SKRIPSI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 81

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

PROGRAM STUDY : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


PRODI : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SKRIPSI

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP


MINAT BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA BUDYA
WACANA YOGYAKARTA

Oleh:
Yosina Faot
Nim:190514116

Yogyakarta
2017/2018

i
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI
PRODI STUDI: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

Dipersembahkan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti
Untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen

Oleh
Yosina Faot
Nim: 190514116

Yogyakarta
2017/2018

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan Diterima Oleh:

Dosen Pembimbing
Dr. Kornel K Sabat, M.Th

Dosen Penguji

Dra. Nunuk Rinukti., M.Th


Dr. Roy Martin Simonjuntak,.
M.Th

Dr. Johannis Siahaya.,M.Th

iii
iv
PERNYATAAN

Saya yang bertandangan dibawa ini :


Nama : Yosina Faot
Nim : 190514116
Program Studi : Pendidikan Agama Kristen
Judul : Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa Di
SMA Kelas X Budya Wacana Yogyakarta.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah dan
bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
akademik oleh pihak. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang diikutip,
ditulis sesuai dengan kaida penulisan ilmiah yang berlaku. Pernyataan ini saya
buat dengan penuh tanggungjawab dan saya bersedia menerima konsekuinsi
apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui bahwa
pernyataan ini tidak benar.

Yogyakarta

Tanda tangan meterai


(Yosina Faot)

v
ABSTRAK

Nama : Yosina Foat


Nim : 190514116
Judul : Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap


minat belajar siswa di Sma Budya Wacana Yogyakarta. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Intrumen
diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisa data yang
digunakan menenjukan struktural dengan bantuan software SmartPls 2.0 M3.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh media sosial terhadap
minat belajar siswa, 0,022 dan signifikan 0,335> 0,416. Implementasi dari
hasil penelitian dengan adanya pengaruh yang positif media sosial terhadap
minat belajar siswa maka dibutuhkan peran penting pihak sekolah dalam
meningkatkan minat belajar siswa dalam upaya menigkatkan prestasi melalui
berbagai program kegiatan di sekolah.

vi
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of study interest in Sma class XI Budya
Wacana Yogyakarta. This kind of research is guatitative. The population in this
study were 10th grade students. Data collection technigues used guestionnaires
and documentations. Instruments were tested by validity and reliability testing.
Data analysis technigues used showed structural with SmartPLS 2.0 M3
sofftware.
The results showed the thare werw social media influences on students’ learning
interests 0,022 and significant 0,0335> 0,416 implementation from the result of
research with the positive influence of social media on student learning outcomes.
Therefore, itis reguires an important role of the school to improving achievement
though learning activities at school.

vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Tuhan yang Maha Esa, karena rahmat-Nya yang
besar maka telah memberikan keteguhan hati, serta semangat sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul; “Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat
Belajar Siswa di SMA Budya Wacana Yogyakarta”. penulis skripsi ini ditujukan
untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana S-1 Pendiidikan Agama
Kristen di Sekolah Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti Yogyakarta. dalam
menyelesaikan skripsi ini meskipun banyak kelemahan dan kekurangan di dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun banyak pihak yang telah memberikan banyak
perhatian, bantuan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis oleh karena itu
penulis dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Johannis Siahaya.,M.Th selaku ketua Sekolah Tinggi Agama
Kristen Teruna Bhakti. Selaku Pembimbing yang telah berkenan memberikan
petunjuk, bimbingan, dorongan dan nasehat dengan penuh keiklasan dan
kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Kornel Sabat., M.Th selaku dosen pembimbing yang meluangkan
waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi di Sekolah
Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti Yogyakarat.
3. Bapak Dr Munatar Kause M.Th, selaku Kaprodi Pendidikan Agama
KristenTeruna Bhakti Yogyakarta.
4. Bapa/ Ibu Dosen Staf Sekolah Tinggi Agama KristenTeruna Bhkati
Yogyakarta, yang telah memberikan ilmu pengalaman selama dibangku
perkuliahan sebagaimana dimasa sekarang dan yang akan datang.
5. Bapak Suharto Yustinus Edyst,S.TP. Kepala Sekolah SMA Budya Wacana
Yogyakarta yang sudah mengijinkan peneliti untuk penelitian di Sekolah
tersebut.
6. Saudara-saudaraku yang ada di Sekolah Tinggi Agama Kristen Teruna
Bhakti Yogyakarta, yang tidak dapat penulis mengebutkan satu demi
satu, terimah kasih untuk kerja sama, dan kekompakan kita.
Semoga damai sejahtera dari Allah Bapa senantiasa mengertai kita
semua dalam setiap pelayanan dimana kita melayani. Amin
Sebesar apapun kemampuan penulis curahkan tidak akan menutupi
kekurangan dan keterbatasan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
lebih bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Amin.

Yogyakarta, Oktober 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
iii
PERNYATAAN.....................................................................................................
iv
ABSTRAK............................................................................................................
v
ABSTRACT..........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR............................................................................................
vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................
1
B. Indentifikasi Masalah................................................................................
5
C. Batasan Masalah.......................................................................................
6
D. Rumusan Masalah.....................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian......................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian....................................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................
9
A. Kajian Filosofis.........................................................................................
9
1. Pengertian Media Sosial.......................................................................
9

ix
2. Media Sosial Memiliki Beberapa Pengertian, yaitu:.........................
10
3. Pengertian Minat Belajar......................................................................
10
4. Jenis-Jenis Belajar..................................................................................
14
5. Faktor-faktok yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa.................
15
6. Faktor-Foktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.........................
16
7. Faktor Pendidikan di Sekolah.................................................................
18
B. Kajian Pustaka...........................................................................................
22
C. Kajian Teori................................................................................................
28
D. Kerangka Berpikir......................................................................................
32
E. Hipotesa.....................................................................................................
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................
34
A. Tujuan Penelitian (Operasional)..............................................................
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................
35
C. Metode Penelitian.....................................................................................
35
D. Populasi dan Sampel................................................................................
37
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................
38
F. Instrumen (Masing- masing) Variabel........................................................
39
G. Kalibrasi Intrumen.....................................................................................
42
H. Pengujian Validitas.....................................................................................
43
I. Pengujian Reliabilitas...............................................................................
44
J. Instrumen Final...........................................................................................
45
x
K. Teknik Analisa Data.................................................................................
45
L. Keterbatasan Penelitian..............................................................................
50
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN...............................................
51
A. Deskripsi Data...........................................................................................
51
B. Pengujian Persyaratan Analisis.................................................................
55
C. Pengujian Hipotesis...................................................................................
59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data.............................................................
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................
34
A. Kesimpulan.................................................................................................
34
B. Saran...........................................................................................................
35

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Populasi.........................................................................................
37
Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data............................................................
39
Tabel 3. 3 Instrumen (Masing- masing) Variabel...........................................
39
Tabel 3. 4 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian VARIABEL (X)..............
42
Tabel 3. 5 Hasil Iterasi Orthogonal..............................................................
43
Tabel 3. 6 Case Processing Summary............................................................
44
Tabel 3. 7 Reliability Statistics......................................................................
44
Tabel 3. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................
49
Tabel 4. 1 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel X...........
51
Tabel 4. 2 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel Y...........
53
Tabel 4. 3 Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin....................
54
Tabel 4. 4 linieritas.........................................................................................
59
Tabel 4. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r......................................
60
Tabel 4. 6 Interval Tingkat Hubungan.........................................................
60
Tabel 4. 7 Model Summry.............................................................................
61
Tabel 4. 8 Anova............................................................................................
61
Tabel 4. 9 Coefficientsa..................................................................................
61

xii
xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpiir...........................................................................


32
Gambar 4. 1 Histogram Kelompok Responden berdasarkan Tabulasi
Variabel X.....................................................................................
52
Gambar 4. 2 Histogram Kelompok Responden berdasarkan tabulasi
variabel Y.....................................................................................
53
Gambar 4. 3 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel Y............
54
Gambar 4. 4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.....................................
56
Gambar 4. 5 Hasil Uji Normalitas...................................................................
56
Gambar 4. 6 P Plot Normalitas X.......................................................................
57
Gambar 4. 7 P Plot Normalitas Variabel Y.........................................................
58

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Rumus SPSS

Rumus PPM

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi merupakan hal yang sangat positif yang

memberikan segala kemudahan dalam berbagai berbagai persoalan jejaring

dan juga publikasi namun perkembangan teknologi selain memberikan

keuntungan juga harus di sadari jika penggunaanya tidak tepat, dan pengguna

yang kurang tepat bahkan informasi yang tidak tepat maka ada beberapa

pihak yang di rugikan.

Media sosial adalah sebuah media yang dipakai pengguna untuk

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi: Blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Media sosial memberikan

informasi kapada pengguna yang memiliki latar belakang yang berbeda

satu dengan yang lain.

Misalnya setiap orang memiliki latar belakang pendidikan, ekomoni

dan budaya yang berbeda. Oleh sebab itu informasi dari media sosial

sering mengakibatkan persoalan-persoalan dari berbagai pihak. Misalnya:

tindak kejahatan, seperti penipuan, pembunuhan, pornografi, pencurian

maupun pornoaksi. Media social di gunakan oleh banyak orang dari segala

umur terutama pelajar/siswa dan mahasiswa sehingga banyak hal harus di lihat

baik sisi positif dan negatif.

Dalam hal ini setuju atau tidak setuju lebih banyak hal negatif jika di

gunakan oleh siswa atau pelajar jika hanya di gunakan untuk hiburan saja

mengisis waktu.
1
2

Faktor-faktor ini yang membuat siswa menjadi malas dan kurang

bersosialisasi dalam dunia pendidikan interaksi antara guru dan siswa dan

interasi terhadap siswa dengan siswa. Kecendrungan itu bisa di lihat antara

lain adalah:

1. Siswa lupa mengerjakan tugas-tugasnya dengan tidak tepat waktu,

karena tersita waktu dengan adanya media sosial.


2. Siswa kurang minat belajar sejak adanya media sosial.
3. Siswa tidak memiliki kemauan untuk membantu orangtua sejak adanya

media sosial.
4. Siswa menurun dalam memperoleh prestasi sejak adanya media sosial.

Oleh sebab segala sesuatu yang berhubungan dengan media sosial

sangat mempengaruhi kehidupan, siswa dan akan membawa dampak

negatif, misalnya kemajuan teknologi di zaman sekarang siswa

menggunakan handphone dengan mudah mengakses semua yang

diinginkan sehingga dapat menjadi mempengaruh minat belajar.

Dampak positif dari media sosial

1. Siswa lebih mudah mendapatkan banyak informasi.


2. Media sosial juga membantu siswa dalam hal belajar contohnya

Alatmultimedia.
3. Media sosial dapat membantu siswa dalam mengerjakan tugasnya.

Kemajuan media sosial yang ada sangat mempengaruhi pola

pikir kehidupan siswa SMA Budya Wacana Yogyakarta, sehingga media

itu membawa perubahan pola pikir, perilaku, tindakan yang membawa

hal yang positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat siswa

melakukan setiap tugasnya dengan baik dan meningkatkan minat belajar

sehingga memperoleh nilai yang baik atau berprestasi.


3

Dampak negative yang mempengaruhi pola pikir siswa adalahsiswa

memiliki kecenderungan mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan

aturan sekolah. Melalui keadaan tersebut,banyak siswa yang

menghabiskan waktu dan tidak melakukan aktifitas sesuai dengan aturan

di Sekolah.

Perkembangan media sosial bisa membuat siswa lebih cepat dewasa

dari usia yang sebenarnya, bahkan siswa cepat mengambil tindakan yang

seharunya belum pantas siswa lakukan. Dalam penelitian ini penulis

memberikan judul : Pengaruh Media Soasial terhadap minat belajar Siswa

Kelas X Di SMA Budya Wacana Yogyakarat . secara khusus Contonhnya

hubungan pertemanan (pacaran yang bebas, bahkan sampai kepada

pernikahan dini dan perceraian). Perkembangan media sosial bagi

kalangan remaja khususnya siswa kelas X yang ada di SMA Budya

Wacana Yogyakarta, media sosial seakan-akan mendominasi setiap

aktifitas kehidupan remaja, sehinga sering mereka melupakan Firman

Tuhan di dalam kehidupan mereka. Kebanyakan siswa melakukan apa

saja yang mereka lihat dari media sosial, media sosial menawarkan

banyak hal dan memberikan kemudahan dalam berbagai hal baik dan

tidak baik.

Pada pengguna media sosial pun dengan bebas berkomentar

serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa kuatir, hal ini karena identitas

pengirim sering tidak jelas atau dipalsukan (disamarkan) jati diri

mereka.Suatu kejahatan atau dosa dari media sosial adalah bagi media

sosial tidak ada yang tersembunyi semua istilah terbuka dalam hal
4

positif dan hal negatif, hal yang dianggap negatif ini yang sangat

mempengaruhi kehidupan siswa. Bagi media sosial tidak ada batasan

mereka menggungah hal-hal yang baik posiitif baik negatif. Sadar atau

tidak sadar media sosial mempengaruhi pola pikir dan tindakan setiap

orang yang melihatnya.

Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh para

siswa antara lain; Fecebook, Twitter, Youtube, WhatsApp, Instagram,

Mesengger, BBM. Masing-masing media sosial mempunyai fungsinya,

media sosial tersebut menarik banyak pengguna, dalam penggunaan yang

salah dapat mengakibatkan dosa terhadap dirinya dan terhadap Tuhan

Allah sebagai pencipta. Penulis dalam hal penelitian ini banyak hal-hal

yang ditemukan dalam hal pengguna aplikasi yang salah dandapat

mendatangkan suatu kejahatan dalam kehidupan siswa kelas X yang ada

di SMA Budya Wacana Yogyakarta.

Di dalam Alkitab atau Firman Tuhan menyatakan bahwa didiklah

orang mudah menurut jalan yang patut baginya, didikan

ini sangat penting dan merupakan sesuatu yang pantasbagi peserta

didik. Perintah atau aturan tersebut tertulis dalam hukum Taurat yang di

kenal sebagai hikmat atau pendidikan yang ada dalam kitab Amsal.

“Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan

nyawanya dari dunia orang mati. Hai anak-Ku, jika hatimu bijak, hati-

Ku juga bersukacita” (Amsal 23:1-7). Didikan yang Tuhan beri dan

berupa didikan yang penting yang harus taat dan lakukan oleh bangsa

Israel atau umat-Nya.


5

Allah memilih atau mengirimkan orangtua dan guru sebagai

pemimpin dan pendidik yang tepat bagi siswa dalam masa remaja,

tujuannya Allah ingin anak-anak-Nya tidak tersesat atau menuju jalan

kebinasaan. Tetapi untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti

kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadi pandai,

serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan

kepada orang yang berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan

kepada orang mudah baiklah orang bijak mendengar dan menambah

ilmu dan mengerti Amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengertahuan, tetapi orang bodoh

menghina hikmat dan didikan” (Amsal 1:1-7).

B. Indentifikasi Masalah

Dari latarbelakang diatas, maka dapat didefinisikan masalahnya

sebagai berikut:

1. Penggunaan media sosial yang terlalu banyak mempengaruhi

penggunanya, khusus siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta


2. Orang tua wali murid memiliki peran penting dalam bermedia sosial

siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta


3. Pengaruh media social, terhadap minat belajar siswa kelas X SMA

Budya Wacana Yogyakarta

C. Batasan Masalah

Setelah merumuskan masalah yang telah diteliti, penulis

memberikan batasan masalah sehingga ini menjadi lebih fokus dalam

penelitian.
6

Batasan penelitian ini:

Pertama, peneitian ini hanya dibatasi kepada siswa SMA Budya Wacana

kelas X Yogyakarta.

Kedua, penelitian ini hanya fokus pada pengaruh media sosial terhadap

minat belajar siswa kelas X di SMA Budya Wacana Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Bersadarkan identifikasi masalah yang dijelaskan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh

media sosial terhadap minat belajar siswa kelas x di SMA Budya Wacana

Yogyakarta.

1. Seberapa sering siswa menggunakan media sosia, sehingga

mempengaruhi penggunanya, khusus siswa kelas X SMA Budya Wacana

Yogyakarta
2. Apa peran orang tua dalam bermedia sosial siswa kelas X SMA Budya

Wacana Yogyakarta
3. Bagaimana pengaruh media social, terhadap minat belsajar siswa kelas X

SMA Budya Wacana Yogyakarta


7

E. Tujuan Penelitian

Bersadarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan

dari penelitian yaitu untuk mengetahui apa saja pengaruh terhadap minat

belajar siswa di SMA Budya Wacana Yogyakarta yaitu:

1. Untuk mengetahui cara penggunaan media sosial terhadap minat

belajar siswa di SMA Budya Wacana Yogyakarta.


2. Untuk orangtua selalu memberikan didikan nasihat pengawasan dalam

penggunaan media sosial baik hal yang positif dal hal negatif.
3. Untuk siswa dapat memahami cara dan manfaat penggunaan media

sosial yang baik dan benar.

F. Manfaat Penelitian

Dalam rangka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagisiswa

sekolah maupun penulis.

1. Bagi siswa SMA Budya Wacana


Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa

di SMA Budya Wacana Yogyakarta maka diharapakan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan

sekolah yang bersangkutan. Serta diharapkan memberikan

pengetahuan, motivasi dan arahan yang benar sehingga dapat

meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa.


2. Bagi sekolah SMA Budya Wacana Yogyakarta
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk praktik-praktik

pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efesien sehingga

kualitas pembelajaran dan minat belajar siswa meningkat.


3. Bagi penulis
Sebagai informasi bagi jurusan PAK di Sekolah Tinggi Agama

Kristen Teruna Bhakti Yogyakarta tentang pengaruh media sosial

terhadap minat belajar siswa dan menambahkan wawasan ilmu


8

pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan

pengalaman belajar atau motivasi yang menumbuhkan pengetahuan

dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam

terutama bidang yang dikaji.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Filosofis

1. Pengertian Media Sosial

a. Pengertian Media
Media adalah segala sesuatu yang menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimaannya dapat

melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.


b. Pengertian Sosial
Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah

hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-

hal yang bersifat didalamnya.Dengan arti media sosial adalah

sebuah media daring, dengan para penggunaannya bisa dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial dan wiki, forum dan dunia vitual Blog.1 Dalam hal

ini blog merupakan singkatan dari web blog adalah bentuk

aplikasi web yang terbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai

posting) pada sebuah halaman web.2Jejaring sosial dan wiki

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan

oleh masyarakat di seluruh dunia.3


c. Ciri-ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1
1 http:// id, Wikipedia,org> wiki > Media.
2
https:// id,m, Wikipedia, org > wiki > Blog.
3
Yudhi Munandi, (Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Ciputat,
(Jakarta, 2008), Halaman 7.

9
10

1) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja

namun bisa berbagai banyak orang contohnya pesan melalui

SMS ataupun internet.


2) Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melaluisuatu

Getekeeper artinya membantu melindungi mac aplikasi yang

dapat merusaknya.

2. Media Sosial Memiliki Beberapa Pengertian, yaitu:

a. Interaksi sosial antara manusia dalam memproduksi, berbagai dan

bertukar informasi, hal mencakup gagasan dan berbagai konten

dalam komunitas virtual.


b. Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasiskan yang

dibangun atas ideologi dan teknologi web versi 2.0 yang

memungkinkan terciptanya website yang teraktif.

Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media

sosial mampu menghadirkan serta mentranslasikan artinya

memindahkan sebuah titik dibidang tertentu, cara berkomunikasi

baru dengan teknologi yang sama berbeda dari media sosial

trandisional.4

3. Pengertian Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar merupakan moment-moment dari

kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu

obyek yang dianggap palingefektif (perasaan, emosional) yang

didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat.

Minat jugaberkaitan dengan kepribadian.


b. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara


44
www.mcser.org/journal/index.php/jesr/article/ciew/1847.
11

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.5
c. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam ParadigmaQuatum Teaching, persiapan prestasi sangat

penting dilakukan. Prestasi yang baik adalah prestasi yang

menarik, memberdayakan, memotivasi, dan menggungah. Kondisi

semacam ini hanya akan tercapai manakala seorang guru

merancang dengan baik prestasi yang dilakukan mampu menarik

minat para siswa, membuat mareka menyukai mata pelajaran, dan

yang lebih penting lagi, memiliki efek perubahan terhadap diri

siswa.
d. Pengertian Motivasi Keberhasilan
Keluarga adalah motivator utama bagi anak-anak dalam meraih

keberhasilan, baik itu di sekolah maupun di sosialnya. 6Disinilah

pentingnya bagi keluarga untuk memberikan motivasi agar anak-

anak terus berkembang dalam memperoleh keberhasilan.7

5
Feri Sulianti, Keajaiban Sosial Media,(Jakarta: Penerbit PT Flex Media Komputindo, 2015),
Halaman 5-6.
6
Akhmad Muhaimim Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak, (Yogyakarta: Katahati,
2010), Halaman 108.
7
Ibid, Halaman 108.
12

e. Pengertian Minat Belajar


Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Seseorang memiliki

minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek.


Menurut Drs.H. Abu Ahmad. Drs. Widodo Supriyono.

Menyatakan tidak ada minat seseorang anak terhadap suatu

pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada

minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai

dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecepatan, tidak sesuai

dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada

dirinya karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam

otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap

sesuatu pelajaran dapat dilhat dari cara anak mengikuti pelajaran,

lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya

dalam pelajaran itu dari tanda-tanda lain itu seorang petugas

diagnosis.8
Dapat menemukan apakah sebab kesulitan belajarnya disebabkan

karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.9


f. Pengertian Motivasi Belajar berbeda dengan kematangan,

pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku

matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan.


Maka dapat diartikan bahwa perkembangan itu adalah berkat

kematangan (maturation) dan bukan karena belajar dibedakan dari

perubahan fisik dan mental, perubahan tingkah laku jangan dapat

terjadi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan


8
Drs, H, Abu Ahmad dan Drs, Widodo Sopryono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Cipta, 2013), halaman
83.
9
9Ibid, Halaman 93.
13

mental dan karena melakukan sesuatu perubahan berulang kali

yang mengakibatkan badan menjadi lemah atau letih. Akan tetapi

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh perubahan fisik dan

mental bukan atau berbeda dengan belajar dalam arti sebenarnya.


Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap, hasil belajar dalam

bentuk perubahan tingkah laku (performance) yang nyata dan

dapat di amati (observation).


Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga

semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya.10
Sebaliknya mereka yang memotivasi lemah, tampak acuh tak

acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran,

suka menggangu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya

banyak mengalami kesulitan belajar

10
10 Ibid, Halaman 93.
14

4. Jenis-Jenis Belajar

a. Belajar bagian (Part Leaning,Fraction Learning).


Umumnya belajar bagian bersifat luas atau ekstensif.
b. Belajar dengan Wawasan (Learning by Insight)konsep ini

diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh Psikologi

Gestalt pada permulaan tahun 1971.


c. Belajar Diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha membantu

kemudian menjadikan sebagai pedoman bertingkah laku.


d. Belajar Global keseluruhan (Global Whole Learning)
e. Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang

sampai pelajar menguasainya.


f. Belajar Isindental (Icindental Learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu

selalu berarah tujuan (intensional).11


g. Belajar Instrumental (Instrumental Learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang

diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah

siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau

gagal.
h. Belajar Intensional (Intensional Learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar

isindental, yang akan dibahas lebih luas pada bagian berikut.

11
Drs, Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka, 2015) ,halaman
5-6
15

i. Belajar Laten (Laten Learning)


Dalam pelajaran laten, perubahan-perubahan tigkah laku yang

terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut

laten.
j. Belajar Mental (Mental Learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak

nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif

karena ada bahan yang dipelajari.


k. Belajar Poduktif (Productive Learning)
R. Bergius (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar

dengan transfer yang maksimum.12


l. Belajar Verbal (Verbal Learing)
Belajar verbal adalahbelajar mengenai materi verbal dengan

melalui latihan dan ingatan.

5. Faktor-faktok yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang di ada

di luar individu.
a. Faktor-faktor Intern

Dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi

tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan berarti dalam keadaan baik segenap badan

beserta bagian-bagiannya contoh bebas dari penyakit.


b) Cacat Tubuh

12
Ibid, Halaman 7-8.
16

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.


2) Faktor Psikologi.13
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam

faktor psikologi yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu

adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan

dan kelelahan.14

6. Faktor-Foktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor belajar yang mempengaruhi baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam

mencapai belajar yang sebaik-baiknya.


a. Yang tergolong faktor internal adalah:
Faktor jasmaniah (fisiologi) yang baik bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Faktor psikologis

yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:


b. Faktor intlektif yang meliputi:
1) Faktor potensial kecerdasan dan bakat
2) Faktor kecakapan nyata prestasi yang telah dimiliki.15
c. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu,

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.
1) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal adalah:

13
Ibid, Halaman 55.
14
Ibid, 55

15
Drs, H, Abu Ahmad, Drs, Widodo Supriyono, Spikologi Belajar, (Jakarta: Cipta, 2013), Halaman
79.
17

a) Faktor sosial yang terdiri atas:


(1) Lingkungan Keluarga
(2) Lingkungan Sekolah.
(3) Lingkungan Kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan

teknologi kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar, iklim.
d) Faktor lingkungan fisik spriritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara lansung

ataupun tidak lansung dalam mencapai prestasi belajar.


Dari sekalian banyak faktor yang mempengaruhi belajar,

dapat digolongkan tiga macam, yaitu:


a. Faktor-faktor stimulasi belajar.
b. Faktor-faktor metode belajar.
c. Faktor-faktor individu.16
2) Pentingnya Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan

tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.

Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi

menggerakan organisme, mengarahkan tindakan, serta memiliki

tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan

individu.
3) Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan

dalam dua golongan, yaitu sebagai berikut.


a) Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)

yang meliputi:
(1) Faktor fisiologi.
(2) Faktor psikologi.
b) Faktor ekstern (faktor dari luar) meliputi:
(1) Faktor –faktor non-sosial
(2) Faktor-faktor sosial.17

16
Ibid, Halaman 138.
17
Ibid, Halaman 139
18

7. Faktor Pendidikan di Sekolah

Secara bahasa ( etimologis) pendidikan berasal dari kata Yunani “

educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut

agar tumbuh dan berkembang . seperti satu benih yang menumbuhkan

tunas dan lembaganya, sehingga makin mengeras dan kokoh batangnya

hingga mengangumkan bagi yang bertani.18


Sekolah adalah sebuah lembaga yang bersifat kompleks dan unik

bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya

berbagidimensiyang satu sama lain saling berkaitan dan saling

menentukan.19 Sekolah merupakan pusat pendidikan. Belajar di sekolah

lebih menyenangkan dan lebih diutamakan. Kegiatan belajar dapat

berjalan secara efektif . adanya intraksi antara siswa dalam hal ini remaja

terhadap guru. Proses kegiatan belajar pada proses komunikasi, yaitu

proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media

komunikasi . adanya intraksi itulah yang membuat pesan pendidikan

sampai kepada siswa20


Pengertian Disiplin Belajar
Dengan demikian disiplin dan belajar dapat dihubungkan menjadi

disiplin belajar. Yang dimaksud dengan disiplin belajar dalam penelitian

ini adalah serangkaian sikap, tingkah laku siswa yang menunjukkan

ketaatan dan kepatuhannya untuk belajar secara teratur baik di sekolah

maupun di rumah atas dasar kesadaran dirinya untuk belajar tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun.

18
Dr Nur Aedi, M.Pd.Dasar-dasar Manajemen Pendidik (Yogya: Gosyen Publishing, 2012),30.
19
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif guru dan siswa ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2016), 189.
20
Arief S Sadirman DKK, Media Pendidikan, Pengertian,pengembang,dan Pemanfaatanya,
(Jakarta:Rajawali Pres, 2011), 11..
19

Disiplin belajar berfungsi untuk menerapkan cara belajar yang baik

sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Disiplin

belajar dapat berlangsung di sekolah maupun rumah secara rutin. Apabila

siswa sudah memiliki disiplin belajar yang baik, maka hasilnya pun akan

terlihat dari segi perilaku dan prestasinya.


Disiplin belajar akan membuat seseorang memiliki kecakapan

mengenai cara belajar yang baik dan pembentukan watak yang baik pula.

Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh

setiap orang dengan jalan latihan. Tetapi, keteraturan dan disiplin harus

dikembangkan dengan penuh kemauan dan kesungguhan. Apabila sudah

dibiasakan secara teratur untuk belajar, maka tidak akan tumbuh

kemalasan untuk belajar. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk belajar

sangat diperlukan dalam menumbuhkan disiplin belajar.21


a. Teori Belajaar Menurut Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku,

belajat diartikan sebagai proses proses perubahan tingkah laku sebagi

akibat dari interaksi antara stimulasi dan respons.22


b. Teori Pendidikan
Menurut Kihajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya

untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup yang menghidupkan anak

yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.23


Pendidkan merupakan hal yang penting dan sangat di butuhkan

oleh seorang anak dalam hal ini anak usia remaja. Perlu di sadari teori

sangat mendukung dengan penelitian ilmia sedang di kerjakan di

21
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta: Liberty, 1988), 59.
22
Jumanta Hamdayama, M.Si. Metodologi Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2016),
23
Ibid, 32.
20

Kapuk jakarta Barat untuk mengetahui sejauh apa orang tua

memahami.

Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan

sesuatu sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial

berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan.

Sedangkan secara istilah diartkan sebagai berikut ini: Perilaku sosial

adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau

sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang

lainyang sesuai dengan tuntutan sosial.24

Perilaku juga sering disebut dengan akhlak atau moral. Moral

ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai)

masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksa dari luar, yang

disertai pula oleh rasa tanggungjawab atas kelakuan atau tindakan

tersebut.25

Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

social seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang

lain dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam

melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya diatas

kepentingan pribadinya ada orang yang melakukannya diatas

kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak

sabar dan hanya ingin mencari untung sendiri.

B. Kajian Pustaka

Penelitian mengenai media sosial terhadap minat belajar siswa

sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali merupakan elaborasi terhadap

24
Hurlock 264

25
Ibid
21

kedua hasil penelitian penulis yang berkaitan dengan inovasi serta umum

yang dipublikasikan pada internasional Jounal of Bisiness and

management Studiens pada tahun 2012.


Penelitian pertama tentang Pengaruh kepribadian wirausaha

pengetahuan, dan lingkungan terhadap minat wirausaha siswa SMK.E

Aprilianty. Jurnal pendidikan vokasi 2012.uny.ac.id page 10.320.jurnal

pendidikan vokasi .vol 2.November 2012.


Kewirausaha, dan pemerintahan minimnya ekspos dan media mengenai

kemajuan bidang. Menurut pakar pendidikan dalam jurnal dan buku Slameto

mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.26 Oleh sebab itu lingkungan sangat mempengaruhi siswa kelas

X belajar.

Slameto mengatakan bahwa belajar ialah

Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingka prilaku laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27

Selanjut penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan berjudul “Pengguna Jejaring Sosial Fecebook Terhadap Minat

Minat Belajar PAI Siswa VIII SMP Negeri 10 Yogyakarta “karya Nurull

Anisa. M. R ahmatullah pendidikan 2011, penelitian ini mengkaji tentang

pengaruh pemanfaatan media filem animasi terhadap hasil belajar IPS

26
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 2.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 2.
22

pada pada siswa kelas VII SMP Banjarmasin Eoropean Jaunal of

Socialscienes 17.(2) 238-253.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Tingkat ketergantungan media sosial siswa SMK N I Bantul.


2. Tingkat kepercayaan dari siswa seperti penelitian yang

menghubungkan antara kepercayaan diri dan media sosial yang

pertama kali dilakukan di University of Starthylde Ohio University

of Lowa. Suliadar Fitri.


Dampak Positif dan Negatif sosial media terhadap perubahan Sosial

anak 119.Naturalistic: Jurnal kajian Penelitian dan Pembelajaran 1,2

(April 2017): 118-123 berkomunikasi dengan orang lain (Intiyanto

2016). Perangkat teknologi yang ada di era sekarang ini dibuat

mudah untuk perkembangan media sosial.


Penelitian: Media Sosial Bing Kerok Depresi pada Remaja 9 Agustus

2017, namun ada satu faktor pemicu depresi yang tidak yang tidak

didapati pada remaja di era 1950-an bahkan 10 tahun silam, yaitu

media sosial.
Penelitian remaja masa lalu tidak mengenal tuntutan bersaing untuk

tampil lebih di medsos sehingga tingkat pencapaian kepuasaan mereka

lebih tinggi.
Pemaknaan kalangan Dyatopian, dan Utopian dan harapan atas hasil

penelitian ini dapat bermanfaat dan berperan penting dalam menambah,

tingkat pertama secara srtruktural, yaitu faktor –


faktor teknologi yang mengubah struktur siswa dalam minat belajar.
Tujuan penelitian ini adalah analisis dan menjelaskan penggunaan media

sosial di kalangan remaja pengembangan hubungan interpersonal dan

pengaruh media sosial terhadap pengembangan interpersonal remaja


Sidoarjo menandakan bahwa komunikasi bermedia mengurangi tingkat

belajar siswa.28
Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam membentuk

identitas penelitian ini ingin mendeskripsi bagaimana media sosial

digunakan remaja sebagai sebuah sistem.29


Penelitian ini juga ingin melihat keseringan siswa-siswi

Sekolah menengah menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-

hari juga tingkat kepercayaan diri yaitu:30


a. Media sosial bisa digunakan sebagai pemberi identitas pribadi

khalayak.
b. Media sosial mengindentifikasi diri dengan nilai lain pada media.
c. Media sosial sebagai pemberi identitas.31

Selain itu ada pula Jurnal yang di tulis oleh Sri Wening yang berjudul

Pembentukkan karakter bagi bangsa melalui pendidikan nilai bagi remaja di

mulai sejak dini dengan bagian yang tertera di bawa ini . (1) mengembangkan

nilai-nilai kehidupan sebagai dimensi pembentuk karakter; (2) menelaah

perolehan dimensi pendidikan nilai melalui faktor-faktor lingkungan; dan (3)

mengungkap pencapaian pembentukan karakter melalui faktor lingkungan dan

implementasi pendidikan nilai dalam mata pelajaran/kurikulum. Penelitian ini

bersifat deskriptif eksploratif berdasarkan hasil evaluasi reflektif para guru

mata pelajaran PKN, IPS, dan PKK dan siswa SMP di DIY. Data dianalisis

menggunakan teknik analisis deskriptif, regresi dan t-test. Kesimpulan yang

diperoleh adalah (1) guru menemukan 17 nilai-nilai kehidupan (pendidikan

nilai) yang terkandung dalam konsep pendidikan konsumen yang merupakan

dimensi pembentuk karakter; (2) siswa menjelaskan bahwa pendidikan nilai

28
Budi Harsanto, Inonasi Pembelajaran, (Bandung: UNPAD PRESS, 2004), Halaman 1-4.
29
Channei, Jounrnal, Vol, 3, No, 2, Oktober, 2015, Halaman 116, ISSN, 2338917.
30
Prisgunanto, Jurnal Penelitian Komunkasi dan Opini Publik, Vol, 19, No, 2, Agustus, 2015.
31
Jurnal.UPN YK.
23
24

yang diperoleh dari keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media masa

cenderung cukup baik; dan (3) pendidikan nilai melalui keluarga, teman

sebaya, dan media massa berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta

didik, namun melalui sekolah tidak berpengaruh terhadap pembentukan

karakter. Pembelajaran dengan menggunakan intervensi buku cerita

pembelajaran nilai-nilai kehidupan dapat membentuk karakter siswa. Dalam

silabus dan buku ajar terkandung sedikit dimensi pendidikan nilai.

Kata Kunci: pendidikan nilai, pembentukan karakter, karakter bangsaJurnal

Pendidikan Karakter by Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-

ShareAlike 4.0 International License.

Based on a work at http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka.

Dewasa ini banyak terlihat fenomena kenakalan remaja, ketika ditelaah lebih

lanjut apakah ada istilah mengenai kenakalan anak atau kenakalan dewasa?

Jika ada maka istilah tersebut masih kalah populer dengan istilah kenakalan

remaja. Ketika kita mengetik keyword “kenakalan remaja” di internet maka

akan bermunculan berbagai artikel, berita, kasus, informasi, makalah dan

penelitian yang berbicara tentang masalah tersebut. Membahas tema mengenai

kenakalan remaja memang tidak akan pernah kehabisan bahan karena masa

remaja dikenal sebagai masa khusus yang kompleks dan penuh gejolak. Masa

remaja adalah masa di mana seorang anak mengalami masa pertumbuhan

paling pesat. Terlihat dari perkembangan biologis yang kompleks dalam hal

ukuran tubuh, fisiologis tubuh, kematangan seksual di mana kesemuanya

mengalami percepatan. Karena akselerasi pertumbuhan dan perkembangan


25

pada fase ini, maka remaja dituntut untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Ketika seorang remaja gagal dalam menyesuaikan diri dan

melakukan penyimpangan sosial maka akan muncul fenomena kenakalan

remaja. Dalam wikipedia kenakalan remaja diartikan sebagai suatu perbuatan

yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan

pada usia remaja atau transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Agar

fenomena kenakalan remaja ini dapat diantisipasi maka alangkah baiknya kita

sebagai orang tua atau sebagai pendidik dapat memahami lebih lanjut

mengenai fase “remaja”, agar dapat memberikan sikap yang tepat dalam

menangani kenakalan remaja.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/10/19/76020/pendidikan-remaja-
untuk-penyiapan-generasi-bangsa/#ixzz5L6FmvUGV

Selain dari contoh di atas ada pula kelompok yang terdiri dari : Ratna

Juwita , Riska Maharani, Rahmadani, Siti Jihan dll yang berdul pengarus

media sosial terhadap siswa SMA 16 Tahun 2017. Kaum muda saat ini dapat

dikatakan telah kecanduan dengan sosial media sehingga berdampak pada

kehidupan keseharian mereka. Perlu di akui dengan adanya sosial media,

dampak atau akibat dari penggunaan osial media , murid X- IBA informasi

sangat mudah didapatkan karna system yang digunakan merupakan system

koreksi yang terintegrasi antara pengguna sosial media dapat mengetahui

kejadian yang terjadi terhambat karena adanya sikap pengguna yang lebih

mementingkan berkomunikasi secara tidak langsung dengan beragam social

mdia yang mereka miliki.sama halnya dengan proses belajar di rumah yang

menjadi sangat terganggu akibat terlalu sibuk memainkan sosial media yang

ada, mereka tak hanya untuk chatting tapi juga untuk foto dan vidio, sehingga
26

tak jarang pula pengguna sosial media akan merelakan waktu yang banyak

dengan percuma.

Pengguna media sosial lein merelakan waktunya juga merelakan uangnya

dan masa depannya untuk sesuatu kenyamanan sesaat yang membuat penguna

melupakan sesaat masalahnya. 1 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis, metodologis,

dan praktis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut : 1.

Secara metodeologis , penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan

keilmuan dalam penelitian selanjutnya mengenai terpaan media sosial di era

modern terhadap perilaku remaja 2.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan bagi penelitian ilmu komunikasi khususnya mengenai pengaruh

media sosial di era modern.

C. Kajian Teori

1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial (Social Media)

adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

(internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi,

saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan

(networking). Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media

online, dengan para penggunanya (users) bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,

wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan

bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di


27

seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan

media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang

membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generatedcontent"

(Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Usersoftheworld, unite!

The challengesandopportunitiesofSocial Media". Business Horizons 53(1):

59–68). Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat

web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi

informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain

Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan

media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan

internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk

berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka,

memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan

tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobilephone makin maju maka

media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses

facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja

hanya dengan menggunakan sebuah mobilephone. Demikian cepatnya

orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena

besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi

juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak

menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan

berita-berita. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua

orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media
28

tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar

dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang

pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan

jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya

besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai

pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,

memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model

content lainnya. b. Ciri-ciri Media Sosial Media sosial mempunyai ciri-

ciri, yaitu sebagai berikut : § Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk

satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan

melalui SMS ataupun internet § Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa

harus melalui suatu Gatekeeper § Pesan yang di sampaikan cenderung

lebih cepat di banding media lainnya

2. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi c. Pertumbuhan Media

Sosial Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang

seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional

seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga

kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna

media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan

internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa

alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial

dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan,

gambar, video, grafis, dan berbagai model contentlainnya. d. Peran dan


29

Fungsi Media Sosial Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang

efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi

bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh

pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik

untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial spertiblog, facebook,

twitter, dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih

cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur

dan selebaran. e. Kelebihan Media Sosial Media sosial memiliki kelebihan

dibandingkan dengan media konvensional, antara lain : § Kesederhanaan

Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan

tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media

sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat

mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet. §

Membangun Hubungan Sosial media menawarkan kesempatan tak

tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan membangun

hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide,

pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan

media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media

tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah. § Jangkauan Global

Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan

biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis

dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi

geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten

anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk
30

mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna. § Terukur Dengan

sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga

perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak

demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang

lama. f. Fungsi Media Sosial Ketika kita mendefinisikan media sosial

sebagai sistem komunikasi maka kita harus mendefinisikan fungsi-fungsi

terkait dengan sistem komunikasi, yaitu : § Administrasi Pengorganisasian

proofil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif

dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan

media sosial,

D. Kerangka Berpikir

“ Pengaruh Media Sosial Terhadap minat Blajar Siswa Di


SMA Budya Wacana Yogyakarta

Pengaruh Media Sosial Minat Belajar Siswa Kelas X

SMA Budya Wacana Yogyakarta


31

Gambar 2. 1
Kerangka Berpiir
32

E. Hipotesa

Menurut Panduan Pembuatan Karya Ilmiah (200-12) hipotesis


merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang Ssecara
teoritis diaggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada
tidaknya media sosial terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Budya
Wacana Yogyakarta hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho : Patut diduga tidak terdapat pengaruh yang siginifikan antara
media sosial terhadap minat belajar siswa kelas X di SMA Budya Wacana
Yogyakarta.
H1 : Patut diduga ada pengaruh signifikan antara media social
terhadap minat belajar siswa kelas X di SMA Budya Wacana
Yogyakarta.32

32
Ibid, Halaman 193.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan rancangan penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah: menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan

metode survei. Dalam bab III ini juga akan membahas mengenai

metodologi penelitian yang merupakan cara ilmiah yang sistematis untuk

mendapatkan data, yang mana hasilnya dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang diteliti. Menurut Iskandar metodologi penelitian merupakan

langkah penelitian yang menjelaskan cara penelitian dapat digunakan agar

hipotesis penelitian dapat teruji secara ilmiah, empirik dan rasional.

Oleh sebab itu dalam metodologi penelitian ini akan dibahas metode

penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, pengembangan instrumen, analisis data dan sebagainya.

A. Tujuan Penelitian (Operasional)

Penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap

minat belajar siswa kelas XI di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Secara

terperinci penelitian ini terbagi dalam dua bagian yaitu:

1. Untuk mengetahui emperik informasi mengenai faktor-faktor

penyebab mengapa dan bagaimana pengaruh media sosial di SMA

Budya Wacana Yogykarta.


2. Mengetahui minat belajar siswa, dan menolong siswa untuk lebih

giat dalam belajar demi mencapai keberhasilan yang maksimal.

34
35

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Jalan

Cik Di Tiro, Terbang GK V/ 248 Yogyakarta 55223. Penelitian ini

dilaksanakan dari bulan April 2018 sampai bulan Juli 2018.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berfungsi untuk

mendapatkan data dan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan melakukan

penelitian, maka peneliti akan memiliki sebuah hasil. Data-data yang

sudah didapatkan dari penelitian berguna untuk memahami, memecahkan

dan mengantisipasi masalah. Dr. Riduwan dalam bukunya

mengungkapkan “Metode penelitian dapat berbentuk metode penelitian

survei, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policyresearch ( penelitian

policy), actionresearch (penelitian tindakan), evaluasi, dan sejarah”

Dalam penulisan karya ilmiahini, penulis menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan metode survei. “Penelitian kuantitatif adalah

penyelidikan dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu prosedur

langkah-langkah dalam memecahkan masalah atas dasar pengamatan

empiri.” Riduwan menjelaskan bahwa, ”Penelitian survei adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan

hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”


36

Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan

penelitian sehingga dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan

penelitian dapat tercapai. Metode penelitian yang akan digunakan adalah

metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskripsi adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (idependen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan variabel yang lain.

Metode Penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif dengan pendekatan survey. Menyebutkan bahwa penelitian

kuantitatif merupakan penelitian yang pada dasarnya dilakukan untuk

penelitian inferensial (pengujian hipotesis) dan menyadarkan pada suatu

probalitis penolakan atau penerimaan hipotesis. Dr. Johannes Siahaya

menyakatakan bahwa metode penelitian kuantitatif berakar pada

paradigma, positivistik, eksperimental, atau empiricist.

Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill,

Durkeim, Newton dan John Locker. ”Gaya“ penelitian kuantitatif biasanya

mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-

variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan

aspek reabilititas.33

Selanjutnya mengenai pendekatan survey, Sinarimbun menulis bahwa

pendekatan survey dimaksudkan sebagai, penelitian yang informasinya

melalui angket dan datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi atas

mewakili sampel.

33
Dr, Johannes Siahaya; M,Th,dan Dra, Nunuk R, Siahaya; M, Th, Metode Penelitian, (Yogyakarta:
Charis Press, 2014), Halaman 9.
37

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.34Sedangkan menurut Purwonto.,M.Pd. populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil

mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.35Populasi penelitian ini adalah

semua siswa kelas XI SMA dengan jumlah populasi 30 orang. Untuk

melakukan penelitian seorang peneliti dapat meneliti sebagai (sampel)

atau seluruhnya (sensus). Jumlah sampel sangat menentukan validitas dan

realibitas penelitian. Semakin banyak sampel yang digunakan untuk

menguji model penelitian maka semakin baik kualitas penelitian yang

dilakukan. Mengingat populasi dalam penelitian ini tergolong sedikit,

maka seluru populasi dijadikan penelitian. Dengan demikian penelitian

ini merupakan sensus.


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Populasi memiliki jumlah yang besar sehingga

penulis menggunakan sampel dari populasi tersebut.36

Tabel 3. 1 Populasi
No SISWA SMA Budya Wacana Yogyakarta Jumlah
1 Perempuan 20
2 Laki-laki 10
Jumlah 30

34
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: (Bandung, 2013), Halaman 115.
35
Drs, Purwanto, M, Pd, Statistik Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, April, 2011),
Halaman 61.
36
Ibid, 115.
38

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang diakui kegunaannya dalam sebuah

penelitian adalah pengamatan langsung, penelusuran literatur, penggunaan

kuesioner dan wawancara.37Semua teknik penelitian berkaitan dengan

masalah penelitian, tetapi masalah penelitian itu sendiri bisa berkaitan

dengan penjelasan, hubungan dan penafsiran. Ada teknik pengumpulan

data yang sesuai dengan penelitian yang menggunakan hipotesis ada

pula yang menggunakan pertanyaan penelitian. Setiap rancangan

penelitian menyangkut objek atau unitanalisis yang menunjuk pada

teknik untuk mengkaitkan data dengan masalah penelitian.


Teknik pengumpulan data adalah langkah yang utama dalam

penelitian karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan

data.38Dalam penelitian ini akan menggunakan metode angket (kuesioner)

dengan jenis instrumen angketnya.


Pengumpulan data melalui pertanyaan atau angket ini dilakukan atas

dua variabel, yaitu Variabel Pengaruh media sosial (X) dan Variabel minat

belajar siswa (Y). Adapun ringkasan teknik pengumpulan data dilihat

sebagai berikut :

37
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik ( Jakarta : Bumi Aksara 2004 ) Hal 24
38
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik ( Jakarta : Bumi Aksara 2004 ) Hal 24
39

Tabel 3. 2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik/Model Rentang
Skala Sumber Unit
No Variabel Penilaian Skor
Data Data Analisa
Data Penilaian
Siswa kelas
Pengaruh SMA
XI SMA
Media Angket Model Budya
1 1 s/d 5 Interval Budya
sosial Skala Likert Wacana
Wacana
(X) Yogyakarta
Yogyakarta
Siswa
Minat
kelas XI SMA
belajar
Angket Model SMA Budya
2 Siswa 1 s/d 5 Interval
Skala Likert Budya Wacana
kelas XI
Wacana Yogyakarta
(X)
Yogyakarta

F. Instrumen (Masing- masing) Variabel

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

dilakukan dengan angket model Skala Li


kert dengan rentang penilaian1 sampai dengan 5 Pemberian nilai

untuk jawabannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Instrumen (Masing- masing) Variabel


5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju

Azuar memiliki pendapat mengenai intrumen pengumpulan data

merupakan “alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.” 39

Teknik pengumpulan penelitian merupakan cara untuk mengumpulkan

data-data yang relevan bagi peneltian. Data yang baik adalah data yang

valid dan reliabel. Data yang demikian didapatkan dari instrumen yang

valid dan reliabel. Menurut Asul instrumen yang valid adalah

“Instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur, sedang

39
Azuar Juliardi, Metodologi Penelitian Bisnis (Medan: UMSU PRESS, 2014), 68
40

instrumen yang reliebel adalah instrumen yang konsisten (ajeg, tepat, dan

akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur.”40 Sependapat dengan

Asul, Sugiyono juga mengatakan bahwa “Instrumen yang valid

merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang

sahih dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.” 41

Alat ukur yang dimaksukan dalam instrumen yang valid disini memiliki

makna seperti apa yang telah dikemukakan oleh Nazir “alat ukur

tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan

(pre-dictability), dalam pengertian alat ukur tersebut tidak berubah-ubah

pengukurannya.”42
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai data

yang valid reliebel maka dibutuhkan juga instrumen yang valid dan

reliebel, sehingga instrumen yang valid dapat dijadikan sebagai alat ukur

yang tetap sehingga menghasilkan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian, ini semua proses analisis datamenggunakan bantuan

program Statistical Product Service Solution (SPSS for Windows).


Adapun instrumen-instrumen yang akan diuji validasi dan

reabilitasnya dijelaskan berdasarkan hipotesis yang telah disusun,

variabel-variabel dalam penelitian ini akan dapat ditentukan. 43Terdapat 2

variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu: eksogen dan

endongen.

1. Variabel eksogen

40
Asul Wiyanto, Panduan Karya Tulis Guru (Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2005), 88
41
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2004), 220
42
Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 134.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Alfabeta,(Bandung, 2013), Halaman 53.
41

Variabel eksogen adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel eksogen

adalah media sosial.


2. Variabel eksogen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel endogen

adalah minat belajar.


Variabel-variabel tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan

instrument penelitian. Apabila sampel responden telah ditetapkan,

maka akan dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui metode

observasi, wawancara, kuisioner, dengan menggunakan instrument

yang telah disusun dan sudah dilakukan uji validitas dan realiditas.
3. Definisi Konseptual (Konstruk)
Konsep mengenai pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa

kelas XI di SMA Budya Wacana Yogyakarta, dimana terfokus pada

metode yang dipakai guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk

meningkatkan minat belajar siswa.


4. Definisi Operasional (berhubungan dengan pengukuran)
Pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa kelas XI di SMA

Budya Wacana Yogyakarta, fokus kepada metode yang dipakai guru

dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar

siswa dalam digambarkan dalam dua variabel yaitu; (X) pengaruh

media sosial. Dan (Y) minat belajar siswa kelas XI di SMA Budya

Wacana Yogyakarta, yang ditandai dengan indikator-indikotor yang

akan di gambarkan dibawah ini.


5. Kisi-kisi
Berikut ini adalah kisi-kisi intrumen variabel (X) pengaruh media

sosial, dan (Y) minat belajar siswa yang terdiri dari indikator dan

nomor butir.

Tabel 3. 4 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian VARIABEL (X)


NO Variabel Indikator Jumlah Butir No Butir Item
42

1 Media Sosial 1. Tekun mengerjakan tugas


Yang diberikan
2. Mengerjakan tugas sesuatu
dengan langkah-langkah yang
diberikan
3. Sering mengajukan
pertanyaan
4. Sering mengajukan
pertanyaan sesuai dengan
konteks materi
5. Klarifikasi kebenaran melalui
berbagai sumber
6. Kemampuan memecahkan
masalah bersama teman
7. Menghargai pendapat atau
karya teman
2 Minat 1. Tidak mengganggu teman
Belajar 2. Pengaturan diri dalam belajar
Siswa XI

G. Kalibrasi Intrumen

Kalibrasi uji coba instrumen prestasi belajar siswa dilakukan dengan

jumlah responden (n) sebanyak 30 orang. Sebelum digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu kuesioner sebagai instrumen

penelitian dikalibrasi dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang

valid dan juga reliabel merupakan syarat utama untuk memperoleh hasil

penelitian yang juga valid dan reliabel.Uji validitas menurut Freddy adalah

“Suatu ukuruan yang menunjukkan keabsahan (validitas) suatu alat ukur.”44

Sedangkan menurut Syaifuddin “uji validitas dilakukan untuk melihatsejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam melakukan

fungsiukurnya.”45Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa uji

validitas digunakan sebagai alat ukur keabsahan.

44
Freddy Rangkuti, The Power of Brands (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004),
77
45
Syaifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 5
43

Populasi dalam penelitianini adalah 30orang responden melalui

pendekataniterasi orthogonaldengan butir instrumen sebanyak 14butir, dengan

30 orang responden dijadikan sebagai responden penelitian.

H. Pengujian Validitas

Validitas intstrumen dikatakan memiliki keabsahan apabila instrumen

itu sendiri mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian

validitas selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS 20.0 dengan

bantuan rumus korelasi pearson dengan menetapkan r kriteria untuk 30

responden sebesar 0,361 dan dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 3. 5 Hasil Iterasi Orthogonal


Nomor Item R Butir R Kriteria Status
X1 .738* 0,361 Valid
X2 .930** 0,361 Valid
X3 .930** 0,361 Valid
X4 .930** 0,361 Valid
X5 .687* 0,361 Valid
X6 ,641 0,361 Valid
X7 .894** 0,361 Valid
Y1 .783** 0,361 Valid
Y2 .669* 0,361 Valid
Y3 .930** 0,361 Valid
Y4 .795** 0,361 Valid
Y5 .738* 0,361 Valid
Y6 .831** 0,361 Valid
Y7 .745* 0,361 Valid

Berdasarkan hasil Iterasi Orthogonal pada variabel X dan Y secara

serempak, Jika nilai koefisennya positif dan lebih besar daripada r tabel

product moment, makaitem tersebut dinyatakan valid. Nilai r tabel adalah

0,361. Penelitian telah mendapatkan bahwa seluruh item dinyataka valid

karena nilai r lebih besar daripada r kriteria.


44

I. Pengujian Reliabilitas

Instrument dikatakan reliable jika memberikan hasil yang tetap

apabila diujikan berkali-kali. Reliabilitas digunakan untuk menguji

konsistensi sebagai alat ukur sehingga hasilnya dapat dipercaya. Dalam

pencapaian pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Korelasi

Product Moment dan perhitungan dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 20.0. Dengan jumlah responden 30 orang dan jumlah item

yang valid sebanyak 14 setelah uji reliabilitas melalui Cronbach Alpha

diketahui hasil sebagai berikut :

Tabel 3. 6 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 3. 7 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,935 14
45

dari tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden dinyatakan 100%

valid sebagai responden dalam pengambilan angket dan dari 14

pernyataan yang diujikan kepada responden dinyatakan memiliki tingkat

reliabilitas 0,935 yang menyatakan instrument sangat reliabel.

J. Instrumen Final

Berdasarkan hasil kalibrasi di atas, maka instrument final untuk

responden yang akan mengukur variabel pengaruh media sosial terhadap

minat belajar siswa memiliki 14 item quesioner valid dengan tingkat

reliabilitas dalam mengukur sebesar 0,935

K. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang diarahkan

untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data

menggunakan statistik. Menurut Rashidan berpendapat bahwa statistik

adalah “lmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan pengajian

dan analisis data serta pengambilan hasil kesimpulan atas hasil

surve.”46Dari pandangan ini, disimplkan bahwa statistik adalah hasil dari

pengolahan dan analisis data.


1. Deskripsi Data

Statistik deskriptif atau deduktif adalah bagian daristatistik yang

mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data, sehingga mudah

dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

46
Rasdihan Rasyad, Metode Statistik Deskriptif (Jakarta: PT Grasindo, 2006), 4
46

terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


Statistik inferensial atau induktif adalah bagian statistik yang

mempelajari penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku

secara umum dari data yang tersedia; digunakan untuk menganalisa

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Dengan

demikian, statistic inferensial sebenarnya kelanjutan dari statistik

deskriptif.
Untuk menguji hipotesis sebuah penelitian memerlukan analisa

data. Tahap-tahap analisa data adalah sebagai berikut: Pertama,

mendiskripsikan data untuk setiap variabel penelitian. Dalam arti

menjelaskan setiap istilah dalam variable bebas maupun terikat.

Dengan sejelas mungkin supaya data yang diperlukan untuk menjadi

dasar penelitian lengkap. Kedua, melakukan dua uji persyaratan

analisis yaitu uji normalitas, dan linearitas dengan asumsi data

homogen. Maksudnya adalah melakukan percobaan (try out) kepada

sebagian populasi. Ketiga, Menguji hipotesis. Dengan langkah

menyebar angket yang sebenarnya kepada populasi atau sampel yang

menjadi sumber data. Deskripsi data setiap variabel penelitian

meliputi perhitungan distribusi frekuensi data berdasarkan skala

interval, histogram data tunggal, perhitungan mean, median, modus,

dan standar deviasi.


47

2. Uji Persyaratan Analisis

Menurut Singgih Santoso mengatakan bahwa “uji normalitas b


ertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal yakni distribusi data tidak

melenceng ke kanan atau ke kiri.”47


Uji persyaratan analisis diperlukan sebagai persyaratan melakukan

hipotesis dengan regresi. Uji persyaratan tersebut melalui Uji

Normalitas dan Uji Linieritas. Pengujian iniperlu dilakukan agar hasil

analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam mengambil

kesimpulan penelitian. Uji persyaratan analisis diperlukan guna

mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat

dilanjutkan atau tidak.


Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis.

Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan

homogen. Uji persyaratan analisis mana yang diperlukan dalam satu

teknik analisis data akan disebutkan secara garis besar pada tiap-tiap

teknik analisis data.


Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan analisis data dengan bantuan

program komputer yaitu SPSS 20.00 dapat diketahui nilai signifikansi

yang menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu

data dikatakan berdistribusi normaljika harga koefisien Asymp.

Sigpada output Kolmogorov-Smirnov test > dari alpha yang ditentukan

yaitu 5 % (0.05). Dalam penelitian ini, perhitungan uji normalitas juga

dilakukan dengan estimasi proporsi dari rumus Blome dengan


47
Singgih Santoso, Statistik Multivariat (Jakarta: PT. Elex Media, 2010), 43
48

pendekatan P-P Plot. Pada grafik P-P Plot akan terlihat adanya

garisdiagonal dari kiri bawah ke kanan atas. Jika suatu data

berdistribusi normal, maka data akan tersebar ke sekeliling garis.


Sedangkan pada uji linearitas, Riduwan juga berpendapat: “Uji

linieritas regresi dilakukan untuk mengukur derajat keeratan hubungan,

memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta meramalkan besarnya

variabel dependenjika nilai variabel independen diketahui.”48Pengujian

linieritas garisregresi dalam penelitian ini menggunakan galat regresi yang

hasilnya dapat dilihat dalam lampiran. Dikatakan linear jika nilai sig pada

garis deviation from linearitymemiliki F dengan signifikasi > dari 0,05.

Jika tidak signifikan, maka uji linearitas dilanjutkan menggunakan

estimasi kurva dengan melihat nilai sig pada garis kurva linier yang

signifikan < 0,05

3. Uji Hipotesis

Husein berpendapat “Uji Hipotesis adalah suatu perumusan

sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu

dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyeledikan

selanjutnya.”49 Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan

secara statistic jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan

oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang

sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis kadang disebut juga

“konfirmasi analisa data”.


Uji Hipotesis dilakukan dengan rumus Convidence Interval (µ)

untuk melihat kecenderungan data uji hipotesis pertama (variabel X)

48
Riduwan,.Op.Cit., 220
49
Husein Umar,Riset Sumber Daya Manusia (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2005)168
49

dan uji hipotesis kedua (variabel Y). Peneliti juga menggunakan

analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) untuk uji hipotesis

ketiga yaitu pengaruh variabel X terhadap variabel Y.


Uji Hipotesis, yaitu pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Peneliti menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment

(PPM) untuk uji hipotesis ketiga ini dengan menggunakan rumus:

nXY (X)(Y)
rxy 
{nX (X) }{nY (Y) }
2 2 2 2

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya

negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Berpengaruh Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Berpengaruh Kuat
0,40 – 0,599 Berpengaruh Cukup
0,20 – 0,399 Berpengaruh Rendah
0,00 – 0,199 Berpengaruh Sangat Rendah
50

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel

X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan

sebagai berikut:

KP = r2 X 100%

Dimana : KP = Nilai Koefesien Determinan

r = Nilai Koefesien Korelasi

Sedangkan untuk pengujian lanjutan, yaitu uji signifikansi yang

berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X

terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment tersebut

diuji dengan uji signifikansi.

L. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menemukan berbagai keterbatasan masalah saat melakukan

penelitian yaitu, adanya berbagai faktor yang sangat mempengaruhi

minat belajar siswa. Faktor dari dalam diri anak, faktor sumber daya

manusia yang dimiliki oleh guru dan faktor lingkungan (keluarga,

masyarakat) sangat mempengaruhi bagaimana peserta didik untuk dapat

berprestasi.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

Setelah melalui tahapan penelitian, maka hasil penelitian dan

pembahasan dalam Bab IV ini akan diuraikan meliputi: deskripsi data,

pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis

data.

A. Deskripsi Data

Setelah melakukan uji coba untuk menghasilkan butir-butir yang

valid, maka angket yang berisi 14 butir pernyataan valid tersebut dibagikan

sebanyak30 responden siswa SMA Budya Wacana Yogyakarta. Jumlah angket

yang harus dikembalikan sebanyak 30 lembar dan telah terisi semuanya

sehingga layak untuk dianalisis.


Adapun karakteristik responden yang berpartisipasi dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:


Tabel 4. 1 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel X

Statistics
media sosial
Valid 30
N
Missing 0
Mean 22,9000
Median 22,0000
Mode 22,00
Std. Deviation 2,89292
Range 13,00
Minimum 18,00
Maximum 31,00
Sum 687,00

Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel X (Media Sosial)

berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden diperoleh untuk nilai rata –


51
52

rata (mean) sebesar 22,9 ; titik tengah (median) sebesar 22 ; nilai yang

sering muncul (mode) sebesar 22; simpangan baku (standar deviasi)

sebesar 2,892 ; rentangan (range) sebesar 13; skor minimum dari data

(minimum) sebesar 18; skor maksimum dari data (maximum) sebesar 31.

Gambar 4. 1 Histogram Kelompok Responden berdasarkan


Tabulasi Variabel X
53

Tabel 4. 2 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel Y


Statistics
minat belajar siswa
Valid 30
N
Missing 0
Mean 23,4667
Median 23,0000
Mode 22,00
Std. Deviation 2,33021
Range 8,00
Minimum 20,00
Maximum 28,00
Sum 704,00
Dari tabel di atas diketahu bahwa variabel Y (Minat Belajar siswa )

berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden diperoleh untuk nilai rata –

rata (mean) sebesar 23,4667; titik tengah (median) sebesar 3 ; nilai yang

sering muncul (mode) sebesar 22; simpangan baku (standar deviasi) sebesar

2,33; rentangan (range) sebesar 8; skor minimum dari data (minimum)

sebesar 20; skor maksimum dari data (maximum) sebesar 28.

Gambar 4. 2 Histogram Kelompok Responden berdasarkan tabulasi


variabel Y
54

Tabel 4. 3 Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki – Laki 20 66,7 66,7 66,7
Valid Perempuan 10 33,3 33,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Dari data diatas menunjukan bahwa jumlah responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa SMA Budya

Wacana Yogyakarta dengan gender laki-laki tercatat 20 orang atau 66,7% dan

gender perempuan tercatat 10 orang atau 33,3%.

Gambar 4. 3 Kelompok Responden berdasarkan tabulasi variabel Y


55

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan sebagai persyaratan melakukan

hipotesis dengan regresi. Uji persyaratan tersebut melalui Uji Normalitas dan

Uji Linieritas. Pengujian ini perlu dilakukan agar hasil analisis yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan dalam mengambil kesimpulan penelitian. Uji

persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk

pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.


Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis.

Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen.

Uji persyaratan analisis mana yang diperlukan dalam satu teknik analisis data

akan disebutkan secara garis besar pada tiap-tiap teknik analisis data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program

komputer yaitu SPSS 20.0. dapat diketahui nilai signifikansi yang

menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu data

dikatakan berdistribusi normal jika harga koefisien Asymp. Sig pada

output Kolmogorov-Smirnov test > dari alpha yang ditentukan yaitu 5%

(0.05). Dalam penelitian ini, perhitungan uji normalitas juga dilakukan

dengan estimasi proporsi dari rumus Blome dengan pendekatan P-P Plot.

Hasil uji normalitas data selengkapnya dapat diamati pada lampiran dan

pengamatan dilakukan pada grafik sebaran data disekitar garis normal dan

dengan melihat pola pada grafik detrended.


Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan bantuan program

SPSS maka diperoleh harga koefisien Asymp. Sig pada variabel Media
56

Sosial sebesar 0,235, sehingga variabel X harga p > 0,05 maka bisa

dikatakan variabel X berada pada kategori normal; sedangkan harga

koefisien Asymp. Sig pada variabel Minat Belajar siswa SMA Budya

Wacana Yogyakarta sebesar 0,360, sehingga variabel Y harga p > 0,05

maka bisa dikatakan variabel Y berada pada kategori normal.


Gambar 4. 4One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
media sosial minat belajar
siswa
N 30 30
a,b Mean 22,9000 23,4667
Normal Parameters
Std. Deviation 2,89292 2,33021
Absolute ,189 ,169
Most Extreme Differences Positive ,189 ,169
Negative -,091 -,111
Kolmogorov-Smirnov Z 1,034 ,925
Asymp. Sig. (2-tailed) ,235 ,360
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat hasil uji normalitas dari tabel

berikut:

Gambar 4. 5 Hasil Uji Normalitas


Asym. Sig(p- Keterangan
Nama Variabel Kondisi
value) Distribusi Data
Media Sosial 0,235 P > 0,05 Normal
Minat Belajar
Siswa SMA
0,360 P > 0,05 Normal
Budya Wacana
Yogyakarta

Uji normalitas juga dilakukan dengan estimasi proporsi dari

rumus Blome dengan pendekatan P-P Plot. Pada grafik P-P Plot akan

terlihat adanya garis diagonal dari kiri bawah ke kanan atas. Jika suatu

data berdistribusi normal, maka data akan tersebar ke sekeliling garis.

Pada Media Sosial berdasarkan output yang dihasilkan oleh Program

SPSS, maka grafik P-P Plot terlihat bahwa data tersebar di sekitar garis

normal. Dari grafik detrended normal P-P Plot terlihat bahwa sebaran data
57

variabel tidak memperlihatkan pola tertentu. Dengan demikian

disimpulkan bahwa variabel Media Sosial dan Minat Belajar siswa

memiliki distribusi normal atau dianggap berdistribusi normal.

Gambar 4. 6 P Plot Normalitas X

Demikian juga pada variabel media sosial output yang dihasilkan

oleh Program SPSS, maka grafik P-P Plot terlihat bahwa data tersebar di

sekitar garis normal. Dari grafik detrended normal P-P Plot terlihat

bahwa sebaran data variabel tidak memperlihatkan pola tertentu. Jadi

variabel media sosial memiliki distribusi normal. Dengan demikian

disimpulkan bahwa variabel Media Sosial dan variabel Minat Belajar

siswa memiliki distribusi normal atau dianggap berdistribusi normal.


58

Gambar 4. 7 P Plot Normalitas Variabel Y

2. Uji Linearitas
Pengujian linearitas garis regresi dalam penelitian ini

menggunakan galat regresi. Dikatakan linear jika nilai sig pada garis

deviation from linearity memiliki F dengan signifikasi > dari 0,05. Jika

tidak signifikan, maka uji linearitas dilanjutkan menggunakan estimasi

kurva dengan melihat nilai sig pada garis kurva linear yang signifikan <

0,05.

Tabel 4. 4 linieritas
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between (Combined) 55,988 11 5,090 ,903 ,006
Groups Linearity 27,301 1 27,301 4,843 ,000
59

Deviation
28,687 10 2,869 ,509 ,862
from Linearity
minat belajar Within Groups 101,479 18 5,638
siswa * Total 157,467 29
media sosial

Dari output pengujian linieritas variabel X Media Sosial terhadap

variabel Y menunjukan bahwa nilai signifikansi liniearity adalah 0,000

dan deviation from linierity 0,862 lebih besar atau sama dengan 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa variabel X Media Sosial dinyatakan linier


Dengan demikian, setelah melalui tahap uji normalitas data dan

linearitas data, terbukti bahwa distribusi data normal dan memperlihatkan

pola linear, sehingga perhitungan dapat dilanjutkan pada uji hipotesis

menggunakan analisis korelasi.

C. Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan rumus analisis korelasi Pearson

Product Moment (PPM) untuk uji hipotesis yaitu pengaruh variabel X

terhadap variabelY.

1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pertama, yaitu diduga ada pengaruh antara variabel

X penggunaan media sosial terhadap variabel Y minat belajar siswa di

SMA Budya Wacana Yogyakarta. Peneliti menggunakan analisis korelasi

Pearson Product Moment (PPM) untuk uji hipotesis ketiga ini dengan

menggunakan rumus:
60

nXY (X)(Y)
rxy 
{nX (X) }{nY (Y) }
2 2 2 2

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya

negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r


Correlations
Media Sosial Minat Belajar
Siswa
Pearson Correlation 1 ,416*
Media Sosial Sig. (2-tailed) ,022
N 30 30
Pearson Correlation ,416* 1
Minat Belajar Siswa Sig. (2-tailed) ,022
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Jadi berdasarkan rumus di atas dengan menggunakan bantuan

program SPSS 20.0, maka dihasilkan nilai pearson correlation pada

variabel X terhadap variabel Y sebesar 0,416. dengan kata lain besaran

pengaruh variabel X Media Sosial memiliki pengaruh sebesar 0,416 atau

pada kategori cukup kuat dengantaraf signifikansi 0,022.


61

Tabel 4. 6 Interval Tingkat Hubungan


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Berpengaruh Sangat Kuat
0,600 - 0,799 Berpengaruh Kuat
0,400 - 0,599 Berpengaruh Cukup
0,200 - 0,399 Berpengaruh Rendah
0,000 - 0,199 Berpengaruh Sangat Rendah
62

Tabel 4. 7 Model Summry


Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 ,416a ,173 ,144 2,15610

a. Predictors: (Constant), Media Sosial

Dari tabel diatas diketahui hasil analisis dari program SPSS 20.0,

diperoleh nilai koefisien determinasi (r2yx) sebesar 0,173 atau 17,3 %.

Artinya, sumbangan / kontribusi variabel Media Sosial Terhadap Minat

Belajar SMA Budya Wacana Yogyakarta sebesar 17,3 %, sedangkan

sisanya sebesar 82,7 % dikarenakan oleh sebab-sebab lain di variabel

yang diteliti.

Tabel 4. 8 Anova
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 27,301 1 27,301 5,873 ,022b

1 Residual 130,166 28 4,649

Total 157,467 29

a. Dependent Variable: Minat Belajar Siswa


b. Predictors: (Constant), Media Sosial

Tabel 4. 9 Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 15,786 3,194 4,943 ,000
1
Media Sosial ,335 ,138 ,416 2,423 ,022
a. Dependent Variable: Minat Belajar Siswa

Untuk dapat memprediksi besarnya kontribusi Penggunaan Media

sosial ( X ) terhadap minat belajar siswa (Y) diperoleh persamaan regresi

Y= b +b1X ,Y = 15,786+ 0,335X dengan koefisien F hitung sebesar 5,873

dan P-value sebesar 0,022. Hasil ini menunjukan bahwa persamaan

regresi tersebut cukup signifikan atau cukup berarti sehingga dapat


63

digunakan untuk prediksi hubungan peningkatan variabel dengan

persamaan regresi Y = 15,786+ 0,335 X memiliki makna bahwa

apabila penggunaan media sosial ( X ) meningkat satu unit maka rata

– rata skor minat belajar siswa ( Y ) akan meningkat sebesar 0,335

kali dari kondisi sekarang.


Dengan demikian dari pengujian korelasi antara variabel X

metode belajar dan Minat Belajar siswa didapatkan kesimpulan bahwa

hipotesis yang diajukan bahwa pengaruh variabel X Media Sosial

terhadap variabel Y Minat Belajar SMA Budya Wacana Yogyakarta ada

pada tingkat sedang / cukup berpengaruh ternyata terbukti karena dari

hasil perhitungan di dapatkan hasil bahwa pengaruh antara variabel X

Media Sosial terhadap variabel Y Minat Belajar SMA Budya Wacana

Yogyakarta ada kategori cukup.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada bagian ini peneliti akan melakukan pembahasan terhadap

hasil hipotesis penelitian:


1. Pembahasan Hipotesis

Hipotesis pertama yang berbunyi diduga ada pengaruh antara

penggunaan Media Sosial terhadap Minat Belajar siswa SMA Budya

Wacana Yogyakarta, ternyata dalam penelitian ini terbukti dan

hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dari pengaruh variable

Media Sosial (variabel X) terhadap variabel Minat Belajar siswa SMA

Budya Wacana Yogyakarta (variabel Y) dihasilkan nilai pearson

corellation sebesar 0,416 sehingga berpengaruh cukup. Jadi Media


64

Sosial cukup berpengaruh terhadap Minat Belajar siswa SMA Budya

Wacana Yogyakarta. Media Sosial berpengaruh cukup karena tingkat

penerapan dari Media Sosial ini belum tinggi. Guru belum

menggunakan secara maksimal media sosial sebagai salah satu

metode pengajaran dan penyampaian materi sehingga penggunaannya

belum optimal.
Dari hasil regresi linier, maka setiap perbaikan Media Sosial

meningkat satu kali, maka Minat Belajar siswa SMA Budya Wacana

Yogyakarta akan meningkat 0,335 kali.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh

kesimpulan bahwa media sosial memiliki berpengaruh lebih banyak negatif

bagi penggunanya, artinya ada banyak waktu tersita, sehingga banyak

aktifitas terabaikan. khususnya siswa kelas X SMA Budya Wacana adapun

kesimpulan khusus tentang pengaruh sosial networking melalui media

sosial terhadap minat belajar siswa kelas X di SMA Budya Wacana

Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018, diantaranya sebagai berikut.

1. Perkembangan pengaruh media soasia yang sangat cepat berdampak

negatif terhadap penggunanya secara umum, demikian juga dengan

pengguna media sosial siswa kelas X, waktu yang tersita dalam

bermedia sosial tidak di pakai belajar, membantu orang tua beristirahat

bersoasialisasi dan lain sebagainya. Banyak penggunaan yang kurang

beretika dan pengaruh negatif membuat siswa dalam hal mengambil

tindakan di luar batas kewajaran sebagai siswa. Semakin banyak di

gunakan media sosail tanpa porsi tepat maka semakin banyak pula

pengaruh negatif yang di rasa oleh siswa SMA Budya Wacana.


2. Peran orang tua dalam memperhatikan penggunaan media sosial terhadap

siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta sangat penting.. hal ini

merupakan hal yang sangat di haruskan orang tua mengerti. Walau orang

tua memiliki keterbatasan dalam melihat dan memperhatikan keberadaan

siswa. Orang tua mendorong dan membimbing anaknya untuk

34
35

melakukan segala hal yang baik demi membantu siswa memilah dan

memahami prioritas penggunaan waktu.


3. Pengaruh penggunaan media sosial terhadap minat belajar siswa

kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta membuktikan dalam penelitian

ada pengaruh yang sanagat tinggi terhadap penggunaan media sosial. Hasil

ini menunjukan bahwa minat belajar siswa (Y) dipengaruhi oleh

penggunaan media sosial melalui fecebook, Bbm, WahasApp,

Twuitter, udya Wacana, karena masih banyak penggunaan yang kurang

beretika dan pengaruh negatif membuat siswa dalam hal mengambil

tindakan di luar batas kewajaran sebagai siswa. Hasil ini menunjukan

bahwa minat belajar siswa (Y) dipengaruhi oleh penggunaan media

sosial melalui fecebook, Bbm, WahasApp, Twuitter,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa
Kepada para siswa secara umum dan khususnya siswa kelas X SMA

Budya Wacana agar menjadikan media sosial sebagai sarana

pembelajaran dan media sosialisasi, sehingga dapat menunjang proses

belajar mengajar diharapkan agar dapat menggunakan media sosial

secara baik mampu memilih waktu, antara waktu belajar dan waktu

menggunakan media sosial, agar tidak menganggu waktu belajar

sebagai tanggung jawab siswa kelas X. Untuk meraih masa depan yang

cerah.
2. Bagi Sekolah
Menjadikan media sosial sebagai media pembelajaran berbasis

teknologi sehingga dapat membantu dalam proses belajar mengajar.


36

Khususnya SMA Budya Wacana Yogyakarta Selain itu, perlu adanya

pembinaan atau sosialisasi terhadap siswa agar mereka mengerti

bagaimana cara penggunaan media sosial yang baik dan benar.

Memberikan kapasistas waktu yang tepat dalam penggunaan media sosial

terhadap siswa SMA Budya Wacana.


3. Orang Tua
Diharapkan orang tua lebih awas, bijaksana dan peduli terhadap

penggunaan media sosial bagi siswa pelajar. Media sosial sebagai salah

satu fasilitas yang dapat membentuk proses pendewasaan khususnya

minat belajar siswa, serta orang tua harus mendampingi anaknya

mengenali karakteristik layanan teknologi informasi yang digunakan

khususnya media sosial, seperti dengan cara orang tua memiliki akun

media sosial sehingga dapat mengawasi kegiatan anak di dunia maya

secara langsung perhatian orang tua sangat dibutuhkan oleh seorang

anak dapat menjauhkan hal-hal yang tidak diharapkan.


4. Untuk Peneliti
Hendaknya peneliti melaksanakan penelitian ini bukan hanya sebagai

Tugas Akhir, tetap diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari

demi meningkatkan profesionalisme sebagai guru/peneliti.

Anda mungkin juga menyukai