Bab 3 Geseran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Bab 3

Pergeseran (Translasi)

Pendahuluan
1. Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab 3, anda seharusnya mampu:
 menjelaskan konsep pergeseran
 menjelaskan kesamaan dua pergeseran
 menunjukkan bahwa pergeseran adalah isometri
 mengidentifikasi unsur dan sifat tetap dari pergeseran
 memperlihatkan bahwa pergeseran menyusun grup
 menggunakan konsep pergeseran untuk menyelesaikan masalah
lukisan.

2. Kemampuan Prasyarat
Materi yang dibahas dalam Bab 3 memerlukan penguasaan
yang memadai mengenai konsep dan sifat-sifat ruas garis berarah atau
vektor yang dibahas dalam geometri analitik, sifat-sifat konsep
kesejajaran dan jajar genjang yang dibahas dalam geometri euklid.

3. Keterkaitan bahan pelajaran dengan pokok bahasan lainnya


Materi pergeseran tidak terpisahkan dari materi yang dibahas
dalam Bab 2 karena pergeseran merupakan salah satu tipe isometri.
Selanjutnya konsep pergeseran dan sifat-sifatnya akan mendukung
materi yang akan dibahas pada Bab selanjutnya.

4. Manfaat penting bahan pelajaran


Penguasaan terhadap konsep dan sifat-sifat pergeseran
bermanfaat bagi anda dalam memperkaya pengetahuan anda tentang
isometri dan juga berguna untuk memahami materi yang akan dibahas
pada bab selanjutnya. Materi ini juga bermanfaat untuk diterapkan
dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan lukisan.

35
5. Petunjuk bagi mahasiswa
Setiap konsep (definisi) disertai dengan contoh dengan
menggunakan bahasa geometri murni atau bahasa aljabar (analitik).
Bukti dari beberapa teorema diangkat sebagai bahan diskusi.
Dianjurkan untuk memperbanyak latihan melukis dengan
menggunakan alat seperti mistar, jangka, dan busur. Anda diharapkan
dapat menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan bersama dengan
tes kompetensi untuk mengukur hasil belajar anda sekaligus
mendiagnosa materi apa saja yang masih perlu anda dalami.

Penyajian Materi
3.1. Pengertian dan konsep pergeseran
Ide tentang pergeseran atau translasi sebagai suatu transformasi
diilustrasikan seperti dalam Gambar 3.1.1. Andaikan sebuah kursi
digeser sejauh ruas garis berarah dari titik A ke titik B (dilambangkan
dengan AB) maka semua komponen kursi seperti kaki, lengan, sandaran
kursi juga akan bergeser sejauh AB. Jadi, posisi akhir kursi dari posisi
awalnya bergantung pada arah dan panjang ruas garis yang diberikan.
Dapat dikatakan bahwa posisi akhir kursi akan tertentu bila ruas garis
berarah ditentukan. Dalam hal ini, jika panjang dan arah ruas garis
tidak ada maka posisi akhir sama dengan posisi awalnya.

A B

Gambar 3.1.1.

36
Definisi 3.1.1.
Suatu pemetaan (dilambangkan dengan S ) adalah pergeseran
bila terdapat ruas garis berarah (vektor) AB sedemikian
sehingga untuk setiap titik P dalam bidang dengan S(P) = P '
dipenuhi PP’ = AB

B
P’

A P

Gambar 3.1.1.

Pergeseran di atas ditulis SAB sehingga SAB (P) = P’ dengan PP’ = AB.

Rumus Pergeseran

Secara analitik pergeseran dinyatakan sebagai berikut (Gambar 3.1.3):


a
Misalkan S: R2 R2 ; AB    ; P = (x, y)
 b 

maka SAB (P) = P’ = (x’, y’)


P’ (x’, y’ )
dengan y+b

x' = x + a ; y' = y + b b
a
atau dengan cata tulis matriks: y
P(x, y)
 x '  x    a 
y '  y b O x
      x+a

Gambar 3.1.3.

37
Contoh 3.1.1.
Diberikan sebuah ruas garis berarah AB dan titik E seperti
dalam gambar 3.1.4. Tentukan bayangan titik E sebagai hasil
translasi SAB atau E’ = SAB (E).

