Proposal Yang Dijilid

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 65

PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA
PANJANG (MKJP) DI PUSKESMAS OEMEU
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA-NTT

Oleh :
KATHARINA MUTIK OLO
P 1337424418078

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI ALIH JENJANG KELAS ALUMNI NON REGULER
TAHUN AJARAN 2018/2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Puskesmas

Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara – NTT tahun 2019 “ telah disetujui

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Semarang, Januari 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ngadiyono, S. Kp, Ns, M. H. Kes Triana Sri Hardjanti, M. Mid


NIP. 19621021 198303 1 002 NIP. 19670317 198903 2 002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “ Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP Di Puskesmas Oemeu,
Kabupaten Timor Tengah Utara – NTT tahun 2019 “ telah dipertahankan
didepan dewan penguji pada tanggal 17 Januari 2019 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima.

Semarang, Januari 2019


Ketua Penguji

Agustin Setianingsih, S. SiT, M. Kes (………………………. . )


NIP. 19790820 200212 2 003

Penguji I

Drs. Ngadiyono, S. Kp, Ns, M. H. Kes (………………………. . )


NIP. 19621021 198303 1 002
Penguji II

Triana Sri Hardjanti, M. Mid (………………………. . )


NIP. 19670317 198903 2 002

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Triana Sri Hardjanti, M. Mid


NIP. 19670317 198903 2 002

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “ Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Puskesmas Oemeu Kabupaten Timor Tengah Utara – NTT. ” Peneliti menyadari
bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, proposal ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik, untuk itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Marsum, BE, S. Pd, MHP, Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Ibu Sri Rahayu, S. Kp, Ns, S. Tr. Kep, M. Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Semarang .
3. Ibu Triana Sri Hardjanti, M. Mid, selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang.
4. Ibu Agustin Setianingsih, S.SiT, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan bimbingan hingga terselesainya proposal skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ngadiyono S. Kp, Ns, M. H. Kes, selaku dosen pembimbing I yang
telah membimbing peneliti hingga terselesainya penelitian proposal skripsi ini.
6. Ibu Triana Sri Hardjanti, M. Mid, selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing Peneliti hingga terselesainya proposal skripsi ini.
7. Ibu Farida Sukowati, S. ST, M. Kes, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing dan memberi dukungannya hingga terselesainya proposal
skripsi ini.
8. Pustakawan Poltekkes semarang, yang telah membantu memberikan buku
sumber dalam penyusunan proposal skripsi ini.
9. Orang tua tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan
dukungannya baik moril maupun materil.
10. Suami tercinta Bripka Fabiano Kuftalan S. Ip, yang telah memberikan doa dan
dukungannya.
11. Anak-anakku tersayang yang dengan rela memberikan waktu, kesempatan serta
doa dan dukungan mereka.

iv
12. Kakak tingkat Salomi Ndawi Ngana, Merpati Wally, yang selalu bersedia
membantu saya dalam menyelesaikan proposal skipsi ini.
13. Teman-teman seangkatan yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan
proposal skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi demi kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, Januari 2019

Peneliti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7
F. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Tinjauan Teori ............................................................................... 11
B. Kerangka Teori .............................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 37
A. Kerangka Konsep .......................................................................... 37
B. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 37
C. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 37
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 38
E. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 40
F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 40
G. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data .................................... 42
H. Instrumen Penelitian ...................................................................... 44
I. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 44
J. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ........................................... 44
K. Etika Penelitian .............................................................................. 47
L. Jadwal Penelitian ........................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

jenis masalah, salah satunya yaitu di bidang kependudukan. Jumlah penduduk

menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2015

sebesar 254. 900. 000 jiwa (74, 10 %), SDKI 2016 sebesar 257. 912. 349 jiwa

(75, 80%), SDKI tahun 2017 sebesar 261. 890. 900 jiwa, Laju pertumbuhan

penduduk semakin tinggi dengan penyebaran penduduk yang tidak merata.

SDKI untuk tingkat propinsi NTT tahun 2017 sebesar 5. 287. 300 jiwa lebih

meningkat dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 5. 120. 016 jiwa dan 2015

sebesar 5. 036. 897 jiwa, sedangkan pada tingkat kabupaten TTU tahun 2015

sebesar 244. 714 jiwa lebih meningkat pada tahun 2016 sebesar 246. 685 dan

pada kecamatan Noemuti tahun 2015 sebesar 11. 093 meningkat lagi pada

tahun 2016 sebesar 11. 485 jiwa dan pada tahun 2017 kecamatan Noemuti

dibagi dalam dua kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 5. 204 jiwa.

Dari data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tersebut

diatas masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia saat ini tidak hanya

jumlah penduduk yang besar dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang

relatif tinggi tetapi juga penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur

yang muda dan kualitas penduduk di Indonesia yang masih rendah, serta negara

Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang tinggi (Sulistyawati, 2014).

1
2

Upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dengan

salah satu program Keluarga Berencana (KB) untuk membantu pasangan dan

perorangan dalam tujuan kesehatan reproduksi yang berkualitas dalam

mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. Pelayanan KB

yang terintegrasi diharapkan dapat meningkatkan cakupan peserta KB

nasional, khususnya KB jangka panjang (Virgia, 2013).

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan metode yang

digunakan oleh Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mengendalikan kehamilan.

Fertilitas seorang wanita dipengaruhi oleh kondisi sosialnya yang berdampak

secara langsung terhadap nilai anak dan jumlah yang diinginkan, selain itu

tingkat fertilitas seseorang juga dipengaruhi oleh faktor penyediaan pelayanan

KB (Betrand, 1994).

Akseptor KB aktif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 3. 840. 156

orang (10, 73%), pada tahun 2016 meningkat sebanyak 3. 852. 561 (10, 61%).

Di propinsi NTT peserta KB aktif pada tahun 2015 5, 98%, pada tahun 2016

menurun menjadi 5,70% dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 8, 90 %,

Pada Kabupaten TTU, peserta KB aktif pada tahun 2015 sebanyak 132 orang

(12, 24%), tahun 2016 sebanyak 128 orang (11, 89%), pada tahun 2017

sebanyak 85 orang (7, 96%), (Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan 2017). Di Puskesmas Oemeu, kecamatan Noemuti Kabupaten

Timor Tengah Utara memiliki akseptor metode non jangka Panjang lebih

banyak dibandingkan dengan metode jangka panjang. Berdasarkan data

sekunder yang diperoleh dari Koordinator Lapangan Kecamatan Noemuti,


3

Puskesmas Oemeu memiliki jumlah pasangan usia subur 591 orang. Jumlah

peserta KB aktif sebanyak 385 orang.

Pelayanan kontrasepsi MKJP tahun 2015-2017 di Puskesmas Oemeu,

Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur masih jauh

dari target yang diberikan oleh BKKBN yakni 60% untuk metode MKJP,

capaian yang diperoleh implant 71 orang (11,06%), MOW 13 orang (2,02%),

IUD 3 orang (0,46%), total 87 orang (13,55%) dari 385 peserta KB aktif yang

ada di Puskesmas Oemeu, yang belum mencapai target 46,44%. Sedangkan

pada akseptor yang menggunakan metode lain, paling tinggi adalah suntik

sebanyak 265 orang (68, 83%), pil 32 orang (8,31%) (PWS Puskesmas Oemeu,

2017).

Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan serta cara – cara

bagi pasangan untuk merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa

jumlah anak, berapa tahun jarak usia antar anak serta kapan akan berhenti

mempunyai anak melalui tahapan konseling, PUS dapat menentukan pilihan

kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi termasuk keuntungan dan

kerugian serta resiko dari metode kontrasepsi tersebut, walaupun dalam

pelaksanaannya pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya

menjangkau seluruh nusantara karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pasangan usia subur dalam memilih alat kontrasepsi (Handayati, 2010).

Menurut UU NO. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mendefenisikan Keluarga

Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal

melahirkan sesuai hak reproduksi, untuk mewujudkan keluarga yang


4

berkualitas dengan menggunakan alat kontrasepsi yang bersifat jangka panjang

dan jangka pendek. Yang termasuk dalam kolompok MKJP adalah Intra Uterin

Device (IUD), Implan (susuk), MOP (Metode Operasi Pria), dan MOW

(Metode Operasi Wanita), sedangkan yang termasuk dalam kategori Non-

MKJP adalah suntik, pil dan kondom. Kebijakan pemerintah saat ini mengarah

pada metode MKJP (Balitbangkes, 2013).

Penggunaan metode kontrasepsi meliputi aspek keamanan,

keterjangkauan, dan lama pemakaian tergantung individu itu sendiri. Pemilihan

penggunaan kontrasepsi itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, dan unsur-unsur lain yang ada dalam

individu), Faktor pendukung seperti tersedianya sarana kesehatan dan faktor

penguat seperti dukungan keluarga atau suami ( Sari, 2016).

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan, dimana

pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan satu pertimbangan terutama

dalam menentukan penggunaan metode kontrasepsi yang akan digunakan.

Melalui pengetahuan diharapkan muncul sikap berupa kesadaran dan niat

untuk menggunakan alat kontrasepsi yang aman dan berkualitas (Pandiangan,

2018).

Hasil survei awal di Puskesmas Oemeu, menunjukan bahwa dari 10

wanita usia subur, ada 4 orang ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik, 3

orang ibu menggunakan pil, 3 orang lainnya tidak menggunakan kontrasepsi.

Dari hasil survei awal menunjukan bahwa pemilihan alat kontrasepsi

diasumsikan karena pendidikan masyarakat setempat tergolong rendah, banyak

ibu pasangan usia subur tamat pada tingkatan Sekolah Dasar dan Sekolah
5

Menengah Pertama. Pengetahuan mereka mengenai alat kontrasepsi masih

kurang, ibu kurang mengerti keuntungan (keefektifan) alat kontrasepsi

tersebut. Adapula sikap ibu yang tidak mau mengikuti KB karena suami tidak

mendukung ibu, dan ibu merasa takut dan menganggap ada kontrasepsi yang

menyebabkan kanker, dan dapat terlepas atau keluar sendiri dan bahkan

menjalar ke perut, disebabkan karena pekerjaan ibu yang berat sebagai ibu

rumah tangga sekaligus membantu suami sebagai petani.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah “Faktor-Faktor apa sajakah yang

berhubungan dengan pemilihan MKJP di Puskesmas Oemeu Kabupaten Timor

Tengah Utara – NTT ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum penelitian ini adalah

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan MKJP di

Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2019

2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk

a. Mengetahui gambaran karakteristik akseptor yang terdiri dari umur,

pendidikan, pekerjaan

b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan akseptor

c. Mengatahui gambaran dukungan suami

d. Mengetahui gambaran pemilihan MKJP

e. Mengetahui hubungan antara umur akseptor dengan pemilihan MKJP

f. Mengetahui hubungan antara pendidikan akseptor pemilihan MKJP


6

g. Mengetahui hubungan pekerjaan akseptor dengan pemilihan MKJP

h. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan akseptor dengan pemilihan

MKJP

i. Mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemilihan MKJP

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dibidang kesehatan ibu, anak

dan keluarga berencana di Puskesmas Oemeu.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Bidan

Penelitian ini dapat menjadi acuan saat memberikan informasi dalam

pelayanan kontrasepsi.

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bacaan di

perpustakaan dan diharapkan dapat menambah wawasan pembaca

khususnya dalam ilmu kebidanan.

c. Bagi Responden

Dapat memberikan informasi dan meningkatkan pemahaman tentang

alat kontrasepsi sehingga ibu dapat memilih jenis kontrasepsi.


7

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup waktu

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada minggu ke tiga dan ke

empat di bulan Februari 2019.

2. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Oemeu, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi

NTT.

3. Ruang lingkup materi

Penelitian ini membahas faktor – faktor yang berhubungan dengan

pemilihan MKJP

4. Ruang lingkup sasaran

Sasaran penelitian adalah semua akseptor KB.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

Jenis Variabel Analisa


No Judul Hasil
Desain penelitian Data
1. Faktor-faktor Deskriptif Variabel Deskriptis Dari hasil penelitian
yang Kuantitatif bebas: Analisis menunjukan bahwa ada
mempengaruhi Umur, hubungan antara umur,
pemakaian jumlah jumlah anak, tingkat
Metode anak, Pendidikan (p-0, 005<0,
Kontrasepsi tingkat 05) dan tempat tinggal
Jangka Panjang Pendidikan (p-value 0, 010< 0, 05)
(MKJP) Propinsi ,tempat denga penggunaan
Jawa Tengah tinggal Metode Kontrasepai
oleh Charis Variabel Jangka Panjang di
Cristiani, terikatnya Propinsi Jawa Tengah
Cristiani Diah penggunaa
W,Bambang MKJP
Martono
8

Jenis Variabel Analisa


No Judul Hasil
Desain penelitian Data
2 Analisis faktor Explanatory Variabel Uji Chi Variabel yang
yang research bebas square berhubungan dengan
berhubungan :Umur,Pari pemilihan MKJP adalah
dengan tas tingkat
Pemilihan Tingkat pendidikan(sig=0,015),
Metode Pendidikan Pengetahuan(sig=0,001
Kontrasepsi ,pengetahu ),dukungan suami
Jangka Panjang an,dukunga (sig=0,002),budaya
(MKJP)pada n (sig=0,004),tingkat
akseptor KB suami,buda kesejahteraan(sig=0,03
wanita di ya, tingkat 4),KIE
kecamatan kesejahtera (sig=0,018),sedangkan
Banyubiru an,Komuni umur(sig=0,127),dan
Kabupaten kasi paritas/jumlah
Semarang Informasi anak(sig=0,529) tidak
Peneliti : Laras dan ada hubungan dengan
Tsany Nur Edukasi pemilihan MKJP
Mahmudah, fitri (KIE)
Indrawati Variabel
terikat:Pem
ilihan
MKJP.
3 Faktor- Penelitian Variabel Uji chi (Nilai sig < 0, 01) bahwa
faktoryang ini bebas : square umur, jumlah anak,
mempengaruhi menggunak Faktor Pendidikan Pus
penggunaan an demografi, mempunyai hubungan
MKJP di enam pendekatan sosial, yang bermakna pada
wilayah kuantitatif ekonomi penggunaan MKJP dan
Indonesia dengan dan sarana Non-MKJP
Peneliti : analisis
Nasution statistic
inferensial
menggunak
an software
SPSS versi
11. 5

1. Dari keaslian penelitin yang I terdapat beberapa perbedaan dengan

peneliti, diantanya:
9

a. Variable yang diteliti peneliti berbeda dengan peneliti Charis

Cristiani, Cristiani Diah W,Bambang Martono, yaitu pada peneliti

sekarang variabel bebas terdiri dari : umur, pendidikan, pekerjaan,

tingkat pengetahuan, dukungan suami, sedangkan pada peneliti

terdahulu menggunakan variabel bebas : Umur, jumlah anak, tingkat

pendidikan,tempat tinggal.

b. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor

Tengah Utara-NTT, sedangkan peneliti terdahulu di kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang.

2. Pada keaslian peneliti II oleh Laras Tsany Nur Mahmudah, fitri

Indrawati yaitu:

a. Variabel yang diteliti peneliti yaitu : umur, pendidikan, pekerjaan,

tingkat pengetahuan, dukungan suami, sedangkan pada peneliti

terdahulu variabel bebas terdiri dari: umur, paritas, tingkat

pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, budaya, tingkat

kesejahteraan, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

b. Analisis data yang digunakan pada peneliti ini adalah menggunakan

chi square, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan jenis desain

penelitian Explanatory research dengan analisis data chi square.

3. Pada keaslian peneliti III oleh Nasution :

a. Variabel bebas yang digunakan oleh peneliti : umur, pendidikan,

pekerjaan, tingkat pengetahuan, dukungan suami, sedangkan pada


10

peneliti terdahulu variabel bebas terdiri dari: faktor demografi,

sosial, ekonomi dan sarana.

b. Peneliti menggunakan uji korelasion dengan pendekatan cross

sectional, sedangkan pada peneliti terdahulu menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan analisis statistic inferensial

menggunakan software SPSS versi 11. 5.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian

masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera

(UU No. 10/1992), melalui suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi (Family Planing, Planed Parenthood), yang membantu

individu/pasutri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang diinginkan, serta mengatur interval diantara kehamilan dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Sasaran utama dari

pelayanan KB adalah Pasngan Usia Subur (PUS). Jenis alat / obat

kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, sutik KB, IUD, implant,

vasektomi dan tubektomi.

b. Tujuan Keluarga Berencana

1) Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2) Pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

11
12

3) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga

dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf

hidup rakyat dan bangsa, memenuhi permintaan masyarakat akan

pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya

menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

c. Sasaran Keluarga Berencana

1) Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan sasaran utama

dari gerakan KB Nasional. PUS adalah pasangan suami dan istri

dengan umur istrinya antara 15-49 tahun. Untuk mendapatkan

dampak pada penurunan fertilitas yang tinggi, sasaran sasaran

PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas rendah, khususnya

PUS yang berusia muda dan paritas rendah sebagai sasaran

prioritas. Sasaran ini diarahkan untuk menggunakan kontrasepsi

efektif terpilih sehingga jumlah anak yang dilahirkan dapat

mendukung pelembagaan norma keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Hartanto, 2004).

2) Akseptor KB

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan

Wanita Usia Subur (WUS) yang mana salah seorang

menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk pencegahan

kehamilan, baik melalui program maupun non program

(Hartanto, 2004).
13

2. Kontrasepsi

a. Defenisi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yaitu “melawan” atau

“mencegah” dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sperma sehingga mengakibatkan kehamilan. Jadi

kontrasepsi adalah metode yang digunakan oleh PUS untuk

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan.

Salah satu alat kontrasepsi yang paling efektif dan aman

adalah MKJP dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya seperti pil,

suntik. Alat kontrasepsi Jangka Panjang sangat efektif untuk menekan

angka kematian ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk

karena tingkat efektifitas penggunaan 99, 4 % dan dapat digunakan

untuk jangka waktu 5-10 tahun (Handayani, 2010) tidak perlu diingat

setiap hari seperti pil, bagi ibu yang menyusui MKJP tidak

mempengaruhi ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan

(BKKBN, 2015).

MKJP jauh lebih memberikan kelebihan yang sangat efektif,

nyaman dan aman dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain seperti

suntik, tidak diperkenankan digunakan bagi ibu yang sedang

menyusui (kurang dari 6 bulan), dapat menyebabkan kenaikan berat

badan, sakit kepala, menstruasi tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa

selama jangka waktu penyuntikan berlangsung karena kandungan

suntiknya akan terus berada didalam tubuh. Pada kontrasepsi pil juga

dapat menyebabkan kegemukan badan, nyeri dibagian dada,


14

gangguan penglihatan (kabur), sakit kepala dan rasa mual yang terus-

menerus. Alat kontrasepsi implant merupakan alat kontrasepsi jangka

panjang sama halnya dengan IUD, namun tingkat efektifitasnya hanya

sampai 3 tahun dan dapat menghambat menstruasi yang

berkepanjangan, sakit kepala, menimbulkan jerawat, dan rasa mual.

Pada kontrasepsi jenis MOW dan MOP diperuntukan bagi pasangan

yang telah memutuskan untuk tidak memiliki anak. Efek samping dari

kontrasepsi ini yaitu resiko saat pembedahan, kadang-kadang

menimbulkan nyeri saat operasi, infeksi bisa terjadi jika prosedur

operasi tidak benar, kesuburan sangat sulit kembali jika nantinya ingin

memiliki keturunan (Sulistyawati, 2013).

Fertilitas seorang wanita dipengaruhi oleh kondisi sosialnya

yang berdampak secara langsung terhadap anak dan jumlah yang

diinginkan, selain itu tingkat fertilitas seseorang juga dipengaruhi oleh

faktor penyediaan pelayanan KB (Betrand, 1994). Kontrasepsi yang

dibutuhkan adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan

intim/seks dan keduanya memiliki kesuburan normal namun tidak

menghendaki kehamilan. (Suratun dkk. 2008). Kontrasepsi

seharusnya tidak mengganggu , tidak mengotori, tidak berbau, atau

berasa menyengat. Selain itu harus mudah digunakan, murah, tidak

bergantung pada petugas kesehatan. Metode yang digunakan juga

tidak bertentangan dengan budaya setempat, sehingga dapat diterima

oleh penggunanya. Salah satu yang menjadi pertimbangan untuk

kontrasepsi saat ini adalah perlindungan dari infeksi menular seksual

(Varney, 2006).
15

b. Cara Kerja

Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada pada

umumnya (Deputi Bidang KB dan KR 2012) yaitu :

1) Mengusahakan tidak terjadi ovulasi.

2) Melumpuhkan sperma.

3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

c. Tujuan

Dalam pelayanan kontrasepsi salah satunya menurunkan

angka kelahiran yang bermakna. Untuk mencapai tujuan tersebut

maka ditempuh kebijakan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai

sasaran, yaitu:

1) Fase menunda kehamilan atau kesuburan

2) Fase menjarangkan kehamilan

3) Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan / kesuburan.

Maksud dari kebijakan tersebut yaitu untuk menyelamatkan

ibu dan anak dari akibat melahirkan pada usia muda dan jarak

kelahiran yang terlalu dekat serta melahirkan pada usia tua. (Saifudin,

Abdul Bari 2006).

d. Jenis Kontrasepsi

1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD

AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari

plastik yang lentur dan mempunyai benang, mempunyai


16

lilitan tembaga dan juga tidak mengandung hormon yang

dimasukan kedalam rahim melalui vagina (BKKBN, 2014).

(1) Jenis-jenis IUD

a) Copper-T

Jenis IUD copper-T berbentuk T, terbuat

dari bahan polyethelen dimana pada bagian

vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.

Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti

fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.

b) Copper-7

Jenis IUD copper-7 berbentuk angka 7

dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.

Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang

vertical 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat

tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama

dengan lilitan tembaga halus pada IUD copper-T.

c) Multi load

Jenis IUD multi load terbuat dari plastik

(polyethelene) dengan kedua tangan kiri dan kanan

berbntuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung

atas ke ujung bawah 3, 6 cm. Batang diberi

gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan

250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah


17

efektifitas. Ada tiga jenis multi load yaitu standar,

small, dan mini.

d) Lippes loop

Jenis IUD lippes loop terbuat dari

pollyetelene, berbntuk huruf spiral atau huruf S

bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda menurut ukuran Panjang bagian

atasnya. Tipe A Panjang 26, 2 mm, benang biru, satu

titik pada pangkal IUD dekat benang ekor, tipe B 25,

2 mm, lebar 27, 4 mm (2 benang hitam), bertitik -4,

tipe C berukuran 27, 5 mm, lebar 30, 0 mm (2

benang kuning) bertitik -3 dan tipe D berukuran

Panjang 27, 5 mm, lebar 30, 0 mm dan (2 benang

putih) bertitik -2.

(2) Cara kerja

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk

ke tuba falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum

mencapai kavum uteri, AKDR bekerja terutama

mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR

membuat sperma sulit kedalam alat reproduksi

perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk


18

fertilisasi, memungkinkan untuk mencegah implantasi

telur dan uterus

(3) Keuntungan

(a) Efektifitas tinggi, 99, 2-99, 4% (0, 6-0, 8)

kehamilan/100 perempuan dalam satu tahun

pertama

(b) Dapat efektif segera setelah pemasangan

(c) Metode jangka Panjang

(d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-

ingat.

(e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

(f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak

perlu takut untuk hamil

(g) Tidak efek samping hormonal

(h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau

sesudah abortus

(j) Dapat digunakan sampai menopause

(k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat

(l) Membantu mencegah kehamilan ektopik

(4) Keterbatasan

(a) Tidak mencegah infeksi menular seksual

(b) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS

atau perempuan yang sering berganti pasangan


19

(c) Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan

pelvis

(d) Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri

(e) Mungkin AKDR keluar uterus tanpa diketahui

(f) Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari

waktu ke waktu. Untuk mengetahui ini perempuan

harus memasukan jarinya kedalam vagina, sebagian

perempuan tidak mau melakukan ini.

b) Implan/Susuk

(1) Pengertian

Implant merupakan alat kontrasepsi yang

dipasangkan atau disisipkan dibawah kulit, efektif

mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara

perlahan-lahan hormone yang dibawanya. Selanjutnya

hormone akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh

darah.

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal

yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah

terjadinya kehamilan antara tiga tahun hingga lima tahun

(Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2004).

(2) Jenis KB Implan

Dikenal macam- macam implant :

Non Biodegradable Implant


20

Ciri-ciri :

(a) Norplan (6 kapsul), berisi hormone levonogrestel,

daya kerja 5 tahun.

(b) Norplan -2 (2 batang), berisi hormone levonogrestel,

daya kerja 3 tahun.

(c) Satu batang berisi hormone ST- 1435, daya kerja 2

tahun.

(d) Satu batang berisi hormone ST- keton desogesteri

daya kerja 2, 5-4 tahun.

(3) Cara Kerja

Sama dengan pil namun susuk ditananm dibawa

kulit, biasanya dilengan atas. Implan mengandung

progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam

tubuh.

(4) Efektifitas

Mengentalkan lender serviks, mengganggu

proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan

ovulasi, 99% sangat efektif (kegagalan 0, 2-1 kehamilan

per 100 perempuan).

(5) Indikasi KB implant

(a) Pemakaian KB jangka Panjang

(b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak

antara kelahirannya tidak terlalu dekat


21

(c) Tidak dapat memakai jenis KB yang lain.

(6) Keuntungan

Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil,

melindungi wanita dari kanker rahim, aman digunakan

setelah melahirkan dan menyusui, tidak mengganggu

aktifitas seksual.

(7) Kelemahan

Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit

hepar, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab,

penggumpalan darah, penderita darah tinggi, penyakit

kandung empedu.

(8) Efek Samping

Gangguan haid, perdarahan yang tidak lama, perdarahan

(9) Yang boleh menggunakan Implan:

Usia reproduksi, telah memiliki anak atau yang belum,

menyusui, pasca keguguran, riwayat kehamilan ektopik,

sering lupa minum pil

(10) Yang tidak boleh menggunakan implant :

Hamil, perdarahan pervaginam, benjolan /kanker

payudara, mioma uterus.

2) Metode Operasi Wanita (MOW)

a) Perkembangan Tubektomi

Tubektomi dalam tahun-tahun terakhir ini telah

menjadi bagian yang penting dalam program KB di banyak


22

negara di dunia, tetapi secara resmi tubektomi tidak masuk

ke dalam program nasional KB Indonesia (Manuaba dkk,

2010)

b) Kelebihan

Kelebihan dari tubektomi adalah: Efektifitas hamper

100%, tidak mempengaruhi libido seksualitas, kegagalan

dari pihak pasien tidak ada, tidak mempengaruhi proses

menyusui, tidak bergantung pada faktor sanggama

c) Kekurangan

Resiko dan efek samping pembedahan, kadang sedikit rasa

nyeri pada saat operasi, kesuburan sulit kembali

3) Metode Operasi Pria (MOP)

a) Cara kerja

Vasektomi merupakan operasi kecil dan merupakan operasi

yang lebih ringan daripada sunat/khitanan pada pria.

b) Keuntungan

Tidak ada mortalitas (kematian)), morbiditas kecil sekali,

pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, dilakukan anastesi

local, tidak mengganggu hubungan sex, tidak banyak

memerlukan biaya.

c) Kelemahan

Harus dilakukan pembedahan, masih memungkinkan

ada komplikasi ringan, tidak seperti sterilisasi wanita yang


23

langsung menghasilkan steril permanen, namun masih harus

menunggu beberapa hari, minggu bahkan bulan sampai sel

mani menjadi negatif (Asuhan Kebidanan KB, 2002).

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan MKJP

a. Pengetahuan

1) Pengertian

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behavior), sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

(long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan contohnya adalah mendapatkan informasi tentang

KB, pengertian KB, manfaat KB, dan dimana memperoleh

pelayanan KB (Gerungan, 2004). Sebelum orang mengadopsi

perilaku baru ( berperilaku baru dalam diri seseorang terjadi

proses yang berurutan) yaitu :

a) Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b) Interest (merasa tertarik)

Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subyek

sudah mulai timbul.

c) Evaluation (menimbang-nimbang)

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.


24

d) Trial

Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adaption

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2) Tingkat Pengetahuan

Menurut Sukidjo Notoatmodjo, pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :

a) Tahu (Know)

Pada tingkat ini dapat diartikan sebagai mengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tingkat ini

merupakan tingkatan yang paling rendah.

b) Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi

Diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukuman-hukuman, rumus-rumus dan metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


25

d) Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek dalam komponen-komponen, tapi masih didalam

struktur organisasi dan masih didalam struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis

Menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek.

Pengetahuan berhubungan dengan penggunaan

MKJP sangat erat kaitannya terhadap pemilihan alat

kontrasepsi karena adanya pengetahuan yang baik terhadap

metode kontrasepsi tersebut.

4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan didefenisikan sebagai jenjang pendidikan formal

terakhir yang pernah ditempuh sesorang. Pendidikan juga merupakan


26

seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu dengan

lingkungannya, baik secara formal maupun secara non formal (Ariani,

2014).

Tingkat Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang untuk bertindak lebih mudah menerima gagasan baru.

Tingkat pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kategori diantaranya:

1) Dasar (lulusan SD) merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang Pendidikan menengah, Pendidikan dasar

membentuk Sekolah Dasar, Madrasah ibtidaiyah (MI) atau

bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

2) Menengah.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan Pendidikan

dasar. Pendidikan menengah terdiri atas Pendidikan menengah

umum dan Pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan

menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasyah Alyah Kejuruan (MAK), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) atau bentuk lainnya yang sederajat.

3) Tinggi (lulusan perguruan tinggi)

Pendidikan sangat menentukan pengetahuan, persepsi

seseorang dan pola pengambilan keputusan dan penerimaan

informasi terhadap pentingnya suatu hal. Semakin tinggi

Pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang tersebut

menerima informasi (Ariani, 2014).


27

b. Umur

Usia seseorang sangat mempengaruhi dalam pemilihan

kontrasepsi dimana usia yang lebih muda dan produktif memiliki

peluang lebih besar menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim

dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

Pendapat lain juga mengatakan ada hubungan yang signifikan

antara variabel umur dengan variabel pemakaian kontrasepsi

(Proyoto, 2014;Fitri, 2012;Musdalifah, dkk. 2013).

c. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial.

Notoadmodjo (2003) yang mengutip pendapat Newcomb,

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek. Contohnya adalah seperti sikap setuju atau tidaknya


28

terhadap informasi KB, pengertian dan manfaat KB, serta

kesediaannya mendatangi tempat pelayanan KB, fasilitas dan

sarannya, juga kesediaan mereka memenuhi kebutuhan sendiri.

d. Dukungan Suami

Dukungan adalah suatu uapaya yang diberikan kepada orang

lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut

dalam melaksanakan kegiatan. Faktor-faktor yang memengaruhi

dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua.

Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau

pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas

menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin

ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih

otoritas atau hotokrasi (Sarwono, 2003). Selain itu orang tua dengan

kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan

keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial

bawah (Ahmadi, 2006).

Bentuk partisipasi laki-laki KB bisa dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung sebagai akseptor

KB dan partisipasi secara tidak langsung adalah mendukung isteri

dalam berKB, motivator, merencanakan jumlah anak dalam keluarga

dan mengambil keputusan bersama (Hartanto, 2008)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peran suami

dalam penggunaan alat kontrasepsi antara lain (Hartanto, 2008):


29

a) Sebagai motivator

1) Memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan

kondisi istrinya

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara

benar, seperti mengingatkan saat suntikan KB dan

mengingatkan istri untuk control

3) Membantu mencari pertolongan apabila terjadi efek samping

maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk

control.

5) Mencari alternatif lain apabila kontrasepsi yang digunakan

saat ini tidak sesuai.

6) Menghitung membantu waktu subur, apabila menggunakan

metode pantang berkala.

7) Menggunakan kontrasepsi apabila keadaan istri tidak

memungkinkan

b) Pengambil Keputusan

Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan

memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri

akan menggunakan kontrasepsi atau tidak, karena suami

dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dan pembuat

keputusan. Beberapa pria mungkin tidak menyetujui pasangan

untuk akseptor KB karena mereka belum mengetahui dengan jelas


30

cara kerja berbagai alat kontrasepsi yang ditawarkan dan suami

khawatir tentang kesehatan istrinya.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami mempunyai

pengaruh besar dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dalam hal ini,

suami sangat besar pengaruhnya dalam pemakaian alat

kontrasepsi, terutama dalam pemilihan jenis kontrasepsi dan

menjadi peserta KB (Nursalam & Efendi, 2008).

e. Dukungan petugas Kesehatan

Mendidik individu dan pasangan mengenai ragam metode

yang tersedia serta memberikan informasi tentang keamanan dan cara

pemakaian metode-metode tertentu merupakan bagian penting setiap

program KB. Aktivitas informasi, edukasi, dan komunikasi (IEK) di

tingkat lokal, termasuk konseling, berperan penting dalam

keberhasilan suatu program dan sangat berkaitan dengan penyediaan

pilihan metode-metode yang sesuai. Penekanan pada usaha IEK di

tingkat nasional atau regional juga menimbulkan dampak besar pada

pemakaian strategi pendidikan yang sesuai di tingkat lokal, dan

akibatnya pada penerimaan metode dan pemakaiannya yang tepat

f. Sosial Budaya

Menurut Kalangie (1994), bahwa kebudayaan kesehatan

masyarakat membentuk, mengatur, dan memengaruhi tindakan atau

kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi

berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya mencegah


31

penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit. Masalah utama

sehubungan dengan hal tersebut adalah bahwa tidak semua unsur

dalam suatu sistem budaya kesehatan cukup ampuh serta dapat

memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus

menerus meningkat akibat perubahan-perubahan budaya yang terus

menerus berlangsung.

Kepercayaan adalah sesuatu yang telah diyakini oleh

seseorang terhadap suatu hal atau subjek tertentu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan seperti kejujuran, pengalaman, dan

keterampilan, toleransi dan kemurahan hati. Elemen-elemen modal

sosial tersebut bukanlah sesuatu yang tumbuh dan berkembang

dengan sendirinya, melainkan harus dikreasikan dan ditransmisikan

melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya di dalam sebuah unit

sosial seperti keluarga, komunitas, asosiasi suka rela negara dan

sebagainya. Kepercayaan sering diporoleh dari orang tua, kakek atau

nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan

dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2003).

5. Konsep Perilaku

a. Pengertian

Dari aspek biologis, perilaku merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme kehidupan yang bersangkutan. Pada hakekatnya

perilaku manusia mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas,

sepanjang kegiatan yang dilakukan manusia tersebut antara lain :


32

berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berpikir dan

seterusnya (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku dapat diartikan suatu

respon organisme atau seorang terhadap rangsangan dari luar objek

tersebut.

Respon tersebut terbagi dalam dua macam yaitu:

1) Perilaku tertutup (cover behavior)

Terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon

seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan,

persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang

bersangkutan.

2) Perilaku terbuka (over behavior)

Perilaku ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut

sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain

dari luar. Perilaku ini dapat diamati secara langsung yang berupa

tindakan nyata.

b. Perilaku Kesehatan

Dari berbagai literatur dari hasil penelitian didapatkan bahwa

perilaku masyarakat yang erat kaitannya dengan upaya peningkatan

pengetahuan masyarakat terbentuk melalui kegiatan yang disebut

pendidikan kesehatan (Maulana, 2009).

Perilaku biasanya dikendalikan oleh orang yang bersangkutan,

namun seringkali dikendalikan oleh mereka yang megontrol sumber


33

daya atau memberi keuntungan seperti pemimpin dalam komunitas,

orang tua, teman, guiru serta tenaga kesehatan. Hal tersebut juga

memberikan target yang sangat fokus untuk dilakukannya intervensi

(Notoatmodjo, 2014).

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan,

dimana masing-masing faktor dapat meningkatkan atau menurunkan

kemungkinan akan dilakukannya perilaku, dengan berbagai faktor

yang berpotensi mempengaruhi faktor lainnya (Notoatmodjo, 2014).

1) Faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan,

nilai dan persepsi, berhubungan dengan motivasi. Ada banyak

orang memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan layanan

lebih banyak dari pada individu lainnya, dimana kecenderungan

ke arah penggunaannya bisa diketahui dengan karakteristik

individu yang ada sebelumnya dengan permulaan episode tertentu

penyakit tersebut. Orang-orang tertentu yang karakteristik ini

lebih memungkinkan memanfaatkan layanan kesehatan walaupun

karakteristiknya tidak secara langsung bertanggung jawab

terhadap pemanfaatan layanan kesehatan. Karakteristik demikian

mencakup demografi, struktur sosial, dan variabel-variabel

keyakinan bersikap. Misalnya usia dan jenis kelamin adalah

variabel-variabel demografis yang sangat berkaitan dengan

kesehatan dan kesakitan. Namun, semua ini masih dianggap

menjadi kondisi memengaruhi kalau sejauh usia tidak dianggap

suatu alasan untuk memperhatikan perawatan kesehatan.


34

2) Faktor pemungkin

Kondisi pemungkin menyebabkan sumberdaya layanan

kesehatan wajib tersedia bagi individu. Kondisi pemungkin bisa

diukur menurut sumberdaya keluarga seperti pendapatan,

tingkatan pencakupan asuransi kesehatan. Atau sumber lain dari

pembayaran pihak ketiga, apakah individunya memiliki

sumberdaya perawatan kesehatan berkala atau tidak. Sehingga

sumberdaya perawatan kesehatan berkala atau tidak, dan akses ke

sumber daya menjadi hal sangat penting (Notoatmodjo, 2014).

Terlepas dari sifat-sifat keluarga, karakteristik pemungkin

tertentu pada komunitas dimana keluarga tersebut hidup bisa juga

memengaruhi pemanfaatan layanan. Satu karakteristik demikian

adalah pokok dari fasilitas kesehatan dan petugas dalam suatu

komunitas. Apabila sumber daya menjadi melimpah dan bisa

dipakai tanpa harus bertunggu, maka semuanya bisa

dimanfaatkan lebih sering oleh masyarakat. Dari sudut pandang

ekonomi, orang bisa berharap orang-orang yang mengalami

pendapatan rendah agar menggunakan lebih banyak layanan

kesehatan medis. Ukuran lain sumber daya masyarakat mencakup

wilayah negara bagian dan sifat pola pedesaan dan perkotaan dari

masyarakat dimana keluarga tinggal. Variabel-variabel ini

dikaitkan dengan pemanfaatan dikarenakan norma-norma

setempat menyangkut bagaimana pengobatan sebaiknya

dipraktekkan atau melombai nilai-nilai masyarakat yang


35

memengaruhi perilaku individu yang tinggal di masyarakat

tersebut. Menurut Notoatmodjo (2014), perilaku kesehatan

seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya

informasi kesehatan yang diterima.

3) Faktor penguat

Merupakan faktor yang menentukan apakah perilaku

kesehatan didukung. Sumber penguatan akan berubah-ubah

tergantung dari tujuan dan jenis program. Dalam program

Pendidikan kesehatan kerja, faktor penguat mungkin diberikan

oleh teman sebaya, guru, staf sekolah serta orang tua. Secara

umum, faktor penguat terdiri dari variabel dukungan masyarakat

, tokoh masyarakat, serta pemerintah sangat bergantung dari

sarana dan jenis program yang dilaksanakan.


36

B. Kerangka Teori

Faktor predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Usia
4. pendidikan

Faktor pemungkin
1. Informasi yang
Perilaku
diterima
kesehatan
2. Akses masyarakat
3. Tersedianya sarana
dan prasarana

Faktor penguat
1. Dukungan suami
2. Penyedia layanan
kesehatan

Bagan 2. 1 Kerangka teori L. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu uraian dan visualisasi

hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya atau antara

variable yang satu dengan variable yang lainnya (Notoatmodjo, 2014)

Variabel Independen Variabel Dependen

 Umur
 Pendidikan
 Pekerjaan Pemilihan MKJP
 Tingkat Pengetahuan
 Dukungan suami

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara

peneliti terhadap pertanyaan penelitian (Dahlan, 2008).

Hipotesa pada penelitian ini adalah

1. Ada hubungan antara umur terhadap pemilihan MKJP

2. Ada hubungan antara pendidikan terhadap pemilihan MKJP

3. Ada hubungan antara pekerjaan terhadap pemilihan MKJP

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap pemilihan MKJP

5. Ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemilihan MKJP

C. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang mengkaji

ada tidaknya hubungan antar kedua variable penelitian. Pendekatan yang

37
38

digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari hubungan

antara vaktor resiko (independent) yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat

pengetahuan dan dukungan suami dan faktor efek (dependen) yaitu Pemilihan

MKJP dimana peneliti melakukan pengukuran data satu kali saja pada

responden dan tidak ada tindak lanjut (Riyanto, 2017).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Independent (variabel bebas)

Variabel ini yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Variabel terikat). Variabel independent

dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan tingkat

pengetahuan dan dukungan suami.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pemilihan MKJP

3. Defenisi Operasional (DO)

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Variabel Independen
Umur Usia responden Kuesioner 1. Reproduksi tidak sehat Nominal
yang dihitung < 20 tahun dan > 35
sejak responden 2. Reproduksi sehat : 20 –
dilahirkan sampai 35 tahun
dengan pada saat
dilakukannya
pengambilan data
39

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Pendidikan Jenjang Kuesioner1. Dasar :SD/ Ordinal
pendidikan formal SMP/sederajat
terakhir yang 2. Menengah : /SMA/
pernah ditempuh sederajat
oleh responden 3. Tinggi : perguruan
tinggi/Akademi
Pekerjaan Kegiatan sehari - Kuessioner 1. Tidak Bekerja :IRT Nominal
hari responden 2. Bekerja : Petani, PNS,
yang dilakukan Pegawai swasta,
secara rutinitas wiraswasta
yang
menghasilkan
uang
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner 1. Pengetahuan baik : jika Ordinal
responden untuk nilai pengetahuan
mengenal dan responden > 76%(nilai
mengetahui hal – benar 16-20)
hal yang berkaitan 2. Pengetahuan cukup :
dengan alat jika nilai pengetahuan
kotrasepsi responden 56-75%
(nilai benar 12-15)
3. Pengetahuan kurang :
jika nilai pengetahuan
responden < 56% (nilai
benar < 11)
Dukungan suatu uapaya yang Kuesioner 1. Tidak mendukung jika Nominal
suami diberikan suami ≤ Mean
kepada 2. Mendukung jika ≥
responden, baik Mean
moril maupun
materil untuk
memotivasi
responden dalam
penggunaan alat
kontrasepsi

Variabel Dependen
Pemilihan Pilihan akseptor Kuesioner 1. Memilih MKJP, bila Nomial
MKJP terhadap MKJP akseptor memilih
atau Non MKJP IUD, Implant,
MOW
2. Tidak memilih
MKJP bila akseptor
memilih suntik, pil,
40

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


alat kontrasepsi
sederhana

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2019.

Penelitian dilakukan di Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara,

Propinsi Nusa Tenggara Timur.

F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor KB aktif yang ada di

wilayah Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT yang

berjumlah 385 akseptor dan yang menggunakan MKJP sebanyak 87

wanita pasangan usia subur.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel

dalam penelitian ini adalah rumus Slovin (Rusman, 2013) :

N
n=
1+N(α)²

Keterangan :
41

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

α = Nilai Kritis (Batas ketelitian: untuk kesehatan (0, 01)²

Maka besar sampel untuk penelitian ini adalah :

385
n=
1+385(0,1)²

385
n=
1+385.(0,01)

385
n=
1+3,85

385
n=
4,85

n= 79, 38 = 79 responden

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 79 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berupa Teknik Simple

Random Sampling yang diambil secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2014).

Pengambilan sampel diambil dengan cara sebagai berikut :

a. Langkah pertama buat daftar Desa yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Oemeu yang berjumlah 4 desa

b. Dengan sampel berjumlah 79 orang dan Desa yang diteliti ada 4 Desa,

maka agar sampel yang ada dapat mewakili seluruh desa dilakukan

cara sebagai berikut:


42

Jumlah PUS dibagi dengan jumlah RW, masing-masing dihitung

dengan cara :

Jumlah akseptor KB aktif di Desa……x 79


Jumlah akseptor KB aktif seluruh Desa

Maka :

Sampel Desa Noebaun = 119 x 79 = 23 Orang


385
Sampel Desa Seo = 35 x 79 = 9 Orang
385
Sampel Desa Oeperigi = 34 x79 = 7 orang
385
Sampel Desa Popnam = 197 x 79 = 40 orang
385
Peneliti menuliskan nomor urut wanita dari PUS pada secarik kertas

dan menggulungnya kemudian memasukan dalam gelas. Peneliti

mengocok gulungan kertas tersebut dan mengeluarkan sebanyak

jumlah pada masing – masing desa, nama yang tertulis pada kertas

diambil sebagai sampel penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

1. Teknik pengumpulan data

a. Peneliti mengajukan surat ijin melakukan penelitian kepada Ketua

Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian Kesehatan Semarang

yang ditujukan kepada Kesbangpol untuk mendapatkan ijin penelitian

diwilayah kerja Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara-

NTT tahun 2019

b. Setelah mendapat surat ijin, peneliti melakukan koordinasi dan

konfirmasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten TTU.


43

c. Dengan membawa surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan, peneliti

melanjutkan ijin kepada Kepala Puskesmas Oemeu untuk melakukan

penelitian

d. Peneliti dibantu 4 orang enumenator yang sebelumnya sudah

melakukan persaamaam persepsi tentang cara melakukan penelitian

dan pengambilan sampel

e. Peneliti melakukan secara door to door, sebelumnya peneliti

memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan

penelitian

f. Setelah responden memahami penjelasan dari peneliti, responden

diminta untuk menandatangani surat pernyataan bersedia untuk

menjadi responden dalam format informed consent.

g. Peneliti memberikan kuesioner untuk diisi sesuai dengan petunjuk.

h. Setelah diisi kuesioner, dikumpulkan, dan dicek kelengkapannya.

i. Kemudian dilakukan pengolahan data dan analisa data.

2. Jenis data

Jenis data yang digunakan pada peneliti ini adalah :

a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsug oleh peneliti

dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk

memperoleh informasi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan,

pengetahuan, dukungan suami dan pemilihan metode kontrasepsi.


44

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan

laporan- data berbagai instansi yang terkait. Pada penelitian data

sekunder yang digunakan berasal dari PWS KB dan kartu K IV KB di

Puskesmas Oemeu.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat - alat yang digunakan dalam

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner telah

digunakan sebelumnya dalam penelitian oleh Asni Untari, 2017. Kuesioner

berisi pernyataan tertulis yang sudah tersusun sehingga responden hanya

menjawabnya dengan memberikan tanda tanda tertentu atau bisa menjawabnya

dan orang lain yang mengisi lembaran kuesioner. Kuesioner penelitian ini

terdiri dari satu soal tentang umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,

dukungan suami dan pemilihan alat kontrasepsi.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran. Ada dua syarat

yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner

untuk valid dan realible. Suatu kuesioner dikatakan valid bila skor

pernyataan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.

Untuk uji validitas kuesioner diambil responden sekitar 20 orang (

Riyanto, 2017).
45

Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji validitas.

Berdasarkan hasil uji validitas pada penelitian Asni Untari (2016), hasil

uji validitas kuesioner variabel pengetahuan terdiri dari 20 soal didapatkan

r hitung > 0,444. Kuesioner variabel dukungan suami terdiri dari 17 soal

dengan hasil r hitung > 0,444, maka berdasarkan hasil hitung dapat

disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan telah diuji dan hasilnya

valid.

2. Uji Reliabilitas

Alat pengukur dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang

nilai sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban

sesorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu-ke waktu.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada penelitian Asni Untari

(2016) perhitungan uji reabilitas pada semua kuesioner diperoleh nilai

alpha Cronbach lebih besar dari 0,444 maka disimpulkan bahwa

instrument ukur tersebut telah diuji reliabilitas dan hasilnya merupakan

instrument yang reliable.

L. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Metode pengolahan

a. Editing

Adalah memeriksa data terlebih dahulu meliputi mengecek

kelengkapan identitas subyek penelitian, mengecek macam isian data

dari kuesioner yang telah dibagikan

b. Coding
46

Setelah data diperiksa, langkah selanjutnya yang akan dilakukan

adalah pengkodean data. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti

agar tidak terjadi kekeliruan.

c. Skoring

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor

berdasarkan responden dengan mengelompokan dari jawaban yang

ada dan kemudian menempatkan pada tempat yang semestinya

d. Tabulating

Hasil jawaban ditabulasi dengan skor jawaban sesuai dengan jenis

pertanyaan, kemudian digambarkan dalam bentuk diagram dan tabel.

Untuk melengkapi hasil penelitian diberikan pertanyaan dan penyajian

tentang karakteristik responden.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Adalah Analisa yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran

karakteristik responden dengan menggunakan distribusi frekwensi

masing-masing variabel bebas dan variabel terikat

Untuk memperoleh prosentase dihitung dengan rumus:

F
P= N 𝑥100%

Keterangan :

P= Perilaku

F= Frekwensi gejala Nampak

N= Skor maksimal
47

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dari

masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan

menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (α)=0, 05

dengan rumus Chi square

(0 − 𝐸)²
X² = ∑
𝐸
Keterangan :

X² : Kai Kuadrat atau chi square

O : frekwensi yang diperoleh berdasarkan data

E : Frekwensi yang diharapkan

Syarat dimana chi square dapat digunakan yaitu:

1. Jumlah sampel harus cukup besar

2. Pengamatan bersifat independent

3. Jumlah frekwensi yang diharapkan sama dengan jumlah frekwensi

yang diamati.

Kriteria uji chi square :

1. Ho ditolak jika p < α = 0,05 maka terdapat hubungan antara variabel

independent (bebas) dengan variabel dependen (terikat)

2. Ho diterima jika p > α = 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara

variabel independent (bebas) dengan variabel dependen (terikat).

M. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah

etika penelitian yang meliputi :


48

1. Lembar persetujuan responden

Lemnbar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang

dilakukan, serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data, bila subjek menolak maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan responden pada lembar pengumpulan

data, cukup dengan memberi kode pada masing-masing lembar

tersebut.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan.

Hanya data tertentu saja yang disajikan pada peneliti dan peneliti

menjamin privasi (kerahasiaan) responden dengan tidak

menanyakan hal-hal lain selain yang berkaitan dengan lingkup

penelitian.

N. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah langkah-langkah kegiatan dari menyusun proposal

sampai laporan penelitian.


49

Rencana pelaksanaan
Kegiatan
Nov Des Jan Feb Maret April
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Pengajuan ethical
clearance
Perizinan penelitian
Pengambilan data
penelitian
Pengolahan data
penelitian
Seminar hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Afandi B, Adriansz G, Gunardi E.R.,Kusno H. (2012). panduan praktis pelayanan


kontrasepsi. PT Bina pustaka.

Ahmadi. (2006). perempuan siklus PDCA pelayanan pemeriksaan kehamilan.


jakarta: jakarta tim.

Aryanti, Hery. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan


Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten
lombok Timur. Tesis. Denpasar

Asih, Leli, H. Oesman, 2010. Analisa Lanjut SDKI 2007 : Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).Jakarta
BKKBN

BKKBN. (2013). Buku Saku Bagi petugas Lapangan program kb nasional materi
konseling.

Charis C,dkk ,(2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemakaian Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Semarang

Data PWS KB Puskesmas Oemeu Kecamatan Noemuti (2015-2017)

Deputi Bidang KB dan KR, BKKBN. 2012. Rencana Aksi Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Green, Lawrence W, Marchel W Kreuter (1980). Health Program Palaning


Approach, Myfield publishing Company : Mountain View

Handayani, 2010. Buku Ajar Pelayan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka


Rihama

Hartanto H. 2004, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Jakarta Pustaka Sinar


Harapan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan

Manuaba,(2010), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan


Bidan Edisi 2, EGC, Jakarta

Mulyadi. (2015). Perilaku organisasi dan kepemimpinan pelayanan. Alfabeta.

Notoatmodjo S. 2010, Promosi Kesehatan, Jakarta, PT Rineka Cipta

__________________, 2011, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta PT


Rineka Cipta
__________________, 2014, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT
Rineka Cipta

Priyanto A, 2009, Komunikasi Dan Konseling, Jakarta, Salaemba Medika

Pandiangan, R. S. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akseptor KB dalam


Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017. https://doi. org/10. 1007/s13398-014-
0173-7. 2

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan


Indonesia. Data dan informasi.

Putriningrum, R. , Umarianti, T. , Sholikhah, M. M. , & Yulistiana, D. (2014).


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Penggunaan AKDR
(IUD) di Desa Gebang Sukodono. Jurnal KESMADASKA, 5(2), 143–145.
Retrieved from http://jurnal. stikeskusumahusada. ac. id/index.
php/JK/article/view/102/142

Riyanto A, 2017, Metodologi Penelitian Kesehatan, Bandung, Nuha Medika

Sari, E. I. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan REndahnya Minat Ibu


terhadap Pemggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di BPS Sri
Romdhati Semin Gunungkidul.

Sari, N. H. , & Rosdiana. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap


Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Majority, 4(9).

Sri, L, N, (2011), Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di enam


wilayah Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan Keluarga
Sejahtera Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,Analisis
Lanjut 2011.

Suratun dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta : Trans Info Media. ed. Media Trans Info Jakarta.

Sumadikarya, Indriani K. 2009. Rekomendasi Praktek Pilihan Untuk Penggunaan


Kontrasepsi.

Sugiono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung, AlfaBeta


Bandung

Sugiono, 2017, Statistika Dan Penelitian, Bandung, AlfaBeta Bandung

Verawati, R. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) wanita pada istri Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Bintang Timur Tahun 2013.
Virgia, V. (2013). Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada
Mojokerto. Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada
Mojokerto, 22–30. https://doi. org/10. 1051/0004-6361/201322771
LAMPIRAN

Lampiran I Jadwal Penelitian

Rencana pelaksanaan
Kegiatan Apri
Nov Des Jan Feb Maret
l
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Pengajuan ethical
clearance
Perizinan penelitian
Pengambilan data
penelitian
Pengolahan data
penelitian
Seminar hasil penelitian

Lampiran 2.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi, saya mahasiswi jurusan Program
Studi Sarjan Terapan Kebidanan Semarang Jurusan Kebidanan Poloteknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Nama : Katharina Mutik Olo
NIM : P1337424418078
Akan mengadakan penelitian dengan judul Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Wilayah
Kerja Puskesmas Oemeu, Kabupaten Timor Tengah Utara-NTT.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak
ibu sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang anda berikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Lewat surat ini, dengan kerendahan hati, saya mohon kesediaanya menjadi
responden .
Atas bantuan dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Oemeu, Februari 2019


Peneliti

Katharina Mutik Olo

Lampiran 3

LEMBARAN PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


No Responden :
1. Nama Responden :……………………. .
2. Umur :……………………. .
3. Tempat :……………………. .
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh :
Peneliti: Katharina Mutik Olo, Mahasiswa Jurusan Kebidanan Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Semarang Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Judul Penelitian: Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan
Metode MKJP Di Wilayah Kerja Puskesmas Oemeu,
Kabupaten Timor Tengah Utara – NTT
Saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman serta menggali gagasan atau ide atas masalah yang diteliti dan tidak
akan berakibat merugikan saya selaku responden, untuk itu saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
Demikian persetujuan saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.
Oemeu, Februari 2019
Responden

(……………………………. )

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN
MKJP DI PUSKESMAS OEMEU KABUPATEN TIMOR TENGAH
UTARA – NTT TAHUN 2019

A. Biodata Responden
1. Nama Ibu :…………………. . (Inisial)
2. Umur :……………………Tahun
3. Pekerjaan :……………………
4. Pendidikan :……………………
5. Kontrasepsi :
□ Pil □ Suntik
□ Spiral □ Susuk
□ Steril □ Lainnya, sebutkan………. .
B. Pengetahuan
Kuesioner
Petunjuk Pengisian Kuesoiner
Pilihlah Jawaban adalah : B = Benar, S = Salah
1. Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai
dengan pendapat saudara seperti yang telah digambarkan oleh
pertanyaan yang tersedia.
2. Beri tanda (√) pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang
pertanyaan untuk menunjukan jawaban yang saudara pilih

NO PERNYATAAN BENAR SALAH


1 Salah satu pengertian KB adalah mengatur
jarak kelahiran anak
2 Tujuan keluarga Berencana adalah
meningkatkan jumlah angka kelahiran bayi
3 Kontrasepsi atau cara KB adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan
4 Salah satu syarat penggunaan kontrasepsi
adalah harganya murah
5 Syarat penggunaan kontrasepsi tanpa
memperhatikan efek samping yang merugikan
6 Sasaran kontrasepsi yaitu pada wanita usia
subur
7 Sasaran kontrasepsi pada ibu yang
mempunyai banyak anak
8 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
merupakan suatu metode kontrasepsi efektif
karena memberikan perlindungan resiko
kehamilan untuk jangka waktu hingga 10
tahun
9 Metode kontrasepsi jangka Panjang
merupakan jenis kontrasepsi yang sekali
pemakaiannya dapat bertahan kurang dari 2
tahun
10 Spiral dan susuk merupakan metode
kontrasepsi jangka panjang
11 Suntik, pil KB, kondom merupakan alat
kontrasepsi jangka panjang
12 Spiral adalah suatu alat yang dimasukan ke
dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi
13 Pemakaian spiral hanya bisa digunakan hanya
sampai dengan 3 tahun
14 Efek samping pemakaian spiral adalah haid
lebih banyak dan saat haid lebih sakit
15 Pemasangan spiral dapat mencegah kehamilan
diluar kandungan
16 Keuntungan KB spiral tidak dapat
mempengaruhi kualitas dan volume ASI dan
dapat digunakan sampai menopause
17 Susuk KB merupakan alat kontrasepsi yang
dipasangkan dibawah kulitdilengan kiri atas
sebelah dalam
18 Susuk KB efektif digunakan sampai dengan
10 tahun
19 Keuntungan susuk KB aman dipakai pada
masa menyusui dan dapat dicabut sesuai
kebutuhan
20 Jenis kontrasepsi mantap (KB steril) adalah
MOW dan MOP

C. Dukungan Suami

Petunjuk Pengisian Kuesoiner

Pilihlah Jawaban adalah : YA atau TIDAK


1. Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai
dengan pendapat saudara seperti yang telah digambarkan oleh
pertanyaan yang tersedia.
2. Beri tanda (√) pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang
pertanyaan untuk menunjukan jawaban yang saudara pilih
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Selama ini suami saya selalu memberikan
informasi tentang KB Yang biasa digunakan
untuk jangka Panjang (10) tahun
2 Suami saya mengajak memperoleh informasi
tentang KB jangka panjang
3 Suami saya tidak pernah membicarakan dan
memberi masukan terlebih daahulu alat
kontrasepsi yang akan saya pakai
4 Suami saya tidak perlu ikut memberikan saran
dan pilihan dalam pemilihan alat kontrasepsi
5 Suami saya selalu memberikan nasehat
apabila saya lupa untuk kunjungan KB
(control)
6 Suami mengijinkan saya untuk memilih
kontrasepsi MKJP
7 Suami pernah meyakinkan saya bahwa
pemilihan Kontrasepsi MKJP itu aman
8 Suami menanyakan keadaan saya saat
menggunakan kontrasepsi
9 Suami mengantar saya untuk menggunakan
Kontrasepsi
10 Suami memberitahu tentang keuntungan
kontrasepsi MKJP
11 Suami melarang saya untuk mengikuti MKJP
12 Suami membiayai dalam biaya pemasangan
MKJP
13 Suami menyisihkan penghasilan untuk biaya
ber-KB
14 Suami menyuruh keluarga atau orang lain
untuk mengantar saya ke Bidan
15 Suami saya menyuruh saya untuk memilih
kontrasepsi
16 Suami menganjurkan saya untuk memilih
MKJP
17 Suami tidak mencari informasi tentang MKJP

Anda mungkin juga menyukai