Teori-Teori Dalam Akuntansi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Teori-Teori yang digunakan dalam Akuntansi:

1. Teori Signal (SIGNALING THEORY)


Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan
informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
daripada pihak luar.
Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk
mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah
satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).
Dalam teori sinyal dijelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan
bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk menghasilkan laba lebih
berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Dalam prakteknya, manajemen menerapkan kebijakan akuntansi konservatif
dengan menghitung depresiasi yang tinggi akan menghasilkan laba rendah yang relatif
permanen yang berarti tidak mempunyai efek sementara pada penurunan laba yang akan
berbalik pada masa yang akan datang (Fala, 2007).
Kusuma (2006) menyatakan bahwa tujuan teori signaling kemungkinan besar
membawa dampak yang baik bagi para pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha
menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitannya dengan keputusan yang berhubungan
dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, otomatis para manajer memiliki
informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu manajer dapat mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan
kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainnya.
Watts (2003) menyatakan bahwa understatement aktiva bersih yang sistematik atau
relatif permanen merupakan salah satu ciri dari konservatisme akuntansi sehingga dapat
dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip
ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Penman dan Zhang (2002) dan Fala (2007) menyatakan bahwa konservatisme
akuntansi mencerminkan kebijakan akuntansi yang permanen. Secara empiris penelitian
mereka menunjukkan bahwa earnings yang berkualitas diperoleh jika manajemen menerapkan
akuntansi yang konservatif secara konsisten tanpa adanya perubahan metode akuntansi atau
perubahan estimasi. Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen ditunjukkan
melalui laporan keuangan yang merupakan suatu "sinyal positif" dari manajemen kepada
investor bahwa manajemen telah menerapkan akuntansi konservatif untuk menghasilkan laba
yang berkualitas. Investor diharapkan dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan
dengan lebih tinggi.
2. Teori Keagenan (AGENCY THEORY)

Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling
bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana
satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas
nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi
prinsipal (Ichsan, 2013). Jika prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan
mendukung dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal.

Pertentangan terjadi apabila agen tidak menjalankan perintah prinsipal untuk


kepentingannya sendiri. Dalam penelitian ini, pemerintah adalah prinsipal sedangkan
perusahaan adalah agen. Pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal memerintahkan kepada
perusahaan untuk membayar pajak sesuai dengan perundang-undangan pajak. Hal yang terjadi
adalah perusahaan sebagai agen lebih mengutamakan kepentingannya dalam mengoptimalkan
laba perusahaan sehingga meminimalisir beban, termasuk beban pajak dengan melakukan
penghindaran pajak. Manajer perusahaan yang berkuasa dalam perusahaan untuk pengambilan
keputusan sebagai agen memiliki kepentingan untuk memaksimalkan labanya dengan
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Karakter manajer perusahaan tentunya mempengaruhi
keputusan manajer untuk memutuskan kebijakannya untuk meminimalkan beban termasuk
beban pajak dengan mempertimbangkan berbagai macam hal seperti sales growth atau
leverage.

Sales growth yang semakin meningkat tentunya menggambarkan laba yang semakin
meningkat pula sehingga manajer akan berfikir untuk memaksimalkan labanya dengan cara
apapun. Begitu juga dengan leverage, kebijakan leverage yang digunakan oleh para manajer
untuk memperoleh pendanaan dari eksternal demi kelangsungan operasional akan
meningkatkan bunga namun memperkecil beban pajak karena semakin besar perlindungan
pajak. Kedua hal tersebut menjadi pertimbangan manajer dalam memutuskan kebijakan untuk
memaksimalkan labanya.

Hal inilah yang menjadikan adanya konflik keagenan. Konflik keagenan yang terjadi
antara agen dan prinsipal dapat diminimalkan dengan berbagai macam cara, salah satunya
dengan pengungkapan corporate governance (Evianisa, 2014). Menurut Forum for Corporate
Governance In Indonesia (FCGI) dalam Evianisa (2014) mengenai pengertian corporate
governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegeng saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegeng
kepentingan intern dan eksteren lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, komite
audit, dan kualitas audit.

Hendriksen dan Van Breda (2002) dalam Setyawati (2010), hal yang mendasari konsep
teori keagenan muncul dari perluasan dari satu individu pelaku ekonomi informasi menjadi dua
individu. Salah satu individu ini menjadi agent untuk yang lain yang
disebut principal. Agent membuat kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu
bagi principal, principal membuat kontrak untuk memberi imbalan
pada agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk
kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan
dari principal ke agent. Analoginya mungkin seperti antara pemilik perusahaan dan
manajemen perusahaan itu. Para pemilik disebut evaluator informasi dan agen-agen mereka
disebut pengambil keputusan. Hubungan agensi dikatakan terjadi ketika terdapat sebuah
kontrak antara seseorang (atau beberapa orang), seorang prinsipal dan seseorang (atau beberapa
orang) lain, seorang agen untuk melakukan pelayanan bagi kepentingan prinsipal mencakup
sebuah pendelegasian wewenang pembuatan keputusan kepada agen.
3. Critical Accounting

Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi


memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen
sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan
secara aktif dalam peran sosial akuntan. CA merupakan perpaduan gabungan dua area lain dari
akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu akuntansi kepentingan publik dan akuntansi
sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat
keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut.
Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari
perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan pada masyarakat. CA
lebih luas dari akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial (namun keduanya masih
tercakup). Selanjutnya, tujuan dari periset CA bergerak dari menempati pinggiran AKP dan
AS menuju mainstreem riset akuntansi (dan tindakan) dengan mengadopsi...perspektif yang
didasari oleh konflik.
CA berbeda dengan dengan area riset lain yang telah didiskusikan. Riset lain
mengarahkan pemisahan yang tajam antara periset dengan bidang penelitiannya. Misalnya,
periset akuntansi positif dan perilaku meyakini bahwa mereka melaporkan dengan sederhana
perilaku dari subyek yang mereka uji. Tak dapat disangkal, periset normatif melihat realitas
sebagai sesuatu yang independen dari mereka. Sehingga pekerjaan mereka dipengaruhi cara
yang paling bermanfaat untuk melaporkan pada operasional dan keterangan bisnis dan entitas
lainnya. Periset CA meyakini dalam memandang dan meneliti mereka harus membantu
mempertajam realitas tersebut. Seperti yang dikatakan Chua
Interaksi yang saling menguntungkan antara pengetahuan dan manusia –dunia fisika-
pembuatan pengetahuan dibatasi oleh manusia yang membuat aturan atau keyakinan yang
mendefenisikan wilayah pengetahuan, fenomena empirik dan hubungan keduanya.
Epistimologi (studi yang menjelaskan bagaimana menentukan suatu ilmu) memutuskan asumsi
adalah menghitung keyakinan yang dapat diterima oleh kriteria yang spesifik dan proses
menaksir klaim kebenaran.

4. Teori akuntansi Deskriptif (positive)

Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan


secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.
Dengan kata lain, fakta sebagai sasaran.Teori deskriptif mengemukakan dan menjelaskan
informasi keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai laporan
keuangan serta bagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori induktif menurut
sifatnya biasanya bersifat positif.
5. Teori akuntansi Preskriptif (normative)

Teori akuntansi normatif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi


kelayakan suatu perlakuan akuntansi yang paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai sebagai sasaran.Teori normatif mencoba menetapkan data apa yang harus
dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan. Berarti, teori ini menjelaskan apa
yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya disajikan.

Pertanyaan normative mencoba mengungkapkan cara terbaik untuk


mempertanggungjawabkan suatu transaksi. Sedangkan pertanyaan positif mencoba
mengungkapkan bagaimana manajemen dan pihak-pihak lainnya memutuskan cara mana yang
terbaik bagi mereka.
Teori akuntansi telah didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip logis yang
koheren, yang bertujuan untuk :
Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip yang ada
sekarang kepada para praktisi, investor, manajer, dan mahasiswa.
Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi praktik-praktik
akuntansi yang ada sekarang.
Mengarahkan perkembangan praktek dan prosedur baru.

6. Teori Ekuitas

Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam
akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Denghan kata lain,
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung pada sudut pandang yang
digunakan yaitu siapa yang dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan. Oleh
karena itu, teori ini membahas pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut
pandang dalam pelaporan keuangan. Pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat
menghasilkan format pelaporan yang berbeda pula.

7. Teori Propietary
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan
berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Jadi dalam akuntansi, tujuan
perusahaan, jenis modal, makna rekening dan lain-lain semuanya dilihat dari sudut pandang
pemilik. Dengan demikian tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik.
Persamaan akuntansi yang digunakan adalah:
Aktiva – Hutang = Modal

Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan kewajiban pemilik.


Kepemilikan ini dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Ketika usaha
baru dimulai, nilai ini sama dengan investasi pemilik. Selama berjalanmya usaha maka nilai
perusahaan sama denganinvestasi awal ditambahakumulasi laba bersih setelah dikurangi prive
untuk pemilik. Jadi teori proprietary menganut wealth concept.

Teori proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan


dan firma oleh karna dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen
perusahaan dengan pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan laba bersih atau net inocme
ditambah setiap periode ke rekening modal pemilik walaupun perhitungan laba bersih tidak
mengukur kenaikan bersih kekayaan (wealth).

Teori proprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk perusahaan perseroan
terbatas seperti halnya untuk perusahaan perseorangan dan firma. Namun demikian, dalam
praktek banyak yang memandang bahwa total modal saham yang diinvestasikan dan laba
ditahan dianggap sebagai kekayaan bersih pemilik dan hal ini mengimplikasikan
teori proprietary. Konsep laba komprehensif yang diadopsi oleh FASB juga menggunakan
dasar teori proprietary yaitu memasukkan semua item yang mempengaruhi pemilik selama
periode itu kecuali pengambilan dividen dan transaksi modal.

Teori proprietary banyak mempengaruhi praktek-praktek akuntansi maupun


terminologi akuntansi perusahaan perseroan terbatas. Sebagai misal, laba bersih suatu
perusahaan sering dianggap sebagai laba bersih bagi pemilik. Labih jauh lagi laporan keuangan
harus menunjuk pada earning per share dan book value per share. Pengertian "laba bersih bagi
pemilik" dapat diinterpretasikan sebagai sisa laba bersih yang dialokasikan kepada modal
pemilik dan "book value per share" dapat diinterpretasikan sebagai book equity per
share menurut pendekatan entitas.

Oleh karena sudut pandang yang digunakan adalah pemilik, maka pengukuran dengan
menggunakan current value dipandang lebih relevan dibandingkan historical cost.

Makna Laba (Income)


Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara
biaya diartikan Sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan
kekayaan atau kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik.
8. Teori Entitas ( Kesatuan Usaha)
Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori proprietary.
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan usaha menyebabkan perusahaan
menjadi unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari identitas pemilik. Hal ini berarti terdapat
pemisah antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Perusahaan
dianggap Bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri terpisah dari pemilik. Teori entitas
didasarkan atas persamaan akuntansi:

Aktiva = Hutang = Modal

Atau

Aktiva = Modal ( Hutang = Modal Pemilik)

Elemen yang ada pada sisi kanan persamaan sering disebut hutang, tetapi
sesungguhnya adalah ekuitas dengan hak yang berbeda didalam perusahaan. Perbedaan utama
antara hutang dan ekuitas pemilik adalah hak kreditur dapat dinilai secara independen dari
penilaian yang lain jika perusahaan dalam keadaan solvent, sedangkan hak pemegang saham
atau pemilik diukur dari penilaian aktiva yang diinvestasikan ditambah laba yang
diinvestasikan kembali. Namun demikian, hak pemegang saham untuk menerima diveiden dan
bagian aktiva jika dilikuidasi adalah hak sebagai pemegang saham bukan hak sebagai pemilik
aktiva khusus.

Jadi hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak
perusahaan menerima barang dan jasa khusus atau manfaat lainnya. Penilaian aktiva harus
menceminkan pengukuran manfaat yang diterima oleh perusahaan. Laba bersih suatu
perusahaan umumnya diekspresikan dalam bentuk perubahan bersih modal pemilik, tidak
termasuk perubahan yang berasal dari deklarasi deviden dan transaksi modal. Hal ini tidak
sama dengan teori proprietary yang mengatakan bahwa laba bersih adalah laba bagi pemegang
saham. Laba bersih dalam pendangan entitas menggambarkan sisa perubahan posisi ekuitas
setelah dikurangi semua klaim, termasuk bunga hutang jangka panjang dan pajak penghasilan.

Teori entitas cocok diterapkan untuk organisasi yang berbentuk perseroan


terbatas (corporate), tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang memiliki eksistensi yang
terpisah dari individu pemilik.

Teori entitas memiliki dua versi yaitu versi tradisional dan versi baru. Perbedaan kedua
versi tersebut terletak pada sudut pandang yang digunakan dalam melihat entitas.
a. Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (equity
holders) yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus
melaporkan status investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik.

b. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan
berkentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Penyajian laporan keuangan kepada
pemegang ekuitas dimaksudkan untuk memenuhi syarat legal dan menjaga hubungan baik
dengan pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan kebutuhan dana yang diperlukan dimasa
mendatang.

Meskipun kedua pandangan diatas memusatkan perhatiannya pada kesehatan usaha


(entitas yang independen), namun pandangan tradisional melihat pemegang ekuitas sebagai
partner (associate) dalam kegiatan usaha yang dijalankan. Sedangkan pandangan baru melihat
pemegang ekuitas sebagai pihak luar perusahaan.

Oleh karena pemilik dan kreditor merupakan pemegang ekuitas yang memberi dana,
maka persamaan akuntansinya adalah:

Aktiva = Ekuitas

Ekuitas menunjukkan hak/klaim pemegang ekuitas terhadap aktiva suatu unit suatu
usaha. Kreditor memiliki klaim yang secara spesifik dapat ditentukan, sementara pemegang
saham memiliki klaim atas sisa aktiva dalam kasus likuidasi. Pemegang saham memiliki hak
terhadap total aktiva dan dividen apabila diumumkan oleh dewan direktur. Meskipun
demikian, hak yang diterima didasarkan pada perjanjian kontraktual yang ada.

Atas dasar teori entitas, neraca yang disajikan mengandung makna sebagai berikut:

• Aktiva perusahaan menyajikan informasi langsung mengenai nilai unit usaha


• Ekuitas menunjukkan laporan tidak langsung terhadap jumlah nilai yang sama
• Aktiva adalah milik perusahaan
• Hutang merupakan kewajiban perusahaan bukan kewajiban pemilik
• Aktiva non monoter lebih relevan bila diukur dengan cost histories karena nilai total aktiva
sama dengan umlah pasivanya.
Makna Laba
Dalam pendekatan entitas ini, laporan rugi laba relevan dibandingkan neraca.
Alasannya:

• Pemegang ekuitas lebih tertarik pada alba yang merupakan hasilm dari investasi mereka

• Perusahaan didirikan dengan maksud mencari laba

• Laba merupakan perubahan dalam aktiva bersih perusahaan

• Pendapatan adalah aliran masuk aktiva karena transaksi yang dilakukan perusahaan

• Biaya adalah cost aktiva atau jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka menghasilkan
pendapatan

Laba ditahan

Menurut pandangan tradisional laba dicatat dan ditampung dalam laba ditahan.
Pandangan baru melihat bahwa laba ditahan merupakan ekuitas perusahaan/investasi milik
sendiri.

Pandangan Tradisional
• Bunga pinjaman adlah distribusi laba ditahan atas pemakaian pinjaman modal bukan biaya
bagi kreditor
• Deviden merupakan distribusi laba ditahan bagi pemilik saham
• Pajak penghasilan merupakan distribusi laba ditahan
Pandangan Baru
Kreditor dan pemegang saham dianggap sebagai pihak luar. Bunga pinjaman, deviden
dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya perusahaankarena menurunkan jum;lah ekuitas
unit usaha tersebut.

9. Teori Ekuitas Residual


Seorang teoritisi akuntansi William Paton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual
merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori
entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang ekuitas lainnyan,
tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik.

Jadi, teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori
entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:

Aktiva – Ekuitas khusus = Ekuitas Residual


Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun
demikian pada kasus khusus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan mengalami
kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham preferen atau
pemegang obligasi menjadi pemegang ekuitas residual. Tujuan pendekatan ekuitas residual
adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka
pengambilan keputusan investasi.

Pemegang saham biasa pada umumnya dianggap memiliki ekuitas residual di dalam
laba perusahaan dan di dalam aktiva bersih pada saat likuidasi. Oleh karena laporan keuangan
umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka informasi yang disajikan dalam
kaitannya dengan ekuitas residual harys berguna untuk memprediksi dividen masa datang
bagi pemegang saham biasa.

10. Teori Enterprise


Teori enterprise suatu perusahaan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan
teori entitas. Di dalam teori entitas perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi terpisah yang
dioperasikan dalam rangkamemberikan manfaat bagi pemegang saham. Sedankan dalam teori
enterprise perusahaan dipandang sebagai lembaga dosial yang dioperasikan dalam rangka
memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan. Dalam arti luas pihak-pihak
yang berkepentingan meliputi pemegang saham, kreditur, pegawai, konsumen, pemerintah dan
masyarakat secara umum. Jadi bentuk luas dari teori enterprise dapat dipandang sebagai teori
akuntansi sosial.

