Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
OLEH
RAHIMIN
P00320014037
i
ii
iii
MOTTO
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
a. Nama : Rahimin
e. Agama : Islam
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Identifikasi
Pengetahuan Ibu tentang Penyakit ISPA pada Balita di Poli Anak Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
Terselesainya karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
terhormat:
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
vii
5. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing Akademik
Kendari.
6. Tim penguji (Ibu Lena Atoy, SST.,MPH ; Bapak Akhmad, SST.,M.Kes dan
Ibu Dali, SKM.,M.Kes) yang telah memberikan masukan, kritik dan saran
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
Ayahanda La Mani dan Ibunda Wa Aji yang selama ini telah banyak
9. Kakakku tercinta (Herman dan Sahrul), serta keluarga besarku yang telah
viii
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
ada pada penulis sehingga bentuk, isi, dan pembuatan karya tulis ini masih jauh
dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari segala pihak yang bertujuan untuk
menyempurnakan karya tulis ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
F. Pengolahan Data ........................................................................... 40
G. Analisa Data ................................................................................. 41
H. Penyajian Data ............................................................................. 41
I. Etika Penelitian ............................................................................ 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……................................................................... 43
B. Pembahasan .................................................................................. 54
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat
2004: 4).
(2004). Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran
1
masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga
disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura
dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru beserta
(Habeahan, 2009).
ditimbulkan oleh tiga hal yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300
jenis bakteri, virus, dan riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi,
2
lembab, basah, dan kepadatan penduduk). Selain itu faktor risiko yang
hidup adalah 15% - 20% per tahun pada golongan usia balita. Menurut
WHO ± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian
15% – 30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap
(digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-undergraduate).
3
Upaya kesehatan dilaksanakan melalui upaya preventif (pencegahan
anak di Indonesia rata-rata 39 per 1000 kelahiran hidup, ini berarti bahwa
1000 orang bayi yang dilahirkan hidup naka 39 orang akan meninggal
pada bayi dan anak diantaanya jenis penyakit menular yang sering terjadi
kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup yakni 15-20 % per
yang terbanyak dan tersering yang diderita oleh balita karena system
2006). ISPA yang terjadi pada balita akan memberikan gambaran klinik
4
yang lebih jelek dibandingkan dengan orang dewasa. Gambaran klinik
yang jelek dan tampak lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh
bahaya ISPA pada balita maka makin besar peluang balita yang terkena
Sebaiknya pengetahuan yang baik tentang penyakit ini akan menolong ibu
menciptakan lingkungan yang sehat untuk selalu terhindar dari ISPA dan
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umun
2) Tujuan Khusus
6
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas
menyerang pada bayi dan anak usia 1-5 tahun. Pada usia tersebut anak
tubuh yang baik untuk melawan virus penyebab inveksi ini. Disamping
karena penyakit ini dapat menimbulkan penyakit lebih berat jika tidak
diobati terutama saat daya tahan tubuh menurun. Untuk itu, pada usia
ini perlu mendapat perhatian dari oang tua dan perlunya kesehatan
8
koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, hefesvirus, dan lain-lain
berat badan lahir rendah (BBLR), ASI tidak memadai, polusi udara,
a. Daya tahan tubuh dari bayi, balita, dan anak yang lemah.
dilingkungan sekitar.
makanan.
9
a. Infeksi Salura Penapasan Atas diantaranya selesma,sinusitis, dan
radang tenggorokan.
berat).
mulut.
10
pada balita. Penyebab utama pneumonia pada balita adalah
pernapasan lain.
a. ISPA ringan
1) Batuk
2) Pilek
3) Serak
4) Keluarnya cairan yang lebih dari dua minggu tanpa rasa sakit
dari telinga
11
b. ISPA sedang
2) Whezing
4) Sakit telinga
6) Campak
c. ISPA berat
2) Stridor
4) Hindarkan bayi, balita dan anak dari asap rokok, tembakau, dan
menderita ISPA.
12
6. Perawatan ISPA Pada Balita
2001:807).
Beberapa hal yang perlu dikerjakan oleh orang tua untuk mengatasi
a) Mengatasi Demam
13
menghabiskan energi.Demam yang tinggi dari 39◦ Celsius bisa
dicelupkan pada air biasa, bukan air es. Sedangkan untuk bayi
b) Mengatasi Batuk
terjadi pada usia 1-5 tahun. Batuk dan pilek sering kali dianggap
bantal.
14
Periksa ke dokter apabila bertahan 2 sampai 3 minggu
batuk yang aman yaitu obat yang sesuai dosis dan anak usia.
c) Pemberian Makanan
gizi. Bayi dan anak balita yang bergizi baik jarang menderita
Protein dapat diperoleh dari ikan, tulur, daging, tempe atau tahu.
hijau.
15
Anak yang muntah terus menerus bisa mengalami
jika suhu tubuh naik 39◦ C. Seorang ibu harus memberikan cairan
tambahan cairan (air putih, sari buah, dan sebagainya) lebih banyak
dicelupkan pada air biasa, bukan air es. Sedangkan untuk bayi
16
berusia di bawah dua bulan yang menderita demam akibat
1. Pengertian Balita
Balita atau bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari
lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk
dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi
usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun,
17
diperiode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang belangsung cepat dan tidak penah terulang , karena ini
(digilib.unila.ac.id).
jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih
dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar.
Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak
Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga
2004).
18
c. Umur 25-36 bulan
Balita atau anak dibawah umur lima tahun adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bagi usia di bawah lima tahun juga termasuk
dalam golongan ini, Namun faal (kerja alat tubuh semestinya), bagi
usia dibawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas lima tahun,
maka anak dibawah satu tahu tidak dimasukan kedalam golongan yang
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berumur 1-3 tahun dikenal dengan
(BKKBN, 1993:32).
c. Komunikasi pasif
d. Komunikasi aktif
e. Intelektual (kecerdasan)
19
6. Perkembangan Mental Anak Balita (SKALA YAUMIL-MIMI)
bertopang tangan
20
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
orang asing/lain
sembunyi-sembunyian
3) Menirukan suara
benda ke mulutnya
21
f. Dari 18 sampai 24 bulan
2) Menyusun 6 kotak
22
6) Mengenal 2 atau 3 warna
9) Banyak bertanya
4) Pandai bicara
kecil
23
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahap pertumbuhan dan
a. Faktor Herediter
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat
b. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Internal
perkembangan seks.
24
Terciptanya hubungan yang sangat hangat dengan orang
2) Lingkungan Eksternal
pencegahanya.
25
dengan satu jenis makanan yang disukai saja, akan tetapi berusaha
pesat, untuk itu kebutuhan akan zat gizi yang tinggi harus terpenuhi.
Masa balita juga merupakan masa yang rentan mengalami masalah gizi
Kecukupan gizi rata-rata pada balita umur 1-3 tahun dengan Berat
Dan Protein 23 gr. Usia 4-6 tahun dengan Berat badan 18 kg dan
Protein 32 gr.
masalah gizi pada balita antara lain asupan makanan, penyakit, karies
26
Pencegahan masalah gizi pada balita dilakukan dengan:
1. Pengertian
(repository.usu.ac.id/bitsrem).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
27
Oleh karena itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang sangat
rendah.
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi
d. Analisa (Analysis)
28
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan
sebagainya.
e. Sintesa (Syntesys)
f. Evaluasi ( Evaluation)
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
29
Pengetahuan ini dapat menbentuk keyakinan tertentu sehingga
(2010 : 10-13).
Ilmiah
dihadapi.
lain.
3) Kekuasaan/Otoritas (Authority)
pengetahuan.
30
4) Melalui Logikal/Pikiran (To mind)
netbodology).
a. Usia
b. Pendidikan
c. Pengalaman
d. Informasi
f. Lingkungan
31
5. Cara Menilai Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
a) Pertanyaan subjektif
penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari
waktu ke waktu.
b) Pernyataan objektif
oleh penilai.
32
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Balita atau bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam
golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah
satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di
terjadinya ISPA.
33
B. Kerangka Konsep Dan Variabel Yang Diteliti
Pengertian
Penyebab
Klasifikasi
Penyakit ISPA
Tanda dan gejala pada Balita
Pencegahan
Perawatan
Penatalaksanaa
Keterangan:
C. Variabel Penelitian
34
3. Devinisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Ibu
Kriteria Objek:
35
asap tembakau, hipotermi atau kedinginan yang akut, polulsi udara
Kriteria Objek:
benar.(Arikunto, 2010).
36
Kriteria Objek:
asap rokok, serta anak dari seseorang yang tengah menderita ISPA
Kriteria Objek:
37
6. Balita
7. ISPA
diagnosa dokter.
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat
Kendari.
2. Waktu
1. Populasi
sebanyak 94 orang.
2. Sampel
= 37 x 94
100
= 34.78
= 35
39
yaitu sebanyak sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan
1. Jenis data
peneliti.
E. Instrumen Penelitian
F. Pengolahan Data
40
3. Tabulasi data (tabulating), yaitu menyusun data-data kedalam tabel
G. Analisa Data
X= fxk
n
Keterangan:
H. Penyajian Data
kemudian dinarasikan.
I. Etika Penelitian
41
1. Informed consentmerupakan bentuk pesetujuan antara peneliti dengan
kode.
dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
42
BAB V
A. Hasil Penelitian
a. Keadaan Geografis
Puskesmas Labibia)
Anggalomoare)Kabupaten Konawe.
43
bermacam-macam suku diantaranya suku Tolaki, Muna, Buton,
c. Sarana Puskesmas
bangunan 1 Ha.
