Element Truss Nih

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A

Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

LATIHAN SOAL
Diketahui bangunan dengan spesifikasi dan ukuran sebagai berikut :
 Panjang gedung : 20 meter
 Lebar : 8 meter
 Jarak antar kolom : 4 meter
 Kuda-kuda : tipe truss profil baja double angle
 Mutu baja : 25 Mpa
 Bahan penutup atap : Metal roof (W = 20 kg/m2)
 Alat sambung : Mur-baut,
 Mutu profil baja : BJ-41: fu = 410 MPa, fy = 250 MPa,
 Modulus elastisitas (E) : 200.000 MPa.

Ditanyakan : rencanakan kuda-kuda bangunan tersebut.

Penyelesaian :
Langkah 1
Menentukan rencana atap dari bangunan :

Gambar 1. Rencana Atap

keterangan :
KU = kuda-kuda utama,
K2 = kuda-kuda setengah,
KJ = kuda-kuda Jurai,
N = nok
G = gording
TR = Trackstang
B = Bracing.
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Langkah 2
Menghitung bentang kuda-kuda

Gambar 2. Rencana Atap


Data Perencanaan :
a. Bentang kuda – kuda : 8,00 meter,
b. Jarak antar kuda – kuda : 4,00 meter,
c. Jarak antar gording : 1,54 meter,
d. Kemiringan atap : 30°,
e. Kemiringan jurai : 22°,
f. Bahan gording : Profil baja lip channels,
g. Bahan rangka kuda-kuda : Profil baja double angle,
h. Bahan penutup atap : Metal roof (W = 20 kg/m2)
i. Alat sambung : Mur-baut,
j. Mutu profil baja : BJ-41: fu = 410 MPa, fy = 250 MPa,
k. Modulus elastisitas (E) : 200.000 MPa.

Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung sebagai berikut :


a. Beban penggantung dan plafond : 18 kg/m2,
b. Beban hidup (pekerja) : 133 kg,
c. Beban angin : 25 kg/m2.

Menghitungan Panjang Kuda-Kuda & Oversteak


a. Panjang Bentang AC = CB
AB = 8,00 m
AD = ½ x AB
= 0,5 x 8,00 m
= 4,00 m
α = 30o
AD
Cos α = AC
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari
AD
AC =
Cos α
4,00 m
= 0,87

= 4,62 m
AC = CB = 4,62 m
Jadi, panjang sisi miring kuda-kuda 4,62 meter

b. Panjang Bentang DC (Tinggi kuda-kuda)


α = 30o
CD
Tan α = AD

CD = Tan α x AD
CD = 0,56 x 4,00 m
= 2,31 m
Jadi, tinggi kuda-kuda 2,31 meter

Perhitungan Jumlah Medan dan Jumlah Gording


Direncanakan jarak gording = 1,54 m
Panjang Bentang AC
Banyak medan gording =
Jarak Gording Rencana
4,62 m
= = 3 medan
1,54 m

Panjang Bentang AC
Jarak aktual gording =
Banyak medan gording
4,62 m
= = 1,54 m
3

Jumlah seluruh gording = Jumlah medan gording + 1


=3+1
= 4 buah (setengah bentang kuda-kuda)

Gambar 3. Contoh gambar pemasangan Gording


TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Langkah 3
1. Perencanaan dimensi gording
Untuk dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja Lipped Channel C 125 x
50 x 20 x 4 dengan data-data sebagai berikut

Tabel 3.1. Trial Profil baja lip channels in front to front arrangement
Dimensi : 125 x 50 x 20 x 4
W Ix Iy h b t Zx Zy
(kg/m) (cm4) (cm4) (mm) (mm) (mm) (cm3) (cm3)
7,5 217 33,1 125 50 4 34,7 9,38
Sumber : Gunawan,Rudi,Tabel Profil Konstruksi Baja,hal 51

2. Menentukan pembebanan pada gording


a. Beban mati (titik)
Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 3 sebagai berikut :

Gambar 4. Pembebanan Gording untuk Beban Mati

Berat gording = 7,50 kg/m


Berat plafond = 1,33 m x 18 kg/m2 = 23,94 kg/m
Penutup atap metal roof = 1,54 m x 20 kg/m2 = 30,8 kg/m
+
qD = 62,24 kg/m
Perhitungan beban mati pusat arah x dan y
qx = qD cos  = 62,24 x cos 30 = 53,90 kg/m
qy = qD sin  = 62,24 x sin 30 = 31,12 kg/m
Menghitung momen akibat beban mati arah x dan y
Mx1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 53,90 x (4)2 =107,80 kgm
My1 = 1/8 . qy . (L/2)2 = 1/8 x 31,12 x (4/2)2 = 15,56 kgm

b. Beban hidup
Beban hidup terpusat berdasarkan SNI 1727 2013 adalah 133 kg.
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Gambar 5. Pembebanan Gording untuk Beban Mati

