Bab 3 Geseran
Bab 3 Geseran
Bab 3 Geseran
Pergeseran (Translasi)
Pendahuluan
1. Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab 3, anda seharusnya mampu:
menjelaskan konsep pergeseran
menjelaskan kesamaan dua pergeseran
menunjukkan bahwa pergeseran adalah isometri
mengidentifikasi unsur dan sifat tetap dari pergeseran
memperlihatkan bahwa pergeseran menyusun grup
menggunakan konsep pergeseran untuk menyelesaikan masalah
lukisan.
2. Kemampuan Prasyarat
Materi yang dibahas dalam Bab 3 memerlukan penguasaan
yang memadai mengenai konsep dan sifat-sifat ruas garis berarah atau
vektor yang dibahas dalam geometri analitik, sifat-sifat konsep
kesejajaran dan jajar genjang yang dibahas dalam geometri euklid.
35
5. Petunjuk bagi mahasiswa
Setiap konsep (definisi) disertai dengan contoh dengan
menggunakan bahasa geometri murni atau bahasa aljabar (analitik).
Bukti dari beberapa teorema diangkat sebagai bahan diskusi.
Dianjurkan untuk memperbanyak latihan melukis dengan
menggunakan alat seperti mistar, jangka, dan busur. Anda diharapkan
dapat menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan bersama dengan
tes kompetensi untuk mengukur hasil belajar anda sekaligus
mendiagnosa materi apa saja yang masih perlu anda dalami.
Penyajian Materi
3.1. Pengertian dan konsep pergeseran
Ide tentang pergeseran atau translasi sebagai suatu transformasi
diilustrasikan seperti dalam Gambar 3.1.1. Andaikan sebuah kursi
digeser sejauh ruas garis berarah dari titik A ke titik B (dilambangkan
dengan AB) maka semua komponen kursi seperti kaki, lengan, sandaran
kursi juga akan bergeser sejauh AB. Jadi, posisi akhir kursi dari posisi
awalnya bergantung pada arah dan panjang ruas garis yang diberikan.
Dapat dikatakan bahwa posisi akhir kursi akan tertentu bila ruas garis
berarah ditentukan. Dalam hal ini, jika panjang dan arah ruas garis
tidak ada maka posisi akhir sama dengan posisi awalnya.
A B
Gambar 3.1.1.
36
Definisi 3.1.1.
Suatu pemetaan (dilambangkan dengan S ) adalah pergeseran
bila terdapat ruas garis berarah (vektor) AB sedemikian
sehingga untuk setiap titik P dalam bidang dengan S(P) = P '
dipenuhi PP’ = AB
B
P’
A P
Gambar 3.1.1.
Pergeseran di atas ditulis SAB sehingga SAB (P) = P’ dengan PP’ = AB.
Rumus Pergeseran
x' = x + a ; y' = y + b b
a
atau dengan cata tulis matriks: y
P(x, y)
x ' x a
y ' y b O x
x+a
Gambar 3.1.3.
37
Contoh 3.1.1.
Diberikan sebuah ruas garis berarah AB dan titik E seperti
dalam gambar 3.1.4. Tentukan bayangan titik E sebagai hasil
translasi SAB atau E’ = SAB (E).
Penyelesaian:
1) Lukis sinar garis 𝐸𝐸 yang sejajar garis 𝐸𝐸
2) Tentukan E’ pada 𝐸𝐸 sedemikian hingga EE’ = AB
3) E’ adalah titik yang ditanyakan karena EE’ = AB
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Definisi 3.1.1.
A
E
B
E’
G
Gambar 3.1.4.
Contoh 3.1.2.
Diketahui titik-titik A(2, -1), B( 3, 4) dan C(4, 2). Sebuah
translasi S memetakan A ke B.
a. Tentukan S(C).
b. Jika P(x, y) sebuah titik lainnya, tentukan S(P).
c. Jika l adalah sebuah garis dengan persamaan 2x - y + 3 = 0,
tentukanlah persamaan garis l’ = S(l).
Penyelesaian (a):
x ' x a
y ' y b
38
Untuk S(A) = B diperoleh :
3 2 a
4 1 b
3 = 2 + a; a=1
4 = -1 + b; b=5
Hasil ini memberikan rumus khusus SAB:
x ' x 1
y '
y 5
Dengan ini maka koordinat C’ = SAB (C) ditentukan sebagai berikut:
x’ = 4 + 1 = 5
y’ = 2 + 5 = 7
Jadi, koordinat C’ adalah (5, 7).
Penyelesaian (b):
Rumus di atas memberikan: x' = x + 1 atau x = x’ - 1
y' = y + 5 atau y = y’ - 5.
39
3.2. Sifat-sifat pergeseran
Teorema 3.2.1.
SAB = SDE bila dan hanya bila AB = DE
Bukti:
Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
i. Jika SAB = SDE maka AB = DE.
ii. Jika AB = DE maka SAB = SDE.
