Tugas Natsir
Tugas Natsir
Tugas Natsir
Strategi menurut Lynch dalam Wibisono (2006) merupakan pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian
tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Dalam sebuah
Organisasi, untuk menunjang visi dan misi agar tercapainya tujuan organisasi maka
dibutuhkan perencanaan yang matang, perencanaan tersebut tentunya harus
terintegrasi dan terangkai dalam ketetapan yang sudah diputuskan secara bersama
dan selanjutnya akan tetap dievaluasi setiap periodenya. Tentu setiap kebijakan dan
keputusan yang dibuat untuk kepentingan organisasi harus dapat dipenuhi oleh
setiap anggota organisasi tersebut. Strategi juga merupakan jalan yang telah dipilih
oleh organisasi bagi perkembangan masa depannya atau suatu rencana yang disusun oleh
organisasi untuk mendapatkan keunggulan bersaing yang mampu bertahan ( sustainable
competitive advantage).
Swayne menyajikan peta berfikir strategis dalam manajemen strategis pelayanan kesehatan,
dimana perencanaan strategis merupakan bagian terpenting dari peta ini. Dari momentum
organisasi tersebut tentu akan memberikan dampak atau hubungan timbal balik ke arah
pemikiran untuk mengembangkan perencanaan strategik selanjutnya. Dan Kondisi
lingkungan juga merupakan faktor penting dalam menentukan pemikiran, perencanaan, dan
outcome sebagai hasil.
3. Apa saja tahapan manajemen strategi
Tahapan dalam melakukan penyusunan strategi memerlukan penetapan pola kegiatan
sehingga menjadi panduan bagi organisasi untuk bergerak ke satu tujuan. EMPAT
KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN STRATEGI :
– PELUANG PASAR (MARKETING OPPORTUNITY)
– KOMPETENSI KORPORAT DAN SUMBER DAYA (CORPORATE COMPETENCE AND
RESOURCES)
– NILAI-NILAI DAN ASPIRASI PERSONAL (PERSONAL VALUES AND ASPIRATIONS)
– KEWAJIBAN SOSIAL (SOCIETAL OBLIGATIONS)
Langkah 1: Perencanaan proses
ASESMEN TENTANG MISI, KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTERNAL, PELUANG DAN
ANCAMAN EKSTERNAL IDENTIFIKASI SASARAN-SASARAN MENGEMBANGKAN ALTERNATIF
STRATEGI UNTUK PENCAPAIAN SASARAN MONITOR PERILAKU ORGANISASI DAN KEMAJUAN
TERHADAP PEMENUHAN MISI LANGKAH PERTAMA INI ADALAH MEMBANGUN “ROAD MAP”
ATAU SERING DI SEBUT “ PLAN TO PLAN
Langkah 2: Mengembangkan dan/atau asesmen terhadap “mission statement”
“MISSION STATEMENT” YANG BERBASIS NILAI MENJADI FONDASI DARI PROSES
PERENCANAAN STRATEGIS “MISSION STATEMENT” DIKEMBANGKAN SEBAGAI RESPON
TERHADAP KEBUTUHAN DAN KEPENTINGAN DARI STAKE HOLDERS
Langkah 3: Melakukan asesmen eksternal
MACRO-ENVIRONMENT REGULATORY ENVIRONMENT ECONOMIC ENVIRONMENT SOCIAL
ENVIRONMENT POLITICAL ENVIRONMENT COMPETITIVE ENVIRONMENT TECHNOLOGICAL
ENVIRONMENT
Langkah 4: Melakukan asesmen internal
MANAGEMENT HUMAN RESOURCES FINANCE MARKETING CLINICAL SYSTEM
ORGANIZATION CULTURE PHYSICAL PLANT INFORMATION SYSTEMS LEADERSHIP ABILITIES
Langkah 5: Menetapkan Goals dan Objektif
GOALS (OBJEKTIVES) ADALAH TITIK AKHIR YANG HARUS DICAPAI OLEH PERENCANAAN
ORGANISASI DALAM SATU PERIODE WAKTU TERTENTU KARAKTERISTIK GOALS (OBJECTIVES)
: – GOALS HARUS BISA DI CAPAI – GOALS HARUS BISA DIUJI (VERIFIABLE) – GOALS HARUS
SPESIFIK DAN EKSPLISIT
Langkah 6: Menyusun Pilihan-pilihan strategi
MENGEMBANGKAN DAFTAR STRATEGI YANG REALISTIS YANG DAPAT MENUNTUN KE
PENCAPAIAN TIAP GOAL KATEGORI STRATEGI ALTERNATIF : – PRACTICAL ALTERNATIVES –
INCREMENTAL ALTERNATIVES – RADICAL ALTERNATIVES
Langkah 7: menyeleksi dan mengembangkan strategi
PILIHAN STRATEGI (STRATEGIC OPTIONS) HARUS MERUPAKAN LANGKAH TERPISAH DENGAN
PENGEMBANGAN ALTERNATIVE STRATEGI TIAP OPSI HARUS DIEVALUASI
Langkah 8: Mengembangkan implementasi perencanaan
TIAP KEGIATAN DALAM IMPLEMENTASI PERENCANAAN STRATEGIS HARUS BERSIFAT
STRATEGIS PENUGASAN PENANGGUNG JAWAB SPESIFIK TENTUKAN WAKTU PENYELESAIAN
TENTUKAN CHECK POINT UNTUK MENGUKUR KEMAJUAN KEMAJUAN SELALU DIMONITOR
DAN DIEVALUASI
4. Bagaimana bila sebuah RS tidak memiliki visi dan misi ? Mampukah mereka sukses ?
Dalam sebuah RS tentu visi dan misi sangatlah penting dalam menjalankan suatu organisasi.
Apalagi organisasi tersebut bergerak dalam bidang kesehatan. Rumah sakit sekarang agar
dapat bersaing tentu mau tidak mau harus menjadi profit oriented dengan mengembangkan
produk unggulan yang menjadi ciri khas dari rumah sakit tersebut. Untuk itu peran visi dan
misi sangatlah penting. Karena hal tersebut akan menjadi landasan bagi rumah sakit untuk
menjalankan setiap program dari rumah sakit. Oleh sebab itu visi dan misi diciptakan saat
sebuah organisasi akan dibangun. Kata visi merujuk pada sebuah pandangan tentang tujuan
jangka panjang atau rencana yang akan dicapai suatu organisasi tersebut. Sedangkan misi
adalah kegiatan atau aktivitas yang menunjang organisasi untuk menggapai tujuan yang
menjadi impian organisasi tersebut.
Setelah mengerti visi dan misi, sebuah organisasi tentu tidak akan dapat berjalan tanpa visi dan misi
yang baik. Hal ini karena dalam menjalankan program kesehatannnya, rumah sakit tidak memiliki
tujuan yang jelas apabila tidak memiliki visi dan misi yang bersinergi sangat mustahil untuk sebuah
rumah sakit dapat berjalan. Dengan tidak memiliki Visi dan Misi yang
jelas akan membatasi peluang rumah sakit untuk sukses, dan juga akan melemahkan karyawan
yang datang untuk bekerja setiap hari. Jika ingin karyawan
terlibat dan produktif, Maka harus memastikan bahwa mereka tahu bagaimana pekerjaan
mereka memberikan kontribusi pada Visi dan Misi perusahaan Anda
5. Apakah ada perbedaan misi perusahaan non profit dengan misi perusahaan for profit ?
Perbedaan misi dari organisasi profit dan non profit tentu akan berbeda karena dari visi dan
pandangan untuk mencapai tujuan sebuah organisasi tersebut sudah berbeda. Berikut
beberapa perbedaan misi antara organisasi profit dan non profit oriented:
Profit:
Lebih mengarah kepada fokus bidang organisasi tersebut (contoh: pangan)
Menjangkau ke masyarakat berdasarkan value dari beberapa stakeholder sebagai acuannya
Mengoptimalkan kinerja organisasi dengan meningkatkan kompetensi karyawan, proses
produksi, dan teknologi organisasi
Non Profit:
Mengarah kepada sebuah jasa pengembangan karakter untuk menunjang tujuan organisasi
(contoh: kreatifitas)
Menjangkau ke masyarakat luas secara langsung (generasi muda, kelompok tertentu)
Mengoptimalkan kinerja organisasi dengan membangun kerja sama dengan beberapa
organisasi lain yang memiliki tujuan dan visi yang sama
6. Carilah pernuataan visi dan misi 5 perusahaan/organisasi/RS dan berikan pendapat anda
apakah sesuai dengan teori atau tidak
POLITICAL ENVIRONMENT : adanya kekuasaan atau monopoli pasar artinya dalam satu
bidang hanya boleh ada satu penguasa dan tidak boleh ada pesaing.
COMPETITIVE ENVIRONMENT : Competitive environment merupakan ruang lingkup sistem
dinamis dimana bisnis itu bersaing. Karena adanya persaingan tersebut maka dari
perusahaan tersebut harus memutar otak untuk dapat bisa bersaing dengan ide-ide baru
ataupun dengan mempertahankan yang sudah ada guna untuk meningkatkan perusahaan.
8. Jelaskan metode matrik EFE yang digunakan dalam menganalisis lingkungan eksternal
EFE Matriks (External Factor Evaluation)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal merupakan strategi untuk merangkum dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan yang di hadapi oleh perusahaan..
Bobot Rating Score
No External Factor Evaluation
(a) (b) (axb)
Peluang (Opportunities)
1. Minat calon mahasiswa sangat besar. 0,20 4 0,40
2. Dunia kerja terbuka. 0,15 3 0,45
3. Kesempaten membuka usaha luas. 0,10 2 0,20
Sistem pendidikan mendukung program kerja
4. 0,10 2 0,20
pemerintah.
Kurangnya sumber daya manusia yang
5. 0,10 2 0,20
berkualitas.
Ancaman (Threats)
1. Adanya pesaing yang memiliki brand image. 0,10 3 0,30
Biaya lebih tinggi di banding perguruan tinggi
2. 0,10 3 0,30
lain.
3. Mahasiswa yang tidak konsisten ( Labil ). 0,5 1 0,05
4. Perusahaan yang memutuskan silaturahmi. 0,5 1 0,05
5. Fasilitas yang kurang memadai. 0,5 1 0,05
Jumlah 2,2
Tabel di atas menunjukkan matriks EFE dari Institute Manajemen Wiyata Indonesia
(IMWI). Nilai matriks EFE Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI) adalah
2,2. Nilai ini menunjukkan bahwa Institute Manajemen Wiyata Indonesia
(IMWI) berada dalam keadaan yang belum optimal dalam menjalankan manajemen
strategiknya. Dengan kata lain, Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
sedang dalam posisi lemah, dan dalam posisi ini rentan terhadap ancaman persaingan
dengan perguruan tinggi yang lain. Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
harus lebih memanfaatkan peluang yang ada, agar dapat lebih unggul dari Perguruan
tinggi ysng lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa nilai EFI Institute Manajemen Wiyata
Indonesia (IMWI) adalah 2,6. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada
pada posisi di atas rataan dalam hal kekuatan internal secara keseluruhan, yang
berkaitan dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh Institute Manajemen Wiyata
Indonesia (IMWI), pelayanan, kualitas dosen/pengajar.