Perancangan Pneumatik
Perancangan Pneumatik
Perancangan Pneumatik
PENDAHULUAN
1
2
Melihat dari studi kasus yang ada maka untuk menunjang produksi
pembuatan kapur tulis di Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, yang
masih mengembangkan alat pencetak kapur tulis manual menggunakan sistem
dongkrak tangan untuk pengangkat hasil cetakan kapurnya. Kini mencoba
menggembangkan inovasi baru dengan alat pencetak kapur tulis otomatis
menggunakan sistem pneumatik. Selain untuk diproduksi sendiri kapur tulis di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, diharapkan alat cetak kapur tulis
otomatis menggunakan sistem pneumatik ini juga bisa digunakan sebagai
produksi usaha kapur tulis sendiri dimasyarakat atau untuk home industri. Bila
masih menggunakan alat pencetak kapur tulis manual produksi yang dihasilkan
akan berbeda dibandingkan dengan menggunakan alat pencetak kapur tulis yang
memakai sistem otomatis tenaga pneumatik, karena akan lebih praktis dan tenaga
yang dikeluarkanpun tidak begitu besar.
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu „pneuma‟ yang bearti
nafas atau tiupan, dan juga dalam philosophi. Antara lain istilah „Pneumatics‟
ilmu yang mempelajari gerakan atau perpindahan udara dan gejala atau
penomena udara. (Sugihartono, 1985: 1).
Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara
bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfir maupun tekanan di bawah atmosfir
(vacum). Sehingga pneumatik adalah ilmu yang mempelajari teknik pemakaian
udara bertekanan. Pada saat dulu kebanyakan orang sering menggunakan udara
bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas, antaralain menambah
tekanan udara ban mobil dan motor, melepaskan ban mobil dari peleknya,
membersihkan kotoran dan sejenisnya. Sekarang sistem pneumatik memiliki
aplikasi yang luas karena udara untuk pneumatik bersih dan mudah didapat.
Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksinya
seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan maupun
industri perakitan kendaraan.
4
kuliahan serta wujud nyata dari salah satu pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi, yaitu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang berbasis
teknologi.
2. Memperbanyak hasil produksi kapur tulis di Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang dan memberikan peluang usaha untuk masyarakat untuk
memproduksi kapur tulis sendiri.
3. Memberikan inovasi baru bagi perusahaan-perusahaan kapur tulis yang sudah
ada dan yang masih menggunakan alat pencetak kapur tulis secara manual.
BAB II
LANDASAN TEORI
6
7
2.2 PNEUMATIK
Udara kempatan yang dikenal juga sebagai udara bertekanan, tentu saja
tekananyang dimaksut memiliki batasan-batasan tertentu. Menurut hukum alam
udara yang bertekanan memiliki energi. Kemudian menurut sejarah udara
bertekanan dapat dibuktikan sebagai salah satu bentuk tenaga tertua yang
diketahui manusia untuk mempertinggi kemampuan phisiknya.
Udara yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari sekitar kita
kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukuranya relatif kecil.
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara
yang dimampatkan, serta dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut
sistem pneumatik atau pneumatic system. Istilah „pneuma‟ diperoleh dari istilah
Yunani kuno, dan mempunyai arti napas atau tiupan, dan juga dalam philosophi.
Antara lain istilah „pneumatik‟ adalah ilmu yang mempelajari gerak atau
perpindahan udara dan gejala atau fenomena udara, diperoleh dari kata
„pneuma‟. Sugihartono, (1985:1)
Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan
tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran,
yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi
juga aksi dan penggunaan udara mampat. Pneumatik menggunakan hukum-
hukum aeromekanika, yang menentukan keseimbangan gas dan uap (kususnya
udara atmosfer) pada adanya gaya-gaya luar (aerostatika), dan teori aliran
(aerodinamika). Krist, (1993:1).
Dalam pneumatik ada banyak sekali tekanan-tekanan kerja yang
dihasilkan, menurut Krist (1993: 4) tekanan yang dihasilkan antara lain adalah :
bidang tekanan tinggi, bidang tekanan menengah, dan bidang tekanan rendah.
Adapun batasan-batasn tekananya pada pneumatik :
a. Pneumatik pada tekanan-tekanan yang sangat rendah, atau fluidika (1,001-1,1
bar).
b. Pneumatik tekanan rendah (1,2-2,0 bar).
9
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara Debit Rata-rata dan Luas Lubang untuk
Macam-macam Tekanan
Sumber: Sugihartono (1985, 10)
volume masa gas biasa berbanding terbalik dengan absolutnya‟, atau hasil
dari tekanan absolut dan volume gas biasa konstan, (Hukum Boyle-
Mariotte). Sehingga dapat dituliskan persamaan sebagai berikut.
Sugihartono, (1985: 15).
. = . = konstan
Dimana:
P1 = tekanan gas sebelum dikompresikan atau diekspansikan
F2
V1
V2 F3
P1
P2 V3
P3
= = volume pada
Dimana :
V1 = Volume gas sebelum dipanaskan
V2 = Volume gas sesudah dipanaskan
T1 = Temperatur gas sebelum dipanaskan
T2 = Temperatur gas sesudah dipanaskan
= konstan
Dimana :
P1 = Tekanan gas sebelum dikompresikan/diekspansikan
P2 = Tekanan gas sesudah dikompresikan/diekspansikan
V1 = Volume gas sebelum dikompresikan/diekspansikan
V2 = Volume gas sesudah dikompresikan/diekspansikan
T1 = Temperatur gas sebelum dikompresikan/diekspansikan
T2 = Temperatur gas sesudah dikompresikan/diekspansikan
12
A. Kompresor Torak
1) Kompresor torak resiprok
Kompresor ini digunakan bukan hanya mampu pada tekanan rendah
maupun menengah saja, tetapi juga dapat digunakan untuk tekanan tinggi. Batas
tekanan ini ada diantara kira-kira 100 kPa (1 bar/14,5 psi) sampai beberapa ribu
kPa (bar/psi).
Prinsip kerja kompresor torak hampir sama dengan prinsip kerja motor
bakar, hanya ada perbedaan zat yang diprosesnya. Pemasukan udara diatur oleh
katup masuk dan di isap oleh torak yang geraknya menjahui katup kemudian
didesak didorong kembali oleh torak. Pada saat terjadi pengisapan, katup masuk
terbuka dan katup buang tertutup, serta pada waktu penekanan terjadi sebaliknya.
Demikian seterusnya sampai mencapai tekanan yang diinginkan pada bak
penampung. Proses pengisapan dan penekanan dapat dilihat pada (gambar 3).
13
2) Kompresor diapragma
Menurut Sugihartono (1985: 24) “jenis kompresor ini masuk ke dalam
kelompok kompresor torak. Penempatan torak dipisahkan dengan ruangan
penyedot oleh sebuah diapragma. Udara tidak masuk dan berhubungan langsung
dengan bagian-bagian yang bergerak resiprok. Oleh karena itu udara harus selalu
dijaga dan bebas dengan oli”.
4) Kompresor sekrup
Menurut Sugihartono (1985: 26) “kompresor sekrup adalah kompresor
dua rotor yang saling berpasangan (beraturan), yang satu mempunyai bentuk
cekung dan yang lainya mempunyai bentuk cembung, dan memindahkan
pemasukan udara secara aksial ke sisi yang lainya”.
15
Penjelasan gerak kompresor sekrup, gambar pada posisi (a) udara di isap
sepenuhnya melalui lubang isap masuk ke dalam ruang alur. Isapan akan selesai
setelah ruang alur tertutup seluruhnya oleh dinding rumah. Pada posisi gambar
(b) menunjukkan pertengahan proses kompresi dimana volume udara di dalam
ruang alur sudah ada ditengah. Sedangkan gambar (c) memperlihatkan akhir
kompresi dimana udara yang terkurung sudah mencapai lubang keluar diujung
kanan atas dan rumah. Pada gambar posisi (d) udara yang terkurung dalam alur
tadi telah dikeluarkan sebagian hingga sebagian yang akan diselesaikan. Berikut
adalah contoh gambar proses kompresi pada kompresor sekrup.