Konsep ini cocok diterapkan untuk perusahaan skala besar dan modern dan memiliki
kewajiban untuk mempertimbangkan pengaruh dari tindakannya kepada beberapa kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan. Dari aspek akuntansi hal ini berarti tanggungjawab
pelaporan keuangan tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditur semata, tetapi lebih luas
kepada semua kelompok lain yang berkepentingan dan masyarakat keseluruhan. Konsep
income yang paling relevan dengan teori enterprise adalah laporan keuangan nilai
tambah (value added statement) yaitu laporan keuangan yang menujukkan kontribusi pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan didalam menghasilkan nilai tambah
perusahaan.

11. Teori Dana (Fund)


Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi
personifikasi perusahan sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam teori entitas.
Menurut teori dana, unit aktivitas operasi merupakan dasar akuntansi. Unit aktivitas operasi
ini disebut dana yang meliputi sekelompokaktiva dan restriksi atau batasan-batasan yang
menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi. Teori dana berdasarkan pada persamaan
akuntansi sebagai berikut:

Aktiva = Restriksi Aktiva

Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit operasi. Hutang
merupakan retriksi aktiva khusus atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan
mencerminkan retriksi legal atau financial untuk menggunakan aktiva. Konsep teori dana ini
banyak digunakan di sektor pemerintah dan lembaga nir-laba.

Didalam pemerintahan dana yang umunya digunakan meliputi dana umum (general
fund), dana pendapatan khusus (special revenuefund), dana proyek (capital projectfund), dana
pelunasan hutang jangka penjang (debt service fund). Setiap dana ini memiliki restriksi
penggunaan yang diatur dalam undang-undang atau peraturan pemerintah lainnya. Masing-
masing dana dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri sehingga masing-masing memiliki
pembukuan debit kredit sendiri dan memiliki neraca dan laporan perubahan saldo dana.

12. Teori Modigliani & Miller tanpa pajak

Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori
MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak memengaruhi nilai
perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan
Houston, 2001, p.31) yaitu:
- Tidak terdapat agency cost
- Tidak ada pajak
- Investor dapat berutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan
- Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek
perusahaan di masa depan
- Tidak ada biaya kebangkrutan
- Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari
hutang
- Para investor adalah price-takers
- Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value)
13. Teori MM dengan Pajak

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor
pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah yang berarti merupakan aliran
kas keluar. Utang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai
sebagai pengurang pajak.

14. Grand Theory

Grand theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan keseluruhan kehidupan
sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Pada dasarnya berlawanan dengan empirisme,
positivisme, atau pandangan bahwa pengertian hanya mungkin dilakukan dengan
mempelajari fakta-faktra, masyarakat, dan fenomena. (Quenti Skinner, ed. The Return of
Grand Theory in the Human Sciences, Cambridge, 1985).
Istilah Grand Theory pertama kali diciptakan oleh C. Wright Mills dalam “The
Socioligical Imagination” (1959) yang berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi suatu
penerorian yang tersusun atas konsep-konsep. Grand Theory merupakan dasar lahirnya
teori-teori lain dalam berbagai level.
Dalam kaitannya dengan akuntansi, Grand Theory berkaitan dengan prinsip
konservatisme.

15. Measurement Theory

Menurut Campbell : "Penentuan angka-angka yang menggambarkan sifat-


sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada hukum yang
mengatur tentang sifat-sifat"
Menurut Stevens : "Penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek
ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan peraturan"

16. Teori Sintaksis

Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan
keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan
meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau
bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Teori-teori yang
berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh
Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi
tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost
system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang
sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga
memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai
dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji
untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu
bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan
bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-
variabel yang relevan.

17. Teori Interpretasional (semantis)

Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah
atau simbol yang menunjukkannya. Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi
(semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan
meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para
pemakai laporan akuntansi. Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan
dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba
akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban
sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban. Teori
interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai
prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun, konsep-konsep umum sering
tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang
berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai
berlaku) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus
melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai
interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang
didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep
dari nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada
saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan
interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat
didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal
neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka
alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi
ini. Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah
pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi,
apakah telah konsisten dengan teori yang ada.

18. Teori Perilaku (Pragmatik)

Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah
penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi
informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai
individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh
laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap
tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-
pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media
pelaporannya.

Anda mungkin juga menyukai