Modul Parasitologi II
Modul Parasitologi II
Modul Parasitologi II
Arwin, S.ST
2019
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
PARASITOLOGI II
Revisi :
Tanggal :
Dikaji Ulang Oleh :
Dikendalikan Oleh :
Disetujui oleh :
No.Dokumen : Tanggal :
Nama Prawansa Amran, Nama Hj. Nurlia Naim, Nama H. Kalma, S.Pd., M.Si
S.Si, M.Kes S.Si., M.kes
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kamnia-Nya sehingga buku pedoman praktikum Parasitologi II ini dapat
terselesikan .
Akhir kata, kami ucapakan terima kasih kepada Parasitologi II yang turut
berpartisipasi dalam penulisan buku penoman praktikum ini. Ucapkan terimakasih juga
kami sampaikan kepada seluruh pihak yang berpartisipasi sehingga pelaksanaan
praktikum mi dapat berjalan dengan lancar.
iii
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................................... i
Halaman pengesahan ......................................................................................................ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi........................................................................................................................... iv
Visi dan misi ......................................................................................................................v
Pertemuan 1 .......................................................................................................................1
Pertemuan 2 ........................................................................................................................ 6
Pertemuan 3 ....................................................................................................................... 12
Pertemuan 4-5 ....................................................................................................................17
Pertemuan 6-7 ....................................................................................................................24
Pertemuan 8-9 ....................................................................................................................30
Pertemuan 10-11 ................................................................................................................35
Pertemuan 12 .....................................................................................................................40
Pertemuan 13-14 ................................................................................................................46
iv
VISI DAN MISI
Visi
Menjadi Pusat pendidikan tenaga kesehatan unggulan yang mandiri, berdaya saing
tinggi, dan berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas serta berakhlak
mulia.
Misi
Tujuan
v
Parasitologi II
Pertemuan I
Pemeriksaan Darah
(Parasit Protozoa Plasmodium Penyebab Malaria)
C. Landasan teori
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah (A peripheral blood smear/peripheral
blood film) masih menjadi gold standard (baku emas, standar terbaik) untuk diagnosis
malaria di laboratorium. Sediaan untuk pemeriksaan malaria sebaiknya dibuat saat
pasien demam untuk meningkatan kemungkinan ditemukannya parasit. Sampel darah
harus diambil sebelum obat anti malaria diberikan agar parasit bisa ditemukan jika
pasien memang mengidap malaria. Darah yang digunakan untuk membuat preparat
diambil dari ujung jari manis untuk pasien dewasa, sedangkan pada bayi bisa diambil
dari jempol kaki. Sebelum dilakukan pengambilan darah, dilakukan prosedur aseptik
pada ujung jari pasien. Dengan menggunakan lanset steril ujung jari pasien ditusuk,
kemudian sampel diambil dengan kaca obyek. Ada 2 bentuk sediaan yang digunakan
untuk pemeriksaan mikroskopik, yakni paparan darah tebal dan paparan darah tipis.
Hapusan darah tebal untuk deteksi parasit malaria dilakukan pada dugaan parasitemia
rendah.
Prinsip pemeriksaan sediaan ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan
di atas kaca objek, kemudian dilakukan pengecatan (biasanya Giemsa, Wright) dan
diperiksa di bawah mikroskop. Preparat tebal selalu digunakan untuk mencari parasit
malaria. Preparat ini terdiri atas banyak lapisan sel darah merah dan sel darah putih. Saat
pewarnaan, hemoglobin di dalam sel darah merah larut (dehemoglobinisasi), sehingga
spesimen darah dalam jumlah besar dapat diperiksa dengan cepat dan mudah. Parasit
malaria, jika ada, lebih terkonsentrasi daripada di paparan tipis dan lebih mudah dilihat
dan diidentifikasi. Pemeriksaan hapusan darah secara mikroskopis memberikan
1
informasi tentang ada tidaknya parasit malaria, menentukan stadium dan spesies
Plasmodium, serta kepadatan parasitemia. Pemeriksaan ini dapat menghabiskan waktu
sekitar 20-60 menit. Kualitas hapusan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
D. Penilaian
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
2
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
3
A. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
B. Tugas 2
1. Sebutkan bentuk sediaan untuk pemeriksaan darah mikroskopik untuk
mendeteksi parasit!
2. Jelaskan prinsip pemeriksaan paparan darah!
4
DAFTAR PUSTAKA
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
5
Parasitologi II
Pertemuan II
E. Pelaksanaan Praktikum
Yang digunakan untuk pembuatan sediaan paparan apusan darah tepi adalah teknik
slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan
menjadi metoda standar untuk pembuatan sediaan paparan darah tepi. Prosedurnya
sebagai berikut:
1) Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas
cetakan.
2) Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau
kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.
3) Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
4) Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
5) Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai.
6) Simpan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal dan lingkaran kecil
untuk paparan tipis.
7) Segera sebarkan paparan tipis memakai pemapar yang tepinya halus dan rata.
8) Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil
kaca warna hitam.
9) Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada
tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari sebelum
pengecatan (Gambar 6.12).
7
Fiksasi paparan Tipis
Sebelum dilakukan pengecatan, lakukan fiksasi hapusan darah dengan methanol.
Prosedur:
a. Tempatkan kaca obyek secara horisontal pada rak pengecatan atau level blench.
b. Berikan 2 atau 3 tetes methanol absolut atau ethanol absolut atau ethanol menutupi paparan
tipis, harus sangat hati-hati agar tidak mengenai paparan tebal.
c. Biarkan paparan terfiksasi selama 1-2 menit. Buang alkohol dan biarkan kering (Gambar
6.13).
F. Penilaian
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
8
G. Latihan
Pembimbing Praktikan
9
H. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
10
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
11
Parasitologi II
Pertemuan 3
C. Pelaksanaan praktikum
Pengecatan Field hapusan tipis
1. Encerkan cat field B 1:5 (1 ml field B + 4 ml air buffer).
2. Tempatkan sediaan pada rak pengecatan, dan tuangi dengan ± 0,5 ml cat field B
yang sudah diencerkan.
3. Tambahkan segera cat field A dengan jumlah yang sama dengan cat field B, campur
dan biarkan selama 1 menit.
4. Cuci dengan air bersih, hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, selanjutnya
letakkan pada rak pengeringan (Gambar 6.14).
12
Gambar 6.14. Pewarnaan Field pada paparan tipis
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
13
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
14
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
15
DAFTAR PUSTAKA
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
16
Parasitologi II
Pertemuan 4-5
Pembacaan sediaan
1. Ambil sediaan paparan tipis yang sudah diwarnai dan letakkan di meja obyek/
microscope stage, teteskan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan.
2. Periksa dengan lensa obyektif 40x dan okuler 10x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas
(merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen
yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila Plasmodium
sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya
Plasmodium jenis lain (infeksi campuran).
3. Lakukan pemeriksaan secara zig-zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.
Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai:
1. Ditemukan sel darah merah tetap atau perubahan warna maupun bentuk.
2. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan (Schuffner’ dot).
17
3. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk stadium
yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda
atau tua bahkan kehitam-hitaman.
4. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit.
5. Hasil negatif tidak ditemukan parasit
18
Tabel 6.1. Perbandingan sel darah merah terinfeksi pada paparan tipis
19
D. Penilaiian
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
20
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
21
C. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
22
DAFTAR PUSTAKA
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
23
Parasitologi II
Pertemuan 6-7
Cara Pembuatan Sediaan Paparan Darah Tebal
(Thick Film)
A. Capaiaan pembelajaran studi
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
B. Capaiaan pembelajaran praktikum
Setelah melaksanakan praktikum kali ini maka diharuskan mahasiswa mengetahui
pembuatan sediaan datah tebal
C. Pelaksanaan Praktikum
Cara pembuatan sediaan paparan darah tebal (thick film)
Prosedur:
1) Perhatikan Gambar 6.16.
2) Tempatkan kaca obyek yang benar-benar bersih dan tidak ada goresan, di atas
cetakan.
3) Bersihkan bagian jari atau tungkai (pada bayi) dengan memakai alkohol swab atau
kapas yang dibasahi alkohol 70%, biarkan kering.
24
4) Dengan lanset steril, tusuk jari atau tungkai.
5) Tekan yang baik agar didapatkan tetesan darah yang besar.
6) Kumpulkan darah pada pipet plastik atau alat lain yang sesuai.
7) Letakkan darah untuk mengisi lingkaran besar dari paparan tebal.
8) Segera sebarkan darah memakai pemapar yang tepinya halus dan rata.
9) Beri label pada kaca obyek (nama pasien dan register), dengan memakai pensil
kaca warna hitam.
10) Biarkan kering, dengan meletakkan kaca obyek pada posisi horisontal dan pada
tempat yang aman. Tidak dianjurkan menyimpan sediaan lebih dari 4 hari
sebelum pengecatan.
25
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
26
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
27
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
28
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
29
Parasitologi II
Pertemuan 8-9
Pengecatan Sediaan Darah Tebal
30
Gambar 6.17. Cara Pengecatan Field pada paparan tebal
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
31
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
32
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
33
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
34
Parasitologi II
Pertemuan 10-11
Pembacaan Sediaan
Intepretasi hasil:
Hasil pemeriksaan parasit malaria positif ditandai:
a. Tidak tampak sel darah merah.
b. Ditemukan sel darah merah berisi bintik-bintik kemerahan (Schuffner’ dot) di
sekitar parasit.
c. Tampak leukosit tidak mengalami perubahan.
d. Ditemukan parasit dengan inti dan sitoplasma jelas (merah dan biru). Untuk
stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna
coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman.
e. Ditemukan bentuk tropozoit dan beberapa gametosit.
f. Hasil negatif tidak ditemukan parasit
35
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
36
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
37
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
38
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
39
Parasitologi II
Pertemuan 12
Pengecatan Giemsa
Prosedur
a. Siapkan larutan cat Giemsa dengan mengencerkan cat:
Larutan 5% untuk pengecatan 30 menit, tambahkan 1,5 ml cat Giemsa pada 50 ml
Buffer salin pH 7,1-7,2 dan campur dengan baik.
Larutan 10% untuk pengecatan 10 menit, tambahkan 5 ml cat Giemsa pada 45 ml
Buffer salin, dan campur dengan baik.
b. Tempatkan kaca obyek pada rak pengecatan atau Coplain jar, menyilang batang pipa
kaca.
c. Tuangkan larutan cat yang telah disediakan ke dalam Coplain jar atau di atas kaca
obyek (bila menggunakan rak), sehingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
d. Biarkan selama:
30 menit untuk larutan cat 5%
10 menit untuk larutan cat 10%
e. Cuci dalam air buffer. Jangan membuang catnya, baru kemudian dicuci (sebab akan
meninggalkan endapat cat di atas hapusan).
f. Hapus dan bersihkan bagian bawah kaca obyek, letakkan pada rak pengeringan,
sampai kering.
40
g. Ambil sediaan yang sudah dicat Giemsa dan letakkan di microscope stage, teteskan 1
tetes minyak emersi di atas sediaan.
h. Periksa dengan lensa obyektif 40x dan okuler 10x, selanjutnya ganti dengan
pembesaran. Carilah gambaran parasit yang mempunyai inti dan sitoplasma jelas
(merah dan biru). Untuk stadium yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen
yang berwarna coklat muda atau tua bahkan kehitam-hitaman. Bila Plasmodium
sudah diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya
Plasmodium jenis lain (infeksi campuran).
i. Lakukan pemeriksaan secara zig-zag, yaitu dari satu sisi ke sisi lain, kemudian
kembali ke sisi semula dan seterusnya.
41
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
42
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
43
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
44
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April 2000, pp.
192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991; 72 Member
States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and Western Pacific Regions
Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya.
Sri Hastuti U, dkk, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Wijaya Kusuma. Pemeriksaan Mikroskop Dan Tes Diagnostik Cepat Dalam Menegakkan
Diagnosis Malaria. Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
45
Parasitologi II
Pertemuan 13-14
Pembacaan Sediaan Dari Pewarnaan Giemsa
A. Capaiaan pembelajaran studi
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
b.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral
dan etika
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d.Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara
mandiri
Catatan: Gambaran parasit malaria setelah pemberian obat anti malaria menunjukkan
parasit sedikit tercat dan tampak distorsi dan tidak jelas.
Hasil negatif tidak ditemukan parasit.
48
Plasmodium
Ciri falciparum Plasmodium Plasmodium Plasmodium
Eritrosit malaria vivax ovale
Ukuran eritrosit Eritrosit tidak Eritrosit tidak Eritrosit Eritrosit membesar
membesar Membesar membesar
Gambaran Kadang Tidak Pembesaran Sedikit membesar,
eritrosit mengalami mengalami bulat atau terkadang
pengerutan pengerutan persegi mengerut dengan
(distorsi) dengan atau ujung bergerigi
krenasi, perubahan atau berbentuk oval
kemerahan warna
dan sisinya gelap
Dots pada Bintik-bintik Tidak tampak Bintik-bintik Bintik-bintik
eritrosit kasar (Maurer’s bintik- bintik halus Schuffer seperti Schuffer
terinfeksi dots) atau celah kecuali pada dots dots, tetapi lebih
(terkadang tidak pengecatan kuat. menonjol dan
ada) menempati
seluruh
bagian sel
Tabel 6.3. Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi
50
Gambar 6.22. Gambaran Morfologi Plasmodium falciparum yang tampak dari sediaan
paparan darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan
Giemsa
51
Gambar 6.23. Gambaran morfologi Plasmodium vivax yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) Giemsa
52
Gambar 6.24. Gambaran morfologi Plasmodium ovale yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan Giemsa
53
Gambar 6.25. Gambaran morfologi Plasmodium malariae yang tampak dari sediaan paparan
darah tipis (thin film) dan paparan tebal (thick film) yang dicat dengan pengecatan Giemsa
54
D. Penilaiaan
Kegiatan Praktikum :
Nama :
NIM :
Skor
No Aspek yang dinilai Total skor
1 2 3 4 5
5 Kebersihan
55
E. Latihan
Pembimbing Praktikan
56
F. Tugas 1
1. Membuat laporan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan
2. Mengulan kembali pemeriksaan yang dilakukan untuk persiapan respon
57
DAFTAR PUSTAKA
Arcari M, Baxendine A and Bennett, 2000, Diagnosing Medical Parasites Through
Coprological Techniques, University of Southampton
Burris P , 2000, Direct fecal smears,, Veterinary Technician vol. 21 no. 4, April
2000, pp. 192- 199
McWilson Warren , 1991; Basic Malaria Microscopy (part I and II) (WHO; 1991;
72 Member States in the Eastern Mediterranean, South-East Asia and
Western Pacific Regions
58