Untuk (i): Ambil titik P pada bidang. Oleh karena SAB = SDE maka
tentu saja P’ = SAB (P) = SDE (P). Berdasarkan definisi, PP’ = AB
dan juga PP’ = DE . Dengan demikian AB = DE.
Jadi, suatu pergeseran S akan tertentu secara tunggal bila sepasang titik
A dan B diketahui dengan menganggap bahwa B = S(A) .
Contoh 3.2.1.
Diberikan titik-titik P dan Q. Buktikan secara analitik bahwa
terdapat pergeseran tunggal yang memetakan P ke Q.
Bukti:
Misalkan P = (xP, yP), Q = (xQ, yQ) maka terdapat bilangan-bilangan h
dan k yang tunggal sedemikian hingga
xQ = xP + h , yQ = yP + k.
atau h = xQ - xP dan k = yQ - yP.
Dengan ini maka pergeseran tunggal yang memetakan P ke Q dapat
dinyatakan dengan SPQ yang persamaannya adalah:
x’ = x + xQ - xP
y’ = y + yQ - yP.
40
Teorema 3.2.2.
Bila P, Q, R, tiga titik tak segaris maka SPQ = SRS bila dan
hanya bila RPQS merupakan jajar genjang.
Bukti:
Pernyaaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(i) Jika P, Q, R, tiga titik tak segaris dan SPQ = SRS maka RPQS jajar
genjang.
(ii) Jika P, Q, R, tiga titik tak segaris dan RPQS jajar genjang maka
SPQ = SRS
P R
Q S
Gambar 3.2.1.
Teorema 3.2.3.
Pergeseran adalah suatu isometri.
Bukti:
Misalkan SAB memetakan:
P ke P’ dan Q ke Q’; Berarti A B
PP’ = QQ’ = AB
P P’
Akan dibuktikan P'Q' = PQ.
41
(ii) Bila P, P', Q segaris (lih. Gambar 3.2.3.) maka Q' akan terletak
pada garis yang sama.
A B
P Q P’ Q’
Gambar 3.2.3.
Dengan vektor:
P'Q' = PQ' - PP'
= PQ + QQ' - PP'
= PQ + PP' - PP'
= PQ
Jadi, S adalah isometri.
Definisi 3.2.1.
SAB adalah sebuah identitas (I ) jika dan hanya jika A = B.
Teorema 3.2.4.
Invers dari suatu pergeseran adalah pergeseran.
Bukti:
Diketahui suatu pergeseran SAB. Akan dibuktikan SAB-1 = SBA. Ambil
sebarang titik pada bidang, misalkan B maka terdapat A = SAB-1 (B)
sehingga SAB (A) = B. Ambil SBA yakni sebuah pergeseran dengan
vektor geser BA. Sesuai definisi maka SBA (B) = A. Dapat disimpulkan
42
bahwa SAB-1 = SBA.
Teorema 3.2.5.
Untuk pergeseran SAB I, tidak ada titik tetap. Garis tetapnya
adalah semua garis yang sejajar dengan 𝐸𝐸.
Bukti :
(Untuk titik tetap): Misalkan titik P. Oleh karena SAB I yang berarti
A B maka tak mungkin ada P = SAB (P).
Contoh 3.2.2.
Buktikan secara analitik bahwa terhadap SAB ≠ I tidak terdapat
titik tetap. Semua garis yang sejajar 𝐸𝐸 akan menjadi garis
tetap.
x ' x p
y '
Titik tetap adalah titikyyang memenuhi
q (x’, y’) = (x, y). Berdasarkan
rumus diperoleh:
x' = x + p = x
43
y' = y + q = y ;
(x + p, y + q) = (x, y)
a b ap bq c
a b c
Teorema 3.2.6.
Pergeseran mempertahankan arah garis.
44
Lukis: A’B’C’ sehingga SPQ(ABC) = A’B’C’
Cara melukis:
1) Lukis C’ sehingga CC’ = PQ
2) Tarik m melalui A dan m PQ
3) Tarik k melalui C’, k CA. Nyatakan A’ adalah perpotongan
garis k dan m.
4) Tarik l melalui A’ AB
5) Tarik h melalui C’, h CB. Nyatakan B’ sebagai titik potonggaris
l dan h.
Lukisan:
Q
P k
A’
A
m B B’
l
C’
C h
E
•
Penyelesaian:
Perhatikan Gambar di bawah. Lukis vektor a dengan a s dan │a │ =
jarak s ke t. Geser t dan E dengan vektor - a dan misalkan E jatuh di E'
(dan t jatuh di t' = s). Tarik 𝐸𝐸′ yang memotong s = t' di satu titik
yang tidak lain adalah titik A = B'. Geser kembali B' dengan vektor a
dan diperoleh titik B yang terletak pada t.
s t
D
a
B
A = B’
-a
E’ E
46
Teorema 3.2.7.
Komposisi dua pergeseran adalah sebuah pergeseran lagi.
Bukti:
Misalkan SAB dan SCD. Untuk sebarang titik T (lihat Gambar 3.2.4),
SAB (T) = T ' dengan TT' = AB ;
SCD(T) = T" dengan T'T "= CD ,
B T’
T”
•
C
D
A Q
T
Gambar 3.2.4.
Dengan ini maka SCDSAB(T) = SCD (T’) = T" dan selalu akan dipenuhi:
TT " = TT' + T'T ".
= AB + CD
Berdasarkan sifat komposisi vektor, AB + CD = CD + AB.
Jadi, terdapat SPQ yang mewakili komposisi SAB dengan SCD dengan
PQ = AB + CD = CD + AB.
Teorema 3.2.8.
Himpunan pergeseran menyusun grup.
47
Penutup
1. Ringkasan Bab 3
Definisi:
Suatu pemetaan S merupakan pergeseran bila terdapat ruas garis
berarah (vektor) AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P dalam
bidang dengan S(P) = P' dipenuhi PP ' AB .
Rumus pergeseran:
a
Misalkan AB ; P= (x, y)
b
maka SAB (P) = P’ = (x’, y’) dengan
x ' x a
y '
Sifat-sifat: y b
1. SAB = SDE bila dan hanya bila AB DE
Bila A, B, D tak segaris maka ABED adalah jajar genjang.
4. Untuk pergeseran SAB I, tidak ada titik tetap. Garis tetapnya adalah
semua garis yang sejajar dengan 𝐸𝐸.
5. Pergeseran mempertahankan arah garis.
Misalkan SAB (𝐸𝐸 ) = 𝐸′𝐸′ maka 𝐸′𝐸 𝐸𝐸 .
′
6. Komposisi dua pergeseran adalah sebuah pergeseran lagi.
Misalkan SAB dan SCD maka SCD SAB = SPQ dengan PQ = AB + CD
48
2. Soal Latihan 3
1. Diberikan titik-titik D, E, P, R seperti gambar di bawah ini. Sebuah
translasi memetakan D ke P.
a. Tentukan Q sebagai bayangan E oleh translasi tersebut.
b. Tentukan F sedemikian hingga bayangannya oleh translasi
tersebut adalah R.
E
D
P
2. Ditentukan titik-titik A(3, 2), B(4, -3), C(6, 4). Tentukan koordinat
titik D sehingga ABCD adalah jajar genjang.
•B
•A •D
•P •C
49
Lukis:
a. SCDSAB(P)
b. SABSCD (s)
c. t sedemikian hingga SABSDC(t) = s
d. SAB 3 (P)
v
u
P
50
gambar. Gunakan pergeseran yang sesuai untuk melukis ruas garis
PQ sedemikian hingga Ps, Q t dan PQ AB
s
B
A t
13. Gambar dibawah ini menyatakan dua kota D dan E yang dipisahkan
oleh dua sungai yang tepi kedua sungai itu sejajar. Di atas kedua
sungai itu akan dibangun jembatan yang menurut konstruksi yang
baik jembatan harus dibuat tegak lurus pada arah sungai.
Dimanakah letak jembatan agar jalan yang menghubungkan kedua
kota D dan E akan sependek mungkin?
14. Diketahui dua lngkaran C1, C2 dan gars s, titik-titik D dan E sperti
pada gambar di bawah ini. Tentukan P pada C1 dan Q pada C2
sedemikian hingga PQ = DE dan 𝐸𝐸 s.
(Petunjuk: Tentukan K dan L sehingga KL = DE dan 𝐸𝐸 s.
Geser tempat kedudukan Q yaitu lingkaran C2 dengan KL menjadi
C’2. Titik P didapat sebagai titik potong C1 dan C2).
51
s
D
C1
E
C2
A D
B C
52
3. Tes Formatif 3
Petunjuk: Lingkarilah huruf yang memuat jawaban paling tepat.
53
5. Suatu pergeseran memetakan setiap titik (x, y) ke (x-3, y). Garis g
dengan persamaan x - 3y + 5 = 0 dipetakan oleh pergeseran itu ke
g’. Tentukan persamaan g’.
A. x - 3y + 2 = 0
B. 3x - 3y -2 = 0
C. x - 3y + 8 = 0
D. -x + 3y -5 = 0
7. Misalkan:
p 2
a = ; b =
q
maka Sb Sa = Sc dengan c = ....3
2 p
A.
3 q
2 p
B.
3q
p 2
C.
q 3
p q
D. 2 3
54
8. Sebuah pergeseran memetakan P(0, 5) ke Q (5, 0). Persamaan
garis manakah di bawah ini yang merupakan garis tetap?
A. y = 5x
B. x + y + 5 = 0
C. y = -5x
D. x - y + 5 = 0
2 1
9. Diketahui a =
0 ; b = 3
Prapeta dari titik (1, 1) terhadap SbSa adalah .....
A. (-2, -4)
B. (2, 4)
C. (1, -3)
D. (0, -2)
55
4. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
56