44
f) Ruang Poli Gigi
g) Ruang Farmasi
i) Ruang KIA / KB
j) Ruang Laboratorium
d) Ruang Jaga
a) Ruang Tamu
b) Ruang Jaga
d) Ruang Bayi
puskesmas puuwatu pada tahun 2017 dapat terlihat pada tabel 5.1
45
Tabel 5.1
Distribusi Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan
di Puskesmas Puuwatu Tahun 2017
- Puskesmas Induk 1
- Puskesmas Pembantu
- Rumah Sakit Pemerintah 1
- Posyandu Balita 17
- Posyandu Lansia
- Pos Kesehatan Kelurahan 4
- Bidan Praktek Swasta
- Klinik Pratama 2
d. Ketenagakerjaan
46
Tabel 5.2
Distribusi Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
1 Dokter Umum. 2 1 - 3
2 Dokter Gigi. 2 - - 2
3 Sarjana Farmasi, 1 - 1 2
Apoteker
4 Asisten Apoteker 2 - - 2
5 Sarjana 7 - 9 16
Keperawatan
6 Sarjana Gizi 1 - - 1
7 Sarjana Kesmas 11 2 4 17
8 S2. Kespro 2 - - 2
9 D IV Kebidanan 1 - 1
10 D III 9 5 26 40
Keperawatan.
11 D III Kebidanan. 5 - 24 29
12 D III Kesling 3 - 1 4
13 D III Gizi 7 - 1 8
14 D III Komputer - 1 - 1
15 D III Gigi - - - 0
16 DIII Analis - - 1 1
17 D III Farmasi 1 - - 1
18 SPK 8 - - 8
19 D I Bidan. 2 - - 2
47
20 SPPM 1 - - 1
21 Pekarya 2 - - 2
22 SPAG 2 - - 2
23 SPPH 1 - - 1
24 SMF 1 - - 1
25 SPRG 3 - - 3
24 SMA 2 4 3 9
JUMLAH 76 13 70 159
1) Visi
2) Misi
dan terjangkau.
4) Tata nilai
Berseri:
48
c) Senyum saat melayani pelanggan
sebagai berikut:
a) Umur
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
b) Tingkat Pendidikan
49
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
(2,86%).
c) Tingkat Pekerjaan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
50
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 21 orang
dibawah ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab
ISPA pada Balitadi Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Tahun 2017
Persentase
No Penyebab ISPA Frekuensi
(%)
1 Baik 22 62.86
2 Cukup 11 31.43
3 Kurang 2 5.71
Total (n) 35 100.00
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.6 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu
51
dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 2 orang
(5,71%).
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tanda dan
Gejala ISPA pada Balita di Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Tahun 2017
52
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan
dan Perawatan ISPA pada Balita di Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Tahun 2017
dibawah ini:
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit
ISPA pada Balita di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Tahun 2017
53
Tabel 5.9 distribusi pengetahuan tentang penyakit ISPA
(8,57%).
B. Pembahasan
54
serta kelompok umur 17 – 25 tahun dan 36 – 45 tahun yang masing –
10 orang (28,57%), serta yang terendah dosen dan petani yang masing
yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan dan
55
tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja
peneliti factor lain adalah fakto umur. Dimana ibu yang bepengetahuan
(34,29%).
56
menunjukkan dari 35 responden, responden yang paling banyak adalah
1 orang (2,86%).
57
masing sebanyak 1 orang (2,86%). Berdasarkan jenjang pendidikan,
oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-
kulit ke dalam dinding dada, nafas cuping hidung, sesak, kulit wajah
kebiruan, sura napas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada
yang cukup tentang tanda gejala ISPA disebabkan oleh factor umur
ibu.
pengetahuan yang cukup tentang tanda dan gejala ISPA sebagian besar
berumur 26-35 tahun yaitu 8 orang (22,86%), lebih banyak dari pada
yang berusia 17-25 tahun dan berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 5
orang (14,29%). Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan
kedewasaanya.
58
bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika belasan
59
Hasil penelitian yang dilakukan pada 35 responden berdasarkan
60
karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan
yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan dan
berasal dari jenis ISPA yang berkembang dari penyakit yang dapat di
61
Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu
Gondongan, Cacar Air, TBC, dan lain sebagainya. Ibu balita tidak
bayi dan kelak ketika anak besar sehingga dapat mencegah penyakit
tidak terlepas peran dari orang tua yang harus mengetahui cara-cara
62
Peran keluarga merupakan tindakan nyata yang harus dilakukan
mencegah ISPA pada balita karena balita kelompok yang rentan tetula
penyakit. Hal ini sesuai dengan Ali (2010) yang menyatakan bahwa
pengayom dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu,
63
Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
64
bagaimana tindakan yang harus dilakukan seorang ibu pada saat balita
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA maka peneliti dapat menarik bahwa
66
B. Saran
1. Bagi ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
2. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain di
3. Bagi penulis sebagai pemula, menyadari bahwa karya tulis ini masih
lebih jauh dari kesempurnaan baik dari segi tulisan maupun isi, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
67
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petujuk Untuk Kader. 1993. Program Bina Keluargga Dan Balita
BKKBN. Bali : EGC
68
Uripi. 2010. Kategori Anak Balita. Dinkes Pada Tanggal 8 Maret
2013.http://google.com
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
1
1
1
1
DOKUMENTASI PENELITIAN
responden
1
Gambar 2. Saat responden mengisi kuesioner penelitian