Laprak Tablet Paracetamol
Laprak Tablet Paracetamol
Laprak Tablet Paracetamol
A. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu membuat formula sediaan tablet
2. Mampu melakukan produksi sediaan tablet
3. Mampu melakukan beberapa uji fisik sediaan tablet
B. Dasar Teori
Tablet merupakan salah satu sediaan peroral yang dipilih untuk
pembuatan obat dalam bentuk kering. Tablet efektif memberikan
kenyamanan dan kemantapan dalam penanganan, pengenalan dan
pemakaian oleh pasien. Dari sudut pandang farmasetika, bentuk sediaan
padat pada umumnya lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair,
sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obatan atau zat
aktif yang kurang stabil.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai (Ansel hal.244). Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet
adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan
disukai oleh masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya adalah ketepatan dosis, mudah cara pemakaiannya, relatif stabil
dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi dan distribusi kepada
konsumen, serta harganya relatif murah (Banker dan Anderson, 1986).
Berikut adalah beberapa keuntungan sediaan tablet :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan
kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak.
4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan
pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
6. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usu atau lepas lambat.
7. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk
diproduksi besar-besaran.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Lachman, hal 645)
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara
signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan
kimia dari tablet jadi (akhir)
2. Pengikat (binders dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk
meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan)
dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa
kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam
granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan.
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat
setelah ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum
dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum
dikempa atau pada kedua tahap proses.
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang
meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama
pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir
dapat pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti adherant) atau
pelicin (glidan)
Stickland mendeskripsikan:
Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan
kempa selama proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan
selanjutnya ada dinding cetakan.
Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
5. Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi
mudah tersusun/terkumpul.
6. Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam
lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang
sering ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan
meminimalkan kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi
secara berlebihan.
Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian :
a. Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
b. Distribusi glidan dalam granul.
c. Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul.
d. Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.
e. Penurunan fraksi di antara partikel dan kekerasan permukaan karena
glidan teradhesi pada permukaan granul.
(Goeswin, hlm 288-291)
Selain bahan tambahan (eksipien) yang disebutkan diatas biasanya
ditambahkan pula agen pendapar, pemanis/flavor, agen pembasah, agen
penyalutan, pembentuk matriks dan pewarnaan (zat warna).
Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai
berikut :
a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai
identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan,
kintaminasi, dan lain lain.
b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan
pengepakan.
c. Stabil secara fisika, kimia.
d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan.
e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648).
f. memenuhi keseragaman ukuran
g. memenuhi keseragaman bobot
h. memenuhi waktu hancur
i. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
j. memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005).
k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada
label dan dalam batas yang dizinkan (spesifikasi).
l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses
manufaktur, transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien
yang akan menggunakan.
m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang
dipersyaratkan.
n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien.
(Goeswin, hlm 304)