LK Nifas Pebbin Print
LK Nifas Pebbin Print
LK Nifas Pebbin Print
Disusun oleh:
Nama : Pebbin Kori Sari
NIM : 221004612901012
NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN IBU NIFAS
Menyetujui
Menyetujui
Mengetahui, Diketahui,
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan Koord. Praktik Klinik Profesi
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Post Partum
B. Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
C. Analisis
D. Penatalaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas
perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi
pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya
wanita meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita
Priharyanti Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, Untuk AKI di negara-negara
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014). Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, pelayanan persalinan normal atau
pasca partum di fasilitas kesehatan tahun 2018 di Indonesia 79.3 % dan pada
sekitar 38.0 % lebih meningkat dari pada tahun 2013 (Riskesdas, 2018).
melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Menurut
perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu
di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Pada tahun 2012 Kementerian
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013
sebesar 177.
paling sedikit 4 kali, kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Saleha, 2009). Masa nifas merupakan proses
tidak jatuh ke patologis adalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
yaitu timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu. Laktasi terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone
yang merangsang kelenjar-kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
masa pasca partum ini seiring dengan proses yang terjadi selama masa
organ generatif dan berbagai sistem tubuh manusia setelah pelahiran. (Martin,
semula) merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan
lokia yang normal terjadi dalam tiga tahap yaitu lokia rubra berwarna merah
kecoklatan, lokia alba berwarna coklat keputih-putihan dan lokia yang patologis
yaitu lokia purulenta yang berbau busuk disertai nanah. Perubahan yang
Asuhan kebidanan pasca partum atau masa nifas untuk membantu ibu
baru dan keluarganya berhasil beradaptasi pada masa transisi setelah kelahiran
anak dan tuntutan menjadi orangtua. Penekanan asuhan kebidanan pada masa
ini adalah pada pengkajian dan modifikasi faktor faktor yang mempengaruhi
pemulihan ibu dari masa nifas untuk mengingat komponen yang diperlukan
untuk mengemban peran bidan bayi baru lahir, dan transisi peran dan
Pada masa nifas terdapat masalah salah satunya adalah ASI tiba-tiba
susah keluar, sehingga si kecil enggan menyusu. Selain itu, area salah satu
payudara juga bengkak dan keras serta terasa nyeri. Padahal ibu sudah makan
pada Ibu post partum spontan di PMB Sukarsih, Amd, Keb kec. Rimbo Ulu
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
Sulistyawati, 2009). Masa nifas atau post partum adalah masa setelah
persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ
Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian
ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu
Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila
setelah 40 hari.
c. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan
(ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi). Menurut Hacker dan Moore Edisi 2
adalah :
a. Involusi Rahim
Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan cepat menurun dari
masa nifas. Serviks juga kehilangan elastisnya dan kembali kaku seperti
secret rahim (lokhia) tampak merah (lokhia rubra) karena adanya eritrosit.
Setelah 3 sampai 4 hari lokhia menjadi lebih pucat (lokhia serosa), dan dihari
jenis:
1) Lochia rubra, lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga
3) Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat
partum .
Munculnya kembali perdarahan merah segar setelah lokia menjadi alba atau
serosa menandakan adanya infeksi atau hemoragi yang lambat. Bau lokia
sama dengan bau darah menstruasi normal dan seharusnya tidak berbau
busuk atau tidak enak. Lokhia rubra yang banyak, lama, dan berbau busuk,
atau bagian plasenta yang tertinggal. Jika lokia serosa atau alba terus
kecoklatan dan berbau busuk, demam, serta nyeri abdomen, wanita tersebut
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
perdarahan.
b. Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir padat.
Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang
menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama
Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke
dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil,
pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas
thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan
yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak
dipakai lagi pada pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
d. Afterpains
yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan otot otot uterus
e. Vagina
kehamilan,
jaringan suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada tonus
semula.
Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karena
kolon menjadi kosong, kurang makan, dan laserasi jalan lahir. (Dessy, T., dkk.
2009)
g. Sistem kardiovaskuler
bertekanan rendah. Kerja jantung dan volume plasma secara berangsur angsur
dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami tekanan kepala janin
kelahiran. “perasaan sedih pada masa nifas” mungkin akibat faktor faktor
keluarga dan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa akibat lanjut.
Pada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid biasanya akan kembali
Meskipun ovulasi mungkin tidak terjadi selama beberapa bulan, terutama ibu-
dikehendaki.
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali (Mansyur,
2014)
Suhu tubuh : Pada 24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit
Nadi : Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari
preeklamsia.
per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal.
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan
fase yaitu:
1) Fase inflamasi Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari
- Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh neutrofil
dan makrofag
2) Fase proliferasi Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai
sekitar 3 minggu. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri
dari proses:
- Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang
daerah luka.
- Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah
epitel baru pada permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi
luka melintasi permukaan luka. EGF berperan utama dalam proses ini.
Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung
kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini
jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi
jaringan parut yang pucat dan tipis. Pada fase ini juga terjadi pengerutan
maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka yang sembuh tidak akan
Reva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009) membagi periode ini
- Taking In (istirahat/penghargaan)
diberikan. Disebut fase taking in, karena selama waktu ini, ibu yang
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pada fase ini ibu lebih
disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena itu, ibu perlu cukup
Terjadi hari ke 3 -10 post partum. Terlihat sebagai suatu usaha ter-
mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas keibuan. Pada fase
pendidikan kesehatan bagi dirinya dan juga bagi bayinya. Pada fase
ini ibu berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh
kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi dan ibu
dan perha-tian yang diberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah
sebagai berikut:
kehamilan.
berbalik (kerumitan).
dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir
(Saifuddin, 2010)
7) Penatalaksanaan
klien baik fisik, mental sosial dan lingkungan. Pada tahap pengkajian, kegiatan
penyakit yang diderita. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
memvalidasi data, menginterprestasikan dan mengidentifikasi masalah dari
tahap ini adalah menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria
Tahap implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah di buat pada
klien. Adapun kegiatan yang ada pada tahap implementasi ini adalah pengkajian
ulang untuk memperbaharui data dasar, meninjau atau merevisi rencana asuhan
direncanakan.
Tahap evaluasi, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji
evaluasi, dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah di berikan. Tahap
teman sejawat atau pihak lain. Pemeriksaan fisik dilakukan empat cara yaitu
pencahayaan yang baik, dan pengamatan yang teliti. Perkusi adalah pemeriksaan
yang menggunakan prinsip vibrasi dan getaran udara. dengan cara mengetuk
tekstur, adanya massa dan penonjola, lokasi dan ukuran organ, serta
gerakan udara (misalnya suara nafas) atau gerakan organ (misalnya peristaltik
1. Pengkajian
pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh
dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil
(Saleha, 2009). Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan
laboratorium).
a. Riwayat kesehatan
pasien terhadap kelahiran bayinya serta penyesuaian selama masa post partum.
4. Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir (nilai
APGAR)
post Partum
7. Komplikasi yang terjadi pada periode immediate post partum seperti
c. Pengkajian fisik
1. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada Ibu. Periksa tanda-tanda
vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau
Nadi dan suhu diatas normal dapat menunjukan kemungkinan adanya infeksi.
Tekanan darah mungkin sedikit meningkat karena upaya untuk persalinan dan
a) Tekanan darah, normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Setelah persalinan
waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari. Bila
b) Suhu, suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38 C. Pada hari ke 4 setelah
aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua
nifas.
c) Nadi, nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi Ibu akan
karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada
minggu pertama post partum. Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat,
kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya
respirasi lambat atau bahkan normal. Mengapa demikian, tidak lain karena
respirasi cepat post partum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan
b) Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji adanya flek hitam.
saat persalinan.
d) Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu menderita pilek atau sinusitis.
yang berlubang. Gigi yang berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi
f) Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid.
dengan adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri dan bengkak.
g) Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan pada telinga.
3. Pemeriksaan thorak
a) Inspeksi payudara
- Kaji ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi asi, perlu
depresi,retraksi atau ada luka pada kulit payudara perlu dipikirkan Warna
kulit, kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat menunjukan adanya
peradangan.
b) Palpasi Payudara
bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi apakah ada nyeri tekan guna
payudara tidak banyak berubah kecil kecuali sekresi kolostrum yang banyak.
dan areola apakah ada tanda tanda kemerahan dan pecah, serta menanyakan ke
ibu apakah ada nyeri tekan. Payudara yang penuh dan bengkak akan
kemungkinan adanya tumor. menjadi lembut dan lebih nyaman setelah
menyusui.
4. Pemeriksaan abdomen
- Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras. Abdomen yang keras
hari. Hari kedua post partum TFU 1 cm dibawah pusat, Hari ke 3 - 4 post
- Posisi, posisi fundus apakah sentral atau lateral. Posisi lateral biasanya
- Uterus, setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir
padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang
menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama
- Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis akibat
lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti sebelum hamil
tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk melakukan senam nifas.
Cara memeriksa diastasis rektus abdominis adalah dengan meminta ibu untuk
tidur terlentang tanpa bantal dan mengangkat kepala, tidak diganjal kemudian
Kaji dengan palpasi kandungan urine di kandung kemih. Kandung kemih yang
bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan hal ini
a). Varises, melihat apakah ibu mengalami varises atau tidak. Pemeriksaan
didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika
nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini
agar sirkulasi lancar. Refleks patella mintalah ibu duduk dengan tungkainya
tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon
lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
- REEDA
episiotomi dan luka namun jika ada rasa sakit yang signifikan, diperlukan
- Lochea
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhia pada ibu post partum.
Perubahan warna harus sesuai. Misalnya Ibu postpartum hari ke tujuh harus
memiliki lokhia yang sudah berwarna merah muda atau keputihan. Jika warna
lokhia masih merah maka ibu mengalami komplikasi postpartum. Lokhia yang
- Varises
Perhatikan apakah terjadinya varises di dalam vagina dan vulva. Jika ada yang
ibu saat sebelum hamil dan berat badan saat hamil, bukti simpanan besi yang
persalinan.
Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan menanyakan apa yang
rumah sakit. Ibu mungkin tidak bisa mengantisipasi kesulitan tidur setelah
persalinan.
f). Emosi
blues”
fluktuasi hormonal, kelelahan fisik, dan penyesuaian peran ibu. Ini adalah
bagian normal dari pengalaman post partum. Namun, jika gejala ini
berlangsung lebih lama dari beberapa minggu atau jika pasien post partum
bayinya atau diri sendiri, pasien harus diajari untuk segera melaporkan hal
1. Pengkajian
Tanggal : 08 April 2023
Jam : 10.10 wib
Tempat : Puskesmas RB IX
Nama Mahasiswa : Pebbin Kori Sari,S.Keb
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. M
Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Jalan Seroja Alamat :Jalan Seroja
2. Keluhan
Ibu mengatakan payudara terasa tegang dan ASI keluar sedikit
B. ANALISIS DATA
Diagnosa : Ny. K P3003, postpartum 12 jam normal
C. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu
baik., Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk membersihkan vagina dengan air bersih dan
mengeringkan dengan kain yang bersih sehabis BAK/BAB serta mengganti
doek minimal 3x/hari atau ketika ibu merasa tidak nyaman.,Ibu sudah mandi
dan sudah mengerti cara vulva hygiene
3. Menjelaskan tentang keluhan ibu payudara tegang dan asi keluar sedikit.
Kondisi ini seringkali terjadi usai melahirkan, Keluhan ini biasa timbul karena
Bunda memiliki salah satu atau gabungan dari sejumlah kondisi di bawah ini:
a. Bunda kelelahan, stres, atau kurang zat besi
b. Produksi ASI jauh melebihi jumlah yang diminum oleh bayi
c. Frekuensi menyusui yang kurang atau tidak rutin
d. Payudara tertekan bisa karena posisi tidur, salah memakai ukuran bra, dan
lain-lain
4. Jelaskan pada ibu cara yang tepat untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan
beberapa cara diantaranya adalah:
a. Pijat Laktasi
Cuci tangan dengan sabun yang bersih, kemudian pijat payudara dengan
gerakan memutar di sekitar puting sebanyak 15-20 kali. Urut pelan dari bawah
hingga mengerucut ke area puting, lalu pelintir bagian puting pelan-pelan
beberapa kali. Lakukan secara teratur setiap hari. Teknik ini juga bisa
digunakan untuk menangani payudara yang bengkak karena memuat terlalu
banyak ASI.
b. Kompres Payudara
Gunakan kompres hangat di area yang terasa bengkak dan keras. Langkah ini
akan melebarkan pembuluh darah di sekitar payudara sehingga lama-lama
sumbatan kelenjar susu akan lepas dengan sendirinya. Selain itu,
membiasakan diri mandi dengan air hangat sesekali juga bisa membantu
kesembuhan payudara Bunda.
c. Gunakan Pompa Payudara untuk Sementara
Kadang kala, penyebab ASI tersumbat adalah kelenjar susu Bunda mengalami
stres atau trauma lecet karena gesekan dari mulut bayi. Sehingga,
menggunakan pompa dan membuat si kecil minum dari sendok sementara bisa
jadi solusi sementara Bunda fokus menyembuhkan payudara.
d. Hindari Stres dan Jaga Pikiran
Bunda, masalah ASI yang tersumbat memang kerap terjadi di antara para ibu,
bahkan yang sudah berkali-kali melahirkan. Ingatlah untuk selalu percaya
bahwa kondisi ini akan segera diatasi dan kembali normal. Dengarkan musik
kesukaan di waktu luang atau membaca buku sementara Ayah menjaga si
kecil.
e. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi
Pola makan yang sehat dan seimbang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh serta membantu melawan beberapa infeksi jamur yang rentan terjadi.
Pastikan ibu banyak mengonsumsi buah dan sayuran, serta vitamin atau
suplemen
5. Memberikan konseling kesehatan pentingnya ASI esklusif. Dengan cara
menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI kepada bayi sesering
mungkin supaya asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi dapat terpenuhidengan
baik sampai pemberian hanya ASI dari 0-6 bulan., Ibu sudah mengerti dan
bersedia memberikan ASI secara esklusif
6. Mengajarkan posisi menyusui yang benar, yaitu dengan cara mulut bayi
menghisap puting susu sampai ke aerola mamae, hindari tertutupnya jalan
nafas bayi., Ibu sudah mengerti cara menyusui yang telah diajarkan.
7. Memberi ibu tablet Fe sebanyak 10 butir dengan dosis 1x1 dan amoxilin
sebanyak 10 butir dengan dosis 3x1., Ibu mengatakan akan meminumnya.
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas seperti perdarahan, sakit kepala
hebat, penglihatan kabur, demam tinggi dan pembengkakan diwajah dan
Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan bila merasakan
tanda bahaya tersebut., Ibu sudah mengerti tanda bahaya nifas.
BAB IV
PEMBAHAHASAN
Didapatkan hasil keadaan umum normal TD: 100/60 mmhg, S : 36,5C, HR :84x/i, RR
: 22x/i. dan dilakukan kunjungan sebanyak 2 kali. Pada saat kunjungan 6 jam
postpartum ibu didapatkan hasil pemeriksaan TTV normal, tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka jahitan, involusi uterus sesuai teori ibu post partum normal.
