Aerosol
Aerosol
Aerosol
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Aerosol?
2. Apa saja komponen Aerosol ?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian pada Aerosol?
4. Apa saja jenis atau system aerosol?
5. Apa saja penggunaan Aerosol?
6. Bagaimana metode pembuatan aerosol?
7. Bagaimana formulasi Aerosol?
8. Bagaimana cara kerja pada aerosol?
9. Apa saja contoh produk obat sediaan aerosol?
10. Bagaimana pemeriksaan pada aerosol?
11. Bagaimana pewadahan pada aerosol?
12. Bagaimana penandaan pada aerosol?
13. Bagaimana signatura pada aerosol?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Aerosol
2. Untuk mengetahui komponen Aerosol
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian Aerosol
4. Untuk mengetahui jenis atau system Aerosol
5. Untuk mengetahui apa saja penggunaan Aerosol
6. Untuk mengetahui metode pembuatan Aerosol
7. Untuk mengetahui Formulasi Aerosol
8. Untuk mengetahui cara kerja pada Aerosol
9. Untuk mengetahui contoh produk obat sediaan Aerosol
10. Untuk mengetahui pemeriksaan pada Aerosol
11. Untuk mengetahui pewadahan pada aerosol
12. Untuk mengetahui penandaan pada Aerosol
13. Untuk mengetahui signatura pada Aerosol
2
2. Memberikan informasi tentang jenis, metode pembuatan, cara kerja, dari
Aerosol
3. Memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Farmasi I
4. Sebagai salah satu referensi mengenai sediaan Aerosol dalam kegiatan
belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut FI III
Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat
dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan
yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk
obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup.
Menurut FI IV
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang
sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan
juga pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal) , mulut (aerosol lingual)
atau paru-paru (aerosol inhalasi, ukuran partikelnya harus lebih kecil dari
10 mm , sering disebut " inhaler dosis terukur ").
Istilah Aerosol digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem
bertekanan tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan,
sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat.
Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif,
surfaktan, cairan mengandung air atau tidak mengandung air dan
propelan. Jika propelan berada dalam fase internal (misalnya m/a) akan
menghasilkan busa stabil, dan jika propelan berada dalam fase eksternal
(misalnya a/m), akan menghasilkan busa yang kurang stabil.
Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid
lypofob (hydrofil), dimana fase eksternalnya berupa gas atau campuran
gas dan fase internalnya berupa partikel zat cair yang terbagi sangat halus
atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel tersebut lebih kecil
dari 50 mm. Jika partikel internalnya terdiri dari partikel zat cair, sistem
koloid itu berupa asap atau debu.
4
Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan
(antioksidan, emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan
efektifitas produk.
2. Pendorong (Propelan)
Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi
sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat produk.
Adapun kompenen aerosol terdiri dari wadah, propelan, konsentrat
mengandung zat aktif, katup dan penyemprot (aktuator).
1. Wadah
Wadah aerosol harus dapat memberikan keamanan tekanan maksimum
dan tahan tekanan serta tahan karat. Berbagai bahan yang telah digunakan dalam
pembuatan wadah aerosol, termasuk (1) gelas, dilapisi atau tidak dilapisi plastik;
(2) logam, termasuk kaleng yang disepuh dengan baja, aluminium dan baja tidak
berkarat (stainless steel); dan (3) plastik. Pemilihan wadah untuk produk aerosol
berdasarkan pada kemampuan penyesuaiannya terhadap cara pembuatan,
ketercampurannya dengan komponen formula, kemampuannya untuk menahan
tekanan yang diharapkan produk, kepentingannya dalam model dan daya tarik
estetik pada bagian pembuatan pembiayaan.
Hal ini bukan untuk kerapukan dan bahaya pecahnya, wadah gelas lebih
dipilih untuk sebagian besar aerosol. Gelas mencegah lebih banyak persoalan
yang disebabkan oleh ketidak campuran secara kimia dengan formulasi dari pada
yang terjadi dengan wadah logam dan bukan menjadi sasaran karat. Gelas juga
lebih dapat disesuaikan dengan kreativitas model. Segi negatifnya, wadah gelas
harus direncanakan tepat untuk menghasilkan tekanan maksimum yang aman dari
daya tahan tekan yang kuat. Lapisan plastik umum dipakai di permukaan luar
wadah gelas untuk membuatnya lebih tahan terhadap kepecahan yang tidak
disengaja, dan bila pecah, lapisan plastik mencegah penyebaran pecahan-pecahan
gelas. Bila tekanan total sistem aerosol di bawah 25 p.s.i.g dan tidak lebih dari
50% propelan digunakan, wadah gelas diperhitungkan cukup aman. Bila
diperlukan, lapisan dalam wadah gelas dapat dilapisi, untuk membuatnya lebih
tahan terhadap zat-zat kimia dari bahan-bahan formulasi.
5
Pada saat sekarang, wadah kaleng yang disepuh dengan baja yang paling
banyak digunakan dari wadah logam untuk aerosol. Karena bahan awal yang
digunakan dalam bentuk lapisan-lapisan, tabung aerosol yang lengkap dilipat dan
dipatri untuk mendapatkan unit yang tertutup. Bila dikehendai, lapisan penjaga
khusus digunakan dalam wadah untuk mencegah berkarat dan interaksi antara
wadah dan formula. Wadah harus dicoba hati-hati sebelum diisi. Untuk menjamin
bahwa tidak ada kebocoran pada lipatan atau pada lapisan penjaga, yang akan
membuat wadah lemah atau menjadi sasaran karat.
Wadah aluminium terbanyak dibuat dengan penjuluran atau dengan cara
lain yang membuatnya tanpa lipatan. Wadah ini mempunyai keuntungan melebihi
jenis wadah yang dilipat dalam hal keamanannya terhadap kebocoran,
ketidakcampuran, dan karat. Baja tidak berkarat, digunakan untuk mendapatkan
wadah aerosol volume kecil tertentu dimana dibutuhkan daya tahan yang besar
terhadap zat-zat kimia. Keterbatasan pemakaian baja tidak berkarat ini adalah
biayanya yang tinggi.
Wadah plastik tidak selalu berhasil baik sebagai pengemas aerosol karena
sifatnya yang tidak ditembus oleh uap dalam wadah. Juga, interaksi tertentu obat
plastik telah terjadi yang mempengaruhi penglepasan obat dari wadah dan
menurunkan efektivitas produk.
2. Propelan
Propelan berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan bahan dari wadah dan dalam kombinasi dengan komponen lain
mengubah bahan ke bentuk fisik yang diinginkan. Sebagai propelan digunakan
gas yang dicairkan atau gas yang dimampatkan misalnya hidrokarbon, khususnya
turunan fluoroklorometana, etana, butana dan pentana (gas yang dicairkan), CO 2,
N2, dan Nitrosa (gas yang dimampatkan). Sistem propelan yang baik harus
mempunyai tekanan uap yang tepat sesuai dengan komponen aerosol lainnya.
6
Konsentrat zat aktif menggunakan pelarut pembantu untuk memperbaiki
kelarutan zat aktif atau zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan misalnya
etanol, propilenglikol, PEG.
4. Katup
b. Tangkai
Tangkai membantu aktuator dan pengeluaran produk dalam bentuk yang
tepat ke ruangan aktuator.
c. Pengikat
7
Pengikat ditempatkan dengan tepat (pas) terhadap tangkai, untuk
mencegah kebocoran formula bila katup pada posisi tertutup.
d. Pegas
Pegas memegang pengikat pada tempatnya dan juga merupakan
mekanisme yang menarik kembali aktuator ketika tekanan dilepaskan,
kemudian mengembalikan katup ke posisi semula.
e. Lengkungan bantalan
Lengkungan bantalan terikat pada tabung aerosol atau wadah, berperan
dalam pemegangan katup ditempatkannya. Karena bagian bawah lengkung
bantalan ini terkena formula, maka ia harus mendapat perhitungan atau
pertimbangan yang sama dengan bagian dalam wadah, agar kriteria
ketercampuran dipenuhi. Bila diperlukan, harus dilapisi dengan bahan
yagn inert (seperti resin epoksi atau vinil) untuk mencegah interaksi yang
tidak dikehendaki.
