RKS Pemeliharaan Rusun YONZIPUR SAMARINDA PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 148

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah pekerjaan Pemeliharaan
Rumah Susun YONZIPUR SAMARINDA,Kalimantan Timur dengan lingkup pekerjaaan
untuk masing masing lokasi disesuaikan dengan item pekerjaaan yang tertuang
didalam Daftar Kuantitas dan Hargadan gambar kerja.

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan,
dengan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat
Perjanjian Pemborongan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Dokumen Pengadaan dan Spesifikasi Teknis
b. Gambar-gambar perencanaan.
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan
lainnya.
d. Petunjuk Direksi/Pengawas / Pengawas.
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.

1. Persyaratan dan Peraturan Umum


a. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII),
Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya yang
berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut
antara lain :
1). Standar Industri Indonesia untuk bah
2). Peraturan Beton Bertulang Indonesia
3). Peraturan Standar Beton, SKSNI-T1
4). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesi
5). Tata cara perhitungan struktur beton– 2002.
6). Tatacara Perencanaan Struktur Baja 1729 – 2002.
7). Peraturan Cement Portland Indonesi
8). Peraturan Plumbing Indonesia.
9). Peraturan Umum Instalasi Listrik.
10). Peraturan / Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987,
UDC887.2.
11). Peraturan Pelaksanaan Bangunan Jalan Raya (No. 1)/ST/B.M/72.
12). Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1987.
13). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989.
14). Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut diatas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar
Internasional atau persyaratan teknis dari pabrik / produsen yang
bersangkutan.
15). Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen /
Gambar, RKS, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan /
Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan lainnya.

b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Pemborong harus


menyediakan :
1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas
maupunkuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.

Halaman1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang


didatangkan tepat waktunya, sehingga tidak terjadi
stagmengakibatkan keterlambatan pada waktu penyerahan pertama.

2. Merk Dagang
Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam
Persyaratan Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam
hal bentuk, model, mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai
persyaratan merk yang mengikat.

Pemborong dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas


setelah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas pelaksana.

Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan
yang sama, maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari
padanya (bukan setara) untuk diperiksa dan disetujui Direksi/Pengawas.

3. Syarat Pemeriksaan Bahan


a. Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.
b. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan,
Pemborong diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas untuk diminta persetujuannya. Adapun bahan-
bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui.
c. Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yamaka
Direksi/Pengawas berhak menolak / memerintahkan mengeluarkan
bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pek lambatnya 2 x 24 jam sejak
ditolaknya bahan-bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak
oleh Direksi/Pengawas, apabila ternyata Pemborong tetap menggunakan
bahan-bahan tersebut diatas baik secara sengaja maupun tidak sengaja,
maka Direksi/Pengawas berhak membongkar pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan kepada Pemborong.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan
antara Direksi/Pengawas dengan Pemborong, Pemborong diwajibkan
memeriksa kualitas-kualitas bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan
Bangunan di Depok dan sekitarnya, atau ditempat lain yang disetujui
Direksi/Pengawas Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh Pemborong.

Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum


diperoleh hasil pemeriksaan tersebut, Pemborong tidak diperkenankan
menggunakan bahan bangunan tersebut didalam pekerjaannya.

1.2 SITUASI
1. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Pemborong,
sebagaimana keadaannya. Untuk itu Pemborong harus meneliti kondisi serta
sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat memperngaruhi harga
penawarannya.

2. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam mengevaluasi keadaan


lapangan segala sesuatunya menjadi tanggungjawab Pemborong dan tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

1.3 UKURAN / DIMENSI

Halaman2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1. Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat


dan mutlak harus ditepati.

2. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :


a. Milimeter (mm).
b. Centimeter (cm).
c. Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.

3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar dan detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih
besar (gambar detail).

4. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar
ME atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa
diatasi menurut point no. 3 diatas, Pemborong harus melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk diberi keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan.

5. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya


Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan
tidak saling menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar
Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan tidak
saling menghilangkan.

1.4 PASAL-PASAL KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil


1. Pemberi Tugas menyediakan bagi pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
gambar-gambar yang berukuran seksama dan informasi yang
memungkinkan Pelaksana Pekerjaan.

2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab untuk


memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang
tidak seksama, dan seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 2 Pemakaian Ukuran


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggung jawab dan menepati
semua ketentuan dalam Dokumen Kontrak.

2. Pelaksana Pekerj aan/Kont raktor wajib memeriksa kebenaran ukuran-


ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera
memberitahukan kepada Konsultan manajemen Konstruksi apabila ditemukan
perbedaan.

Pelaksana Pekerjaan/Kont raktor dalam memperbaiki kesalahan gambar


dan pelaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.

3. Pengambilan ukuran-ukuran yang salah dalam pelaksanaan tetap


menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Oleh karena itu ,
sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh
terhadap semua gambar-gambar dan kondisi di lapangan.

Pasal 3 Pemeriksaan dan Pengetesan

Halaman3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1. Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor


harus melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Tender yang
terdiri atas : RKS, Gambar, Berita Acara Aanwijzing dan Daftar Kuantitas
dan HargaSerta Berita acara susulan lainnya dalam kaitannya dengan tender
dan Berita Acara Klarifikasi/Negosiasi (bila ada).

2. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan


ketentuan di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan (RKS).
Untuk jenis material bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan
atau surat pernyataan (sertifikat/klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas untuk kebutuhan tersebut . konsultan pengawas
berhak menginstruksikan kepada Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor untuk
segera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak memenuhi
Uraian dan Syaratsyarat Pelaksanaan (Kontrak-kontrak) keluar dari site,
dalam waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan baik untuk field-test
ataupun Lab-test menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

3. Konsultan Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor setiap waktu. Kelalaian Konsultan
Pengawas dalam pengawasan, tidak berarti Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab dan harus


memperbaiki atau apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjaan yang
telah dilaksanakanyang ternyata tidak sesuai dengan ketentuan di dalam
kontrak.

5. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran


bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan
perbaikan atau pembongkaran pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

6. Kebutuhan listrik, air, telepon dalam pelaksanaan pekerjaan menjadi


tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 4 Penanggung Jawab Pelaksana


1. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yaitu seorang site manager dengan
latar belakang pendidikan sesuai dengan ketentuan umum dan administrasi ;
ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan, yang
bertindak sebagai wakil Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di lapangan dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-keputusan teknis
dengan tanggung jawab penuh di lapangan untuk menerima semua
instruksi dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua langkah dan
tindakannya oleh Konsultan Pengawas dianggap sebagai langkah dan
tindakan Pelaksanaan Pekerjaan/ Kontraktor.

2. Penanggung jawab harus selalu berada di tempat pekerjaan selama


jam-jam kerja dan saat diperlukan dalam pelaksanaan.

3. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas didalam pelaksanaan


disampaikan langsung kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan setiap saat menjalankan


disiplin dan tata tertib yang ketat terhadap semua pekerja, pegawai,
termasuk petugas yang mengurus material. Siapapun diantara mereka yang
tidak berwenang, melanggar peraturan umum, mengganggu ataupun

Halaman4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

merusak ketertiban, berlaku tidak sopan dan melakukan perbuatan yang


merugikan pelaksanaan pembangunan, harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pasal 5 Tanggung Jawab Atas Pekerjaan yang Cacat


1. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan- kesalahan lain yang
timbul selama jangka waktu tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
yang disebabkan oleh penggunaan bahan bahan yang tidak sesuai
dengan syarat syarat yang ditentukan di dalam RKS, menjadi tanggung
jawab penuh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan
perbaikan sampai diterima oleh Konsultan Pengawas atas biaya Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor.

2. Konsultan Pengawas juga berhak untuk setiap saat meminta kepada


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan perbaikan perbaikan
dengan biaya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor atas semua pekerjaan yang
cacat yang timbul selama masa pemeliharaan tersebut.

Pasal 6 Wewenang Pemberi Tugas Untuk Memasuki Tempat Pekerjaan


Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki
tempat pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana
Pelaksana Pekerj aan/Kontraktor melaksanakan pekerjaan, dan bilamana
pekerjaan harus dilaksanakan di bengkel kerja atau tempat tempat lainmilik
sub pelaksana pekerjaan/kontraktor, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
sesuai ketentuanketentuan dalam Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu harus
bisa mendapat jaminan pemberia tugas agardan para wakilnya (konsultan
pengawas) mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan
tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu.

Pasal 7 Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja/Fasilitas sementara

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri,


fasilitas-fasilitas penunjang yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan dan
menyelesaikan pekerjaan, seperti :
 Kantor Konsultan Pengawas (Direksi/Pengawas Keet).
 Kantor Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor;
 Kamar mandi dan WC untuk pekerja dan Direksi/Pengawas;
 Musholla dan tempat wudhu;
 Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang material, tempat-tempat
kerja,pos keamanan dan lain-lain.

2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri


fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan, seperti :
a. Listrik
Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan,
dengan daya yang disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas perstujuan pengawas. Daya listrik
juga disesuaikan untuk suplai kantor Direksi/Pengawas Lapangan. Segala
biaya untuk pemakaian daya listrik adalah beban kontraktor.
b. Air Bersih
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus

Halaman5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas. Segala biaya untuk
pemakaina air bersihadalah beban kontraktor.
c. Alat-alat Pemadam Kebakaran Ringan.
d. Alat-alat PPPK.
e. Alat-alat Komunikasi Proyek.
f. Helmet, Safety Shoes.

3. Pelaksana pekerjaan/kontraktor wajib menyediakan seluruh


peralatan/perlengkapan kerja untuk pelaksanaan fisik dilapangan, seperti :
 Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water
pass, meteran dan sebagainya).
 Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : jala pengaman (safety
screen), scaffolding serta shaft pembuangan sampah dan sebagainya.

4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib merawat dan memelihara seluruh


peralatan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada
saatdiperlukan.

5. Konsultan Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana


pelaksana pekerjaan/kontraktoruntuk melengkapi/menambahjumlah
peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia kurang memadai dalam
usaha mencapai target prestasi.

6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan instruksi serupa,


maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat dikenakan denda seperti
yang disebutkan dalam dokumen kontrak ini.

Pasal 8 Halaman Pekerjaan, Kebersihan dan Ketertiban


1. Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, dalam hal ini adalah Pengawas Lapangan. Konsultan
Pengawas dapat memberikan usul-usulnya dengan memberikan peta
penetapan gudang-gudang, los kerja tempat penimbunan bahanbahan
dan sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia, balk untuk
keperluan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
Spesialis dan para Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

2. Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor,


gudang dan los kerja bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus
tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan-bahan bekas, tumpukan tanah
dan lain-lain. Kelalaian yang dapat diberhentikannya seluruh pekerjaan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Akibat dari hal ini seluruhnya
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor


dalam menempatkan barang-barang dan material- material kebutuhan
pelaksanaan baik di dalam gudang-gudang ataupun di halaman terbuka,
harus diatur sedemikian rupa sehingga:
 Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum;
 Memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan
oleh Konsultan Pengawas;
 Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan
(puing-puing), air yang menggenang;
 Tidak menyumbat saluran-saluran air;
 Terjamin keamanannya.

Halaman6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4. Cara penempatan bahan dan peralatan harus disesuaikan dengan


kondisi yang disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
5. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untukkebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidakdiperkenankan untuk
disimpan di dalam site.

6. Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Pemberi
Tugas. Bila ijin khusus itu diberikan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
tetap bertanggungjawab atas kemungkinan kerugian-kerugian
apapun yang disebabkan oleh buruh yang menginap tersebut.
b. Memasak di tempat pekerjaan kecuali atas ijin Pemberi
Tugas/Manajemen Konstruksi.
c. Memberikan ijin masuk kepada penjual-penjual makanan, buah-
buahan, minuman, rokok dan sebagainya.
d. Tanpa seijin keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas
dari Konsultan Manajemen Konstruksi, tidak dibenarkan untuk keluar
masuk secara bebas ke lapangan. (Catatan : semua tamu proyek yang
mendapat ijin dicatat dalam buku tamu dan diberi tanda pengenal
yang disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor).
e. Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan
dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu
pelaksanaan.
f. Pekerja-pekerja yang diwajibkan mamakai tanda pengenal. Tanda
pengenal atas beban Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

7. Peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh Konsultan


/Pengawas ada waktu pelaksanan.

Pasal 9 Pengawasan
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.

2. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu


tanpa memberitahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi /
pemeriksaan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atau SubPelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor :
 Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site;
 Terhadap gudang penyimpanan barang-barang
 Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.

3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari


pengawasan Konsultan Pengawas, tetap menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan bagian pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk
kepentingan pemeriksaan.

4. Jika diperlukan,pengawasan oleh Konsultan Pengawas dilaksanakan di luar


jam-jam kerja. Untuk itu segala biaya menjadi beban Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Permintaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut
harus dengan tertulis dan disampaikan kepada Konsultan Pengawas,
minimal 6 (enam) jam sebelumnya

5. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas


bagian pengawasan.

Halaman7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan bekerja lembur dimana item


pekerjaan tersebut diperlukan oleh Pelaksana PekerjaanKontraktor, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya
dan biaya tersebut termasuk biaya lembur petugas-petugas pengawas
Konsultan Pengawas yang besarnya sesuai dengan aturan gaji mereka
yang menjadi tugas Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 10 Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan


1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib
mengadakan semua yang di perlukan untuk menjamin keamanan,
keselamatan dan kesejahteraan manusia/barang di proyek.

2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memenuhi segala peraturan tata


tertib, ordonansi pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.

3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab atas biaya, kerugian


ataupun tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya
peristiwa yang mengakibatkan lukanya atau meninggalnya seseorang dalam
melaksanakan pekerjaan, yang disebabkan oleh kelalaian Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

4. Guna keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk mengadakan :
 Tabung pemadam kebakaran type ABC berat 2 kg. jumlahnya minimal 1
buah pada setiap lantai bagunan dan 1 buah pada Direksi/Pengawas
keet.
 Perlengkapan K3 bagi seluruh pekerja proyek (Helm proyek, sepatu
kerja, sabuk keselamatan, jaring pengaman, dll).
 Penerapan K3 di proyek harus mutlak dilaksanakan oleh kontraktor,
pelanggaran terhadap ketentuan ini menjadi resiko kontraktor.

Pasal 11 Ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas


1. Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor seperti:
 Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan
seluruhnya selesai;
 Apabila tidak mengindahkan semua instruksi yang diberikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi;
 Apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaan secara teratur dan baik;
 Menyerahkan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada
orang lain tanpa persetujuan tertulis.
 Tidak menghadiri rapat-rapat teknis; maka Konsultan Manajemen
Konstruksi dapat mengeluarkan peringatan tertulis pertama kepadanya.

2. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima peringatan tertulis


tersebut masih belum ada tanda- tanda adanya perubahan yang berarti
atau belum dilaksanakan peringatan dimaksud, maka Konsultan
Pengawas akan mengeluarkan peringatan tertulis kedua.
Apabila dalam waktu7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan tertulis
kedua, masih belum ada perubahan yang berarti maka Konsultan
Pengawas dapat mengambil tindakan dengan tidak mempertimbangkan
alasan-alasan apapun yang terjadi sebelumnya. Tindakan tersebut dapat
berupa dialihkannya tugas termaksud kepada pihak lain dengan biaya
dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

3. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut mengalami


kebangkrutan (bankrupt) atau telah terjadi pengambilan alihan oleh pihak
lain atas perusahaannya secara hukum atau tindakan-tindakan lain yang
senada dengan tindakan tersebut diatas, maka pekerjaan Pelaksana

Halaman8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pekerjaan/Kontraktor di bawah kontrak ini akan diadakan tindakan lebih


lanjut.
Pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sesuai dengan kontrak tersendiri,
hanya apabila telah terdapat persetujuan antara Pemberi Tugas dengan
pihak lain yang telah mengambil alih semua kegiatan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor tersebut.

4. Apabila dengan tindakan seperti tercantum di atas, ternyata pekerjaan tidak


dapat berjalan dengan balk dan lancar, maka:
a. Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan
memberikan kepada pihak lain,' dengan menggunakan semua peralatan
yang telah berada di lapangan seperti bangunan-bangunan darurat,
gudang, peralatan-peralatan kerja, barangbarang, material-material,
termasuk barang-barang yang telah dibeli (tetapi belum sampai di
tempat) yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di
lapangan.
b. Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas maka
dalam waktu 10 (sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan,
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus tetap menyerahkan barang-
barang dan material yang diperlukan untuk menyelesaikanpekerjaan
di lapangan sesuai isi kontrak ini, melalui supplier atau Sub-
Pelaksana/Kontraktor yang menyerahkan barang-barang dan material
sesuai dengan kontrak, yan g ternyata sebegitu jauh belum dibayar
oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor yaitu dengan memotong
bagian yang harus dibayarkan kepada Pelaksana Pekerajaan/Kontraktor
sesuai penilaian prestasi.
c. Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua milik
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang masih tinggal di lapangan seperti
peralatan-peralatan kerja, barang-barang material dan barang-
barang yang disewanya, harus segera dikeluarkan dari lapangan dan
semua biaya untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari ternyata hal
tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka akan diselesaikan menurut
kebijakan Pemberi Tugas, dengan tidak bertanggung jawab atas
kerusakan atau hilangnya barang-barang tersebut.
d. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
yang karena satu dan lain hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh
Pemberi Tugas.

Pasal 12 Kewajiban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan secara
Iengkap seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam
Dokumen Kontrak.

2. Selekas mungkin sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja atau selabtnya


1 (satu) minggusebelum berakhirnya masa berlakunya Jaminan Penawaran,
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan
yang dikeluarkan oleh Bank atau Badan Keuangan lain yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
Apabila jaminan Pelaksana belum diserahkan kapada Pemberi Tugas
didalam jangka waktu tersebut, maka berarti Pelaksana
Pekerjaan/KOntraktormengundurkan diri dari pelaksanaan Pekerjaan Kontrak
ini.

3. Apabila terjadi didalm gambar-gambar kontrak terdapat perbedaan-


perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang telah

Halaman9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

tercantum didalam kontrak sehingga akan menimbulkan keraguan-keraguan


dalam pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera
memberitahu hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk diadakan
penyelesaian.

4. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan


ketentuan-ketentuan di dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
(RKS), maka ketentuan yang dianggap paling lengkap oleh Konsultan
Pengawas adalah yang mengikat.

5. Yang dimaksud dengan "gambar" adalah gambar pelaksanaan, gambar


kerja, gambar-gambar detail dan gambar- gambar lainnya yang dibuat
sebelum pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Apabila terdapat perbedaan
antara gambar-gambar tersebut, maka gambar yang berskala besar yang
lebih mengikat.

6. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Konsultan Pengawas diadakan


perubahan-perubahan dalam penggunaan bahan, ukuran-ukuran dan
konstruksi , maka pada akhir pekerjaan pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
diwajibkan menyerahkan 5 (lima) set gambargambar perubahan yang
dikerjakan di atas cetakan gambar asli dengan perubahan dikerjakan
dengan tinta warna.

7. Atas nama perintah konsultan pengawas dan kepada Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor dapat dimintakan gambar-gambar penjelasan dan
rincian atas bagian pekerjaan khusus, yang kesemuanya atas beban
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor. Gambar-gambar tersebut harus telah
disetujui Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dianggap sebagai gambar
pelengkap dan menyerahkan5 (lima) set cetakannya kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.

8. Biaya pembuatan semua keperluan gambar-gambar yangdibutuhkan


selama masa kontrak, baik gambar shop drawing dan atau gambar
perubahan yang diperlukan dalam pelaksanaan untuk kepentingan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor maupun gambar gambar yang memerlukan
persetujuan dari Konsultan Pengawas harus dibuat di atas kertas minimal
ukuran A3, biaya percetakan gambar-gambar tersebut menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

9. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat


Perintah Kerja (SPK), Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus telah dimulai
dengan pekerjaan pembangunan fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk itu
syarat-sya rat yang diwajibkan ag r dapa t dimulainya pekerjaan harus
dipenuhi terlebih dahulu.

10. Pada akhir pekerjaan pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor


diwajibkan menyerahkan 1 set dalam bentuk kalkir ukuran minimal A2 dan 5
(lima) set blue print gambar-gambar instalasi terakhir sesuai dengan
yang dilaksanakan (as built drawings) yang telah disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi dan Perencana, buku sistem beroperasi (Manual
operation book) untuk mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang
dipasang, disertai surat- surat ijin dan keterangan resmi dari pihak yang
berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi yang telah dipasangnya.

11. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua


undang-undang, peratuaran-peraturan Pemerintah, persyaratan-persyaratan
umum maupun suplemennya, persyaratan standard International dan
persyaratan yang dikeluarkan produsen serta tidak menyimpang dari

Halaman10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

ketentuan didalam dokumen pelelangan serta segala petunjuk-petunjuk


tertulis yang telah dikeluarkan.
12. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menyediakan sedikitnya 1
(satu) set gambar-gambar pelaksanaan dan RKS di tempat pekerjaan
dalam keadaan terpelihara yang dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi
Tugas, Konsultan MK ataupun petugaspetugas lainnya.
Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk memberikan pelatihan/training
sistem operasi peralatan-peralatan, mesin-mesin yang dipasangnya. Biaya
training/pelatihan berikut buku-buku panduan adalah ditanggung oleh
kontraktor.

13. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak meminta penjelasan kepada


Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk
Pemberi Tugas bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari
dokumen kontrak, gambar atau hal-hal lainnya yang kurang jelas. Untuk
itu syarat-syarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan, maka
harus segera dimulai.

14. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri


semua perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, pengalaman dan
keahlian serta permodalan dan kemampuan yang nyata untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh Pemberi Tugas.
Apabila telah tersedia di lapangan peralatan-peralatan milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang tidak dalam keadaan terpaka, Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dapat menggunakan peralatan tersebut.
Disamping itu jugs harus menyerahkan :
 Daftar/susunan staf Pelaksana yang ditempatkan di lapangan:
 Daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan
pelaksanaan;
 Rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule);
 Dan lain-lain yang diperlukan.

15. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi segala peraturan dan


ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, serta instruksi-instruksi tertulis
yang dikeluarkan oleh Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

16. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa


pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor pihak
lain yang ikut serta mengerjakan proyek ini (dalam hal ini Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktornya), apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana terjadi gangguan-gangguan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan untuk
segenap pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas semua Kerugian kerugian yang
ditimbulkan.

17. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak


lainnyaagar supaya sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam
dan merkyang sama untuk bangunan proyek ini agar memudahkan
pemeliharaan.

18. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak lainnya


dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek terutama berkoordinasi
dengan pihak Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor langsung dari
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

Halaman11
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

19. Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan


diselaraskan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor, yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
Dalam hal Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan teguran
teguran tertulis dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktordalam hal penyelarasan
jadwal dengan pelaksana pekerjaan sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor,
dapat dikenakan sanksi, teguran dan denda.

20. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi semua peraturan dan


ketentuan-ketentuan yang berlaku serta instruksi-instruksi tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.

21. Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan/


Kontraktorharus:
a. Memperhatikan, melaksanakan dan mengikuti semua ketentuan
sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator pelaksanaan
pekerjaan sepanjang ketentuan tersebut berhubungan dengan
pelaksanaan kontrak ini.
b. Bekerja sama dan saling tidak mengganggu dengan pihak lainnya
(Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor lainnya dan pihak-pihak lain yang
disetujui oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu)
didalam melaksanakan pekerjaan yang merupakan bagian dari
pembangunan proyek ini.
c. Menjamin pihak-pihak lainnya sebagaimana tersebut di atas dari
semua kerugian yang diderita oleh pihak lain tersebut didalam
melaksanakan pekerjaan yang disebabkan oleh kelalaian dan
kesalahan Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

22. Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan MK, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis
serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup
memberikan bukti-bukti mengenai hal tersebut di atas. Sebelum mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.

23. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari
satujenis bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan
memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi
Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah
tidak terdapat lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
Untuk barang-barang yang harus di import, segera setelah ditunjuk
sebagai pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada
agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
akan menentukan sendiri alternative merek lain dengan spesifikasi minimum
yang sama. Setelh 1 (satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor
harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan
material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

24. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh

Halaman12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga


dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pelaksanaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau
cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.

25. Substitusi Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan
dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang
setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
konsultan Perencana sebelum pemesanan.
Substitusi Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkannya,
catalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukan secara benar
bahwa produk-produk yang digunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuandari
Pemilik/Perencana.

26. Seluruh peralatan, material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
baru, dan material harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengancara yang benar dan setiap
Pekerja harus mempunyai keterampilan yang memuaskan, dimana
latihankhusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus
melengkapiSurat sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang
menyatakan bahwa personil tersebut telahmengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyaipengalaman-pengalaman khusus dalam bidang
keahlian masing-masing.

27. Apabila dalam Dokumen Perencanaan ini ada klausul-klausul yang


disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan
butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika
terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap
Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala ―claim‖
atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.

28. Perlindungan terhadap orang, harta benda dan pekerjaan


a. Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih
dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan
kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah
kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggungjawab
penuh terhadap kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan,
dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi

Halaman13
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh
Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.Pemberi tugas tidak
bertanggungjawab terhadap Kontraktor dan Sub Kontraktor, atas
kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan
atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan Pertama :
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan
dan tindakan pengamanan yang layak untuk memelihara para
pekerja dan tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan
pengamanan ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan
juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-Undang yang
berlaku pada waktu itu.
Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang
cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai
tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit seorang
petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
f. Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi
Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan pengganti
uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan,
yang mungkin ia keluarkan.

29. Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua ―claim‖


atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua
material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

30. Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam
sepadan (batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari
pihak Pemberi Tugas.

31. Peraturan Teknis pembangunan yang digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Dokumen Pengadaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van
Openbare Werken (AV) 1941.
 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik
dari Dewn Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
 Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
 Peraturan Standar Beton, SKSNI-T15-1991-03.
 Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja
 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi air Minum serta
Instalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961)
 Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08

Halaman14
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-
2847-2002.
 Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk bangunan Gedung SNI 03-
1729-2002.
 Tata cara Perencanaan Struktur Tahan Gempa untuk Bangunan
Gedung SNI 03-1726-2002.
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1987.
 Peraturan Pembebanan Undonesia untuk Gedung tahun 1987.
 Peraturan/Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987,
UDC: 887.2.
 Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
 Peraturan Muatan Indonesia 1983.
 Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut di atas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan
Standar Internasional atau persyaratan teknis dari pabrik/produsen
yang bersangkutan.
 Dan lain-lain yang secara nyata termasuk di dalam
Dokumen/Gambar, RKS, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan/Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku
dan mengikat pula :
 Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar
detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui Direksi/Pengawas.
 Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS).
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
 Berita Acara Penunjukkan.
 Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
 Surat Perintah Kerja (SPK).
 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
 Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
 Kontrak/Surat Perjanjian Pemborong.

Pasal 13 Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Kontraktor


1. Penunjukan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor hanyalah dapat
dilakukan dengan sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan
Pengawas serta mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

2. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor tidak


memenuhi persyaratan dalam kontrak ini ataupun tidak memenuhi target
prestasi yang harus dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka
Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontrakto untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub
Kontraktor tersebut dengan yang lain, dan yang disetujui Konsultan
Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjalankan
instruksin tersebut.

3. Pelaksana Pekerjaan/KOntraktor tidak dibenarkan untuk meninggalkan


kewajibannya dengan cara menyerahkan kontrak ini sebagian atau
seluruhnya kepada pihak lain (Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor)
tanpa sei jin/persetujuan Pemberi Tugas.

