Candide1 PDF
Candide1 PDF
Candide1 PDF
com
PENERjEmAh
IDA SUNDARI HUSEN
CANDIDE
http://pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE
http://pustaka-indo.blogspot.com
Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak m elakukan pelanggaran hak ekonom i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
i untuk Penggunaan Secara Kom ersial dipidana dengan pidana penjara paling lam a 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda
paling banyak Rp10 0 .0 0 0 .0 0 0 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin Pencipta atau pem egang Hak Cipta m elakukan pelanggaran hak
ekonom i Pencipta sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Kom ersial dipidana dengan pidana penjara paling lam a 3 (tiga) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak
Rp50 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (lim a ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin Pencipta atau pem egang Hak Cipta m ela kukan pelanggaran hak
ekonom i Pencipta sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Kom ersial dipidana dengan pidana penjara paling lam a 4 (em pat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak
Rp1.0 0 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (satu m iliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang m em enuhi unsur sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pem bajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lam a 10 (sepuluh) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp4.0 0 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (em pat
m iliar rupiah).
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE
Penerjemah
IDA SUNDARI HUSEN
http://pustaka-indo.blogspot.com
Can d id e
Voltaire
Ju d u l As li
Candide ou l’Optim ism e
Pe n e rje m ah
Ida Sundari Husen
VOLTAIRE
Can d id e
J akarta: KPG (Kepustakaan Populer Gram edia), 20 16
xiv + 154 hlm .; 14 x 21 cm
ISBN 978-60 2-424-160 -5
Daftar Isi
Kata Pengantar ix
1 Bagaim ana Candide Dibesarkan di Sebuah Istana
yang Indah, dan Bagaim ana Dia Diusir dari Sana 1
2 Apa yang Terjadi atas Diri Candide
di Antara Orang-orang Bulgaria 5
3 Bagaim ana Candide Melarikan Diri dari
Orang-orang Bulgaria, dan Nasibnya Kem udian 9
4 Bagaim ana Candide Bertem u Kem bali dengan Bekas
Guru Filsafatnya, Doktor Pangloss, dan Apa yang
Terjadi Selanjutnya 13
5 Topan, Kapal Karam , Gem pa Bum i, dan Apa yang
Terjadi atas Diri Doktor Pangloss, Candide, J acques 18
6 Bagaim ana Cara Menyelengga ra kan Suatu Auto-Da-Fe
yang Megah untuk Mencegah Gem pa Bum i, dan
Bagaim ana Candide Dicam buk 23
http://pustaka-indo.blogspot.com
vi Voltaire
KATA PENGANTAR
* Dewan Kesenian Prancis, didirikan oleh Richelieu pada tahun 1635 dengan 40 orang anggota
yang diangkat untuk seumur hidup dan terdiri dari penulis-penulis yang telah menunjukkan
prestasi inggi.
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE xi
* Terjemahan L’ingénu ‘Si Lugu’ telah diterbitkan oleh Yayasan Obor pada tahun 1988, sedangkan
Zadig oleh PT Dunia Pustaka Jaya, tahun 1989.
http://pustaka-indo.blogspot.com
xii Voltaire
BAGAIMANA CANDIDE
DIBESARKAN DI SEBUAH ISTANA
YANG INDAH, DAN BAGAIMANA
DIA DIUSIR DARI SANA1
sekitar tem pat itu. Si gadis tidak akan pernah bersedia m eni-
kahinya, karena pem uda itu hanya m am pu m enyebutkan tujuh
puluh satu nam a keluarga nenek m oyangnya yang berdarah biru,
sedangkan selan jutnya garis keturunannya telah hilang dim akan
zam an.3 Baron itu m erupakan salah seorang pangeran yang pa-
ling berkuasa di Westphalen karena purinya berpintu satu dan
berjendela banyak. Bahkan ruangan tam unya pun dialas karpet.
Kalau perlu, anjing-anjing penjaga kandang unggasnya dapat
disulap m enjadi an jing pem buru. Tukang kudanya boleh saja
dianggap se bagai perwira pengawal berkuda, sem entara pendeta
desa itu dapat berfungsi sebagai kepala Gereja Agung yang m en-
dam pinginya. Mereka sem ua m enyebutnya Monseigneur, dan
m ereka pasti tertawa, apabila sang m ajikan berusaha m elucu.4
Berat badan istri sang Baron, yang sekitar tiga ratus lim a puluh
pon, m em enuhi syarat untuk m enim bulkan rasa horm at yang
m endalam . Nyo nya besar itu m engelola istananya dengan sikap
m ulia, yan g m en jadikan dia lebih terhorm at lagi. Putrin ya
Cunegonde, yang berusia tujuh belas tahun, tinggi langsing, segar,
m on tok, m enggiurkan. Penam pilan anaknya yang laki-laki pun
dalam segala hal pantas untuk seorang pu tra baron. Tuan Guru
Pangloss 5 adalah sum ber pengeta huan di rum ah itu. Candide kecil
m en den garkan pelajaran -pelajaran n ya den gan kesun ggguhan
yang da pat diharapkan dari anak seum ur dia dan berkat sikap nya
yang terpuji itu.
Pangloss mengajarkan metaisika-teologi-kosmolo-konyo-
logi. Dengan cara yang m engagum kan dia m em buktikan bah wa
tidak m ungkin ada akibat tanpa sebab, dan bahwa, dalam dunia
terbaik yang m ungkin diciptakan ini, istana sang Baron ada lah
puri yang terindah, dan Nyonya Besar adalah istri baron yang
terbaik yang m ungkin diciptakan.6
“Telah dibuktikan,” katanya, “bahwa segala sesuatu tidak
bisa lain keadaannya dari sekarang ini. Sega la sesuatu diciptakan
untuk tujuan tertentu, m aka tidak bisa lain tentu tujuan yang
terbaik. Perhatikan saja: hidung telah dibuat agar dapat dipasangi
kacam ata, m aka kita pun m em punyai kacam ata. Nyata sekali
bahwa kaki diciptakan untuk dipasangi sepatu, m aka kita pun
m em punyai sepatu. Batu-batu dibentuk untuk dipotong-potong,
agar dapat dibangun istana, m aka Yang Mulia Ba ron pun m em -
punyai istana: baron terbesar di provinsi ini haruslah m em punyai
tem pat tinggal terbaik. Babi-ba bi diciptakan untuk disantap, dan
kita pun m akan da ging babi sepanjang tahun. Makanya, m ereka
yang ber anggapan bahwa segala sesuatu berjalan baik, sesung-
guhnya tolol sekali. Yang betul adalah: segala sesuatu berjalan
sebaik-baiknya.”
Candide m endengarkan dengan penuh perhatian dan m em -
percayai perkataan gurunya secara lugu, karena dia beranggapan
bahwa Nona Cunegonde cantik sekali, walaupun dia tidak pernah
m em punyai keberanian un tuk m engutarakannya kepadanya. Dia
m enyim pulkan bahwa urutan pertam a keberuntungan adalah
kebaha giaan karen a dilahirkan sebagai Baron Thun der-ten -
tronckh, tingkatan kedua adalah m enjadi Nona Cunegonde,
ketiga adalah keberuntungan dapat berjum pa dengan gadis itu
setiap hari, keem pat adalah kesem pa tan m endengarkan Tuan
Guru Pangloss, ahli ilsafat terbesar di seluruh provinsi itu,
dengan dem ikian di seluruh dunia.
6 Voltaire mengejek “musuh besarnya” ahli ilsafat Leibniz, dan pengikutnya Wolf, yang
beranggapan bahwa dunia ini diciptakan Tuhan dalam keadaan maksimal terbaik yang mungkin
diberikan. “Konyologi” tentu saja adalah tambahan dari Voltaire sendiri.
http://pustaka-indo.blogspot.com
4 Voltaire
“Kawan,” kata yang seorang, “tuh, ada anak m uda berbadan tegap
dan tingginya ‘m em enuhi syarat’.” Mereka m engham piri Candide,
dan m engundangnya m akan m alam dengan cara yang sangat
sopan.
“Tuan-tuan,” kata Candide kepada m ereka dengan rendah
hati, “ini suatu penghorm atan besar bagi saya, nam un saya tidak
m em punyai uang untuk m em bayar m akanan saya.”
“Ah, Tuan!” jawab salah seorang yang berseragam biru itu.
“Orang setegap dan berpenam pilan pantas seperti Tuan tidak
perlu m em bayar apa-apa. Bukankah tinggi badan Tuan m encapai
lim a kaki dan lim a ibu jari?”9
“Benar, Tuan, itulah tinggi badan saya,” jawab Candide
sam bil m em bungkuk m em beri horm at.
“Kalau begitu, duduklah di belakang m eja. Kam i bu kan
hanya akan m em bayar m akanan Tuan, untuk selan jutnya kam i
tidak akan tega m em biarkan orang seperti Tuan kekurangan
uang. Manusia diciptakan hanya un tuk saling tolong-m enolong.”
“Tuan benar,” sahut Candide, “itulah yang selalu dikatakan
oleh Tuan Guru Pangloss, dan m em ang saya lihat bahwa segala
sesuatu berjalan sebaik m ungkin.” Dia dipersilakan m engam bil
beberapa keping uang. Candide m engam bilnya dan ingin m em buat
tanda terim a. Mere ka m enolaknya, lalu duduk di m eja m akan.
“Apakah Tuan m encintai dengan tulus...?”
“Oh, ya,” jawab Candide, “saya m encintai Nona Cunegonde
dengan tulus.”
“Bukan ,” tukas salah seoran g laki-laki itu, “kam i in gin
m enanyakan apakah Tuan m encintai Raja Bulgaria de ngan tulus
hati?”
“Sam a sekali tidak,” jawab Candide, “karena saya ti dak
pernah bertem u dengan beliau.”
10 “Raja Bulgaria” adalah nama sindiran bagi Frederick II dari Prusia, sedangkan “Raja Abar”
adalah Raja Prancis. Kedua kerajaan sedang berperang.
http://pustaka-indo.blogspot.com
BAGAIMANA CANDIDE
MELARIKAN DIRI DARI ORANG-
ORANG BULGARIA, DAN
NASIBNYA KEMUDIAN
AKAN ADA yang lebih indah, lebih m engasyikkan, lebih cem erlang,
serta sedem ikian teratur seperti kedua angkatan bersenjata itu.
Trom pet-trom pet, serunai, salung, tam bur, m eriam , m em bentuk
suatu harm oni yang pasti di neraka pun tidak pernah ada. Mula-
m ula m eriam itu m enum bangkan kurang lebih enam ribu orang
di ke dua pihak, kem udian pasukan berkuda m encabut nyawa
sekitar sem bilan sam pai sepuluh ribu orang-orang konyol yang
m engotori perm ukaan bum i terbaik yang m ungkin diciptakan
ini. Pedang pun turut berpartisipasi m enjadi penyebab kem atian
beberapa ribu m an u sia. Secara keseluruhan jum lah korban
m ungkin m enca pai sekitar tiga puluhan ribu jiwa. Candide, yang
http://pustaka-indo.blogspot.com
10 Voltaire
kita tidak akan m engenal cokelat, ataupun kutu tanam an. Perlu
diingat bahwa sam pai sekarang, di benua kita, penya kit ini
m erupakan m asalah yang berguna untuk bahan diskusi. Orang-
orang Turki, India, Persia, Tionghoa, Siam , dan J epang belum
m engenalnya, nam un ada cukup alasan bahwa m ereka pun
akan m endapat giliran untuk m engenalnya beberapa abad lagi.
Sem entara itu, penyakit ter sebut telah m engalam i kem ajuan
yang m enakjubkan di kalangan kita, dan terutam a dalam ang-
katan bersenjata yang terdiri dari prajurit-prajurit bayaran yang
jujur dan baik, yang m erupakan penentu nasib negara. Dapat
dipastikan bahwa tatkala tiga puluh ribu orang serdadu bertem pur
berhadapan m elawan pasukan yang jum lahnya sam a, ada sekitar
dua puluh ribu penderita penyakit kotor ini di kedua belah pihak.”
“Wah, m engagum kan sekali,” kata Candide, “nam un yang
penting sekarang, Tuan harus sem buh.”
“Bagaim a na bisa?” sahut Pangloss. “Saya tidak m em punyai
uang sepeser pun, sahabatku. Di dunia yang terbentang luas ini,
kita tidak dapat m em peroleh sum bangan darah atau pun suntikan
tanpa m em bayar, atau jika tidak ada orang yang m au m em bayar
bagi kita.”
Penjelasan terakhir itu m endorong Candide untuk m engam bil
suatu keputusan. Dia bersim puh di kaki J acques yang derm awan
itu, seraya m em berikan gam baran yang sangat m engharukan
tentang nasib yang m enim pa sahabatnya. Orang baik itu tidak
ragu-ragu untuk m ene rim a Doktor Pangloss. Disem buhkannya
tam unya itu atas biaya pribadi. Dalam pengobatan itu Pangloss
ha nyalah kehilangan satu m ata dan satu telinga. Dia m am pu
m enulis dengan baik, serta m enguasai aritm atika. Tu an rum ah
yang tak dibaptis itu, J acques, m enjadikannya pem egang buku.
Dua bulan kem udian, karena harus per gi ke Lisabon untuk urusan
dagang, dia mengajak kedua ahli ilsafat itu dalam kapalnya.
Pangloss m enjelaskan kepadanya bahwa segala sesuatu tak dapat
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 17
dia berada pada kem udi. Seorang kelasi m arah dan m em ukulnya
dengan kasar, sehingga dia tertelentang. Nam un karena kerasnya
m enghantam , kelasi itu sendiri terbanting sedem ikian rupa,
sehingga terlem par ke luar kapal dengan kepala dahulu. Dia
tergan tun g-gan tun g dan tersan gkut pada bagian tian g yan g
patah. J acques berlari m enolongnya, m em bantu nya naik ke
dalam kapal kem bali. Dalam usahanya itu dia tercebur ke laut di
depan m ata si kelasi, yang m em biarkannya m ati tenggelam tanpa
m em edulikannya sa m a sekali. Candide datang bergegas. Dia
m elihat juru sela m atnya m uncul sesaat, dan kem udian tenggelam
untuk selam a-lam anya. Candide ingin m encebur ke laut untuk
menyelamatkannya, namun ahli ilsafat Pangloss mencegahnya,
seraya m enerangkan bahwa gelom bang di Lisabon itu telah
diciptakan khusus sebagai tem pat tenggelam orang yang tak
dibaptis itu. Sementara ahli ilsa fat itu membuktikannya dengan
prinsip apriori, kapal terbelah. Sem uanya tenggelam , kecuali
Pangloss, Candide, dan kelasi kasar yang telah m enenggelam kan
J acques yang baik itu. Bajingan itu berenang tanpa halangan ke
pantai. Pangloss dan Candide dihem paskan di situ berkat sebilah
papan.
Setelah kekuatan m ereka pulih kem bali, ketiganya berjalan
m enuju Lisabon. Mereka m asih m em iliki sedikit uang untuk
m elepaskan diri dari bahaya kelaparan, setelah lolos dari topan
itu.
Baru saja Pangloss dan Candide m enginjakkan kaki di kota
itu, sam bil m enangisi nasib penyelam at yang m a lang, terasa bum i
bergoyang di kaki m ereka, gelom bang laut m engam uk di pantai,
dan m em orak-porandakan kapal-kapal yang sedang berlabuh.11
Am ukan api dan abu m em enuhi jalan dan lapangan-lapangan,
11 Voltaire menggunakan dokumen tentang gempa bumi di Lisabon yang terjadi pada tanggal
1 November 1755 dengan korban jiwa mencapai 20.000 orang. Berita tentang bencana ini
menggema di seluruh Eropa. Kejadian ini mempertebal pesimisme Voltaire dan memberikan
inspirasi untuk karyanya, Poème sur le désastre de Lisbonne (1756).
http://pustaka-indo.blogspot.com
20 Voltaire
12 Pada masa itu, orang Jepang yang kembali dari Batavia untuk bekerja pada orang-orang Belanda
diharuskan melangkahi gambar Kristus untuk menunjukkan bahwa mereka idak masuk agama
Kristen. Dalam hal ini rupanya Voltaire salah mengeri dan menggunakan informasi itu secara
salah.
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 21
13 Upacara keagamaan: keputusan Mahkamah Agama dibacakan di depan umum, lalu hukuman
dilaksanakan (biasanya si terhukum dibakar hidup-hidup). Pada tanggal 20 Juni 1756 memang
ada upacara seperi itu.
http://pustaka-indo.blogspot.com
24 Voltaire
api kecil dalam suatu upacara yang m e gah m erupakan cara yang
jitu untuk m encegah gem pa bum i.
Maka dari itu m ereka telah m enangkap seorang Basque, yang
m engaku telah m engawini ibu perm andian nya,14 dan dua orang
Portugis, yang telah m akan daging ayam dengan m em buang
lem ak babi yang m elekat pada nya.15 Setelah m akan m alam m ereka
m em peroleh tangkapan baru: Doktor Pangloss dan Candide. Yang
perta m a bersalah, karena telah berbicara, sedangkan Candide
ditangkap karena telah m endengarkan dengan air m uka setuju.
Keduanya dijebloskan secara terpisah ke dalam apartem en yang
tak kepalang tanggung segarnya. Di situ orang tak pernah diusik
m atahari. Delapan hari kem udian m ereka berdua didandani
dengan seragam sanbenito, dan kepalanya ditutupi topi segitiga
tinggi dari kertas: topi dan pakaian Candide digam bari nyala api
terbalik dan setan-setan yang tidak m em punyai ekor m aupun
cakar, sedangkan setan-setan pada baju Pangloss m em iliki cakar
dan ekor, dan nyala apinya tegak. Dengan dandanan seperti itulah
m ereka berjalan dalam barisan, dan m endengarkan khotbah yang
sangat m e nyedihkan. Selanjutnya terdengarlah m usik dengan
ba gian terbesar yang diulang-ulang. Pantat Candide dicam buk
sesuai dengan iram a, sem entara orang-orang m e nyanyi; orang
Basque dan kedua laki-laki yang tidak m au m akan lem ak babi
dibakar hidup-hidup; sedangkan Pangloss digantung, walaupun
tidak sesuai dengan ke biasaan. Pada hari yang sam a, bum i
bergoncang kem bali dengan bunyi yang m engerikan.16
Candide yang ketakutan, terpana, kebingungan, ber lum uran
darah, dan gem etar, berkata dalam hati: Jika ini y ang disebut
dunia terbaik di antara y ang m ungkin diciptakan, bagaim ana
14 Menurut agama Katolik seorang anak yang dibapis idak boleh menikah dengan ibu
permandiannya. (Lihat dongeng Voltaire yang lain: Si Lugu).
15 Yang idak makan lemak babi adalah orang Yahudi. Tugas utama Mahkamah Agama antara lain
membasmi mereka.
16 Dalam kejadian sesungguhnya memang ada gempa bumi lagi pada tanggal 21 Desember 1755.
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 25
BAGAIMANA SEORANG
PEREMPUAN TUA MENGURUS
CANDIDE, DAN BAGAIMANA
PEMUDA ITU BERTEMU
KEMBALI DENGAN GADIS YANG
DICINTAINYA
“An gkatlah cadar in i,” kata perem puan tua itu kepada
Candide.
Anak m uda itu m endekat. Diangkatnya cadar itu de ngan
sikap m alu-m alu. Sungguh tak terduga! Betul-betul m engejutkan!
Dia m erasa m elihat Nona Cunegonde! Dan m em ang betul: dialah
yang dilihatnya! Wanita itu tak lain adalah Nona Cunegonde
sendiri! Candide m enjadi lem ah lunglai, tak satu kata pun terucap,
lalu ia bersim puh di kaki wanita itu. Cunegonde jatuh di dipan.
Maka si Nenek sibuk m enciprati m ereka dengan m inyak wa ngi.
Mereka sium an kem bali, m ereka saling berbicara: m ula-m ula
dengan kata yang terputus-putus, tanya jawab yang bersim pang-
siur, diseling desah napas, derai air m ata, dan seruan. Perem puan
tua itu m enyarankan agar jangan terlalu ribut, lalu m em biarkan
m ereka ber dua.
“Aduh, benarkah kau yang ada di hadapanku?” kata Candide,
“Kau ternyata m asih hidup! Kita bertem u lagi di Por tugal!
J adi tidak benar bahwa kau telah diperkosa? Perutm u tidak
disobek, seperti yang diberitakan oleh Pak Guru Pangloss?”
“Mem ang benar,” sahut Cunegonde yang cantik, “na m un
kedua kecelakaan itu tidak selalu m engakibatkan kem atian.”
“Tetapi bukankah ayah dan ibum u telah terbunuh?”
“Tak disangsikan lagi,” jawab Cunegonde sam bil m e nangis.
“Dan kakakm u?”
“Kakakku pun telah terbunuh.”
“Bagaim an a asal m ulan ya kau berada di Portugal, dan
bagaim ana kau tahu bahwa saya berada di sini juga, dan berkat
petualangan apa, kau bisa m em bawa saya kem a ri?”
“Saya akan m en ceritakan segalan ya,” sahut wan ita itu,
“nam un sebelum nya kau harus m em beri tahu saya terlebih
dahulu apa yang kau alam i, sejak cium an lugu yang kau berikan
kepadaku, dan tendangan yang kau terim a.”
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 29
Candide m enurut dengan sikap penuh horm at. Walau pun dia
sangat terharu, walaupun suaranya lem ah dan ge m etar, walaupun
tulang punggungnya m asih terasa agak sakit, dia m enceritakan
dengan gaya yang sangat polos segala yang telah dialam inya sejak
m ereka berpisah. Cunegonde m elontarkan pandang ke langit; air
m atanya berderai tatkala dia m endengar berita kem atian J acques
yang baik hati dan Pangloss. Setelah itu dia bercerita sebagai
berikut kepada Candide, yang asyik m endengar kan setiap patah
kata, dan yang tak lepas m em andangnya.
http://pustaka-indo.blogspot.com
KISAH CUNEGONDE
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
36 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 37
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
10
“SIAPA PULA yang tega m encuri uang dan perm ataku?” kata
Cunegonde sam bil m enangis. “Dengan apa kita akan hidup? Apa
yang akan kita laku kan? Di m ana saya bisa m enem ukan pendeta-
pendeta dan orang Yahudi yang dapat m enggantinya?”
”Huh!” kata si Nenek. “Saya sangat curiga kepada aga m awan
yang kem arin m enginap dengan kita di losm en yang sam a di
Badajoz; m udah-m udahan Tuhan m engam puni pikiran buruk
ini, tetapi yang pasti orang itu m asuk dua kali ke kam ar dan
berangkat lam a sebelum kita.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 39
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
40 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 41
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
11
KISAH SI NENEK
“SAYA INI tidak selam anya m em iliki m ata yang parut dan
dikelingi lingkaran keunguan, hidungku tidak selalu bengkok
sam pai ke dagu seperti ini, dan saya tidak selam anya bernasib
m enjadi pelayan. Saya adalah anak Paus Urbain X17 dengan
Putri Palestrine. Sam pai usia em pat belas tahun saya dibesarkan
di sebuah ista na. Istana-istana baron J erm an m ungkin hanya
pantas m enjadi kandang kudanya. Salah satu pakaianku lebih
berharga dari segala kem ewahan Westphalia. Saya tum buh
cantik, anggun, berbakat dalam lingkungan yang m enyenangkan,
penuh kehorm atan dan harapan. Ba nyak yang jatuh cinta kepada
saya. Payudaraku terben tuk dan aduhai indahnya! Putih, padat,
17 Nama khayalan. Tidak ada Paus yang bergelar Urbain X. Namun dengan menyebutkan bahwa
tokoh khayalan ini mempunyai anak haram, berari Voltaire mengecam keras sekali pejabat
inggi agama ini.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 43
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
44 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 45
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
46 Voltaire
18 Voltaire menyerang kontradiksi yang ditunjukkan semua agama, termasuk agama Islam: antara
ketaatan melaksanakan ibadah dan pembunuhan keji yang dilakukan dengan mengatasnamakan
agama.
19 Alangkah merananya kalau idak mempunyai “anu” lagi!
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
12
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
48 Voltaire
20 Berdasarkan dokumen otenik sebagian besar penyanyi terkenal abad ke-18 adalah golongan
kasim.
21 Portugal mengadakan transaksi dagang dengan Maroko, pada waktu Perang Suksesi Spanyol.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 49
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
50 Voltaire
22 Voltaire menulisnya berdasarkan buku-buku yang dibacanya sebagai bahan penulisan karya-
karya ilmiahnya.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 51
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
52 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
13
BAGAIMANA CANDIDE
TERPAKSA HARUS BERPISAH
DENGAN CUNEGONDE YANG
CANTIK DAN SI NENEK
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
54 Voltaire
dan batin yang m eliputi m uka bum i dan laut. Rasanya saya
akan m em iliki cukup keberanian untuk m engajukan beberapa
keberatan dengan penuh rasa horm at terhadapnya.”
Sem entara setiap orang m enceritakan kisah m a sing-m asing,
kapal itu terus m elaju. Mereka tiba di Buenos Aires. Cunegonde,
Kapten Candide, dan si Nenek pergi ke rum ah Gubernur Don
Fernando d’Ibaraa, y Figueora, y Mascarenes, y Lam pourdos, y
Souza. Bangsa wan itu telah m enunjukkan sikap tinggi hati yang
pantas ditunjukkan oleh orang yang m em iliki sedem ikian ba-
nyak nam a. Dia berbicara kepada pria dengan sikap m encem ooh
yan g san gat an ggun , seraya m en don gakkan hidun g, serta
m elengkingkan suara tanpa belas kasihan, dengan nada yang
begitu angker, serta cara berjalan gaya ningrat yang sedem ikian
dibuat-buat, sehin gga m e reka yan g harus m em beri salam
kepadanya sering terge rak ingin m enam parnya. Dia sangat doyan
wanita. Di m a tanya Cunegonde m erupakan wanita tercantik yang
per nah dilihat. Yang pertam a dilakukannya adalah m e nanyakan
apakah Cunegonde bukan istri Pak Kapten. Air m ukanya waktu
m engajukan pertanyaan itu m engkhawatirkan Candide. Dia tidak
berani m engatakan bah wa Cunegonde istrinya, karena m em ang
belum . Dia pun tak berani m enyam paikan bahwa wanita itu
adiknya, ka rena m em ang juga bukan. Dan walaupun dusta yang
la zim itu pernah m enjadi m ode yang sangat sering dilaku kan
orang pada zam an dulu, serta m ungkin juga berguna bagi orang-
orang m odern, hatinya terlalu jujur untuk m enutupi kenyataan
yang sebenarnya. “Nona Cunegon de telah setuju untuk m enikah
dengan saya,” ujarnya, “dan kam i m ohon, kiranya Yang Mulia
berkenan m enghadiri perkawinan kam i.”
Sam bil m em ilin-m ilin kum isnya Don Fernando d’Ibaraa,
y Figueora, y Mascarenes, y Lam pourdos, y Souza tersenyum
pahit. Dia m em erintahkan Kapten Candide untuk m em eriksa
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 55
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
56 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
14
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
58 Voltaire
24 Pastor Jesuit.
25 Voltaire sangat idak suka melihat para pastor Jesuit menduduki jabatan sipil di pemerintahan.
Isilah kerajaan di sini dipakai untuk mengejek kekuasaan mereka yang terlalu besar.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 59
26 Para pastor itu juga menyusup dalam dinas ketentaraan, dan menduduki jabatan militer. Hal ini
juga dianggap Voltaire sangat idak sesuai dengan tujuan pembentukan orde mereka.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
60 Voltaire
Spanyol, dia orang J erm an. Tak dapatkah kam i m akan siang dulu
sem entara m enunggu Bapak Pendeta yang terhorm at?”
Sersan itu segera m enyam paikan perm ohonannya ke pada
kom andannya. “Syukur kepada Tuhan!” sam but pejabat itu.
“Karena dia orang J erm an, saya dapat berbica ra dengannya.
Antarlah m ereka ke kem ahku.”
Pejabat itu seorang pem uda yang sangat tam pan, wajahnya
segar, kulitnya cukup putih, dengan warna m e m ancarkan kese hat-
an, alis tinggi, m ata hidup, telinga m erah, bibir m erah, air m uka
yang m enunjukkan keya kinan kepada diri sendiri, nam un ber-
lainan dari yang biasa terlihat pada orang Spanyol m aupun orang
J esuit. Senjata-senjata yang telah diram pas dikem balikan ke pada
Candide dan Cacam bo, dem ikian pula kedua ekor kuda Andalusia
itu. Cacam bo m em beri m akan binatang-binatang itu dengan
gandum dekat perkem ahan terse but, sam bil tetap m engawasi
serdadu-serdadu itu, kare na khawatir m endapat kejutan lain.
Pertam a-tam a Candide m encium jubah kom andan itu, kem u-
dian m ereka duduk di depan m eja m akan.
“J adi Tuan ini orang J erm an?” tanya pendeta J esuit itu
dalam bahasa J erm an.
“Ya, Bapak Pendeta,” sahut Candide. Sam bil berbica ra dem i-
kian kedua-duanya saling m em andang dengan terkejut, serta hati
berdebar-debar tanpa disadari. “Dari wilayah J erm an sebelah
m ana Tuan berasal?”
“Dari provinsi Westphalen yang brengsek,” kata Can dide,
“saya dilahirkan di istana Thunder-ten-tronckh.”
“Ya, Tuhan! Mungkinkah ini?” seru sang Kom andan.
“Ajaib sekali!” teriak Candide.
“Engkaukah itu?” tanya sang Kom andan.
“Aduh, tak m ungkin rasanya ini terjadi,” sam bung Candide.
Keduanya terhenyak di kursi, lalu saling m em eluk, dan
berderai air m ata.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 61
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
15
BAGAIMANA CANDIDE
MEMBUNUH KAKAK
KEKASIHNYA, CUNEGONDE
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 63
lagi bekas-bekas bencana itu. Kau tahu, Candide yang baik, bahwa
saya tampan sekali. Waktu itu saya menjadi semakin tampan,
maka Pendeta Croust, pejabat tinggi gereja itu, menaruh perhatian
yang mendalam se kali terhadap diriku. Saya diberinya pakaian
novice. Be berapa waktu kemudian saya dikirim ke Roma. Kepala
Gereja di sana ingin m engum pulkan pem uda-pem uda J esuit
J erman. Para penguasa Paraguay menerima sese dikit mungkin
J esuit Spanyol. Mereka lebih senang orang asing, karena lebih
gampang dikuasai. Saya dinilai cocok untuk bekerja di wilayah
ini. Kami bertiga: seorang Polandia, seorang Tyrolia, dan saya
sendiri, segera diberangkatkan. Setibanya di sini saya men dapat
kehor matan menjadi sub diakon dan memimpin suatu pasu kan
dengan pangkat letnan. Kini saya sudah menjadi kolonel dan
pendeta. Kami membalas dengan gencar serangan-serangan yang
dilancarkan oleh pasukan-pasu kan Raja Spanyol. Saya jam in
mere ka segera akan diku cilkan oleh gereja dan dikalahkan. Tuhan
mengirim kau kemari untuk membantu kami. Tetapi betulkah
adik ku tercinta Cunegonde ada di negara tetangga, di istana
Gubernur Buenos Aires?” Candide bersumpah bahwa tak ada yang
perlu disangsikan lagi. Maka air mata mereka pun berderai lagi.
Baron m uda itu tak bosan-bosannya m em eluk Candie, dia
m enyebutnya adiknya, penyelam atnya. “Ah, m ungkin kita ber-
sam a bisa m em asuki kota itu sebagai pem enang,” katanya kepada
Candide, “dan m erebut kem bali adikku Cunegonde.”
“Itulah yan g selalu saya harapkan ,” jawab Can dide,
“karena saya telah berniat m enikah dengannya dan m a sih tetap
m engharapkannya.”
“Eh, kurang ajar sekali,” sela sang baron, “bagaim ana m ung-
kin Engkau berani m enikah dengan adikku yang m em iliki tujuh
puluh dua garis keturunan berdarah biru! Kelewatan sekali kau
berani m engem ukakan niat yang kurang ajar itu kepadaku!”
Candide yang sangat terkejut m endengar reaksi terse but,
m enjawab, “Bapak Pendeta, sem ua garis keturunan tidak ada
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
64 Voltaire
artinya lagi sekarang. Saya telah m enyelam at kan adik Bapak dari
tangan seorang Yahudi dan Pendeta Agung. Dia berhutang budi
kepa daku, dan dia sendiri ingin m enikah dengan saya. Tuan Guru
Pangloss selalu m engatakan bahwa m anusia itu sederajat, m aka
saya pasti akan m enikah dengan Cunegonde.”
“Kita lihat saja nanti, bangsat!” kata baron Thunder-ten-tronckh
yang J esuit itu, seraya menampar muka Candide keras-keras
dengan lempengan pedangnya. Tak ayal lagi Candide pun mena rik
pedangnya dan menusukkannya ke perut baron J esuit itu, namun
seraya menarik kembali pedangnya yang berasap, dia langsung
menangis. “Aduh, Tuhan!” katanya. “saya telah membu nuh bekas
majikanku, sahabatku, calon iparku. Rasanya aku ini manusia ter-
baik di dunia, namun sudah tiga orang korban yang kubunuh. Dan
di antara ketiga orang itu, dua orang adalah pendeta!”
Cacam bo, yang berjaga-jaga di pintu kem ah itu, ber gegas
m engham pirinya. “Kini Tuan segera harus m enye lam atkan hidup
Tuan yang berharga!” katanya kepada m ajikannya. “Tak lam a
lagi pasti akan ada orang yang m asuk ke kem ah ini. Seandainya
kita harus m eninggal, biarlah kita m ati secara terhorm at setelah
m em perta han kan diri.” Cacam bo yan g serin g m en galam i
peristiwa serupa, tak kehilangan akal. Dia m enanggalkan jubah
J e suit yang dipakai baron, dan m engenakannya kepada Candide.
Dikenakannya pula topi persegi si m ati dan dinaikkannya Candide
ke atas pelana kuda. Sem uanya itu dilakukannya dalam sekejap
m ata. “Ayo kita lari, Tuan, sem ua orang akan m engira bahwa
Tuan adalah pendeta J esuit yang akan m enyam paikan perintah-
perintah. Kita harus telah m encapai perbatasan, sebelum orang-
orang ini dapat m engejar kita.” Seraya berkata begitu dia telah
m elesat pergi, sam bil berteriak dalam bahasa Spanyol, “Luangkan
tem pat, luangkan tem pat, Pendeta Kolonel akan lewat!”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
16
28 “Oreillon” berari orang bertelinga lebar, karena mereka memakai perhiasan telinga yang berat.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
66 Voltaire
29 Koran Jesuit, mulai diterbitkan di Trevoux tahun 1701. Voltaire memendam dendam, karena
koran itu pernah memuat kriikan terhadap dirinya.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 67
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
68 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 69
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
70 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
17
KEDATANGAN CANDIDE
BESERTA PELAYANNYA DI
NEGARA ELDORADO DAN APA
YANG MEREKA LIHAT DI SANA31
31 “Eldorado” berari negeri emas, negeri idaman yang ada dalam khayalan. Menurut cerita orang
tempatnya sekitar Venezuela.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
72 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 73
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
74 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 75
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
76 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
18
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
78 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 79
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
80 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 81
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
82 Voltaire
33 Voltaire pernah dikecewakan dalam hubungannya dengan Frederick II, Raja Prusia, yang
sebetulnya sangat mengaguminya. Di sini dia menyindir cara penerimaan raja itu terhadap tamu
asing.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 83
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
84 Voltaire
lagi dibebani em as, perm ata, dan berlian. Raja m encium kedua
pengem bara itu dengan m esra.
Keberangkatan m ereka m enjadi tontonan yang m engasyik-
kan, terutam a karena kehebatan alat pengangkut m ereka dan
kam bin g-kam bin g, un tuk n aik m en daki pe gun un gan . Para
insinyur m inta diri, setelah yakin bahwa tak ada yang perlu
dikha watirkan. Candide tak m em pu nyai keinginan serta tujuan
lain selain m enunjukkan kam bing-kam bingnya itu kepada Nona
Cunegonde. “Kita m em punyai cukup kekayaan untuk m em bayar
Guber nur Buenos Aires,” ujarnya, “kalau saja Nona Cunegon-
de dapat dinilai dengan uang. Mari kita m enuju Cayenne untuk
m enum pang kapal. Kem udian kita lihat saja nanti kerajaan m ana
yang dapat kita beli.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
19
HARI PERTAMA yang dilalui oleh kedua pengem bara itu cukup
m enyenangkan. Mereka seolah-olah m endapat sem angat baru
karena m erasa m enjadi pem ilik kekayaan yang m elebihi jum lah
yang m ungkin dapat dikum pulkan di seluruh Asia, Eropa, dan
Afrika. H an yut dalam kegem biraan , Can dide m en ulis n am a
Cunegonde di sem ua pohon. Pada hari kedua, dua ekor kam bing
tenggelam di sebuah rawa dan terkubur di situ dengan m uatan
yang dibawanya. Dua ekor kam bing lagi m ati le m as beberapa hari
kem udian. Tujuh atau delapan ekor yang lain tak tertolong gara-
gara kelaparan di gurun, dan beberapa ekor lagi yang lainnya
jatuh ke jurang pada ha ri-hari berikutnya. Akhirnya, setelah
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
86 Voltaire
seratus hari berjalan, yang tinggal hanyalah dua ekor kam bing.
Candide berkata kepada Cacam bo, “Sahabatku, lihatlah betapa
kekayaan duniawi itu tidak langgeng. Tak ada yang lebih kekal
daripada kebenaran dan kebahagiaan dapat berte m u lagi dengan
Nona Cunegonde.”
“Mem ang saya pun m enyadarinya,” jawab Cacam bo, “nam un
m asih tersisa pada kita dua ekor kam bing lagi dengan perm ata-
perm ata yang nilainya lebih besar dari yang pernah dim iliki Raja
Spanyol. Dan sekarang, dari jauh saya lihat sebuah kota. Menurut
perkiraan saya m ungkin Surinam e, yang dikuasai oleh orang-
orang Be landa. Kita sudah sam pai di ujung penderitaan dan akan
m em ulai m asa bahagia.”
Ketika m endekati kota itu, m ereka bertem u dengan seorang
Negro. Dia tergolek di tanah. Pakaiannya tinggal sepotong, yakni
celana pendek dari kain kasar berwarna biru. Kaki kiri dan tangan
kanannya buntung. “Ya, Tuh an,” ujar Candide dalam bahasa
Belanda, “apa yang kau kerjakan di situ, Kawan, dalam keadaan
m engerikan se perti ini?”
“Saya sedang m enunggu m ajikan saya, Tuan Vanderdendur,
pedagang terkenal,” jawab si Negro.
“Apakah Tuan Vanderdendur itu yang m em buat kau jadi
begini?” tanya Candide.
“Ya, Tuan,” kata orang Negro itu, “sesuai dengan ke biasaan.
Kam i diberi celana pendek dari kain kasar dua kali setahun. Inilah
satu-satunya pakaian kam i. Kalau kam i sedang bekerja di pabrik
gula, dan jari kam i m asuk ke m esin, tangan kam i harus dipotong.
Kalau kam i ber usaha m elarikan diri, kaki kam i dipotong. Nah, saya
m engalam i kedua bencana itu. Berkat pengorbanan se perti inilah
Tuan sem ua dapat m enikm ati gula di Eropa. Padahal, tatkala ibu
saya m enjualku seharga sepuluh patagon di pantai Guinea, dia
m engatakan kepada saya, ‘Anakku sayang, berbaktilah kepada
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 87
34 Bagian ini mengingatkan tulisan Montesquieu yang terkenal karena menentang perbudakan
(Esprit des lois).
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
88 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 89
pem ilik kapal besar itu, datang m enem uinya. “Berapa Tuan
harus dibayar,” tanya Candide kepada orang itu, “untuk m em ba-
wa langsung ke Venesia, saya, anak buahku, bagasi, dan kedua
kam bing itu?” Pem ilik kapal itu sepakat un tuk harga sepuluh ribu
piastre. Candide tidak ragu-ragu.
Eh, eh, pikir Vanderdendur dalam hati, orang asing itu m au
m em berikan sepuluh ribu piastre begitu saja! Tentu ia kay a
sekali! Lalu ia kem bali m enem ui Candide. Ditandaskannya bahwa
dia tak m ungkin berlayar, kalau biayanya kurang dari dua puluh
ribu. “Yah, sudahlah! Tuan akan m endapatkannya,” kata Candide.
W ah! W ah! kata pem ilik kapal itu dalam hati, orang ini
m em berikan dua puluh ribu sam a m udahny a dengan sepuluh
ribu. Maka dia m engham piri Candide lagi dan berkata bahwa tak
m ungkin dia m engantarnya ke Vene sia, kalau biayanya kurang
dari tiga puluh ribu piastres. “Tuan akan dibayar tiga puluh ribu,”
jawab Candide.
Aduh! Tiga puluh ribu piastres tam pakny a tidak ber arti apa-
apa bagi orang ini. Pastilah kedua kam bing itu m em baw a harta
benda tak ternilai. Untuk sem entara tak perlu m em aksakan
dulu. Biarlah dia m em bay arku dulu tiga puluh ribu, urusan lain
m eny usul. Candide m enjual dua berlian kecil. Yang paling kecil
bernilai le bih dari jum lah uang yang dim inta pem ilik kapal. Ia
m em bayar di m uka. Kedua ekor kam bing itu dinaikkan ke kapal.
Dengan perahu kecil Candide m enyusul kapal yang berlabuh di
tengah laut. Pem ilik kapal tidak m ele watkan kesem patan itu,
segera layar dikem bangkannya dan m esin dijalankan. Angin
m em bantunya pula. Maka dalam sekejap m ata kapal itu hilang
dari pandangan Candide, yang terkejut dan kebingungan. “Aduh!”
teriak nya. “Sungguh suatu penipuan gaya kuno.” Dia kem bali ke
pantai, tenggelam dalam kesedihan, karena bagaim ana pun dia
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
90 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 91
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
92 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
20
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
94 Voltaire
telah kehilangan seratus kam bing m erah gem uk yang dim uati
kekayaan paling besar di seluruh m uka bum i ini, m eskipun dia
m em endam dendam kesum at atas penipu an yang dilakukan
pem ilik kapal Belanda, dia selalu cen derung m em ilih cara berpikir
Pangloss, kalau dia teringat pada berlian yang m asih tersisa di
saku bajunya, serta kalau sedang berbicara tentang Cunegonde,
terutam a pada waktu selesai m akan.
“Tetapi, Pak Martin,” tanyanya kepada ilm uwan itu, “apa
pendapat Tuan tentang hal itu? Apa pandangan Tuan ten tang ke-
burukan lahir dan batin?” J awab Martin, “Para pastor m enu duh
saya m enganut jansenism e, na m un sesungguhnya saya m enganut
m anicheism e.”
“Ah, Tuan berolok-olok,” sahut Candide, “di dunia ini tak ada
lagi m anicheism e.”36
“Saya kan masih ada,” kata Martin, “saya tak tahu apa yang
mesti saya lakukan, namun tak mungkin saya ber pikir secara lain.”
“Wah, Tuan m un gkin kerasukan setan n ya,” sam bun g
Candide.
“Mem ang setan sangat erat hubungannya de ngan segala
urusan di dunia ini,” kata Martin, “dia m e m ang bisa bercokol
da lam tubuhku atau di tem pat-tem pat lain. Terus-terang saya
akui bahwa dengan m e layangkan pandang di atas bola dunia,
atau lebih tepat di atas ‘kelereng’ ini, saya sering m endapat kesan
bah wa Tuhan telah sengaja m em biarkannya jatuh ke tangan pa ra
pen jahat. Tentu saja Eldorado adalah suatu perke cualian. Ham pir
tidak pernah saya m elihat kota yang tidak m engharapkan agar
kota tetangganya rusak, tak ada keluarga yang tidak tergoda ingin
m em bina sakan ke luarga lain. Di m ana-m ana rakyat kecil m em -
ben ci penguasa, nam un sam bil tetap m enyem bah-nyem bah di ha-
dapan m ereka, sedangkan para penguasa m em perlakukan m ereka
36 Manes, ahli ilsafat Persia (abad ke-3 SM) mengatakan bahwa di dunia ini selalu ada
pertentangan antara kebaikan dan keburukan.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 95
seperti ternak yang bulu dan dagingnya da pat dijual. Sejuta pem -
bunuh yang m enggerom bol dalam resim en-resim en, ber lari dari
ujung yang satu ke ujung Eropa yang lain, untuk m e lak sanakan
pem bunuhan dan penggarongan dengan disiplin ketat, karena
harus m en cari nafkah, berhubung tidak ada pekerjaan lain yang
le bih halal. Di kota-kota besar pun, yang tam paknya am an dan
dam ai dengan kesenian yang berkem bang, rasa iri, ke se rakahan,
serta kekhawatiran, m enggerogoti penduduknya lebih dari wabah
yang m enggerogoti kota yang terkepung dalam pe pe rangan.
Kepe dihan yang tersem bunyi lebih kejam dari bencana yang
nyata kelihatan. Pendeknya, saya telah terlalu banyak m engalam i
dan m elihat, sehingga saya m enjadi penganut m anicheism e.”
“Tapi kan yang baik juga ada,” sanggah Candide.
“Mungkin saja,” sam bung Martin, “nam un saya tidak pernah
m enem ukannya.”
Di tengah-tengah perdebatan itu terdengar bunyi m e riam .
Bunyi itu bertam bah keras dari saat ke saat. Mere ka m engam bil
teropong m asing-m asing. Tam pak dua buah kapal yang sedang
bertem pur pada jarak sekitar tiga m il. Angin m endorong kedua
kapal itu sam pai sangat dekat dengan kapal Prancis itu. Maka
para penum pang pun m endapat tontonan yang m enyenangkan,
karena pertem puran itu dapat dilihat dengan jelas. Akhirnya
salah satu kapal m enem bakkan pelurunya ke kapal yang satu
lagi dengan bidikan begitu rendah dan sedem ikian jitu, sehingga
lawannya itu langsung karam . Candide dan Martin m elihat
dengan jelas ratusan orang di atas geladak kapal yang tenggelam .
Mereka sem ua m engangkat tangan ke atas, dan m engeluarkan
teriakan yang m engerikan. Dalam sekejap m ata sem uanya lenyap
ditelan gelom bang.
“Tuh, lihatlah,” ujar Martin, “begitu cara m anusia saling
m em perlakukan.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
96 Voltaire
“Mem ang betul,” kata Candide, “m esti ada cam pur ta ngan
setan dalam peristiwa ini.” Sam bil berkata begitu dia m elihat entah
apa yang berwarna m erah m enyala, ber enang dekat kapalnya.
Maka diturunkanlah sebuah sam pan untuk m elihat benda apa
itu. Ternyata salah seekor kam bingnya. Kegem biraan Candide
m en em ukan kam bin g yan g seekor itu lebih besar daripada
kesedihan waktu kehilangan seratus ekor yang dim uati berlian
be sar dari Eldorado.
Kapten Prancis itu segera m engetahui bahwa kapten kapal
yang selam at berkebangsaan Spanyol, sedangkan yang tenggelam
adalah bajak laut Belanda, yakni yang telah m encuri kekayaan
Candide. Harta kekayaan ram pasan yang jum lahnya luar biasa
itu terkubur bersam a nya di dalam laut, hanyalah seekor kam bing
yang sela m at.”
“Nah, lihatlah,” kata Candide kepada Martin, “ke jahatan
m en da pat hukum an yang setim pal juga kadang-kadang, bajingan
pem ilik kapal itu telah m enerim a nasib yang sepantasnya dia
dapatkan.”
“Betul,” sahut Martin, “nam un haruskah penum pang lain
yang berada di atas kapalnya ikut m ati juga? Tuhan telah
m enghukum si jahat; setan telah m enengge lam kan penum pang-
penum pang lainnya.”
Sem entara itu kapal Prancis dan Spanyol itu m ene ruskan
pelayaran n ya. Can dide m elan jutkan percakap an n ya den gan
Martin. Mereka berdiskusi selam a lim a belas hari terus-m enerus,
nam un hasilnya tetap seperti pada hari pertam a.37 Pokoknya
m ereka terus berbicara, bertukar pikiran, saling m enghibur.
Candide m engelus- elus kam bingnya. “Karena kau bisa kutem ukan
lagi,” ujarnya, “tentu aku bisa juga bertem u lagi dengan Nona
Cunegonde.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
21
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
98 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 99
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
22
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 101
38 Voltaire mengriik akademi sains yang ada di daerah karena menurut penilaiannya lembaga itu
sering mempersoalkan masalah-masalah yang “aneh”.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
102 Voltaire
39 Voltaire menyindir “musuh-musuh”-nya, yang selalu gencar mengriik karya-karya serta dirinya
pribadi.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 103
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
104 Voltaire
yang ber tolak belakang, Tuan akan m elihat nya di pem erintahan, di
penga dilan, dalam gereja-gereja, dalam pertunjukan-pertunjukan
yang ada di negara yang brengsek ini.”
“Benarkah bahwa di Paris orang selalu tertawa?”
“Ya,” sahut pastor itu, “nam un sam bil m endongkol. Di
kota itu orang m engeluh tentang segala hal sam bil terta wa
terbahak-bahak, bahkan sam bil tertawa jugalah orang m elakukan
perbuatan yang paling keji.”
“Siapa m anusia angker yang m engkritik habis-habisan dram a
yang tadi m em buat saya m enangis,” tanya Candide, “term asuk
para aktor yang perm ainannya sangat m e nyenangkan hati saya?”
“Ah, m em ang sakit dia,” jawab pastor. “Dia m encari nafkah
dengan jalan m engkritik se m ua naskah dram a dan sem ua buku.
Dia m em benci se m ua orang yang m endapat sukses, seperti para
kasim m em benci orang yang dapat m em peroleh kenikm atan
badani. Dia adalah salah seorang ular di dunia sastra ka m i, yang
kerjanya m akan lum pur dan racun. Sungguh seorang folliculaire.”
“Apa yang Tuan m aksud dengan folliculaire?”
“Itu, tuh,” sahut pastor itu, “orang yang m enulis asal bunyi
saja, seorang Freron.”42
Dem ikianlah Candide, Martin, dan Pastor Perigord berdiskusi
di tangga gedung sandiwara itu, sam bil m em perhatikan orang
keluar dari ruangan untuk pulang. “Walaupun saya sangat ingin
bertem u lagi dengan Nona Cunegonde,” kata Candide, “saya ingin
m enyem patkan diri dulu untuk m akan m alam bersam a Nona
Clairon, karena saya kagum kepada aktris itu.”
Pastor itu tentu saja bukan orang yang biasa berkun jung
ke rum ah Nona Clairon, yang tam u-tam unya teruta m a orang-
orang terkem uka. “Malam ini dia sibuk,” ujarnya, “nam un saya
m endapat kehorm atan untuk m em perkenalkan Tuan dengan
42 Élie Catherine Fréron (1719-1776), kriikus sastra, pendiri L’année litéraire tahun 1754.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 105
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
106 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 107
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
108 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 109
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
110 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 111
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
112 Voltaire
m ata oleh Candide. Kem udian diisinya tangan itu dengan berlian,
dan ditaruhnya sebuah kan tung penuh em as dekat kursi.
Dalam suasana penuh haru itu datanglah seorang pe tugas
hukum diantar Pastor Perigord dan sepasukan serdadu. “Oh,
jadi inilah orang asing yang m encurigakan itu?” Lalu dia segera
m enyuruh kepada anak buahnya agar kedua orang itu ditangkap,
dan diseret ke penjara.
“Tidak dem ikian orang asing diperlakukan di Eldorado,” kata
Candide.
“Wah, saya m enjadi lebih m anicheis lagi,” ujar Martin.
“Lho, Tuan,” kata Candide, “kam i akan dibawa ke m a na?”
“Ke kurungan,” sahut si petugas hukum .
Setelah tenang kem bali, Martin curiga bahwa wanita yang
berpura-pura m enjadi Cunegonde itu orang jahat, dan pastor
itu bajingan yang telah m enyalahgunakan se cepatnya keluguan
Candide. Petugas hukum itu pun m estinya penjahat juga yang
dengan gam pang pasti da pat disingkirkan.
Berkat nasihatnya, Candide tidak bersedia m engikuti prose-
dur pengadilan, terutam a karena dia tetap tidak sa bar ingin se-
gera m e nem ui Cunegonde yang sebenarnya. Dia m enawarkan
kepada petugas hukum itu tiga butir berlian yang m asing-m asing
bernilai tiga ribu pistole. “Wah, Tuan!” sam but petugas yang m e-
m e gang tongkat gading itu, “kejahatan apa pun yang m ungkin
telah Tuan lakukan, Tuan pastilah orang yang paling terpandang
di dunia ini. Tiga butir berlian! Dan m asing-m asing berhar ga tiga
ribu pistolel Wah, Tuan! Saya sekarang m alahan bersedia m ati-
m atian m em bela Tuan, daripada m em biarkan Tuan dibawa ke
penjara. Mem ang orang-orang asing sem uanya ditangkapi, tetapi
percayalah, akan saya bantu! Saya m em punyai saudara di Dieppe
yang letak nya di Norm andia. Saya akan m engantar Tuan ke sana.
Kalau Tuan dapat m em berinya sebuah berlian juga, dia akan
m engurus Tuan seperti saya sendiri.”
“Mengapa orang-orang asing ditangkapi?” tanya Can dide.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 113
43 Pada tahun 1757 pernah ada percobaan pembunuhan terhadap Louis XV. Akibatnya banyak
penduduk ditangkapi. Henri IV mengalami percobaan pembunuhan pada bulan Desember 1594,
kemudian terbunuh pada tahun 1610. Menurut Voltaire perisiwa-perisiwa itu disebabkan oleh
kefanaikan.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
23
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 115
uang lebih banyak dari nilai seluruh wilayah Kanada itu sendiri.
Untuk m engatakan secara tepat apakah di negeri yang satu ini
lebih banyak orang yang pantas diikat daripada di nega ra tetang-
ganya, rasanya itu berada di luar jangkauan pikiran saya. Yang
saya tahu hanyalah bahwa orang-orang yang akan kita tem ukan
pada um um nya sangat m urung sifatnya.”
Sam bil berbin can g-bin can g dem ikian tibalah m ereka di
Portsm outh. Banyak orang berkerum un di tepi pantai. Dengan
penuh perhatian m ereka m em perhatikan seo rang laki-laki gem uk
yang sedang berlutut dengan m ata ditutup kain pengikat, di atas
geladak salah sebuah ka pal angkatan laut. Em pat orang tentara
berdiri di hadap an orang itu, dan m asing-m asing m enem bakkan
tiga bu tir peluru ke kepalanya dengan sikap sangat santai. Para
penonton pun pulang dengan rasa puas.
“Apa pula artinya sem ua ini,” tanya Candide,” dan set an apa
yang gentayangan m em perluas kerajaannya ke m ana-m ana?” Dia
m enanyakan siapa laki-laki gem uk yang dibunuh dalam upacara
yang baru selesai dilaksa nakan itu.
“Dia laksam ana,” jawab seseorang.
“Lalu m engapa lak sam ana itu dibunuh?”
“Soalnya,” sahut orang itu lagi, “dia tidak m em erintahkan
m em bunuh cukup banyak orang. Dalam perang m e lawan laksa-
m ana Prancis, dia dinilai tidak cukup dekat dengan m usuh.”
“Lho,” kata Candide, “jarak antara laksam ana Prancis dan
lak sam ana Inggris, sam a saja jauhnya seperti jarak antara laksa-
m ana Inggris dengan m usuhnya itu, bu kan?”
“Itu m em ang tidak bisa dim ungkiri,” sam bung orang itu lagi,
“nam un di negeri ini sekali-sekali laksam ana per lu dibunuh, agar
yang lain m enjadi lebih berani.”45 Candide begitu bingung dan
terkejut oleh apa yang dilihat dan didengarnya, sehingga dia tak
45 Alasan ini memang dipakai sebagai alasan oleh keriyaan Inggris untuk menjatuhkan hukuman
mai atas diri Laksamana Byng, yang pada tahun 1756 dikalahkan oleh La Gallissoniere di
Minorque.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
116 Voltaire
berm inat sedikit pun m em ijakkan kaki di negara itu. Maka dia
tawar-m enawar dengan pem ilik kapal (walaupun m ungkin dia
juga pencuri seperti yang di Surinam e), agar dia dapat diantar
secepat m ungkin ke Venesia.
Pem ilik kapal itu siap dua hari kem udian. Mereka m e nyusuri
pantai Prancis, lalu m elewati Lisabon di kejauh an. Dan Candide
pun m enggigil. Kem udian m ereka m e m asuki selat dan tiba di
Laut Tengah. Akhirnya m ereka pun sam pai di Venesia. “Puji
syukur kepada Tuhan,” ka ta Candide sam bil m em eluk Martin, “di
kota inilah saya akan bertem u kem bali dengan Nona Cunegonde.
Saya dapat m engandalkan Cacam bo seperti diri saya sendiri.
Sem uanya baik, segalanya berjalan baik, segalanya ber jalan
sebaik m ungkin.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
24
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
118 Voltaire
lagi bagiku untuk terus hidup. Oh, m estinya saya tetap saja tinggal
di surga Eldorado, daripada pulang ke Eropa yang brengsek ini.
Alangkah tepatnya pendapat Tuan, Pak Martin yang baik! Yang
terjadi di dunia ini rupanya hanyalah ilusi dan bencana!”
Candide tenggelam dalam suasana murung yang pa ling mene-
kan, dan sama sekali tidak mengacuhkan pertunjukan opera yang
sedang alla m oda, ataupun pesta ria karnaval. Tak seorang wanita
pun berhasil meman cing gairahnya. Martin berkata kepadanya,
“Ternyata pikiran Tuan ini naif sekali. Bagaimana Tuan bisa meng-
ha rapkan bahwa seorang pelayan m etis, dengan lima sam pai enam
juta dalam kantungnya, bersedia menjemput kekasih Tuan di
ujung dunia dan mengantarkannya ke Venesia. Seandainya wanita
itu berhasil dijumpai, pa ling-paling dia akan mengambilnya untuk
diri sendiri. J ika tidak ditemukan, dia akan mengambil yang lain.
