran praktikum
Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengetahui
pengecatan sediaan darah tebal.
C. Pelaksanaan Praktikum
Pengecatan Field pada paparan tebal
a. Perhatikan Gambar 6.17.
b. Pegang kaca obyek paparan tebal yang sudah kering menghadap ke bawah.
c. Celup ke dalam field A selama 5 menit.
d. Alirkan kelebihan cat dengan cara menempelkan bagian pojok kaca obyek pada
dinding tempat cat.
e. Cuci di dalam air bersih selama 5 detik, lakukan dengan hati-hati.
f. Alirkan kelebihan air.
g. Celup ke dalam cat field B selama 3 detik.
h. Alirkan kelebihan cat.
i. Cuci dalam air bersih.
j. Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan.

30
Gambar 6.17. Cara Pengecatan Field pada paparan tebal

D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

31
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

32
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

33
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

34
Parasitologi II
Pertemuan 10-11
Pembacaan Sediaan

A. Capaiaan pembelajaran studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
.
B. Capaiaan pembelajaran praktikum
Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengtahui
pembacaan sediaan darah tebal
C. Pelaksanaan Praktikum
Pembacaan sediaan
a. Ambil sediaan tebal dan letakkan di microscope stage, teteskan 1 tetes minyak
emersi di atas sediaan.
b. Periksa dengan lensa obyektif 40x dan okuler 10x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas
(merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya
pigmen yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila
Plasmodium sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan
kemungkinan adanya Plasmodium jenis lain (infeksi campuran).
c. Lakukan pemeriksaan secara zig-zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.

Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai:
a. Tidak tampak sel darah merah.
b. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan (Schuffner’ dot) di
sekitar parasit.
c. Tampak leukosit tidak mengalami perubahan.
d. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk
stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna
coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
e. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit.
f. Hasil negatif tidak ditemukan parasit

35
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

36
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

37
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

38
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

39
Parasitologi II

Pertemuan 12
Pengecatan Giemsa

A. Capaiaan pembelajaran studi


a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri

B. Capaiaan pembelajaran praktikum


Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengetahui
pengecatan giemsa.
C. Pelaksanaan Praktikum
Alat dan bahan
1) Bak pengecatan
2) Pipet tetes
3) Gelas beker
4) Silinder 10 ml
5) Cat Giemsa

Prosedur
a. Siapkan larutan cat Giemsa dengan mengencerkan cat:
Larutan 5% untuk pengecatan 30 menit, tambahkan 1,5 ml cat Giemsa pada 50 ml
Buffer salin pH 7,1-7,2 dan campur dengan baik.
Larutan 10% untuk pengecatan 10 menit, tambahkan 5 ml cat Giemsa pada 45 ml
Buffer salin, dan campur dengan baik.
b. Tempatkan kaca obyek pada rak pengecatan atau Coplain jar, menyilang batang pipa
kaca.
c. Tuangkan larutan cat yang telah disediakan ke dalam Coplain jar atau di atas kaca
obyek (bila menggunakan rak), sehingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
d. Biarkan selama:
30 menit untuk larutan cat 5%
10 menit untuk larutan cat 10%
e. Cuci dalam air buffer. Jangan membuang catnya, baru kemudian dicuci (sebab akan
meninggalkan endapat cat di atas hapusan).
f. Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan,
sampai kering.
40
g. Ambil sediaan yang sudah dicat Giemsa dan letakkan di microscope stage, teteskan 1
tetes minyak emersi di atas sediaan.
h. Periksa dengan lensa obyektif 40x dan okuler 10x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas
(merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen
yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila Plasmodium
sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya
Plasmodium jenis lain (infeksi campuran).
i. Lakukan pemeriksaan secara zig-zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.

