Matriks
Matriks
Matriks
1. Pengertian Matriks
Definisi:
Matriks adalah himpunan skalar yang disusun secara empat persegi panjang menurut
baris dan kolom. Skalar-skalar tersebut disebut dengan elemen matriks. Skalar-skalar itu
disebut elemen matriks. Untuk batasanya, biasanyan digunakan ( ), [ ] atau || ||
Notasi Matriks
Matriks diberi nama dengan huruf besar misalnya A, B, C, P, Q dan lain-lain. Sedangkan
elemen-elemennya dengan huruf kecil misalnya a11, b21, c34 dan lain-lain. Secara lengkap
ditulis A = (aij) artinya suatu matriks A yang elemen-elemennya aij dimana indeks i
menyatakan baris ke i dan indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut.
Pandang matriks A = (aij), i = 1,2,3…. m dan j = 1,2,3,…n, yang berarti bahwa banykanya
baris = m serta banyaknya kolom = n
Boleh juga ditulis A(mxn) = (aij), dimana (mxn) adalh ukuran (ordo) dari matriks. Matriks
dengan dimensi baris m = 1, seperti:
Disebut dengan vector baris atau matriks baris. Sedangkan dengan dimensi kolom n = 1,
seperti
𝑐1
𝑐2
𝐶 = 𝑐3
⋮
[𝑐𝑚 ]
Contoh 2
6 5 0 4
𝐴=[ ] dan 𝐵 = [ ] maka
2 0 15 10
6 5 0 4 6+0 5+4 6 9
𝐴+𝐵 =[ ]+[ ]=[ ]=[ ]
2 0 15 10 2 + 15 0 + 10 17 10
Contoh 3
1 2 3 2 3 0
Jika 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [ ]
0 1 4 −1 2 5
Maka
1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 6 9
𝐴+𝐴+𝐴 =[ ]+[ ]+[ ]=[ ]
0 1 4 0 1 4 0 1 4 0 3 12
1. A + B = B + A (komutatif)
2. (A + B) + C = A + (B + C) (asosiatif)
3. (A + B) = A + B (distributif)
d. Pengurangan Matriks
Mengurangi matriks A dengan B, (A – B) adalah menjumlahkan matriks A dengan
matriks (-B)
Contoh:
6 5 0 4
Jika 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [ ] maka:
2 0 15 10
6 5 0 −4 6 1
𝐴 − 𝐵 = 𝐴 + (−𝐵) = [ ]+[ ]=[ ]
2 0 −15 −10 −13 −10
e. Perkalian Matriks
Pada umumnya matriks tidak komutatif terhadap operasi perkalian AB ≠ BA. Pada
perkalian matriks AB, matriks A kita sebut matriks pertama dan B matriks kedua.
Syarat perkalian matriks
Banyak kolom matriks pertama = banyak kolom matriks kedua
Defenisi:
Hasil perkalian antara matriks A = [aij] berordo m x p, dengan matriks B [bij] berordo
p x n, adalah matriks C = [cij] berordo m x n, dengan nilai
𝑝
Contoh
Contoh
3. Transpose Matriks
Pandang suatu matriks A = [aij] berukuran (m x n), maka transpose dari A adalah matriks A T
berukuran ( n x m ) yang didapatkan dari A dengan menuliskan baris ke-i dari A , i = 1,2, ..,m
sebagai kolom ke-i dari A T . Dengan kata lain:
Contoh:
𝟏 𝟓 𝟓 𝟏 𝟐 𝟎
𝑨 = [𝟐 𝟒 𝟓] 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝑨𝑻 = [𝟓 𝟒 𝟕]Beberapa sifat matriks transpose:
𝟎 𝟕 𝟔 𝟓 𝟓 𝟔
1. (A+B)T = AT + BT
2. (AT)T = A
3. k(AT) = (kA)T
4. (AB)T = BT AT
Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen diatas
diagonal utamanya adalah 0. Dengan kata lain [aij] adalah matriks segitiga atas bila aij
= 0 untuk i > j.
17 0 0
[12 4 0] adalah matriks segitiga bawah
10 1 5
4. Determinan
Pengertian Determinan
Setiap matriks bujur sangkar A selalu mempunyai suatu besaran skalar yang disebut
determinan. Sebaliknya, setiap matriks yang tidak bujur sangkar tidak mempunyai
determinan. Determinan adalah nilai real yang dihitung berdasarkan nilai elemen-
elemennya, menurut rumus tertentu yang ditulis dengan simbol det(A) atau |A|. Jika nilai
determinan itu nol, matrik bujur sangkar tersebut singular, artinya tidak memiliki invers.
Jika nilai determinan atau matriks tidak nol, berarti matriks A tersebut nonsingular, yaitu
matriks tersebut punyai invers.
Contoh:
𝟏 𝟑
𝑨=[ ] 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝐝𝐞𝐭(𝑨) = 𝟏. 𝟓 − 𝟑. 𝟓 = 𝟓 − 𝟏𝟓 = −𝟏𝟎
𝟓 𝟓
Untuk mencari determinan dari matriks berordo 3x3, digunakan metode Sarrus yang
langkah- langkahnya adalah sebagai berikut
1. Salin kembali kolom pertama dan kolom kedua kemudian tempatkan di sebelah kanan
tanda determinan.
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12
𝑎
| 21 𝑎22 𝑎23 | 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32
2. Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama, dan diagonal lain yang
sejajar dengan diagonal utama (lihat gambar). Nyatakan jumlah hasil kali tersebut dengan
A(+).
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12
|𝑎21 𝑎22 𝑎23 | 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32
𝐴(+) = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32
3. Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal sekunder dan diagonal lain
yang sejajar dengan diagonal sekunder (lihat gambar). Nyatakan jumlah hasil harga
tersebut dengan A(-).
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12
𝑎
| 21 𝑎22 𝑎23 | 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32
𝐴(−) = 𝑎31 𝑎22 𝑎13 + 𝑎32 𝑎23 𝑎11 + 𝑎33 𝑎21 𝑎12
𝑑𝑒𝑡(𝐴) = (𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 ) − (𝑎31 𝑎22 𝑎13 + 𝑎32 𝑎23 𝑎11 + 𝑎33 𝑎21 𝑎12 )
Contoh:
−𝟑 𝟒 𝟐
Diketahui matrik = [ 𝟐 𝟏 𝟑 ] , tentukan determinannya
𝟏 𝟎 −𝟏
Jawab:
−𝟑 𝟒 𝟐 −𝟑 𝟒
𝒅𝒆𝒕(𝑨) = | 𝟐 𝟏 𝟑| 𝟐 𝟏
𝟏 𝟎 −𝟏 𝟏 𝟎
−𝟑 𝟒 𝟐
1 3
𝐴11 = | 𝟐 𝟏 𝟑 | = [ ]
0 −1
𝟏 𝟎 −𝟏
Minor A11 = det(A11) =1.(-1) - 0.3 = -1
Kofaktor A11 = (-1)i+j det(A11) = (-l)l+1 (-l) = -1
A32= matriks A dengan elemen-elemen baris ke-3 dan elemen-elemen kolom ke-2
dibuang.
−𝟑 𝟒 𝟐
−3 2
𝐴32 = | 𝟐 𝟏 𝟑 | = [ ]
2 3
𝟏 𝟎 −𝟏
dengan j sebarang disebut ekspansi kolom ke-j. Kof(Aij) adalah kofaktor dari Aij.
Contoh:
2 1 5 7
Hitung determinan matriks 𝐴 = [0 0 3 0]
0 2 3 2
0 52 2
Ekspansi kolom ke 1:
𝟐 1 5 7 2 1 5 7 2 1 5 7 2 1 5 7
det(𝐴) = 2. [0 0 3 0 ] − 0 [𝟎 0 3 0 ] + 0. [0 0 3 0 ] − 0. [0 0 3 0 ]
0 2 3 2 0 2 3 2 𝟎 2 3 2 0 2 3 2
0 52 2 0 52 2 0 52 2 𝟎 52 2
0 3 0 1 5 7 1 5 7 1 5 7
det(𝐴) = 2 |2 3 2| − 0 |2 3 2| + 0. |0 3 0| − 0. |0 3 0|
5 2 2 5 2 2 5 2 2 2 3 2
0 3 0
= 2 |2 3 2|
5 2 2
Ekspansi baris ke 1
𝟎 3 0 0 𝟑 0 0 3 𝟎
det(𝐴) = 2.0. |2 3 2| − 2.3. |2 3 2| + 2.0 |2 3 2|
5 2 2 5 2 2 5 2 2
3 2 2 2 2 3
det(𝐴) = 2.0. | | − 2.3. | | + 2.0. | |
2 2 5 2 5 2
= 0 − 6. (−6) + 0 = 36
Sifat-Sifat Determinan
Sifat determinan yang penting adalah sebagai berikut:
1. Nilai determinan tidak berubah bila semua baris diubah menjadi kolom atau semua kolom
diubah menjadi baris, dengan kata lain:
det(A) = det(AT)
Contoh:
6 5 6 2
𝐴=[ ] , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴𝑇 = [ ]
2 0 5 0
6 5 0 4 6 5 0 4 75 74
𝐴=[ ] 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = [ ] , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴𝐵 = [ ][ ]=[ ]
2 0 15 10 2 0 15 10 0 8
0 1 4 2 1 1 1 0 4
𝐴 = [2 1 1] 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐵 = 𝐻12 (𝐴) = [0 1 4] 𝑑𝑎𝑛 𝐶 = 𝐾12 (𝐴) = [1 2 1]
0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 4 0 4 0 1
det(𝐴) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 2 1 2 1
1 4 1 1 1 1
det(𝐵) = 2. | | − 0. | | + 0. | | = 2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑘𝑒 − 1
0 1 0 1 1 4
0 4 1 4 1 0
det(𝐶) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = 2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
2 1 1 1 1 2
4. Pada suatu determinan terdapat 2 baris atau 2 kolom yang identik, maka harga determinan
itu = 0.
Contoh:
1 2 0
𝐴 = [1 2 0] 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 1 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 2 𝑠𝑎𝑚𝑎, 𝑚𝑎𝑘𝑎 |𝐴| = 0
0 0 1
5. Bila nilai determinan tidak berubah, jika elemen-elemen sebuah baris/kolom ditambah atau
dikurangi dengan suatu kelipatan nilai real dari elemen-elemen dari baris/kolom lain.
Contoh:
𝟎 𝟏 𝟒 𝟎 𝟏 𝟐 𝟎 𝟏 𝟒
(−𝟐) (𝟑)
𝑨 = [𝟐 𝟏 𝟏] 𝒎𝒂𝒌𝒂, 𝑩 = 𝑯𝟏𝟑 (𝑨) = [𝟐 𝟏 𝟏] , 𝑪 = 𝑲𝟐𝟏 (𝑨) = [𝟐 𝟕 𝟏]
𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏
1 4 0 4 0 1
det(𝐴) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 2 1 2 1
1 2 0 2 0 1
det(𝐵) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 2 1 2 1
1 4 0 4 0 1
det(𝐶) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
7 1 2 1 2 7
6. Besar determinan menjadi kali, bila suatu baris/kolom dikalikan dengan skalar .
Contoh:
𝟎 𝟏 𝟒 𝟎 𝟏 𝟒
(𝟐) (𝟐)
𝑨 = [𝟐 𝟏 𝟏] 𝒎𝒂𝒌𝒂, 𝑩 = 𝑯𝟑 (𝑨) = [𝟐 𝟏 𝟏] , 𝑪 = 𝑲𝟏 (𝑨)
𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟐
𝟎 𝟏 𝟒
= [𝟒 𝟏 𝟏 ]
𝟎 𝟎 𝟏
1 4 0 4 0 1
det(𝐴) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −2 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 2 1 2 1
1 4 0 4 0 1
det(𝐵) = 0. | | − 0. | | + 2. | | = −4 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 2 1 2 1
1 4 0 4 0 1
det(𝐶) = 0. | | − 0. | | + 1. | | = −4 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 − 3
1 1 4 1 4 1
7. Apabila semua unsur dalam satu baris atau satu kolom = 0, maka harga determinan = 0.
Contoh
0 0
𝐴=[ ] det (A) = 0.5 – 0.4 =0 – 0 =0
4 5
8. Jika suatu matriks merupakan matriks segitiga atas atau segitiga bawah, maka hasil
determinannya merupakan hasil kali dari elemen-elemen yang terletak pada diagonal
utamanya.
Contoh:
2 0 0
𝐴 = [1 3 0] 𝑚𝑎𝑘𝑎 |𝐴| = 2.3.2 = 12
4 1 2
2 7 7
𝐵 = [0 3 0] 𝑚𝑎𝑘𝑎 |𝐵| = 2.3.2 = 12
0 0 2
9. Jika A adalah matriks segitiga n x n maka det(A) adalah hasil kali elemen-elemen pada
diagonal utama
Contoh:
Menghitung Determinan Menggunakan Sifat- Sifat Determinan
Contoh:
Hitung determinan matriks
Contoh:
Jawab:
Membentuk matriks segitiga atas, sehingga
Contoh:
Aplikasi Determinan Pada Geometri
Apabila diketahui beberapa titik yang terletak pada bidang datar atau pada ruang 3-D,
permasalahannya adalah apa bentuk geometri dari gambar yang melewati titik-titik tersebut?
Untuk mengetahuinya diperlukan pengetahuan tentang penyelesaian sistem linier dan perhitungan
determinan.
jawab:
Misalkan M= (x, y) adalah titik pada L, maka untuk persamaan garis lurus berlaku
ax + by + c = 0
Karena A1 dan A2 terletak pada L, maka berlaku
Persamaan di atas merupakan sistem persamaan linier homogen. Bila ketiga persamaan di atas
disusun kembali diperoleh
Agar persamaan di atas punya solusi nontrivial, maka determinan koefisien-koefisien matriksnya
harus nol:
Contoh:
Jika A1 =(-1, 2) dan A2=(0,1), maka persamaan garis L yang melalui kedua titik tersebut adalah
xy1- 1 2 1 0
atau
bisa diselesaikan dengan menggunakan sarrus atau ekspansi baris atau kolom
x+y–1=0
Jika M =(x, y) adalah titik yang terletak pada lingkaran tersebut, maka berlaku persamaan berikut:
a(x 2 + y 2 ) + bx + cy + d = 0
dimana a, b, c, dan d adalah konstanta. Untuk ketiga titik di atas juga harus memenuhi naan berikut:
Persamaan di atas merupakan sistem persamaan linier homogen. Agar sistem mempunyai
nontrivial, maka determinan koefisien-koefisien matriksnya harus nol.
Contoh:
Tentukan persamaan lingkaran yang melewati tiga titik A1(l, 0), A2(-l, 2), dan A3(3, 1). Jawab:
Atau
𝑥−7 2 𝑦 − 13 2 37
( ) +( ) =
6 6 18
37
Lingkaran mempunyai pusat (7/6, 13/6) dan jari-jari sebesar √ satuan.
18
Jawab:
a,b,c R
Jika M =(x, y, z) titik pada bidang tersebut dan setelah ketiga titik disubstitusi ke persamaan bidang
diperoleh sistem persamaan linier homogen berikut
Contoh:
Teintukan persamaan bidang yang melewati tiga titik (1, -1, 3), (0, 1, 7), dan (4,0,-1).
Jawab:
Setelah dihitung dan disederhanakan diperoleh persamaan bidang berikut:
12x + 8y - 7z + 41 = 0
3
5.
6.
8
17
18
19
20
21
22
23