Perhitungan beban hidup pusat arah x dan y


Px = P cos  = 133 x cos 30 = 115,18 kg
Py = P sin  = 133 x sin 30 = 66,5 kg
Menghitung momen akibat beban hidup terpusat
Mx2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 115,18 x 4 = 115,18 kgm
My2 = 1/4 . Py . L/2 = 1/4 x 66,5 x (4/2) = 33,25 kgm

c. Beban angin
Menurut SNI 1727-2013 gambar 27 4-1 Hal 68
Diketahui tekanan angin (W) = 25 kg/m2 ....PPIUG 1983 Pasal 4.2.(2) hal.22
Beban angin, seperti terlihat pada Gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6. Pembebanan Gording untuk Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien kemiringan atap () = 30 maka α < 65° → (+ 0,02 α – 0,4)
1) Koefisien angin tekan = (0,02 – 0,4)
= (0,02 . 30 – 0,4)
= 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4

Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1,54+1,54) = 7,70 kg/m
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (1,54+1,54) = -15,40 kg/m

Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :


1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 7,40 x (4)2 = 15,40 kgm
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -15,40 x (4)2= -30,80 kgm

d. Beban Hujan
 q air hujan = 40 – (0,8 x α) … ( PPIUG 1983 pasal 3.2.2)
= 40 – (0,8 x 30)
= 16 kg/m2
 Beban air hujan = q air hujan x jarak antar gording
= 16 kg/m2 x 1,54 m
= 24,64 kg/m

Menghitung momen akibat beban hujan


1) Momen akibat hujan arah x (Mx) = 1/8 x qR x L2
= 1/8 x 24,64 kg/m x (4)2m
= 49,28 kg.m

2) Momen akibat hujan arah y (My) = 1/8 x qR x (L)2


= 1/8 x 24,64 kg/m x (2)2 m
= 12,32 kg.m
Tabel 2. Rekapitulasi Beban Terfaktor (Beban Merata)
Kombinasi Beban Arah x Arah y
(1,4 x qD) 75,46 43,58
(1,2 x qD) + (1,6 x qL) + (0,5 x qR) 75,35 43,51
(1,2 x qD) + (1,6 x qL) + (0,5 x qW) 68,53 29,65
(1,2 x qD) + (1,0 x qW) + (1,0 x qL) + (0,5 x qR) 83,05 28,11

Tabel 3. Rekapitulasi Beban Terfaktor (Beban Terpusat)


Kombinasi Beban Arah x Arah y
(1,4 x PD) 0,00 0,00
(1,2 x PD) + (1,6 x PL) + (0,5 x PR) 184,29 106,40
(1,2 x PD) + (1,6 x PL) + (0,5 x PW) 184,29 106,40
(1,2 x PD) + (1,0 x PW) + (1,0 x PL) + (0,5 x PR) 0,00 0,00
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

e. Momen Berfaktor Kombinasi (Mu)


Menurut SNI 1727-2013 2.3.2 Hal 11, rumus kombinasi beban yang digunakan adalah
sebagai berikut :
 Mu = (1,4 x MD)
 Mu = (1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MR)
 Mu = (1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MW)
 Mu = (1,2 x MD) + (1,0 x MW) + (1,0 x ML) + (0,5 x MR)
Dimana : MD = Momen akibat beban mati (qD)
ML = Momen akibat beban hidup (qL)
MR = Momen akibat beban hujan
MW = Momen akibat beban angin

Tabel 4. Hasil Perhitungan Momen Berfaktor (Beban Merata)


Arah x Arah y
Kombinasi Beban
(kg.m) (kg.m)
(1,4 x MD) 150,92 21,78
(1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MR) 338,29 78,03
(1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MW) 321,35 56,47
(1,2 x MD) + (1,0 x MW) + (1,0 x ML) + (0,5 x MR) 284,58 27,28

Tabel 5. Hasil Perhitungan Momen Berfaktor (Beban Terpusat)


Arah x Arah y
Kombinasi Beban
(kg.m) (kg.m)
(1,4 x MD) 0,00 0,00
(1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MR) 184,29 53,20
(1,2 x MD) + (1,6 x ML) + (0,5 x MW) 184,29 53,20
(1,2 x MD) + (1,0 x MW) + (1,0 x ML) + (0,5 x MR) 115,18 33,25

Dari hasil perhitungan momen berfaktor kombinasi di atas, diambil momen yang terbesar
untuk dipakai dalam perhitungan, adalah sebagai berikut:
 Untuk beban hidup terbagi rata
Mux = 338,29 kg.m
Muy = 78,03 kg.m
 Untuk beban hidup terpusat
Mux = 184,29 kg.m
Muy = 53,20 kg.m
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Langkah 4
Menghitung kontrol terhadap tegangan yang terjadi pada gording

1) Kontrol Kekuatan Profil


a. Kontrol kelangsingan
Berdasarkan SNI 1729 – 2015 Pasal F3.2 hal 53 digunakan:
 Untuk sayap profil
𝑏𝑓
λ = 2𝑡𝑓
50
= 2.4

