Pembuatan Mie Instan
Pembuatan Mie Instan
Pembuatan Mie Instan
Kondisi masyarakat pada saat ini lebih menyukai hal-hal yang instan. Tuntutan bagi mereka
untuk lebih produktif dalam segala hal, memaksa untuk lebih efektif dan efisien dalam
menggunakan waktu dan tenaga. Pada akhirnya, kondisi ini berdampak pada cara pemenuhan
kebutuhan pangan mereka, sehingga terjadi perubahan budaya pangan ke arah konsumsi
makanan instan sehingga fenomena ini menjadi peluang yang bagus bagi pihak industri pangan
untuk memproduksi makanan instan. Salah satu jenis makanan instan tersebut adalah mie instan.
Mie instan adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar terigu. Bentuknya panjang
dan elastis dengan diameter ± 2 mm. Cara memasaknya mudah, yakni dengan
merebusnya di dalam air mendididh selama 3 menit saja. Meskipun mie instan belum
dapat dianggap sebagai makanan penuh ( wholesome food ), namun mampu
menyumbang energi untuk aktivitas tubuh. Karena dua alasan tersebut, yakni mie
instan sebagai makanan cepat saji dan mampu menyumbang energi, semakin banyak
masyarakat yang tertarik untuk mengkonsumsi mie instan sebagai pengganti nasi.
Proses pembuatan mie instan meliputi persiapan bahan baku, pencampuran adonan,
pengadukan, pelempengan, pencetakan, pengukusan, pemotongan, penggorengan,
pendinginan, dan pengemasan.Pada proses tersebut tidak dimungkinkan adanya cemaran
terhadap mikrobiologi produk baik oleh lingkungan, pekerja, maupun alat
yang digunakan.Untuk mengetahui banyak sedikitnya jumlah mikrobiologi yang
mencemari produk maka perlu dilakukan adanya analisa mikrobiologi terhadap produk
akhir berupa produk jadi mie instan.
Bahan Baku
Bahan baku utama dalam pembuatan mie instan adalah tepung terigu, tepung
tapioka dan air. Tepung terigu berasal dari gandum, dimana pada umunya gandum
diklasifikasikan berdasarkan atas kekerasan dari gandum dan protein yang
dikandungnya dan warna butir gandum itu sendiri (Kent, 1983).
Tepung terigu merupakan hasil dari proses penggilingan gandum yaitu berupa
endoperm halus yang terpisah dari kulit luar lembaga (Jones dan Amos, 1983). Menurut
Kent (1983), gandum pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tesktur endosperm
dan kandungan proteinnya. Tekstur endosperm berhubungan dengan pengadaan
tepung untuk berbagi keperluan.
Pemakaian tepung gandum sebagian besar untuk industri makanan seperti mie
basah 32%, mie instan 20%, mie telor 8%, biskuit 29%, roti 15% dan hanya 5%
dikonsumsi secara langsung, serta sebagian kecil dipakai untuk bahan baku industri
non makanan antara lain perekat untuk industri plywood (Ramelan, 1999).
Karbohidrat 74,5
Protein 11,80
Lemak 1,20
Abu 0,46
Kalori 340 kal
Sumber : Kent (1993)
b. Tepung Tapioka
Tepung tapioka memiliki daya serap air besar sehingga mempermudah proses
dehidrasi yaitu granula pati kembali ke posisi ke posisi semula (Winarno, 1991). Tabel
komposisi tepung tapioka dapat dilihat dalam tabel 5.
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 363.0
Ca (mg) 84.0
Granula-granula tepung tapioka terletak pada sel umbi akar, mempunyai bentuk sama
dengan pati kentang. Granula tepung tapioka berukuran 3-35 mm dan mempunyai sifat
birefringent yang kuat. Pati tapioka tersusun atas 20% amilosa dan amilopektin
(Winarno, 1991).
c. Air
Penambahan air dalam adonan berfungsi untuk membentuk konsistensi adonan yang
diinginkan. Umumnya air yang ditambahkan dalam pembuatan mie antara 30-35%
(Bhusuk dan Rasper, 1994).