16
C. Penggunaan Kompresor
Menurut Sularso (1983 :172) menyatakan bahwa kompresor terdapat
dalam berbagai jenis dan model, tergantung pada volume dan tekanannya.
(Gambar 11) memperlihatkan klasifikasi kompresor yang digolongkan atas dasar
tekanannya. Sebutan kompresor (pemampat) digunakan untuk jenis yang
bertekanan tinggi, blower (peniup) untuk yang bertekanan rendah, sedangkan fan
(kipas) untuk yang bertekanan sangat rendah. Atas dasar cara pemampatannya
kompresor dibagi atas jenis turbo dan jenis perpindahan. Jenis turbo menaikkan
tekanan dan kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh
impeler atau dengan gaya angkat (lift) yang ditimbulkan oleh sudu. Jenis
perpindahan, menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan
volume gas yang di isap kedalam silinder atau stator oleh torak atau sudu.
Kompresor jenis perpindahan dapat dibagi atas jenis putar dan jenis
bolak-balik. Kompresor putar dapat dibagi lebih lanjut atas jenis roots, sudut
luncur dan sekrup. Kompresor juga dapat diklasifikasikan atas dasar
kontruksinya seperti dibawah ini:
a. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresor:
Satu tingkat, dua tingkat dan banyak tingkat.
19
Pompa vakum (hampa) untuk mengangkut gas dari ruangan bertekanan hampa
ke ruangan bertekanan lebih tinggi (misahya tekanan atmosfer).
Ventilator untuk tekanan lebih rendah sampai 0,5 bar (tekanan mutlak 1,5
bar).
Kompresor aliran (blower) untuk tekanan lebih sampai 3 bar (tekanan mutlak
4 bar).
Kompresor tekanan rendah untuk tekanan lebih sampai 12 bar.
Kompresor tekanan tinggi untuk tekanan lebih sampai 500 bar.
Komprasor tekanan sangat tinggi untuk tekanan lebih yang besarnya
500sampai 1200 bar.
a. Dari 3 sampai 4 bar untuk penyemprot dasar, pemancar pasir dan sejenisnya.
b. Dari 5 sampai 8 bar untuk pergerakan mesin seperti pengangkutan beton
20
2. Silinder
Silinder pneumatik adalah aktuator atau perangkat mekanis yang
menggunakan kekuatan udara bertekanan (udara yang terkompresi) untuk
menghasilkan kekuatan dalam gerakan bolak-balik piston secara linier (gerakan
keluar-masuk). Berikut ini adalah dua tipe silinder pneumatik yang paling umum
atau sering digunakan di industri yaitu gerak tunggal dan gerak ganda. Subnah,
Satmoko, (2016: 52).
F = A . p – (Rf – Rr)
Dimana :
F = gaya torak efektif (Newton)
p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)
A = luas penampang silinder tanpa batang torak (cm)
Rf = gaya lawan pegas (kg.f)
Rr = gaya gesek (3 – 20%) (kg.f)
banyak udara dan katup pengontrol arah yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan silinder kerja tunggal. Subnah, Satmoko (2016: 52)
Silinder penggerak, digunakan apabila torak diperlukan untuk
melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju, tetapi juga untuk gerakan
mundur. Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun
demikian tekukan dan bengkokan dari perpanjangan pipa batang torak harus
diperhitungkan.
Gambar silinder gerak ganda beserta bagian-bagianya.
Untuk silender gerak ganda, maka ada dua rumasan yang dipakai yaitu
perhitungan gerak maju dan gerak mundur. Sugihartono (1985: 94).
F = A . p – Rr (maju)
F = . p – Rr (mundur)
Dimana
F = gaya torak efektif (Newton)
Rr = gaya gesek (3 – 20%) (kg.f)
p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)
A = luas penampang silinder tanpa batang torak (kg.f)
24
F = p. -R
Dimana :
F = gaya torak efektif (Newton)
p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)
d = garis tegangan torak (cm)
R = gesekan (Newton) diambil 3 – 20% dari gaya terhitung
25
Haya harga kira-kira yang dapat diberikan karena gaya gesek tergantung
pada faktor angka gesek (pelumas, tekanan kerja, tekanan balik, bentuk dari pada
seal, dan sebagainya).
Di dalam praktisnya, gaya torak efektif adalah sangat bearti terhadap
perencanaan silinder itu sendiri. Karena di dalam hitungan gaya torak efektif,
hambatan gesekan harus diambil ke dalam hitungan dibawah kondisi oprasi
normal atau biasa (batas tekanan 400 – 800 kPa/4 – 8 bar), gaya gesek boleh
diambil antara 3 – 20% dari gaya terhitung.
Q = 0,785 .
Sedangkan banyaknya pemakaian udara pada sisi ruang yang ada batang
toraknya, pada satu langkah gerak adalah :
Q = 0,785 (( )
3. Katup
Menurut Sugihartono (1985: 122) katup adalah perlengkapan untuk
mengontrol ataupun mengatur „strat‟, „stop‟, dan arah juga tekanan atau aliran
dari suatu tekanan perantara dibawa oleh sebuah pompa hidro atau disimpan di
dalam suatu bejana.
(1) (2)
Sumber. (http://Acamdemia.edu/28867461/Full-pneumatik).
29
Operasi tombol
Tombol
30
(1) (2)
Operasi tuas
Pegas kembali
Operasi rol
Sumber. (http://Acamdemia.edu/28867461/Full-pneumatik).
Untuk gerakan katup terus menerus dapat digerkkan dengan manual, mekanik,
pneumatik, atau dengan elektrik untuk keseluruhan lamanya perpindahan sampai
terjadi sampai posisi semula. Sugihartono (1985: 127).
Katup Duduk
Dengan katup duduk aliran terbuka dan tertutup dengan
menggunakan bola, piringan dan kerucut. Kedudukan katup
biasanya ditutupi dengan menggunakan penutup elastis. Kedudukan
katup mempunyai sedikit bagian yang aktif dan karena itu,
mempunyai kelangsungan hidup yang lama. Katup ini sangat peka
sekali dan tidak tahan terhadap kotoran. Bagaimanapun juga gaya
aktuasinya relatif lebih besar seperti untuk menahan gaya pegas
pengembali yang ada di dalam dan tekanan udara.
Katup Geser
Pada katup geser masing-masing sambungan dihubungkan
bersama atau ditutup oleh kumparan geser, kumparan geser yang
rata dan katup dengan piringan geser.
1. Katup pengecek
Katup pengecek dapat menyetop aliran secara menyeluruh pada satu
arah, dan udara mengalir dalam arah berlawanan dengan tekanan yang hilang
serendah mungkin.
32
2. Katup bola
Jenis katup ini disebut juga sebuah kompenen OR; katup ini
memisahkan sinyal yang diterima dari katup sinyal dalam posisi yang berbeda
dan mencegah udara yang dibalikan melalui sebuah katup sinyal ke dua.
3. Katup hambat bantu
Katup ini disebut juga sebagai katup yang mengatur kecepatan, Pada
katup hambatan bantu, udara yang mengalir dihambat, dan hanya dapat pada satu
arah.
4. Katup pembuang cepat
Katup semacam ini dibuat untuk menambah kecepatan torak pada
silinder. Ini memungkinkan waktu yang diperlukan untuk mundur torak dapat
dipersinkat atau dengan kata lain waktu lama yang diperlukan untuk mundur
torak dapat dihindari, terutama pada silinder pengerak tunggal.
5. Katup dua tekanan
Katup dua tekanan mempunyai dua saluran masuk, dan keluar. Udara
kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal dipakai pada kedua saluran
masuknya.
Katup pengontrol aliran seperti dalam Gambar 19, adalah suatu katup
yang mengendalikan volume aliran udara kempaan pada kedua arahnya. Dengan
demikian arah alirannya dapat dibalik. Dengan menyetel sekrup pada pengaturan
alirannya, maka didapatkan luas penampang lubang laluannya disetel membesar
34
ataupun mengecil. Sehingga volume udara yang melewati katup tersebut akan
terpengaruh. Sugihartono (1985: 161).
Adapun pengertian dari ketiga bahan pembuatan kapur tulis tersebut sebagai
berikut :
a. Kalsium karbonat atau carbonas natricus,
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia penting yang terdiri dari satu
atom kalsium terikat pada satu atom karbon dan tiga atom oksigen. CaCO3.
Nama-nama umum untuk senyawa ini termasuk batu kapur, kalsit, aragonit,
kapur, dan marmer. Kalsium karbonat digunakan dalam semen dan mortir,
memproduksi kapur, dalam industri baja, industri kaca, dan sebagai batu hias.
(hisham 2015).
36
Setelah keempat bahan dari pembuat kapur tulis tersebut sudah ditakar
dengan presentase yang telah ditentukan, kemudian siapkan wadah untuk
tempat pencampuran kalsium karbonat dengan takaran sebanyak 100 gr, gips
dengan takeran sebanyak 400 gr dan semen putih dengan takaran sebanyak
100 gr kemudian aduk ke duanya hingga tercampur rata. Bila sudah tercampur
dengan rata langkah berikutnya adalah tambahkan air dengan takaran
sebanyak 400 liter dan aduk kembali hingga bahan-bahan pembuat kapur
tersebut tercampur dengan rata. Setelah adonan tercampur dengan rata,
masukan adonan dari olahan bahan pembuat kapur tulis tersebut ke dalam
cetakan kapur tulis. Bila sudah dimasukkan ke dalam cetakan dari kapur tulis
keringkan hingga mengeras dan kemudian angkat dari cetakan kapur tulis.
Langkah-langkah diatas adalah cara untuk membuat kapur tulis putih,
bila ingin membuat kapur tulis warna tinggal dicampurkan pigman ke dalam
adonan pembuatan kapur tulis sebagai pewarna dari kapur tulis, untuk langkah
pembuatnya sama seperti pembuatan kapur tulis warna putih.
38
40
41
(1) (2)
3 Pneumatik
4 Tempat cetak kapur tulis
5 Mor
6 Kuningan wadah cetakan kapur tulis
7 Pengangkat kapur
8 Kompresor
.
3.2 PERANCANGAN TEKNIK
Berdasarkan gaya-gaya yang terjadi pada mesin pencetak kapur tulis
otomatis menggunakan sistem pneumatik ini maka dapat direncanakan dimensi
dan kompenen-kompenen pneumatik sebagai berikut :
1. Kapasistas Mesin
Perlu adanya perhitungan secara analisis sehingga mensin mampu
bekerja secara optimal dan produktif. Selain itu, penggunaan mesin yang sesuai
dengan kapasitas akan memperpanjang umur mesin sesuai dengan yang
direncanakan. Kemampuan mesin dalam menampung olahan bahan pembuat
kapur tulis bisa disebut sebagai kapasitas volume mesin yang dimana dapat
dihitung sebagai berikut :
42
A = sin 30° =
A=
= 9,1 mm
C =√
=√ ( )
= 7,88 mm
=
Dimana : = Volume Kerucut Besar
= Volume cetakan
= Volume Kerucut Kecil
43
( ) ( )
=( ) ( )
= (116,8394 x 87,78) – (65,0042 x 7,88)
= (10256,162) – (512,2337)
= 9.743,9283
Hasil perhitungan dari kapasitas mesin pencetak kapur tulis adalah
. Bila kapasitas mesin sudah diketahui berikutnya menghitung
volume tempat dari batang kapur tulis dengan hitungan :
Sumber : https://rumushitung.com/2013/05/31/tabel-massa-jenis-dan-berat-jenis/
44
didapatkan masa jenisnya bahan pembuatan kapur tulis yang akan digunakan
sebesar ρ = 1121 kg/ , oleh karena itu kebutuhan kapur tulis perbiji dapat
dihitung dengan hitungan :
ρ =
m=ρ.v
m = 1121 kg/ x 0,009743
m = 10.921903 gram
m=
m = 0,010921903 kg
m = 0,010921903 kg x 52 (lubang)
m = 0,5679389 kg
m = 0,5 kg
3. Gaya Angkat yang Diperlukan Untuk Mengangkat Plat
Berdasarkan perhitungan volume dari mesin pencetak kapur tulis, maka
dapat dapat dihitung gaya yang diperlukan sebagai berikut:
(Martino, 2014: 35)
Dimana: m = massa jenis (kg);
g = gaya gravitasi (9,8 m/s)
Gaya angkat yang diperlukan berdasarkan data dari lapangan yang ada berat
palat yang digunakan untuk menggangkat hasil cetakan kapur tulis yang
terdorong kluar ke atas seberat ± 2,7 kg. jadi, total gaya yang diperlukan pada
mesin pencetak kapur tulis sebesar 3,2 kg dengan hitungan (2,7 + 0,5 = 3,2 kg )
oleh karena itu gaya angkat yang dperlukan adalah :
h) Rond cord ring digunakan untuk sealing statis. Karena rond cord ring bebas
dari tegangan, maka jika digunakan untuk penggunaan dinamis akan
memakan kerugian yang tinggi.
Sedangkan, untuk menentukan diameter silinder pneumatik dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.5 Tekanan Kerja & Kebutuhan Udara Berdasarkan Diameter Selinder
Sumber: Maryono (2014: 15) dan Wirawan dalam Taribuka dan Hatuwe(2012: 976).
F=( ) x P - Rr
Dimana : π = 3,14
P = Tekanan udara yang diambil sesuai dengan kebutuhan 5 bar
F = Gaya (N) diperoleh 31,36 N
Rr = 0,940
( )
31,36 = ( )
0,785 =
D=√
D = 3,136 cm
D = 31 mm
48
( )
2
50
2) Gaya piston
Perhitungan gaya piston atau silinder gerak ganda dengan gerak tunggal
memiliki perbedaan. Bila silinder gerak ganda menggunakan dua gaya yaitu pada
saat maju dan pada saat mundur. Sedangkan pada silinder gerak tunggal gaya
yang dihitung hanya pada salah satu yaitu maju atau mundur karena gerak kedua
dari silinder gerak tunggal digerakan oleh pegas yang terdapat dalam silinder
tersebut. Adapun rumus yang digunakan pada penentuan masing-masing gaya
dalam silinder adalah:
Pada mesin pencetak mesin kapur tulis ini menggunakan silinder gerak
tunggal dengan memperhitungkan gaya gesek. Oleh karena itu piston yang
digunakan bisa hanya menggunakan satu gaya saja yaitu pada saat maju atau
mundur saja, namun pada mesin ini menggunakan pada saat maju saja dimana
pada saat mundur telah digerakkan oleh pegas. Oleh karena itu, dapat digunakan
perhitungan sebagai berikut:
Kustono dalam Yudasena (2013: 11)
Namun jika gesekan diperhitungkan maka rumus yang digunakan sebagai
berikut:
51
Silinder gerak ganda, untuk silinder gerak ganda dapat dihitung menggu-
nakan persamaan sebagai berikut:
*( ) ( ( ))+ ( )
( )
Dimana:
Q = volume udara (liter/menit)
Sedangkan untuk kebutuhan udara pada silinder gerak ganda dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
( )
Dimana Q adalah pemakaian udara per centimeter langkah (liter/cm)
Oleh karena itu, berdasarkan persamaan-persamaan dan tabel di atas maka pada
mesin pencetak kapur tulis menggunakan sistem pneumatik yang menggunakan
silinder gerak tunggal maka dapat diketahui:
h = 22 cm
n = 1 langkah/menit
P = 5 bar = 500 Kpa
( )
= 22 cm x 1 x 0,785 x x
= 1.049,573 L/menit
53
Dimana :
ε :Volume sisa relatif (ε = 0,10) (Sularso, 1983:189)
Pd :Tekanan keluar dari tingkat pertama (N/m2)
Ps :Tekanan isap dari tingkat pertama (N/m2)
n :Koefisien eksponen gas yang tertinggal (n = 1,2)
Sehingga efisiensi folumetrik untuk kompresor kecil adalah 65% - 70%,
maka untuk standarisasi diambil yang terbesar yaitu 70% (Sularso, 1983:190).
Adapun daya penggerak kompresor dapat dihitung dengan persamaan :
Lad
ηad = (Sularso, 1983:190)
Ls%
Dalam hal ini :
54
udara atau air); (i) sumber tenaga (frekuwensi, tegangan, kapasitas daya dari
sumber); (j) kondisi dan lingkungan tempat instalasi; (k) jenis penggerak awal
(motor listrik atau motor bakar); (l) putaran penggerak awal; dan (m) jenis
kompresor (pelumasan minyak atau bebas minyak, kompresor torak atau aliran,
jumlah tingkat kompresi, dan permanen atau portable)
3. Pemilihan Kompresor
Pemilihan kompresor yang digunakan menggunakan kompresor berjenis
torak resiprok karena kompresor ini digunakan bukan hanya mampu pada
tekanan rendah maupun menengah saja, tetapi juga dapat digunakan untuk
tekanan tinggi. Batas tekanan ini ada diantara kira-kira 100 kPa (1 bar/14,5 psi)
sampai beberapa ribu kPa (bar/psi). Sugihartono, (1985: 23).
Sedangkan menurut Sugihartono (1985:29) menyatakan bahwa kriteria
dalam pemilihan kompresor harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Penghantaran volume secara teoritis
b) Penghantaran volume secara efektif
4. Tekanan
Menurut Sugihartono (1985:29) menyatakan tekanan yang ada dalam
suatu perangkat pneumatik dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Tekanan kerja merupakan tekanan yang keluar dari kompresor atau
kompresor dalam penampung atau penerima dan tekanan dalam pipa-pipa
saluran ke pemakai (silinder, kontrol, katup dan sebagainya).
56
5. Penggerak
Penggerak yang digunakan untuk kompresor tergantung pada syarat-
syarat cara kerja. Ada dua jenis penggerak kompresor yaitu yang digerakkan
oleh motor listrik, dan ada penggeraknya kompresor menggunakan motor bakar.
Kompresor yang terdapat di pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor-motor
listrik. Tetapi jika menghendaki kompresor non-stasioner lebih baik dan lebih
menguntungkan jika memakai motor bakar (bensin atau disel). Sugihartono,
(1985:29).
6. Pengaturan
Menurut Sugihartono (1985:29) menyatakan pengaturan harus sesuai
dengan penghantaran valume dari suatu kompresor dengan perubahan atau
fluktuasi valume pemakaian perlu untuk mengatur kompresor. Bermacam-
macam jenis pengaturan yang tersedia untuk tujuan ini. Penghantaran volume
diatur antara penyesuaian harga batas dari tekanan maksimum dan tekanan
minimum.
7. Pemakaian Kompresor
Menurut Sularso (1983:199) menyatakan bahwa udara tekan mempunyai
penggunaan yang luas sebagai sumber tenaga. Jadi dapat dipersamakan dengan
57
tenaga listrik tenaga hidrolik yang banyak digunakan dalam industri moderen.
Beberapa pemakaian yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
adalah (1) rem pada bis dan kereta api, serta pembuka atau penutup pintunya; (2)
udara tekan untuk pengecatan; (3) penggerak mesin bor; (4) pemberi udara pada
aquarium; (5) pompa air panas; dan (6) pengisi botol minuman.
Udara tekanan dipakai hampir disemua industri termasuk industri
pembuatan tambang, keramik, kimia, makanan, perikanan sipil dan
pembangunan gedung dibandingkan dengan listrik dan tenaga hidrolik dalam ha-
hal berikut ini: (1) Konstruksinya dan operasi mesin satu fasilitas sederhana; (2)
Pemeliharaan dan pemeriksaan mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan
mudah; (3) Energinya dapat disimpan dan harga lebih murah; dan (4) Kerja
dapat dilakukan dengan cepat dan kebocoran tidak membahayakan.
Tenaga listrik yang digunakan di industri, biasanya diperoleh dari sumber
di luar. Tidak demikian halnya udara tekan yang harus dihasilkan di dalam
gedung atau pabrik. Karena itu diperlukan kompresor, untuk ini karakteristik dan
konstruksi kompresor harus dipahami dan modelnya dipilih yang sesuai dengan
keperluan.
BAB IV
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN
58
59
c. Pemeriksaan pada selang apakah ada embun air, bila terdapat embun air
maka keluarkan embun air terlebih dahulu.
d. Pemberian grease pada poros agar dapat bekerja optimal.
2. Perawatan Bulanan
Sumantri (1989:86) menyatakan, perawatan bulanan merupakan
perawatan yang dapat dilakukan oleh bagian perawatan mesin dan semua
aspek pemeriksaan yang dilakukan pada langkah pertama (harian) diulangi
dengan tambahan pemeriksaan terhadap karakter sistem pelumasan pada
setiap mesin. Perawatan ini meliputi:
a. Mengencangkan baut yang kendor pada mesin
b. Pengecekan pada katup apakah masih berfungsi semula.
c. Pengecekan selang pneumatik.
3. Perawatan Tahunan
Sumantri (1989:86) menyatakan, perawatan tahunan adalah dimana
perlakuan perawatan terhadap mesin dilaksanakan setiap satu tahun sekali,
perawatan ini meliputi:
a. Pengecatan ulang plat rangka.
b. Penggantian selang apabila selang sudah kaku apabila tidak diganti akan
mempengaruhi kinerja pneumatik.
a. Perawatan Selang
Perawatan selang juga dilakukan karena selang juga bisa kaku dan mudah
retak dikarenakan faktor usia, semakin lama selang digunakan akan mengalami
keruskan maka dari itu kita harus merawat selang pneumatik tersebut agar tidak
menghalangi kinerja pneumatik itu sendiri.
Pembersihan
√
plat
Perawatan
√
baut L
Pengecatan
√
plat baja
62
plat baja
Pemberian
grease pada √
baja poros
Cetakan Pembersihan
3 √
kapur cetakan kapur
Periksaan
4 Kompresor √
tekanan udara
Pemeriksaan
pada filter √
kompresor
Total Rp.
3.155.000
(Sumber:https://www.bukalapak.com/)
65
2. Biaya Desain
Biaya desain total menggunakan software Autodesk Inventorsecara total
adalah Rp 300.000
(sumber:https://www.olx.co.id/iklan/jasa-gambar-teknik-mesin-menggunakan-software-
autodesk-inventor-IDqMINX.html)
4. Biaya Transportasi
Biaya transportasi adalah biaya yang tidak langsung yang dikeluarkan
secara menyeluruh untuk transportasi dan biaya lain-lain dapat dihitung adalah
Rp. 150.000.
5. Harga Pokok
Untuk mencari harga pokok mesin dapat digunakan perhitungan sebagai
berikut:
6. Harga Jual
Setelah didapat harga pokok dari mesin maka dapat menentukan harga
jual mesin dengan cara sebagai berikut:
Harga jual = Harga Pokok + Keuntungan
Keuntungan yang kami ambil adalah 10% dari harga pokok mesin
Harga pokok + 10% = Rp. 4.985.000 + 10%
Harga jual = Rp. 5.483.00
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Mesin pencetak kapur dengan sistem pneumatik ini adalah sebuah alat
yang dibuat untuk mempermudah proses pembuatan kapur tulis. Mesin pencetak
kapur tulis ini menggunakan pnuematik sebagai alat yang membantu menekan
atau mengepres cetakan kapur tulis.
1. Sumber
Mesin pencetak kapur tulis ini menggunakan kompresor sebagai sumber daya
dengan spesifikasi :
a. Silinder : 4,7 m
b. Frekuwensi : 50 Hz
c. Tekanan : 8 Bar
d. Daya motor : 1,5 Hp
e. Power : 1,5 Hp
67
68
g. Model :
5.2 SARAN
70
LAMPIRAN