f. Badan
Badan terletak langsung di bawah lengkung bantalan berperan dalam
menghubungkan pipa tercelup dengan tangkai dan aktuator. Bersama
dengan tangkai, lubangnya membantu menentukan kecepatan penglepasan
bentuk produk yang dikeluarkan.
g. Pipa Tercelup
Pipa tercelup, memanjang dari badan menurun masuk ke dalam produk,
berperan untuk membawa formula dari wadah ke katup. Kekentalan
produk dan kecepatan penglepasan yang dituju ditentukan oleh besarnya
pelebaran dimensi (ukuran) dalam pipa tercelup dan badan untuk produk
tertentu.
Aktuator, tangkai, badan, dan pipa tercelup umumnya dibuat dari
plastik, lengkung bantalan dan pegas dari logam, pengikat dari karet atau
plastik yang sebelumnya telah diteliti ketahannya terhadap formula.
Katup pengukur digunakan bila formula adalah obat yang kuat,
seperti pada terapi inhalasi. Di sini dipakai sistem katup pengukur, jumlah
bahan yang dilepaskan diatur oleh ruang katup pembantu berdasarkan pada
kapasitasnya atau ukurannya. Tekanan tunggal pada aktuator menyebabkan
pengosongan ruangan ini dan penglepasan ini. Keutuhan ruang dikontrol
oleh mekanisme dua katup. Bila katup aktuator pada posisi tertutup,
8
penutup antara ruang dan udara luar diaktifkan. Akan tetapi, pada posisi
ini ruangan dimungkinkan untuk diisi dengan isi dari wadah karena
penutup antara ruang dengan wadah terbuka.
Penekanan aktuator menyebabkan pembalikan secara serentak
kedudukan penutup, ruang menjadi terbuka ke arah udara luar, melepaskan
isinya dan pada waktu yang sama ruang tertutup terhadap isi wadah. Pada
pelepasan aktuator, sistem dikembalikan untuk mendapatkan dosis
berikutnya. USP memuat pemeriksaan penentuan jumlah yang dilepas
katup pengukur secara kuantitatif.
Produk aerosol hampir seluruhnya mempunyai tutup pengaman
atau penutup yang pas tepat di atas katup dan lengkung bantalan.
Pemberian tutup ini untuk menjaga katup dari pengotoran debu dan
kotoran. Tutup umumnya dibuat dari plastik atau logam dan juga memberi
fungsi dekoratif.
5. Penyemprot atau Actuator
Penyemprot atau actuator adalah alat yang di letakan pada batang katup
aerosol yang jika ditekan, membuka katup dan mengatur semprotan yang
mengandung obat kedaerah yang di inginkan.
9
Adapun kerugian sediaan aerosol antara lain yaitu :
Dalam bentuk MDI
MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang
sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya.
Seringnya obat menjadi kurang efektif.
Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan passien menggunakan
MDI yang baik dan benar.
2.4 Sistem Aerosol
1. Sistem Dua Fase
Sistem aerosol dua fase adalah sistem aerosol yang paling sederhana,
terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan pekat produk,
serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk formulasi aerosol penggunaan inhalasi
atau penggunaan intranasal.
- Terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap ,
- sebagai Pelarut digunakan etanol, propilenglikol, PEG untuk menambah
kelarutan zat aktif.
- Fase gas dan fase cair atau fase gas dan fase padat untuk aerosol yang berbentuk
serbuk
- Fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan propelan
cair / komponen propelan yang dilarutkan di dalamnya.
Aerosol sistem dua fase ini beroperasi pada tekanan 30-40 p.s.i.g(pounds
per square in gauge) pada suhu 21° C. Aerosol yang termasuk sistem ini adalah:
a. Aerosol Pelapis Permukaan (Surface Coating Spray)
Merupakan produk konsentrat yang terdiri dari 20% hingga 75% bahan
aktif dan 25% hingga 80% propelan. Ukuran partikel yang dihasilkan berkisar
antara 50 hingga 200 μm.
Contoh : cat, hair spray.
b. Aerosol Ruang (Space Sprays)
Terdiri dari 2% hingga 20% bahan aktif dan 80% hingga 98% propelan.
Ukuran partikel yang dihasilkan kurang dari 1 hingga 50 μm.
Contoh : Insektisida, deodorant
2. Sistem Tiga Fase
10
Sistem tiga fase adalah sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan
yang tidak bercampur, lapisan pekat produk yang sangat berair, serta gas. Sistem
dua lapisan, pada system ini propelan cair, propelan gas dan larutan bahan aktif
akan membentuk tiga fase. Propelan cair dan air, tidak bercampur, propelan cair
akan terpisah sebagai lapisan yang tidak bercampur. Aerosol system 3 fase ini
beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge) pada suhu 21ºC.
11
Gambar Cara Penggunaan Aerosol Inhalasi :
12
(biasanya wadah telah didinginkan). Katup penyemprot kemudian
dipasang pada wadah hingga membentuk tutup kedap tekanan.
2. Proses Pengisian dengan Tekanan (Panas)
Hilangkan udara dalam wadah dengan cara penghampaan atau
dengan menambah sedikit propelan, isikan konsentrat kedalam wadah,
tutup kedap wadah. Isikan propelan melalui lubang katup dengan cara
penekanan, atau propelan dibiarkan mengalir dibawah tutup katup,
kemudian katup ditutup (pengisian dibawah tutup).
Pengendalian proses pembuatan biasanya meliputi pemantauan formulasi
yang sesuai dan bobot pengisi propelan serta uji tekanan dan uji kebocoran pada
produk akhir aerosol.
2.7. Formulasi Aerosol
Formulasi aerosol terdiri dari dua komponen yang esensial :
a. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan (pelarut,
antioksidan, dan surfaktan).
b. Propelan (tunggal atau campuran)
Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum di formulasikan harus
diketahui betul- betul sifat fisika dan kimianya dan efek yang ditimbulkan
terhadap sediaan jadi. Tergantung dari type aerosol yang di pakai, aerosol farmasi
dapat dibuat sebagai embun halus, pancaran basah, busa stabil.
13
4. Jika pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup
dan hanya ujungnya yang masuk ka fase cair, maka karena tekanan uap
tersebut, fase cair akan naik melalui tabung ke tabung katup
5. Jika tombol pembuka ( aktuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong
keluar selama actuator ditekan
6. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap
7. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan
menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.
1. Salbutamol Aerosol
2. Aerosol Topikal
14
Chlor Aethyl Aerosol
3. Aerosol Nasal
4. Aerosol Lingual
15
Pengharum mulut spray
5. Aerosol Inhalasi
Berotec
16
1. Derajat semprotan
• Pilih tidak kurang dari 4 wadah
• Tekan aktuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik
• Timbang seksama masing-masing wadah, celupkan kedalam penangas air
pada suhu 250c sampai tekanan tetap
• Keluarkan wadah dari penangas air dan keringkan
• Tekan aktuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang
masing-masing wadah
• Masukkan kembali kedalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi
percobaan tiga kali untuk masing-masing wadah
• Hitung derajat semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram per
detik.
2. Pengujian Kebocoran
• Pilih 12 wadah, catat tanggal dan waktu ( pembuatan sampai ½ jam )
• Timbang wadah satu persatu ( pembulatan sampai mg ) catat bobot sebagai
W1
• Biarkan wadah dalam posisi tegak selama tidak kurang dari 3 hari pada
suhu kamar
• Timbang kembali wadah satu persatu, catat bobot sebagai W2
• Hitung waktu percobaan dan catat waktu sebagai T ( dalam jam )
• Hitung derajat kebocoran ( DKb ) masing-masing wadah dalam tiap tahun
• Sediaan memenuhi syarat jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah
tidak lebih dari 3,5% dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5% pertahun
• Jika satu wadah bocor lebih dari 5% pertahun, tetapkan DKb dengan
menggunakan 24 wadah lainnya
• Sediaan memenuhi syarat jika dari 36 wadah,tidak lebih dari 2 wadah yang
bocor lebih dari 5% pertahun dan tidak satupun wadah lebih dari 7%
pertahun, dari bobot yang tertera pada etiket .
3. Pengujian Tekanan
17
• Pilih tidak kurang dari 4 wadah
• Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 250c sampai
tekanan tetap
• Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik
• Lepaskan aktuator dan keringkan
• Ukur tekanan dengan memasang alat pengukur tekanan pada tangkai
katup.
• Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.
2.11. Pewadahan/Pengemasan
Wadah aerosol dapat digunakan bahan-bahan berikut ini:
- Kaleng timah berlapis baja, merupakan wadah yang cukup murah untuk
melindungi isi kemasan, digunakan sebagai wadah aerosol produksi skala
besar. Umumnya cat rambut dikemas menggunakan wadah ini.
- Aluminium, merupakan kemasan dengan kekuatan tambahan yang
mempunyai ukuran bervariasi antara 10 mL hingga 45 floz.
- Kaca, untuk bahan-bahan obat dan farmasi, tidak adanya inkompabilitas,
dan juga untuk nilai estetik.
- Plastik, wadah dapat berupa plastic jernih atau berwarna dengan
penambahan pewarna, bahan ini meminimalkan terjadinya kerusakan
(pecah), absorbsi shock selama pengkerutan, dan melindungi bahan-bahan
obat dari sinar UV.
2.12. Penandaan Aerosol Menurut FI Edisi IV
1. Tanda peringatan : Hindari penghirupan, jauhkan dari mata atau selaput lendir
lain. Pernyataan “ Hindari Penghirupan “ tidak diperlukan pada sediaan yang
digunakan untuk inhalasi. Pernyataan “ atau selaput lendir lain “ tidak diperlukan
untuk sediaan yang digunakan untuk selaput lendir.
2. Tanda peringatan : iai bertekanan, wadah jangan ditusuk atau dibakar. Hindari
dari panas atau simpan pada suhu dibwah 490c. jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jika aerosol dikemas dalam wadah aerosol yang mengandung propelan, yang
seluruhnya atau sebagian terdiri dari halokarbon atau hidrokarbon, maka
dicantumkan peringatan sebagai berikut :
18
1) Tanda Peringatan : Tidak boleh langsung dihirup, penghirupan secara
sengaja dapat menyebabkan kematian atau ;
2) Tanda Peringatan : Gunakan hanya sesuai petunjuk; penggunaan salah
dengan sengaja menghirup isi dapat berbahaya atau
berakibat fatal
2.13. Signatura pada Aerosol
Signatura pada sediaan aerosol itu misalnya pada obat alupent aerosol:
atau
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
19
- Aerosol adalah bentuk sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif
dalam wadah kemas tekan, berisi propelan yang dapat memancarkan isinya,
berupa kabut hingga habis, dapat digunakan untuk obat dalam atau obat luar
dengan menggunakan propelan yang cocok.
- Sediaan aerosol yang beredar dipasaran dapat berupa sediaan farmasi untuk
pemakaian dalam untuk penanganan gangguan pernafasan atau penyakit
astma (misalnya Berotec® inhaler), untuk pemakaian luar (misalnya etil
klorida spray).
- Ada 2 jenis sistem aerosol, yaitu aerosol 2 fase dan aerosol 3 fase.
- Metode pembuatan aerosol ada 2 yaitu dengan Pengisian cara pendinginan
dan Proses Pengisian dengan Tekanan (Panas).
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta. 1995
20
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta. 1979
Howard C. Ansel. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi ( Terjemahan). UI-Press.
Jakarta. 1989. Hal.466.
A.R. Gennaro. Remington’s pharmaceutical Sciences 18th Edition. Mack
publishing Company. Pennsylvania. Hal. 1694 – 1712.
David Jones. Fast Track : Pharmaceutical Dosage Form and Design.
Pharmaceutical Press. London. 2008. Hal. 187, 188, 195.
21