Menurut Sunaryo (1985), suhu air yang disarankan untuk pembuatan mie sebesar -C,
untuk mengaktifkan enzim amilase yang akan memecah pati menjadi dekstrin dan
protease yang akan memecah gluten, sehingga menghasilkan adonan lembut dan
halus. Jika suhu kurang dari C adonan menjadi keras, rapuh dan kasar. Jika suhu lebih
dari C akan menghasilkan mie dengan tingkat elastisitas yang menurun dan
kelengketannya meningkat.
d. Air Alkali
Menurut Sunaryo (1985) air yang digunakan haruslah air lunak yang bersih artinya air
yang memiliki persyaratan mutu air untuk industri yaitu air yang baik secara kimiawi dan
mikrobiologis. Fungsi air alkali sebagai bahan tambahan membuat mie instan adalah:
Media reaksi antara glutenin dan karbohidrat, larutan garam, membentuk sifat kenyal
pada glutein
Natrium karbonat (), dan kalium karbonat () sebagai tambahan pada mie segar atau mie
yang segera dimasak stelah dipotong. Penggunaan senyawa ini mengakibatkan pH
lebih tinggi yaitu pH 7,0-7,5 , warna sedikit kuning dan flavor disukai oleh konsumen.
Komponen-komponen tersebut berfungsi untuk mempercepat pengikat gluten,
meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas (garam fosfat) dan meningkatakan Sodium
tripolifosfat () digunakan sebagai bahan pengikat air agar air dalam adonan tidak
menguap sehingga adonan tidak mengalami pengerasan atau kekeringan dipermukaan
sebelum proses pembentukan lembaran adonan. Perbaikan terhadap sifat-sifat adonan
tidak menunjukan penghambatan terhadap α-amilase (Trenggono,dkk, 1990).
f. Minyak Goreng
a. Seasoning
terdapat beberapa macam seasoning antara lain bumbu (teriri dari garam,
gula, MSG, flavor flavor, dll) minyak bumbu, bawang goreng, kecap, cabe
bubuk, saus dan sambal pasta. Jenis seasoning pada setiap mie instan
tergantung dari jenis mie dan flavonya. Pada produk mie polos tidak
digunakan bumbu-bumbu tersebut.
b. Ingredients
c. Kemasan
2. Kemasan karton : nama dan alamat pabrik, merk dagang, jumlah isi,
nomor pendaftaran, jumlah tumpukan maximum, kode produksi
tanggal kadaluarsa, tanda SNI, tanda halal, cara penyimpanan dan
penyajian, nutrition fact, netto, kode produksi, tanggal kadaluarsa.
Bahan baku yang datang (dikirim oleh Suplier) sebelum masuk diperiksa
dahulu oleh QC bahan baku. Alur penerimaan bahan baku tersebut dalam
gudang werehouse adalah sebagai berikut:
Pencampuran (Mixing)
Mixing adalah proses pencampuran bahan yang digunakan dalam pembuatan mie
instan. Dengan tujuan untuk mendapatkan lama mixing yang sempurna.
Karena mixing yang berlebihan akan merusak susunan gluten dan adonan akan
semakin panas, dan apabila mixing kurang dapat menyebabkan adonan kurang elastis
sehingga menyebabkan volume mie menjadi sangat kurang dan tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan. Bahan – bahan yang dicampur antara lain tepung terigu, tepung
gaplek,tepung tapioka atau pati, alkali (maksimal 35%) dan air. Proses pencampuran
dilakukan pada suhu 35-37 oC. Mixing dilakukan dengan mixer, selama 14 menit secara
bertahap. Berikut ini tahapan mixing:
1. Tahap awal
Pada tahap ini terjadi pencampuran larutan alkali dengan kadar air 30-34%.
Kadar air 30% untuk tekstur ringan seperti mie kremez, dan 34% untuk
tekstur kuat seperti mie polos. Waktu pengadukan awal atau disebut sebagai
pengadukan basah dilakukan selama 11 menit.
2. Tahap akhir
Tahap akhir ini lebih kepada proses pengadukan secara cepat sehingga dihasilkan
campuran yang homogen. Pengadukan akhir (pengadukan kering) dilakukan selama 3
menit.