= 6,25

𝐸
λp = 0,38 x√𝑓𝑦
200000
= 0,38 x √ 250

= 10,74
Karena λ(6,25) < λp(10,74) maka sayap kompak

 Untuk badan profil


ℎ𝑐
λ =
tw
125
=
4

= 31,25
𝐸
λp = 3,76 x √𝑓𝑦

200000
= 3,76 x √ 250

= 106,35
Karena λ(31,25) < λp(106,35) maka badan kompak

b. Kontrol terhadap lendutan


Berdasarkan SNI 1729-2002 hal. 15 atau SNI 2847-2013 pada tabel 9.5 b hal. 71,
mengasumsikan beban bekerja pada beam dengan panjang L dan memiliki 2 tumpuan
jenis sendi.
 Lendutan terhadap Sumbu X
5𝑞𝑢𝑥.(𝐿)4 𝑃𝑢𝑥.(𝐿)4 𝐿
∆x = + ≤
384.𝐸.𝐼𝑦 48.𝐸.𝐼𝑦 180
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

5. (83,05𝑥10−3 ). (4.103 )4 (184,29𝑥10−3 ). (4.103 )4 4000


= + ≤
384. 2.105 . 33,1.104 48. 2.105 . 33,1.104 180

= 19,029 mm ≤ 22, 2 mm ...(OK)

 Lendutan terhadap Sumbu Y


5𝑞𝑢𝑦.(𝐿)4 𝑃𝑢𝑦.(𝐿)4 𝐿
∆y = + ≤
384.𝐸.𝐼𝑥 48.𝐸.𝐼𝑥 180
5. (43,57𝑥10−3 ). (2.103 )4 (106,40𝑥10−3 ). (2.103 )4 4000
= + ≤
384. 2.105 . 217.104 48. 2.105 . 217.104 180
= 0,103 mm ≤ 22, 2 mm ...(OK)

c. Kontrol terhadap Momen


Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F 6 Halaman 59, dari hasil analisis kelangsingan
penampang diketahui bahwa profil yang digunakan merupakan profil kompak, maka
berlaku :
Mp = Z.fy
 Mencari momen plastis yang bekerja pada profil
Mpx = Zx.fy
= 34,7 cm3 x 2500 kg/cm2
= 86750 kg.cm = 867,5 kg.m
Mpy = Zy. Fy
= 9,38 cm3 x 2500 kg/cm2
= 23450 kgcm = 234,5 kg.m
 Kontrol tegangan lentur
Ø = Faktor Reduksi = 0,9 (SNI 1727-2015 Pasal F1.1 hal 49)
Akibat Beban Merata
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ Ø.𝑀𝑛𝑦 ≤ 1
Ø.𝑀𝑛𝑥
338,31 78,04
+ 0,9 . ≤1
0,9 . 867,5 234,5

0,803 ≤ 1 … (OK)
Akibat Beban Terpusat
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ Ø.𝑀𝑛𝑦 ≤ 1
Ø.𝑀𝑛𝑥
184,29 53,20
+ 0,9 . ≤1
0,9 . 867,5 234,5

0,488 ≤ 1 … (OK)
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

d. Kontrol tahanan nominal lentur penampang terhadap tekuk lateral


Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F 2.2 hal 51
Misalkan dipakai jarak antar sokongan lateral/sekrup cladding (L) = 75 cm
Kontrol syarat 1 terhadap Tekuk lateral ( L < Lp)
𝐸
Lp = 1,76. ry√𝑓𝑦

2000000
= 1,76 x 1,81 x √ 2500

= 90,102 cm
CEK : 75 cm < 90,102 cm … (OK)
Jadi profil aman terhadap Tekuk Lateral (Lateral Buckling)

e. Kontrol Terhadap Geser


Berdasarkan SNI 1727-2015 Pasal G 3.2 hal 75
ℎ 125
= = 31,25 mm
𝑡𝑤 4

Karena 𝑡𝑤 kurang dari 260 maka nilai Kv = 5 (SNI 1729-2015 Pasal G 2 hal 73)

ℎ 𝐾𝑣.𝐸
≤ 1,1 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦

5.200000
31,25 ≤ 1,1 √ 250

31,25 mm ≤ 69,57 mm … (OK)


ℎ 𝐾𝑣.𝐸
Karena 𝑡𝑤 ≤ 1,1 √ , maka :
𝑓𝑦

Vn = 0,6 fy.Aw
= 0,6 x 250 x 1397
= 209.550 N = 20955 kg

Berdasarkan hasil perhitungan secara manual, asumsi beban bekerja pada beam
dengan panjang Lb dan 2 tumpuan jenis sendi :
1 1
Vu = 2 Qu. L + 2 Pu
1 1
= 2 (62,24 + 7,70 + 24,64) x 4 + 2 x 133

= 115,54 kg
Vu ≤ ØvVn
115,54 ≤ 0,9 x 20955
113,79 ≤ 18859,5
Karena Vu ≤ ØVn maka profil aman terhadap geser
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Langkah 4
Perhitungan Trekstang
Batang tarik trekstang berfungsi untuk mengurangi lendutan gording sekaligus untuk
mengurangi tegangan lendutan yang timbul. Beban-beban yang dipikul oleh trekstang yaitu
beban-beban yang sejajar bidang atap, maka gaya yang bekerja adalah gaya tarik. Trekstang
yang akan dipakai sebanyak duabuah trekstang.
Maka bentang trekstang:
Jarak antar Kuda−kuda 4
Ly = = =2m
2 2

a) Pembebanan trekstang
Py = P.sin α
= 133. Sin 30⁰
= 66,5 kg
Qy = (q1 + q2 + q3). Sin α . bentang trekstang
= (62,24 + 7,70 + 24,64) sin 30⁰ . 2
= 94,58 kg