Penyelesaian:
1) Lukis sinar garis 𝐸𝐸 yang sejajar garis 𝐸𝐸
2) Tentukan E’ pada 𝐸𝐸 sedemikian hingga EE’ = AB
3) E’ adalah titik yang ditanyakan karena EE’ = AB
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Definisi 3.1.1.

A
E
B
E’
G

Gambar 3.1.4.

Contoh 3.1.2.
Diketahui titik-titik A(2, -1), B( 3, 4) dan C(4, 2). Sebuah
translasi S memetakan A ke B.
a. Tentukan S(C).
b. Jika P(x, y) sebuah titik lainnya, tentukan S(P).
c. Jika l adalah sebuah garis dengan persamaan 2x - y + 3 = 0,
tentukanlah persamaan garis l’ = S(l).

Penyelesaian (a):

Misalkan S =  a ; A dipetakan ke B, berarti S(A) = A’ = B .


 b 

Rumus umum pergeseran adalah:

 x '   x   a 
       
 y '   y   b 

38

Untuk S(A) = B diperoleh :
 3   2   a 
       
 4   1  b 
3 = 2 + a; a=1
4 = -1 + b; b=5
Hasil ini memberikan rumus khusus SAB:

 x '   x   1 
 y '     
     
 y 5
Dengan ini maka koordinat C’ = SAB (C) ditentukan sebagai berikut:

x’ = 4 + 1 = 5
y’ = 2 + 5 = 7
Jadi, koordinat C’ adalah (5, 7).

Untuk P' = S(P) : x' = x + 1, y' = y + 5 sehingga P '(x+l, y+5)

Penyelesaian (b):
Rumus di atas memberikan: x' = x + 1 atau x = x’ - 1
y' = y + 5 atau y = y’ - 5.

Bila x dan y disubstitusikan ke persamaan garis l: 2x - y + 3 = 0, maka


diperoleh:
2(x’-1) -(y’-5) + 3 = 0
2x’ -2 - y’ + 5 + 3 = 0
2x’ - y’ + 6 = 0

Dengan ini maka persamaan l’: 2x -y + 6 = 0


((tanda aksen (‘) dihilangkan)

Catatan: Penggunaan tanda aksen (‘) hanya sekedar membedakan titik


sebagai peta dari titik original pada bidang yang sama. Pada dasarnya
tidak ada sumbu-sumbu x’ dan y’ )

39
3.2. Sifat-sifat pergeseran
Teorema 3.2.1.
SAB = SDE bila dan hanya bila AB = DE

Bukti:
Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
i. Jika SAB = SDE maka AB = DE.
ii. Jika AB = DE maka SAB = SDE.

Untuk (i): Ambil titik P pada bidang. Oleh karena SAB = SDE maka
tentu saja P’ = SAB (P) = SDE (P). Berdasarkan definisi, PP’ = AB
dan juga PP’ = DE . Dengan demikian AB = DE.

Untuk (ii): SAB (P) = P’ dengan PP’ = AB. Oleh karena AB = DE


maka PP’ = DE . Hal ini berarti bahwa P’ = SDE (P).
Dengan demikian SAB (P) = SDE (P) atau SAB = SDE.

Jadi, suatu pergeseran S akan tertentu secara tunggal bila sepasang titik
A dan B diketahui dengan menganggap bahwa B = S(A) .

Contoh 3.2.1.
Diberikan titik-titik P dan Q. Buktikan secara analitik bahwa
terdapat pergeseran tunggal yang memetakan P ke Q.

Bukti:
Misalkan P = (xP, yP), Q = (xQ, yQ) maka terdapat bilangan-bilangan h
dan k yang tunggal sedemikian hingga

xQ = xP + h , yQ = yP + k.
atau h = xQ - xP dan k = yQ - yP.
Dengan ini maka pergeseran tunggal yang memetakan P ke Q dapat
dinyatakan dengan SPQ yang persamaannya adalah:

x’ = x + xQ - xP
y’ = y + yQ - yP.

40
Teorema 3.2.2.
Bila P, Q, R, tiga titik tak segaris maka SPQ = SRS bila dan
hanya bila RPQS merupakan jajar genjang.

Bukti:
Pernyaaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(i) Jika P, Q, R, tiga titik tak segaris dan SPQ = SRS maka RPQS jajar
genjang.
(ii) Jika P, Q, R, tiga titik tak segaris dan RPQS jajar genjang maka
SPQ = SRS

Buktinya diangkat sebagai bahan diskusi ( lihat Gambar 3.2.1.).