Menu rut pendapat saya sebaiknya Tuan melupakan saja pe layan
Tuan Cacambo dan kekasih Tuan Cunegonde itu.” Martin memang
tidak berniat menghibur. Candide ber tambah sedih, sedangkan
Martin tak henti-hentinya membuktikan bahwa di muka bumi ini
hanya ada sedikit kebenaran dan kebahagiaan, kecuali mungkin di
Eldorado yang tak mungkin dikunjungi orang itu.
Tatkala m ereka sedang berdiskusi tentang m asalah penting
itu, dan tetap sam bil m enunggu kedatangan Cu negonde, Candide
m elihat seorang rohaniwan m uda aliran Theatin di Lapang Saint-
Marc, yang sedang m enggandeng seorang perem puan. Rohaniwan
itu tam pak se gar, m ontok, dan berbadan kokoh. Matanya ber-
sinar-sinar, air m uka yakin, pandangan tegas, dan langkahnya
anggun. Si perem puan sangat m anis. Dia m enyanyi, sam bil m e-
m an dang dengan m esra pasangannya itu, seraya m encubit pipi-
nya yang tem bam sekali-sekali. “Nah, akuilah sekarang,” kata
Candide kepada Martin, “bahwa paling tidak sepasang m erpati
itu sangat berbahagia. Sam pai sekarang yang saya lihat hanyalah
orang-orang m alang belaka. Nam un kalau m elihat perem puan
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 119
dan agam awan itu rasanya saya dapat bertaruh bahwa m ere ka
m akhluk-m akhluk yang sangat berbahagia.”
“Saya berani bertaruh bahwa tidak,” sahut Martin.
“Untuk m engetahuinya gam pang, undang saja m ere ka m akan
m alam ,” sam bung Candide, “kita lihat nanti apakah saya keliru.”
Dia langsung m enyapa pasangan tersebut, lalu berbasa-basi,
serta m engundang m ereka agar datang di penginapan untuk
m akan m akaroni, m asakan burung m enu rut resep Lom bardi,
telur ikan esturgeon, dan m inum anggur Montepulciano, Lacrym a
Christi, Chypre, dan Sam os. Wajah gadis itu m em erah, sedangkan
yang pem uda langsung m enyatakan kesediaannya. Gadis itu
m engiku ti m ereka sam bil terus m enerus m em perhatikan Candide
dengan pandangan heran dan ragu, yang digenangi air m ata. Baru
saja m ereka m asuk ke kam ar Candide, perem puan itu berkata
kepadanya, “Aduh! Tuan Candide ini rupanya tidak m engenali
lagi Paquette!” Sam pai saat itu Candide belum m em perhatikan
perem puan itu dengan baik, karena pikirannya hanya tertuju
kepada Cun egon de. Maka tatkala dia m en den gar perkataan
perem puan itu, dia berseru, “Aduh, benarkah ini Paquette, yang
telah m em buat Doktor Pangloss m enjadi setam p an itu?”
“Ya, Tuan, m em ang sayalah yang berdosa,” jawab Paquette,
“rupanya Tuan telah m endengar sem uanya. Saya juga telah
m engetahui segala bencana yang m enim pa keluarga baron dan
Cunegonde yang jelita itu. Saya ber sum pah bahwa nasib saya
pun tidak kurang m enyedih kan dari itu. Pada waktu kita bertem u
untuk pertam a ka linya dulu, sesungguhnya saya m asih sangat
lugu. Seo rang pastor, yang pada waktu itu bertindak sebagai
ba pak pengakuan saya, telah m enodai saya dengan m udah.
Akibatnya sungguh m engerikan. Saya diusir dari istana, tak lam a
setelah Tuan ditendang keluar dari situ. Sean dainya tidak ada
dokter yang kasihan kepada saya, m ungkin saya sudah m ati.
Karena m erasa berutang bu di, selam a beberapa waktu lam anya
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
120 Voltaire
saya m enjadi gun dik dokter itu. Karena sangat cem buru istrinya
m em u kul saya tanpa belas kasihan sam a sekali setiap hari. Dia
m elakukannya dengan m em babi buta. Dokter itu bertam pang
paling jelek jika dibandingkan dengan lelaki lain, dan saya
m enjadi perem puan yang paling m enderita, karena dipukul
terus-m enerus gara-gara laki-laki yang tidak saya cintai. Tuan
m aklum , berbahaya sekali bagi seorang perem puan yang galak
seperti itu m enjadi istri dokter. Karena jengkel oleh ulah istrinya,
untuk m engobati sakit selesm a yang sepele, pada suatu hari sang
suam i m em berinya obat yang sangat am puh se hingga dalam
waktu dua jam saja perem puan itu m e ninggal setelah kejang-
kejang m engerikan. Keluarga si istri m engadukan dokter itu ke
pengadilan. Dia m elarikan diri, sedangkan saya dipenjarakan.
Walaupun tak bersa lah, m ungkin saya tak akan dilepaskan, sean-
dainya saya tidak cantik. Hakim m au m em bebaskan saya dengan
syarat dia dapat m enggantikan kedudukan dokter itu. Tak lam a
ke m udian saya digeser oleh seorang saingan, lalu diusir tanpa
balas jasa, dan terpaksa m eneruskan pekerjaan kotor yang bagi
laki-laki sangat m enyenangkan ini, padahal bagi kam i m eru-
pa kan neraka yang pe nuh penderitaan. Saya pergi m encari
nafkah dalam pe kerjaan ini di Venesia. Aduh, Tuan! Seandainya
Tuan dapat m em bayangkan apa artinya m em aksakan diri untuk
m en gelus-elus tan pa perasaan pedagan g yan g tua ban gka,
pengacara, berbagai tingkatan pastor; m em biarkan diri dihina
terus-m enerus, ditipu, atau terpaksa m em in jam baju untuk di-
singkap kan oleh seorang laki-laki yang m em uakkan, dicuri oleh
seseorang apa yang saya per oleh dari yang lain, ditahan sebagai
sandera oleh petu gas pengadilan, sedangkan m asa depan hanya
m enjanjikan usia tua yang m engerikan, rum ah sakit, atau tem pat
sam pah. Tentunya Tuan dapat m enyim pulkan bahwa saya ini
adalah m ahluk yang paling m enderita di dunia!”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 121
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
122 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
25
KUNJUNGAN KE ISTANA
SENATOR POCCOCURANTE,
BANGSAWAN VENESIA
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
124 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 125
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
126 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 127
48 Seneca adalah ahli ilsafat yang hidup di Roma pada abad pertama Masehi. Dia guru Nero.
Karyanya tentang moral antara lain La Clemenee, Les Bienfaits.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
128 Voltaire
49 Voltaire sangat idak menyukai Milton, penyair Inggris yang menulis Lost Paradise.
50 Arioste adalah penyair sairis dari zaman Renaissance Italia.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 129
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
130 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
26
TENTANG PENGALAMAN
CANDIDE DAN MARTIN WAKTU
MAKAN BERSAMA ENAM ORANG
ASING SERTA PENJELASAN
SIAPA MEREKA ITU
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
132 Voltaire
ada pula di sini, bukan? Di m ana dia? Ayo, cepat antar saya ke
sana, biar saya m ati bersam anya karena bahagia!”
“Cunegonde tidak ada di sini,” jawab Cacam bo, “dia ada di
Istanbul.”
“Ya,Tuhan! Di Istanbul! Tetapi saya tak peduli di m ana dia
berada, bahkan di Tiongkok sekalipun, aku akan ter bang ke
sana.... Ayo, kita pergi.”
“Kita pergi setelah m akan m alam ,” Cacam bo m elan jutkan,
“saya tidak bisa m engatakan apa-apa lagi. Seka rang saya m enjadi
budak belian, m ajikan saya sedang m enunggu saya. Saya harus
m elayaninya di m eja m akan.... J angan bilang apa-apa lagi, silakan
m akan, lalu bersiap-siaplah.”
Candide terom bang-am bing oleh rasa gem bira dan sedih seka-
ligus. Dia senang karena telah berjum pa lagi dengan pelayannya
yang setia, nam un heran ketika dilihatnya bahwa Cacam bo telah
m en jadi budak belian . Be n akn ya dipen uhi kein gin an un tuk
bertem u kem bali de ngan kekasihnya, hatinya berdebar-debar, dan
jiwanya terguncang. Lalu dia duduk di depan m eja m akan bersa-
m a Martin, yang tetap tenang m enghadapi peristiwa itu, serta
enam orang asing, yang datang berkunjung untuk m enyaksikan
karnaval Venesia.
Cacam bo, yang sedang m enghidangkan m inum an ba gi salah
seorang asing itu, m endekati telinga m ajikannya m enjelang selesai
m akan, dan berkata, “Yang Mulia, Ba ginda dapat berangkat setiap
waktu, kapal telah siap.” Setelah berkata begitu, dia keluar. Orang-
orang yang du duk di m eja m akan itu terkejut dan berpan dangan
tanpa m engucapkan sepatah kata pun. Seorang pelayan lain m en-
dekati m ajikannya, dan berkata, “Yang Mulia, kere ta Baginda ada
di Padoua, dan perahu telah siap.” Sang m ajikan m engangguk,
dan si pelayan pergi. Sem ua yang duduk depan m eja m akan itu
ber pandangan lagi, dan m ereka bertam bah heran. Setelah m en-
dekati orang asing ketiga, pelayan ketiga berkata pula, “Yang
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 133
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
134 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 135
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
27
PERJALANAN CANDIDE KE
ISTANBUL
CACAMBO YANG setia itu telah m endapat izin dari pem ilik kapal
bangsa Turki yang akan m engantar kem bali Sultan Ahm ed ke
Istanbul bahwa dia boleh m engajak Candide dan Martin untuk
turut m enum pang kapal itu. Kedua-duanya naik ke kapal, setelah
berlutut di hadapan Yang Mulia sultan sengsara itu. Dalam
perjalanan Candide berkata kepada Martin, “Kita telah berjum pa
dengan enam orang raja yang diturunkan dari takhta. Kita telah
m akan m alam bersam a m ereka, m alahan saya telah m em beri
sum bangan kepada salah seorang di antara m ereka. Mungkin ada
banyak pangeran lain yang nasibnya jauh lebih jelek. Untunglah
saya hanya kehilangan seratus kam bing, dan kini saya sedang
terbang ke pelukan Cunegonde. Martin yang baik, sekali lagi
terbukti bahwa Pangloss benar, segalanya berjalan baik.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 137
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
138 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 139
Dalam rom bongan pendayung itu, ada dua orang bu dak yang
cara m endayungnya jelek sekali. Sekali-sekali juragan perahu
m enyabetkan cam buk kulit kerbau be berapa kali pada bahu
m ereka yang telanjang. Secara spontan Candide m em perhatikan
lebih saksam a serta m en dekati m ereka den gan pen uh rasa
kasihan. Bebera pa garis wajah yang telah berubah bentuk itu
tam pak m irip dengan Pangloss dan dengan pastor J esuit yang
m a lang, yakni baron m uda, kakak Cunegonde. Kem iripan itu
m em buat hatinya terharu dan sedih. Dia m em andang m ereka
dengan lebih teliti. “Sesungguhnya,” katanya ke pada Cacam bo,
“sean dainya saya tidak m elihat dengan m ata kepala sendiri Tuan
Guru Pangloss digantung, dan jika saya tidak pernah sial sam pai
m em bunuh baron m u da itu, saya betul-betul akan m engira bahwa
m erekalah yang m endayung perahu ini.”
Mendengar kata “baron” dan “Pangloss”, kedua pe kerja pak-
sa itu berteriak keras-keras, terhenyak di bangku m ereka dan
m em biar kan dayung m asing-m asing ja tuh. J uragan perahu ber-
la ri m engham piri m ereka, dan sabetan kulit kerbau itu m enjadi
berlipat ganda.
“Hentikan! Hentikan! Tuan,” seru Candide, “saya akan m em -
berikan berapa saja uang yang Tuan inginkan.”
“Aduh, Candide-kah ini?” kata salah seorang pekerja paksa
itu.
“Betulkah ini Candide?” kata yang satu lagi.
“Mim pikah aku?” kata Candide, “apakah aku benar-be nar
se dang bangun? Be narkah aku berada dalam perahu ini? Apakah
orang ini betul baron yang telah saya bu nuh? Apakah yang
satunya lagi m em ang Tuan Guru Pangloss yang telah kulihat
sendiri digantung?”
“Mem ang betul, kam ilah ini, kam ilah ini,” jawab m ere ka.
“Wah! Inikah ahli ilsafat terbesar itu?” kata Martin.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
140 Voltaire
“Hei, Tuan Pem ilik kapal,” kata Candide, “berapa jum lah
yang Tuan inginkan sebagai tebusan Tuan de Thunder-ten-
tronckh, salah seorang baron terbesar di seluruh ke kaisaran, dan
sebagai tebusan Tuan Guru Pangloss, ahli metaisika yang paling
m endalam di J erm an?”
“Anjing Kristen,” jawab juragan kapal, “m engingat ke dua
budak yang anjing Kristen adalah baron dan ahli me taisika, yang
m ungkin di negeri m ereka m erupakan ja batan m ulia, beri aku
lim a puluh ribu sequin.”
“Tuan akan m endapatkannya. Bawalah saya secepat kilat ke
Istanbul, dan Tuan akan langsung saya bayar. Oh, tidak, bawalah
saya ke tem pat Nona Cune gonde.” Pada tawaran Candide yang
pertam a juragan perahu itu telah m engarahkan perahu ke arah
kota itu, dan dia m enyuruh orang-orang itu m endayung secepat
burung m enem bus udara.
Candide m em eluk baron dan Pangloss berulang kali. “Aduh,
ternyata saya tidak m em bunuh Tuan, bagaim ana m ungkin? Dan
Tuan Guru tercinta, bagaim ana m ungkin Tuan m asih tetap hidup,
padahal dulu sem pat digan tung? Dan m engapa Tuan berdua
berada dalam perahu dayung di wilayah Turki ini?”
“Betulkah bahwa adikku tercinta ada di negeri ini?”
“Ya,” jawab Cacam bo.
“J adi saya bisa bertem u lagi dengan Candide yang baik ini!”
seru Pangloss.
Can dide m em perken alkan Martin dan Cacam bo ke pada
m ereka. Mereka berangkulan dan berbicara berba rengan. Perahu
itu seakan-akan terbang. Mereka sudah m asuk pelabuhan. Seorang
Yahudi dim inta datang. Can dide m enjual dengan harga lim a puluh
ribu sequin sebu tir berlian yang bernilai seratus ribu sequin.
Orang Ya hudi itu bersum pah dem i Nabi Ibrahim bahwa dia tidak
sanggup m em berikan lebih dari itu. Candide langsung m em bayar
uang tebusan baron dan Pangloss. Gurunya itu m enyem bah
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 141
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
28
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 143
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
144 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 145
tepat dalam perahu dan bangku yang sam a dengan baron m uda
ini. Di atas perahu ini hanya ada em pat orang dari Marseille,
lim a orang pastor Napoli, dua orang rohaniwan lagi dari Corfou.
Mereka m engatakan bahwa peristiwa-peristiwa seperti itu terjadi
setiap hari. Baron itu beranggapan bahwa penderitaan yang
diala m inya lebih tidak adil jika dibandingkan den gan yan g
terjadi atas diriku. Sedangkan saya sendiri berpendapat bahwa
perbuatan m engem balikan satu karangan bunga ke dada seorang
wanita m estinya lebih ringan hukum an nya daripada yang telah
dijatuhkan atas orang yang m andi telanjang bersam a seorang
pengawal istana. Ka m i berdebat terus-m enerus, sehingga selalu
dihukum dengan dua puluh cam bukan kulit kerbau setiap hari.
Untunglah rangkaian peristiwa di dunia ini telah m enggiringm u
ke dalam perahu kam i, sehingga kam i dapat kau tebus.”
“Nah, Tuan Guru yang baik,” kata Candide, “setelah Tuan
digantung, dibedah, dicam buk, dan dipaksa m enja di pendayung
perahu ini, apakah Tuan tetap berpenda pat bahwa segala sesuatu
berjalan sebaik m ungkin?”
“Saya tetap berpegang pada pendapat saya yang per tam a,”
sahut gurunya itu. “Bukankah saya ini ahli ilsa fat, tidak pantaslah
kalau saya m enjilat ludah sendiri, m engingat bahwa Leibniz tidak
m ungkin keliru, serta keselarasan yang telah ditakdirkan adalah
hal yang pa ling indah di dunia, sebagaim ana juga m ateri yang
abs trak dan konkret.”
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
29
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 147
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
30
PENUTUP
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 149
kerja paksa lagi, setelah itu m engirim dia kepada kepala gereja
di Rom a dengan kapal pertam a. Pendapat itu diterim a baik. Si
Nenek pun m enyetujuinya. Adik nya tidak diberi tahu. Rencana itu
dapat dilaksanakan dengan bant uan sedikit uang. Yang m enerim a
upah m erasa senang karena m endapat kesem patan m enangkap
seorang J esuit, dan m enghukum kesom bongan seorang baron
J erm an.
Kemudian Candide menikah dengan kekasihnya, dan hidup
dikelilingi ahli ilsafat Pangloss, ahli ilsafat Mar tin, Cacambo yang
hati-hati, dan si Nenek. Wajar saja ka lau orang membayangkan
bahwa setelah mengalami se kian banyak bencana, dan berkat
begitu banyak berlian yang telah diangkutnya dari tanah air
orang-orang Inca kuno, mereka akhirnya dapat menikmati hidup
yang pa ling menyenangkan. Namun mereka seringkali ditipu
orang-orang Yahudi, sehingga yang tersisa hanyalah se bidang
lahan pertanian yang kecil. Setiap hari istrinya bertambah jelek,
judes, dan banyak tingkah. Si Nenek telah menjadi lumpuh,
sifatnya lebih sulit lagi da ri Cunegonde. Cacambo mengerjakan
kebun, dan sekali-sekali pergi m enjual sayuran ke Istanbul.
Dia terlalu lelah bekerja dan sering m engom eli nasibnya.
Pangloss putus asa, karena tidak mendapat kesempatan untuk
memamerkan kehebatannya di universitas-universitas J erm an.
Sedangkan Martin merasa yakin bahwa di mana pun orang sama
sengsaranya, m aka dia m enghadapi sem ua nya dengan sabar.
Candide, Martin, dan Pangloss kadangkala bertengkar gara-
gara masalah metaisika dan moral. Di bawah jendela mereka
sering terlihat lewat perahu-perahu yang ditumpangi para efendi,
bacha, kadi yang akan diasingkan ke Mytilene, di Erzeroum.
Kemudian terlihat berdatangan kadi lain, bacha lain, dan efendi52
yang m enggantikan m ereka yang diasingkan, sam pai datang
giliran m ereka sendiri untuk dibuang. Terlihat pula kepala-
52 Pejabat-pejabat inggi Turki.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
150 Voltaire
53 Kepala pejabat yang dipenggal. Kalau datang dari jauh, otaknya dikeluar kan dulu, lalu dijejali
jerami.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 151
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
152 Voltaire
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
CANDIDE 153
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
154 Voltaire
54 Dalam ari sebenarnya Voltaire sendiri telah melaksanakannya di Les Délices, kemudian di
Ferney. Dalam ari kiasan kita dapat memahaminya sebagai berikut: untuk mengimbangi
kesengsaraan yang diimbulkan kondisi manusia, apabila perbuatan idak dapat dianggap
sebagai “obat”, paling idak sebagai “hiburan” untuk melupakannya. Kesimpulan ini
menunjukkan sikap pesimisme yang membangun, yang sangat berbeda dengan opimisme yang
mengakhiri hikayat Voltaire lainnya, Zadig.
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
http://pustaka-indo.blogspot.com
VO LT A I R E
CANDIDE
SASTRA
KPG: 59 16 01248