Pmax = Py + Qy
= 66,5 + 94,58
=161,08 kg

b) Dimensi Trekstang
Sudut Atap = 30 °
Ptrekstang. sin α = Jumlah medan gording dalam 1 bidang atap x Pmax
Ptrekstang. sin30o= 2 x 161,08
Ptrekstang = 322,16 / 0,5
Ptrekstang = 644,32 kg

Pn = fy. Ag. Ф
6443,2 N = 250 N/mm2 x Ag x 0,9
Ag = 6443,2 / (250 x 0,9)
= 28,636 mm2

Menghitung diameter trekstang :


A = ¼ π d2
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

28,636 = ¼ π d2
𝐴𝑥4
d =√ 𝜋

29,26 𝑥 4
=√ 𝜋
= 6,039 mm ~ 8 mm

Jadi, diameter trekstang yang digunakan adalah Ø 8 mm


TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Perencanaan kuda-kuda utama (KU)

Gambar 7. Penomoran Batang dan Pembebanan (P) Kuda-Kuda Utama

Gambar 8. Penomoran Batang dan Pembebanan Angin (W) Kuda-Kuda Utama

Hitungan panjang batang dan panjang gording kuda-kuda utama

Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :


Tabel 6. Panjang batang profil kuda-kuda utama
Nomor Panjang Nomor Panjang Nomor Panjang
Batang Batang Batang Batang Batang Batang
(horizon) (m) (vertical) (m) (diagonal) (m)
H1 1,33 V1 0,77 D1 1,54
H2 1,33 V2 1,54 D2 1,54
H3 1,33 V3 2,31 D3 1,54
H4 1,33 V4 1,54 D4 1,54
H5 1,33 V5 0,77 D5 1,54
H6 1,33 D6 1,54
D7 1,54
D8 2,04
D9 2,04
D10 1,54
JUMLAH 7,98 6,93 16,4
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Perhitungan luasan kuda-kuda utama (KU)

Gambar 9. Daerah Luasan pada Kuda-Kuda Utama

Tabel 7. Luasan pada Kuda-Kuda Utama (KU)


Jenis Lebar Panjang Luas Keterangan
Batang (m) (m) (m2)
P1=P7 0,77 4 3,08
P2 1,54 4 6,16
P3 1,54 4 6,16
P4 1,54 4 6,16 Atap
P5 1,54 4 6,16
P6 1,54 4 6,16
P8=P14 0,665 4 2,66
P9 1,33 4 5,32
P10 1,33 4 5,32
plafond
P11 1,33 4 5,32
P12 1,33 4 5,32
P13 1,33 4 5,32

Perhitungan pembebanan kuda-kuda utama (KU)

Data pembebanan :
Berat gording = 7,50 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,00 m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Mutu baja : BJ 41
Fy = 410 Mpa
Fu = 250 Mpa
Es = 200.000 Mpa
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Dicoba dengan profil double siku  40.40.5


Tabel 8. Data spesifikasi profil baja kuda-kuda utama (KU)
h b t Ag ex ey Ix Iy ix iy w
(mm) (mm) (mm) (cm2) (cm) (cm) (cm4) (cm4) (cm) (cm) (kg/m)
40 40 5 7,58 0 2,32 10,86 10,86 2,4 2,4 13,82
Sumber : Gunawan,Rudi,Tabel Profil Konstruksi Baja,hal 36

a. Perhitungan Beban Mati


Contoh perhitungan di poin P1 dan P8 :
 Beban atap = luas atap x berat atap
= 3,08 m2 x 20 kg/m2 = 61,60 kg
 Beban gording = panjang gording x berat gording
= 4 m x 7,5 kg/m = 30 kg
 Beban kuda – kuda = ½ x panjang profil x berat profil
= ½ x (1,54 + 1,33)m x 5,94 kg/m = 9,15 kg +
Berat total = 100,75 kg
 Beban brancing = 10% x berat total
= 10% x 100,75 kg = 10,07 kg
 Beban plat sambungan= 10% x berat total
= 10% x 100,75 kg = 10,07 kg
 Beban plafond = Luas plafond x berat plafond
= 2,66 m2 x 18 kg/m2 = 47,88 kg

Untuk selanjutya perhitungan pembebanan dihitung menggunakan program MS EXCEL.