Gambar 6.18. Cara Pengecatan Giemsa pada paparan


tebal

41
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

42
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

43
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

44
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical Parasites: A


Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby, Philadelphia,


2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases:


Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected helminth infection,
Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2, Airlangga


University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern,


CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. ISBN 92 4


154410 4. (1991)

45
Parasitologi II
Pertemuan 13-14
Pembacaan Sediaan Dari Pewarnaan Giemsa
A. Capaiaan pembelajaran studi
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri

B. Capaiaan pembelajaran praktikum


Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengetahui
pembacaan sediaan dari pewarnaan giemsa
C. Pelaksanaan Praktikum
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai: untuk paparan tebal, sel darah merah
sudah tidak nampak, karena sebelum pengecatan sudah dilakukan hemolisa.
a. Ditemukan sel darah merah normal atau terjadi perubahan warna maupun bentuk.
b. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma tercat jelas (merah dan biru). Untuk
stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat
muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
c. Ditemukan bentuk tropozoit stadium paling awal 1 inti dalam sel darah merah.
d. Ditemukan skizont (tropozoit matang), inti berjumlah 8-24 yang mengisi hampir
seluruh bagian sel darah merah.
e. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6.19-6.25.

Gambar 6.19. Stadium pertumbuhan skizont


46
f. Ditemukan gametosit, bentuk seksual dengan inti besar, padat bulat atau memanjang.

Gambar 6.20. Gametosit jantan dan betina

Catatan: Gambaran parasit malaria setelah pemberian obat anti malaria menunjukkan
parasit sedikit tercat dan tampak distorsi dan tidak jelas.
Hasil negatif tidak ditemukan parasit.

Kunci mengidentifikasi stadium parasit malaria pada hapusan darah tipis


Terapkan kunci ini pada gambaran bagian dalam sel darah merah yang muncul sebagai
parasit.

1. Apakah terdapat satu atau lebih inti kromatin berwarna


merah dan sitoplasma berwarna biru?
Ya: lanjutkan ke 2
Tidak: Anda tidak melihat parasit

2. Apakah bentuk dan ukurannya sesuai parasit?


Ya: kemungkinan Anda melihat parasit malaria,
lanjut ke 3 Tidak: Anda tidak melihat parasit

3. Apakah terdapat pigmen dalam sel


malaria? Ya: lanjut ke 7
No: lanjut ke 4
4. Apakah parasit memiliki satu inti kromatin dengan sitoplasma
berwarna biru, bervakuola, sehingga berbentuk seperti bentuk
cincin?
Ya: Ini merupakan stadium tropozoit
Tidak: lanjut ke 5
5. Apakah parasit memiliki satu inti kromatin dengan
sitoplasma padat berwarna biru, atau bervakuola
sehingga berbentuk seperti cincin? Ya: Ini merupakan
stadium tropozoit
Tidak: lanjut ke 6
47
6. Apakah parasit mempunyai satu inti kromatin ireguler atau
terfragmentasi? Ya: Ini merupakan stadium tropozoit
Tidak: lanjut ke 8
7. Apakah parasit berpigmen dan memiliki satu inti
kromatin? Ya: lanjut ke 8
Tidak: lanjut ke 9

8. Apakah parasit memiliki vakuola atau masih


terfragmentasi? Ya: Kemungkinan ini suatu
tropozoit stadium lanjut
Tidak: lanjut ke 11
9. Apakah parasit memiliki dua inti kromatin dan
memiliki vakuola? Ya: kemungkinan stadium
tropozoit
Tidak: lanjut ke 10
10. Apakah parasit memiliki antara 2 sampai 32 inti kromatin
dan pigmen? Ya: Hal ini suatu stadium skizon

11. Apakah parasit berbentuk bulat atau berbentuk seperti pisang


(banana form)?
bulat: lanjut ke 12
bentuk pisang: lanjut ke 14
12. Apakah parasit berbentuk bulat dan memiliki kromatin tercat jelas
dan sitoplasma berwarna biru?
Ya: ini gametosit betina
Tidak: lanjut ke 13
13. Apakah parasit berbentuk bulat dan keseluruhan berwarna
kemerahan, sehingga kromatin tidak terlihat jelas?
Ya: ini gametosit jantan
14. Apakah parasit berbentuk pisang dan memiliki sitoplasma
berwarna biru dan kromatin merah terang?
Ya: ini gametosit betina
Tidak: lanjut ke 15
15. Apakah parasit berbentuk pisang, keseluruhan berwarna
kemerahan, sehingga kromatin tidak terlihat jelas?
Ya: ini gametosit jantan

Tabel 6.2. Perbedaan spesies parasit dari morfologi eritrosit


terinfeksi pada paparan tipis yang dicat dengan Giemsa

48
Plasmodium
Ciri falciparum Plasmodium Plasmodium Plasmodium
Eritrosit malaria vivax ovale
Ukuran eritrosit Eritrosit tidak Eritrosit tidak Eritrosit Eritrosit membesar
membesar Membesar membesar
Gambaran Kadang Tidak Pembesaran Sedikit membesar,
eritrosit mengalami mengalami bulat atau terkadang
pengerutan pengerutan persegi mengerut dengan
(distorsi) dengan atau ujung bergerigi
krenasi, perubahan atau berbentuk oval
kemerahan warna
dan sisinya gelap
Dots pada Bintik-bintik Tidak tampak Bintik-bintik Bintik-bintik
eritrosit kasar (Maurer’s bintik- bintik halus Schuffer seperti Schuffer
terinfeksi dots) atau celah kecuali pada dots dots, tetapi lebih
(terkadang tidak pengecatan kuat. menonjol dan
ada) menempati
seluruh
bagian sel
Tabel 6.3. Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi

P. falciparum P. malariae P. vivax P. ovale


Tropozoit

Ukuran kecil Ukuran kecil


Ukuran kecil, besar,
sedang, bentuk bentuk cincin, bentuk cin cin Ukuran lebih ke cil
koma dan cincin, padat, kroma tin pecah, tak te dari P.vivax, bentuk ;
kroma tin sering tunggal besar ratur, kromatin cincin, bulat,
kromatin
2 dots tunggal tunggal dominan
Skizon

Biasanya disertai ukuran kecil, padat; Ukuranbesa, ukuran: hampir sama


be ntuk cincin jumlah sedikit, ben jumlah dengan P. malariae;
muda, ukuran tuk matang: 6-12 sedikit- jumlah sedikit;
bentuk
kecil, padat; merozoit, biasanya sedang; matang: 4-12 me
8 bentuk
jumlah sedikit, matang:12-24 rozoit, biasanya 8,
ben tuk matang: merozoit,
12-30 merozoit, biasa nya 16,
Gametosit

Bentuk immatur, su Bentuk Bentuk immatur,


Bentuk seperti pi lit dibedakan dari
immatur, sulit sulit dibedakan
sang, bulat, tro pozoit matang, dengan tropozoit
dibedakan
kroma tin tunggal ben tuk bulat, matang, bentuk
dengan
dan jelas padat, kro matin
49
tunggal dan jelas tropozoit bulat, lebih kecil
matang. bentuk; dari P.vivax
bulat, besar

Gambar 6.21. Gambaran leukosit dan eritrosit terinfeksi Plasmodium

50
Gambar 6.22. Gambaran Morfologi Plasmodium falciparum yang tampak dari sediaan
paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan
Giemsa

51
Gambar 6.23. Gambaran morfologi Plasmodium vivax yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa

52
Gambar 6.24. Gambaran morfologi Plasmodium ovale yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan Giemsa

53
Gambar 6.25. Gambaran morfologi Plasmodium malariae yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan Giemsa

54
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :

Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5

1 Pengenalan alat dan bahan

2 Penggunaan alat dan bahan

3 Cara penggunaan Microskop

Pelaporan dan penyusunan hasil yang


4
ditemukan

5 Kebersihan

55
E. Latihan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Laporan harian :

Pembimbing Praktikan

56
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon

57
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton

Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April
2000, pp. 192- 199

Daryl B. White , Michael J. Cuomo , Lawrence B. Noel. Diagnosing Medical


Parasites: A Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and
Medical Officers

Hendrix CM 2002: Laboratory Procedures for Veterinary Technicians, Mosby,


Philadelphia, 2002, pp. 307-308 University of Pennsylvania

McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991;
72 Member States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and
Western Pacific Regions

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.

Paul G. Engelkirk,Janet L. Duben-Engelkirk, Laboratory Diagnosis of Infectious


Diseases: Essentials of Diagnostic : laboratory diagnostic of selected
helminth infection, Lippincott Williams & Wilkins

Prasetyo Heru, 2005, Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran, edisi 2,


Airlangga University Press.

Prasetyo Heru, 2002, Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, edisi 2,


Airlangga University Press.

Preparation of blood smears, Laboratory Identification of Parasites of Public Health


Concern, CDC

Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi,


Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang

Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam


Menegakkan Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar

World Health Organisation. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology.


ISBN 92 4 154410 4. (1991)

58

Anda mungkin juga menyukai