Jalan Raya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

DESAIN PERENCANAAN JALAN RAYA

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geometri Jalan Raya yang diampu
oleh:

Juang Akbardin, S.T, M.T

Oleh :

Brama Putra Pratama

(1603781)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
Rencana geometrik jalan raya dari kota A ke kota B dalam peta Topografi

Dengan ketentuan perencanaan sbb:

1. Kecepatan Rencana (Vr) = 90 km/jam


2. Jalan terdiri dari = 3 Lajur dan 2 Arah UD
3. LHR = 5500 smp/jam/lajur
4. Lebar Lajur =3m
5. Lebar Bahu Jalan =1m
6. Kemiringan Bahu =1:3

Peta Topografi dengan skala 1 : 10000

A. Pemilihan Kelas Jalan

Pemilihan kelas jalan berdasarkan jumlah LHR. Diketahui LHR = 5500 smp/jam/lajur
dan ada 3 lajur. Berarti 5500 x 3 = 16500 smp/jam. Berdasarkan Standard Perencanaan
Geometrik (Lampiran 01, Buku : Geometrik Jalan Raya, Supratman Agus) maka jalan ini
termasuk kepada kelas jalan IIA.

B. Sudut Belok Patokan


Rumus yang digunakan untuk menghitung sudut belok patokan (Dmax) adalah :

181913,53emaks  f maks 
Dmaks  + α toleransi
Vr 2

Dimana nilai koefisien diketahui sebagai berikut (Daftar 16, Halaman 70 Buku :
Geometrik Jalan Raya, Supratman Agus) :
 Alternatif 1
Rencana Vr = (80, 90, 100) km/jam

emax = 0,10 (untuk jalan luar kota)

fmax = 0,140 (untuk kecepatan 80 km/jam)


0,128 (untuk kecepatan 90 km/jam)
0,115 (untuk kecepatan 100 km/jam)
α toleransi = 10,71° (untuk kecepatan 80 km/jam)
7,86° (untuk kecepatan 90 km/jam)
5° (untuk kecepatan 100 km/jam)

181913,53(0,10+0,140)
Dmax 80 = 2 + 10,71 = 17,54°
80

181913,53(0,10+0,128)
Dmax 90 = 2 + 7,86 = 12,98°
90

181913,53(0.10+0,115)
Dmax 100 = 2 + 5= 8,91°
100

Tabel Sudut Belok Patokan


Vr
D max D min
(Km/Jam)

80 17,54° 12,98°

90 12,98° 8,91°

C. Perencanaan Garis Trase Jalan

Sesuai dengan ketetntuan tersebut diatas, maka dipilih kecepatan rencana untuk setiap
belokan adalah :

 Kecepatan rencana pada titik belok PI1 = 80 km/jam


 Kecepatan rencana pada titik belok PI2 = 90 km/jam

1. Perhitungan Sudut Belok Betul


Sudut belok pada peta topografi adalah :
∆PI1 = 140
∆PI2 = 130
Mencari Koordinat Titik Belok (PI1) dengan koordinat A (1451,08 ; 5922,99)
Koordinat PI1

Diketahui : DA-PI1 (Pada Peta Topografi) = 1,8857 cm atau 0,018857 m


DA-PI1 (Setelah Dikali Skala) = 0,018857 x 10000 = 188,57 m
α A-P1I = 58,469 0

XPI1 = XA + ((Sin α A-P1I) x (DA-PI1)) YPI1 = YA + ((Cos α A-P1I) x (DA-PI1))

= 1451,08 + ((Sin 58,469) x (188,57)) = 5922,99 + ((Cos 58,469) x (188,57))

= 1611,81 = 6021,61

Jadi, Koordinat PI1 (1611,81; 6021,61)

Koordinat PI2

Diketahui : D PI1-PI2 (Pada Peta Topografi) = 6,2484 cm atau 0,062484 m


D PI1-PI2 (Setelah Dikali Skala) = 0,062484 x 10000 = 624,84 m
α PI1-PI2 = 44,322 0

XPI1 = XA + ((Sin α A-P1I) x (DA-PI1)) YPI1 = YA + ((Cos α A-P1I) x (DA-PI1))

= 1611,81+ ((Sin 44,322) x (624,84)) = 6021,61+ ((Cos 44,322) x (624,84))

= 2048,38 = 6468,63

Jadi, Koordinat PI2 (2048,38; 6468,63)

Koordinat B

Diketahui : DPI2-B (Pada Peta Topografi) = 2,0995 cm atau 0,020995 m


DPI2-B (Setelah Dikali Skala) = 0,020995 x 10000 = 209,95 m
α PI2-B = 31,3610

XPI1 = XA + ((Sin α A-P1I) x (DA-PI1)) YPI1 = YA + ((Cos α A-P1I) x (DA-PI1))

= 2048,38+ ((Sin 31,3610) x (209,95)) = 6468,63+ ((Cos 31,3610) x (209,95))

= 2157,64 = 6647,90

Jadi, Koordinat B (2157,64; 6647,90)


Rumus yang digunakan dalam perhitungan sudut belok betul adalah :
𝑋1 − 𝑋𝐴
𝛼 = 𝐴𝑟𝑐 𝑇𝑎𝑛
𝑌1 − 𝑌𝐴

1611,81−1451,08
αA-1 = 𝐴𝑟𝑐 𝑇𝑎𝑛 = 58,469 0 (Kuadran I)
6021,61−5922,99
2048,38−1611,81
α1-2 = 𝐴𝑟𝑐 𝑇𝑎𝑛 = 44,322 0 (Kuadran I)
6468,63−6021,61
2157,64−2048,38
α2-B = 𝐴𝑟𝑐 𝑇𝑎𝑛 = 31,3610 (Kuadran I)
6647,90−6468,63

Maka sudut belok betul diperoleh :

ΔPI1 = |αA-PI1 – αPI1-PI2|


= |58,469 0 – 44,322 0| = 14,147 0
ΔPI2 = |αPI1-PI2 – αPI2-B|
= |44,322 0 - 31,3610| = 12,9610

2. Perhitungan Panjang Betul (Tangen Betul)

Rumus yang digunakan adalah:

D  (X  X ) 2  (Y  Y ) 2
1 0 1 0

DA-PI1 = √(1611,81 − 1451,08)2 + (6021,61 − 5922,99)2 = 188,57 meter

DPI1-PI2 =√(2048,38 − 1611,81)2 + (6468,63 − 6021,61)2 = 624,84 meter

DPI2-B = √(2157,64 − 2048,38)2 + (6647,90 − 6468,63) 2 = 209,95 meter


3. Kontrol Perhitungan

Tabel Kontrol Perhitungan Sudut dan Garis Tangen

Vr Sudut Belok Sudut Belok Rencana Kontrol Sudut

(km/jam) Dmax Dmin Peta Dihitung < 0.5°

80 17,54° 12,98° 140 14,1470 0,147o OK

90 12,98° 8,91° 130 12,9610 0,049o OK

Panjang tangen Kontrol jarak


Garis tangen
Pada Peta (m) Dihitung (m) <3%

D1 188,57 188,57 0

D2 624,84 624,84 0

D3 209,95 209,95 0

Total 1023,36 1023,36 <0%

Maka perencanaan dan perhitungan trase jalan = 0 % < 3% …OK!


PERHITUNGAN ALINYEMEN HORIZONTAL

A. Perhitungan Tikungan Pertama (PI-1)

Dari perencanaan trase, maka diperoleh data sebagai berikut :

∆PI1 = 14,1470
Vr1 = 80 km/jam
D1 = 188,57 m
emax = 0,10 (Daftar 16 Halaman 70 Buku Geometrik Jalan Raya: Supratman Agus)
fmax = 0,140 (Daftar 16 Halaman 70 Buku Geometrik Jalan Raya: Supratman Agus)
Menentukan bentuk lengkung dengan rumus :

Vr 2 80 2
Rmin    209,974 m
127(e  f ) 127(0,10  0.140)

Diambil Rdesain = 750 m

Karena pada Vr = 80 km/jam, Rsyarat = <1000 m (Daftar 18 Halaman 94 Buku Geometrik Jalan
Raya: Supratman Agus) . Maka digunakan rumus Spiral – Circle – Spiral. Dengan elemen-
elemen tikungan yang dihitung adalah :

1. Panjang TS = Titik Peralihan dari Tangen ke Spiral


2. Panjang LC = Panjang Lengkung Circle dari SC ke CS
3. Panjang ES
4. Panjang L = Panjang Tikungan SCS (Sprial-Circle-Spiral)
5. Panjang LS = Panjang Lengkung Spiral dari TS ke SC
Gambar 9. Tikungan 1 (S-C-S)

 Perhitungan Elemen Tikungan :

Tabel Perubahan Kecepatan

Kecepatan
c
(Km/Jam)
30 0.75 m/det2
40 0.68 m/det2
60 0.54 m/det2
80 0.4 m/det2

c = 0,4
𝑉𝑟 2 802
k = 127 𝑥 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = = 0,067
127 𝑥 750
𝑉𝑟 3 𝑉𝑟 𝑥 𝑘
Lsmin = 0,022 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑐 − 2,727 𝑐
803 80 𝑥 0,067
Lsmin = 0,022 − 2,727
750 𝑥 0,4 0,4

Lsmin = 0,900 m

Diambil Lsdesain = 120 m


𝐿𝑠𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 120
2𝜃𝑠 = 𝑥 360 = 𝑥 360 = 9,167°
2 𝜋 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 2 𝑥 𝜋 𝑥 750
9,167
𝜃𝑠 = = 4,584°
2
1’ = ∆PI 1 - 2θs = 14,147o - 9,167° = 4,980°

𝐿𝑠3 1203
x = 𝐿𝑠 − = 120 − = 119,923 𝑚
40 𝑅 2 40 𝑥 7502

𝐿𝑠2 1202
y= = = 3,2 m
6𝑅 6 𝑥 750

K* = x – (R. Sin θs) = 119,923 – (750 (Sin 4,584°)) = 59,987 m

P* = y – R (1 – Cos θs) = 3,2 – 750 (1 – Cos 4,584°) = 0,801 m

Maka diperoleh :

a. TS1 = (R + P*) Tan ½  + K*


= (750 + 0,801) Tan ½ (14,147°) + 59,987
= 153,152 m
(𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛+𝑃∗)
b. ES1 = 1 − 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
𝐶𝑜𝑠 ∆𝑷𝑰𝟏
2

(750+0,801)
= 1 − 750 = 6,56 m
𝐶𝑜𝑠 (14,147°)
2

c. Lc = 0,01744 x 1’ x Rdesain


= 0,01744 x 4,980° x 750
= 65,135 m……………OK! (Perhitungan boleh menggunakan SCS)
d. L1 = Lc + 2Lsdesain
= 65,135 + (2 x 120)
= 305,135 m

Kontrol :

L1 < 2 TS1

305,135 m < 2(153,152)

305,135 m < 306,304 m……………………..OK!


4.2 Perhitungan Tikungan Kedua (PI-2)

Dari perencanaan trase, maka diperoleh data sebagai berikut :

∆PI2 = 12,961 o
Vr2 = 90 km/jam
D2 = 624,83 m
emax = 0,10 (Daftar 16 Halaman 70 Buku Geometrik Jalan Raya: Supratman Agus)
fmax = 0,128 (Daftar 16 Halaman 70 Buku Geometrik Jalan Raya: Supratman Agus)

Menentukan bentuk lengkung dengan rumus :

Vr 2 90 2
Rmin    279,73 m
127(e  f ) 127(0,10  0.128)

Diambil Rdesain = 840 m

Karena pada Vr = 90 km/jam, Rsyarat = <1100 m (Daftar 18 Halaman 94 Buku Geometrik Jalan
Raya: Supratman Agus) . Maka digunakan rumus Spiral – Circle – Spiral. Dengan elemen-
elemen tikungan yang dihitung adalah :

1. Panjang TS = Titik Peralihan dari Tangen ke Spiral


2. Panjang LC = Panjang Lengkung Circle dari SC ke CS
3. Panjang ES
4. Panjang L = Panjang Tikungan SCS (Sprial-Circle-Spiral)
5. Panjang LS = Panjang Lengkung Spiral dari TS ke SC
Gambar 10. Tikungan 2 (S-C-S)

 Perhitungan Elemen Tikungan :

Tabel 7. Tabel Perubahan Kecepatan

Kecepatan
c
(Km/Jam)
30 0.75 m/det2
40 0.68 m/det2
60 0.54 m/det2
80 0.4 m/det2
90 0.33 m/det2

c = 0,33
𝑉𝑟 2 902
k = 127 𝑥 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = = 0.07593
127 𝑥 840
𝑉𝑟 3 𝑉𝑟 𝑥 𝑘
Lsmin = 0,022 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑐 − 2,727 𝑐
903 90 𝑥 0.07593
Lsmin = 0,022 − 2,727
840 𝑥 0,33 0,33

Lsmin = 1,387 m

Diambil Lsdesain = 150 m


𝐿𝑠𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 150
2𝜃𝑠 = 𝑥 360 = 𝑥 360 = 10,231°
2 𝜋 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 2 𝑥 𝜋 𝑥 840
10,231°
𝜃𝑠 = = 5,116°
2
2’ = ∆PI2 - 2θs = 12,961o - 10,231° = 2,730°

𝐿𝑠3 1503
x = 𝐿𝑠 − = 150 − = 149,88 𝑚
40 𝑅 2 40 𝑥 8402

𝐿𝑠2 1502
y= = = 4,464 m
6𝑅 6 𝑥 840

K* = x – (R. Sin θs) = 149,88 – (840 (Sin 5,116°)) = 74,98 m

P* = y – R (1 – Cos θs) = 4,464 – 840 (1 – Cos 5,116°) = 1,118 m

Maka diperoleh :

e. TS2 = (R + P*) Tan ½  + K*


= (840 + 1,118) Tan ½ (12,961°) + 74,98
= 170,526 m
(𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛+𝑃∗)
f. ES2 = 1 − 𝑅𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
𝐶𝑜𝑠 ∆𝑷𝑰𝟐
2

(840+1,118)
= 1 − 840 = 6,528 m
𝐶𝑜𝑠 (12,961°)
2

g. Lc = 0,01744 x 2’ x Rdesain


= 0,01744 x 2,730°x 840
= 39,992 m……………OK! (Perhitungan boleh menggunakan SCS)
h. L2 = Lc + 2Lsdesain
= 39,992 + (2 x 150)
= 339,992 m

Kontrol :

L2 < 2 TS2

339,992 m < 2(170,526)

339,992 m < 341,051 m……………………..OK!


4.3 Kontrol Panjang Tangen

Data PI-1 : Data PI-2 :

 TS1 = 153,152 m  TS2 = 170,526 m


 D1 = 188,57 m  D2 = 624,83 m
 L1 = 305,135 m  L2 = 339,992 m

Maka x = D2 – ½ (L1+L2)
= 624,83 – ½ (305,135 + 339,992)
= 302,226 m
Maka x = 302,226 m > 200 m………………….OK!

4.4 Perhitungan Pelebaran Tikungan


4.4.1 Tikungan Pertama (PI-1)
Jalan raya yang direncanakan adalah jalan kelas II-B. Pada perhitungan ini digunakan
spesifikasi ukuran kendaraan jenis Semi Trailer kombinasi (C43) yaitu dengan jarak gandar (P)
= 10,648 m dan Tonjolan Depan (A) = 1,218 m. (Daftar 18 Halaman 103Buku Geometrik Jalan
Raya: Supratman Agus)
Tabel 8. Jenis dan Dimensi Kendaraan

Tonjolan Kebebasan Lebar


Jenis kendaraan Jarak As (P)
depan (A) samping Kendaraan
Mobil Penumpang (PC) 3.654 0.914 0.365 1.98
Truck Tunggal (SU) 6.09 1.218 0.609 2.435
Semi Trailer kombinasi
10.648 1.218 1.066 2.436
(C43)
Trailer (C50) 13.41 1.218 1.34 2.436

Rumus :

b'  n( Rdesain  Rdesain 2  P 2 )  (n  1).Td  z

Td  Rdesain 2  A(2 P  A)  Rdesain

Vr
z  0,105
Rdesain
Dimana :
b’ = Lebar tambahan perkerasan pada tikungan
Td = Lebar tambahan akibat tonjolan depan mobil
z = Lebar tambahan untuk mengimbangi pergeseran roda akibat kelalaian pengemudi
n = Jumlah jalur (direncanakan 2 jalur)
Rdesain = Jari-jari lengkung tikungan.
P = Jarak gandar (Untuk jalan kelas II-A diambil 10,648 m)
A = Panjang tonjolan depan (Untuk jalan kelas II-A diambil 1,218 m)

Maka didapat :
80
z = 0,105 = 0,307 m
√750

Td = √7502 + 1,218 ((2 𝑥 10,648) + 1,218) − 750 = 0,018 𝑚

b’ = 3 (750 – (√7502 − 10,6482 )) + (3-1) (0,018) + 0,307


= 0,570 m
Maka pada daerah disepanjang tikungan yang dihitung diperlukan adanya pelebaran
konstruksi perkerasan jalan tambahan sebesar 0,570 m

4.4.1 Tikungan Kedua (PI-2)


Jalan raya yang direncanakan adalah jalan kelas II-B. Pada perhitungan ini digunakan
spesifikasi ukuran kendaraan jenis Semi Trailer kombinasi (C43) yaitu dengan jarak gandar (P)
= 10,648 m dan Tonjolan Depan (A) = 1,218 m. (Daftar 18 Halaman 103 Buku Geometrik Jalan
Raya: Supratman Agus)
Tabel 9. Jenis dan Dimensi Kendaraan

Tonjolan Kebebasan Lebar


Jenis kendaraan Jarak As (P)
depan (A) samping Kendaraan
Mobil Penumpang (PC) 3.654 0.914 0.365 1.98
Truck Tunggal (SU) 6.09 1.218 0.609 2.435
Semi Trailer kombinasi
10.648 1.218 1.066 2.436
(C43)
Trailer (C50) 13.41 1.218 1.34 2.436
Rumus :

b'  n( Rdesain  Rdesain 2  P 2 )  (n  1).Td  z

Td  Rdesain 2  A(2 P  A)  Rdesain

Vr
z  0,105
Rdesain
Dimana :
b’ = Lebar tambahan perkerasan pada tikungan
Td = Lebar tambahan akibat tonjolan depan mobil
z = Lebar tambahan untuk mengimbangi pergeseran roda akibat kelalaian pengemudi
n = Jumlah jalur (direncanakan 2 jalur)
Rdesain = Jari-jari lengkung tikungan.
P = Jarak gandar (Untuk jalan kelas II-B diambil 6,09 m)
A = Panjang tonjolan depan (Unuk jalan kelas II-B diambil 1,218 m)

Maka didapat :
90
z = 0,105 = 0,326 m
√840

Td = √8402 + 1,218 ((2 𝑥 10,648) + 1,218) − 840 = 0,016 𝑚

b’ = 3 (840 – (√8402 − 10,6482 )) + (3-1) (0,016) + 0,326


= 0,561 m
Maka pada daerah disepanjang tikungan yang dihitung diperlukan adanya pelebaran
konstruksi perkerasan jalan tambahan sebesar 0,561 m
4.5 Perhitungan Kemiringan Melintang (Super-Elevasi)
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan superelevasi adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Data-Data Untuk Perhitungan Super Elevasi

PI1 PI2

Vr 80 km/jam 90 km/jam

Rdesain 750 m 840 m

En(*) 2% 2%

Em(**) 4,2 % 4,5 %

B 3x3m 3x3m

b’ 0,57 m 0,561 m

Lsdesain 120 m 150 m

Lc 65,135 m 39,992 m

S’(***) 1/200 1/220

D 188,58 m 624,83 m

Keterangan :
D = Panjang tangen
b’ = Lebar tambahan jalan
B = Lebar jalur lalu lintas (Untuk kelas jalan II-B diambil 2 x 3,5m)
(Daftar 4 Halaman 25 Buku Geometrik Jalan Raya: Supratman Agus)
Vr = Kecepatan rencana
Rdesain = Jari-jari lengkung tikungan
Lc = Panjang lengkung Circle
Lsdesain = Panjang lengkung spiral
Emax** = Kemiringan melintang maksimum
En * = Kemiringan melintang normal
S*** = Landai relative antara tepi perkerasan maksimum
* = Lihat lampiran 01 Buku Geometrik Jalan Raya Supratman Agus
(Tergantung Kelas Jalan)
** = Lihat Lampiran 06 Buku Geometrik Jalan Raya Supratman Agus
(Tergantung Rdesain & Vr)
*** = Lihat Lampiran 02 Buku Geometrik Jalan Raya Supratman Agus (Tergantung Vr)
4.5.1 Tikungan Pertama (PI-1)

Gambar 11. Super Elevasi Tikungan 1

Perhitungan kemiringan melintang maksimum (emax) :


hn = en ½ ( B + b’ ) = 0,02 ½ ( 9 + 0,57 ) = 0.096 m
hm = em ½ ( B + b’ ) = 0,042 ½ ( 9 + 0,57 ) = 0.2010 m
hm’ = em ½ ( B + b’ ) = 0,042 ½ ( 9 + 0,57 ) = 0.2010 m
𝑒𝑛 𝑥 𝐿𝑠𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 0,02 𝑥 120
a = = = 38,710 m
𝑒𝑛+𝑒𝑚 0,02+0,042

Kontrol
Ls – (2a) > a
120 – (2 x 38,710) > 38,710 m
42,581 m > 38,710 m………………….OK!

Syarat Aman Syarat Nyaman


ℎ𝑛+ℎ𝑚′ 𝑒𝑛+𝑒𝑚 1
emax = 𝑥 100% < 𝑒𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 S= 𝑥 (𝐵 + 𝑏 ′ ) < 𝑆 ′ =
𝐵+𝑏′ 𝐿𝑠 200

0,096 +0,2010 0,02+0,042


= 𝑥 100% < 4,2 % = 𝑥 (9 + 0,57) < 0,005
9+0,57 120

= 3,1 % < 4,2 %........................OK! (Aman) = 0,004945 < 0,005......................OK! (Nyaman)


4.5.2 Tikungan Kedua (PI-2)

Gambar 12. Super Elevasi Tikungan 2

Perhitungan kemiringan melintang maksimum (emax) :


hn = en ½ ( B + b’ ) = 0,02 ½ ( 9 + 0,561 ) = 0,0956 m
hm = em ½ ( B + b’ ) = 0,045 ½ ( 9 + 0,561 ) = 0,2151 m
hm’ = em ½ ( B + b’ ) = 0,045 ½ ( 9 + 0,561 ) = 0,2151 m
𝑒𝑛 𝑥 𝐿𝑠𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 0,02 𝑥 150
a = = = 46,154 m
𝑒𝑛+𝑒𝑚 0,02+0,045

Kontrol
Ls – (2a) >a
150 – (2 x 46,154) > 46,154 m
57,629 m > 46,154 m………..OK!
Syarat Aman Syarat Nyaman
ℎ𝑛+ℎ𝑚′ 𝑒𝑛+𝑒𝑚 1
emax = 𝑥 100% < 𝑒𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 S= 𝑥 (𝐵 + 𝑏 ′ ) < 𝑆 ′ =
𝐵+𝑏′ 𝐿𝑠 220

0,0956 +0,2151 0,02+0.045


= 𝑥 100% < 4,5 % = 𝑥 (9 + 0,561) < 0,00455
9+0,561 150

= 3,25 % < 4,5 %........................OK! (Aman) = 0,00414 < 0,00455.....................OK! (Nyaman)


4.6 Titik Stationing
1) Tikungan PI1

Sta A = 0 + 0,00

Sta PI1 = Sta A + d1 = 0 + 188,58 = 0 + 188,58

Sta TS1 = Sta PI1 – TS1 = 188,58 – 153,152 = 0 + 35,42

Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1 = 35,42 + 120 = 0 + 155,42

Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1 = 155,42 + 65,135 = 0 + 220,56

Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1 = 220,56 + 120 = 0 + 340,56

Sta PI2 = Sta ST1 + d2 – TS1 = 340,56 + 624,83 – 153,152 = 0 + 812,24

2) Tikungan PI2

Sta PI2 = Sta ST1 + d2 – TS1 = 340,56 + 624,83 – 153,152 = 0 + 812,24

Sta TS2 = Sta PI2 – TS2 = 812,24 – 170,526 = 0 + 641,71

Sta SC2 = Sta TS2 + Ls2 = 641,71 + 150 = 0 + 791,71

Sta CS2 = Sta SC2 + Lc2 = 791,71 + 39,992 = 0 + 831,70

Sta ST2 = Sta CS2 + Ls2 = 831,70 + 150 = 0 + 981,70

Sta B = Sta ST2 + d3 – TS2 = 981,70 + 209,95 – 170,526 = 1 + 021,13

Kontrol Stationing

d (1023,35  1021,13)
Kontrol : %d = x100% = x100% < 3%
d 1023,35
= 0,22 % < 3%..................OK!

Tabel 11. Penomoran Titik Stationing

STATIONING
TIKUNGAN PI 1 TIKUNGAN PI 2
Sta A 0 Sta A 0
Sta PI 1 188.58 Sta PI 1 188.58
Sta Ts 1 35.42 Sta PI 2 812.24
Sta SC 155.42 Sta TS 2 641.71
Sta CS 220.56 Sta SC 2 791.71
Sta ST 1 340.56 Sta CS 2 831.70
Sta PI 2 812.24 Sta ST 2 981.70
Sta B 1021.130
Tabel 12. Data Tikungan

DATA TIKUNGAN PI1 DATA TIKUNGAN PI2


Sta. = 0+ 188.58 Sta. = 0+ 812.24
Bentuk Tikungan : Bentuk Tikungan :
Spiral-Circle-Spiral Spiral-Circle-Spiral
0 0
∆PI1 = 14.147 ∆PI2 = 12.961
Vr 1 = 80 km/jam Vr 2 = 90 km/jam
R1 = 750 meter R2 = 840 meter
Ls 1 = 120 meter Ls 2 = 150 meter
Lc 1 = 65.13 meter Lc 2 = 39.99 meter
L1 = 305.13 meter L2 = 339.99 meter
Ts 1 = 153.15 meter Ts 2 = 170.53 meter
Es 1 = 6.56 meter Es 2 = 6.53 meter
B = 2 x 3,5 meter B = 2 x 3,5 meter
emaks = 4.2 % emaks = 4.5 %
emaks hitung = 3.1 % emaks hitung = 3.25 %
smaks = 0.0050 smaks = 0.0045
smaks hitung = 0.0049 smaks hitung = 0.0041

4.7 Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Melintang


Data-data yang dibutuhlan untuk perhitungan stationing dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

PI1 PI2

Ts1 = 153,15 m Ts2 = 170,53 m

Lc1 = 65,13 m Lc2 = 39,99 m

Ls1 = 120 m Ls2 = 150 m


4.7.1 Tikungan 1
A. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik A
o STA A = STA TS1 = D1 – TS1
= 188,57 – 153,15
= 0 + 35.42 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kiri = kemiringan sebelah kanan.
Maka, hn = -0.096 meter
B. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik B
o STA B = STA A + a = 35,42 + 38,71
= 74,13 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan = 0 meter
Kemiringan sebelah kiri = -hn = -0.096 meter
C. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik C
o STA C = STA B + a = 74,13 + 38,71
= 112,84 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan = hn = 0,02952 meter
Kemiringan sebelah kiri = -hn = -0,02952 meter
D. Posisi Tttik dan Keadaan Kemiringan Titik D
o STA D = STA C + (d – 2a) = 112,84 + (188,57 – 2(38,71))
= 224 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan = hm = 0,201 meter
Kemiringan sebelah kiri = -hm = -0,201 meter
4.7.2 Tikungan 2
A. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik A
o STA A = STA TS2 = Sta PI2 – TS2 = d2 - TS2
= 624,84 – 170,53
= 642,880 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kiri = kemiringan sebelah kanan.
Maka, hn = -0.096 meter

B. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik B


o STA B = STA A + a = 642,880 + 46,154
= 689,034 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan 0 = meter
Kemiringan sebelah kiri = -0.096 meter

C. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik C


o STA C = STA B + a = 689,034 + 46,154
= 735,19 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan = hn = 0,0289 meter
Kemiringan sebelah kiri = -hn = -0,0289 meter

D. Posisi Titik dan Keadaan Kemiringan Titik D


o STA D = STA C + (ls– 2a) = 735,19 + (150-2(46,154))
= 792,880 m
o Keadaan Kemiringan :
Kemiringan sebelah kanan = hm = 0,2151 meter
Kemiringan sebelah kiri = -hm = -0,2151 meter
PERHITUNGAN ALINYEMEN VERTIKAL

5.1 Data Perencanaan

Dari perencanaan dan perhitungan alinyemen horizontal pada awal proyek


(Titik A) sampai dengan akhir proyek (Titik B) telah diperoleh data antara lain
sebagai berikut :

 STA A = 0 + 0 meter, Elevasi 1002 meter dan Vr = 90 km/jam


 STA PI-1 = 0 + 330meter, Elevasi 1004,529 meter dan Vr = 90 km/jam
 STA PI-2 = 0 + 717,83 meter, Elevasi 1004,529 meter dan Vr = 90 km/jam
 STA B = 1 + 021,21 meter, Elevasi 1002,617 meter dan Vr = 90 km/jam
 Panjang Tikungan L1 = 305,135 meter dan L2 = 339,992 meter

5.2 Perencanaan Landai Jalan

Landai Pertama (dari Sta 0.000 + 330)


Data :
t1 = 1002 m
t2 = 1004,529 m
d1 = 330 – 0 = 330 m
𝑡2−𝑡1 1004.529−1002
g1 = 𝑥 100% = 𝑥 100 % = 0,766 % (Jalan Naik)
𝑑1 330

Landai Kedua (dari Sta 330 + 717,83)


Data :
t1 = 1004,529 m
t2 = 1004,529 m
d2 = 717,83 – 330 = 387,83 m
𝑡2−𝑡1 1004,529 −1004,529
g2 = 𝑥 100% = 𝑥 100 % = 0% (Jalan Datar)
𝑑2 350
Landai Ketiga (dari Sta 717,83 + 1021,21)
Data :
t1 = 1004,529 m
t2 = 1002,617 m
d3 = 1021,21 – 717,83 = 303,38 m
𝑡2−𝑡1 1002,617 − 1004,529
g3 = 𝑥 100% = 𝑥 100 % = −0,63 % (Jalan Turun)
𝑑3 303,38

5.3 Perhitungan Jarak Pandang

5.3.1 Jarak Pandang Henti (JPH)


Tabel. Jarak Pandang Henti

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (1997)


a. Tikungan 1
Data : Vr = 90 km/jam
Maka nilai Jh90 didapat dari interpolasi antara Vr 80 dan 100
𝑥−120 175−120
Jh90 = −
90−80 100−80
𝑥−120 55
= − 20
10