P R

Q S

Gambar 3.2.1.

Teorema 3.2.3.
Pergeseran adalah suatu isometri.

Bukti:
Misalkan SAB memetakan:
P ke P’ dan Q ke Q’; Berarti A B
PP’ = QQ’ = AB
P P’
Akan dibuktikan P'Q' = PQ.

(i) Bila P, P', Q tidak segaris (lih.


Gambar 3.2.2.) maka QPP'Q' Q Q’
jajar genjang sehingga
P'Q' = PQ. Gambar 3.2.2.

41
(ii) Bila P, P', Q segaris (lih. Gambar 3.2.3.) maka Q' akan terletak
pada garis yang sama.

A B

P Q P’ Q’

Gambar 3.2.3.

Dengan vektor:
P'Q' = PQ' - PP'
= PQ + QQ' - PP'
= PQ + PP' - PP'
= PQ
Jadi, S adalah isometri.

Oleh karena pergeseran merupakan isometri maka jelas pula


bahwa pergeseran adalah kolineasi. Jika memungkinkan ada vektor nol
yakni jarak AB = 0 atau A = B maka pergeseran SAB akan menjadi
identitas I .

Definisi 3.2.1.
SAB adalah sebuah identitas (I ) jika dan hanya jika A = B.

Teorema 3.2.4.
Invers dari suatu pergeseran adalah pergeseran.

Bukti:
Diketahui suatu pergeseran SAB. Akan dibuktikan SAB-1 = SBA. Ambil
sebarang titik pada bidang, misalkan B maka terdapat A = SAB-1 (B)
sehingga SAB (A) = B. Ambil SBA yakni sebuah pergeseran dengan
vektor geser BA. Sesuai definisi maka SBA (B) = A. Dapat disimpulkan

42
bahwa SAB-1 = SBA.

Teorema 3.2.5.
Untuk pergeseran SAB I, tidak ada titik tetap. Garis tetapnya
adalah semua garis yang sejajar dengan 𝐸𝐸.

Bukti :
(Untuk titik tetap): Misalkan titik P. Oleh karena SAB I yang berarti
A B maka tak mungkin ada P = SAB (P).

(Untuk garis tetap): Misalkan 𝐸𝐸 yakni garis yang melalui titik-titik P


dan Q. Misalkan juga P’ = SAB (P) dan Q’ = SAB (Q). Oleh karena
pergeseran adalah sebuah kolineasi maka maka tentu 𝐸′𝐸′ merupakan
bayangan 𝐸𝐸 oleh SAB. Jika 𝐸𝐸 tidak sejajar 𝐸𝐸 maka P, Q, Q’, P’
membentuk sebuah jajar genjang. Ini berarti 𝐸′𝐸′ juga tidak sejajar
dengan 𝐸𝐸. Jika 𝐸𝐸 sejajar dengan 𝐸𝐸 maka P, Q, Q’, P’ adalah
titik-
titik yang segaris dan berarti 𝐸𝐸 = 𝐸′𝐸′. Dapat disimpulkan bahwa
semua garis yang sejajar dengan 𝐸𝐸 merupakan garis tetap.

Contoh 3.2.2.
Buktikan secara analitik bahwa terhadap SAB ≠ I tidak terdapat
titik tetap. Semua garis yang sejajar 𝐸𝐸 akan menjadi garis
tetap.

Bukti: p 0


Ambil A ≠ B dan AB = ≠ maka rumus S dapat ditulis
    AB
   
q 0

 x '   x   p 
     
 y '     
Titik tetap adalah titikyyang memenuhi
q (x’, y’) = (x, y). Berdasarkan
rumus diperoleh:
x' = x + p = x
43
y' = y + q = y ;

Dengan ini titik tetapnya harus memenuhi:

(x + p, y + q) = (x, y)

Kondisi ini hanya dipenuhi oleh p = 0 dan q = 0. Hal ini bertentangan


dengan ketentuan
AB =  p  ≠  0 
 
q  0 

Jadi tidak ada titik tetap.

Mencari garis tetap, misalkan h' adalah peta dari h.


Persamaan h' : ax' +by'+c = 0; x' = x+p, y' = y+q.
Persamaan h : ax + by + ap + bq + c = 0.
Keduanya harus identik, berarti :

a b ap  bq  c
 
a b c

Jadi, ap + bq = 0 berarti ap = -bq, atau


p a

q b
yang merupakan gradien h' (= gradien h). Kedua gradien ini juga
menyatakan vektor geser dengan arah yang berlawanan.

Teorema 3.2.6.
Pergeseran mempertahankan arah garis.

(Bukti diangkat sebagai soal latihan, dengan mengacu pada Teorema


3.2.3 yang juga terbukti bahwa P'Q' // PQ ).

Contoh soal 3.2.3.


Diketahui ABC , titik P dan titik Q. C’ = SPQ (C).

44
Lukis: A’B’C’ sehingga SPQ(ABC) = A’B’C’
Cara melukis:
1) Lukis C’ sehingga CC’ = PQ
2) Tarik m melalui A dan m PQ
3) Tarik k melalui C’, k CA. Nyatakan A’ adalah perpotongan
garis k dan m.
4) Tarik l melalui A’ AB
5) Tarik h melalui C’, h CB. Nyatakan B’ sebagai titik potonggaris
l dan h.

Dengan demikian terlukis A’B’C’.

Lukisan:

Q
P k
A’
A
m B B’
l

C’
C h

Perlu dibuktikan bahwa SPQ(ABC) = A’B’C’.

Bukti: CC’A’A adalah jajar genjang sehingga 𝐸𝐸 𝐸′𝐸′. Demikian



pula, CCB’B dan AA’B’B masing-masing adalah jajar genjang sehingga
𝐸𝐸 ≅ 𝐸′𝐸 dan 𝐸𝐸 ≅ 𝐸′ 𝐸′. Jadi, ABC ≅ A’B’C’ (teorema

kongruensi s-s-s) dan juga A = SPQ (A), B’ = SPQ (B) (Mengapa?).
Dengan demikian, A’B’C’ yang terlukis di atas adalah segitiga yang
diminta.
45
Contoh soal 3.2.4.
Diberikan titik-titik D dan E, garis-garis s dan t dengan s//t ,
jarak antara kedua garis tersebut adalah a, seperti dalam gambar
di bawah ini. Tentukan letak titik A pada s dan B pada t, AB  s
sedemikian hingga panjang lintasan D-A-B-E sependek
mungkin.
s t
D•
a

E

Penyelesaian:
Perhatikan Gambar di bawah. Lukis vektor a dengan a  s dan │a │ =
jarak s ke t. Geser t dan E dengan vektor - a dan misalkan E jatuh di E'
(dan t jatuh di t' = s). Tarik 𝐸𝐸′ yang memotong s = t' di satu titik
yang tidak lain adalah titik A = B'. Geser kembali B' dengan vektor a
dan diperoleh titik B yang terletak pada t.

s t
D
a
B
A = B’

-a

E’ E

46
Teorema 3.2.7.
Komposisi dua pergeseran adalah sebuah pergeseran lagi.

Bukti:
Misalkan SAB dan SCD. Untuk sebarang titik T (lihat Gambar 3.2.4),
SAB (T) = T ' dengan TT' = AB ;
SCD(T) = T" dengan T'T "= CD ,

B T’
T”

C
D
A Q
T

Gambar 3.2.4.

Dengan ini maka SCDSAB(T) = SCD (T’) = T" dan selalu akan dipenuhi:
TT " = TT' + T'T ".
= AB + CD
Berdasarkan sifat komposisi vektor, AB + CD = CD + AB.

Jadi, terdapat SPQ yang mewakili komposisi SAB dengan SCD dengan
PQ = AB + CD = CD + AB.

Ternyata bahwa komposisi dua pergeseran tidak dipengaruhi oleh


urutan pergeseran yang dikomposisikan. Dengan kata lain, komposisi
pergeseran bersifat komutatif.

Teorema 3.2.8.
Himpunan pergeseran menyusun grup.

Bukti diangkat sebagai bahan diskusi.

47
Penutup
1. Ringkasan Bab 3
Definisi:
Suatu pemetaan S merupakan pergeseran bila terdapat ruas garis
berarah (vektor) AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P dalam
bidang dengan S(P) = P' dipenuhi PP ' AB .

Rumus pergeseran:
a
Misalkan AB    ; P= (x, y)
 b 
maka SAB (P) = P’ = (x’, y’) dengan
 x '   x   a 
     
 y '     
Sifat-sifat: y b
1. SAB = SDE bila dan hanya bila AB  DE
Bila A, B, D tak segaris maka ABED adalah jajar genjang.

2. Pergeseran adalah suatu isometri. Misalkan SAB memetakan P ke P’


dan Q ke Q’, maka PP '  QQ '  AB .
3. Invers dari suatu pergeseran adalah pergeseran.
Invers dari pergeseran SAB adalah SAB-1 = SBA.

4. Untuk pergeseran SAB I, tidak ada titik tetap. Garis tetapnya adalah
semua garis yang sejajar dengan 𝐸𝐸.
5. Pergeseran mempertahankan arah garis.
Misalkan SAB (𝐸𝐸 ) = 𝐸′𝐸′ maka 𝐸′𝐸 𝐸𝐸 .

6. Komposisi dua pergeseran adalah sebuah pergeseran lagi.
Misalkan SAB dan SCD maka SCD SAB = SPQ dengan PQ = AB + CD

7. Himpunan pergeseran S menyusun grup.

48
2. Soal Latihan 3
1. Diberikan titik-titik D, E, P, R seperti gambar di bawah ini. Sebuah
translasi memetakan D ke P.
a. Tentukan Q sebagai bayangan E oleh translasi tersebut.
b. Tentukan F sedemikian hingga bayangannya oleh translasi
tersebut adalah R.

E
D
P

2. Ditentukan titik-titik A(3, 2), B(4, -3), C(6, 4). Tentukan koordinat
titik D sehingga ABCD adalah jajar genjang.

3. Sebuah jajar genjang PQRS, koordinat titik-titik sudutnya adalah


P(2, 1), Q(7, k), R(8, 6), dan S(k, 4). Tentukanlah h dan k.

4. Diberikan titik-titik A, B, C, D, dan P serta garis s.

•B
•A •D
•P •C

49
Lukis:
a. SCDSAB(P)
b. SABSCD (s)
c. t sedemikian hingga SABSDC(t) = s
d. SAB 3 (P)

5. Diberikan titik-titik A(2, -1) dan B(3,4) dan garis


s = { (x, y): y + 2x = 4}:

a. Tentukan SAB (P) jika P(x, y)


b. Tentukan D sedemikian hingga SAB (D) = (1, 3).
c. Tulis persamaan garis s' = SAB (s)
6. Buktikan Teorema 3.2.6.
7. Buktikan secara analitis Teorema 3.2.7.
8. Buktikan bahwa S mempertahankan kesejajaran, berarti S(g) // g,
dengan gambar maupun dengan rumus.
9. Tunjukkan bahwa SuSv (P) = SvSu (P)

v
u
P

10. Sebuah pergeseran T memetakan (x, y) ke (x’ , y’) dimana


x’ = -x + 3; y’ = -y - 8
Tentukanlah rumus untuk T -1

11. Sebuah pergeseran memetakan A(5, -3) ke B(1, 1). Tentukanlah m


agar y = mx + 2 adalah sebuah garis tetap pada pergeseran itu.
12. Diberikan dua garis s dan t dan ruas garis AB seperti dalam

50
gambar. Gunakan pergeseran yang sesuai untuk melukis ruas garis
PQ sedemikian hingga Ps, Q  t dan PQ  AB
s
B

A t

13. Gambar dibawah ini menyatakan dua kota D dan E yang dipisahkan
oleh dua sungai yang tepi kedua sungai itu sejajar. Di atas kedua
sungai itu akan dibangun jembatan yang menurut konstruksi yang
baik jembatan harus dibuat tegak lurus pada arah sungai.
Dimanakah letak jembatan agar jalan yang menghubungkan kedua
kota D dan E akan sependek mungkin?

14. Diketahui dua lngkaran C1, C2 dan gars s, titik-titik D dan E sperti
pada gambar di bawah ini. Tentukan P pada C1 dan Q pada C2
sedemikian hingga PQ = DE dan 𝐸𝐸 s.
(Petunjuk: Tentukan K dan L sehingga KL = DE dan 𝐸𝐸 s.
Geser tempat kedudukan Q yaitu lingkaran C2 dengan KL menjadi
C’2. Titik P didapat sebagai titik potong C1 dan C2).

51
s

D
C1

E
C2

15. Diberikan persegi ABCD. Misalkan u = DB , v = DC. Tentukan


bayangan ABCD setelah dikenakan Sw dengan w = 2u + 3v.