Kadar air adonan berpengaruh terhadap proses gelatinisasi. Karena apabila kadar air
terlalu tinggi akan menyebabkan untaian mie akan tersangkut di rollpenghubung
antara conveyor steamer dengan conveyor cutter sedangkan kadar air yang terlalu rendah
menyebabkan adonan dan mie yang dihasilkan berwarna kuning pucat. Sehinggaa
dalam hal ini dibutuhkan kadar air yang optimal agar didapatkan mie dengan
kekenyalan yang optimal.
2. Waktu mixing
3. Temperatur adonan
Adonan mie dari mixer selanjutnya ditampung oleh feeder DCM (Dough Compoung
Machine). Kemudian dipress oleh dough presser menjadi du lembar adonan. Dan
selanjutnya ditangkap oleh roll press untuk dipress menjadi selembar adonan dengan
ketebalan yang lebih rendah dari sebelumnya. Roll press berjumlah 6 pasang yang
setiap pasang terdiri dari dua buah silinder dan masing – masing roll press berputar
berlawanan arah. Ketebalan yang dihasilkan masing – masing roll press adalah:
Sehingga tidak terjadi penarikan atau penumpukan lembaran adonan ketika melewati
atau menuju antar roll press.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mie hasil sliting baik:
1. Ketepatan pemasangan mangkok pemisah mie
2. Kebersihan slitter
Pengukusan (Steaming)
Steaming adalah proses pemanasan yang dilakukan dengan uap air panas (98oC)
sebagai media penghantarnya. Untaian mie yang telah ditangkap olehWaving Net
Conveyor selanjutnya dilewatkan melalui steam box dengan menggunakan mesin Boiler.
Steaming digunakan untuk mendukung proses terjadinya gelatinisasi gluten. Dengan
beberapa tahap proses gelatinisasi yaitu pembasahan, tahap gelatinisasi dan tahap
solidifikasi. Pada tahap pembasahan mie bersifat mudah putus. Pada tahap gelatinisasi
mie akan mengalami gelatinisasi dengan penetrasi panas ke dalam mie dan bersifat
agak lentur. Pada tahap soliditasi permukaan mie terjadi penguapan dan membentuk
lapisan film tipis sehingga menjadi halus dan kering yang menyebabkan sifat mie jadi
solid.
Tahap steaming prosesnya harus benar – benar baik dalam titik kritis, steaming
yang kurang lama atau suhu yang kurang optimal menyebabkan gelatinisasi juga
kurang optimal. Selai itu boiler harus benar – benar dipastikan bahwa tidak
mengandung air karena hal itu akan menyebabkan tekstur mie menjadi lembek.
Sebelum menuju kater mie dikeringkan terlebih dahulu dengan kipas angin untuk
mengurangi kadar air dipermukaan mie akibat proses steaming. Hal ini penting karena
apabila tidak dikeringkan akan menyebabkan mie tersangkut di bagian pemutar Waving
net conveyor.
Pemotongan (Cutting)
Cutting merupakan proses pemotongan untaian mie menjadi blog mie yang
mempunyai ukuran tertentu dengan standar berat dan ukuran mie instan
tergantung dari jenis mie. Mie yang telah dipotong kemudian dilipat dengan
cangkulan sehingga menghasilkan 2 blok mie yang sama panjang dan simetris
lipatannya. Selanjutnya didistribusikan ke dalam mangkok fryer yang berbentuk
persegi yang dilengkapi dengan conveyor yang mampu menggerakkan melewati
bak fryer untuk dilakukan proses Frying.
Penggorengan (Frying)
Menurut anonymous (2005), pada saat frying juga terjadi denaturasi protein dan
reaksi maillard. Denaturasi protein dapat meningkatkan daya cerna.
Reaksimaillard merupakan reaksi antara gugus reduksi dari karbohidrat pada pati
dengan gugus amino pada protein. Reaksi ini menimbulkan aroma yang khas dan
perubahan warna yang cenderung lebih gelap dan berbentuk kaku.
1. Level minyak
Level minyak goreng diukur dari penutup mangkok. Semakin tinggi level
minyak goreng maka semakin lama pula prose frying. Standar level
minyak adalah 4 cm.
Pendinginan (Cooling)
Cooling merupakan proses penurunan suhu mie instan, selama 1 menit dengan cara
melewatkan mie dalam cooling box yang berisi fan. Udara untuk fan bersumber dari
udara luar ruang produksi (udara bebas) sehingga fan dilengkapi filter untuk menyaring
polutan. Suhu mie setelah cooling adalah kurang dari 45oC dan kemudian ditangkap
oleh konveyor untuk selanjutnya dikemas.
Pengemasan (Packing)
Menurut Kent(1983), pada pembuatan mie biasanya diusahakan tepung terigu hard
yang dicampur bahan-bahan lain dan dibuat adonan yang kaku seperti pembuatan
macaroni. Adonan ini kemiduan dilewatkan pada suatu roll pengepres untuk
membentuk lembaran dengan tebal 1/8 inci atau kurang dengan komposisi kimia dari
tepung terigu.
Pada produksi mie instant faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu produk
akhir adalah persiapan bahan baku, penambahan larutan alkali, pengadukan,
pengukusan (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling) dan pengemasan
(packing).
Bahan baku pembuatan mie adalah tepung terigu sebasar 200 kg, tepung tapioka 25
kg dan alkali 65 kg. Penambahan larutan alkali harus sesuai dengan standart, apabila
air alkali yang ditambahkan terlalu banyak maka akan berpengaruh terhadap tekstur
mie yang keras dan memiliki rasa yang tidak sesuai. Jadi larutan alkali sangat berperan
dalam menentukan mutu mie instant yaitu sebagia pengatur pH untuk mempercepat
proses gelatinisasi pati dan karena terdapat pada bentuk garam karbonat maka larutan
alkali berfungsi sebagai zat pengembang adonan mie instant ( Anonymous, 1987).
Untuk memperoleh hasil pengadukan yang baik yaitu adonan yang tidak pera dan
tidak lembek, larutan garam tercampur rata dan adonan homogen, maka yang perlu
diperhatikan adalah jumlah larutan alkali ditambahkan harus sesuai standart. Menurut
Kent (1987), waktu pencampuran terbaik untuk pasta adalah 10-15 menit.
Pengepresan bertujuan untuk membuat pasta menjadi lembaran yang siap dipotong
menjadi bentuk khas mie. Fungsi lain dari proses pelempengan yaitu agar proses
geletinisasi pati yang terjadi pada proses proses pengukusan dapat berjalan bersama-
sama. Pada proses pengepresan ini adonan yang dibuat dicetak menjadi rol-rol
pengepresan pada mesin pengepres. Menurut Kent (1983), pengepresan ini dilakukan
untuk membuat lembaran-lembaran setebal 1/8 inchi atau kurang. Pencetakan
dilakukan dengan mengunakan silinder teralur. Lembaran yang dicetak menjadi pilinan
atau utasan mie diletakan pada silinder mie beralur tersebut. Pengukusan dilakukan
dengan tujuan agar pati yang ada dalam mie tergelatinisasi sehingga mie yang
dihasilkan menjadi produk instant. Menurut Kent (1983) suhu tergelatinisasi pati
gandum adalah 54,5-64°C.
Pengeringan adalah proses pelepasan uap air dari bahan atau komoditi hasil
pertanian sehingga mencapai kadar air tertentu dan terjadi keseimbangan antara kadar
air bahan denga udara sekitar bahan (Kent, 1983).
Tujuan utama penggorengan adalah untuk mematangkan mie instant sehingga dapat
dimakan tanpa pemasakan lebih dahulu atau digunakan sebagai makanan ringan.
Proses penggorengan inilah yang menyebabkan produk mudah menjadi rusak, karena
minyak yang dikandung tersebut jika teroksidasi akan menghasilkan ketengikan, karena
itu pengemasan yang digunakan harus rapat. Menurut Winarno (1997) fungsi minyak
pada penggorengan adalah sebagai penghantar panas, memberi flavor dan menambah
niolai gizi makanan.
Tahap akhir dari industri mie adalah pengemasan. Menurut Djatmiko (1985)
pengemasan merupakan suatu cara dalam memberi kondisi sekeliling yang tepat
bagian bahan pangan. Secara nyata pengemasan berperan sangat penting dalam
mempertahankan bahan dalam keadaan bersih dan higienis.
