LP Kolik Abdomen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KOLIK ABDOMEN

OLEH :

NAHDAH PURNAH NUGRAHA

70300117020

KEPERAWATAN A

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ALAUDDIN MAKASSAR


BAB I

PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teoritis Medis

1. Defenisi

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus

intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya

aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011).

Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan

dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena

sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang

terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab kolik

abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus

(Gilroy,2009).

Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan

kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang

bersifat fatal (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 : 92).

2. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena

radang)

2. Karsinoma

3. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam

usus)

4. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5. Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)


b. Fungsional (non mekanik)

1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak

dapat bergerak)

2. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan

oleh kecelakaan lalu lintas)

3. Enteritis regional

4. Ketidak seimbangan elektrolit

5. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena

ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).


3. Anatomi Sistem Pencernaan

Sumber :https://images.app.goo.gl/kvwKrxjzjc7PpQZj9

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian

atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J,

gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang

berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung. Gaster

berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visual sulit

dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan

berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi

kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan

duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian akhir disebut

ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum

dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa

makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan

dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix

vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum,

colon pars desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan
usus besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika muskularis, tunika

mukosa.

4. Patofisiologi

Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah

berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien

tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam

abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatic).

Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas,

sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan

tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai

fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah

pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri

yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang

dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.

5. Manifestasi klinis

a. Mekanika sederhana – usus halus atas

Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu

awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada

interval singkat), nyeri tekan difus minimal.

b. Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak

ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,

nyeri tekan difus minimal.

c. Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian

terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.

d. Obstruksi mekanik parsial


Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram,

nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.

(Reeves, 2011).

6. Klasifikasi

a. Kolik abdomen visceral

Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf memiliki

respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal,

robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul,

samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional yang sama.

b. Kolik abdomen alih

Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut saraf

(Reeves, 2011).

7. Komplikasi

a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )

b. Kolik biliaris

c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )

8. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital

b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri

c. Pemeriksaan rectal

d. Laboratorium : leokosit, HB

e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.

f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan

sigmoid yang tertutup.

g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan

hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar

serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.

h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik


9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :

a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

b. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis

c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik,

ileus paralitik atau infeksi

d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung

e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko

f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus

yang di lakukan sebagai prosedur kedua.

Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :

a) Terapi Na + K + komponen darah

b) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan

c) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler

d) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area

penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring

miring ke kanan

e) Antasid ( obat yang melawan keasaman )


B. Tinjauan Teoritis Keperawatan

Menurut Dongoes (2002), proses keperawatan terbagi atas :

1. Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur

semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas/kerja

sehubungan dengan efek proses penyakit.

Tanda : Diam, malas, mudah capek.

b. Sirkulasi

Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan

nyeri )

Tanda : TD : hipotermi, termasuk postural.

Kulit/membran mukosa : Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi /maal

nutrisi)

d. Integritas ego

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada

harapan.

Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/ pekerjaan, pengobatan

yang mahal.

Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.

Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi

e. Eliminasi

Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode diare

berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol ( sebanyak

20-30 kali defekasi/hari ); perasaan dorong/kram ( tenesmus ); defekasi

berperdarahan per rektal.

Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltuk

yang dapat dilihat.


Hemoroid, fisura anal (25%); fistula ferienal

f. Makanan/cairan

Gejala : Anoreksia, mual/muntah.

Penurunan berat badan.Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya

buah/sayut, prroduk susu, makanan berlemak.

Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot

Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk.

Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut

g. Higien

Gejala : Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri.

Stomatitis menunjukkan kurangnya vitamin

Tanda : Bau badan.

h.Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan

defekasi ).

Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ).

Nyeri mata, fotofobia (iritis).

i.Keamanan

Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis.

Artritis ( memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakt usus ).

Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum ( meningkat,

nyeri tekan, kemerahan dan membengkak.


A. Analisa data
N0 DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Nyeri Akut
- Perubahan selera
makan Virus/bakteri
- Perubahan tekanan
darah, frekuensi Infeksi
pernafasan dan jantung
- Mengekpresikan Hipotalamus
prilaku (gelisah,
merengek, menangis, Mediator nyeri
mendesah dan waspada)
- Masker wajah Nyeri Akut
(meringis, mata kurang
bercahaya/tetap pada satu
fokus)
- Prilaku terjaga
melindungi lokasi nyeri
- Indikasi nyeri yang
dapat diatasi
- Perubahan posisi
yang dapat diamati
- Melaporkan nyeri
secaraverbal
- Gangguan pola tidur
2. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Ketidakseimbangan
- Nyeri abdomen nutrisi kurang dari
- Menghindari Virus/bakteri kebutuhan tubuh
makanan
- Penurunan Berat Infeksi

badan dengan asupan


makan adekuat Terjadi inflamasi

- Diare
Peningkatan suhu tubuh
- Kehilangan rambut
berlebihan
- Bising usus Anoreksia
berlebihan
- Kurang informasi
Ketidakefektifan nutrisi kurang
- Kurang minat pada dari kebutuhan tubuh
makanan
- Membrane mukosa
pucat
- Ketidakmampuan
mencerna makanan
- Tonus otot menurun
- Mengeluh gangguan
sensasi rasa
- Cepat kenyang
setelah mencerna makanan
- Sariawan rongga
mulut
- Kelemahan otot
untuk mengunyah dan
menelan
4. Batasan karakteristik : Batu saluran kemih Hambatan mobilitas
- Postur tubuh yang fisik
tidak stabil selama Virus/bakteri
melakukan kegiatan rutin
harian Infeksi
- Keterbatasan
kemampuan melakukan Hipotalamus
keterampilan motorik
kasar dan halus Mediator nyeri
- Tidak ada kordinasi
atau atau pergerakan yang Nyeri Akut
tersentak-sentak Gangguan rasa nyaman
- Keterbatasn ROM
- Kesulitan berbalik ketidakmampuan
- Perubahan gaya beraktivitas
berjalan (penurunan
kecepatan berjalan, hambatan mobilitas fisik
kesulitan memulai jalan,
langkah sempit, kaki
diseret)
- Penurunan waktu
reaksi
- Bergerak
menyebabkan nafas
menjadi pendek
- Pergerakan yang
lambat
- Bergerak
menyebabkan tremor

Faktor yang berhubungan:


- Pengobatan
- Terapi pembatsan
gerak
- Kurang pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Kerusakan persepsi
sensori
- Tidak nyaman atau
nyeri
- Kerusakan
musculoskeletal dan
neuromuscular
- Intoleran
aktivitas/penurunan
kekuatan dan stamina
- Penurunan kekuatan
otot, control dan atau
masa
- Keengganan untuk
memulai gerak
Gaya hidup yang menetap
5. Batasan karakteristik : ansietas
Batu saluran kemih
‐ Mengekpresikan
kekhawatiran karena
Virus/bakteri
perubahan dalam peristiwa
hidup
Infeksi
‐ Gelisah
‐ Insomnia
perubahan status kesehatan
‐ Kontak mata buruk
‐ Mengintai, tampak
Defisit informasi
waspada, ketakutan, wajah
tegang
Ansietas
‐ Tremor, suara
bergetar, anoreksia
‐ Peningkatan nadi,
peningkatan nafas, pupil
melebar
‐ Anoreksia, mual,
diare,
‐ Gangguan tidur
6. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Defisiensi
pengetahuan
- Perilaku hiperbola
- Ketidakakuratan Virus/bakteri
mengikuti perintah
- Ketidakakuratan Infeksi
performa uji
- Perilaku tidak tepat perubahan status kesehatan
(mis. hysteria,
bermusuhan, agitasi, Defisit informasi
apatis)
- Pengungkapan Defisiensi pengetahuan

masalah

Masalah keperawatan
1. Nyeri Akut

2. Kerusakan integritas kulit

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Gangguan mobilitas fisik

5. Ansietas
6. Defisiensi pengetahuan

Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri Akut berhubungan b.d agent cedera biologis

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan absorbsi nutrisi dan gangguan hipermetabolik ditandai dengan

penurunan berat badan, anoreksia, mual muntah

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan

dalam tubuh ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor kulit jelek

4) Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan perubahan status

kesehatan ditandai dengan wajah tampak tegang, dan ketakutan

5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi

ditandai dengan selalu bertanya-bertanya, tidak mengetahui tentang

penyakitnya, tidak ada informasi

Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut b.d proses penyakit


a.Kaji tingkat nyeri
b.Berikan posisi yang nyaman
c. Observasi TTV
d. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
a. Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelemahan fisik
b. Anjurkan untuk istirahat bil klien merasa lelah
c. Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan
d. Bantu klien untuk merawat diri dan pelaksanaan aktivitas bila klien merasa
lelah
3. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anokresia.
a. Kaji TTV
b. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
c. Anjurkan kepada orang ua klien untuk memberkan makanan yang disukai
d. Kolaborasi berikan antiematik antasida sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth.8.Jakarta :EGC

Kusuma ,Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC

NOC.Penerbit:Mediaction

Sudayo Aryo,(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3,FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai