Dorothy e Johnson
Dorothy e Johnson
Dorothy e Johnson
PENDAHULUAN
1
diatasi dengan pemberian dan pemantauan asuhan keperawatan pada orang
yang sakit. Dorothy E. Johnson juga berpendapat jika lingkungan suatu
sistem eksternal yang dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik maupun
psikis terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan bisa
memelihara kesehatannya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan dalam sistem biologis,
pengetahuan atas bagian-bagiannya lebih dahulu dari pengetahuan
keseluruhan sistem.
4
Dorothy bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated).
Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-subsistem ini yang
berubah secara bersambung dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan
pembelajaran. Sistem yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di
control oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang di
identifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingstive, eliminative,
sexual, achievement, aggresive.
a. Subsistem Attachement-Affiliative
Subsistem attachement-affiliative merupakan yang paling
kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua
organisasi sosial, pada tingkatan umum, hal itu memberikan
kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai
konsekuensinya adalah inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
b. Subsistem Dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu
mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan.
Konsekuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau
pengenalan dan bantuan fisik. Pengembangnya, perilaku dependency
bergantung total pada orang lain kearah bergantung pada diri sendiri
dengan derajat yang lebih besar. Jumlah interpedency tertentu adalah
penting untuk kelangsungan kelompok sosial.
c. Subsistem Ingestif
Subsistem ini berhubungan dengan sosial, psikososial, dan sistem
biologis yaitu pencernaan. Sub system ini memberikan fungsi yang
luas dari kepuasan terhadap intake makanan/ selera makan.
5
d. Subsistem Biologis
Subsistem biologis ingestion dan eliminasi “berkaitan dengan kapan,
bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa itu dimana dan
kapan, bagaimana dan dengan kondisi apa kita makan dan dengan
kondisi apa kita buang.” Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial
dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.
d. Subsistem Sexual
Subsistem sexual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation)
dan kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting
dan mating, sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas
jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang luas) perilaku-
perilaku berdasarkan prinsip jenis kelamin.
e. Subsistem Agresif
Subsistem agresif adalah perlindungan (protection) dan
pemeliharaan (preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli
etnilogi seperti Lorenz bukannya dengan bantuan pemikiran perilaku
sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak hanya di pelajari tapi
memiliki maksud utama membahayakan yang lain. Bagaimanapun,
masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode
perlindungan diri dan orang-orang serta milik mereka dihormati dan
dilindungi.
f. Subsistem Achievement
Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan.
Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan
pada beberapa standar kesempurnaan, cakupan perilaku prestasi
termasuk kemampuan intelektual, psikis, kreatif, mekanis dan sosial.
6
Dorothy kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang
menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai sistem perilaku(behavioral
sistem). Hal yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang ada di
luar sitem adalah ikatan (boundry). Ini merupakan titik atau point dimana sistem
memiliki control kecil atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan
“sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana
didalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan
lingkungannya. Homeostatis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem
perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu
yang dapat diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami
overeompensate berkaitan dengan stres (tekanan). Ketika output energi tambahan
digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stesor adalah stimulan eksternal
dan interval yang menghasilkan tegangan (tension) dan menyebabkan
ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang, ini disebabkan
karena disequilibrium dan merupakan sumber perubahan.
7
2.2 Sumber-Sumber Teoritis dalam Pengembangan Ilmu Keperawatan
8
2.3 Asumsi-Asumsi Utama Pengaruh Terhadap Keperawatan
1. Perawatan (Nursing)
2. Orang (Person)
9
3. Kesehatan (Health)
4. Lingkungan
10
dipengaruhi oleh faktor biologi, sosial, dan psikologi. Terdapat empat
elemen mengenai struktur dan fungsi dari tiap subsistem, yaitu :
2.4.4 Perilaku
Subsistem mengasilkan tingkah laku yang dapat diamati, Perilaku
pada individu dapat diamati untuk perawat mengumpulkan dan
mencatat tindakan individu untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan.
11
2.5 Aplikasi Teori dalam Keperawatan
Kasus :
Bapak Samo 45 tahun adalah seorang pegawai pabrik di desa
Mojosari, setiap hari pak samo selalu bersemangat dalam menjalankan
aktivitasnya sebagai buruh pabrik, Hingga suatu ketika musibah menimpa
pak Samo, pak Samo terrimpa peralatan berat pada area kaki kananya.
Kemudian pak Samo dilarikan di Klinik terdekat, tetapi di klinik tersebut
tidak bisa mengatasinya, akhirnya pak Samo dirujuk ke RSU Mojosari.
Setelah mendapatkan pemeriksan dari tim medis ternyata ada fraktur pada
bagian kaki kananya. Hal ini mengakibatkan pak Samo harus dipasang
spaleg dan mengakibatkan intoleransi aktifitas sehingga pak Samo tidak
dapat bekerja kembali seperti semula sampai kaki pak Samo sembuh.
Setiap hari bertemu dengan rekan kerja di pabrik kini sudah berubah, pak
Samo hanya diam di rumah dengan ditemani seorang istri, hal ini membuat
pak samo tertekan karena pembiasaan di pabrik tempat ia bekerja. Setiap
hari istri pak Samo meluangkan waktunya untuk mengompres kaki pak
Samo dan membuatkan makanan kesukaan pak Samo yaitu rendang dan
kue bolu, hal ini dapat menekan kecemasan pak Samo. Setelah 1 bulan pak
samo mengalami kemajuan, pak Samo sudah bisa sedikit menggerakkan
kakinya. Pada kunjungan periksaan istri pak Samo perawatan di rumah
pak Samo sudah bisa menggerakkan kakinya tetapi pak Samo sering tidur,
sering makan dan banyak minum. Istri pak Samo mengeluh pada tenaga
medis karena pak Samo sering sekali tertidur dan lemas padahal makan
teratur bahkan berlebih.
Penyelesaian masalah menggunakan teori Tingkah laku.
Menggunakan teori system tingkah laku, kita membantu menyelesaikan
masalah.Menilai pola tingkah laku yang berlangsung saat itu pada
keluarga pak Samo melalui 7 subsistem tingkah laku, berdasarkan data di
atas kita mendapatkan bahwa ada perubahan pada 3 subsistem :
1. Agresi subsistem (koping terhadap ancaman dari lingkungan),
perubahan perubahan pola interaksi social dan depresi.
12
2. Ingestive Subsistem, perubahan pola makan dikarenakan banyak
makan makanan yang manis dan minum air yang juga banyak.
Dengan menggunakan teori Tingkah laku, yang harus dilakukan untuk
membantu pak Samo berdasarkan asumsi yang kita bisa tarik dari cerita di
atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bapak tersebut mungkin menderita
penyakit Diabetes Mellitus. Dengan ditentukannya diagnosis, perawat
membantu bapak tersebut memperbaiki system keseimbangan dengan
memodifikasi pola tingkah laku untuk mencapai homeostasis. Pada
akhirnya fraktur pak Samo mulai mengalami kemajuan setelah penyakit
diabetesnya diidentifikasi dan dikendalikan. Dia sudah bisa kembali
bekerja dan bertemu dengan teman- temannya lagi. Istrinya senang karena
mendapat resep makanan sesuai dengan penyakit diabetes suaminya dan
pengalaman memasak bagi dirinya. Masalah teratasi dengan menggunakan
model dan teori keperawatan tingkah laku menurut Dorothy E. Johnson.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Johnson berpendapat jika manusia sebagai sistem peilaku
dengan tuju sistem yang saling berkesinambungan. Lingkungan
yang baik akan berdampak kepada individu yang bisa
mempertahankan integritas sistem perilakunya.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15