Saat ini ibu mengeluh ASI yang keluar hanya sedikit. Hal ini adalah umum
terjadi pada ibu nifas karena pengaruh beberapa faktor diantaranya adalah posisi
menyusui yang kurang tepat, ibu kelelahan, stres, atau kurang zat besi, Produksi ASI
jauh melebihi jumlah yang diminum oleh bayi, Frekuensi menyusui yang kurang atau
tidak rutin serta payudara tertekan bisa karena posisi tidur, salah memakai ukuran bra,
dan lain-lain.
pengkajian ini serta dengan teori yang ditemukan pada kunjungan, ibu mengatakan
bahwa ia merasakan payudara terasa tengang serta ASI yang keluar hanya sedikit. Hal
ini sesuai dengan (Wiji, 2013) bahwa ibu setelah persalinan ASI cenderung keluar
hanya sedikit dan akan bertambah sesuai dengan frekuensi ibu memberikan ASI.
teknik menyusui yang benar atau perlekatan bayi saat menyusui. Hal ini sesuai
dengan teori (Mulyani, 2013) apabila selama menyusui ibu tidak melakukan
perlekatan yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai permasalahan dalam
pemberian ASI. Adapun permasalahan dalam pemberian ASI yang sering muncul
yaitu, puting terbenam, puting lecet, payudara bengkak, sumbatan saluran ASI, dan
radang payudara. Hal ini juga sesuai dengan teori (Tristanti, 2014) pada saat bayi
pertama kali menyusu akan ada sensasi atau perasaan tersedot (tunggung sensation).
memasukkan jari kemudian susupkan jari kearah sudut mulut bayi, hal ini dilakukan
agar aliran ASI lebih besar, mencegah lecet pada puting susu ibu, menjaga bayi agar
puas dalam menyusu, menstimulasi produksi ASI yang kuat, menjaga agar tidak
Hal ini juga sesuai dengan (Menderes, 2013) bahwa puting susu yang lecet
atau nyeri bisa sembuh oleh menggunakan minyak zaitun karena minyak zaitun
memiliki beberapa manfaat yaitu menjaga kebersihan puting susu, melembabkan kulit
puting, melenturkan atau menjaga elasitas kulit puting, dan merangsang kelenjar-
kelenjar air susu sehingga produksi asi menjadi lancar. Keberhasilan proses
penyembuhan puting susu lecet ini dipengaruhi juga oleh posisi dan perlekatan bayi
pada payudara serta teknik menyusui dan cara perawatan payudara. Hal ini sesuai
merawat payudara terutama pada masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI.
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira
–kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, periode imi tidak
merupakan masa yang relative tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas
ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat
adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil,
A. Kesimpulan
Penulis dapat mengumpulkan data subjektif, dan data objektif, sehingga
setelah semua data terkumpul penulis dapat menyimpulkan analisa sesuai dengan
data yang telah dikumpulkan. Analisa pada pemeriksaan pertama yaitu analisis
yang didapatkan yaitu P1001 post partum 2 minggu 2 hari dengan puting susu
lecet, keadaan umum ibu baik dan puting susu lecet. Penatalaksanaan yang
diperlukan untuk mengurangi lecet pada puting susu ibu dengan mengajarkan ibu
teknik menyusui yang benar, dan penggunaan minyak zaitun, dimana pada hari
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
Sulistyawati, 2009). Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan
timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Laktasi terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
penyebab ibu mengalami berbagai berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi pada masa nifas, seperti sepsis masa nifas. Jika ditinjau dari penyebab
kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua
setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan. Memberikan
perhatian lebih pada masa ini. Adanya masalah pada ibu akan berimbas juga pada
kesejahteraan bayi yang lahir karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
kebidanan pada ibu hamil sehingga adanya pelayanan yang berkualitas dan
ibu hamil.
2. Pasien
Bagi pasien atau ibu nifas, agar rajin untuk melakukan pemeriksaan
3. Keluarga
Bagi keluarga berperan aktif dalam mengingatkan anjuran yang telah diberikan
agar permasalahan dapat teratasi dan nutrisi bagi diri ibu dan janin yang
dikandungnya terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA