BAB 4 Negosiasi
BAB 4 Negosiasi
BAB 4 Negosiasi
Negosiator gagal menetapkan tujuan atau target yang jelas sebagai tolak ukur penawaran
dan paket evaluasi.
Jika negosiator belum mengerjakan pekerjaan rumah mereka, mereka tidak memahami
kekuatan dan kelemahan posisi mereka sendiri atau mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang dibandingkan dengan argumen pihak lain.
Negosiator perlu mengkaji alternatif-alternatif selain melaksanakan negosiasi ini
Negosiator tidak dapat begitu saja mengandalkan kecepatan dan kecerdikan dalam serah
terima negosiasi.
Langkah pertama dalam menyusun dan melaksanakan strategi negosisasi adalah mennetukan
tujuan. Seperti yang telah dicatat Bab 1 negosiator harus memperhitungkan tujuan substantif
(misalnya, uang atau hasil spesifik). Tujuan non fisik (misalnya, menang, mengalahkan pihak
lawan, atau memperoleh menyelesaikan dengan biaya berapa pun). Dan prosedural
(misalnya, menentukan agenda atau sekedera unjuk suara). Hal ini termasuk menyebutkan
semua tujuan, uang mereka ingin capai dalam negosisasi, menentukan tujuan-tujuan tersebut,
mengidentifikasi potensi paket multitujuan, dan mengevaluasi kemungkinan kelemahan
dalam tujuan-tujuan tersebut.
Ada empat aspek pengaruh tujuan terhadap negosiasi yang paling penting untung dipahami:
Tujuan juga dapat bersifat nonfisik atau prosedural. Dalam contoh pembelian mobil,
tujuan nonfisik termasuk meningkatkan reputasi dihadapan rekan-rekan dengan memiliki
dan mengendarai SUV cantik; mempertahankan citra sebagai negosiator yang cerdik dan
hati-hati atau membayar harga berapa saja untuk memiliki sarana transportasi yang
nyaman dan andal. Sehingga anda harus mengingat dengan jelas apa yang anda ingin
capai ketika negosiasi dimulai.
Tujuan yang sederhana dan langsung sering kali dapat dicapai dalam satu sesi negosiasi
dan strategi negosiasi yang sederhana. Sebagai satu contoh saja, anggap bahwa nenek yang
anda kasihi memutuskan bahwa beliau terlalu tua untuk mengendarai mobil dan bertanya
apakah anda bersedia membeli mobilnya. Beliau berkata bahwa beliau tidak tau apa-apa
tentang mobil dan ingin menjualnnya hanya kaena beliau mempercayakan kepada anda
untuk merawat mobil tersebut. anda mungkin dapat menawarkan pada beliau jumlah uang
yang sedikit, jauh lebi rendah dari pada harga yang sebenarnya, dan mendapatkan
penawaran harha yang sangat menguntungkan. Namun jika beliau atau anggota keluarga
lain mengetahui bahwa anda memanfaatkan usia dan ketidaktahuan beliau tentang harga
mobil, konsenkuesinya jangka panjangnnya sangat merugi bagi anda. Karena dalam semua
proses pengaruh tidak langsung sangatlah akan membuat tujuan yang menghasilkan pilihan
strategis yang baik. Oleh karena dari itu baiknya dalam pembelajaran harus tetap
diperhatikan agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai harapan kita
Setelah negosiator mengartikulasikan tujuan, mereka beralih pada unsur kedua dalam
rangkaian : memilih dan menyusun strategi. Ahli strategi bisnis mengidentifikasikan strategi
sebagai “pola atau rencana yang mengintegrasikan target, kebijakan, dan rangkaian tindakan
organisasi menjadi suatu keseluruhan” (Mintzbreg dan Quinn 1995).
Taktik adalah tindakan adapti jangka pendek yang bertujuan untuk membangun dan
mencapai strategi luas (atau tingkat tinggi) yang kemudian memberikan stabilitas,
kesinambungan, dan arah bagi perilaku taktis. Dalam melaksanakan strategi ini, taktik-
taktik yang sesuai mencangkup penjabaran kepentingan anda, dengan menggunakan
pertannyaan terbuka dan menyimak secara aktif untuk memahami kepnetingan pihak lain,
serta menemukan opsi-opsi demi keuntungan bersama. Taktik dibawah strategi; taktik
bersifat terstruktur, terarah dan didorong oleh perhitungan strategis.
Pemilihan strategis unilateral adalah pemilihan yang diambil tanpa keterlibatan aktif
dengan pihak lain. Oleh karena itu, meski awalnya kita jabarkan sebagai bersifat unilateral,
strategi tentunya harus berkembang menjadi strategis yang sepenuhnya memperhitungkan
dampak strategi pihak lain terhadap strategi kita.
Savage, Blair dan sorenson (1989) mengusulkan model serupa untuk pemilihan strategi
negosiasi. Menurut model ini, pemilihan strategi unilateral yang dilakukan negosiator
tercemin dalam jawaban terhadap dua pertanyaan sederhana: (1) sejauh mana kepentingan
negosiatur untuk mencapai hasil substantif yang dipertaruhkan dalam negosiasi ini (tujuan
subtantif)? (2) sejauh mana kepentingan negosiator akan kualitan dengan hubungan pihak
lain dimasa kini dan masa mendatang (tujuan hubungan)? Jawabannya terhadap kedua
pertanyaan ini menghasilkan gabungan strategi alternatif. •
Memahami Alur Negosiasi: Tingkat dan Tahap Sebelum mengkaji proses perencanaan
negosiasi secara spessifik, penting untuk memahami langkah-langkah negosiasi guna
memahami kecenderungan perkembangan negosiasi dan pentingnya perencanaan.
Umumnya, tahap penelitian menjawab tiga macam pertanyaan (Holmes dan Poole, 1991):
Fondasi kesuksesan dalam bernogosiasi tidak sama dengan permainan atau drama.
Kekuatan dominan untuk kesuksesan bernogosiasi terlrtak dalam perencanaan yang
dilakukan sebelum dialog. Perencanaan efektif juga memerlukan kerja keras dalam poin-
poin berikut:
Mendefinisikan masalah
Menghimpun isu-isu dan mendefinisikan gabungan penawaran
Mendefinisikan kepentingan
Mendefinisikan titik resistensi
Mendefinisikan alternatif-alternatif (BATNA)
Mendefinisikan tujuan sendiri (target) dan membuka penawaran (langkah awal)
Mengevaluasi konsituten dan konteks sosial terjadinya negosiasi
Menganalisis pihak lain
Merencanakan penyajian dan pembelaan terhadap isu
Mendefinisikan protokol dimana dan kapan negosiasi akan dilakukan, siapa yang akan
hadir, dan agenda apa yang akan dibahas, dan sebagainnya.
Mendefinisikan Isu-Isu
Langkah ini sendiri umumnya diawali dengan analis terhadap hal yang akan dibahas dalam
negosiasi. Oleh karena itu, pembelian sebuah perusahaan oleh perusahaan lain dapat
melibatkan sekian banyak pertanyaan, seperti harga; perpindahaan; persediaan; eksekutif dan
pegawai yang akan dipertahankan, dipindahkan, atau diberhentikan lokasi kantor pusat baru
dan lain-lain.
Langkah berikutnya dalam perencanaan adalah menyusun semua isu yang telah didefinisikan
ke dalam sebuah daftar yang komprehensif. Setelah menyusun isu-isu ke dalam agenda,
negosiator selanjutnya harus membuat skala prioritas. Penentuan prioritas terdiri dari dua
langkah:
Mendefinisikan Kepentingan
Mengetahui Batasan
Titik resistensi adalah moment ketika kita memutuskan bahwa kita benar-benar harus
menghentikan negosiasi dan bukan melanjutkan karena segala penyelesaian di luar titik ini
sedikit pun tidak dapat diterima. Titik resistensi yang jelas membantu kita agara tidak
menyepakati penawaran yang akan kita sesali karena kita tidak bertindak cerdas.
Mengetahui Alternatif
Di sisi lain, alternatif adalam argumen lain yang dapat di capai oleh negosiator dan tetap
dapat memenuhi kebutuhan. Alternatif sangan penting baik dalam proses distributif maupun
integratif karena menentukan apakah hasil yang diperoleh lebih baik dari kemungkinan lain.
Ada beberapa pr adalah dengan pinsip yang perlu diingat dalam menetapkan titik target:
1. Target harus bersifat spesifik, sulit namun dapat di capai, dan dapat diverivikasi.
2. Menetapkan target mengharuskan untuk berfikir positif tentang tujuan kita sendiri.
3. Menetapkan target mengharuskan kita untuk mempertingbangkan cara mengemas
sejumlah isu dan tujuan
4. Menetapkan target memerlukan pemahaman akan dilema dan pemberian.
Secara untuk mengevaluasi semua pihak utama dalam negosiasi adalah dengan
melakukan “analisis lapangan”. Bayangkan bahwa anda menjadi kapten tim sepak bola yang
hendak bertanding di lapangan. Mengevaluasi konsituen sama seperti mengevaluasi semua
pihak yang ada di stadion:
1. Siapa saja, atau siapa seharusnya, yang menjadi bagian tim kita dilapangan?
2. Siapa yang menjadi bagian dari tim lain di lapangan?
3. Siapa yang berada di luar garis lapangan dan dapat mempengaruhi jalannya
pertandingan?
4. Siapa yang megawasi?
5. Apa yang berlangsung di lingkungan lebih luas dari tempat berlangsungnya negosiasi?
Informasi apa yang diperlukan oleh satu pihak tentang pihak lain untuk melakukan
persiapan secara efektif sejumlah informasi latar belakang utama akan sangan penting
termasuk:
Analisa terhadapat riwayat bisnis pihak lain atau negosiasi mereka sebelumnya, baik yang
berhasil maupun tidak, dapat memberikan petunjuk penting, semakin baik pula negosiator
tersebut dapat memprediksi kemungkinnan jalannya negosiasi.
Melakukan wawancara awal, termasuk diskusi meluas tentang apa yang hendak di capai
oleh pihak lain dalam negosiasi yang akan datang
Mengantisipasi kepentingan pihak lain
Bertanya kepada pihak orang lain yang mengetahui atau pernah bernegosiasi dengan
pihak lain yang ada di media.
Membaca pandangan pihak lain terhadap diri mereka sendiri di media.
Seberapa baik alternatif yang mereka miliki. Jika pihak lain memiliki alternatif yang kuat
dan layak mereka mungkin akan bersikap percaya diri dalam negosiasi, menetapkan tujuan
yang tinggi dan bersikap bekerja sama dan keras mencapai tujuan bersama.
Bagaimana kita dapat memahami dan mengevaluasi target pihak lain? Meski spekualasi
tentang tujuan pihak lain sering tidak memadai, kebanyakan orang tidak mengumpulkan
informasi secara sistematis padahal seharusnya mereka melakukannya.
Jenis informasi ini merupakan penenetu penting terhadap cara mendekati pihak lain
dalam bernegosiasi. Reputasi mereka sebagai pihak yang bertindak kooperatif dalam
menentukan strategi yang digunakan dalam negosiasi berikutnya.
Informasi yang dihinpun tentang isu-isu, tujuan, reputasi gaya, alternatif, dan otoritas
pihak lain dapat mengindikasi strategi yang dikehendaki oleh pihak lain. jika ekspektasinya
tidak tepat, maka respons strateginya perlu adanya yang diubah dan di koreksi.