Sop - Tax Review & Tax Planning
Sop - Tax Review & Tax Planning
Sop - Tax Review & Tax Planning
a. Digunakan untuk melaksanakan proses rekayasa usaha dan transaksi agar hutang
menjadi kecil.
b. Untuk pemenuhan kewajiban secara lengkap, benar & tepat waktu, sehingga dapat
secara optimal menghindari pemborosan uang dan sumberdaya manusia.
c. Memperoleh laba dan likwiditas yang diharapkan.
a. Tax Saving
Melakukan efisiensi & efektivitas perpajakan dengan cara memilih alternative
pengenaan tarif pajak yang lebih rendah.
Contoh : Tunjangan yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang atau berupa
Natura.
b. Tax Avoidance
Melakukan efisiensi pajak dengan menghindari pengenaan pajak.
Contoh : Mengurangi penjualan atau menambah biaya untuk mengurangi PPh Badan.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana pajak yang sudah dijalankan.
a. Secara bisnis dapat diterima, sesuai dengan situasi kondisi perekonomian yang ada.
b. Bukti – bukti pendukung yang lenbkap dan memadai.
1. Bag. Pajak harus membuat faktur pajak dan membebankan PPN kepada
pelanggan untuk semua transaksi yang terkena PPN dan melaporkannya kepada
otoritas pajak.
2. Bag. Pajak harus mengklaim semua PPN Masukan dengan menjalankan prosedur
sesuai dengan undang-undang pajak, kecuali PPN Masukan yang tidak dapat
ditagih kembali berdasarkan regulasi.
4. Bag. pajak harus meminta vendor merevisi faktur pajak yang salah agar
perusahaan dapat mengklaim kembali PPN Masukan tersebut. Faktur pajak yang
telah direvisi harus diterima sebelum pembayaran PPN kepada suplier dilakukan,
dan sebelum masa berlaku klaim PPN berakhir.
5. Faktur Pajak Masukan diakui dan dicatat ke dalam ledger, jika barang sudah
dikirim atau pembayaran dari pelanggan sudah diterima, yang mana lebih dulu
terjadi.
6. PPN Keluaran diakui dan Faktur Pajak dibuat pada saat barang diterima atau
pembayaran dilakukan (down payment), yang mana yang terjadi lebih dulu.
9. Menghitung hutang PPN bersih atau kelebihan pembayaran setiap bulan dan
membayar hutang PPN tepat waktu.
Pajak Penghasilan Perusahaan ( PPh Pasal 29 )
5. Pajak perusahaan yang dibayar di muka terdiri dari: PPh 25, Pajak penghasilan
yang dipotong oleh pelanggan atas jasa yang diberikan (PPh 23), Pajak
penghasilan yang dipotong dari transaksi import (PPh 22).
6. Bag. pajak harus membuat daftar pajak yang dibayar di muka dan
direkonsiliasikan dengan ledger saat membuat SPT perusahaan.
Pajak Penghasilan karyawan (PPh 21)
1. PPh 23 adalah pajak yang terkait dengan penghasilan dari jasa , sewa ( kecuali
sewa gedung) dan suku bunga.
2. PPh 26 adalah pajak yang terkait dengan penghasilan yang diteirma oleh WP
berkewarga negaraan asing.
3. PPh 4(2) adalah pajak yang terkait dengan penghasilan dari sewa gedung , suku
bunga.
4. PPh atas pembagian deviden harus dilakukan saat deviden tsb. Dibayarkan.
5. Setiap bulan, Bag. Pajak wajib membuat rekonsiliasi antara biaya-biaya yang
terkena witholding tax dengan General ledger. Jika ditemukan perbeddaan , maka
harus dilakukan investigasi, ditindak lanjuti dan dikoreksi sebelum pembayaran
pajak dan pembuatatn SPT Masa wItholding tax.
6. Membuat SPT dan bukti Potong untuk didistribusikan ke supplier yang terkait.
Teknik Pengujian / Equalisasi Pajak
Pengujian arus barang dilakukan untuk meyakini kebenaran unit barang yang keluar
dari gudang/digunakan/dijual ataupun yang masuk ke gudang, baik berupa bahan
baku, bahan pembantu, barang dalam proses, maupun barang jadi.
Persediaan xxx
Keluar/digunakan/dijual/HPP(unit)
Nilai unit ini dapat digunakan untuk menyakini atau menghitung nilai dari harga pokok
barang atau penjualan apabila harga barang tersebut bernilai sama setiap unitnya,
yang dilakukan dengan cara mengalikan unit dengan harga barang.
Pengujian Arus Uang
Pengujian arus uang meliputi transaksi kas, bank, dan setara kas lainnya. Pengujian ini
dilakukan untuk menguji aliran uang suatu transaksi dan/atau mendapatkan jumlah
penerimaan uang dalam suatu kurun waktu dalam rangka mendukung pengujian
kebenaran penghasilan bruto yang dilaporkan Wajib Pajak berdasarkan kas (cash
basis).
Formula :
Pengujian arus uang selain menggunakan formula tersebut dapat juga dilakukan
dengan melakukan penghitungan atas sisi penerimaan saja. Penerimaan kas/bank
yang diperoleh dari formula di atas harus mengeluarkan penerimaan-penerimaan
yang tidak ada kaitannya dengan penghasilan, seperti transfer antar bank,
penerimaan pinjaman, PPN dipungut sendiri, dan sebagainya; yang
dikelompokkan dalam penyesuaian non penghasilan, serta harus
memperhitungkan uang muka penjualan/pelanggan jika ada.
Khusus untuk penghitungan PPN dipungut sendiri yang harus dikeluarkan dari
penghitungan penerimaan kas/bank perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
PPN yang ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak, seperti pemberian cuma-cuma,
PPN yang dipungut beda waktu, faktur telah diterbitkan pelunasan belum
dan transaksi lainnya yang secara nyata tidak terdapat titipan PPN dalam
penerimaan uang yang dihitung.
Pengujian Arus Piutang
penjualan secara akrual (non tunai). Jika ingin mendapatkan penjualan secara
total tunai dan non tunai, maka harus ditambahkan dengan hasil penghitungan
penjualan tunai; atau
Pengujian arus utang tergantung kepada pos yang akan diyakini kebenarannya. Untuk
meyakini pembelian barang secara kredit dilakukan pengujian arus utang usaha.
Sedangkan untuk meyakini penerimaan pinjaman dilakukan pengujian arus utang
bank/afiliasi/pemegang saham. Demikian pula untuk meyakini uang muka penjualan
dan sebagainya.
Formula :
Saldo Akhir Utang Usaha +/+
Pembelian Tunai +/+
Pelunasan Utang Usaha +/+
Saldo Awal Utang Usaha -/-
Penyesuaian +/-
Pembelian XXX
ekualisasi atau rekonsiliasi;
Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan saldo 2 (dua) atau lebih angka yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Apabila hasilnya terdapat
perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dapat dijelaskan.
Prosedur Pemeriksaan yang dapat ditempuh :
gunakan saldo-saldo:
peredaran usaha dan penghasilan lain-lain dengan jumlah penyerahan
menurut SPT Masa PPN;
peredaran usaha dengan objek PPh Pasal 22 Kegiatan Usaha di Bidang
Lain;
pembelian (bahan baku, barang jadi, dan aktiva) dengan Dasar
Pengenaan Pajak PPN Masukan;
biaya yang merupakan objek pemotongan dan pemungutan Pajak
Penghasilan dengan objek PPh Pemotongan Pemungutan;
objek pemotongan PPh dengan DPP PPN Masukan;
objek PPh Pasal 26 dengan objek PPN jasa luar negeri;
buku besar bank dengan rekening koran;
Pada umumnya perbedaan yang timbul antara nilai omset menurut SPT Tahunan PPh
Badan dengan nilai penyerahan menurut SPT Masa PPN bisa timbul karena dua kondisi.
Pertama, karena karakteristik transaksi dan yang kedua karena peraturan yang berlaku
memang mengakibatkan timbulnya perbedaan.
Ekualisasi yang biasa dilakukan dalam proses pemeriksaan ada 2 (dua) yaitu :
SELESAI