NIM: 2201865362 Nama: Antonius Suharmono: Tugas Personal Ke-1 (Minggu 2 / Sesi 3)
NIM: 2201865362 Nama: Antonius Suharmono: Tugas Personal Ke-1 (Minggu 2 / Sesi 3)
NIM: 2201865362 Nama: Antonius Suharmono: Tugas Personal Ke-1 (Minggu 2 / Sesi 3)
(Minggu 2 / Sesi 3)
NIM : 2201865362
Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.
Jawaban :
Kedua, masih lewat sekolah, sejak SD anak-anak Indonesia mulai diajak dan diajarkan cara
menerapkan Pancasila dalam bentuk sikap sopan, tingkah laku yang baik, gotong royong, dan
kerukunan hidup bersama teman dari berbagai suku bangsa dan agama. Selain itu juga
mengadakan bakti sosial ke rumah-rumah panti, ke rumah sakit, ke rumah singgah, atau
bahkan mengajar anak-anak jalanan. Hal ini pun terus berlanjut sampai jenjang perguruan
tinggi. Tentu saja porsi dan cara penerapannya disesuaikan dengan usia anak-anak kita.
Ketiga, yang tidak kalah penting adalah peran keluarga atau orang tua. Keluarga atau orang
tua yang sudah terbiasa hidup baik berdasarkan Pancasila, otomatis memiliki pola asuh yang
Yang menjadi tantangan bagi pembangunan sumber daya manusia berbasis Pancasila adalah
pertama, budaya asing atau budaya dari luar Indonesia yang kemudian dijadikan untuk
membentuk ormas-ormas yang mempunyai pandangan radikalisme. Tentuk hal ini
merupakan dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi, kemajuan sarana dan
prasarana transportasi, dan peningkatan sektor pariwisata di Indonesia. Terutama nilai-nilai
atau budaya yang bertentangan dengan Pancasila. Seperti dijelaskan dalam materi
“Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila”, nilai-nilai praktis yang jauh lebih mudah, lebih
menarik minat, sering kali tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sopan santun, budaya
saling menghormati, dan gotong royong ditinggalkan dan dianggap ketinggalan jaman karena
tidak mudah dilakukan dan membutuhkan pengorbanan.
Kedua, berkurang atau hilangnya rasa kemanusiaan dan rasa sosial sebagai dampak negatif
dari perkembangan teknologi elektonik dan informasi. Gadget, smart phone, media social,
games, membuat manusia Indonesia kehilangan rasa kemanusiaan dan rasa sosialnya.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial berada pada otak depan atau prefrontal cortex-
nya. Games dan media sosial yang dinikmati secara terus menerus membuat otak depan
kebanjiran dopamin, hormon yang dihasilkan saat merasa senang. Akibatnya otak depan
menjadi rusak dan hilanglah kesadaran kita sebagai manusia, sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain. Saat manusia merasa tidak membutuhkan orang lain, ini tidak
sesuai dengan Pancasila. Karena Pancasila adalah dasar manusia Indonesia untuk hidup rukun
dan damai bersama-sama, bukan sendirian.