6B - Kromatografi Pada Mata Drosophila Melanogaster

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI

KROMATOGRAFI PIGMEN MATA Drosophila melanogaster


disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Genetika
dosen pengampu:
Dr. Riandi, M.Si
Drs. Suhara, M.Pd

oleh:
Kelompok 1B 2017
Aghisna Binurillah 1703151
Hilda Novia Sabila 1701513
Nabila Nurullita 1704295
Revy Arvyansyah 1701833
Rusydina Alifa G. 1702283

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. Judul
Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster
B. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Selasa, 4 Desember 2019
Waktu : 9.30-12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi FPMIPA UPI
C. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan hasil pengamatan, senyawa apa yang dipengaruhi oleh mutasi gen?
2. Perbedaan warna seperti apa yang dihasilkan dari uji kromatografi?
D. Tujuan
Mengidentifikasi dan membandingkan keberadaan pigmen warna mata pada
Dropshophila melanogaster normal dan mutan
E. Dasar Teori
Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan suatu senyawa
dengan menggunakan suatu fasa stasioner dan suatu fasa bergerak. Fasa stasioner dapat
berupa kertas saring atau gel, sedangkan fasa bergeraknya merupakan eluen yang
terdiri dari campuran pelarut. Pada kromatografi kertas, bahan yang akan dipisahkan
diletakkan pada kertas saring dan ujung kertas saring dicelupkan pada eluen.
Teknik kromatografi adalah tekhnik yang paling tua dan sederhana. Seiring
dengan perkembangan jaman, teknik ini mengalami modifikasi beberapa variasi yaitu
diantaranya kromatografi tekanan tinggi, kromatografi fasa gas, kromatografi kolom,
kromatografi dua dimensi dan yang paling sederhana adalah kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Kromatografi kertas dan lapis tipis memanfaatkan kerja
kapiler dari benda cair yang dalam hal ini adalah larutan (Sisunandar, 2014).
Drosophila melanogaster mempunyai dua tipe mata, yaitu mata tunggal dan mata
majemuk. Mata tunggal biasa disebut ocelli, berjumlah tiga buah dan berbentuk
segitiga pada bagian atas kepala. Mata majemuk adalah mata yang mempunyai
spesialisasi yang tinggi sebagai penerima cahaya. Masing- masing mata tersusun antara
680-700 unit seperti silinder yang disebut omatidia. Cahaya yang datang diterima oleh
lensa mata dan diteruskan sepanjang rhabdome. Cahaya ini membawa perubahan kimia
yang akan menstimulasi retina. Cahaya yang diterima oleh ommatidium akan
membentuk bayangan yang bersifat mozaik. Fungsi pigmen mata pada ommatidium
adalah untuk mencegah masuknya gelombang cahaya yang membentuk sudut sehingga
mengganggu pembentukan bayangan mozaik yang bersih.
Pigmen mata Drosophila, pertama kali ditemukan oleh T.H. Morgan yang
menemukan karakter warna putih (white). Selanjutnya Bedle dan Tatum menemukan
jenis lain dari warna mata Drosophila. Berbagai perubahan pada gen (mutasi) dapat
mempengaruhi struktur, fungsi atau pengaturan protein yaitu enzim. Warna mata pada
mutan berbeda dibandingkan yang lainnya karena terdapat kecacatan atu kerusakan
satu atau beberapa enzim yang dibutuhkan dalam jalur biokimia dalam sintesis pigmen.
Sebagai konsekuensinya, pigmen menjadi hilang dan atau terdapat pigmen yang
berbeda yang terakumulasi karena kerusakan pada jalur biosintesis pigmen tersebut.
Ada dua jenis pigmen mata Drosophila yaitu :
1. Pigmen coklat yang disebut juga ommochrome, yang dihasilkan darimetabolism
triptofan.
2. Pigmen merah yang disebut juga pteridine, yang dihasilkan dari metabolism purin.
Warna mata pada lalat liar yaitu perpaduan antara beberapa pigmen yang
berbeda- beda. Pada Drosophila melanogaster terdiri atas 7 pteridine. Jika terjadi
mutasi pada jalur ommochrome (pigmen coklat), warna coklat akan hilang dan warna
mata akan menjadi merah terang. Sebaliknya, jika terjadi mutasi pada jalur pteridine
maka warna mata akan menjadi lebih gelap. Suatu mutan diberi nama berdasarkan atas
warna matanya, dan tidak berhubungan dengan kerusakan biokimia. Sebagai contoh,
mutan brown memiliki warna mata coklat, karena kehilangan pteridine, sehingga
mutasi mempengaruhi suatu enzim pada jalur biosintesis pteridine. Pigmen mata
pteridin tidak dapat terlihat dalam cahaya putih (lampu neon/ lampu pijar), tetapi akan
berfluorensi dalam cahaya ultraviolet. Jika terjadi mutasi pada gen yang berperan
dalam pembentukan pteridin, maka warna mata yang teramati akan tergantung pada
kombinasi jenis pteridin yang ada. Warna mata akan menjadi coklat, bila kelompok
drosopterin tidak ada. Sedangkan warna mata akan menjadi merah terang jika
kelompok ommokrom yang tidak ada.
F. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat yang digunakan


No. Alat Jumlah
1. Gunting 1 unit
2. Penggaris 1 unit
3. Pensil 1 unit
4. Jarum Pentul 1 set
5. Steples 1 unit
6. Bejana kromatografi dengan tutup gelas 1 unit
7. Pengering rambut / Oven 1 unit
8. Lampu UV 1 unit

Tabel 2. Bahan yang digunakan


No. Bahan Jumlah
1. Lalat buah normal 2 ekor
2. Lalat buah mutan 2 ekor
3. Larutan NBA 1 ml
4. Vaselin 1 ml
G. Cara kerja

Bejana diisi larutan NBA setinggi


Kertas saring berukuran 16 cm x
1 cm. Vaselin dioleskan pada
16 cm diberi garis, tanda pada
mulut bejana dan ditutup dengan
garis dan nama kelompok
tutup kaca

Kepala lalat buah dihancurkan di


2 lalat buah diambil dan dipotong
kertas saring pada tempat yang
kepalanya dengan jarum pentul
sudah disediakan.

Ulangi langkah sebelumnya,


Kertas digulung dan dihekter
dengan fenotip yang berbeda
sehingga sisi kiri dan kanan
dihancurkan pada tempat yang
berdekatan
berbeda.

Kertas saring dimasukan


Diamkan selama beberapa jam kedalam bejana dalam posisi
tegak.

Kertas saring diambil dan


Kertas diamati dibawah lampu
ditandai zat eluen yang naik
UV
dengan pensil

Laporan dibuat Hasil didokumentasikan


H. Hasil Pengamatan
1. Foto Hasil Pengamatan

Gambar 1. Hasil kromatografi setelah diberi sinar UV


(Dokumentasi Kelompok 6B, 2019)

2. Perhitungan Rf
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kromatografi
Jenis Warna Jarak Jarak
No. Jenis Pigmen Nilai Rf
Dropsophila pigmen Uluen Pendar
Orange 2.5 cm Drosopterin 0.5
1. Normal
Biru 5 cm 3.4 cm Ommokrom 0.68
2. White - 0 - 0

I. Pembahasan
Pada pemaparan dengan sinar uv, terlihat jika jenis Dropshophila normal
terdapat dua warna yang terpisah. Satu berwarna orange disebelah bawah dan satu lagi
berwarna biru. Hal ini menunjukan pada Dropshophila berjenis normal terdapat jenis
pigmen drosopterin dan ommokrom. Berbeda dengan Dropshophila jenis white,
ketika dipaparkan dengan sinar uv tidak terdapat garis warna, atau hanya terdapat garis
warna putih pada kertas saring. Hal ini menunjukan bahwa pada Dropshophila jenis
white tidak terdapat pigmen warna pada matanya.
Artinya pada Dropshophila jenis white telah terjadi mutasi pada gen yang
berperan dalam pembentukan pteridin. Sehingga enzim-enzim yang seharusnya
berfungsi tidak diproduksi menyebabkan Dropshophila ini tidak memiliki pigmen
mata pteridin.
Berdasarkan perhitungan Rf, terlihat jika Rf yang paling kecil adalah pada
Dropshophila jenis white sebesar 0 dan yang paling besar adalah warna pigmen biru
pada Dropshophila jenis normal sebesar 0.68. Semakin besar nilai rf maka pigmen
mata akan semakin non polar, sementara semakin kecil nilai rf pigmen mata akan
semakin polar. Hal ini karena pigmen polar akan tertahan pada fasa diam yang
memiliki sifat polar pula (Arvin, 2018). Sehingga pigmen berwarna biru pada
Dropshophila normal adalah yang paling non polar sedangan pigmen Dropshophila
white adalah yang paling polar.
J. Pertanyaan
1. Apakah yang disebut fluorosnesi ? Jelaskan proses fluoresensi yang terjadi.
2. Hitunglah nilai Rf dari setiap pigmen yang tampak.
3. Apakah tujuan dari praktikum ini ?
Jawaban :
1. Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah
tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi karena proses
absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan atom tereksitasi (Arvin,
2018). Senyawa pigmen mata Dropshophila tidak bisa dilihat dibawah cahaya
putih (neon) sehingga disinari oleh sinar UV. Sinar UV berperan sebagai berkas
cahaya berenergi tinggi, yang cahayanya diserap oleh pigmen warna sehingga atom
tereksitasi dan radiasi cahaya dipancarakan sesuai dengan warna asli dari pigmen
tersebut.
2. Rf warna orange adalah 0.5, warna biru adalah 0.68, dan pada mutan 0.
3. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keberadaan pigmen warna mata
pada Dropshophila mutan.
K. Kesimpulan
Pada Dropshophila normal terdapat pigmen warna drosopterin dan
ommokrom, sedangakan pada Dropshophila mutan white tidak terdapat kedua pigmen
tersebut.
Daftar Pustaka

Arvin, M. (2018). Kromatografi Pigmen Mata Drosophila melanogaster. [Online].


Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/3284042644_Kromatografi_Pigmen_M
ata_Dropshopila_melanogaster.

Kiauw Nio, Tjan. (1991). Genetika Dasar. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung

Sastrohamidjojo, Hardjono. (1985). Kromatografi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Sisunandar, Ph.D. (2014). Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto: UMP.

Anda mungkin juga menyukai