Menurut winarno (1991), walaupun tidak larut air, pati akan menyerap air dan akan
mengembang sampai pada pembengkakan yang terbatas. Apabila suspensi pati dalam
air dipanaskan, akan terjadi tiga tahap pengembangan granula. Tahap pertama terjadi
di dalam air dingin, granula pati akan menyerap air sebanyak 20 %-25 % dari beratnya,
tahap ini bersifat rversibel.
Pati merupakan komponen utama dalam tepung dan terdapat sebanyak 74-90%
berdasarkan berat kering. Pati merupakan homopolymer glukosa dengan ikatan α-D-
glikosidik. Dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang
sering disebut granula.
Pati terdiri dari 2 (dua) fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut
disebut amilosa dan fraksi terlarut disebut amilopektin. Pada amilosa dan amilopektin
terdapat gugus hidroksil. Semakin banyak gugus hidroksil pada molekul pati maka
semakin besar kemampuan menyerap air.
1. Jenis pati
Jenis pati yang berbeda akan memiliki kekuatan mengontrol yang brbeda
pula. Pati pada jagung yang sebagian terkandung pati murni mempunyai
kekuatan mengontrol dua kali lebih besar dari pada tepung yang berasal dari
endosperm.
2. Konsentrasi pati
Suhu gelatinisasi tergantung dari konsentrasi pati. Semakin kental larutan pati,
suhu gelatinisasi akan semakin lambat tercapai dan pada suhu tertentu
kekentalan tidak bertambah bahkan kadang-kadang turun.
3. pH larutan
4. Ukuran granula
5. Kandungan amilosa
Pada pati terdapat dua macm komponen yaitu amilosa dan amilopektin.
Amilosa merupakan rangkaian lurus tidak bercabang, sedangkan amilopektin
merupakan rantai polisakarida yang bercabang pada 1,6 α-Glikosida
(Gregor,et al, 1980). Amilosa adalah salah satu komponen dari pati yang
bertanggung jawab pada proses gelatinisasi disamping ukuran granula itu
sendiri.
Dalam proses gelatinisasi ada dua komponen penting yang sangat berpengaruh yaitu
panas dan air. Apabila cukup air dan panas, maka proses gelatinisasi dapat terjadi
sempurna.
a.Screw
Screw berfungsi sebagai perantara pemindahan bahan dan premixer. Prinsip kerja
dari screw ini adalah dengan mendorong bahan seperti butiran, serbuk/tepung secara
continue dengan conveyor ulir. Spesifikasi dari screw adalah:
b.Mixer
Model : HM-200
Berat : 1500 kg
1. Dough feeder
Dough feeder berfungsi mengistirahatkan adonan, meratakan air dan menurunkan suhu.
Prinsip kerjanya adalah mensuplai adonan ke DCM dan diteruskan keshapping folder.
Spesifikasi dari dough feeder yaitu :
Model : WL-200
Berat : 100 kg
DCM (Dough compound machine) berfungsi membentuk adonan menjadi lembaran sheet
yang terdiri dari dua sel roll
press. Prinsip kerja dengan adanya tekanan dibentuk menjadi lembaran-lembaran tebal.
Spesifikasi dari DCM (Dough compound machine) adalah :
1. Laminate Roller
Laminate Roller berfungsi membentuk lembaran adonan dengan prinsip kerja adanya
tekanan dari roller atau pressing. Spesifikasi alatnya adalah :
Model : FY-610-3
Berat : 4700 kg
Gambar 2. Laminate roller (www.google.com)
1. Continous Roller
Continous Roller berfungsi membentuk lembaran menjadi lebih tipis, dengan prinsip
adanya tekanan antar roller/pressing. Spesifikasi alat :
Model : LY-610-6
Berat : 5500 kg
1. Slitter
Befungsi untuk memotong lembaran adonan menjadi untaian mie yang selanjutnya
menuju ke waving unit. Prinsip kerjanyan adalah membentuk untaian mie dengan
ukuran mie yang standar yang diakukan oleh sepasang roller yang permukaannya
bergerigi. Alat ini berjumlah 2.
