LP Kolik Abdomen
LP Kolik Abdomen
LP Kolik Abdomen
KOLIK ABDOMEN
OLEH :
70300117020
KEPERAWATAN A
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
JURUSAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
1. Defenisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang
abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus
(Gilroy,2009).
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang
2. Etiologi
a. Secara mekanis :
radang)
2. Karsinoma
usus)
1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak
dapat bergerak)
3. Enteritis regional
5. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena
Sumber :https://images.app.goo.gl/kvwKrxjzjc7PpQZj9
atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J,
gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang
berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung. Gaster
berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visual sulit
dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan
berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi
kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan
duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian akhir disebut
ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum
dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa
makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan
dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix
vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum,
colon pars desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan
usus besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika muskularis, tunika
mukosa.
4. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien
tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam
abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatic).
Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas,
sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan
tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai
fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah
pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri
yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang
dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
5. Manifestasi klinis
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada
ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
(Reeves, 2011).
6. Klasifikasi
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf memiliki
respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal,
robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul,
samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional yang sama.
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut saraf
(Reeves, 2011).
7. Komplikasi
b. Kolik biliaris
8. Pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HB
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
nyeri )
nutrisi)
d. Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada
harapan.
yang mahal.
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode diare
berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol ( sebanyak
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltuk
f. Makanan/cairan
g. Higien
h.Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defekasi ).
i.Keamanan
- Diare
Peningkatan suhu tubuh
- Kehilangan rambut
berlebihan
- Bising usus Anoreksia
berlebihan
- Kurang informasi
Ketidakefektifan nutrisi kurang
- Kurang minat pada dari kebutuhan tubuh
makanan
- Membrane mukosa
pucat
- Ketidakmampuan
mencerna makanan
- Tonus otot menurun
- Mengeluh gangguan
sensasi rasa
- Cepat kenyang
setelah mencerna makanan
- Sariawan rongga
mulut
- Kelemahan otot
untuk mengunyah dan
menelan
4. Batasan karakteristik : Batu saluran kemih Hambatan mobilitas
- Postur tubuh yang fisik
tidak stabil selama Virus/bakteri
melakukan kegiatan rutin
harian Infeksi
- Keterbatasan
kemampuan melakukan Hipotalamus
keterampilan motorik
kasar dan halus Mediator nyeri
- Tidak ada kordinasi
atau atau pergerakan yang Nyeri Akut
tersentak-sentak Gangguan rasa nyaman
- Keterbatasn ROM
- Kesulitan berbalik ketidakmampuan
- Perubahan gaya beraktivitas
berjalan (penurunan
kecepatan berjalan, hambatan mobilitas fisik
kesulitan memulai jalan,
langkah sempit, kaki
diseret)
- Penurunan waktu
reaksi
- Bergerak
menyebabkan nafas
menjadi pendek
- Pergerakan yang
lambat
- Bergerak
menyebabkan tremor
masalah
Masalah keperawatan
1. Nyeri Akut
5. Ansietas
6. Defisiensi pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
dalam tubuh ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor kulit jelek
Intervensi Keperawatan
Suddarth.8.Jakarta :EGC
NOC.Penerbit:Mediaction
Sudayo Aryo,(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3,FKUI. Jakarta