RPL Bimbingan Kelompok
RPL Bimbingan Kelompok
RPL Bimbingan Kelompok
Kelompok 4
Yusidawiwi,S.Pd
Parida Nopita Sari,S.Pd
Ayang Ruwe Neti Linde,S.Pd
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 KUALA KAPUAS
Jalan Pemuda 74, Telepon (0513) 21811, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah 7351
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 11, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
M Pelaksanaan
d. Tahap Peralihan(transisi)
Contoh pertanyaan:
Rencana apa yang akan dilakukan?
Kapan akan dimulai?
Langkah terdekat apa yang akan dilakukan?
M Evaluasi
a. Guru BK atau
1. Konselor terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan.
b. Guru BK atau Konselor membangun Dinamika kelompok
c. Guru BK atau Konselor memberikan penguatan dalam
mendidik membuat langkah yang akan dilakukannya.
a. Mengajukan2. pertanyaan untuk mengungkap pengalaman
konseli dalam bimbinan kelompok
b. Mengamati perubahan perilaku peserta didiksetelah
bimbingan kelompok.
c. Konseli menisci instrument penilaian dari guru BK atau
Konselor .
3.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
ASEN,S.Pd YUSIDAWIWI,S.Pd
NIP 19641230 198812 1 002 NIP 19691120 199309 2 001
a. Pengertian Menyontek
Pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu
kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Cheating
(menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan
secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan
bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari Bower (1964) yang
mendefinisikan “cheating is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end
(achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya “menyontek” adalah perbuatan
yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan
keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.
Nyontek sering kali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil paling
bagus tanpa harus bersusah payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa yang sedang
mengerjakan soal ulangan atau ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan
bahan/materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka menyontek pekerjaan
temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari
catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil
lainnya.
Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan ”menyontek” bisa
dipengaruhi beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari dalam (internal) yakni diri sendiri maupun
dari luar (eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri.
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya.
Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah
didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak jujur, biasanya
tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah lulus karena ilmu yang
diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang
tahu.
c. Cara Penanggulangan Menyontek
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi bahwa ada empat faktor yang menjadi penyebab
menyontek yaitu:
(1) Faktor individual atau pribadi dari penyontek,
(2) Faktor lingkungan atau pengaruh kelompok
(3) Faktor sistem evaluasi dan
(4) Faktor guru/dosen atau penilai.
Berkenaan dengan asas moral di atas, dapat ditegaskan bahwa yang terpenting dalam pendidikan
moral adalah bagaimana menciptakan faktor kondisional yang dapat mengundang dan memfasilitasi
seseorang untuk selalu berbuat secara moral dalam ujian (tidak “menyontek”) maka caranya adalah
mengkondisikan keempat faktor di atas ke arah yang mendukung, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor pribadi dari penyontek
(a) Bangkitkan rasa percaya diri
(b) Arahkan self consept mereka ke arah yang lebih proporsional
(c) Biasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak ambisius
2) Faktor Lingkungan dan Kelompok
Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok yang sarat dengan pertimbangan moral.
3) Faktor Sistem Evaluasi
(a) Buat instrumen evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap)
(b) Terapkan cara pemberian skor yang benar-benar objektif
(c) Lakukan pengawasan yang ketat
(d) Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta didik dan dengan
mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip andragogy.
4) Faktor Guru/ Dosen
(a) Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
(b) Bersikap rasional dan tidak ”menyontek” dalam memberikan tugas ujian/tes.
(c) Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.
(d) Berikan umpan balik atas setiap penugasan.