Tabel 9. Beban Mati Kuda-Kuda Utama (KU)


Beban Beban Beban plat Beban Beban Jumlah
Beban Beban gording
atap Kuda” penyambung bracing plafon beban
(kg) (kg)
(kg) (kg) (kg) (kg) (Kg) (Kg)
P1 = P7 61,60 30,00 9,15 10,07 10,07 - 120,90
P2 = P6 123,20 30,00 16,01 16,92 16,92 - 203,05
P3 = P5 123,20 30,00 19,78 17,30 17,30 - 207,58
P4 123,20 30,00 16,01 16,92 16,92 - 203,05
P8 = P14 - - - - - 47,88 47,88
P9 = P13 - - 10,19 10,59 10,59 95,76 127,14
P10 = P12 - - 17,05 11,28 11,28 95,76 135,37
P11 - - 26,88 12,26 12,26 95,76 147,17

b. Beban Hidup (133 kg)


Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, = 133 kg
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

c. Beban hujan
Q air hujan = 40 – (0.8 x α) ( PPIUG 1983 pasal 3.2.2)
= 40 – (0.8 x 30)
= 16 kg/m2
Beban air hujan (PR) = Q x jarak antar kuda-kuda x jarak gording
= 16 kg/m2 x 4 m x 1,54 m
= 98,56 kg

d. Beban Angin

Gambar 10. Notasi beban angin kuda-kuda utama(KU)

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien angin tekan (C1) = 0,02 0,40
= (0,02 x 30) – 0,40 = 0,2
Koefisien angin hisap (C2) = - 0,4

Contoh perhitungan di poin W1


 Beban angin = Luasan atap x koefisien C1 x Beban angin
= 3,08 m2 x 0,2 x 25 kg/m2 = 15,4 kg
Beban angin (W) di distribusikan ke sumbu x dan y :
 Wx : 15,4 kg x cos 300 = 13,337 kg
 Wy : 15,4 kg x sin 300 = 7,70 kg

Untuk selanjutya perhitungan pembebanan dihitung menggunakan program MS EXCEL.


Tabel 10. Beban Angin Kuda-Kuda Utama (KU)
W Beban(kg) Wx (kg) Wy (kg)
W1 15,4 13,34 7,70
W2 30,8 26,67 15,40
W3 30,8 26,67 15,40
W4 15,4 13,34 7,70
W5 -30,8 -26,67 -15,40
W6 -61,6 -53,35 -30,80
W7 -61,6 -53,35 -30,80
W8 -30,8 -26,67 -15,40
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Kombinasi pembebanan dihitung menggunakan MS.EXCEL 2013 sebagai berikut :


 Kombinasi 1 :

1.2 qD + 1,6 qL + 0,5 PR


Tabel 11. Beban kombinasi 1
Gaya Beban (kg)
P1=P7 407,16
P2=P6 505,74
P3=P5 511,17
P4 505,74
P8=P14 270,26
P9=P13 365,36
P10=P12 375,24
P11 389,40

 Kombinasi 2 :

1.2 qD + 1,6 qL + 0,5 PW


Tabel 12. Beban kombinasi 2
Beban (kg)
W
arah x arah y
W1 6,67 361,73
W2 13,34 464,16
W3 13,34 469,59
W4 6,67 460,31
W5 -13,34 262,55
W6 -26,67 349,96
W7 -26,67 359,84
W8 -13,34 381,70

Untuk perhitungan gaya dalam dilakukan menggunakan analisis numerik SAP 2000 V 14,
sehingga diperoleh nilai gaya reaksi dan gaya axial seperti dibawah ini.

Gambar 11. Gaya reaksi joint kuda-kuda utama (KU)


TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Gambar 12. Gaya aksial kuda-kuda utama (KU)

Hasil perhitungan gaya axial melalui program SAP 2000 V 14 untuk kuda-kuda utama (KU).

Gambar 13. Notasi batang kuda-kuda utama (KU)


Tabel 13. Gaya dalam analisa SAP 2000 V 14 kuda-kuda utama (KU)
NOTASI TARIK (+) TEKAN (-)
BATANG (kg) (kg)
H1 3050,46
H2 3050,46
H3 2457,03
H4 2457,03
H5 3050,46
H6 3050,46
D1 3227,57
D2 2839,10
D3 2135,41
D4 2135,41
D5 2839,10
D6 3524,81
V1 163,78
V2 524,78
V3 1616,48
V4 524,78
V5 163,78
D7 685,71
D8 931,72
D9 931,72
D 10 685,71
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Perhitungan profil batang tarik dan batang tekan kuda-kuda utama (KU)

1. Perhitungan Batang Tarik

Batang tarik direncanakan menggunakan profil double siku 40.40.5 dengan spesifikasi
sebagai berikut :

Tabel 14. Spesifikasi profil kuda-kuda utama (KU)


h b t Ag ex ey Ix Iy ix iy W
(mm) (mm) (mm) (cm2) (cm) (cm) (cm4) (cm4) (cm) (cm) (kg/m)
40 40 5 7,58 0 2,32 10,86 10,86 2,4 2,4 5,94
Sumber : Gunawan,Rudi,Tabel Profil Konstruksi Baja,hal 36

Mutu Baja = BJ 41
Kuat leleh baja (fy) = 410 MPa = 4100 kg/cm2
Kuat putus baja (fu) = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Modulus Elastisitas Baja (Es) = 2000000 kg/cm2

Beban tarik maksimum (Pu maks) :


P maks = 3050,46 kg
L batang = 1,33 m
Ø baut = 12,7 mm
Ø lubang baut = 14,7 mm (SNI 1729-2015 Tabel J3.3M hal 126) / Pasal B4.3 hal 21)

a. Kontrol kelangsingan profil


Lk
λ = (SNI 1729-2015 Pasal D1 hal 28)
i min
133 cm
=
1,2 cm

= 83,89 < 300 …(OK) (SNI 1729-2015 Pasal D1 hal 28)

b. Kontrol terhadap batang tarik


Batas leleh
Ø = 0.9 (faktor reduksi leleh) (SNI 1729-2015 Pasal D2 hal 28)
Pn = ɸ. fy. Ag
= 0,9 . 410 . 7580
= 279702 N
Cek : Pn > Pu
279702 > 3050,46 … (OK)
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Batas putus
Pn = ɸ x fu x Ae (SNI 1729-2015 Pasal D2 hal 28)
Ae = An x U (SNI 1729-2015 Pasal D3 hal 29)
ɸ = 0,75 (faktor reduksi putus) (SNI 1729-2015 Pasal D2 hal 28)
An = 0,85 x Ag (SNI 1729-2015 Pasal D3 hal 29)
= 0,85 x 758 mm2
= 644,3 mm2
e
u =1-( ) (SNI 1729-2015 Tabel D3.1 hal 29)
L
1,16 cm
=1–( )
133 cm
= 0,99
Pn = ɸ x fu x An x u
= 0,75 x 250 N/mm2 x 644,3 mm2 x 0,19
= 119752,60 N
= 11975,26 Kg > Pu = 3050,46 kg (OK)

c. Kontrol terhadap block shear


Direncanakan : tebal plat = 10 mm
dia. baut = 12,7 mm
Luas kotor akibat geser (Agv)
Agv = Panjang bidang geser x tebal x 2
= 100 x 10 x 2
= 2000 mm2 = 20 cm2
Luas netto akibat geser (Anv)
Anv = Agv–(ɸ lubang baut x jumlah baut)
= 2000 mm2 – (14,7 x 2)
= 1970,6 mm2 = 19,71 cm2

Luas netto akibat tarik (Agt)


Agt = panjang bidang tarik x tebal x 2
= 50 x 10 x 2
= 1000 mm2 = 10 cm2
Luas netto akibat tarik (Ant)
Ant = Agt – (ɸ lubang baut x 2)
= 1000 mm2 – (14,7 mm x 2)
= 970,6 mm2 = 9,71 cm2
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

fu x Ant = 250 N/mm2 x 970,6 mm2


= 242650 N

0,6 x fu x Anv = 0,6 x 250 N/mm2 x 1970,6 mm2


= 295590 N

Karena nilai fu x Ant < 0,6 x fu x Anv, maka:


ɸRn = ɸ x (0,6 x fu x Anv + fy x Agt)
= 0,75 . (242650 + (410 . 1000))
= 529192,5 N
= 52919,25 kg > Pu = 3050,46 kg (OK)

2. Perhitungan Batang Tekan

Batang tekan direncanakan menggunakan profil double siku 40.40.5 dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Tabel 15. Spesifikasi profil kuda-kuda utama (KU)
h b t Ag ex ey Ix Iy ix iy W
(mm) (mm) (mm) (cm2) (cm) (cm) (cm4) (cm4) (cm) (cm) (kg/m)
40 40 5 7,58 0 2,32 10,86 10,86 2,4 2,4 5,94
Sumber : Gunawan,Rudi,Tabel Profil Konstruksi Baja,hal 36
Mutu Baja = BJ 41
Kuat leleh baja (fy) = 410 MPa = 4100 kg/cm2
Kuat putus baja (fu) = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Modulus Elastisitas Baja (Es) = 2000000 kg/cm2

Beban tarik maksimum (Pu maks) :


P maks = 3524,81 kg
L batang = 1,54 m
Ø baut = 12 mm
Ø lubang baut = 14 mm

Kontrol terhadap batang tekan :


1. Cek profil
λ = rasio tebal terhadap lebar (SNI-1729 Tabel B4.1a hal 17)
λp = Batasan rasio tebal terhadap lebar (SNI-1729 Tabel B4.1a hal 17)
h E
λ= < λp = 0,45 √𝑓𝑦 (SNI-1729 Tabel B4.1a hal 17)
t
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

40 mm 200000
λ= < λp = 0,45 √ 410
5 mm

λ=8 < λp = 9,94 (OK)

2. Cek kapasitas profil

K.Lk
λmax = (SNI 1729-2015 Pasal E1 hal 35)
r
K = Faktor panjang efektif = 1 (SNI 1729-2015 Lamp 7 hal 237)
1 x 154 cm
=
1,20 cm

= 128,33 < 200 (OK) (SNI 1729-2015 Pasal E2 hal 35)

3. Kontrol tekuk lentur


𝐸
λcr = 4,71 √𝑓𝑦 (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)

200000
= 4,71 √ 410

= 104,03

Karena λmax (128,33) > λcr (104,03) maka digunakan :


Fcr = 0,877 𝑥 𝐹𝑒 (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)
𝜋2 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2 (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)
( )
𝑟

3,142 .200000.10
= 1 . 154 2
( )
1,20

= 1197,32 kg/cm2

Fe = Tegangan tekuk kritis elastis (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)


Fcr = 0,877 𝑥 𝐹𝑒
= 0,877 x 1197,32
= 1050,05 kg/cm2

Pn = ɸ . Fcr . Ag (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)


ɸ = Faktor reduksi = 0,9 (SNI 1729-2015 Ps E3 Hal 35)
Pn = 0,9 . 1050,05. 7,58
= 7163,44 kg
CEK : Pn = 7163,44 kg > Pu = 3524,81 (OK)
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

4. Kontrol terhadap puntir

𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧 4 𝐹𝑐𝑟𝑦.𝐹𝑐𝑟𝑧.𝐻
Fcr =( )[ 1- √1 − (𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧)2 ] (SNI 1729-2015 E4 Hal 36)
2𝐻

Fcry = Fcr = 1050,05 kg/cm2 (SNI 1729-2015 E4 Hal 36)


𝐼𝑥+𝐼𝑦
ṝo2 = xo2 + yo2+ (SNI 1729-2015 E4 Hal 37)
𝐴𝑔
4 5,43+5,43
= 0 + (1,16 – 2)2+ 3,79

= 3,29 cm2

𝐺𝐽
Fcrz = 𝐴𝑔.ṝo2 (SNI 1729-2015 E4 Hal 36)

G = Modulus geser = 772000 kg/cm2 (SNI 1729-2015 E4 Hal 37)


J = Konstanta torsi
1
J = ∑ b.t ³
3
1 1
= 2. 3 bw.tw ³ + 2.3 bf.tf ³
1 1
= 2. 3 40.5³ + 2.3 40.5³

= 6666,67 mm4
= 0,67 cm4

772000 𝑥 0,67
Fcrz = 7,58 . 3,29

= 20614,66 kg/cm2
𝑥𝑜²+𝑦𝑜²
H = 1- (SNI 1729-2015 E4 Hal 37)
ṝo2
4
0²+(1,66− )²
2
= 1-
3,29
= 0,79
𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧 4 𝐹𝑐𝑟𝑦.𝐹𝑐𝑟𝑧.𝐻
Fcr =( )[ 1- √1 − (𝐹𝑐𝑟𝑦+𝐹𝑐𝑟𝑧)2 ]
2𝐻

1050,05+20614,66 4 𝑥1050,05𝑥20614,66𝑥0,79
=( )[ 1- √1 − ]
2.0,79 (1050,05+20614,66)2

= 1038,25 kg/cm2

Pn = ɸ . Fcr . Ag (SNI 1729-2015 Pasal E3 Hal 35)


ɸ = Faktor reduksi = 0,9 (SNI 1729-2015 Ps E3 Hal 35)
Pn = 0,9 . 1038,25 . 7,58
= 7082,96 kg
CEK : Pn = 7082,96 kg > Pu = 3524,81 kg (OK)
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Perhitungan Sambungan

Gambar 14. Detail Sambungan B

Dari hasil perhitungan analisis numerik menggunakan SAP 2000 V 14 mengenai gaya dalam
batang truss kuda-kuda utama didapatkan nilai gaya dalam pada sambungan B yaitu :
Mu = 0 kg.m
Pu (1) = 2839,10 kg  Batang D2
Pu (2) = 524,78 kg  Batang V2
Pu (3) = 931,72 kg  Batang D8
Pu (4) = 2135,41 kg  Batang D3
Vu = 0 kg

 Data Perencanaan
Ø Baut =12,7 mm  Ab =126,61 mm²
Tebal Pelat (tp) =10 mm
n (Jumlah Bidang Geser) =1  Lubang Standart
Fy = 410 Mpa
Fu = 550 Mpa

 Kontrol Kekuatan Baut


a) Perhitungan Kuat Geser Baut
Mutu baut ( Fnv) = 372 Mpa (Tabel J3.2.SNI 1729-2015, hal 125)
Ø baut = 12,7 mm
A baut = 126,61 mm2

ф Rnv = 0,75 x Fnv x Ab (SNI 1729-2015, hal 129)


= 0,75 x 372 x 201,06
= 35324,93 N
= 35,32 kN
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

b) Perhitungan Kuat Tumpu Baut


Kuat tumpu didasarkan pada kondisi deformasi yang kecil, maka :
Rn = 1,2 lc .tp. Fu ≤ 2,4 d .tp, Fu (SNI 1729-2015, hal 132)

ф Rn = 0,75 . 2,4 . d . tp . fu
= 0,75 . 2,4 . 12,7 . 10 . 250
= 57150 N
= 57,15 kN

ф Rn = 0, 75 . 1,2 . lc . tp . Fu
= 0,75 . 1,2 . 33,65 . 10 . 250
= 93712,50 N
= 93,71 kN
ф Rn tumpu baut = 93,71 kN

c) Perhitungan Keperluan Baut (Per Batang)


Pu(1) 28,39
n1 = ΦRnv = = 0,8037 buah ∞ 2 buah
35,32
Pu(2) 5,25
n2 = ΦRnv = = 0,1486 buah ∞ 2 buah
35,32
Pu(3) 9,32
n3 = ΦRnv = = 0,2638 buah ∞ 2 buah
35,32
Pu(4) 21,35
n4 = ΦRnv = = 0,6045 buah ∞ 2 buah
35,32

d) Susunan Baut
Jarak maksimum
S1 < 150 mm (jarak pusat baut terdekat ke tepi) (SNI 1729-2015, hal 129)
Jarak minimum :
S1 > 22 mm (jarak pusat baut terdekat ke tepi) (SNI 1729-2015, Tabel J3.4)
S > 3d (SNI 1729-2015, hal 127)
> 48 mm (spasi minimum antara pusat ke pusat baut)
Dipakai :
S1 = 40 mm
S = 48 mm
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Susunan baut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 15. Detail Sambungan Baut

e) Perhitungan Kuat Geser Blok


Rn = 0,6 Fu Anv + Ubs Fu Ant ≤ 0,6 Fy Agv+ Ubs.Fu. Ant (SNI 1729-2015,hal 134)

Anv = (panjang blok – d . jmlh baut) . tebal pelat


= {(40 +48) – (12,7 x 2)} x 10
= 626 mm2
Ant = 14 x 10
= 140 mm2
Ubs = 1 (untuk tegangan tarik merata)
Agv = (40 + 48) x 10
= 880 mm2

Pada kondisi fraktur


Rn Fraktur = 0,6 Fu Anv + Ubs Fu Ant
= 0,6 x 250 x 626 + 1 x 250 x 170
= 128025 N
= 128,03 kN

Pada kondisi leleh


Rn leleh = 0,6 Fy Agv+ Ubs.Fu. Ant
= 0,6 x 410 x 880 + 1 x 250 x 170
= 250605 N
= 250,61 kN
Cek : Rn fraktur (128,03 kN) < Rn leleh (250,61 kN)
Maka dipakai Rn frantur = 128,03 kN
ф Rn = 0,75 . 128,03 = 96,02 kN
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

Ada tiga kondisi batas untuk menghitung kuat sambungan yaitu :


1. Kekuatan geser baut
ф Rnv = 35,32 kN x 2 baut
= 70,65 kN (Menentukan)
2. Kekuatan tumpu baut
ф Rnv tumpu baut = 93,71 kN x 2 baut
= 187,43 kN
3. Kuat geser Blok
ф Rn = 96,02 kN

Jadi dipakai ф Rn yang paling kecil yaitu 70,65 kN


Sedangkan Pu maksimal = 28,39 kN
Cek : ф Rn (= 96,02 kN) > Pu (= 28,39kN) (OK)

f) Kontrol Kekuatan Pelat

Profil Double siku 40.40.5


Ag = 7,58 cm2
Cx = x = 1,12 mm
Fy = 410 Mpa
Fu = 250 Mpa

Kapasitas tarik dari kriteria leleh penampang utuh


фPn = 0,9 x fy x Ag
= 0,9 x 410 x 758
= 279702 N
= 279,702 kN

Kapasitas tarik dari kriteria fraktur penampang berlubang


фPn = 0,75 x fu x Ae
Dari detail sambungan didapat:
Ø baut = 12,7 mm
Ø lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm
Karena dianggap terjadi pelemahan pada waktu pembuatan lubang,
Baut segaris sehingga potongan kritis ditempati 1 lubang,maka :
TUGAS LATIHAN 1 ELEMEN BAJA OFF A-A
Faizal aji Nugroho/ Wildan Sukma Wijaya /Anindya Novita Sari

An = Ag – Ø lubang x tp
= 758 – (14,7 x 10)
= 611 mm2
𝑥
U =1-𝐿

= 1- 1,16/48
= 0,98
Ae = U x An
= 0,98 x 611
= 596,23 mm2

фPn = 0,75 x fu x Ae
= 0,75 x 250 x 596,23
= 111793,91 N
= 111,79 kN ( yang terkecil)
Cek : фPn (=111,79 kN) > Pu (= 28,39kN) (OK)

Tabel 16. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KU)


Nomer Dimensi Baut
Jenis
Batang Profil (mm)
1 Horizontal 40. 40. 5 2 12,7
2 Horizontal 40. 40. 5 2 12,7
3 Horizontal 40. 40. 5 2 12,7
4 Horizontal 40. 40. 5 2 12,7
5 Horizontal 40. 40. 5 2 12,7
6 Horizonta 40. 40. 5 2 12,7
7 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
8 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
9 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
10 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
11 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
12 Diagonal Luar 40. 40. 5 2 12,7
13 Vertikal 40. 40. 5 2 12,7
14 Vertikal 40. 40. 5 2 12,7
15 Vertikal 40. 40. 5 2 12,7
16 Vertikal 40. 40. 5 2 12,7
17 Vertikal 40. 40. 5 2 12,7
18 Diagonal Dalam 40. 40. 5 2 12,7
19 Diagonal Dalam 40. 40. 5 2 12,7
20 Diagonal Dalam 40. 40. 5 2 12,7
21 Diagonal Dalam 40. 40. 5 2 12,7

Anda mungkin juga menyukai