4. Apabila tidak disebutkan didalam kontrak, maka Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian
pekerjaan yang menjadi kewajibannya tanpa persetujuan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.

Halaman15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Dalam hal sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan


Pengawas, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung
jawab penuh atas segala kelalaian dan kesalahankesalahan yang dibuat
oleh subnya, sehingga kelalaian atau kesalahan tersebut me rupakan
kesalahan dari pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu sendiri.

5. Sub pelaksana Pekerjaan/Kontraktor hanyalah pihak- pihak yang mem pun


ya i kontrak langsung dengan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, yaitu
dalam menyediakan dan mengerjakan bagian bagian pekerjaan khusus
sesuai dengan keahliannya.

6. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab


sepenuhnya atas hasil pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

Pasal 14 Koordinasi Pelaksanaan di Lapangan


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib dan bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh pekerjaan yang tercakup didalam
proyek ini, termasuk didalamnya pelaksanaan pekerjaan para Sub Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor, dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengikuti
dan mentaati semua ketentuan sehubungan dengan fungsinya sebagai
koordinator sebagaimana tersebut diatas.

2. Tugas koordinasi tersebut meliputi :


a. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor mengenai saat di mulai dan diselesaikannya
suatu bagian dan atau keseluruhan pekerjaan dengan berpedoman
kepada Master Schedule dan keadaan kondisi lapangan.
b. Mengatur dan memberi keleluasan kerja kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dengan yang lainnya yang saling berkaitan agar
seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
c. Memberikan data tentang suatu bagian pekerjaan dimana Sub-
Pelaksana Pekerjaan/Kont raktor akan melakukan kegiatan mengenai
pengukuran, gambar detail dan sebagainya, sehingga pelaksana
pekerjaan/Kontraktor dapat mempersiapkan serta membuat rencana
kerja terperinci yang tepat.
d. Memberi keleluasaan kepada para Sub-Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor untuk memakai fasilitas peralatan dan fasilitas umum
lainnya yang dimiliki oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dengan
ketentuan bahwa pada saat dibutuhkan fasilitas-fasilitas tersebut
dalam keadaan tidak terpakai oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
e. Mengadakan dan memimpin rapat persiapan dalam rangka
koordinasi antar Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang terlibat
didalam proyek ini guna mencapai kesepakatan dan konsensus
dalam rencana kerja dan/atau dalam membahas suatu masalah
yang timbul sebelum diajukan kedalam rapat Lapangan.

3. Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti


kerugian yang diderita oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dan/atau
Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor lainnya apabila pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor Utama dan/atau Sub Pelaksana Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor lainnya tersebut mengalami gangguan dan atau kerusakan yang
disebabkan oleh kelalaian Sub PelaksanaPekerjaan/Kontraktor tersebut.

Pasal 15 lnstruksi Konsultan Pengawas


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi dan melaksanakan
semua instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas. Apabila

Halaman16
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

dalam waktu 2 (dua) hari sesudah menerima instruksi tersebut ternyata


masih belum ada realisasinya, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan
diberi peringatan tertulis kedua oleh Konsultan Pengawas. Apabila dalam
waktu 2 (dua) hari setelah peringatan tertulis kedua dikeluarkan temyata
masih belum ada realisasi dari instruksi tersebut maka Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang disebutkan
dalam dokumen kontrak.

2. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dikeluarkan secara tertulis


(instruksi tertulis). Suatu instruksi lisan bukan merupakan pekerjaan yang
mutlak dan harus segera dilaksanakan. Oleh karena itu apabila dalam waktu
1 (satu) hari tidak dikeluarkan instruksi tertulis, hal tersebut tidak perlu
ditanggapi oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Tetapi sebaliknya
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggung jawab penuh atas biayanya
sendiri untuk segala pekerjaan yang telah dilaksanakannya tanpa
adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

3. Intsruksi tertulis dari Konsultan Pengawas tersebut dapat berupa :


 Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga
membahayakan bagi keteguhan konstruksi, atau pekerjaan finishing
yang kurang balk atau hal-hal lain yang menyimpang dari persyaratan
teknis dalam RKS dan gambar pelaksanaan.
 Instru ksi unt uk men yi n gki rka n material /bahan yan g tidak
memenuhi syarat dan harus diangkut keluar areal proyek;
 Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari kontraktor yang
dianggap kurang mampu (un-skilled);
 Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (Pengurangan dan
penambahan pekerjaan) yang sudah waktunya dilaksanakan dengan
segera;
 Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang
dianggap kurang mampu, baik dari segi mutu kerja maupun kecepatan
kerja;
 Instruksi untuk mempercepatr pelaksanaan suatu bagian pekerjaan
berupa penambahan tenaga kerja;
 Instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

4. Bilamana ada instruksi lain, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak untuk


melaksanakan pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi kepada
konsultan Pengawas. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan
tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 16 Bagan Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja


1. 1(satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang,
Pelaksana/Kontraktor harus telah siap dengan bagan skema kemajuan
pekerjaan (progress schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal yang
telah ditetapkan dalam master schedule yang dibuat oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor Utama.
Progres schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun
dan dilengkapi
 Barchart (bagan secara konvensionil);
 Network Planning;
 Volume masing-masing pekerjaan;
 Man days (tenaga harian) yang diperlukan;
 S-curve:
 Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan
skedul yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Halaman17
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

2. Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya bobot


(volume) masing-masing pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item
pekerjaan, sedangkan di dalam rencana kerja dicantumkan secara terperinci
program setiap tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga kerja dan
target per harinya.

3. Dalam progress schedule, harus dibuat juga S-curve; gambaran mengenai


nilai/bobot pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat
pelaksana pekerjaan/Kontraktor. (S-curve tersebut ialah suatu diagram yang
menggambarkan progress pekerajan terhadap skala waktu mulai dari
awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan time
schedule).

4. Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus secara terpisah menyusun "Bagan


Pengerahan Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang diperlukan.

5. Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan MK untuk


mendapatkan persetujuannya.

6. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat


menyebabkan ditundanya permulaan pe ke rjaan. Akibat dari penundaan
ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor seluruhnya.

7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut


sesuai dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama
didalam menyusun bahan kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan
pengerahan pekerja harus sesuai dengan bahan yang ada.

8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang


merupakan target pregtasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan
penilaian progress kerja Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor atas target prestasi
akan merupakan pedoman untuk mengadakanpenilaianprogress kerja
pelaksana Pekerjaan/Kontraktor atas tahap maupun keseluruhan pekerjaan
mengalami keterlambatan, atau tepat pada waktunya atau lebih cepat dari
yang direncakanan dan hash! dari penilaian progress kerja ini akan
dikaitkan dengan pembayaran kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
sebagaimana dicantumkan pada syarat-syarat umum ini.

9. Jika diperlukan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib


membuatnetwork planning dari kegiatan pembangunan tersebut.

Pasal 17 Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan


1. Rapat Koordinasi
 Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap
bulan, dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi
yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan
Tenaga spesialis pekerjaan yang ada.
 Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan
untuk memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat
dipertanggung jawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa
sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat
persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.

Halaman18
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor.

2. Rapat Lapangan
 Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Manajemen
Konstruksi.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapatkoordinasi
yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan
Tenaga Spesialis pekerjaan yang ada.
 Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan
untuk memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat
dipertanggung jawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa
sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat
persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.
 Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 18 Laporan – Laporan


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat catatan - catatan
berupa "Laporan Harian" yang memberikan gambar dan catatan yang
singkat dan jelas mengenai
 Tahap berlangsungnya pekerjaan;
 Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Kontraktor (jika
diijinkan);
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis
maupun lisan;
 Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai
maupun yang ditolak);
 Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang-barang, baik di
dalam maupun di luar negeri (pembukaan L/C, pengapalan,
datangnya barang di pelabuhan dan sebagainya);
 Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
 Keadaan cuaca dan sebagainya.

2. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh petugas-petugas Konsultan Pengawas.
Perselisihan mengenai ini mengekibatkan dihentikan sementara untuk
diadakan pemeriksaan.

3. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor dibuat "Laporan Mingguan" yang disampaikan langsung
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

4. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan


agar dapat diteliti kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.

5. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dan video


kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sebagai dokumentasi proyek. Untuk setiap progress
pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36 eksemplar foto
berwarna yang dicetak dalam ukuran post card.

Halaman19
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Video yang memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan minimum


3 (tiga) buah. Album foto berikut soft copy masing- masing diserahkan
minimum sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas.
Semua biaya untuk pembuatan foto dan video tersebut menjadi
tanggungjawab Pelaksana/Kontraktor.
6. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
membuat "Laporan Bulanan" di dalam form yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Pasal 19 Perubahan Rencana


1. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana
yang telah ada dengan memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk dilaksanakan. Dalam hal ini Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor haus bertanggungjawab atas pekerjaan yang tidak
sesuai dengan instruksi tersebut.

2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain


kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam
gambar-gambar kerja (Kontrak), berupa modifikasi maupun altematif.
Perubahan tersebut termasuk penambahan, pembatalan dan atau
penggantian dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.

3. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan MK


menurut ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila
diperlukan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diberi kesempatan untuk
mengikuti perhitungan yang dibuat. Untuk perhitungan nilai dan perubahan,
metode atau cara berikut ini harus dipakai :
a. Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung
nilai dari item pekerjaan yang bersifat sama.
b. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga-harga yang
tertera di dalam Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang
nilai yang didapat adalah wajar.

Pasal 20 Penyerahan Pekerjaan


1. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal
yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan, sesuai
dengan penjelasan tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam
aanwijzing.

2. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasan


tersebut sesuai dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam
Dokumen pengadaan dan disetujui oleh pemberi tugas.

3. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada


Konsultan M/Pengawas, selambat-Iambatnya 1 (Satu) minggu sebelum
tanggal yang dimaksud, Konsultan Pengawas akanmengadakan
pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhansesuai dengan Dokumen
Kontrak. Semua perubahan-perubahan yang terjadi dituangkan dalam as
built drawing/installed drawing, dimana gambar tersebut diserahkan
kepada Pemberi Tugas sebelum mengajukan termijn (tagihan) prestasi
pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini akan disampaikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat
diadakan lebih dari satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun
penyerahan dibuat Berita Acara.

Halaman20
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan


permohonan perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu
penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.

5. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :


 banjir;
 hujan terus menerus dari hari ke hari;
 kebakaran;
 demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap
jalannya pekerjaan;
 dan keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang
disetujui oleh Pemberi Tugas.

6. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor secara


bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk kebutuhan
pemeriksaan setiap saat. As built Drawing harus dibuat dengan gambar
(Autocad). Soft copy gambar As built Drawing harus diserahkan kepada
Pemberi Tugas dalam bentuk CD.

7. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula surat Pernyataan,


Sertifikat dan Surat.Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah
dilaksanakan, sertifikat yang dikeluarkan oleh instasi yang terkait,
berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan applicator.

Pasal 21 Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan


1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka pihakKonsultan
Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bersama-sama
menandatangani Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.

2. Masa pemeliharaan adalah 90 (Sembilan puluh) hari kalender, terhitung


sejak tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor kepada Pemberi Tugas.

3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab untuk mengganti atau


memperbaiki cacat-cacat maupun kekurangan-kekurangan yan g timbul
dalam masa pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian bahan-
bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan-
ketentuan di dalam kontrak.
Penggant ian ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin
setelah ditemukannya cacat-cacat atau kekurangan-kekurangan tersebut.
Apabila hal ini tidak segera dilakukan, Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan tersebut
dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

4. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor memperbaiki segala cacat, susut dan
kesalahan lainnya yang timbul dalam masa pemeliharaan, dan yang
disebabkan oleh bahan-bahan dan caracara pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan Kontrak.

5. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan,maka dibuatkan


Berita Acara.

6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui sesudah semuaperbaikan-perbaikan


dilaksanakan dengan baik, Konsultan Manajemen Konstruksi akan

Halaman21
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

mengeluarkan rekomendasi mengenai selesainyapekerjaan dan perbaikan


yang berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
kepada Pemilik Proyek.

Pasal 22 Pekerjaan Tambah Kurang


1. Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan
rencana/desain dituangkan dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa
dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% (penyerahan pertama peker
jaan).

2. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama


pekerjaan, maka dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama
Pekerjaan tersebut sudah termasuk Berita Acara Tambah Kurang.

3. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama


pekerjaan, maka pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan
dalam Berita Acara di lampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan dan
Penyerahan Pertama Pekerjaan.

1.5 PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pengecatan,
pemasangan keramik, pemasangan kusen, pintu dan kaca, pekerjaan
plafond termasuk plafond ekspose dari kotoran kotoran maupun bekas
bekas semen atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya
ada.

 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil hasil pekerjaan


yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti
perapihan permukaan beton, plesteran, plafond yang tidak rata, yang
hasilnya bergelombang, dan pekerjaan perapihan yang perapihannya tidak
sesuai dengan standart teknis.

Pasal 2 Syarat Pelaksanaan


 Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan arsitektur, struktur
maupun mekanikal elektrikal dalam pelaksanaannya harus benar benar bersih
dan rapih.

 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah
bersih, rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart
teknis.

Pasal 3 Cara Pelaksanaan

 Pada pekerjaan pengecatan dinding harus di lakukan pengelupasan cat


lama terlebih dahulu dan melakukan pengecatan ulang dengan
menggunakan cat dasar terlebih dahulu.

 Pada pekerjaan dinding, lantai maupun plafond, harus dibersihkan dari


apapun yang melekat/menempel pada item tersebut.

 Pada pekerjaan perapihan dinding, lantai maupun plafond baik kolom


maupun balok harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal.

Halaman22
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu


yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAGIAN

PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN TANAH, URUGAN PASIR, PONDASI DAN STRUKTUR

BAB I PEKERJAAN URUGAN PASIR

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1 Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan/Penimbunan
tanah dan pasir (sesuai gambar), seperti galian tanah pondasi batukali,
pondasi jalur, pondasi tapak beton, poer, tie beam/sloof serta penggalian
dan pengurugan/penimbunan lain untuk pekerjaan drainage dan Mekanikal
/Elektrikal.

1.2 Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan
sesuai dengan Gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas, selama
berlangsungnya pekerjaan.

1.3 Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Halaman23
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Syarat Pelaksanaan Penggalian


2.1 Pekerjaan penggalian pondasi, sloof dan poer dan lain lain, dapat
dilaksanakan secara konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan
harus disediakan oleh Kontraktor, baik yang menyangkut peralatan untuk
pekerjaan persiapan maupun peralatan untuk pekerjaan penggaliannya
sendiri dan alat-alat bantu yang diperlukannya.

2.2 Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk


mengajukan permohonan tertulis kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas yang menyebutkan tanggal akan dimulainya
pekerjaan penggalian, uraian teknis tentang cara-cara penggalian yang
akan dilaksanakan.

2.3 Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Kontraktor wajib


melaksanakan pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan
penanggulangan air tanah yang menggenang, pekerjaan perbaikan bila
terjadi kelongsoran dan lain sejenisnya.

2.4 Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian,


kedalaman, kemiringan dan lengkungan yag sesuai dengan yang tertera
di dalam Gambar Perencanaan.

2.5 Bila kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan


sebagaimana yang tertera di dalam Gambar, Kontraktor harus menimbun
dan memadatkannya kembali dengan pasir urug, dan semua biaya
tambahan yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.6 Bila kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam Gambar
ternyata meragukan, Kontraktor harus secepatnya melaporkan hasil tersebut
kepada Konsultan Manjemen Konstruksi/Pengawas secara tertulis, agar
dapat diambil langkah-langkah yang dianggap perlu, semua biaya yang
diakibatkan oleh keadaan tersebut akan dibayar oleh Pemilik Bangunan
melalui penerbitan ―Perintah Perubahan Pekerjaan‖.

2.7 Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai
kedalaman rencana harus dipadatkan kembali untuk mendapatkan
permukaan yang padat, rata. Pemadatan tanah digunakan alat
pemadat tanah yang sebelumnya disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas.

2.8 Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah selesai
dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan
pondasi/ pekerjaan berikutnya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

2.9 Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /Konsultan Pengawas.
Kontraktor bertanggung jawab untuk mendapatkan tempat pembuangan
dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.

2.10 Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama
pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa harus
dipompa keluar atas biaya Kontraktor.

2.11 Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian


a. Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton
tak terpakai atau pondasi-pondasi bata, septicktank bekas, pipa

Halaman24
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

drainase yang tak terpakai, batu-batu besar yang dijumpai pada waktu
penggalian harus dikeluarkan atas biaya Kontraktor.
Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai harus
diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan perbandingan
1 : 10.
b. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa
drainase, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada
waktu penggalian diusahakan tidak terganggu atau menjadi rusak.
Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan Manajemen Konstruksi/
Konsultan Pengawas dan pihak- pihak yang berwenang harus segera
diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan
instalasi tersebut sebelum penggalian yang berdekatan diteruskan.
c. Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut diatas,
maka Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas dan
pihak-pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan semua
kerusakan-kerusakan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

Pasal 3 Syarat Pekerjaan Pengurugan/Penimbunan Tanah


3.1 Yang dimaksud disini ialah pekerjaan pengurugan/timbunan yaitu dimana
permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah
asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.

3.2 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar
pohon, sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.

3.3 Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis,
sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.Tanah yang digunakan untuk
timbunan dan subgrade harus memenuhi standard spesifikasi AASHTO-M
57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di laboratorium tanah yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.4 Pengurugan/penimbunan harusdilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimum 25 cm untuk masing-masing lapisan, kemudian dipadatkan
sampai permukaan tanah yang direncanakan.

3.5 Pelaksanaan pengurugan/penimbunan dapat menggunakan mesin gilas


dan pada daerah yang oleh Konsultan Mannajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45 cm
dari saluran atau batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin
menjadi rusak digunakan Stamper.

BAB II PEKERJAAN URUGAN PASIR

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1 Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap,
Sloof, lantai, dibawah perkerasan-perkerasan dan lain-lain sebagainya serta
pekerjaan pemadatan urugan pasir tersebut, sebagaimana yang tertera
pada Gambar Perencanaan.

1.2 Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang


tercantum di dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.

Halaman25
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.3 Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut dapat
digunakan, asal dicuci secara memadai.

Pasal 3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


3.1 Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memeriksa
ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa
ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan bahwa tanah
dibawahnya telah dipadatkan sehingga didapat permukaan yang rata
dan padat.

3.2 Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan Manajeman


Konstruksi/Konsultan Pengawas, yang akan segera melakukan pemeriksaan.
berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Konsultan Manajemen Konstruksi/
Konsultan Pengawas akan menolak atau memberikan persetujuannya
untuk pelaksanaan pekerjaan pengurugan pasir.

3.3 Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan


dan memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan
ketinggian yang sesuai dengan gambar perencanaan.

3.4 Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh konstruksi atau pekerjaan lain sebelum
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum
disetujui olehnya.
3.5 Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir minimal =
10 cm.

BAB III PEKERJAAN LANTAI KERJA

Pasal 1 Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah
pekerjaan pondasi, sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam
gambar perencanaan.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan
secara khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir :
kerikil = 1 : 3 : 5 atau kualitas setara B – 0.

Pasal 3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan

Halaman26
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.1 Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.

3.2 Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen


Konstruksi/ Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya.
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas berhak membongkar
pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerjá tersebut belum disetujui olehnya.

3.3 Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

BAB IV PEKERJAAN BETON

Pasal 1 Umum
1.1 Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku
persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis
ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standard di bawah ini :
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).
 Standart Beton Indonesia 1991.
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
 American Society of Testing Materials (ASTM).
 Standart Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.

1.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan


kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana, dan
instruksu-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.

1.3 Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik
sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas berhak
untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dalam waktu 2 x 24
jam harus dikeluarkan dari Proyek.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


2.1 Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah,
pengujian, dan peralatan pembantu.

2.2 Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan


bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

2.3 Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian


dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang
pekerjaan beton.

Halaman27
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 3 Material
3.1 Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-
150 dan produksi dari satu merk.
b. Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
―Manufacturer‘s Test Certificate‖ yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
c. Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik
untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal,
sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
d. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

3.2 Agregat Kasar


a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5
cm.
b. Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir
yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak
boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi
yang merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0 -1

3.3 Agregat Halus


a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali
dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak
beton.
b. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti
tabel berikut :
% Lewat
Saringan Ukuran
Saringan
3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 -10
No. 200 0,074 mm 0 -5

3.4 Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.

Halaman28
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.5 Baja Tulangan


Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971,
dengan tegangan leleh karakteristik (σau) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan
baja dengan tegangan leleh karakteristik (σau) = 3900 kg/cm2 atau baja U39
Pemberi tugas atau Direksi/Konsultan Pengawas akan melakukan pengujian
test tarik-putus dan ―Bending‖ untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya
Kontraktor.

3.6 Bahan Campur


a. Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan
Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio
dari penambahan bahan pencampur (Admixture) tersebut. Hasil
―Crushing test‖ dari Laboratorium yang berwenang terhadap kubuskubus
beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

3.7 Cetakan Beton


Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm
atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam PBI NI-2 1971. Untuk beton ecpose harus memakai Phenol Film dengan
tebal minimal 12 mm. Konstruksi rencana cetakan beton harus diajukan oleh
Kontraktor kepada KonsultanMK/Pengawas untuk mendapat persetujuan.

3.8 Contoh Yang Harus Disediakan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh
material : koral, split pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas akan dipakai sebagai standart / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
c. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Pasal 4 Mutu Beton


4.1 Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan
tekan karakteristik σbk = 350 kg/cm2 untuk sloof dan pile cap, dan σbk = 350
kg/cm2 untuk kolom, balok dan plat lantai.

4.2 Slump (Kekentalan Beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian


dengan standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut :

Slump maks. Slump min.


Jenis Konstruksi
(mm) (mm)

Kaki Dan Dinding Pondasi 100 50


Pelat, Balok Dan Dinding 120 50
Kolom 100 50
Pelat Di Atas Tanah 120 100

Halaman29
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.3 Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka
harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak
melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan percobaan adukan beton
(trial mix).

Pasal 5 Percobaan Pendahuluan (Trial Mix)


5.1 Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang ―Independent‖
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan dari percobaan
pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu perbandingan tertentu
untuk mutu beton yang akan digunakan.

5.2 Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor harus
mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton
yang diperlukan.
5.3 Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam PBI NI-2 1971.

5.4 Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu
yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh
dilaksanakan.

5.5 Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil


percobaan di laboratorium.

Pasal 6 Pengadukan dan Peralatannya


6.1 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai keteliatian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

6.2 Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari


material-material harus dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus-menerus oleh
seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.

6.3 Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer
atau Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong
sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci
bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

6.4 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus
3
ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m dan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan adukan dengan kekentalan dan warna yang
merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dalam setiap adukan.

6.5 Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan. Air
harus dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama
pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki.

Halaman30
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

6.6 Kontraktor diperbolehkan menempatkan satu ―Mixing Plant‖ atau


memperoleh beton dari satu ―Ready Mix Plant‖ asalkan dapat membuktikan
bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan dalam
persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi beton ready mix
yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, sebelum
pekerjaan dimulai.

Pasal 7 Persiapan Pengecoran


7.1 Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas. Bagian-
bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa
untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).

7.2 Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar
terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.

7.3 Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama tersebut
harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai pabrik
pembuatnya.

7.4 Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Pasal 8 Acuan/Cetakan Beton


8.1 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton
yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk
mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.

8.2 Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal.

8.3 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat


memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya ―overstress‖
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.

8.4 Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran


letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada a\saat beton dituang.

8.5 Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi
―Mould release agent‖ untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.

8.6 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui
waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok : 48 jam

Halaman31
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari


 Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
 Pelat lantai / atap / tangga : 21 hari

8.7 Dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, cetakan


dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang
mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75%
dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan.

8.8 Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak


menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk
beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.

8.9 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.

Pasal 9 Pengangkutan dan Pengecoran


9.1 Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam atau tidak
terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor.

9.2 Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

9.3 Kontraktor harus memberitahu Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas


selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti
bahwa Kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa tanpa
gangguan.

9.4 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen
dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila
Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

9.5 Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan


terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat perstujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat
tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton pengeras.

9.6 Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5
meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

9.7 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
―initiual set‖ atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan
menjadi plastis karena getaran.

Halaman32
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

9.8 Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah.

9.9 Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah
menjasi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel-partikel yang terlepas sampai
suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera
setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat dengan tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.

9.10 Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kesuali atas persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari
dengan sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.

Pasal 10 Pemadatan Beton


10.1 Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang cukup padat tanpa perlu penggetaran yang berlebihan.

10.2 Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan ―Mechanical


Vibrator‖ dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran
dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan ―over vibration‖ dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton.

10.3 Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik. Alat penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-
tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yan telah
mulai mengeras.

Pasal 11 Sambungan Konstruksi


11.1 Rencana atau schedul pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu
konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak ―construction joints‖.
Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Direksi/Konsultan Pengawas dapat
merubah letak ―construction joints‖ tersebut.

11.2 Permukaan ―construction joints‖ harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat.

11.3 ―Construction Joints‖ harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat


mungkin dihindarkan adanya ―construction joints‖ tegak, kalaupun diperlukan
maka harus dimintakan persetujuan dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.

11.4 Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan ―Grout/bonding agent‖ segera sebelum beton dituang.

Pasal 12 Baja Tulangan

Halaman33
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

12.1 Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam kotoran,
karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Ukuran lebih kecil atau sama dengan dari  12 mm menggunakan BJTP 24
atau U24 (Polos)
Ukuran melebihi D - 13 mm menggunakan BJTD 40 atau U39 (Ulir)

12.2 Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan


pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI NI-1971.

12.3 Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :


a. Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah 40 mm
b. Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah 50 mm
c. Balok dan kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah 40 mm

Pasal 13 Benda-benda yang Tertanam Dalam Beton


13.1 Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga
tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan PBI-1971, NI-2
pasal 5.7.

13.2 Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur beton


bila ditunjukkan pada gambar.

13.3 Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka
Kontraktor harus segera mengadakan konsultasi dengan Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas.

13.4 Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan


untuk memudahkan pemasangan tanpa seijin Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.

Pasal 14 Benda-benda yang Ditanam Dalam Beton


14.1 Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur,
kait dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus
sudah terpasang sebelum pengecoran beton dilakukan.

14.2 Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar
tidak tergeser pada saat pengecoran beton.

14.3 Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk


melakukan pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.

14.4 Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada saat
pengecoran, harus ditutup dengan bahan atau ukuran sesuai kebutuhan
yang mudah dilepas setelah pelaksanaan pengecoran.

Pasal 15 Cacat-cacat dalam Pekerjaan


15.1 Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian
pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan
teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.

15.2 Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti
sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan
pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh biaya yang timbul
seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.

Halaman34
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 16 Pengujian Beton


16.1 Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-2 1971
dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat berikut.

16.2 Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan
dalam satu hari dengan volume sampai dengan volume sampai dengan
3
jumlah 5 m .

16.3 Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus
ukuran 15x15x15 cm atau silinder. Satu benda uji akan diuji pada umur 7
(tujuh) hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, sedang 3 (tiga) benda uji lainnya akan diuji pada umur
28 hari. Hasil pengujian adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut.
Batas kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan
karakteristik 300 kg/cm² untuk mutu beton K-300 (sloof dan pile cap,plat,
kolom,balok), tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari
kekuatan beton karakteristik tersebut.

16.4 Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.

Pasal 17 Suhu
17.1 Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang di
taruh berada diantara 27° dan 32° C.

17.2 Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32° C, maka Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat atau
melakukan pengecoran pada malam hari.

Pasal 18 Beton Ready Mixed


18.1 Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka
beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konatruksi/Pengawas, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum
pada ASTM C94-78a.

18.2 Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersamasama
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan Supplier beton ready
mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan
hasil pengujian yang diadakan di Laboratorium.

18.3 Syarat-syarat Beton Ready Mixed :


a. Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari
30° C.
b. Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan
dengan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-63

Halaman35
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka


permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa, sehingga tidak
timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam dan luar
atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan
beton tetap harus dilindungi terhadap pengertian yang mendadak.

Pasal 19 Pemeliharaan Beton (curing beton)


19.1 Untuk mencegah pengeringan bidang bidang beton. Selama paling dua
minggu beton harus dibasahi terus menerus , antara lain dengan menutupinya
dengan karung karung basah . Pada pelat pelat atap pembasahan terus
menerus ini harus dilakukan dengan merendamnya (menggenanginya)
dengan air. Pada hari hari pertama sesudah selesai pengecoran , proses
pengerasan tidak boleh diganggu Sangat dilarang untuk mempergunakan
lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahanbahan yang berat.

19.2 Perawatan dengan uap bertekanan tinggi , uap bertekanan udara luar ,
pemanasan atau proses-proses lainuntuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai. Cara-cara ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Ahli.

BAB V PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan
struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.

1.2 Standard
a. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI -2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI -8.
e. Peraturan Pembangunan PemerintrTh Daerah Setempat.
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan
g. Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
h. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Perencana/MK.
i. Standar Normalisasi Jerman ( DIN )
j. American Society for Testing and Material ( ASTM )
k. American Concrete Institute ( ACI ).

Pasal 2 Bahan dan Produksi


2.1 Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk
dan atas persetujuan Perencana dan Konsultan Manajemen

Halaman36
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Konstruksi/Pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah


mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelambaban, bebas dari air dengan lantai terangkat
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori sertamempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI
1971.Penyimpanan/Penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu
denganyang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampurntuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat..
a. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan - bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu Konaultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
b. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta
memenuhi persyaratan (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material, misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
d. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

2.2 Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam
kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering,
tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungisesuai dengan jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan.Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas
beban Kontraktor.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah fc' = 15
Mpa dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.

3.2 PembesianCara Pengadukan


a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratannya harus sesuai PBI-1971.

Halaman37
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan


dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

3.3 Cara Pengadukan


a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

3.4 Pengecoran Beton


a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh,pemeriksaan ukuran - ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

3.5 Pekerjaan Acuan / Bekisting


a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), pemiukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/Lumpur dan sebagainya,
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak pemiukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split,
pasir dan Semen Portland) kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebh besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI 1971).
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah pengecoran.

Halaman38
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.6 Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak
diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

3.7 Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas
"Certificate Test" bahan besi dari produsen/pabrik.
b. Bila tidak ada "Certificat Test" maka Kontraktor harus melakukan
pengujian atas besi/kubus di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil
benda uji berupa kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-
syarat/ketentuan dalam PBI Th.1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan diperiksa di laboratorium
konstruki beton yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan beton.
e. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas secepatnya.
f. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas secepatnya.

3.8 Syarat Pengamanan Pekerjaan


a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x
24 jam setelah pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI Th.1971).

BAB VI PEKERJAAN BAJA

Pasal 1 Umum
1.1 Pekerjaan Struktur Baja ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian-bagian yang menurut sifatnya
memakai baja, seperti kolom, balok, rangka atap, rangka dinding dan lain-
lain.

1.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Pelaksana Pekerjaan harus membuat


gambar kerja (shop drawing) dari pekerjaan baja gambar kerja meliputi
detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang baut, las,
pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan.

1.3 Sub Pelaksana Pekerjaan yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Halaman39
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.4 Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan


Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.

Pasal 2 Material
 Baja profil dan pipa sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau
ASTM A-36, dengan tegangan leleh sebesar 2400 kg/cm2.
 Baut Baja biasa sesuai ASTM A-307
 Baut Baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strenght Friction
Grip).
 Elektroda las mengikuti AWS E-70XX atau mutu lebih tinggi.

Pasal 3 Pabrikasi
3.1 Umum
a. Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dan ketelitian utama diperlukan
untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya
pada waktu pemasangan.
b. Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan.Tidak satu pekerjaanpun
dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui.
c. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana
atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
d. Pelaksana Pekerjaan pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri
semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
e. Pelaksana Pekerjaan pabrikasi harus memperkenalkan Pelaksana
Pekerjaan Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk
mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat pekerjaan.
f. Pelaksana Pekerjaan Montase tidak mempunyai wewenang
untukmemberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan
pabrikasi.

3.2 Pola Pengukuran


Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh pelaksana Pekerjaan
Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-
pita baja yang telah disetujui ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25° C.
a. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran, bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-
pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya.
b. Pemotongan
a) Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji
atau dengan las pemotong.
b) Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.
c. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las
pemotongan, maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya

Halaman40
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

metal sebanyak-banyaknya 3 mm, pada pelat setebal 6 mm pada pelat


yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
d. Memotong dengan Las Pemotong
a) Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan
sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap.
b) Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan
untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.
c) Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus
diselesaikan sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran
besi.
e. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
a) Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah Pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Konsultan
b) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan,
maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
c) Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengelasan jenis dan ukuran serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas terlebih dahulu sebelum
pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
d) Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur
listrik, yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh
pabrik las listrik tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
e) Pelat-pelat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu
las.
f) Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan
kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
f. Mengebor
a) Semua lubang harus di bor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan
sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
di bor menembus seluruh tebal sekaligus.
b) Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini
di bor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai
ukuran sebenarnya.
c) Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi
harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila
perlu.
d) Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana.
e) Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan.
f) Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus
sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di
bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat
montase percobaan.
g. Memberi Tanda untuk Pemasangan Akhir
a) Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, tetapi belum dilepas,
setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan
cat).Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan
bagian-bagian yang sama.
b) Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat,
tanda-tanda itu, oleh Pelaksana Pekerjaan Pabrikasi diberikan

Halaman41
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

dengan cuma-cuma kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi/Pengawas dan Pelaksana pekerjaan Montase dari
bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman pekerjaan baja itu.
h. Pengecatan di Bengkel
a) Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali
pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam
yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
atau dengan cara lain yang disetujui.
b) Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan kering, atau
bahan-bahan dasar dengan satu lapisan menie, atau bahan-bahan
pelindung lainnya kalau disyaratkan khusus untuk pekerjaan tersebut.

Pasal 4 Pengecatan Baja


4.1 Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat
dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan
dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
a. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang
telah dicat bengkel, seperti diperintahkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas, yang telah rusak pada saat transport atau
pemasangan oleh bidang-bidang lain seperti yang diperintahkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, dimana cat dasarnya telah
rusak.
b. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalan
―pengecatan di bengkel‖ pada bidang-bidang yang tertera pada 1
diatas.
c. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu,
untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.

4.2 Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan
dikupas dengan sand blasting atatu cara lain yang disetujui, agar menjadi
logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan,
lumpur atau lain-lain yang melengket padanya. Luas bidang permukaan yang
dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat
segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
Bila terjadi oksidasi (karatan), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum
pengecatan dasar dilakukan.

4.3 Pengecatan
a. Cat dapat digunakan dengan kwas tangan yang disetujui atau dengan
cara yang -disyaratkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau
berdebu atau pada cuaca yang lain yang jelek, kecuali diusahakan
tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat
KonsultanManajemen Konstruksi/ Pengawas, untuk melawan pengaruh-
pengaruh cuaca tersebut terhadap pekerjaan.
c. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah kering
betul. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang
lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu
dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.

Halaman42
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

d. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Konsultan


Manajemen Konstruksi/Pengawas harus disapu dengan kuat pada
permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat,
lekuk-lekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
e. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi
dengan cat yang tebal, atau bila diperintahkan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas, dengan menggunakan semen kedap
air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
f. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata.
Pemakaian cat yang rata ialah 12.5 m2 per liter untuk setiap lapisan.

BAB VII PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan sesuai
1.1 Pekerjaan Struktur ATAP Baja Ringan ialah bagian-bagian yang dalam
gambar rencana dinyatakan sebagai Konstruksi struktur baja ringan.

1.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat shop


drawing dari pekerjaan baja ringan. Gambar kerja meliputi detail-detail
pemasangan, pemotongan, penyambungan, pengaku, ukuran-ukurn dan
lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan
pemasangan.

1.3 Sub Kontraktor yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.4 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan


sesuaiketentuan-ketentuan berikut :
- Mengajukan persetujuan material dan aplikator kepada konsultan MK
- Mengajukan analisa struktur atap.
- Mengajukan gambar shop drawing.

Pasal 2 Material
Baja ringan yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
2
- Base material High - Tensile Steel G 550 (minimum yield strength 5500 kg/cm
2
- Coating Zincalume A/Z 150 gr/m .
- Material Thickness minimal 0,70 mm dan 1,00 mm TCT (ukuran profil
desuaidengan kekuatan berdasarkan desain dan analisa struktur).
- Ketebalan reng (roof batten) minimal 0,48 mm TCT.
- Baut/fastener yang dipakai harus memenuhi standar desain.
- Menggunakan software yang sudah mendapatsertifikasi resmi dari
Asosiasiterkait
- Garansi struktur dan garansi material

Pasal 3 Pabrikasi
3.1 Umum
- Aplikator yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya
dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-

Halaman43
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan ketelitian utama


diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu
dengan lainnya pada waktu pemasangan.
- Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai kebebasan sepenuhnya
untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan.
- Tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
diperiksa dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana
atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
- Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua
pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam
hubungan pemeriksaan pekerjaan.
- Kontraktor pabrikasi harus memperkenalkan Kontraktor untuk sewaktuwaktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan di
tempat pekerjaan.
- Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.

3.2 Pola Pengukuran


Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pabrikasi.
Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja
yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada
gambar rencana dianggap ukuran pada suhu ± 25° C.

3.3 Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus
bebas dari puntiran, bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat
disusun akan terlihat rapat seluruhnya.

3.4 Pemotongan
Baja ringan harus dipotong dengan alat listrik (cutting wheel) agar permukaan
yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap
bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

BAB VIII WATER PROOFING

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-
syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing :
 Pelat atap dan overstek
 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
 Ground reservoir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar dan RAB.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan waterprofing adalah :


a. Beton Bertulang.
b. Lantai/Ubin Keramik.

Halaman44
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Plumbing.

1.3 Standard.
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-1982 (NI -3).
b. STM 828.
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407.

1.4 Persetujuan Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan


spesifikasi untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan
disetujui Direksi Lapangan/Perencana.

1.5 Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan Manajemen Konstruksi/ Konsultan Pengawas.

1.6 Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.

1.7 Pengangkutan, Penyimpanan dan Penanganan Bahan


a. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan.
b. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan
nama "generic" dan "merk dagang" dari produk, berat bersih dan nama
pabrik, nama kontraktor dan nama proyek.
c. Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih
tertutup, terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari
percikan api, panas, dan lain-lain.
d. Jangan keluar-kan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari
yang diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan
hanya dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan
tersebut.

1.8 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli.


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara Cuma
- cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :
a. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance
Warranty).
b. Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicators Workmanship Warranty).

Pasal 2 Bahan
2.1 Waterproofing untuk atap dan Atap Canopy entrance.
a. Menggunakan waterproofing type membrandengan material berbahan
dasar bitumen yang diberi tulangan polyester delam bentuk lembaran

Halaman45
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

ketebalan (t) = 3 mm. Kontraktor harus memberikan Garansi Bahan dan


pelaksanaan selama 10 tahun.
b. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-
pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %)
c. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk yang dikeluarkan pabrik / produsen.
d. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana,
dari pilihan warna yang tersedia.

2.2 Waterproofing Bagian-bagian KM/WC.


a. Waterproofing yang dipakai adalah type epoxyyang ditambah dengan
lapisan polyester yang diaplikasikan dengan system coating. Kontraktor
harus memberikan Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 5 tahun.
b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi,
cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan pedindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
c. Pelaksanaan : Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan
minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga
bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci.

2.3 Waterproofing pada Ground tank


a. Waterproofing untuk area ground tank menggunakan type coating +
serat non toxin. Waterproofing berbahan dasar full acrylic polymer yang
diperkuat dengan lembaran fiberglass matt. Konstraktor harus
memberikan Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 10 tahun.
b. Spesifikasi produk :
 Lapisan primer/dasar (150 grm/M2)
 Bodycoat (450 grm/M2)
 Finish/Top coat (450 grm/M2)
 Fiberslass 300 g/M2
 Completed system DFT 700 - 800 microns
 Coverage 2,4 kg/M2
 Coverage coating 0,6 kg/M2
c. Pelaksanaan
 Pastikan permukaan telah halus, bersih, bebas dari debu dan minyak
serta tidak ada sisa serpihan benda-benda yang kasar dan tajam.
 Permukaan dibasahi untuk mengurangi suhu permukaan untuk
menghindari pembentukan kantong udara atau terjadinya reaksi
sewaktu proses primer. Aplikasikan lapisan primer/dasar.
 Aplikasikan dengan roll atau kuas satu lapis bodycoat kemudian
bentangkan satu lapis fiberglasspada lapisan dalam kondisi basah,
segera lanjutkan lapisan bodycoat kedua pada fiberglass untuk
menekan fiberglass dan pastikan tidak ada udara yang
terperangkap.
 Pastikan tidak ada lagi udara yang terperangkap dalam lapisan,
sedang untuk fiberglass yang berlebih diratakan dengan kapi.
Pastikan permukaan benar-benar kering sebelum proses selanjutnya.
 Aplikasikan lapisan top coat/finish setelah lapisan sebelumnya kering
dengan arah meyilang. Pastikan tidak ada pori-pori setelah kering.
Bila terdapat pori-pori setelah kering maka harus diulang lagi dengan
arah menyilang sampai tidak ada pori-pori setelah kering.

Pasal 3 Pelaksanaan

Halaman46
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.1 Persiapan.
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan.
b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan konsultan
Pengawas.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada konsultan
Manajemen Konstruksi/ Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai.

3.2 Aplikasi
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Khusus untuk bahan
waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan
matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra voilet atau
apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur,
maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan
pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa
screed maupun material finishing.Sebelum melakukan pekerjaan
waterproofing, perlu dilakukan pembersihan pada area pekerjaan baik dari
kotoran/debu maupun dari sisa bahan waterproof yang masih terdapat pada
area pekerjaan tersebut.

3.3 Pengamanan Pekerjaan


a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab kontraktor.

3.4 Pengujian
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan – percobaan dengan cara
merendam minimal selama 3 x 24 jam di atas permukaan yang diberi lapisan
kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan Manajemen Konstruksi.

BAB IX PEKERJAAN FLOOR HARDENER

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai beton sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan-
pekerjaan persiapan pada permukaan lantai yang dilapis dengan Concrete
Floor hardener, anti slip finish ( ramp, parkir area dan lain-lain ), pengadaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan bantu lainnya, contoh-contoh
bahan yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan
sampai saat penyerahan pekerjaan terakhir.

Halaman47
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Bahan/Produksi
2.1 Bahan
Setara Ferrocon Premixed ( Non-metalic Floor Hardener ), Monexe Floor 10,
Hardstron Emery berat ± 5 kg/m2, bahan yang dapat langsung digunakan,
buatan luar negeri Ferrocon atau dengan bahan yang setara dan disetujui
Perencana,Konsultan Manajemen Konstruksi/ Konsultan Pengawas.

2.2 Syarat Bahan


a. Dari bahan Non-metalic Aggregates tanpaa campuran bahan lain, dari
proses bahan-bahan yang sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan
dari pabrik, pengerjaannya dilakukan lapis demi lapis, wama harus tabil,
tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan, dapat
mecegah adanyalterjadinya retak-retak pada permukaan lantai beton,
tidak mudah kotor, mudah dalam perawatan, dapat menahan
kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin.
b. Warna
Untuk pemilihan warna akan ditentukan kemudian.

2.3 Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus


dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

Pasal 3 Syarat Pelaksanaan


3.1 Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak
adalubang dan celah-celah yang terjadi.

3.2 Pekerjaan lapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas. Pengerjaannya sesuai
dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.

3.3 Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan


beberapa contoh bahan, wama dan contoh percobaan pekerjaan dari
beberapa macam hasil produk kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.

3.4 Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas, akan dipakai sebagai
standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil pekerjaan yang
dikerjakan oleh Kontraktor.

3.5 Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindari dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

BAB X PEKERJAAN ANTI RAYAP

Pasal 1 Umum
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam spesifikasi ini
dengan hasil yang baik dan diterima oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas dan Pengguna Barang/Jasa.

Halaman48
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.2 Pekerjaan ini meliputi perawatan tanah untuk anti rayap untuk seluruh area
bangunan.

1.3 Pekerjaan ini juga meliputi pekerjaan anti rayap untuk seluruh kayu yang akan
digunakan untuk elemen bangunan.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Gunakan suatu bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan
atau bisa diencerkan dengan air diformulasikan spesial untuk membasmi
penyebaran rayap. Bahan bakar minyak tidak dibenarkan sebagai bahan
pengencer, sediakan larutan bahan kimia anti rayap yang disetujui oleh pihak
yang berwenang.
2.2 Bahan yang dipergunakan yang telah direkomendasi oleh Komisi Pestisida
Departemen Pertanian, yaitu setara Lentrex, Termitox.

2.3 Encerkan dengan air sampai ke konsentrasi yang direkomendasikan oleh


produsen.

2.4 Larutan lain boleh digunakan jika direkomendasikan oleh produsen yang
disetujui oleh peraturan setempat, untuk pemakaian tersebut gunakan larutan
yang tidak berbahaya terhadap tanaman.

2.5 Bahan anti rayap ini ditest pada labolatorium yang ditunjuk / Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan
aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Pasal 3 Syarat Pelaksanaan


3.1 Pekerjaan Anti Rayap Untuk Tanah
a. Persiapkan permukaan daerah yang akan dilakukan pekerjaan anti
rayap. Singkirkan benda-benda asing yang dapat mengurangi
keefektifan treatment. Gemburkan dan ratakan permukaan tanah yang
akan diberi antirayap, kecuali daerah yang sudah dipadatkan, dibawah
slab dan pondasi jika direkomendasikan oleh produsen pekerjaan anti
rayap dapat dilakukan sebelum pemadatan tanah dilakukan.
b. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahaan termite control yang
mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang.
c. Pasanglah tanda peringatan pada daerah yang telah diberi anti rayap
dan singkirkan tanda peringatan jika pekerjaan konstruksi lainnya dapat
dilanjutkan.
d. Ulangi pekerjaan anti rayap jika daerah yang telah dianti rayap
terganggu pekerjaan lanjutan, penggalian, landscape, site grading atau
pekerjaan konstruksi lainnya.

3.2 Pekerjaan Anti Rayap Untuk Kayu


a. Persiapkan kayu yang akan dilakukan pekerjaan anti rayap. Singkirkan
benda-benda asing yang dapat mengurangi keefektifan treatment.
b. Semprotkan larutan anti rayap dengan campuran seperti yang
direkomendasikan produsen ke seluruh permukaan kayu yang akan
digunakan, atau dengan cara lain, direndam ke dalam larutan anti rayap
selama minimal 3 jam. Untuk kayu dengan ketebalan lebih dari 50 mm
proses perendaman ditambah 1 jam/25 mm ketebalan kayu.
c. Ulangi pekerjaan anti rayap jika kayu yang telah dianti rayap terganggu
oleh pekerjaan lanjutan, pemotongan, pelubangan dan lain-lain.

Halaman49
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.3 Pekerjaan anti rayap ini harus dilakukan oleh perusahaan termite control yang
mendapatkan ijin dari pihak berwenang dengan cara yang
direkomendasikan oleh produsen.

3.4 Garansi anti rayap dari aplikator adalah 10 (sepuluh) tahun setelah
penyerahan proyek.

BAB XI LAIN-LAIN

Pasal 1 Pengujian Bahan


1.1 Semua bahan yang akan dipakai harus diperiksa atau diteliti atau diuji dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.2 Apabila diperlukan, Konsultan Pengawas berhak membawa contoh bahan


yang akab dipakai untuk diadakan pengujian di Laboratorium atas biaya
Kontraktor.

1.3 Konsultan Pengawas berhak menolak bahan yang akan dipakai apabila
sekiranya bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan untuk itu bahan
tersebut harus disingkirkan dalam waktu 3 x 24 jam dari lokasi proyek.

Pasal 2 Shop Drawing


2.1 Setiap pekerjaan atau bagian pekerjaan, terutama pekerjaan pembesian
beton bertulang, sebelum dilaksanakan Kontraktor diharuskan membuat
gambar kerja atau Shop Drawing.
Shop Drawing harus dibuat rapi, jelas, terperinci dengan format yang baik dan
tetap pada kertas kalkir.

2.2 Shop Drawing diserahkan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaaan


dimulai kepada Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.

2.3 Sebelum Shop Drawing disetujui oleh Konsultan MK/Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana, maka Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai
pekerjaan.

Pasal 3 Kerja Lembur


3.1 Jika karena suatu hal atau Kontraktor merasa perlu untuk mengejar
keterlambatan yang terjadi, maka Kontraktor dapat melaksanakan kerja
lembur. Biaya kerja lembur Konsultan Pengawas sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

3.2 Sebelum melakukan kerja lembur, Kontraktor harus mengajukan rencana kerja
lembur pada Konsultan Pengawas, dilengkapi dengan lampiran yang
mencakup bagian-bagian yang akan dilembur, jumlah jam kerja lembur serta
jumlah tenaga kerja.

3.3 Apabila Kontraktor menghendaki kerja lembur, sedangkan Pemberi Tugas


beranggapan pekerjaan tersebut tidak perlu diawasi secara fisik oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor wajib membuat laporan tertulis kepada
Pemberi Tugas mengenai bagian-bagian yang dikerjakan, serta bertanggung
jawab sepenuhnya pada pekerjaan yang dimaksud.

Halaman50
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.4 Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Kontraktor wajib
mengadakan sistim penerangan khusus yang memadai, agar supaya pekerja
dapat bekerja dengan baik.

Pasal 4 Tanggung Jawab Kontraktor Terhadap Lingkungan Sekitar Proyek


4.1 Sebelum melaksanakan kegiatan pemncangan tiang pancang, Kontraktor
dianjurkan mendata terlebih dahulu kondisi bangunan dilingkungan
sekitarnya.
4.2 Dalam melaksanakan pemancangan tiang pancang Kontraktor harus
melakukannya secara berhati-hati agar tidak merusak bangunan, pagar atau
bagian lainnya disekitar proyek.

4.3 Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan pemancangan serta claim
lainnya dari penduduk disekitar proyek menjadi resiko Kontraktor dan
Kontraktor berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.

4.4 Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan pemancangan serta claim
lainnya dari penduduk disekitar proyek menjadi resiko Kontraktor dan
Kontraktor berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.

Pasal 5 Pekerjaan Joint Sealent


5.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan, persiapan, pelaksanaan dan
pemasangan pada celah beton di lantai yang akan disambung menjadi
batu.

5.2 Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada batas-
batas sambungan beton yang termaksud di atas.

5.3 Ukuran sesuai dengan detail gambar, Merk dan bahan joint sealant yang
digunakan adalah GE Silicone.

Pasal 6 Pekerjaan Pemasangan Bahan-bahan Pelindung dan Pengawet


6.1 Pekerjaan pelindung (curing) dan pengawet meliputi pekerjaan terakhir yang
biasanya dilakukan untuk menjaga agar pekerjaan struktur atas yang telah
diselesaikan dapat lebih tahan lama dan bebas dari pengaruh-pengaruh
yang tidak dikehendaki dikemudian hari.

6.2 Pekerjaan Pelindung (curing) dan pengawet meliputi semua jenis pekerjaan
finishing berdasarkan petunjuk-petunjuk dari pabrik dan dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Kontruksi /Pengawas.

6.3 Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor Utama bertanggungjawab penuh atas


terselenggaranya pekerjaan tersebut dengan baik.

Pasal 7 Alat-alat Bantu yang Diletakkan Pada Bangunan


Penggunaan alat-alat bantu pekerjaan seperti tower crane, lift atau alat-alat
lainnya yang akan diletakkan dan mebebani bagian-bagian struktur bangunan,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. P e
l a k s a n a Pekerjaan/Kontraktor harus memperbaiki kembali segala kerusakan-
kerusakan akibat penggunaan alat-alat bantu tersebut.

Pasal 8 Toleransi Pelaksanaan

Halaman51
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

8.1 Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab atas perbaikan dan biaya-
biayanya. Perbaikannya harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi /Pengawas. Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian
dengan setting out, garis as bangunan, kedataran atau ketinggian,
ketegakkan, ukuran dan tebal dari suatu ketinggian struktur dan lain-lain.

8.2 Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada
gambar adalah 6 mm per 3 meter panjang bidang bangunan dengan
maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang bangunan tidak boleh
melampui garis batas pemilikan dan garis bangunan (sempadan).

8.3 Toleransi :
Ketegaklurusan : Penyimpangan dari bidang tembok clan kolom terhadap
garis vertikal tidak melampui 6mm per meter dengan maksimum 13 mm.

Kedataran : Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya -6 mm. Tinggi 6


meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm. Tinggi >12meter dari lantai,
penyimpangannya -13 mm.

Penampang : Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang


nominal dari kolom balok, pelat dan lain-lain adalah :
 Dimensi < 15 cm, penyimpangannya = + 10 mm
-13 mm
 Dimensi > 15 cm, penyimpangannya = + 13 mm
-6 mm

Halaman52
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN BATU KALI

BAB I PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

Pasal 1 Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pasangan batu kali, yang dimaksud
sebagai pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar. Pasangan batu kali
harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971,
PUBI 1982, SII-0079-79 dan NI-8.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Batu kali yang dipakai harus merupakan batu kali belah yang keras, padat
dan memiliki struktur yang kompak dengan warna yang cerah dan bebas dari
cacat, serta harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum di dalam PUBI
1982 dan SII.0079-79. Batu kali bulat tidak boleh dipakai.

2.2 Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

2.3 Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratanyang dicantumkan dalam PUBI 1970 ayat 12.1. dan 12.2.

2.4 Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi ketentuan
yang tercantum pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 3 Pelaksanaan Pekerjaan


3.1 Pondasi batu kali harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan 1 bagian
Semen Portland : 5 bagian Pasir Pasang dan harus dipasang dan dibentuk
sampai diperoleh dimensi dan ketinggian yang dibutuhkan, sebagaimana
yang tertara dalam Gambar.

3.2 Batu kali harus dipasang sedemikian rupa, sehingga didapatkan gigitan yang
memadai diantara batu-batu, dengan ruang kosong sekecil mungkin.
Sebelum dipasang, bagian luar dibasahi secukupnya. Setelah dipasang,
bagian luar dari batu kali harus di "Berapt‖ dengan adukan yang sama
sampai semua permukaan batu tertutup. Sebelum pemasangan dapat
dilaksanakan, Kontraktor harus membuat dan memasang kayu-kayu
pembantu (kayu profil) dan menerentangkan benang pembantu dengan
bentuk sesuai dengan bentuk pondasi yang akan dipasang.Benang-benang
yang direntangkan harus sipat datar. Kayu pembantu dan benang-benang ini
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas
sebelum pasangan batu kali dapat dimulai.

3.3 Pasangan batu kali expose harus dipasang secara acak dengan
menggunakan adukan dan harus dilaksanakan oleh tukang batu khusus yang
berpengalaman. Selama pemasangan batu mungkin perlu dibentuk untuk
memperoleh nat yang tipis dan rata. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan

Halaman53
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

menggunakan adukan semen pasir dengan campuran 1 bagian semen


portland : 5 bagian pasir pasang. Sebelum dipasang, batu harus dibasahi
secukupnya, dan nat antar batu yang diexposed harus dikorek dengan cara
yang memadai. Selama pemasangan, batu kali yang telah terpasang harus
sering dicuci, untuk menghindarkannya dari kotoran dan adukan yang
menempel.

BAGIAN

PEKERJAAN DINDING

BAB I PEKERJAAN DINDING BATA

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik (rata dan tidak bergelombang).

1.2 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik (rata dan tidak bergelombang).

Pasal 2 Persyaratan Bahan

2.1 Batu bata harus memenuhi NI – 10

2.2 Semen Portland harus memenuhi NI – 18

2.3 Pasir harus memenuhi NI – 3

2.4 Air harus memenuhi P.U.B. NI – 2

2.5 Kualitas baik ex. Lokal

Pasal 3 Syarat-syarat Pelaksanaan


3.1 Kualitas baik ex. Lokal

3.2 Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
pada gambar yang menggunakan symbol adukan trastram/kedap air
digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang.

3.3 Batu bata merah yang digunakan batu bata merah dengan kualitas terbaik,
siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm, atau ukuran yang disesuaikan
dengan produk lokal yang disetujui Konsultan MK/Perencana.

3.4 Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.

Halaman54
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.5 Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

3.6 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.

3.7 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
3.8 Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 9 m2 dan yang
berhubungan dengan opening untuk kusen alumunium ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 10 x 10
cm atau sesuai gambar , dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm,
sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm. Bila didalam gambar tidak terlihat,
maka ketentuan ini harus dipatuhi.

3.9 Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak


diperkenankan.

3.10 Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurangkurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.

3.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah 2 melebihi dari 5 %
yang patah atau lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.

3.12 Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan
harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.

3.13 Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus-menerus
selama paling sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari
langsung.

3.14 Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus
dipasang angkur besi beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan
beton yang berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau
dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.

3.15 Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesi menjadi
kering sehingga membentuk lekukan agar plesteran dapat merekat dengan
baik.

BAB II PEKERJAAN BATAKO

Pasal 1 Umum
Dalam bagian ini meliputi hal-hal mengenai pekerjaan pasangan bataco beton
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, baik yang dimaksud sebagai Pekerjaan
Sub-Struktur, maupun struktur lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan gambar
kerja. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-
garis ketinggian, bentuk, besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
Pasangan Bataco beton harus dilaksanakan dengan mengikuti persyaratan yang
tercantum di dalam RKS ini, SII.0013-81, SII.0021-78, PUBI 1982, PUBI 1970, dan semua
perintah yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Halaman55
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Batako
Bataco yang akan dipasang harus merupakan bataco dari beton, yang
memilikiukuran dan bentuk yang seragam dengan sudut-sudut yang runcing
dan mempunyaipermukaan yang rata, serta tidak retak dan memenuhi
persyaratan yang tercantumdi dalam SII.0021-78 dan PUBI 1982. Sebelum
bataco dikirim ke lokasi proyek,Kontraktor harus mengajukan contohnya
kepada Konsultan Manajemen Konstruksiuntuk disetujui, lengkap dengan
keterangan tentang sumber asalnya, nama pabrikdan laporan hasil
pengujiannya secara tertulis yang disaksikan oleh KonsultanManajemen
Konstruksi.

2.2 Adukan
Untuk pasangan batako press menggunakan adukan 1 pc : 5 psr, dengan
bahanadukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Pasir : digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar lumpur
tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang tertahan pada
―sieve‖ ukuran 2,3 mm.
- Semen : digunakan portland semen, seperti yang disebut dalam PBI 1971.
- Air : Harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971.

2.3 Kualitas baik ex lokal

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pasangan bataco harus dilaksanakan oleh Tukang batu yang
berpengalaman. Semua bataco yang akan dipasang harus dibasahi
sebelumnya. Bataco yang patah tidak boleh dipasang pada bidang lurus.

3.2 Semua nat lantai antar bataco yang terjadi harus memiliki ketebalan yang
seragam dan tidak boleh lebih dari 1 cm.

3.3 Pekerjaan yang telah selesai dipasang harus terus dibasahi selama 10
(sepuluh) hari sejak penyelesaiannya.

3.4 Bidang permukaan dari pasangan bataco harus benar-benar vertikal dan
harus diperiksa pada setiap jarak tertentu dengan menggunakan besi lot.

3.5 Pasangan dinding bataco harus dipasang ke atas secara uniform dan tidak
ada satu bagianpun yang boleh dipasang ke atas lebih tinggi dari 150 cm
dalam satu harinya, untuk menjaga penurunan yang tidak sama dari
pasangan dinding tersebut, dalam hal terdapat pasangan dinding bataco
yang cukup panjang, yang dirasakan tidak mungkin terjangkau pada sekali
pemasangan, maka ujung pasangan harus dibuat bertangga.
2
3.6 Sudut-sudut dinding, pertemuan-pertemuan dan setiap 6 m pasangan
bataco harus diperkuat dengan menggunakan bataco bertulang praktis
2
ukuran 12 x 12 cm , atau balok horisontal beton bertulang praktis,
sebagaimana yang disyaratkan dalam ayat 111.602, butir 5 PBN 1978.

3.7 Setiap pekerjaan bataco yang berhubungan dengan kolom-kolom beton,


balokbalok beton, dinding beton, harus diberi stek besi diameter 10 mm, jarak
100 cm.
2
3.8 Setiap pasangan batako dengan luas > 9 m dan yang berhubungan dengan
opening untuk kusen alumunium harus diberi kolom / balok praktis ukuran 10 x

Halaman56
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

10 cm dengan besi tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau


3
besi 120 kg/m .
Bila didalam gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.

BAB III PEKERJAAN DINDING BETON AERASI/BATA RINGAN

Pasal 1 Umum
1.1 Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan beton
aerasi untuk keperluan proyek.

1.2 Pekerjaan pemasangan beton aerasi yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor
harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam RKS ini, PUBBI, SII
dan semua perintah Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang
disampaikan selama berlangsungnya pekerjaan.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Beton aerasi
a. Digunakan ukuran 10 x 20 x 60 cm ketebalan sesuai gambar ( minimal 7.5
cm ), kelas I, tidak boleh pecah-pecah melebihi 5% dari total
penggunaan pasangan.
b. Penggunaan beton aerasi ex beton aerasi, bata ringan, celcon atau
setara ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.
c. Sumber beton aerasi diambil dari satu sumber yang memiliki karakteristik
dan mutu bahan yang sejenis.

2.2 Adukan
Seperti yang diterangkan pada bagian adukan pasangan dan plesteran.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung / dibebani pasangan
beton aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka
pemasangan beton aerasi / bata ringan harus di tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus
disampaikan / diberitahukan secara tertulis.

3.2 Persiapan pekerjaan


a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau
bendabenda lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan
maupun saat dilaksanakan pemasangan.

3.3 Pembuatan dan penggunaan adukan


Seperti yang diterangkan pada bagian adukan pasangan dan plesteran

3.4 Pemasangan
a. Beton aerasi
 Pasangkan beton aerasi yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya
untuk pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
 Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya
dalam keadaan tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan
dengan bahan atau pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan
beton aerasi yang patah tetapi tidak boleh melebihi 50%.

Halaman57
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Bidang yang akan menerima pekerjaan / pemasangan harus di


basahi terlebih dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen
dari adukan yang berlebihan.
 Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas
pasangan lama yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam,
maka pasangan lama harus di bersihkan dahulu, kedudukan beton
aerasi yang longgar / lepas harus diganti dan mortar yang lepas di
tambal.
 Tera / Laveling. Lapisan beton aerasi harus ditera datar dan tegaknya
agar didapat kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap
tempat.
b. Pemasangan angkur
 Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom,
kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan
jarak 60 cm untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal
dengan panjang angkur efektif 15 cm.
 Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan
tera siar datar dan tegak.
c. Balok/kolom praktis
 Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang
diisyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas
2
pasangan pasangan dinding bata ringan > 9 m dan yang
berhubungan dengan opening untuk kusen alumunium harus diberi
kolom / balok praktis ukuran 10 x 10 cm dengan besi tulangan utama
3
4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi 120 kg/m . Bila didalam
gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.
 Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan
koordinasi lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan
kedudukannya.

3.5 Pembersihan dan perlindungan


Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian
berikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras
selama sekurang-kurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja
selesai terpasang.

BAB IV PEKERJAAN PLESTERAN

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. (rata dan tidak
bergelombang).
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).

2.2 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.

Halaman58
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

2.3 Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.

2.4 Bahan bahan instan / siap pakai.

2.5 Penggunaan adukan dan plesteran :


a. Adukan 1 Pc: 3 pasir dipakai untuk adukan plesteran rapat air.
b. Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
d. Untuk pasangan Bata menggunakan adukan 1 pc : 5 psr.
e. Untuk pasangan dinding beton aerasi dianjurkan menggunakan bahan
adukan dan plesteran dari bahan instan yang sesuai.

Pasal 3 Syarat-syarat Pelaksanaan


3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK, dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.

3.2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton


atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana/MK sesuai
Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.

3.3 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan bentuk profilnya.

3.4 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan pembobokan dan


pembersihan pada dinding sebelumnya terlebih dahulu. Pembobokan
dilakukan sesuai dengan prosedur serta sesuai dengan gambar Arsitek
terutama pada gambar detail dan gambar potongan.

3.5 Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume,
cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari perrnukaan
lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya
dipakai adukan plesteran 1PC : 3 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan
perbandingan 1 bagian PC: 1 bagian Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC: 5 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran
finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis 200 -250
gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran a d u k p e r e k a t t e r s e b
u t d e n g a n pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.

3.6 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan, untuk
menghindari permukaan plesteran yang tidak rata ataupun retak rambut
dikemudian hari.

Halaman59
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.7 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisasisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semualubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

3.8 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).

3.9 Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai
spesi kedap air.
3.10 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima
cat.

3.11 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.

3.12 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom


yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diizinkan Perencana/MK.

3.13 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.

3.14 Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.

3.15 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.

3.16 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

3.17 Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish,


Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

3.18 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plesteran dari
kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak
semestinya ada.

Halaman60
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plesteran


yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
permukaan plesteran yang tidak rata, yang hasilnya bergelombang, dan
pekerjaan plesteran yang tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.
4.4 Pada pekerjaan plesteran dinding, harus benar benar rapih, lurus, rata dan
vertikal.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB V PEKERJAAN DINDING KERAMIK

Pasal 1 Umum
1.1 Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan
yang dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang
dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.

1.2 Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Tile/Keramik
a. Jenis : Keramik Tile
b. Ukuran : Ditentukan dalam gambar perencanaan atau pada room
finish schedule
c. Ketebalan : Minimum 3 mm
d. Type dan warna : standard ditentukan kemudian

2.2 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, ISO 10545 – 2 sd 4, ISO 13006, Peraturan Keramik Indonesia (NI19), PVBB
1970 dan PVBI 1982.

2.3 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan / Konsultan Pengawas.

2.4 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis


operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.

2.5 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis


operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.

Pasal 3 Bahan/Produk
3.1 Kamar Mandi Kualitas I
ukuran : 20 x 25 cm

Halaman61
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.2 Meja Pantry : Kualitas I


ukuran :20 x 20 Cm

Pasal 4 Pelaksanaan
4.1 Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga
menggunakan perekat keramik, diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan
perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel bergigi dengan tebal
adukan ± 3 mm.

4.2 Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

4.3 Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan
petunjuk pabrik.

4.4 Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jenuh.

4.5 Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja Dapur,
Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam gambar.

4.6 Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

4.7 Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Lapangan /
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

4.8 Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.

4.9 Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siarsiar
keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akan ditentukan kemudian.

4.10 Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan


grouting dan kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak
permukaan, lindungi keramik selama 14 hari setelah pemasangan.

4.11 Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa


adukan semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik.

4.12 Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen
semen mortar siap pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik
dan diratakan dengan busa (spons).

4.13 Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang
disyaratkan harus memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes
waterproofing memenuhi syarat dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Halaman62
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 5 Pembersihan dan Perapihan


5.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan
dinding keramik dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.

5.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan dinding keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
standart teknis seperti perapihan permukaan finishing keramik yang tidak lurus
antar nat, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

5.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

5.4 Pada pekerjaan pemasangan finishing dinding keramik, harus benar benar
rapih, lurus, rata dan vertikal.

5.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAGIAN

PEKERJAAN LANTAI

BAB I PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan :
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area, sesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi nut nut keramik / joint filler.
d. Pasangan ubin keramik untuk tangga.

Halaman63
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.2 Pekerjaan yang berhubungan :


a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing ( pada area basah ).

1.3 Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3)
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006
d. TCA : Tile Council of America, USA
(1) TCA 137.1 – Recommended Standard Spesifikation for
ceramic
1.4 Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan
additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan keramik.
c. Brosur

1.5 Kondisi Lingkungan


Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan
keramik.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Selasar dan Tangga
Kualitas I ukuran : 30 x 30 cm

2.2 Kamar mandi :


Kualitas I, ukuran : 20 x 20 cm, untuk lantai toilet;

2.3 Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang
dikemas kualitas baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau
menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.
2.4 Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang
dikemas kualitas baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau
menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.

Pasal 3 Pemasangan
3.1 Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan
seksama lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran
keramiknya dan kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan,
maka tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan keramik,
joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan keramik, dilakukan
pembongkaran keramik yang rusak telebih dahulu. Pembongkaran
dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar tidak merusak komponen
sekitar lokasi.

Halaman64
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Pemborong harus menyiapkan ‗tiling manual‘, yang berisi uraian tentang


bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi,
perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan.
d. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan
finishing lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan
Direksi/Perencana.
e. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
f. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.

3.2 Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding
dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan
yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk
area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan
harus lurus hingga air bisa mengalir kearah floor drain tanpa
meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan
untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera
melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.

3.3 Persiapan Permukaan


a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh
buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik,
harus dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas
lainnya. Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus
dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm
untuk jarak 2 mm, pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off)
tekukan kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar
(Setting bed) mempunyai ketebalan yang sama

3.4 Pemasangan Lantai Keramik


a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed.
Komposisi adukan untuk screeding
- Area Kering : 1pc:4ps
- Area Basah : 1pc:2ps
b. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu.
Dan harus disediakan ‗Kepalaan‘ (guide line course) pada interval 2,0 m –
2,5 m. Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam
waktu 24 jam setelah pemasangan.
d. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout
berwarna dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Pada lantai kamr mandi jarak nat 3 – 5 mm.

Halaman65
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.5 Pemeriksaan (Inspection)


a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah
terpasang, secara random, untuk memastikan bahwa adukan perekat
telah merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan telah
terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.
Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara random jika umur
pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus
minimal 3 kg/cm2.

Pasal 4 Perlindungan dan Pembersihan


4.1 Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi,
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu
lintas diatasnya; hanya untuk yang penting saja.

4.2 Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat,
kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan
hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric
acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi
semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setalah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Pasal 5 Pembersihan dan Perapihan


5.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan lantai
keramik dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang
tidak semestinya ada.

5.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan lantai keramik yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
standart teknis seperti perapihan permukaan finishing keramik yang tidak lurus
antar nat, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

5.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

5.4 Pada pekerjaan pemasangan finishing lantai keramik, harus benar benar
rapih, lurus, rata dan vertikal.

5.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman66
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN PLAFOND

Halaman67
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAB I PEKERJAAN PLAFOND CALSIUM SILICATE & GRC BOARD

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit calcium silicate/GRC board dan
konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada
tempat-tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan :


- Pekerjaan kayu kasar
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Logam non Struktur
- Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Elektrikal

1.3 Standard
ANSI : A 42.4 -Interior Lathing and Furring

1.4 Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
jenis langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat
pelaksanaan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
dengan jelas hubungan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad
dan hubungannya dengan lampu, AC dan lain-lain.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Calcium Silicate Board tebal 4 mm, ukuran sesuai gambar. Kemampuannya
tahan api, kedap suara dan bebas asbestor. Rangka besi hollow/ metal furring
uk. 40x40 dan 20x40.

2.2 Calcium Silicate Board tebal 4 mm, ukuran sesuai gambar. Kemampuannya
tahan api, kedap suara dan bebas asbestor. Rangka besi hollow/ metal furring
uk. 40x40 dan 20x40.

2.3 List plafond : kayu borneo, kamper singkil, nyatoh, ukuran Sesuai gambar.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Rangka langit-langit
a. Pada plafond yang rusak dilakukan pembongkaran terlebih dahulu sesuai
dengan prosedur pembongkaran dan dengan hati-hati agar tidak
merusak komponen sekitar lokasi pekerjaan.
b. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang calcium silicate /GRC
Board yang akan dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang
menerus, tidak terputus.
c. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 120 cm.
d. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
e. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail
gambar serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.
f. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
g. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal
dan perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk
detail pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan MK.
h. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak
pemasangan naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar.

Halaman68
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Naad harus lurus dan sama lebar, pada pertemuan harus saling
berpotongan tegak lurus satu sama lain.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plafond dari kotoran
kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plafond


yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti
perapihanpermukaan finishing plafond yang tidak lurus, tidak rata/tidak flat,
yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan
vertical atau flat.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB II PEKERJAAN PLAFOND BETON EXPOSE

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1 Termasuk dalam lingkup pekerjaan tenaga kerja, bahan, peralatan bantu
lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini sehingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.

1.2 Pekerjaan plafond beton ekspose ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan


dalam detail gambar dan ketentuan yang disyaratkan.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


Yang dimaksud plafond ekspose suatu ruang adalah ambang bawah pelat beton
lantai di atasnya dengan ketentuan sebagai berikut :
2.1 Ketentuan beton ekspose dalam hal ini adalah untuk menyatakan tingkat
kerataan permukaannya (horizontal alignment), hasil pengecoran yang
disyaratkan adalah semi ekspose. Toleransi kerataan pada bagian
sambungan acuan maksimum 3 mm dan kerataan permukaan akibat
lendutan pelaksanaan pengecoran (deviasi pelaksanaan) mengikuti
ketentuan maksimum yang diijinkan pada pekerjaan beton struktur.

2.2 Bahan yang digunakan bermutu baik dari produsen, bahan khusus yang
diproduksi untuk untuk keperluan perbaikan permukaan yang tidak rata.

2.3 Kawat ayam, gurinda dan alat bantu lain yang diperlukan untuk mencapai
kerataan permukaan beton yang disyaratkan bila selisih perbedaan level
permukaan lebih besar dari 3 mm. Untuk perataan permukaan beton dengan
selisih perbedaan level < 3mmm atau diperlukan perapihan disyaratkan
menggunakan bahan repair permukaan beton Khusus ( misalnta seamcoat
atau sejenis ).

Halaman69
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 3 Persyaratan Pelaksanaan


3.1 Persiapan pelaksanaan
Pembukaan acuan dilaksanakan setelah umur beton sesuai dengan
ketentuan Kontraktor mengajukan ijin pelaksanaan kepada Konsultan
Pengawas untuk memulai pekerjaan dilengkapi gambar dan metode
pelaksanaan.
Konsultan MK/Pengawas berdasarkan pengajuan ijin kerja dari Kontraktor
melakukan peninjauan lapangan bersama untuk memastikan kerataan
permukaan beton sesuai/belum sesuai dengan persyaratan. Dalam hal ini
didapati kerataan permukaan yang belum memenuhi persyaratan maka
Kontraktor wajib memperbaiki dengan ketentuan :
a. Ketidakrataan akibat deviasi pelaksanaan karena lendutan pada acuan
harus diperbaiki dengan memperhatikan ketebalan plester maksimum
yang diijinkan pada permukaan beton dengan menggunakan perekat
beton. Dalam hal harus dilaksanakan plesteran yang melebihi ketentuan
maksimal dengan perekat beton maka harus dilaksanakan dengan
terlebih dahulu membentangkan kawat ayam pada bagian yang harus
diperbaiki.
b. Ketidakrataan permukaan pada sambungan acuan harus diratakan
dengan gurinda sehingga memenuhi kualitas yang
diharapkan/dipersyaratkan.

3.2 Pelaksanaan Finishing


Finishing baru boleh dilaksanakan apabila Konsultan Manajemen Konstruksi
telah menyatakan bahwa kerataan permukaan/hasil perbaikan dapat
diterima, dinyatakan dalam persetujuan.
Pada bagian plafond beton yang berlubang/bolong/rusak dilakukan
pembobokan terlebih dahulu di area sekitarnya kemudian ditambal ulang
dengan campuran beton.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan plafond dari kotoran
kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan plafond


yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
permukaan finishing plafond yang tidak lurus, tidak rata/tidak flat, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan
vertikal atau flat.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman70
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA

BAB I PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan Sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing
dari Kontraktor.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.

1.3 Design Criteria


Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun
tekan) : 120 Kg/M2.

1.4 Standard
a. ASTM :
b. C 509 -Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
c. C 2000 -Clasification System for Rubber Products in Automatic
Applications.
d. C 2287 -Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extinasion Compounds.

1.5 Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing :
 Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,
hubungan-hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
 Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
 Shop drawing harus dikoordinasikan dengan "Ironmongery" guna
ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari
hardware tersebut.
 Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan
kaca, gasket, serta sealant.
b. Contoh bahan :
 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil
extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk aluminium sheet,
ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.
 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil
extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk aluminium sheet,
ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.

Halaman71
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.6 Pengadaan dan Penyimpanan Material.


a. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangan.
b. Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan
kemungkinan pecah.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Kusen Aluminium yang digunakan :
 Bahan : Aluminium framing system sesuai standard mutu SNI
dengan bahan baku aluminium menggunakan Alloy
6063 dengan T5. ukuran 1,5 x 3 inchi, tebal 1,1 – 1,3
mm.
 Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK.
 Warna Profil : Natural (contoh warna diajukan Kontraktor).
 Lebar Profil : Pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
 Pewarnaan : Standart.
 Warna : Hitam
 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.

2.2 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syaratsyarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan -ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.

2.3 Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

2.4 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.

2.5 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
 Untuk diagonal 2 mm.

2.6 Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari
(13) mikron sehingga dapat bergeser.

2.7 Bahan finishing


Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jemih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.

Halaman72
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar
dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi
untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain.

3.2 Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/MK.

3.3 Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

3.4 Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

3.5 Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

3.6 Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

3.7 Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal
2 -3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

3.8 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant.

3.9 Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-


kemungkinan sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

3.10 Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal
yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak
korosi.

3.11 Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 -25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

3.12 Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

3.13 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat

Halaman73
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.

3.14 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.

3.15 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan kusen,
pintu dan kaca dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan kusen, pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan finishing kusen, pintu
dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis

4.4 Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar
rapih, lurus, rata dan vertikal atau flat.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB II PEKERJAAN KUSEN PINTU BESI

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pintu besi standard dengan permukaan tanpa las.
b. Pintu besi tahan api, dengan permukaan tanpa las.
c. Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen

1.2 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen
b. Pekerjaan Ironmongery
c. Pekerjaan Calcium Silicate Board
d. Pekerjaan Plester dan Screeding

1.3 Standard
a. SDI : Steel Door Institute, USA SDI – 100 – Recommended Spesification
Standard Steel Door and Frames.
b. UL : Under Writers, Laboratorium Inc. USA. Untuk Pintu Tahan Api
c. ASTM, USA. A 366 – Steel Carbon, Cold Rooled Sheet

1.4 Persetujuan
a. Shop Drawing.

Halaman74
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Shop drawing harus memperlihatkan General Construction, Configuration,


Jointing Methods, perkuatan-perkuatan untuk ironmongery, cara
pengangkuran, detail instalasi dan lokasilokasi kaca atau louver.
b. Product Data
Serahkan 2 copy spesifikasi pabrik untuk fabrication, shop painting, dan
instalasi-intalasi pemasangan.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Bahan yang dipakai setara dengan buatan PT. Bostinco

2.2 Pintu Besi Standard


a. Kusen terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm.
Bagian bawah kusen diperkuat dengan door sill dari baja siku, setelah
kusen terpasang, door sill dihilangkan.
b. Daun pintu terbuat dari pelat baja tebal 1.5 mm, pelat baja pelapis daun
pintu ini tidak ada sambungan las. Tebal daun 55 mm
c. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka
cover tersebut harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang sama
dengan daun pintu.

2.3 Pintu Besi Tahan Api


a. Fire rating : 2 jam
b. Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm
c. Daun Pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan mineral fiber.
Tebal daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak ada sambungan las.
d. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover dibagian atas pintu, maka
cover tersebut harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang sama
dengan daun pintu.
e. Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer‘s Laboratories
(UL).

2.4 Konstruksi Pintu


a. Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer‘s Laboratories
(UL).
b. Tepi atas dan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang tersembunyi
dalam pelat baja.
c. Tepi atas dan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang tersembunyi
dalam pelat baja.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Instalasi :
a. Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door
stops, dan/atau door stops, dan/atau door holders bisa dipasang
langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah pintu dari
kerusakan.
b. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square),
dengan disforsi diagonal maksimum 2 mm.
c. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan
disforsi diagonal maksimal 2 mm. Pastikan kusen telah diangkurkan
dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan kusen,
pintu dan kaca dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.

Halaman75
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan kusen, pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan finishing kusen, pintu
dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar
rapih, lurus, rata dan vertikal atau flat.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB III PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun
jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail
gambar.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Pintu Kayu
c. Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi

1.3 Persyaratan Bahan


a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dan pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless
steel / bebas dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang
panel yang dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless
steel atau logam anti karat.
c. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu
sistim general Masterkey.

Halaman76
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun


pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan
MK.

2.2 Pekerjaan Engsel.


a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu
kualitas baik, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai
(floor hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada
lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai
pada posisi single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-masing pintu.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

3.2 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.

3.3 Penarikkan pintu (door pull) atau handle pintu yang rusak dibongkar terlebih
dahulu dengan hati-hati agar tidak merusak komponen pintu lain.

3.4 Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

3.5 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.

3.6 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

3.7 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.

3.8 Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Manajemen
Konstruksi.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan alat
penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca dari kotoran kotoran atau
bercak bercak lainnya dari material yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca yang tidak

Halaman77
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan


alat penggantung dan kunci pintu dan jendela kaca yang tidak lurus, tidak
rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.
4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Sebelum pekerjaan pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan
jendela kaca atau aksesoris lainnya perlu dilakukan pembersihan area
pekerjaan dari sisa-sisa bahan yang telah rusak terlebih dahulu kemudian
diganti/dipasang dengan bahan yang baru.

4.5 Pada pekerjaan pemasangan alat penggantung dan kunci pintu dan jendela
kaca, harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal atau flat.

4.6 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAGIAN

PEKERJAAN PENGECATAN

BAB I PEKERJAAN PENGECATAN

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, cat Weather shield dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan :


a. Pekerjaan Langit-langit Calsium Silicate board
b. Pekerjaan kayu
c. Pekerjaan pintu besi
d. Cat dinding.

1.3 Standard
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI :4
d. ASTM :D–361
e. BS No. 3900, 1970
f. ASK–41

1.4 Persetujuan

Halaman78
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

a. Standard Pengerjaan (Mock-up)


 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis pada bidang¬-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan
pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar
s/d lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi
Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah
disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan,
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock-up seperti
tersebut diatas.
 Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut
harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas indentitas cat
yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan
untuk perawatan, oleh pemberi tugas.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Dinding dalam.
a. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi
Acrylic kualitas I, tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang
membahayakan lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan
dasar Alkali Resistance Sealer warna ditentukan Perencana. Bahan Setara
JOTUN
b. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall Putty
kualitas I

2.2 Dinding Luar.


a. Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan dasar acrylic
kualitas Weathershield. Dengan lapisan dasar cat primer berbahan dasar
alkali resistant sealer. Konstraktor harus memberikan Garansi Bahan dan
pelaksanaan selama 5 tahun.Bahan setara DULUX
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/
bergelombang harus diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis
Seam Coat )

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar

Halaman79
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak


ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan
Pengawas.
c. Sebelum dinding diplamur dilakukan pembersihan dinding dari sisa cat
lama dengan cara dikeruk menggunakan alat seperti kape dan/ amplas.
d. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
e. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
f. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan dengan 3
(tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
 Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
 Lapis II kental
 Lapis III encer.
g. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.
h. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

3.2 Pekerjaan Cat Langi-langit


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit
calcium silicate/GRC, pelat beton atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan untuk
plafond bagian dalam dan cat luar bangunan untuk plafond bagian luar.
Warna putih atau ditentukan perencana setelah melakukan percobaan
pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu kualitas baik.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada
pengecatan langit-langit ini.
e. Untuk Pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray
dengan finish cat emulsi kualitas baik.
f. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar tidak
terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

3.3 Pekerjaan Cat Kayu


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah bagian-bagian yang
berbahan dasar kayu atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah jenis alkyd enamel kualitas baik, warna
ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu warna merah 1 lapis,
kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori¬pori
terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas besi halus dan dibersihkan
dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan
menggunakan kuas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak
ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.

Halaman80
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.4 Pekerjaan Cat Besi


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian
besi railing, pintu-pintu besi dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam
gambar.
b. Cat yang dipakai adalah cat jenis alkyd enamel kualitas baik.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan dilakukan pembersihan railing dari
kotoran dan karat dengan cara diamplas hingga halus.
d. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu warna merah 1 lapis,
kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori pori
terisi sempurna.
e. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas besi halus dan dibersihkan
dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan
menggunakan kuas.
f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak
ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.

3.5 Pekerjaan Meni Kayu


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan
yang berbahan dasar kayu sebelum dicat dan atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
b. Meni yang digunakan adalah menie kayu warna merah kualitas baik.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas
dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus
sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis,
sedemikan rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan
lapisan menie.

Pasal 4 Garansi
4.1 Untuk cat luar bangunan (weathershield) kontraktor harus memberikan garansi
produk dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku selama 5
tahun.

Pasal 5 Pembersihan dan Perapihan


5.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan dinding
yang telah di cat dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari
material yang tidak semestinya ada.

5.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pengecatan atau permukaan dinding finishing cat yang tidak semestinya
atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan
dinding finishing cat yang tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.

5.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

5.4 Pada pekerjaan permukaan dinding finishing cat, harus benar benar rapih,
bersih, rata dan vertikal.

5.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman81
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN SANITAIR & TOILET

BAB I PEKERJAAN SANITAIR

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya.

Halaman82
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Pekerjaan pemasangan kloset, kitchen sink, kran air, pengering lantai(floor


drain), serta septictank.

1.2 Pekerjaan yangberhubungan


a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing

1.3 Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Perencana/MK beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Perencana/MK berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Untuk kloset jongkok memakai bahan porselen, warna putih, biru muda,
kuning muda (disesuaikan dengan persetujuan owner), model leher angsa
dengan kualitas baik.

2.2 Untuk kloset duduk memakai bahan porselen warna putih, merk dengan
kualitas baik.

2.3 Kitchen Zinc dari bahan stainless steel tipe single bowl merk local kualitas baik.‘

2.4 Floor drain bahan steel yang dilapisi verchroom ex. Local kualitas baik.

2.5 Kran air bahan stainless steel ex. Local kualitas baik.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-
detail sesuai gambar

3.2 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/MK.

3.3 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

3.4 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

3.5 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan


yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

3.6 Pekerjaan Kloset


a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-
cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan MK.

Halaman83
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai


gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-
sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

3.7 Pekerjaan Keran


a. Semua keran yang dipakai, kecuali keran dinding adalah ex. lokal,
dengan chromed finish.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing
dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher
panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai
ulir sink di ruang saji dan dapat disambung dengan pipa leher angsa
(extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan ex. lokal bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk
itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku,penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

3.8 Floor Drain dan Clean Out


a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom,
lobang dia. 2" dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk
floor drain dan depverchron dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain
yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk
dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
d. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton
kedap air Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem
Araldit.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

3.9 Pekerjaan Metal Sink


a. Metal sink yang digunakan ialah jenis satu bowl tebal minimum 1 mm,
bahan stainless steel.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik
sehingga tidak ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat
pada dasarnya sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai
dengan gambar untuk itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran-
kebocoran air.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan sanitair
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang tidak
semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan sanitair yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart
teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan sanitair yang kotor, yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

Halaman84
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.4 Pada pekerjaan pemasangan sanitair, harus benar benar rapih, dan bersih.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB II PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Menyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam detail gambar.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Kusen Aluminium
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Alumnium

1.3 Standard :
a. ANSI : American National Standard Institute. 97.1-1975-Safety Mateliars
Used in Building
b. ASTM : American Society for Testing and Materials .
E6 – P3 Proposed Specification for Sealed Insulating Glass Units.

1.4 Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,
dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh
dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan
maximum yang diperkenankan adalh 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat.
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-
ruangyang berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelompang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).

Halaman85
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).


 Mutu kaca lembaran yang digunakan AA
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampauitoleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan
kaca 5mm kira-kira 0,3 mm.

Pasal 2 Bahan/Produk
2.1 Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982. Kaca bening
dari jenis sheet glass dengan ketebalan 3 mm dan 5 mm.

2.2 Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Perencana/MK.

2.3 Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan dalam buku ini.

3.2 Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.

3.3 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Perencana/MK.

3.4 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci.

3.5 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.

3.6 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk


kedalam alur kaca pada kusen.

3.7 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pemberih kaca.

3.8 Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui
kusen, harus diisi dengan lem silicon. Warna trasnparant cara pemasangan
dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan pabrik.
3.9 Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala
noda dan bekas goresan.

3.10 Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan
semua terpasang harus disetujui Perencana/Konsultan Pengawas, jenis cermin
sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan
material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV polished,
tebal 5 mm.

3.11 Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat
potong kaca khusus.

Halaman86
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.12 Pemasangan Cermin :


a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang
disekrupkanpada kios-kios di dimding, kemudian dilapis dengan plastik
busa tebal 1cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit
aluminium siku atausekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop penutup
stainless steel.
b. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih
yangmengandung ammonia.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan kaca
dan cermin dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan kaca dan cermin yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
standart teknis seperti perapihan pekerjaan pemasangan kaca dan cermin
yang tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Pada pekerjaan pemasangan kaca dan cermin, harus benar benar rapih,
bersih, rata dan vertikal.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman87
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN ACCESSORIES

BAB I PEKERJAAN RAILING

Pasal 1 Umum
1.1 Pekerjaan railing tangga menggunakan pipa black steel di finish dengan cat
jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana.

1.2 Pekerjaan railing area jemuran menggunakan besi hollow dengan finishing cat
jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana.

1.3 Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan black steel dan hollow dan juga
mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.

Pasal 2 Ketentuan
2.1 Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.

2.2 Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti
alat potong besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta
mengajukan contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.

Pasal 3 Material
3.1 Ukuran pipa hitam yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang
diberikan.

3.2 Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.

3.3 Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus untuk
besi, sedangkan warna ditentukan kemudian.

Pasal 4 Pelaksanaan
4.1 Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di luar
proyek (workshop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memsasang
pada dudukannya.

4.2 Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar detail

4.3 Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat.

4.4 Sebelum pengecatan railing yang terpasang agar dibersihkan dari bekas-
bekas minyak dan diamplas untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
kemudian dicat dengan cat dasar.

4.5 Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan dynabolt.

Halaman88
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 5 Pembersihan dan Perapihan


5.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan railling
yang telah di cat dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari
material yang tidak semestinya ada.

5.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan railling atau permukaan railling finishing cat yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan
pemasangan railing dan finishing railling yang tidak rata, tidak lurus yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

5.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

5.4 Pada pekerjaan permukaan finishing railling, harus benar benar rapih, bersih,
dan rata.

5.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman89
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN ATAP

BAB I PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pasal 1 Umum
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan
atap dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang
ditentukan seperti yang ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau dalam
tabel rincian jenis pekerjaan.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Penutup atap (genteng) yang digunakan adalah genteng metal dengan
coating Zincalume dengan ketebalan 0,35 mm finishing stone chip.
Pemasangan dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar.

2.2 Spesifikasi bahan (lapisan coating):


 Steel base
 Zincalume coating
 Zinc Pospat
 Epoxy Primer (Primary coat)
 Acrylic base coat
 Stone chip
 Acrylic overglaze

2.3 Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau cacat-cacat lainnya.

2.4 Bahan penutup atap diberi pelapis tahan karat dan cuaca. Warna cat
finishing atap ditentukan warna standar. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pelengkap seperti flashing (penutup atas dan penutup samping) dengan
bahan yang sama.

2.5 Pengikat terbuat dari paku khusus tahan karat atau pengikat-pengikat lainnya
sesuai dengan kebutuhan, yang dilengkapi dengan karet sealant.

2.6 Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis
kepada Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.

2.7 Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara


sedemikian rupa sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk
selama penyimpanan.

2.8 Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat


penyambungan sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan
lengkungan seperti yang direncanakan.

Halaman90
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

2.9 Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya


telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan MK, diantaranya rangka
atap, pekerjaan gording.

Pasal 3 Persyaratan Pelaksanaan


3.1 Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur
atau baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan
benar seperti yang direncanakan.

3.2 Pasangkan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur
dari bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan pemotongan, dan
keperluan lain untuk pemasangan, pasangkan sesuai dangan shp drawing.

3.3 Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor
akibat pekerjaan lain-lain, buang bahan pelindung / pelapis dari pabrik,
bersihkan dengan alat dan cara yang di instruksikan pabrik pembuat.

3.4 Perbaikan / pembersihan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak


menggangu pekerjaan finishing lainnya.

3.5 Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan
penutup atap ini, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan atap
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dan dari material yang tidak
semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan atap yang
tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan atap yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang hasilnya
tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Hasil pekerjaan atap, harus benar benar rapih, bersih, rata, dengan ukuran
yang sesuai dengan persyaratan dan menjamin tidak bocor.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB II PEKERJAAN PENUTUP ATAP VOID

Pasal 1 Umum
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan
atap void dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pemasangan atap void meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang
ditentukan seperti yang ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau dalam
tabel rincian jenis pekerjaan.

Halaman91
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Penutup atap void yang digunakan adalah atap penutup transparan yang
tahan terhadap sinar ultraviolet. Berbahan non toxic dan Pemasangan
dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar.

2.2 Spesifikasi bahan:


 Higrade UPVC (unPlasticized PVC) diperkuat dengan aditif tambahan

2.3 Spesifikasi ukuran :

Panjang standart : 1m / 2m / 3m / 4m / 5m / 6m
Lebar standart : 1130 mm
Lebar efektif : 1050 mm
Tinggi gelombang : 25 mm
Ketebalan : 1.5 mm
Berat : 3,5 kg/m
CNP dukungan jarak : 600 mm
Radius kurva :R5
3 Layer warna : Jelas putih (transparansi 90%)
Sudut : > 12
Jaminan : 5 Tahun (ketentuan berlaku)

2.4 Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau cacat-cacat lainnya.

2.5 Pengikat terbuat dari paku khusus tahan terhadap sinar ultra violet, yang
dilengkapi dengan sekrup khusus.

2.6 Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis
kepada Direksi Lapangan / Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.

2.7 Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara


sedemikian rupa sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk
selama penyimpanan.

2.8 Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat


penyambungan sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan
lengkungan seperti yang direncanakan.

2.9 Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya


telah disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan MK, diantaranya rangka
atap, pekerjaan gording.

Pasal 3 Persyaratan Pelaksanaan

Halaman92
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.1 Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur


atau baut-baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan
benar seperti yang direncanakan.

3.2 Pasangkan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur
dari bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan pemotongan, dan
keperluan lain untuk pemasangan, pasangkan sesuai dangan shp drawing.

3.3 Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor
akibat pekerjaan lain-lain, buang bahan pelindung / pelapis dari pabrik,
bersihkan dengan alat dan cara yang di instruksikan pabrik pembuat.

3.4 Perbaikan / pembersihan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak


menggangu pekerjaan finishing lainnya.

3.5 Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan
penutup atap ini, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan atap
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dan dari material yang tidak
semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan atap yang
tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan atap yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang hasilnya
tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Hasil pekerjaan atap, harus benar benar rapih, bersih, rata, dengan ukuran
yang sesuai dengan persyaratan dan menjamin tidak bocor.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

Halaman93
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN LAIN-LAIN

BAB I PEKERJAAN SILICONE SEALENT

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain
sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang
sempurna sesuai RKS
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant
antara lain:
 Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
 Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton.
 Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.

1.2 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Kusen Aluminium
b. Pekerjaan Kaca dan Cermin

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Silicone sealant yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
a. Pengeringan netral
b. Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
c. Kering sentuh : 15 menit
d. Waktu pengerjaan : Kurang dari 10 menit
e. Menyatu sepenuhnya : 24 jam
f. Warna : Ditentukan Kemudian
g. Tidak terpengaruh terhadap : Sinar, Hujan, Izon, perubahan tempertur
yang tinggi (620 C s/d 2050 C)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan
finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang
compatible terhadap fluorocarbon)

2.2 Bahan Pelindung


Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape sekualitas
GINZA.

2.3 Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang
direkomendasi dari Dow Corning.

Halaman94
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor khusus yang
ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melampirkan CV
tenaga ahli yang bersangkutan.

3.2 Untuk kaca, alumnium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan sealant
harus dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya
yang mengakibatkan berkurangnya daya rekat sealant.
Pembersihan dilakukan dengan Toluol.

3.3 Pemasangan Sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara,


karena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan
udara untuk memperoleh pengisian joint yang cukup.

3.4 Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh
pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum
sealant mengering (kira-kira 10 -15 menit).

3.5 Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan


kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.

3.6 Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan
dengan pisau cutter yang tajam.

3.7 Ukuran joint yang digunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm,
dalam 6 mm).

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan silicone
sealent dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari material yang
tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan silicone sealent yang tidak semestinya atau tidak memenuhi
standart teknis seperti perapihan pekerjaan permukaan silicone sealent yang
tidak rata, masih ada yang belum di silicone sealent yang hasilnya tidak sesuai
dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Pada pekerjaan permukaan silicone sealent, harus benar benar rapih, bersih,
rata dan tidak bolong/kosong.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB II PEKERJAAN DRAINASE

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan

Halaman95
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainase sedemikian sehingga aliran air


hujan, air bekas dari lavatory, floor drainage atau dari sumbersumber lain, selama
dan sesudah pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar.

Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan Kontraktor harus mengusahakan alat-


alat untuk melindungai pekerjaan tersebut, misalnya pompa air, selokan
pembuangan atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya.

Pasal 2 Umum
Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan, bak kontrol dan drainase
serta untuk pekerjaan beton lainnya supaya mengikuti ketentuanketentuan yang
tercantum dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan material, persiapan dan
cara-cara pelaksanaannya, acuan dan lain-lainnya.

Pasal 3 Macam Pekerjaan’


Macam pekerjaan drainase meliputi pelaksanaan pemasangan gorong-
gorong/urung-urung, selokan-selokan, pemasangan bak kontrol, manhole, saluran
penyambung dari jalan ke selokan dan saluran air sesuai dengan Spesifikasi
lainnya tentang pekerjaan tersebut dan dalam batasbatas kedudukan,
kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan dan
atau petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas. Pekerjaan ini juga
mencakup pembongkaran gorong-gorong atau saluran-saluran yang telah ada
sebelumnya kecuali Konsultan Manajemen Konstruksi menentukan bahwa selokan-
selokan tersebut masih dapat dipakai lagi.
3.1 Gorong-gorong
Pekerjaan pemasangan gorong-gorong, menggunakan saluran dari beton,
batu kali dan bata berbentuk "U" dan ditutup dengan pelat beton
sepertipada gambar dengan ukuran seperti tercantum gambar perencanaan
dan dibuat dari beton mutu K-175.

3.2 Bak Kontrol ( Control Box)


Pada tempat-tempat tertentu, seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan. Kontraktor harus membuat Bak Kontrol (Control Box) untuk
mengontrol kecepatan air dan mencegah adanya erosi kesaluran
penampungan.
Kontraktor hendaknya meneliti semua gambar-gambar Perencanaan,
sebelum memulai pekerjaan.
Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Perencanaan
dengan Site. Kontraktor harus menanyakan pada Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan Kontraktor harus membuat gambar-gambar revisi dengan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar Perencanaan mengenai ukuran-
ukuran, letak bak kontrol, elevasi, arah pengaliran dan dimensi-dimensi lainnya
dan apabila terdapat ukuran yang kurang jelas. Kontraktor harus mengikuti
semua petunjuk-petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.3 Manhole
a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan "in let", "manhole".
Sesuai dengan yang ditunjuk/disyaratkan dalam gambar atau
persyaratan penjelasan yang akan diberikan di lapangan.
b. Referensi
 Semua pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan :
 NI -2
 NI - 3
c. Material

Halaman96
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Batu bata, yang memenuhi persyaratan pada RKS Bagian D.


 Batu kali, yang dipakai sesuai dengan persyaratan pada RKS Bagian
D.
 Adukan, yang dipakai untuk pasangan-pasangan batu harus
memakai campuran 1 Pc : 2 Ps, air yang dipakai harus bersih, bekas
dari asam alkali atau bahan-bahan organis lainnya.
 Beton yang dipakai sesuai dengan persyaratan pada Bagian C.
 Rangka penutup grill, dari bahan baja sesuai dengan persyaratan
pada Bagian C.

3.4 Saluran Pasangan Batu Kali


a. Umum
 Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua saluran
batu kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali,
sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.
b. Referensi
 Pekerjaan ini harus sesuai dengan P.U.B.I NI-3 1970
c. Material
 Bahan untuk saluran batu kali kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan P.U.B.I NI-3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan
menurut cara terbaik yang dikenal di sini.
 Sebelum dipasang kontraktor harus memberikan contoh bahan dan
type yang akan dipasang, agar diberikan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan.
d. Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pemasangan batu kali, galian tanah harus di
cek kedalaman lebar dan kondisi tanah apabila ditemukan kondisi
tanah yang tidak normal harus segera dilaporkan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi.
 Pemasangan batu kali harus menggunakan profil-profil dari kayu
(kaso) untuk membuat bentuk pondasi batu kali yang diinginkan.

3.5 Saluran Pasangan Batu Bata


a. Umum
 Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua saluran
batu bata atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu bata,
sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.
b. Referensi
 Pekerjaan ini harus sesuai dengan P.U.B.I NI-3 1970
c. Material
 Bahan untuk saluran batu bata kecuali dipersyaratkan lain, harus
sesuai dengan P.U.B.I. Ni-3 1970 dan cara pengerjaannya harus
dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini.
 Sebelum dipasang kontraktor harus memberikan contoh bahan dan
type yang akan dipasang, agar diberikan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan.
d. Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pemasangan batu bata, galian tanah harus di
cek kedalaman lebar dan kondisi tanah apabila ditemukan kondisi
tanah yang tidak normal harus segera dilaporkan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan permukaan saluran
dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya seperti tanah, kotoran
sampah,sisa tanaman, puing puing bongkaran dan dari material yang tidak
semestinya ada

Halaman97
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan drainase


yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan
pekerjaan permukaan drainase yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus
yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.
4.4 Hasil pekerjaan drainase, harus benar benar rapih, bersih, rata, vertikal
dengan ukuran yang sesuai dengan persyaratan dan menjamin air mengalir
serta tidak ada genangan.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB III PEKERJAAN JALAN & PARKIR DARI PAVING BLOCK

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1 Lingkup pekerjaan ini mencakupi Pekerjaan Jalan dan Parkir yang terdapat
dalam gambar perencanaan.

1.2 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan


termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
baik dan sempurna.

1.3 Pekerjaan meliputi :


a. Persiapan area, sub grade, sub base dan base coarse.
b. Urugan pasir Paving dan pemadatannya.
c. Pasangan paving block, Kansteen, stopper dan assesories lainnya, warna
natural dan type akan ditentukan kernudian.

1.4 Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Pertamanan
b. Pekerjaan Drainase
c. Pekerjaan Kansteen

Pasal 2 Persyaratan Bahan


2.1 Agregat : Penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat memenuhi
unsur-unsur yang ada dalam standard spesifikasi ASTM C 33.

2.2 Semen : Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi


persyaratan ASTM C 979.

2.3 Dimensi Paving block : tebal minimal 60 mm dan lebar minimal 80 mm.

2.4 Toleransi : Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm panjang


dan lebar. Untuk tebal dalah 3 mm kerataan maksimal tidak boleh melebihi 10
1
mm dari level yang dikehendaki dan toleransi 5 mm dalam 3 m dari level atau
slope seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk finish permukaan paving.

2.5 Strength : Kuat tekan yang harus dicapai minimal 300 kg/cm2 Kuat lentur yang
harus dicapai minimal 50 kg/cm2 Ketahanan aus yang harus dicapai rata-rata
minimal 1,2

Halaman98
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

2.6 Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh
tanpa adanya cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.

2.7 Batas kandungan air (Moisture Cement) pasir adalah 6 -8% dan max. 1% untuk
pasir pengisi (Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari kandungan garam
yang nantinya akan menyebabkan terjadinyaefflorescence.

Pasal 3 Syarat-syarat Pelaksanaan


3.1 Lapisan Sub Grade
Lapisan tanah dasar (sub grade) diratakan atau dipotong sedemikian rupa
sesuai dengan elevasi rencana sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan (Water Run Off) minimal 1,5 %, dan subgrade harus harus
dipadatkan lapis per lapis sampai CBR 6 % tiap lapisannya.

3.2 Lapisan Sub Base


Hamparkan tanah kapur (limestone) atau matrerial sub base lain yang
diterangkan dalam gambar dengan ketebalan 300 mm atau sesuai dengan
gambar diatas subgrade yang telah didapatkan, dan padatkan sub grade
sampai dengan level yang dikehendaki dengan kepadatan 90% Standar
Proctor.
Bahan subbase tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi seperti di
bawah ini :

Saringan ASTM % lolos terhadap berat

2“ 100

1½” 70 – 100

1“ 55 – 85

¾“ 50 – 80

3/8 “ 40 – 70

#4 30 – 60

#10 20 – 50

#40 10 – 30

#200 5 -15

Prosentase berat yang lewat masing-masing akan dapat dikoreksi oleh MK,
bila batu pecah yang digunakan terdiri dari bermacammacam berat jenis.

3.3 Lapisan Base Coarse


Hamparkan pasir batu (sirtu) sejenis dengan dimensi 1-2 cm setebal 150 mm
atau ditentukan lain dalam garnbar di atas sub base yang dipadatkan.
Padatkan base course dengan stemper sampai dengan level yang
dikehendaki.
a. Sumber bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk ‗base‘ biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran kontraktor.

Halaman99
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Kontraktor harus memberitahukan kepada MK secepatnya secara tertulis


tentang sumber bahan itu, kualitas bahan dan rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek.
b. Pemeriksaan, Penelitian/Tes dan Persetujuan dari Bahan : Semua bahan
agregat untuk dasar (base coarse) harus bersih, kasar permukaan, tahan
terhadap perubahan cuaca, ―sharp angle fragment‖, bebas dari bagian
yang pipih atau elongated dan tidak mengandung bahan yang dapat
merugikan lapisan ini, antara lain debu, batu yang rapuh/lunak, dan lain-
lain.
Agregat terdiri dari batu pecah klas B, CBR minimum 60 % yang
merupakan hasil dari pemecahan batuan.
Agregat base harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini :
 Toughness (ASTM D3) : 6 min.
 Loss by Sodium Sulphate, Soundness (AASTHO T.104) : 10 % maks.
 Loss by Magnesium Sulphate, Soundness (AASTHO T.104 : 12 % maks.
 Loss by Abrasion after 100 revolutions (AASTHO T.96) : 10 % maks.
 Loss by Abration after 500 revolutions (AASTHO T.96) : 40 % maks.
 Thin and elongated pieces, by weight (pieces larger than 2,5 cm with
thicknesss less fragments) (ASTM C.235) : 5 % maks.
 Soft fragments (ASTM C.235) : 5 % maks.
 Clay lumps (AASTHO T.O.112) : 0,25 % maks.

Batu pecah klas B harus terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah
dengan berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung
dengan persyaratan seperti di bawah ini :

Saringan ASTM % lolos terhadap berat


1½“ 100
1“ 60 – 100
¾“ 55 – 85
#4 35 – 60
#10 25 – 50
#40 15 – 30
#200 8 -15

Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,20 mm harus tidak lebih
dari 3 % dari berat total bahan yang diuji.
Prosentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh MK bila agregat
terdiri dari bahan-bahan dengan berat jenis yang berlainan.

Batas cair (AASTHO T.91) : 25 maks


Indeks Plastis (AASTHO T.91) : 8
Indeks Plastis (AASTHO T.176) : 50 min
Prosentase agregat mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus
paling tidak berjumlah 80 % dari berat material yang tertinggal pada
ayakan #4.

3.4 Taburkan Sand Beding (abu batu atau pasir) setebal 50 mm atau ditentukan
lain dalam gambar, dan jaga agar kandungan kelembaban konstan dan

Halaman100
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

kepadatan longgar dan konstan sampai paving block dipasang dan


dipadatkan.
a. Sumber bahan :
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.
Kontraktor harus melaporkan lokasi tersebut kepada MK secepatnya
secara tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan
kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di
bawah ini :
Ukuran tapis % lolos terhadap berat
9,52 mm 100
4,75 mm 95 – 100

2,36 mm 80 – 100

1,18 mm 50 – 95

600 µm 25 – 60

300 µm 10 – 30

150 µm 5 – 15

75 µm 0 -10

c. Bahan pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih
ketat pada saat pemadatan.
Untuk menghindari karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

3.5 Pemasangan Paving Block


Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan
maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika paving
block mempunyai spacer bars, pasang paving block dengan tangan yang
kencang terhadap spacers bars. Gunakan benang untuk menjaga garis
tangan yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur variasi
warna dan texture. Is' gap antara unit yang melebihi 4 mm dengan potongan
unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving block yang utuh.

3.6 Bahan : Paving blok tebal 8 cm, natural, untuk jalan /sirkulasi kendaraan.
Type : Triangle shape, lengkap dengan tipe tepi/pengakhir. Kuat tekan :
2
minimal 400 kg/cm .

3.7 Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang diinginkan
dengan compactor machine (stamper) dengan plat permukaan 0,35 -0,5 m2
dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 sampai 20 kN dengan frekuensi
getaran 75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali lintasan difungsikan untuk
pemadatan pasir atas dengan penurunan sekitar 5 -25 mm dan getarkan dan
padatkan lagi bersamaan dengan pengisian dan dengan pasir minimal 2 kali
lintasan. Getarkan dengan kondisi-kondisi berikut:
a. Setelah paving block pinggir (topi uskup) terpasang dan permukaan telah
selesai dan sebelum permukaan terkena hujan.

Halaman101
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Sebelum mengakhiri pekerjaan setiap kali, padatkan sepenuhnya paving


block yang terpasang yang berjarak lebih dari 1 m dari akhir pasangan.
Tutup lapisan yang terbuka dengan lembaran plastik yang bersih,
lebihkan penutup 1,2 m pada setiap sisi dari pasangan untuk pelindung
terhadap hujan.

3.8 Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan paving block sampai


dengan level yang dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai
sambungan-sambungan betul-betul terisi setiap penuh, kemudian bersihkan
pasir yang tersisa.

3.9 Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.


3.10 Tempatkan unit paving secara hati-hati dengan tangan mengikuti acuan
yang lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas
dengan akurat. Lindungi unit paving yang baru dipasang dengan plywood
sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring
kemajuan pekerjaan tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan
perpindahan selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahanbahan dan
peralatan untuk menghindari cakukan atau mengganggu keserasian unit
pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving yang kurang tinggi
sebelum pekerjaan pengisian sambungan.

3.11 Joint Treatment


Pasang unit paving penyambungan dengan tangan secara kencangisi
dengan campuran kering dari 1 bagian semen Portland dan 3 bagian pasir
dengan cara manyapu campuran tersebut diatas permukaan paving sampai
sambungan-sambungan tidak terlihat tanda-tanda penggantian.

3.12 Singkirkan dan ganti unit paving yang longgar, retak, patah, bemoda atau
kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelahnya seperti yang
dikehendaki. Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang
bersebelahan dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula,
dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan
tanda-tanda penggantian.

3.13 Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu
cara yang disetujui oleh aplikator yang menjamin pekerjaan unit paving tidak
rusak atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan jalan dan
pemasangan paving block dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya
seperti tanah, kotoran sampah, sisa tanaman, puing puing bongkaran dan
dari material yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan jalan dan
pekerjaan pemasangan paving block yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan pekerjaan jalan dan
pemasangan paving block yang tidak rata, bergelombang, tidak lurus yang
hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Hasil pekerjaan jalan dan pemasangan paving block, harus benar benar
rapih, bersih, rata, vertikal dengan ukuran yang sesuai dengan persyaratan.

Halaman102
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAB IV PEKERJAAN KANSTEIN

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


Kanstin beton harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan mengikuti semua
ketentuan yang tercantum pada PBI 1971, RKS ini dan semua perintah dan
petunjuk yang disampaikan oleh Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi selama
pekerjaan berlangsung.

Pasal 2 Persyaratan Bahan

2.1 Ukuran : 6 x 19 x 39 cm, beton pracetak.


Warna : Abu abu
2
Kuat Tekan : min 300 kg/cm
2
Kuat lentur : 6000 kg/cm (NEN 7000)
3
Berat : 2200 kg/m

2.2 Bahan harus memenuhi ketentuan dari Australian Standard for Metric
3
Concrete Building Block, AS 1500-1974, dengan berat jenis 2200 kg/cm .

2.3 Semen Portland harus memenuhi persyaratan dalam NI-8.

2.4 Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3

2.5 Air yang digunakan harus memenuhi NI-3 pasal 110.

Pasal 3 Syarat-syarat Pelaksanaan


3.1 Alas pemasangan kansteen adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang, dengan ketebalan sesuai dengan yang ditunjukan dalam detail
gambar.

3.2 Pemasangan kansteen dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari konsultan
MK/Pengawas.

3.3 Kansteen yang retak-retak, gompal pinggir dan sudut-sudut tidak


diperkenalkan untuk dipasang.

3.4 Permukaan pasangan kansteen harus rata, pertemuan antara satu dengan
lainnya harus pas tanpa ada pergeseran. Bagian-bagian tertentu yang tidak
menghendaki bahan utuh, harus dibuat sesuai yang diperlukan dengan mutu
yang sama (min K-300).

3.5 Pola penyusunan kansteen sesuai yang ditunjukkan dalam gambar serta
petunjuk Konsultan MK.

Halaman103
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.6 Jarak pemasangan kansteen (nat/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukkan


dalam gambar detail atau petunjuk konsultan MK. Nad/siar-siar diisi aduk
dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang, dan dirapihkan, dihaluskan/diaci
dibuat cekung.

3.7 Kansteen yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.

Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan


4.1 Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan
kanstein dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya seperti tanah,
kotoran sampah, sisa tanaman, puing puing bongkaran dan dari material
yang tidak semestinya ada.

4.2 Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan


pemasangan kanstein yang tidak semestinya atau tidak memenuhi standart
teknis seperti perapihan pekerjaan pemasangan kanstein yang tidak rata,
bergelombang, tidak lurus yang hasilnya tidak sesuai dengan standart teknis.

4.3 Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih,
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

4.4 Hasil pekerjaan pemasangan kanstein, harus benar benar rapih, bersih, rata,
vertikal dengan ukuran yang sesuai dengan persyaratan.

4.5 Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/dilaksanakan.

BAGIAN

PEKERJAAN MEKANIKAL

BAB I PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan di sini adalah pengadaaan dan
pemasangan Unit Mekanikal beserta peralatan dan alat-alat bantu
pendukung instalasi.
b. Spesifikasi detail pekerjaan instalasi diatas dijelaskan dalam bab tersendiri
mengenai pekerjaan yang bersangkutan.

Halaman104
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


c. Di dalam melaksanakan Pekerjaan Mekanikal, Pemborong harus juga
memperhatikan pekerjaan detail Instalasi Peralatan Utama dan pekerjaan
detail Instalasi Peralatan Pendukungnya.
d. Selain itu Pemborong pekerjaan mekanikal juga harus memperhatikan
pekerjaan lain yang terkait dalam Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitektur dan Interior
 Pekerjaan Sipil dan Luar bangunan
e. Koordinasi di lapangan menyangkut pekerjaan mekanikal dan pekerjaan
lainnya diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini supaya didapatkan
hasil yang optimal.

1.3 Standarisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada
standarstandar dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SN I : Standar Nasional Indonesia
 PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
 ASTM : American Society for Testing and Materials
 ANSI : American National Standart Institute
 PDI : Plumbing and Drainage Institute
 JIS : Japanese Industrial Standart
 ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned
Engineer
 S M A C N A : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association
 PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik
 Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan
Umum.
 Peraturan Daerah setempat
 Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 PersyaratanTeknis
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau
pelaksana yang memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan
telah terpilih serta memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan sistem instalasi ini sampai selesai.
b. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai
pengalaman pekerjaan yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi
sistem mekanikal dalam pekerjaan ini.
c. Untuk Pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran disyaratkan
Pelaksana/Pemborong harus memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan
dari Perusahaan Air Minum (SIPP PAM ).

2.2 Persyaratan Material


a. Selain persyaratan teknis tersebut di atas, Pelaksana/Pemborong
pekerjaan mekanikal harus didukung dengan peralatan dan material
yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar Material dan
Peralatandilampirkan untuk referensi pendukung kesiapan dan
kemampuan Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan
secara khusus pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar
Merk Material (Outline Specification) yang dilampirkan dalam Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat ini.

Halaman105
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan


mekanikal harus dalam kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau
agent yang ditunjuk dari pabrik produk yang bersangkutan.
Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas keutuhan
peralatan dan material bantu tersebut , sehingga apabila terjadi
kerusakan dan cacat material saat pengadaan maupun pemasangan
Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.
b. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus di buat Pelaksana/ Pemborong
menyesuaikan Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati
bersama dengan Pengawas dan Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak
yang diberikan wewenang untuk persetujuan tersebut.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/ Pemborong
harus melaksanakan proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur
kerja, dan ijin pelaksanaan kepada Pengawas untuk dimintakan
persetujuan.
d. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus
direncanakan dengan baik dan benar, menyesuaikan spesifikasi teknis
perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di lapangan. Segala sesuatu
pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan dan
persetujuan Pengawas .
e. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama,
Peralatan Pendukung dan Material lainnya yang bersangkutan dengan
pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau Managemen Kontruksi
untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data Teknis
(Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur
(Brochure), dan apabila perlu disertakan Contoh Material (Mock-up)
sebagai dasar teknis Pengawasuntuk memberikan persetujuan.
f. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong
kepada Pengawas atau Managemen Kontruksi untuk dimintakan
persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai pedoman gambar
pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material
yang telah disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu
Pelaksana/Pemborong harus mengadakan survey di lapangan untuk
menentukan perletakan/posisi material dengan baik. Jumlah lembar
Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.
g. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan,
test dan commisioning dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan.
Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan diisyaratkan dalam
bab-bab yang bersangkutan.
h. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui
Pengawas atau Managemen Kontruksi. Apabila terjadi permasalahan
Gambar Kerja dan kondisi di lapangan, Pelaksana/ Kontraktor
memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk didapatkan pemecahan permasalahan. Dokumen
pemecahan permasalahan di lapangan ini bisa dituangkan dalam Berita
Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani
Pelaksana/Kontraktor dan pihak Pengawas.
i. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus
memperhatikan dan melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di lapangan bagi semua yang
terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan kerja.

Halaman106
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

j. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan


menjadi tanggung jawab Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga
kenyamanan dalam bekerja dan kualitas pekerjaan itu sendiri.
k. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk
tertulis atau foto selama pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian
dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan dalam gambar
dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing),
kemudian diajukan kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk
dimintakan persetujuan. Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan
menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek
ini.
l. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang
meliputi : Manual Operation, Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya
yang disertakan dengan material yang bersangkutan, akan diserahkan
kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu Pelaksana/Pemborong juga
harus membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam Bahasa
Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem yang terpasang
sebagai pedoman pemilik/pengguna melakukan operasi dan
perawatan.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan. Jaminan tertuang dalam Sertifikat Material yang dibuat oleh
Pabrikan atau badan yang ditunjuk.
b. Pelaksana/ Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan mekanikal
yang telah dilaksanakan di lapangan. Jaminan ini tertuang dalam Berita
Acara Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau
Managemen Kontruksi.
c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan
proyek.
d. Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/
Kontraktor sebagai Jaminan atas pekerjaan.

3.2 Garansi dan Spare Part


a. Penyedia Peralatan Utama, dan Material pendukung berkewajiban
menyerahkan memberikan Garansi Material selama 1 (satu) tahun
kepada Pelaksana/Pemborong. Selanjutnya Garansi tersebut diserahkan
kepada pimpinan pekerjaan/proyek atau pihak yang ditunjuk sebagai
kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
b. Untuk beberapa Peralatan Utama, Penyedia barang harus melengkapi
Suku Cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan.
Suku Cadang yang dimaksud merupakan material suku cadang untuk
peralatan yang bersangkutan sesuai ketentuan pabrikan.
c. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari
agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang
ditunjuk oleh pabrik.

3.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima
Pekerjaan secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah

Halaman107
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Terima Pekerjaan harus memenuhi peraturan yang berlaku di


pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Mekanikal dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau
Managemen Kontruksi.

BAB II PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah
pengadaaan dan pemasangan peralatan pencegah kebakaran.
b. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
 Instalasi Pemadam Kebakaran dalam gedung
 Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Spesifikasi pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam gedung
berkaitan dengan penempatan unit dalam gedung.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran dalam
gedung, Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain
diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Pemadam Kebakaran mengacu
pada standart-standart dan peraturan-peraturan yang berlaku, meliputi :
 SNI : Standart Nasional Indonesia.
 SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan,
Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
 N F P A : National Fire Protection Association.
 Petunjuk Pemasangan Unit terkait.
 Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat.

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis
Sistem Sistem Pemadam Kebakaran adalah suatu sistem yang di sediakan
untuk suatu aksi terhadap pemadaman api kebakaran. Sistem ini dijalankan
oleh petugas pemadam dan atau pelaksana pemadam dengan
pengetahuan teknis dan latihan yang memadai. Perencanaan dan Pemilihan
Sistem pemadam kebakaran didasarkan atas beberapa hal menyangkut :
tingkat bahaya kebakaran, jenis kebakaran, area pemadaman, keamanan
media yang terbakar, dan lingkungan.

2.2 Hydrant
a. Hydrant Box

Halaman108
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Hidran box tersebut dari bahan plat baja ketebalan 2 mm di cat di


bagian luar dan dalam dengan cat dasar tahan karat, dan cat finish
dengan cat warna merah.
 Pada hidran box ditulis ―Hydrant‖ dengan huruf yang proporsional
dengan warna putih.
 Di dalam hidran box terdapat hose rack, hose, nozzle, stop valve dan
landing valve.
 Hose tersebut dari bahan asbes dengan diameter 65 mm dan panjang
30 meter dan mampu menerima tekanan maximum 10 kg/cm,
terpasang rapi pada rack.
 Nozzle terbuat dari bahan bronze, dan mampu menerima tekanan 10
2
kg/cm .
 Stop valve terbuat dari bahan bronze, dan mampu menerima tekanan
2
20 kg / cm .
 Standard kwalitas.
 Standard kwalitas hidran box,ex lokal buatan pabrik.
 Standard kwalitas Nozzle, Stop Valve, Hose Rack, buatan pabrik
pembuatan alat-alat pemadam kebakaran.
b. Hidran Pilar
 Hidran pilar terbuat dari bahan besi tuang, dicat dibagian luar dan
dalamnya dengan cat dasar anti karat dan dicat finish dengan cat
merah menyala.
 Hidran pilar mempunyai 2 (dua) outlet dengan diameter 65 mm,
dilengkapi dengan valve dan cuopling Van der Heyden.
2
 Hidran pilar harus mampu menerima tekanan sebesar 20 kg/cm .
 Standard kwalitas dari Hidran Pilar ex Pabrik pembuat alat pemadam
kebakaran.
c. Sambungan untuk Regu Pemadam Kebakaran (Seamese Connection)
dan Landing Valve
c.1 Seamese Connection
 Sambungan regu pemadam kebakaran (seamese connection)
memungkinkan regu pemadam kebakaran untuk
memompakan air ke dalam instalasi pemadam kebakaran.
 .Sambungan regu pemadam kebakaran (seamese connection)
lengkap dengan kotak dan penutup dari kaca, yang
keseluruhannya harus memenuhi ketentuan dari Dinas
Pemadam Kebakaran.
 Sambungan ini mempunyai diameter 65 mm (2,5‖) terdiri dari 2
(dua) inlet, chek valve, dan caps.
 Sambungan untuk regu Pemadam Kebakaran ini (seamese
2
Connection) mampu menerima tekanan sebesar 20 kg/cm .
 Sambungan untuk regu Pemadam Kebakaran ini terbuat dari
bahan sejenis bronze.
c.2 Landing Valve
 Landing valve kemungkinan regu pemadam kebakaran
memasang hidran house untuk kebakaran.
 Landing Valve ini lengkap dengan kotak, penutup dan
kacanya, yang keseluruhannya harus memenuhi ketentuan dari
Dinas Kebakaran.
 Landing valve ini mempunyai diameter 65 mm (2,5‖) terdiri dari
valve dan coupling vanderhyden.
 Landing Valve ini mampu menerima tekanan kerja sebesar
20kg/cm2
 Landing Valve ini terbuat dari bahan sejenis bronze.
c.3 Standard Kwalitas

Halaman109
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Standard kwalitas dari seamese connection dan landing valve harus


buatan pabrik pembuatan alat-alat pemadam kebakaran.

d. Material Pendukung lnstalasi.


Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah
disetujui pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat
pemadam kebakaran.

Pasal 3 Persyaratan Pelaksanaan


3.1 Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus
memenuhi persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran. Selain itu Pelaksana/ Pemborong
harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja,
Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin-ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.

3.2 Testing & Commisioning


Test & Commisioning dilakukan dengan uji coba 1 unit atau sebagian Alat
Pemadam Kebakaran. Pada saat pelaksanaan diharapkan
Pelaksana/Pemborong memberikan penjelasan operasi unit kepada pemakai
gedung. Prosedure pelaksanaan Testing & Commisioning diajukan
Pelaksana/Pemborong untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau
Management Kontruksi.

Pasal 4 Jaminan dan Garansi


4.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi pemadam
kebakaran. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan
operational sistem plumbing dan Pekerjaan peralatan yang dipakai
dalam sistem secara keseluruhan.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan instalasi pemadam kebakaran, setelah serah terima
pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah
disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

4.2 Garansi dan Spare Par


a. Garansi Material Alat Pemadam Kebakaran berlaku selama 1 tahun
setelah serah terima unit.
b. Garansi Spare Part Alat Pemadam Kebakaran mengacu pada ketentuan
garansi spare part yang telah dipasang.

4.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test
dan telah beroperasi dengan baik sesual perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam
kebakaran, harus mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen
Kontruksi.

Halaman110
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN PLUMBING

BAB I PEKERJAAN PLUMBING

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Plumbing yang dimaksud disini adalah pengadaaan dan
pemasangan Instalasi Plumbing beserta peralatan dan alat-alat bantu
pendukung instalasi plumbing.
b. Pekerjaan plumbing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut :
 Pekerjaan Instalasi pipa
 Pekerjaan Instalasi accesorises pipa
 Pekerjaan pendukung instalasi pipa
 Pekerjaan Pengecatan

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Pekerjaan Plumbing merupakan pekerjaan umum dalam pekerjaan
mekanikal. Untuk itu spesifikasi pekerjaan ini berlaku juga untuk spesifikasi
pekerjaan instalasi mekanikal lainnya.
b. Instalasi-instalasi pekerjaan mekanikal yang didalamnya terdapat
pekerjaan plumbing untuk proyek ini adalah sebagai berikut
 Instalasi Sistem Air Bersih
 Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor, dan Air Hujan
c. Dalam melaksanakan pekerjaan plumbing, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu
Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan plumbing mengacu pada
standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SNI : Standart Nasional Indonesia
 SNI 03 -6481 -2000, Sistem plumbing -2000.
 SNI 07-0242.1-2000, Spesifikasi Pipa Baja dilas dan tanpa sambungan
dengan lapis hitam dan Galvanis pan as.
 SNI 19-6782-2002, Tata Cara Pemasangan Besi Daktil dan
Perlengkapannya.
 SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing.
 PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
 PDI : Plumbing and Drainage Institute
 ASTM : American Society for Testing and Materials
 ASME : American Society of Mechanical Engineers
 JIS : Japanese Industrial Standart
 DIN : Deutsches Institut fur Norm ung
 Peraturan PAM daerah setempat
 Peraturan Daerah setempat.

Halaman111
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem Plumbing merupakan sistem perpipaan, tubing dan plumbing
fixtures. Sistem ini banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung
seperti halnya dalam instalasi air bersih dan air buangan/limbah gedung.
b. Namun dalam spesifikasi pekerjaan plumbing disini mensyaratkan
spesifikasi pekerjaan perpipaan, peralatan terpasang dalam pipa (valves,
strainer, dsb) dan pendukung instalasi pipa. Untuk pekerjaan fixtures yang
berkaitan dengan peralatan faucets, shower, floor drain, dan peralatan
semacam lainnya disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.
c. Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan
peralatan yang berhubungan dengan fixtures seperti halnya heater, tanki
air, dan sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab
tersendiri.
2.2 Persyaratan Material
a. Material Pipa :
 Pipa Instalasi Air Bersih.
Galvanized Steel Pipe, Medium Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 0039-
87/BS, 1387-67
 Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI
06-0084-2002
 Pipa Ventilasi Udara.-Air Bekas & Air Kotor
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-
0084-2002
b. Material Fittings :
 Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
 Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI.
 Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel
Butt-Weld, 16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI.
 Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan.
 Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding
connection, AW Class. 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-01351989.
 Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection ,
AW Class , 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-01351989.
 Fitting Instalasi Pipa Ventilasi udara-Air bekas & Air Kotor Poly Vinyl
Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
c. Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.
 Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
 Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Bronze,
10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K.
 Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection,
Melleable Cast Iron, 10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K.
 Floating Valve
 Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze,
2
Working Pressure, min : 4 kg/cm . Standard : JIS 10 K
 Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Brass or
Bronze, 10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K
 Foot Valve ( with Strainer )
 Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm Thread Connection, Bronze,
Working Pressure, 10 kg/cm2. Standard : PN 10
 Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Cast
Iron or Galvanized Steel 10 kg/cm2. Standard : PN 10
 Flow Meter

Halaman112
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Thread or Flange Connection, Magnetic Drive, Working Pressure : 10


kg/cm2
 Flexible Joint
Thread or Flange Connection , Double Sphered, Rubber, Working
Pressure : 10 kg/cm2
 res sure Gau ge & Com po und Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 -10 kg/cm2.
d. Hanger & Support
 Hangers Rod, U-Bolt diameter :
Ukuran diameter
steel rod dan ulir
Diameter Rod &
Ukuran Pipa menyesuaikan
Ulir
diameter pipa yang
Dia. < 2 1/2 " 6 mm/M 6 akan di pasang
dengan mengacu
sebagai berikut
Ø 3" s/d 4" 8 mm/M 8

Dia4> Ø 5" 12 mm/M 12

 Hangers
 Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle,
SwivelRing or Steel Band or Split Ring.
 Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
 Supports:
 Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel
withthread.
 Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining.
 UNP and or L profile Steel.
 Clamps :
 Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel with
thread. bend
 Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining.
 UNP and or L profile Steel.
e. Kawat Las/Veld Electrode
 Kawat Las untuk Mild Steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1 E6013
 Kawat Las untuk High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard
:AWS A5.1 E7016.
f. Paint/ Cat
 Cat Dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987
 Cat Ja di
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987

2.3 Persyaratan Pelaksanaan.


a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plumbing harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi
plumbing. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan
Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin-ijin pelakasanaan,
b. Pemasangan pipa dalam gedung.
Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah
pemasangan pipa di atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan
beberapa tempat dalam bangunan yang pada akhirnya nanti tidak

Halaman113
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

tertutup dengan kontruksi lainnya. Beberapa ketentuan pemasangan


pipa tersebut adalah sebagai berikut :
 Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari
pipa tegak/vertikal yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam
dinding dan pipa mendatar/horisontal yang sebagian besar terpasang
di atas plafon atau di bawah lantai dan dalam tanah.
 Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan
diclamp dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur
(Adjustable) dengan jarak sesuai ketentuan sebagai berikut:

JarakHanger/
Ukuran Pipa
Support
Dia. < 1" 1m

Ø 1" s/d 11/2 " 2m

Ø 2" s/d 3" 3m

Ø 4" s/d 6" 4m

 Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan
diclamp dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur
(Adjustable) dengan jarak sesuai ketentuan sebagai berikut:

JarakHanger/
Ukuran Pipa
Support
Dia. 5 1" 0,7 m
Ø 1" s/d 11/2 " 1m
Ø 2" 1,2m
Ø 2 1/2" s/d 5" 1,5 m

 Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit
harus ditanam didalam tembok/lantai. Pelaksana harus membuat alur
-alur lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan
pipa.
 Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi
bangunan, maka perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang
cukup dengan ketebalan minimum 0,2 cm dan memberikan
kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di luar pipa
ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja
bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (Water Proofing).
Sleeves tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut. Flens dari
Sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang
akan mengikat "Flashing Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves
harus dibuat kedap air dengan mengisinya dengan gasket atau
material lain yang kedap air.
 Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan
dan pipa yang dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke
pipa dan pipa ke dinding harus memenuhi jarak tertentu. Jarak
tersebut untuk menghindari tumpang tindih pipa, mudahkan
operasional dan pemeliharaan.
 Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan
dicat finish dengan warna jenis instalasi pipa.

Halaman114
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Pipa datar untuk instalasi air bekas, air kotor , vent dan air dipasang
dengan kemiringan minimal 2% untuk pipa sampai dengan diameter 3"
dan minimal 1% untuk pipa 4" atau ditentukan lain dalam gambar.
 Sambungan pipa cabang pvc untu instalasi air bekas, air kotor dan air
hujan menggunakan jenis Y (Tee-Y) , dan menggunakan jenis long
sweep elbow belokan.
c. Pemasangan Pipa dalam tanah.
Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan
ketentuan sebagai berikut :
 Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus
mempunyai kedalaman minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas
sampai permukaan tanah. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan
rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan dengan
baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan
karena dalamnya galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa
pada bagian pengurugan teratas harus pelindungberupa pipa besi
dengan diameter diatas pipa terpasang atau dengan plat beton
bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga
plat beton tidak bertumpu pada pipa.
 Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi
rapi dengan karung goni dan dilapisi aspalt untuk
mencegah/menhambat korosi dari luar.
 Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah
dilakukan test tekan dan desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
 Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat
fitting dipasang thrust block.
 Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15
cm kemudian tanah asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya
dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan tanah asli.
d. Test dan Commisioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah
pengujian dan treatment terhadap instalasi pipa yang akan dipasang
maupun yang sudah dipasang. Pengujian pipa dilaksnakan secara partial
(bagian-per bagian) dan atau secara menyeluruh. Beberapa ketentuan
pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :
 Pipa Air Bersih
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus
dilakukan pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm
selama 8 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
 Pipa Fire Fighting
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus
dilakukan pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 20 kg/cm
selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
 Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udaradilakukan
test genang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan
lubang yang tertinggi untuk pengisian air. Sistem tersebut harus
menahan air yang diisikan minimum selama 2 jam tanpa terjadi
penurunan air.
 Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap
seluruh instalasi pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
 Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan
selama 24 jam sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai
kembali.
 Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan
dibiarkan selama 1 jam sebelum dibilas dan digunakan
kembali.

Halaman115
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air


bersih sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan.
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan. Pipa, Valves, dan material yang termasuk dalam pekerjaan
plumbing harus berasal oleh Pabrik material tersebut atau agen resmi
yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut
harus berdomisili di Indonesia.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan plumbing setelah serah terima pekerjaan selama
minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

3.2 Garansi dan Spare Part.


a. Selain itu suku cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun)
perawatan harus diserahkan sebagai pendukung kelengkapan serah
terima pekerjaan.
b. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales
Service" dari agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili di
Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.

3.3 Serah Terima Pekerjaan.


c. Pekerjaaan plumbing merupakan bagian pekerjaan instalasi
mekanikal. Untuk itu Serah Terima Pekerjaan berdasarkan instalasi
yang bersangkutan secara menyeluruh.
d. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus
menyesuaikandengan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.

BAB II PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah
pengadaaan dan pemasangan peralatan alat bersih dan alat-alat bantu
pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air, dan distribusi air
sampai pengguna air bersih.
b. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
 Pekerjaan Instalasi Sumur
 Pekerjaan Instalasi Pompa
 Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih
 Pekerjaan Instalasi PDAM
 Pekerjaan Plumbing

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian sudah disyaratkan dalam
perkerjaan plumbing. Dalam bab ini Iebih banyak mengisyaratkan
spesifikasi pekerjaan sistem dalam instalasi air bersih.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar
pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/ Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal.
Halaman116
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Pekerjaan Structure.
 Pekerjaan Arsitek dan Interior.
 Pekerjaan Sipil dan Landscape.

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan instalasi air bersih mengacu pada
standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SNI: Standart Nasional Indonesia
 PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
 PDI : Plumbing and Drainage Institute
 Peraturan PAM daerah setempat
 Peraturan Daerah setempat

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem Instalasi Air Bersih merupakan sistem penyediaan air bersih,
penampung air bersih, distribusi air bersih dan plumbing fixtures.
b. Air bersih berasal dari air PDAM dan atau sumur dangkal dan atau sumur
dalam. Air yang berasal dari PDAM akan masuk langsung ke dalam
Ground Tank. Untuk air dari sumur dangkal atau sumur dalam, air bersih
ditransfer untuk ditampung ke Ground Tank dengan menggunakan
pompa jet pump atau memakai pompa deep well.
c. Sebelum masuk Ground Tank Air sumur melewati Sand Filter dan Carbon
Filter untuk pengolahan air sumur menjadi air bersih.
d. Selanjutnya air bersih dari Ground Tank di transfer ke Tower Tank dengan
menggunakan Lifting Pump.
e. Dari Tower Tank air selanjutnya didistribusikan secara gravitasi melalui pipa
tegak dalam shaft dan datar ke plumbing fixture di Toilet dan Pantry unit
hunian.

2.2 Persyaratan Material


a. Material Instalasi Plumbing.
Material yang dipakai instalasi plumbing : pipa, valves, peralatan pada
jalur pipa, hanger dan support, dan material pendukung lainnya
disyaratkan dalam pekerjaan plumbing.
b. Material Tanki Air Bersih.
Spesifikasi Material tanki-tanki air bersih yang dipakai dalam perkerjaan
instlasi air bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan tanki.
c. Material Pompa Air Bersih.
Spesifikasi Material pompa-pompa yang dipakai dalam perkerjaan
instalasi air bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan pompa.Pada pompa
air yang rusak dilakukan perbaikan sesuai dengan prosedur pekerjaan.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan instalasi air bersih adalah pekerjaan suatu sistem. Untuk itu
pelaksana harus memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal,
pekerjaan plumbing, pekerjaan sumur, pekerjaan pompa, pekerjaan
tanki, dan sebagainya yang telah disyaratkan pada bab-bab yang
bersangkutan.
b. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan diisyaratkan dalam
bab pekerjaan mekanikal. Persyaratan teknis diisyaratkan dalam bab-bab
yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
c. Sebelum melaksanakan Test & Commisioning terhadap instalasi sistem air
bersih, Kontraktor harus telah melaksanakan partial test terhadap instalasi
plumbing, pompa air bersih, tanki air bersih, dan peralatan lainnya dalam
instalasi air bersih.

Halaman117
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

d. Test dan Commisioning instalasi air bersih merupakan test & commisioning
suatu sistem. Pekerjaan ini bisa berfungsi sebagai running-test suatu
rangkaian sistem. Pelaksanaan test bisa di bagi beberapa bagian
menurut fungsi sistem.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air
bersih. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan
operational sistem dan material peralatan yang dipakai.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan instalasi air bersih setelah serah terima pekerjaan
selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati
bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
3.2 Garansi dan Spare Part
a. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi
sistem ini dengan masa garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
b. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air bersih menagacu
pada ketentuan garansi spare part yang terkait.
3.3 Serah Terima Pekerjaan
a. Pekerjaaan instalasi air bersih dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi dan
telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Instalasi Air bersih
harusmendapat persetujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.

BAB III PEKERJAAN INSTALASI AIR LIMBAH GEDUNG

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung yang dimaksudkan disini adalah
pengadaaan dan pemasangan peralatan untuk instalasi air bekas,
instalasi air kotor dan air hujan.
b. Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung dalam proyek ini meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
 Pekerjaan Instalasi Plumbing
 Pekerjaan Instalasi Unit Pengolah Limbah
c. Pekerjaan yang berkaitan dengan Air Limbah yang tercampur larutan
disyaratkan dalam pekerjaan neutralizing Plant.

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Spesifikasi pekerjaan instalasi air limbah gedung sebagian besar sudah
disyaratkan dalam perkerjaan plumbing. Dalam bab ini lebih banyak
mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistem dalam instalasi air limbah
gedung.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar
pekerjaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

Halaman118
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan air limbah gedung mengacu
pada standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku,
meliputi. :
 SNI : Standart Nasional Indonesia.
 PPI : Pedoman Plumbing Indonesia.
 PDI : Plumbing and Drainage Institute.
 Keputusan Mentri Lingkungan Hidup.
 Peraturan PAM daerah setempat.
 Peraturan Daerah setempat.

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Instalasi Sistem Air Bekas merupakan sistem penyaluran air buangan yang
berasal dari air buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry
melewati pipa datar dan pipa tegak menuju saluran
gedung/kawasan/kota atau ke unit pengolahan limbah.
b. Instalasi Sistem Air Kotor merupakan sistem penyaluran air buangan yang
berasal dari air buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar
dan pipa tegak menuju ke unit pengolahan limbah.
c. Instalasi Sistem Air Hujan merupakan sistem penyaluran air hujan yang
berasal dari atap gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati
pipa datar dan pipa tegak menuju ke saluran gedung/kawasan/kota
atau ke unit pengolahan limbah.
d. Instalasi Sistem Pengolah Air Limbah merupakan sistem pengolah air
limbah yang berasal dari gedung kemudian diolah Unit Pengolah Air
Limbah sehingga air keluar menuju ke saluran gedung/kawasan/kota
memenuhi persyaratan/ketentuan air limbah.

2.2 Persyaratan Material


a. Material Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor ,Air Hujan dan Ventilasi
Material yang dipakai instalasi plumbing : pipa, valves, peralatan pada
jalur pipa, hanger dan support, dan material pendukung lainnya
disyaratkan dalam pekerjaan plumbing.
b. Material Fixtures
Spesifikasi Material Fixtures disyaratkan dalam pekerjaan architecture
kecuali roof drain dan clean-out. Adapun spesifikasi kedua material
tersebut sebagai berikut :
 Roof Drain.
 Material :CastIron.
 Ukuran : sesuai gambar rencana.
 Clean Out (dalam Gedung).
 Material :CastIron,StainlessSteelcover.
 Ukuran : sesuai gambar rencana.
 Clean Out (luar gedung).
 Material :CastIron.
 Ukuran : sesuai gambar rencana.
c. Material Pengolah Limbah
Spesifikasi Material unit pengolah limbah yang dipakai dalam perkerjaan
instalasi air limbah gedung ini disyaratkan dalam bab pekerjaan
pengolah limbah.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan.


a. Pekerjaan instalasi air limbah gedung adalah pekerjaan suatu sistem.
Untuk itu pelaksana harus memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan

Halaman119
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

mekanikal, pekerjaan plumbing, pekerjaan pengolah limbah, dan


pekerjaan pompa yang telah disyaratkan pada bab-bab yang
bersangkutan.
b. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan pekerjaan ini
diisyaratkan dalam bab pekerjaan mekanikal.
c. Pemasangan Roof Drain dan Clean Out.
 Roof Drain.
Posisi Roof Drain di beberapa posisi atap beton atau talang beton
mengikuti gambar rencana, dengan memperhatikan posisi bawah
atap (biasanya balok stucture) sehingga tidak merusak structur
utama gedung. Roof Drain dipasang menikuti pentunjuk dalam
detail gambar rencana. Pemasangan dilakukan dengan cermat
dan baik sehingga tidak mengakibatkan kebocoran pada atap
gedung.
 Clean Out (dalam Gedung).
Posisi Clean Out yang berada di dalam gedung, mengikuti
gambar rencana dengan memperhatikan tata letak dalam
ruangan dan tidak mengganggu aktifitas pengguna gedung. Clean
Out dipasang sebagaimana di tunjukkan dalam detail gamba r
rencana . Pemasangan Clean Out di luar gedung diletak pada
bak kontrol khusus atau concrete block, sehingga aman terhadap
aktifitas pengguna.
d. Testing & Commisioning terhadap instalasi sistem air bekas, air kotor, dan
air hujan, terdiri testing terhadap instalasi plumbing dan instalasi pengolah
limbah. Spesifikasi pelaksanaan pekerjaan testing disyaratkan dalam
pekerjaan plumbing. Testing dan Commisioning instalasi pengolah Limbah
disyaratkan dalam pekerjaan pengolah limbah.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air
bekas, air kotor, dan air hujan. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan
jaminan keandalan operational sistem plumbing dan material peralatan
yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan,
setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan
proyek.

3.2 Garansi dan Spare Part


a. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi
sistem ini dengan masa garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
b. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air Limbah gedung
mengacu pada ketentuan garansi spare part yang terkait.

3.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Pekerjaaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, dinyatakan
selesai jika Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan
instalasi, test dan telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan
awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor,
dan air hujan, harus mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen
Kontruksi.

Halaman120
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAB IV PEKERJAAN TANKI AIR BERSIH

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan
dan pemasangan Tanki yang dipakai untuk penampungan air bersih yaitu
Tanki bawah (Ground Tank) dan Tanki Atas (Tower Tank) beserta
peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini hanya berlaku pada
tanki fiber. Sedang spesifikasi detail pekerjaan instalasi tanki beton
(concrete) dijelaskan dalam bab pekerjaan structure.

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih,
Pengawas/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal
yang berhunbungan dengan instalasi plumbing dan sistem air bersih.
b. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan
lain yang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior.
 Pekerjaan Sipil dan Landscape.

1.3 Standardisasi
a. SNI : Standart Nasional Indonesia
b. Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Tanki Bawah (Ground Tank) dipakai tanki penampung air bersih dari air
baku yang berasal dari air PDAM dan atau air sumur dangkal dan atau air
sumur dalam diletakkan di bawah/samping gedung di atas tanah.
Sedang Tanki Atas dipakai sebagai tanki penampung air bersih sebelum
didistribusikan ke pemakai, diletakkan diatas Roof dan atau Tower.
b. Berkaitan dengan fungsi tersebut, selain pipa inlet dan pipaoutlet, maka
tanki di fasilitasi dengan pipa by pass, pipa overflow, pipa drain, pipa
ventilasi, ladder (internal dan external) dan peralatan bantu lainnya untuk
mempermudah operasi dan maintenance tanki
c. Selain fungsi tanki sebagai tanki penampungan air bersih, juga di
pergunakan sebagai perletakan fungsi kontrol operasi pompa berkaitan
dengan penempatan floating valve untuk penutupan aliran air masuk
dan atau elektrode yang terendam dalam air

2.2 Persyaratan Material


a. Material Tanki Ground Tank
Spesifikasi pekerjaan ini disyaratkan dalam pekerjaan structure. Beberapa
hal yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal adalah sebagai berikut.
 Material: Concrete , underground
 Kapasitas: sesuai schedule
 Service: Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet, bypass pipe, and
venting pipe.
b. Material Tanki Roof Tank atau Tower Tank
 Material : Fiberglass.
 Thickness : sesuai ketentuan pabrikan
 Kapasitas : sesuai schedule
 Pipe Connection : Flange connection

Halaman121
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Service : Manhole, Ladder, pipe outlet, pipe inlet, drain pipe, overflow
pipe, bypass pipe, and venting pipe.
 Structure Support : sesuai ketentuan pabrikan
 Base Frame : Steel Structure (UNP profile)
 Foundation : Concrete Structure

2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi tanki air bersih harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan
instalasi tanki air bersih sejenis. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus
melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja,
Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin-ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b. Pemasangan Tanki Air Bersih
 Pemasangan Tanki mengikuti prosedur pemasangan dari pabrikan.
Pengawas/Pemborong mengajukan prosedur untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas atau Management Kontruksi sebagai
pedoman pelaksanaan di lapangan.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tanki
adalah sebagai berikut :
 Tanki Fiber duduk pada base frame dan atau pondasi tanki
dalam posisi rata dan pada level yang sama.
 Pipa terpasang di tanki.dengan posisi disesuaikan dengan
gambar rencana. Untuk ground tank terbuat dari Concrete,
posisi pipa harus di tetapkan secara pasti, untuk pemasangan
sleeve pipa saat pembuatan tanki.
 Pipa ventilasi dipasang pada bagian atap tanki. Ukuran dan
jumlah pipa ventilasi disesuaikan dengan kapasitas tanki.
 Untuk tanki FRP (Fiberglass Reinforced Panel), tangga (ladder)
terdiri dari tangga internal dan external. Kedua tangga
(Ladder) dipasang mendekati manhole. Hal ini untuk
memudahkan pelaksanaan operasional dan monitoring tanki.
 Kabel Elektrode dipasang di dalam konduit atau ladder
tertutup, untuk menjaga keamanan dan keselamatan operator
diletakkan pada tanki tanpa menggangu operasional
diletakan tanki. Sedang elektode dipasang dekat ladder untuk
memudahkan setting dan operasional elektrode.
 Pelaksana/Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan
teknisdi lapangan terhadap semua penyambungan (tapping)
peralatan pendukung diatas dan pemasangan material yang
melekat di tanki terhadap resiko kebocoran.
c. Test dan Cominisioning
 Pelaksanan Test dan Cominisioning dilakukan pada setiap tanki tanki
air bersih secara individual.
 Pipa outlet, pipa by pass, pipa drain dan pipa overflow terlebih dahulu
ditutup rapat dengan menggunakan blind flange atau dop
 Test dan Cominisioning dilakukan pada mengisi air bersih ke dalam
tanki sampai penuh (kapasitas maximal tanki) dan air tergenang
selama 24 jam tanpa terjadi penurunan level air dalam tanki.
 Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan
terhadap tanki air bersih dengan larutan chlorine yaitu :
 Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan
selama 24 jam sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai
kembali.

Halaman122
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan


dibiarkan selama 1 jam sebelum dibilas dan digunakan
kembali.
 Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air
bersih sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan. Material harus berasal oleh Pabrik untuk merek material atau
agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi
tersebut harus berdomisili di Indonesia.
b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan instalasi
tanki mekanik beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang
dalam Berita Acara Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas
atau Managemen Kontruksi.
c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap peralatan utama dan peralatan pembantu sistem instalasi tanki
setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan.

3.2 Garansi dan Spare Part


a. Pelaksana/pemborong harus menyerahkan Garansi Tanki Air Bersih dan
peralatan bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier
material pendukung lainnya kelengkapan dokumen serah terima
pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan ―Äfter Sales Service‖ dari
agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili diindonesia yang
ditunjuk oleh pabrik.

3.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Serah Terima Pekerjaan instalasi Tanki Air Bersih merupakan bagian dari
Serah Terima Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di
pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus
menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Tanki Air Bersih dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau
Managemen Kontruksi.

BAB V PEKERJAAN POMPA AIR BERSIH

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Pompa Air yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan pompa beserta peralatan pendukungnya yang dipakai
untuk transfer dan atau distribusi air bersih dan atau air bekas.
b. Lingkup Pekerjaan Pompa Air terdiri dari Pekerjaan Pompa Air Bersih dan
Pekerjaan Air Limbah yang mengacu pada perancangan sebagaimana
diterangkan dalam gambar rencana. Pekerjaan Pompa Air Bersih itu
meliputi pekerjaaan Deep Well Pump, Lifting Pump, dan Pompa Kuras.

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Pompa Air, Pengawas/Pemborong
harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang berhubungan
dengan instalasi plumbing, instalasi air bersih dan instalasi air limbah.

Halaman123
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan


lain yang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal.
 Pekerjaan Structure.
 Pekerjaan Arsitek dan Interior.
 Pekerjaan Sipil dan Landscape.

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada
standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SN I : Standart Nasional Indonesia.
 Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Pompa Sumur Dalam atau Deep Well Pump akan mentransfer air bersih
yang berasal dari air tanah sumur dalam ke tanki penampung air bersih.
Operasi pompa secara tunggal (single operation) dan dapat
dioperasikan manual ataupun otomatis. Operasi pompa secara otomatis
dikendalikan terhadap sisi isap dan sisi keluaran pompa dengan
menggunakan sistem water level control.
 Pada sisi isap pompa : Pompa akan "off‖ jika posisi air di sumur
dibawah "low level" elektrode, dan pompa akan "on" setelah air
mencapai posisi "high level" elektrode.
 Pada sisi keluaran pompa : Pompa akan "on" jika posisi air di tanki
dibawah "low level" elektrode, dan pompa akan "off" setelah air
mencapai posisi "high level" elektrode.
b. Pompa Angkat atau Lifting Pump akan memindahkan air bersih dari Tanki
Bawah (Ground Tank) ke Tanki Atas ( Roof Tank atau Tower Tank). Operasi
pemindahan air oleh dua atau lebih pompa, dengan operasi tunggal
bergantian (single alternate system) atau operasi ganda/multi bersamaan
(paralel alternate operation). Selain itu pompa juga dapat dioperasikan
bisa secara manual dan otomatis.. Operasi pompa secara otomatis
dikendalikan terhadap sisi isap dan sisi keluaran pompa dengan
menggunakan sistem water level control.
 Pada sisi isap pompa : Pompa akan "off' jika posisi air di Tanki Bawah
dibawah "low level" elektrode, dan pompa akan "on" setelah air
mencapai posisi "high level" elektrode.
 Pada sisi keluaran pompa : Pompa akan "on" jika posisi air di Tanki Atas
dibawah "low level" elektrode, dan pompa akan "off' setelah air
mencapai posisi "high level" elektrode.
c. Air bersih dari Tower Tank didistribusikan ke gedung secara gravitasi,
melalui pipa distribusi yang dipasang melingkar (ring system).
d. Pompa Kuras dipergunakan saat pengurasan ground tank dioperasikan
secara manual. Pengurasan dilakukan per kompartemen untuk keperluan
maintenance.
e. Sedang Effluent Pump dipakai secara khusus untuk membuang air hasil
pengolahan limbah ke saluran terdekat. Operasi pompa bisa secara
manual dan otomatis. Operasi pompa secara otomatis dikendalikan
terhadap sisi isap pompa denganmenggunakan sistem water level
control.
 Pada sisi isap pompa : Pompa akan "off‘ jika posisi air buangan di Bak
atau Chamber dibawah "low level" elektrode, dan pompa akan "on"
setelah air mencapai posisi "high level" elektrode.
f. Sistem operasi tunggal bergantian (single alternate system) yaitu sistem
operasi dua (2) pompa, dimana Pompa #1 "on", dan Pompa #2 "off /
stand by". Setelah pompa #1 "off karena kontrol otomatis water level

Halaman124
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

kontrol, untuk operasi pompa periode berikutnya Pompa #2 "on" dan


Pompa #1 "off / stand by". Demikian seterusnya.
g. Sistem operasi ganda/multi bersamaan (paralel alternate operation),
dimana Pompa #1 "on" dan Pompa #2 "off / stand by". Jika pada sistem
keluaran pompa pemakaian air lebih banyak , maka pompa Pompa #2
"on" bersamaan dengan Pompa #1. Untuk periode berikutnya terlebih
dahulu Pompa #2 "on" dan Pompa #1 "off / stand by". Jika pada sistem
keluaran pompa pemakaian air lebih banyak , maka pompa Pompa #1
"on" bersamaan dengan Pompa #2. Demikian seterusnya.

2.2 Persyaratan Material


a. Persyaratan umum Material Pompa
 Semua bahan/material pompa air harus cocok untuk kondisi operasi
° °
dalam ruangan (Indoor) dengan temperatur 29 C sampai 33 C dan
relatif humidity 70%-80%. Demikian juga Motor Listrik penggerak pompa
harus diambil dari jenis 'Tropicalized".
 Pada setiap set pompa mempunyai identifikasi peralatan dapat dilihat
dari luar yang menerangkan :
 Merk, Type , Nomor Series , dan Nama Pabrikan Pompa.
 Merk, Type , Nomor Series , dan Nama Pabrikan Motor
Penggerak
 Kapasitas, Total Head, dan Putaran (rpm) Pompa dan Motor
 Daya, Voltase, Phase, dan Frequensi Motor Listrik.
 Untuk setiap pompa juga harus dilengkapi dengan dokumendokumen
pelengkap unit sebagai berikut :
 Sertifikat Garansi dan Performance pompa dari pabrik.
 Brosure , Spesifikasi Teknis dan Grafik karakteristik pompa.
 Buku Pedoman perawatan dan pengoperasian pompa.
 Sertifikat keaslian unit dari manufacturer (untuk barang impor)
berikut nomor seri pembuatannya.
 Pernyataan bahwa peralatan tersebut adalah dalam
keaadaan baru (Brand New).
 Pelaksana/Kontraktor harus membuat Prosedur Operasi Pompa terbuat
dari kertas terlaminating, yang ditempel dekat Panel Pompa.
Identidikasi juga diberikan pada Panel Pompa dan Monitoring Control
untuk memudahkan monitoring dan operasional pompa
b. Lifting Pump
 Type : Multistage CentrifugalPump
 Material : Cast Iron Casing, Bronze Impeller, Stainless
steel shaft
 Structure : Volute casing, Closed Impeller, Gland
Packing.
 Kapasitas/Head : sesuai schedule
 Driver : Electric Motor, Stainless shaft, Selflubricaton,
Fan Cooling, Overheatprotector.
 Power Source : 380 V/ 3 phase/ 50 Hz.
 Ancilaries Equip : Common Based Blate, Coupling set &
Coupling Guard,Vibration Absorber, Anchor
Bolt, dan peralatan lainnya sesuai standart
pabrikan.
 Panel Control : Belum termasuk dalam pekerjaan , dengan
operasi sistem operasi pompa menyesuaikan
schedule (single/alternate operation,
paralel/altemate operation).
 Operasi : Manual dan Otomatis.
 Operasi Otomatis : Water Level Control System terhadap sisi isap
(Ground Tank) dan sisi keluaran (Roof Tank)

Halaman125
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Pompa Kuras
 Type : Submersible Pump
 Material : Cast Iron Casing, Bronze Impeller, Stainless
steel shaft.
 Kapasitas/Head : sesuai schedule
 Operasi : Manual
 Ancilaries Equip : sesuai pabrikan

2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pompa air harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan
instalasi pompa air sejenis. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus
melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja,
Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan ijin-ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 sesuai dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Pekerjaan Lifting Pump
 Pekerjaaan Lifting Pump Pump meliputi pekerjaan pengadaan dan
pemasangan pompa, instalasi pipa, kontrol panel, kabel power, kabel
kontrol beserta peralatan pendukung instalasi.
 Pompa dipasang diatas pondasi dengan ketinggian minimal ±100 mm,
dari lantai. Pompa Lifting berada dalam Rumah Pompa atau ruang
khusus yang berdekatan dengan Ground Tank.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pompa ini
adalah sebagai berikut :
 Pompa beserta motor penggerak berada pada base plate
pabrikan, dimounting bersamaan dengan vibration mounting
pada base frame (UNP 100 Profile Steel/sejenis) untuk
memudahkan setting dan adjusting (centering dan leveling)
posisi pompa. Selanjutnya base frame difix-kan ke pondasi
dengan menggunakan dyna bolt. Posisi terpasang dalam posisi
rata dan selevel.
 Pipe suction dan pipa discharge terpasang pada
support/clamp sehingga pompa tidak terbebani dengan berat
pipa atau gaya pada pipa.
 Panel Kontrol Pompa dibuat oleh pabrikan, sesuai dengan
sistem operasional pompa.
 Pondasi Pompa adalah pondasi block (block foundation),
merupakan kontruksi pondasi beton bertulang yang
mempunyai berat minimal 2 x berat pompa.
 Spesifikasi pemasangan Panel Kontrol, Kabel Daya dan KabelKontrol
disyaratkan dalam pekerjaan eletrikal.
 Panel Kontrol di pasang di dinding Rumah Pompa, pada posisi
dekat dengan pompa dan mudah dioperasikan oleh operator.
 Kabel Daya di sambung ke Panel Pompa berasal dari Panel
Daya di Ruang Pompa atau dari bangunan terdekat.
 Sedang Kabel Kontrol disambung dari Panel Pompa ke
elektrode di dalam Ground Tank dan di dalam Roof Tank. Posisi
elektrode "low level limit" terpasang pada jarak ± 300 mm diatas
ujung pipa isap pompa, sedang elektrode "high level limit"
terpasang di bawah muka air tertinggi dalam Ground Tank.
Sedangkan posisi elektrode atas/"high level limit" dalam Roof
Tank berada dibawah (±50 mm) pipa overflow, dan elektrode
tengah/"Iow level limit" dipasang menyesuaikan waktu operasi
pompa dan penggunaan air bersih harian.

Halaman126
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

c. Pekerjaan Pompa Kuras


 Pompa Kuras merupakan pompa portable. Pekerjaan Pompa ini
meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa, instalasi
pipa atau flexible pipe/hose, kabel power, beserta peralatan
pendukung instalasi.
 Pompa dilengkapi dengan dudukan pompa yang terinstal dibawah
pompa dan screen yang melindungi impeler dari material yang
kemungkinan terhisap saat pegurasan.
d. Test dan Cominisioning
 Pelaksanan Test dan Cominisioning dilakukan pada setiap jenis pompa
yang terpasang, disesuiakan dengan keperluaan sistem operasi yang
direncanakan.
 Sebelum dilaksankan test dan cominisioning, Pelaksana/Kontraktor
harus sudah melaksanakan pekerjaan test dan cominisioning untuk
instalasi pendukung yaitu :
 Pipa Suction dan Pipa Discharge, beserta pipa distribusinya
harus sudah ditest dan sudah terpasang dengan baik dan tidak
bocor.
 Semua Kabel Power dan Kabel Kontrol harus di test (merger)
untuk memberikan kepastian ketahanan isolasi dan kebocoran
arus. Spesifikasi pelaksanaan tes ini diisyaratkan pada
pekerjaan mekanikal.
 Pelaksana diharuskan melaksanakan pekerjaan pre-
testterhadap peralatan pendukung.
 Test dan Cominisioning dilaksanakan oleh Teknisi yang ditunjuk oleh
pabrikan atau dari agent penyetor peralatan untuk melihat
kemampuan pompa yang telah dipasang meliputi :
 Sistem Operasi Pompa secara Manual dan Otomatis. Operasi
Otomatis harus sesuai dengan sistem yang direncanakan.
 Pengukuran Kapasitas Aliran dan Tekanan. Dilanjutkan dengan
setting terhadap peralatan yang mendukung sistem kontrol
operasi pompa.
 Pengukuran Komsumsi Daya Listrik.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam
pekerjaan. Material harus berasal oleh Pabrik untuk merek material atau
agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi
tersebut harus berdomisili di Indonesia.
b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan instalasi
pompa beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam
Berita Acara Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau
Managemen Kontruksi.
c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap peralatan utama dan peralatan pembantu sistem instalasi
ventilasi setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau
selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan
peraturan pekerjaan proyek.

3.2 Garansi dan Spare Part


a. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Pompa dan
peralatan bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier
material pendukung Iainnya kelengkapan dokumen serah terima
pekerjaan.

Halaman127
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

b. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari


agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesiayang
ditunjuk oleh pabrik.

3.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Serah Terima Pekerjaan instalasi Tanki Air Bersih merupakan bagian dari
Serah Terima Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di
pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus
menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Tanki Air Bersih dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau
Managemen Kontruksi.

BAB VI PEKERJAAN BIO-SEPTIK TANK

Pasal 1 Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Bio-septictank yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan
dan pemasangan tanki pengolah air limbah gedung berupa air kotor .
Lingkup pekerjaan ini juga beserta pengadaaan dan pemasangan
peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
b. Pekerjaan Bio-septictank merupakan pekerjaan kontrak sistem, dimana
keandalan sistem dan hasil yang diolah oleh sistem menjadi Jaminan
dalam pekerjaan ini. Jika terjadi kesalahan dan kerusakan sistem
sehingga air hasil proses pengolahan tidak sesuai yang diinginkan,
Pelaksana/Pemborong harus mengganti sebagian atau kesuluruhan
material dan peralatan dengan yang baru. Sehinggga didapatkan hasil
proses pengolahan yang disyaratkan.
c. Pekerjaan dudukan/pondasi dan atau penutup beton yang melindungi
tanki pengolah air limbah merupakan pekerjaan structure spesifikasi detail
pekerjaan disyaratkan dalam bab pekerjaan structure.

1.2 Pekerjaan yang Berhubungan


d. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Bio-septictank,
Pengawas/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal
yang berhubungan dengan instalasi plumbing dan instalasi sistem air
bekas dan air kotor.
e. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan
lainyang terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

1.3 Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bio-septictank mengacu pada
standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SNI : Standart Nasional Indonesia
 Kep. Men. Lingkungan Hidup No.111 Th 2003, ttg Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air.
 AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
 Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.

Halaman128
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 2 Persyaratan Teknis


2.1 Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem pengolahan air kotor atau sewage treatment plant yang
direncanakan adalah sistem Bio Media Anaerob-Aerob. Air Kotor diproses
ini dalam tanki pengolah secara anaerob dan aerob dengan
dipergunakan oxygen untuk mempercepat bacteria dalam menguraikan
zat-zat organik menjadi anorganik. Selain itu dipergunakan Bio Media
yang berfungsi juga sebagai sarana mempercepat proses pengolahan. A
i r h a s i l pengolahan kemudian disalurkan ke saluran
gedung/lingkungan/kota yang telah memenuhi syarat-syarat baku air
limbah
b. Setelah melalui proses pengolahan selama 24 jam, hasil airpengolahan
mempunyai parameter analisa air sebagai berikut :
 BOD 5 hari : 20 ppm (mg/l)
 Suspended solid : 10 ppm (mg/l)
c. Proses Pengolahan secara umum dapat disyaratkan sebagaimana
terlihat pada diagram di bawah ini. Untuk proses Biomedia dan Aerob
dilakukan bertingkat : 2 kali untuk unit pengolahan yang berkapasitas
kecil, dan 3 kali atau lebih untuk unit pengolahan berkapasitas besar.

2.2 Persyaratan Material


a. Material Tanki Pengolah Limbah
Tanki An Aerobic dan Bio Filter bisa dalam satu tanki, namun dibagi dalam
beberapa kompartemen. Atau bisa terpisah satu dengan yang lain.
 Material : Fibre Glass
 Buffle : Fibre Glass
 Kap. Total pengolahan : sesuai schedule
 Kap. An Aerob : sesuai ketentuan pabrikan
 Kap. Bio Media & Aerob : sesuai ketentuan pabrikan
b. Pipa dan Fittings
c. Blower
 Type : Root Blower
 Material : Cast Iron Casing, Brass Root Blower
 Kapasitas :Sesuai ketentuan pabrikan disesuaikan dengan
 kapasitas : pengolahan dan operasi backwash
 Static Pressure :sesuai ketentuan pabrikan
 Kelengkapan : Blower dilengkapi instalasi pipa, check
 valve, gate valve (pengatur distribusi udara) overload protection
d. Panel Kontrol

Halaman129
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

 Type : Outdoor Panel


 Material : Fabricated Steel Panel, Powder Coating
 System : Dalam control panel, telah dirangkai secara lengkap
dan berisi antara lain : circuit breakers, program timer, contactor,
relays, control switches, indicating light alarm, relays, terminal block
dan sebagai terintgarasi dalam suatu circuit yang secara khusus
dikendalikan melalui suatu program PLC. Untuk itu proses berjalan
secara otomatis dan bisa termonitor dengan baik. Pada kondisi
tertentu : critical function, malfunction, dan overload system. Program
control dapat memberikan sinyal alarm dan menghentikan proses
treatment.

2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi bioseptic harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan
instalasi bioseptic sejenis. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus
melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja,
Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin-ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b. Pemasangan Unit Pengolah Limbah
c. Testing dan Cominisioning

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


3.1 Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam
Pekerjaan Bioseptic . Material harus berasal oleh Pabrik untuk merek
material atau agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan
atau agen resmi tersebut harus berdomisili di Indonesia.
b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan Pekerjaan Bio-
septictank beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam
Berita Acara Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau
Managemen Kontruksi.
c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap peralatan utama dan peralatan pembantu sistem instalasi Bio-
septictank setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau
selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan
peraturan pekerjaan proyek.

3.2 Garansi dan Spare Part


a. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Unit Bioseptic dan
peralatan bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier
material pendukung lainnya kelengkapan dokumen serah terima
pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari
agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang
ditunjuk oleh pabrik.

3.3 Serah Terima Pekerjaan


a. Serah Terima Pekerjaan Bioseptic merupakan bagian dari Serah Terima
Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur
Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuaikan dengan peraturan
yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Bioseptic dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau
Managemen Kontruksi.

Halaman130
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

BAGIAN

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

BAB I PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan Sisten Catu Daya dan Distribusi Listrik


2.1 Penyambungan daya listrik tegangan rendah 3 fasa, 4 kawat, 220/380 V ke
jaringan PLN setempat.

2.2 Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan


rendah (PUTR), panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel
penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan
gambar perancangan.

2.3 Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan


rendah 0,6/1 kV lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya
(sesuai gambar perancangan):
a. Dari PUTR menuju P.KWH, Unit Hunian, menggunakan kabel tegangan
rendah jenis NYY, NYM dengan ukuran sesuai gambar perancangan.
b. Dari PUTR menuju ke panel-panel pompa, hydrant dan panel-panel daya
lainnya, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, FRC.
c. Dari P.KWH menuju ke panel unit hunian dan panel-panel lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY dan NYM.

2.4 Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap


dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.

2.5 Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan
bantu rak kabel dan peralatan bantu lainnya).

Pasal 3 Koordinasi
3.1 Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-
peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.

3.2 Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang


posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor
harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan
dengan keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

Halaman131
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

3.3 Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan
pada gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Pasal 4 Standar dan Peraturan


Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku:
a. Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SNI 04-02252000.
c. Standar Industri Indonesia (SII).
d. Standar PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC VDE, DIN,
NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.
f. Peraturan-Peraturan lain yang terkait.

Pasal 5 Pekerjaan Terkait


Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Diesel engine generator set
b. Panel utama tegangan rendah (PUTR)
c. Pembumian
d. Kabel tegangan rendah
e. Penerangan dan kotak-kontak
f. Daftar merk/produk material.

Pasal 6 Gambar Kerja dan Petunjuk Instalasi


6.1 Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai
berikut :
a. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail tentang
pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-
hubungannya dengan pekerjaan lain.
b. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi,
pengkabelan serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya
atau pada ruangannya.
c. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
d. Brosur-brosur katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan,
cara -cara pemasangan dan persyaratannya, sertadiagram
pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

6.2 Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian - bagian
tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 7 Gambar Pemeliharaan dan Instalasi


7.1 Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar-gambar instalasi
terpasang (as built drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK,
kepada Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparan dan 2
set cetak biru. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender
setelah serah terima pertama.

7.2 Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi
dan perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemilik paling
lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

Halaman132
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

7.3 Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik,
sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik.

Pasal 8 Pendidikan dan Pelatihan


8.1 Setelah serah terima kedua Kontraktor/Supplier harus memberikan garansi
terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan
pemeliharaan/ service selama masa yang ditentukan yaitu
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.

8.2 Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan


a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala
sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemilik, sehingga petugas tersebut
mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang
dipasang.

Pasal 9 Pendidikan dan Pelatihan


Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual,
segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

Pasal 10 Persyaratan Bahan/Material

10.1 Umum
Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis.
Material-material harus dari produk dengan kualitas baik dan produksi terbaru.
Untuk material-material, maka Kontrktor harus menjamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

10.2 Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
berupa barang-barang produksi.

10.3 Penyebutan Merk/Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-materiallistrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam
taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan,
terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat
diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat
dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, Konsultan Perancang dan
Pemilik, maka dapat dipikirkan penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi
tertentu kepada Kontraktor.

BAB II PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan

Halaman133
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian


dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan
pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
tambahan-tambahan lainnya.

Pasal 2 Tipe Pekerjaan


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada tegangan 220/380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standar PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEC dan
peraturan lain yang terkait.
2.1 Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed),
column/wall mounting atau free standing untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. PUTR
b. PSD/P-KWH
c. P-Unit
d. P-Pompa

2.2 Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam
lingkup pekerjaan.

Pasal 3 Karakteristik
 tegangan kerja : 400 V
 tegangan uji : 3.000 V
 tegangan uji impulse : 20.000 V
 frekuensi : 50 Hz

Pasal 4 Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y – D


Kerja starter motor Y-D adaiah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual atau remote.
Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :
 3 buah kontaktor daya
 1 buah thermal overload relay
 1 buah timer motor
 1 buah tombol start stop
 1 buah saklar pilih 3 posisi (local, stop, remote)
 3 bh lampu indicator
 0 Merah : fault
 0 Hijau : stop
 0 Orange : start
 Khusus untuk peralatan digunakan solid state dan inverter untuk
peralatan-peralatan yang memerlukan pengaturan variable speed
atau pun pengaturan starting.

Pasal 5 Konstruksi
5.1 Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus
tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikatorindikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya

Halaman134
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

5.2 Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambunganpenyambungan.

5.3 Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus


dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas/operator.

5.4 Panel harus dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masingmasing terpisah satu
dengan yang lain dengan alat pemisah.

5.5 Tiap panel harus terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut


a. ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baud setelah switchgear dimatikan.
b. ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian
rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalamruangan tersebut
telah off/mati.
c. letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
d. finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut : − semua mur dan
baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium − semua bagian dari baja harus
bersih dan sandlasted setelahpengelasan, kemudian secepatnya harus
dilindungi terhadap karat dengan cars galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
e. pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat
"powder coating", warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK/Pemilik Proyek

5.6 Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan mini circuit breaker
(MCB) dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) sekurang-kurangnya
4,5 simetris.
Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker (MCCB)
atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar
perancangan dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar
perancangan.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari tipe automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB utama dari setiap
panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan "Phase Failure Relay" dan
kabel kontrol harus tahan api.

5.7 Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas
dan mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang
kurangnya sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame pemutus
tenaga utama.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .
Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUlL 2000;
Fasa : merah, kuning, hitam
Netral : biru
Pembumian : hijau -kuning.

5.8 Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan
bekerja terus menerus pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat
menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.

5.9 Pemberian Tanda Pengenal

Halaman135
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :


a. fungsi peralatan dalam panel
b. posisi terbuka atau tertutup
c. arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

5.10 Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan sertifikat
pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :
a. pengujian kekuatan tegangan impuls
b. pengujian kenaikan suhu/temperature
c. pengujian kekuatan hubung singkat
d. pengujian untuk alat-alat pengaman
e. pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang
dimaksud
f. pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

BAB III PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian
dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan
pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
tambahan-tambahan lainnya.

Pasal 2 Tipe dan Macam


Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran
dan tipe yang sesuai dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY,
0,6/1 kV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau
SPLN.

Pasal 3 Pemasangan Instalasi


3.1 Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL 2000 dan LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
2
Semua kawat dengan penampang 6 mm keatas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang
2
lebih kecil 2,5 mm kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan konduit uPCV high
impact.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel -kabel dari diesel generator set menuju ke PUTR
menggunakan kabel jenis NYY.
d. Untuk kabel -kabel dari PUTR menuju ke panel –panelpompa/hydrant,
menggunakan kabel jenis FRC.

Halaman136
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton)
harus dimasukkan dalam konduit galvanis dengan ukuran yang disesuaikan
dengan kabel yang dilindungi.

3.2 "Splice" / Pencabangan


Pencabangan Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada
outlet atau kotakkotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel sirkit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
kokoh secara elektrik, dengan cara "solderless connector". Jenis kabel
tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun
tempat lainnya harus menggunakan konektor yang terbuat dari tembaga
yang diisolasi dengan porselen, bakelite atau PVC, yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran kabelnya.

3.3 Bahan lsolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, pita sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe
yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus
dipasang dengan cara yang disetujui menurut anjuran badan yang
berwenang dan atau pabrik pembuatnya.

3.4 Sambungan
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan lain-
lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan
Pengawas/MK.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-
namanya masing-masing, dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil Pengujian harus
tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK.
c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
suhu-suhu pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-
kurangnya 2,5 mm.

3.5 Saluran Penghantar dalam Bangunan


a. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung,
saluran penghantar (konduit) harus ditanam di dalam beton.
b. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung,
saluran penghantar (konduit) harus ditempel pada beton atau dipasang
diatas rak kabel dengan tidak membebani plafon.
c. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran
beton, kecuali untuk penerangan taman, digunakan pipa galvanis

Halaman137
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

dengan ukuran sesuai dengan ukuran kabelnya. Saluran beton dilengkapi


dengan hand hole untuk belokan-belokan
d. − Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit
sekurang-kurangnya 5/8" diameternya. Setiap pencabangan maupun
pengambilan keluar harus menggunakan kotak sambung yang sesuai
dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di
dalam kotak sambung
e. Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank
plate stainless steel, tipe "star point".
f. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung harus
dilengkapi dengan "socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus
dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm.

3.6 Pemasangan Kabel dalam Tanah


a. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm
b. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan
batamerah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 800 mm
c. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1.000 mm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kalidiameter
kabel.
d. Kabel-kabelyang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanis atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 300 mm dari pipa gas, air dan lain-lain
e. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus
bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu,
abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang)
dilapisi dengan pasir kali setebal 100 mm. kemudian kabel diletakkan,
diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
f. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung. harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan
kabel dalam tanah
g. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang
jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.

Pasal 4 Pengujian
4.1 Pengujian Pabrik
a. Pengujian Individual
Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
Pengujian sebagai berikut :
 pengujian ukuran tahanan hantaran
 pengujian dielektrik
 pengukuran loss factor
b. Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengujian tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
 pengujian tegangan impuls
 pengujian mekanikal
 pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu
 pengujian dielektrik
 pengujian perambatan (creep test)
4.2 Pengujian Lapangan

Halaman138
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,


penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka
dilakukan pengujian dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk
pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

BAB IV PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
penerangan dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan
sesuai dengan gambar perancangan
2.1 Lampu dan Armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
tertera pada gambar-gambar perancangan.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian
(grounding).
b. Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup
kuat terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari louver.
c. Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel
dalam kotak harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
f. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi
proses "posphating", dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan
cat akhir dengan powder coating warna putih.
g. Kotak terbuat dari glass -fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus
mempunyaiketebalan minimum 0,7 mm.
i. Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W
harus jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang
terpisah dari armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast
dibatasi :
 maksimum panjang untuk 400 W, 50 m
 maksimum panjang untuk 250 W, 25 m
j. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).
k. Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
l. Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan
dan rancangan Konsultan Perancang.

2.2 Kabel lnstalasi

Halaman139
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

a. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak


harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA,
NYM, NYY).
b. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning

2.3 Pipa Instalasi Pelindung Kabel


a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC
high impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 -25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (T-Junction box) dan armatur lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan
pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-
kurangnya diameter 19 -25 mm.

2.4 Rak Kabel


Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk
penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan
ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.

Pasal 3 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan
disahkan oleh lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.

BAB V PEKERJAAN KOTAK KONTAK DAN SAKLAR

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
kotak kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak
dan saklar sesuai dengan gambar perancangan yaitu :
Kotak Kontak Biasa
2.1 Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa + N +
E, rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.

Halaman140
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

2.2 Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa
dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian
150 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan
pembumian.
Kotak Kontak Industrial, 3 fasa + N + E Kotak kontak industrial 3 fasa yang
dipakai adalah kotak kontak industrial 3 fasa dan harus mempunyai terminal
fasa, netral dan pembumian. Rating 3 fasa, 415 V, 32 A yang dilengkapi saklar.
Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

2.3 Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu
indikator.

2.4 Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder
di panelnya.

2.5 Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.

2.6 Saklar harus dipasang pada kotak.


Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak
Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian,
saklar atau kotak kontak dinding terpasang pada kotaknya harus
menggunakan baud, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak
diperbolehkan.
Pemasangan Stop Kontak dan Saklar
Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam didinding (inbow) yang
penempatannya ditunjukkan dalam gambar rencana. Stop Kontak dan Saklar
dipasang pada jarak 150 cm dari lantai jadi.
Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC
high impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan Iainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 -25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (T-Junction box) dan armatur lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan
pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-
kurangnya diameter 19 -25 mm.
Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYY dan
NYM untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel

Halaman141
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 3 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan
disahkan oleh lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.

BAB VI PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem proteksi petir meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem proteksi
petir dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi
teknik ini, serta pengurusan ijin dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga
Kerja).

Pasal 3 Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

Pasal 4 Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK. Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau
alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak. Sistem proteksi
petir yang dipakai adalah Sistem non radio aktif atau elektrostatik atau EF sistem
dengan radius 80 m. Komponen -komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
4.1 Terminasi Udara :
Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal atau EF sistem radius
80 meter, yang dimaksudkan untuk menetralisir awan bermuatan disekitar
bangunan gedung dan menangkap sambaran petir bila terjadi petir.

4.2 Penghantar / konduktor penyalur :


Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan
secara listrik antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur
vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara terminal
udara dan elektroda pembumian. Proteksi petir ini harus menjamin dapat
mentransfer dengan aman energi kilat dari "terminal udara" ke bumi. Untuk
sistem tersebut digunakan jenis kabel yang sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat terminal udara.

4.3 Sistem Pembumian


Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan
pembumian secara berkala Elektroda Pembumian :
 Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan
diameter tidak kurang dari 20 mm dan panjang sekurang – kurangnya

Halaman142
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

6.000 mm dan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertikal dan


harus diperoleh tahanan pembumian setinggi – tingginya 5 Ohm.

Pasal 5 Pemasangan dan Pelaksanaan


Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
5.1 Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut
angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya
mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.

5.2 Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.

5.3 Sambungan -sambungan : Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin


kontak yang baik dan tidak mudah terlepas. Sambungan sedapat mungkin
mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya sambungan .

5.4 Pelindung mekanis Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap


kerusakan mekanis dengan pipa uPVC tipe high impact.

Pasal 6 Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.
Pengujian yang harus dilakukan :
6.1 Pengujian tahanan pembumian. Ukuran tahanan dari pembumian dengan
menggunakan metoda standar.
6.2 Pengujian kontinyuitas.

Pasal 7 Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
digunakan/dipasang, yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian
yang diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan
danpengembalian contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung
jawabKontraktor.

Pasal 8 Pemeriksaan
Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK
untukmemastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini
harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau
tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat -syarat spesifikasi
teknis dan gambar-gambar harus seaera diganti, tanpa biaya tambahan pada
Pemilik Proyek.

Pasal 9 Surat Ijin


9.1 Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik
golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia).
9.2 Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.

Halaman143
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

Pasal 10 Daftar Bahan/Material


Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar bahan/material
ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang
produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material atau
komponen tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama,
maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam
taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK
dan Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe
dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.

BAB VII PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 Bangunan Gedung


Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara
baik, dengan cars menghubungkannya kepada bare copper conductor
pembumian yang telah tersedia, yaitu semua frame konstruksi bangunan baja dan
peralatan logam lainnya.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan
dengan pita tembaga fleksibel (braided copper wire), yang harus dilindungi dari
gangguan mekanis.
Semua sambungan-sambungan pada sistem pembumian harus dilakukan dengan
baut dari campuran tembaga. Elektroda pembumian terbuat dari batang
tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m,
sehingga dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

Pasal 2 Peralatan Logam Lainnya


Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing
peralatan, rak kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus
dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara
terpisah (individual).

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus
ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan
pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan


pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku
dalam PUIL 2000.
Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :
Penampang Konduktor daya yang Penampang Konduktor pembumian (mm2)
digunakan (mm2)

<= 10 6 mm2

Halaman144
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

16 mm2 10 mm2

35 mm2 16 mm2

70 mm2 50 mm2

120 mm2
70 mm2

95 m
> = 150 mm2

BAB VIII PEKERJAAN INSTALASI MATV

Pasal 1 Umum
Pekerjaan instalasi MATV ini meliputi pengadaan semua peralatan, tenaga kerja,
pemasangan, pemrograman, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dan training bagi calon operator dan bagian maintenace,
sehingga seluruh sistem MATV dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi system MATV (Master Antena TV) pada proyek ini meliputi
pengadaan bahan, peralatan serta pemasangan serta pengujian-pengujian
hingga perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga system MATV
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
2.1 Peralatan Terrestrial VHF antena di arahkan ke pemancar TVRI.

2.2 Peralatan Terrestrial UHF antena di arahkan ke pemancar RCTI, SCTV,


INDOSIAR serta di arahkan ke pemancar ANTV, TPI.

2.3 Peralatan distribusi, kabel coaxial, top-off, spliter, conduit instalasi dan
peralatan perlengkapan lainnya.

2.4 Peralatan outlet TV pada dinding, termasuk junction – box yang flush mounted
pada dinding.

2.5 Mengadakan adjusment output level signal TV (dB Rating) tiap outlet TV,
testing commissioning serta setting untuk seluruh system penerimaan/receiving
signal TV dan seluruh peralatan penunjangnya.

2.6 Membuat dan menyerahkan ― Operating dan Maintenance Instruction serta


Repair manual MATV Books‖

2.7
2.8 Mengadakan training bagi personal Operator MATV yang akan
mengoperasikan serta memelihara system MATV.

Pasal 3 Persyaratan Teknis


3.1 Terrestrial VHF Antenna
VHF Antenna di arahkan ke statiun pemancar TVRI, elemen antenna tersebut
dari logam allumunium

3.2 Terrestrial UHF Antenna

Halaman145
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

VHF Antenna di arahkan ke statiun pemancar RCTI, SCTV, INDOSIAR, ANTV, TPI
elemen antenna tersebut dari logam allumunium

3.3 Coaxial Cable


Kabel Coaxial dengan jenis tembaga digunakan untuk mentransmit signal-
signal VHF dan UHF. Kabel Coaxial mempunyai Impedance 75 Ohm.

Pasal 4 Cara Instalasi


4.1 System beroperasi pada tegangan 220 Volt lebih kurang 6 %, 50 Hz, Phase
tunggal. Sarana pengadaan supply peralatan masih menjadi tanggung
jawab kontraktor.

4.2 Kabel Coaxial tidak diperkenankan dalam satu pipa conduit dengan kabel-
kabel listrik. Semua kabel-kabel berada dalam conduit pipa PVC dengan
ukuran minimum ¾‖ (20 mm).

4.3 Kabel Coaxial tidak boleh ditekuk kurang dari 15 kali diameter kabel.
Sambungan dan Looping kabel pada terminal outlet tidak diizinkan.

4.4 Distribusi kabel Coaxial ke lantai-lantai menggunakan spliters 2 way, 3way,


4way atau disesuaikan dengan gambar rencana.

4.5 Kontraktor harus menyediakan conduit pipa PVC untuk terminal tambahan
kabel antenna dengan peralatan Head – End.

4.6 Untuk gain/loss-nya terlalu besar sehingga sinyal di outlet melebihi batasan
yang ditentukan (63 – 77 dB), harus ditambah penguat Booster sebelum ke
wall outlet atau line amplifier, demikian juga bila sinyal pada outlet terlalu
lemah, maka harus ditambah optional pre-amp guna mendapatkan sunyal
yang diterima dengan baik.

4.7 Wall Outlet harus dipasang pada semua lokasi yang ditunjukkan pada
gambar kerja. Jika ada perubahan penempatan wall outlet kontraktor harus
membuat shop drawing perubahan atas persetujuan konsultan pengawas
dan pemberi tugas.

4.8 Semua system antenna harus dilengkapi dengan system penangkal petir
(lighting arrester) sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk semua
penyanggah/rangka yang terbuat dari bahan metal yang dapat berkarat
harus di cat dasar dan cat finishing anti karat/ wheathel shell type serta harus
digrounding dengan tahanan tanah max. 2 Ohm.

4.9 Semua pelaksanaan pemasangan instalasi ini tidak boleh menyimpang dari
peraturan-peraturan yang berlaku.

Pasal 5 Pengujian
5.1 Kontraktor harus melakukan semua pengetesan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap system yang
disaksikan minimum oleh konsultan pengawas/MK. Semua tenaga, bahan,
peralatan dan perlengkapan percobaan system merupakan tanggung jawab
kontraktor.

5.2 Untuk pengetesan instalasi MATV ditest selama 6 (enam) hari/jam kerja secara
terus menerus atau nonstop.

Halaman146
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

5.3 Jika terdapat peralatan dan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
yang berlaku dan telah disetujui atau kondisi peralatan dan bahan tidak
dalam kondisi baru serta terdapat cacat (tidak berfungsi dengan baik)
kontraktor harus menggantinya dengan yang baik dan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disetujui, untuk pekerjaan instalasi yang tidak
baikkontraktor harus memperbaikinya, semua biaya penggantian peralatan,
bahan dan pekerjaan yang tidak baik adalah tanggung jawab kontraktor.

5.4 Setelah penggantian peralatan dan bahan serta perbaikan instalasi kontraktor
masih harus melakukan pengetesan ulang sehingga semua peralatan dan
instalasi system berjalan dengan baik.

Pasal 6 Persyaratan Bahan/material


6.1 Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, material-material
haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produk yang terbaru.
Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Kontraktor harus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru, dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK.

6.2 Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui, karena
menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya tambahan.

6.3 Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih yang
mudah diperoleh di pasaran bebas

6.4 Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merk, tipe, model, kelas, lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk material.

6.5 Penyebutan Merk/Produk Pabrik.


Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material
atau komponen tertentu terutama untuk material peralatan yang utama,
maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang
dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang
diakibatkan oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat diterima Pemilik,
Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka dapat dipikirkan
pengganti merk/tipe dengan suatu sangsi tertentu kepada Kontraktor.

BAB IX PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM

Pasal 1 Umum
Kontraktor utama harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambargambar rencana,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-

Halaman147
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pemeliharaan Rumah Susun

ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor Utama untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya tambahan biaya. Kesemuanya itu untuk mendapatkan hasil akhir
pekerjaan dengan mutu baik, rapi dan sempurna.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor Utama untuk
melaksanakan pekerjaan instalasi Fire Alarm ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar scope pekerjaan instalasi Fire Alarm yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut :
2.1 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Fire Alarm.
2.2 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box di setiap lantai.
2.3 Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan
Monitor dan Kontrol.
2.4 Mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
2.5 Melakukan dan commissioning.
2.6 Melakukan training kepada operator yang ditunjuk oleh Pemilik.

Pasal 3 Ketentuan Bahan dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan teknis.
Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar bahan/material
ini diutamakan untuk komponen-komponen yangberupa barang-barang produksi.

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material atau
komponen tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama,
maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam
taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK
dan Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe
dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.

Halaman148

Anda mungkin juga menyukai