Gambar 4. Slitter (www.google.com)
1. Steamer
Model : ZN – 10 – 3 – 74
Berat : 2500 kg
Panjang : 9 meter
1. Cutter
Berfungsi untuk memotong dan memisahkan untaian mie dengan tekanan. Prinsip
kerjanya adalah karena adanya tekanan dari Roller. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi
alat :
Model : QK – 6 – 12
Berat : 1300 kg
Kecepata : 70 potong/menit
1. Fryer
Berfungsi untuk menggoreng mie dengan metode deep fat frying untuk mengopltimalkan
gelatinisasi sehingga diperoleh kematangan mie yang baik. Prinsip kerjanya adalah
sirkulasi minyak goreng dengan pemanasan pada heat
exchanger (HE) secara kontinyu. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Berat : 1300 kg
1. Booler
Berfungsi untuk mendinginkan mie setelah frying. Prinsip kerjanya adalah aliran udara
dari kipas dalam cooling box. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Model : FI – 13 – 140
Berat : 3000 kg
1. Packer
Berfungsi untuk mengemas mie dengan etiket tertentu dengan jumlah alat 6 buah.
Prinsip kerjanya adalah melipat dan merekatkan bagian bawah kemasan denganlong
sealer, penutup dan pemotongan dengan End sealer. Spesifikasi alat :
Model : DW – 8000
Berat : 1500 kg
1. Product Conveyor
Model : CP 150 20
Berat : 1000 kg
Berfungsi untuk mengemas mie dalam karton, yang berjumlah 2 buah. Spesifikasi alat :
Model : 3ALF 50
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2008. Sanitation for The Food Preservation Industries. Mc Graw Hill
Company, Inc, New York
Bhusuk, W., V.F., Rasper. 1994. Wheat Production, Properties, and Quality.
Blackie Academic and Professional.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Wotton. Diterjemahkan oleh:
Hari Purnomo dan Adiono. 1987. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta
Fire, F.L. 1991. Combustibility of Plastics. Van Nostrand Reinhold. New York
Kim. 1996. The Science of Food. John Willey and Sons, Inc. New York
Matz, S.A. 1992. Bakery Technology and Engineering 3th edition. Van
Nostrand reinhold. New York
Medikasari. 2000. Sifat Fisik dan Sensoris Mie Kering dari Berbagai tepung
Terigu dan formula Kansuib. Skripsi Fak. TP UGM. Yogyakarta
Mudjayanto. E.S. dan Yulianti L.N. 2004. Membuat aneka Roti. Penebar
swadaya. Jakarta
Sofyan, F. 1992. RBD Palm Oil sebagai Noodle Frying Oil. PT. Sanmaru
Food Mfg.Co.Ltd. manufacturing Departement. Jakarta
Aku Kamu
EAT, PRAY, LOVE
BERANDA
AUTHOR
BERITA
KHUNTORIA
RSS
← Rindukan Dirimu
Analisis Perkembangan Usaha Bell-Mart →
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu membutuhkan
sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin
sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi
dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang
sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Pengertian dan Perbedaan Barang atau Jasa di PT ISM, Tbk
Produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu berupa barang setengah jadi. Produk
yang dihasilkan salah satunya adalah produk mie instan. Merek-merek Indofood yang sudah mapan dan
dikenal seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, dan Mie Telur Cap 3 Ayam. Setiap produk mie instan
tersebut memiliki perbedaan atau karakteristik tertentu, misalnya antara produk merek indomie dengan
sarimi.
1. Komposisi
1. 1. Komposisi Indomie
Mie : Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pemantap (nabati dan natrium tripolifosfat),
pengatur keasaman, mineral (zat besi), pewarna (tartrazin CI 19140), antioksidan (TBHQ)
Bumbu : Gula, garam, penguat rasa mononatrium glutamat (MSG) bubuk bawang putih, bubuk
bawang bombay, perisa ayam (mengandung penguat rasa dinatrium inosinat dan guanilat), bubuk
lada dan vitamin (A, B1, B12, B6, Niasin, Asam Folat dan Pantotenat)
Minyak : Minyak sayur dan bawang merah
Kecap manis : Gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandum, garam, bumbu dan rempah-rempah,
pengawet (natrium benzoat), minyak nabati.
Saos cabe : Cabe, air, gula, garam, pengental, pengatur keasaman, bumbu, penguat rasa
(mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat), perisa, pengawet (natrium benzoat dan
natrium metabisulfit)
Bawang goreng : mengandung antioksidan (TBHQ)
1. 2. Komposisi Sarimi
Mie : Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pengatur keasaman, pemantap (nabati
dan natrium polifosfat), antioksidan (TBHQ), pewarna
Bumbu : Gula, garam, penguat rasa mononatrium glutamat (MSG), perisa ayam, bubuk bawang putih,
pewarna karamel, bubuk lada dan bubuk cabe.
Minyak : Minyak sayur dan bawang merah
Kecap manis : Gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandum, garam, bumbu dan rempah-rempah,
pengawet (natrium benzoat), minyak nabati.
Bahan pelengkap : Sayuran kering
2. Harga
Dari segi harga, produk antara sarimi dengan indomie berbeda. Produk Indomie memiliki harga yang
lebih mahal dibandingkan produk Sarimi. Produk sarimi memiliki harga yang terjangkau bagi kalangan
masyarakat kebawah.
3. Nilai Gizi
Produk hasil olah Di Indofood adalah Mie Instan. Dengan Brand yaitu Indomie, Supermie, Sarimi dan
Sakura. Masing-masing Brand mempunyai karakteristik dan ciri khas yang berbeda-beda. Pada Produk
Indomie memiliki nilai gizi yang paling tertinggi dari semua brand, misalnya dalam Indomie Mie instan
terdapat mineral seperti Zat besi dan Vitamin. sehingga harga Indomie adalah Mie Instan dengan harga
jual tinggi dan untuk sasaran pemakaian biasanya pada kalangan masyarakat menengah keatas. Untuk
Brand Supermie, mempunyai kharakteristik seperti terdapat penambahan zat pelembut sehingga cita
rasa Supermi semakin Baik. Sarimi adalah produk ketiga dari Indofood yang memiliki spesifikasi untuk
masyarakat kalangan menengah kebawah sehingga harga sarimi cukup terjangkau dan terakhir adalah
Sakura, seperti sarimi mie Sakura juga didistribusikan untuk kalangan menengah kebawah.
4. Pemasaran Produk
Produk PT Indofood CBP Sukmes Makmur Noodle Division dibagi menjadi tiga produk yaitu Indomie,
Supermi, Sarimi dan Sakura. Keempat produk itu mempunyai segmentasi yang berbeda-beda. Indomie
misalnya yang merupakan produk unggulan dari Indofood segmentasinya adalah kelas menengah hingga
atas, diikuti oleh Supermi, Sarimi dan yang terakhir Sakura.
Pemasaran produk-produk ini dilakukan menurut segmentasinya. Untuk produk Indomie, Supermie dan
Sarimi dipasarkan di seluruh daerah dengan berbagai macam lini masyarakat yang dianggap masih
mampu. Pemasarannya dilakukan di Supermarket-supermarket, Mini Market dan Pasar-pasar tradisional,
selain itu produk ini juga ada di warung-warung kelontong dan toko-toko kecil. Sedangkan untuk produk
Sakura biasanya di pasarkan di warung-warung kecil dan berada di daerah yang masyarakatnya masih
memikirkan harga yang murah.
Selain penyetoran langsung ke Pasar, produk Indofood juga sering melakukan kegiatan kemanusiaan
yang diselingi dengan bazaar-bazaar produk Indofood yang sangat banyak peminatnya. Selain itu
koperasi di dalam pabrik juga menjual barang-barang produksi PT Indofood.
Untuk menarik konsumen terutamadi Supermarket kota besar, Indofood juga memiliki SPG yang siap
membantu pemasaran produk.
Indomie 8
1
Indomie Special 2
2
Indomie Vegan 2
3
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA
Indomie Kriuk 3
5
Indomie Jumbo 2
6
Indomie SQN 6
7
Indomie Paket 4
8
Supermie Reguler 4
9
Supermie Sedaaap 3
10
Supermie Go Series 3
11
Sarimi 6
12
Sakura 6
14
Intermi 1
15
POP Mie 15
16
Mie Telor 2
17
Anak Mas 2
18
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA
Secara kuantitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang memiliki
permintaan produk mie instan yang tinggi. Indofood merupakan produsen mie instan terbesar dengan
kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi
terbesar di .Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006), perkembangan produksi
mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006
sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instan dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi
industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan
kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu
keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan
senantiasa berubah
Cara Pengemasan
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid
ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari
proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak
sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas,
selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton
seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.
Jenis Produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Produk Barang
Produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produk setengah jadi (Work In
Process) karena produk yang dihasilkan berupa mie instan. Sebagai salah satu produsen mie instan
terbesar didunia, Divisi Mie Instan Indofood senantiasa berada di posisi terdepan dalam industri mi instan
Indonesia. Produk yang dihasilkan berkualitas dan memiliki citarasa yang tinggi dengan harga terjangkau.
Merek-merek Indofood yang sudah mapan dan dikenal seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, dan
Mie Telur Cap 3 Ayam, melayani konsumen dari berbagai kalangan dan usia serta memiliki tingkat
kepercayaan dan loyalitas konsumen yang tinggi. Salah satu produk Indofood yang terkenal yaitu
Indomie. Indomie pertama kali diluncurkan pada tahun 1982 dan telah merambah banyak negara
termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah dan China. Produk indomie goreng ini
tersedia dalam berbagai varian rasa seperti, mie goreng spesial, mie goreng spesial plus, mie goreng
pedas, mie goreng rendang, mie goreng rasa ayam, mie goreng rasa sate dan mie goreng cabe ijo.
Produk Jasa
Produk jasa yang diberikan oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk ini adalah berupa penyediaan tempat
penyimpanan barang baik bahan baku maupun barang yang siap dipasarkan. Manfaat dari penyimpanan
di gudang ini adalah untuk menyimpan barang yang siap dipasarkan agar tetap terjaga kualitas dan
kuantitasnya. Penyimpanan ini dipantausecara intensif oleh bagian quality control.
Produk jasa selanjutnya dari PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk adalah berdirinya anak perusahaan
bernama PT. Indomarco yang memiliki fungsi distribusi terhadap produk-produk yang diluncurkan oleh
PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk. Oleh karena dalam pendistribusian produk-produk PT. Indofood ini
dilakukan oleh PT. Indomarco sendiri, sehingga PT. Indofood Sukses Makmur tidak perlu mengeluarkan
biaya pengiriman lagi dan tentunya konsumen tidak perlu mengambil produk pesanan langsung ke pabrik.
PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk juga dalam menjalani produksinya mengantisipasi adanya keluhan
pelanggan atau customer caranya dengan meningkatkan mutu proses, mutu produk dan kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu jika terjadi kemungkinan protes atau keluhan dari pelanggan
atau customer, PT. Indofood Sukses Makmur juga memnyediakan customer Service dan Call
Centre untuk menangani keluhan-keluahan dari pelanggan.
Report this ad
Report this ad
Share this:
Twitter
Facebook2
Terkait
Ruang Lingkup Manajemen Produksi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbkdalam "Analitical"
Analisis Perkembangan Usaha Bell-Martdalam "Analitical"
Analisis LIngkungan Internal dan Eksternal Usaha Budidaya Ayam Arabdalam "Analitical"
2 Komentar
Ditulis oleh rvinka pada April 6, 2013 in Analitical
Tag: bahan kuliah, Indofood
← Rindukan Dirimu
Analisis Perkembangan Usaha Bell-Mart →
2 responses to “Analisis Produk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk”
1.
syira
Agustus 16, 2013 at 2:28 am
Balas
2.
ervinkurnia92
September 22, 2013 at 8:31 am
sebenernya ada…masalah nya kalau ga di tambah lilin… mie na pasti mudah rusak… oleh karena itu kalau
merembus mie instan..air rebusannya wajib di buang..jangan dijadikan kuah mie nya:)
Balas
Tinggalkan Balasan
Report this ad
Search
Halaman
o Author
o Berita
o Khuntoria
Khuntoria’s Facts
Nichkhun Profile
Victoria’s Profile
Arsip
o Oktober 2013
o September 2013
o April 2013
o Maret 2013
Kategori
o Analitical (8)
o Vanilla (2)
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Choco oleh .css{mayo}.
Entri (RSS) dan Komentar (RSS)