= 2x – 240 – 55
295 = 2x
Jh90 = 147,5m

b. Tikungan 2
Data : Vr = 90 km/jam
Maka nilai Jh90 didapat dari interpolasi antara Vr 80 dan 100
𝑥−120 175−120
Jh90 = −
90−80 100−80
𝑥−120 55
= − 20
10

= 2x – 240 – 55
295 = 2x
h90 = 147,5
5.3.2 Jarak Pandang Menyiap (JPM)

Tabel Jarak Pandang Menyiap

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (1997)

a. Tikungan 1
Data : Vr = 90 km/jam
Maka nilai Jh90 didapat dari interpolasi antara Vr 80 dan 100
𝑥−550 670−550
Jh90 = −
90−80 100−80
𝑥−550 120
= −
10 20

= 2x – 1100 - 120
1220 = 2x
Jh90 = 610

b. Tikungan 2
Data : Vr = 90 km/jam
Maka nilai Jd90 didapat dari interpolasi antara Vr 80 dan 100
𝑥−550 670−550
Jd90 = −
90−80 100−80
𝑥−550 120
= −
10 20

= 2x – 1100 - 120
1220 = 2x
Jd90 = 610

5.3.3 Perhitungan nilai S

Nilai Shenti dan Ssiap diambil dari nilai jarak pandang menyiap dan jarak pandang
henti yang terkecil

Shenti = 147,5m ; Ssiap = 610m

Maka diambil S sebesar 147,5 m


5.3.4 Perhitungan nilai C JPH dan JPM

Nilai konstanta C JPH dan C JPM didapat dari tabel Bina Marga 90’.

Tabel. Nilai Konstansta C’

Didapat nilai C JPH : 399

C JPM : 960

5.4 Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung (PPV 1)


 Data Perencanaan :
g1 = 0,766 % ; g2 = 0% ; Shenti = 147,5 m ; L1 = 305,135 m ; Vd = 90 km/jam
A = |g1 – g2|
= |0,766 –0|
= 0,766
Karena nilai A>0 maka tipe lengkung tersebut adalah lengkung cembung.

a. L (S<Lhorizontal)
Nilai L kenyamanan didapatkan berdasarkan rumus yang didapat dari Jurnal ITS.
Karena S < L = 220 m < 250,41 m, maka untuk lengkung vertikal menggunakan
𝐴𝑆2
rumus L = .
𝐶
0,766 x 147,5^2
L= = 41,787 m
399

b. L Drainase
Nilai L Drainase didapatkan berdasarkan rumus yang didapat dari Jurnal ITS.
L  50 x A
41,787  50 x 0,767
41,787m  38,35m............(OK)
c. L Kenyamanan
Nilai L kenyamanan didapatkan berdasarkan rumus yang didapat dari Jurnal ITS.
1000
L = V x t(3dt) x 3600
1000
= 90 x 3 x 3600

= 75 m

d. L terpilih
Lterpilih didapat dari nilai L terbesar.
1. L (S<Lhorizontal) = 41,787 m
2. L Drainase = 38,35 m
3. L Kenyamanan = 75 m

Maka Lterpilih adalah 75 m

5.5 Stasiuning dan Elevasi Alinyemen Vertikal


5.5.1 Tikungan 1
a. Input
L
Stasiuning 1 = STA PI1 - 2
75
= 330 - 2

= 292,50
= 0+293
g1 L
Elevasi 1 = Elv PI1 – 100 x 2
0,766 75
= 1004,529 - x
100 2

= 1004,24175
= 1+004
b. Output
L
Stasiuning 2 = STA PI1 + 2
75
= 330 + 2

= 367,50
= 0+368
g1 L
Elevasi 2 = Elv PI1 + 100 x 2
0,766 75
= 1004,529 + x
100 2

= 1004,81625
= 1+004

5.5.2 Tikungan 2
a. Input
L
Stasiuning 3 = STA PI1 - 2
75
= 717,83 - 2

= 680,33
= 0+680
g2 L
Elevasi 3 = Elv PI1 – 100 x 2
0,630 75
= 1004,529 - x
100 2

= 1004,5227
= 1+004
b. Output
L
Stasiuning 4 = STA PI2 + 2
75
= 717,83 + 2

= 755,33
= 0+755
g2 L
Elevasi 4 = Elv PI2 + 100 x 2
0,630 75
= 1004,529 + 100
x 2

= 1004,76525
= 1+004

Input Output
Sta. Elev Sta. Elev

0+293 1+004 0+368 1+005


0+680 1+005 0+755 1+004

Anda mungkin juga menyukai