A D

B C

52
3. Tes Formatif 3
Petunjuk: Lingkarilah huruf yang memuat jawaban paling tepat.

1. Bayangan sebuah titik A terhadap suatu pergeseran dapat


ditentukan apabila .....
A. koordinat titik itu diketahui
B. panjang dan arah pergeseran diketahui
C. jarak A dan bayangannya diketahui
D. ruas garis 𝐸𝐸′ diketahui

2. Jika suatu pergeseran memetakan A(1, 0) ke A’(3, 5) maka B(-3,


1) akan dipetakan ke B’ dengan koordinat .......
A. (0, 6)
B. (-1, 6)
C. (-5, -4)
D. (7, 4)

3. Manakah pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar.


Jika titik-titik A, B, C tak segaris dan D adalah titik sedemikian
hingga SAB (D) = C maka
(1) ABCD adalah sebuah jajar genjang.
(2) SAB = SDC
(3) 𝐸𝐸 𝐸𝐸
(4) 𝐸𝐸 𝐸𝐸
A. (1), (2), (3) benar
B. (1), (3) benar
C. (2), (4) benar
D. hanya (4) yang benar

4. SAB memetakan setiap titik (x, y) ke (x + 1, y -3). Untuk P(2, -1),


tentukanlah koordinat Q = (SAB )-1 (P).
A. (1, 2)
B. (3, -2)
C. (1, -2)
D. (-2, 1)

53
5. Suatu pergeseran memetakan setiap titik (x, y) ke (x-3, y). Garis g
dengan persamaan x - 3y + 5 = 0 dipetakan oleh pergeseran itu ke
g’. Tentukan persamaan g’.
A. x - 3y + 2 = 0
B. 3x - 3y -2 = 0
C. x - 3y + 8 = 0
D. -x + 3y -5 = 0

6. Manakah pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar.


Jika titik-titik A, B, C segaris dan D = SAB (C) maka
(1) C merupakan titik di antara B dan D.
(2) 𝐸𝐸 merupakan garis tetap.
(3) A dan B merupakan titik-titik tetap
(4) 𝐸𝐸 𝐸𝐸
A. (1), (2), (3) benar
B. (1), (3) benar
C. (2), (4) benar
D. hanya (4) yang benar

7. Misalkan:
 p   2
a =   ; b =  
 
q  
maka Sb Sa = Sc dengan c = ....3

 2  p 
A.  
 3  q 
 2 p 
B.  
 3q 
 p  2
C.  
 q  3 
 p q 
D.  2 3
 

54

8. Sebuah pergeseran memetakan P(0, 5) ke Q (5, 0). Persamaan
garis manakah di bawah ini yang merupakan garis tetap?
A. y = 5x
B. x + y + 5 = 0
C. y = -5x
D. x - y + 5 = 0

 2  1
9. Diketahui a = 
 0  ; b =  3 
   
Prapeta dari titik (1, 1) terhadap SbSa adalah .....
A. (-2, -4)
B. (2, 4)
C. (1, -3)
D. (0, -2)

10. Pernyataan-pernyataan di bawah ini adalah benar untuk


pergeseran, kecuali:
A. Jika Sa dan Sb pada himpunan pergeseran S maka Sc = SbSa
juga pada S.
B. SbSa Sa Sb
C. Invers dari Sa sama dengan S-a
D. Himpunan pergeseran menyusun grup abel.

55
4. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pemahaman materi yang diukur dalam Tes Kompetensi 3 tergambar


dalam tabel di bawah ini. Tandai soal-soal yang jawaban anda sesuai
atau tidak sesuai dengan kunci jawaban yang diberikan.

No Materi Kunci Jawaban


Jawaban anda
1 Konsep pergeseran D
2 Konsep analitis pergeseran B
3 Rumus pergeseran A
4 Invers sebuah pergeseran A
5 Penggunaan rumus C
6 Konsep pergeseran D
7 komposisi geseran C
8 garis tetap B
9 invers geseran D
10 grup geseran B

Penguasaan anda terhadap materi yang dibahas dalam Bab 3 dianggap


sangat baik (tuntas) apabila jawaban anda keseluruhannya sesuai
dengan kunci jawaban yang diberikan. Pelajari kembali pokok-pokok
materi yang belum anda pahami sepenuhnya.

56

Anda mungkin juga menyukai