Kelompok 5 - PPH Pasal 23 - Praktikum Perpajakan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Pre-K

PPH PASAL 23
Kelompok 5
Praktikum Perpajakan

Ilham Hidayat Saepuloh 4122423120813

Listi Fani 4122423120812

Muhammad Sahlan 4122423120594

Monika Umardi 4122423120590

Nine Risda Fitriani 4122423120600

Taufik Mulyadi 4122423120641

Kelas: Dosen Pengampu:


Katapang 2020, Reguler k1 Kasan Suantha, S.E., M.Ak
01
Pengertian PPh
Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak yang
dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau
hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Umumnya penghasilan jenis ini terjadi saat adanya transaksi
antara pihak yang menerima penghasilan (penjual atau pemberi
jasa) dan pemberi penghasilan.
02
Pemotong Dan Penerima
PPh
Pasal 23
Pihak pemotong PPh Pasal 23

1 2 3
Badan pemerintah Subjek pajak badan dalam Penyelenggara kegiatan
negeri

4 5 6
Bentuk usaha tetap (BUT) Perwakilan perusahaan di Wajib pajak orang pribadi dalam
negeri tertentu yang ditunjuk
luar negeri lainnya
Direktur Jendral Pajak
Pihak Yang Dipotong

1 2
Wajib pajak dalam negeri Bentuk Usaha Tetap (BUT)
03
Tarif dan Penghasilan yang
dikenakan PPh Pasal 23
xxx

1 3
Tarif 15% dari jumlah bruto atas Tarif 2% dari jumlah bruto atas
Dividen, Hadiah dan imbalan jasa teknik, jasa
penghargaan
2 manajemen, jasa konstruksi dan
jasa konsultan.
Tarif 2% dari jumlah bruto atas
sewa dan penghasilan lain yang
berkaitan dengan penggunaan
harta kecuali sewa tanah
dan/atau bangunan.
xxx

4 5
Tarif 2% dari jumlah bruto atas
imbalan jasa lainnya adalah Bagi Wajib Pajak yang
yang diuraikan dalam Peraturan tidak ber-NPWP akan
Menteri Keuangan No. dipotong 100% lebih tinggi
141/PMK.03/2015 dan efektif dari tarif PPh Pasal 23.
mulai berlaku pada tanggal 24
Agustus 2015.
04
Pengecualian Pajak
Penghasilan Pasal 23
Let’s use some percentages

1 2 3
Penghasilan yang dibayar Sewa yang dibayar atau Dividen atau bagian laba yang
atau berulang kepada bank terutang sehubungan diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai wajib pajak dalam
dengan sewa guna usaha
negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari
dengan hak opsi penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia
05
Saat Terutang, Penyetoran
dan Pelaporan PPh Pasal 23
xxx
1. PPh Pasal 23 terutang pasa akhir bulan 4. Pemotong PPh Pasal 23 harus
dilakukan pembayaran atau pada akhir memberikan tanda bukti pemotongan
bulan terutangnya pengasilan yang kepada orang pribadi atau badan yang
bersangkutan. dibebani PPh yang dipotong

2. PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh 5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran,


pemotong pajak selambat-lambatnya dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan
tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah secara desentralisasi artinya dilakukan di
bulan saar terutangnya pajak ke bank tempat terjadinya pembayaran atau
presepsi atau kantor pos Indonesia terutangnya penghasilan yang merupakan
Objek PPh Pasal 23, hal ini dimaksutkan
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan untuk mempermudah pengawasan terhadap
menyampaikan SPT Masa selambat- pelaksanaan pemotongan PPh PAsal 23
lambatnya 20 hari setelah masa pajak tersebut.
berakhir
06
Perhitungan PPh
Pasal 23
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas dividen
PPh pasal 23 = 15% x Jumlah deviden

Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masing-masing Rp
10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses Gagalnya
wajib memungut PPh Pasal 23.

PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :


=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-
=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas penghasilan berupa bunga
PPh pasal 23= 15% x Jumlah Bunga

Pada tanggal 20 agustus 2010, PT. Tukang Utang membayar bunga atas pinjaman membayarkan
bunga kepada PT. Lintah Darat sebesar Rp 90.000.000,-

PPh pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Tukang Utang adalah :


=> 15% x Rp 90.000.000 = Rp 13.500.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 September 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 September 2010
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas penghasilan berupa Royalti
PPh pasal 23 = 15% x Jumlah Royalti

CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes membayar Royalti kepada Tuan. Doan Wiro
Pasaribu atas pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Doan” sebesar Rp 1.000.000.000,- pada
tanggal 2 Maret 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes :
=> 15% x Rp 1.000.000.000,- = Rp 150.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 April 2010
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Hadiah penghargaan, bonus, dan
sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 ayat (1) huruf e
PPh Pasal 23 = 15% x Jumlah hadiah Penghargaan/bonus

Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian tabungan
yang diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20 Januari 2010
PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah :
=> 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-

Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Februari 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari 2010
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas penghasilan berupa sewa
PPh pasal 23 = 2% x Jumlah sewa

PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp 20.000.000,- milik Budi
PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Susah
=> 2% x Rp. 20.000.000,- = Rp 400.000,-
Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Selalu susah adalah
Rp 800.000,-
1. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Imbalan Sehubungan dengan Jasa Teknik,
Jasa Manajemen, Jasa Konsultan, Jasa Konstruksi, dan Jasa lain
PPh Pasal 23 = 2% x Jumlah Imbalan (tidak termasuk PPN)

PT Kalkulus meminta jasa dari Pak Dodi untuk membuat sistem akuntansi Perusahaan dengan
imbalan sebesar Rp. 22.000.000,- (sudah termasuk PPN)
PPh pasal 23 yang dipotong PT kalkulus adalah
2% x Rp 20.000.0000,- = Rp 400.000,-
PT. Celalu cayang dy membayarkan jasa konsultan PT Jaya sebesar Rp 2.200.000 ( termasuk PPN).
PT jaya tidak mempunyai NPWP
maka PPh pasal 23 yang dipotong PT. Celalu cayang dy adalah:
200% x 2% x Rp 2.000.000 = Rp 80.000,-
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai