Materi Belajar
Materi Belajar
Materi Belajar
PPN &
PPnBM
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
Ciri-ciri yang melekat pada jenis pajak PPN
02 Pajak
Tidak Langsung
Multi Stage
03 Non Cummulative
04 Pajak Objektif
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
Ciri-ciri yang melekat pada jenis pajak PPN
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
Ciri-ciri yang melekat pada jenis pajak PPN
02 Pajak
Tidak Langsung
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
Ciri-ciri yang melekat pada jenis pajak PPN
03 Multi Stage
Non Cummulative
Contoh :
Siklus penyerahan pakaian
www.pajak.go.id
Karakteristik PPN
Ciri-ciri yang melekat pada jenis pajak PPN
04 Pajak Objektif
Kondisi subjektif subjek pajak tidak
relevan
www.pajak.go.id
Apa itu NILAI TAMBAH?
”
Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena
dipakainya faktor-faktor produksi di setiap jalur
perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau
pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.
Semua biaya untuk mendapatkan dan
mempertahankan laba, termasuk bunga modal, sewa
tanah, upah kerja, dan laba pengusaha, adalah
merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi
dasar pengenaan PPN.
- Penjelasan UU PPN 1984
www.pajak.go.id
History Undang-Undang PPN
1 3 4 5 6
UU no 7 tahun 2021
UU no 42 tahun 2009 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan
UU no 11 tahun 1994
www.pajak.go.id
4
Sebutan untuk Dasar Hukum PPN
“Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984”
www.pajak.go.id
Subjek PPN
www.pajak.go.id
Pengusaha Kena Pajak 4
Subjek Pajak
www.pajak.go.id
Kapan maksimal lapor PKP? 4
Subjek Pajak
www.pajak.go.id
Objek PPN
www.pajak.go.id
Objek PPN
Subjek Pajak
PA S A L 1 6 C PA S A L 1 6 D
PA S A L 4 ( 1 ) Kegiatan Membangun Sendiri Penyerahan aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjual-belikan
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan Kegiatan membangun sendiri yang PPN dikenakan atas Penyerahan BKP berupa
atas: dilakukan tidak dalam kegiatan usaha aktiva yang menurut tujuan semula tidak
a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean atau pekerjaan oleh orang pribadi atau untuk diperjualbelikan oleh PKP, kecuali
yang dilakukan oleh Pengusaha; badan yang hasilnya digunakan sendiri atas Penyerahan aktiva yang Pajak
b. impor BKP; Masukan-nya tidak dapat dikreditkan
atau digunakan pihak lain yang batasan
c. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean menurut Pasal 9 ayat (8) huruf b dan c
oleh Pengusaha; dan tata caranya diatur dengan PMK
d. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari
Peraturan terkait: Pasal 9 (8) huruf b & c:
luar Daerah Pabean di dalam Daerah
PMK-61/PMK.03/2022 Pengkreditan Pajak Masukan tidak berlaku bagi
Pabean; pengeluaran:
e. pemanfaatan JKP dari luar Daerah b. perolehan BKP/JKP yang tidak ada hubungan
Pabean di dalam Daerah Pabean; Ketentuan langsung dengan kegiatan usaha;
f. ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha • Luas minimal 200m2 c. perolehan/pemeliharaan kendaraan bermotor
Kena Pajak; • Saat terutang → Saat mulai dibangun sampai sedan dan station wagon, KECUALI sebagai
dengan selesai barang dagangan/disewakan
g. ekspor BKP Tidak Berwujud oleh
• Tempat terutang → tempat bangunan didirikan
Pengusaha Kena Pajak; dan
h. ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
PPN Terutang: PPN Terutang: PPN Terutang:
11% x DPP 20% x 11% x Biaya Pembangunan (tdk termasuk tanah) 11% x DPP
(untuk ekspor berlaku tarif 0%) Faktur Pajak Kode 09
www.pajak.go.id
Objek PPN:
Pasal 4 (1) a
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A (1) UU PPN
Note:
Pasal 4(1) huruf g “penyerahan BKP secara konsinyasi”
Pemakaian sendiri dan/atau tidak lagi masuk dalam definisi penyerahan sejak
D pemberian cuma-cuma;
diundangkannya UU CIKA
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf a
JUAL BELI
03 DENGAN
ANGSURAN
JUAL BELI
Penyerahan Barang Kena Pajak Yang dimaksud dengan "pengalihan Barang Kena
dapat terjadi karena perjanjian sewa Pajak karena suatu perjanjian sewa guna usaha
beli dan/atau perjanjian sewa guna (leasing)" adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang
usaha (leasing)
disebabkan oleh perjanjian sewa guna usaha (leasing)
dengan hak opsi.
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf c
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf d
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf e
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf f
Penyerahan BKP dari kantor Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari
pusat ke cabang atau satu tempat pajak terutang baik sebagai pusat
sebaliknya dan/atau maupun sebagai cabang perusahaan, pemindahan
penyerahan BKP antar cabang Barang Kena Pajak antartempat tersebut merupakan
penyerahan Barang Kena Pajak.
www.pajak.go.id
Yang termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (1 ) huruf h
Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Dalam transaksi murabahah, bank syariah
Pengusaha Kena Pajak dalam rangka bertindak sebagai penyedia dana untuk
perjanjian pembiayaan yang membeli sebuah kendaraan bermotor dari
dilakukan berdasarkan prinsip syariah, Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah
yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak bank syariah (Tuan B).
kepada pihak yang membutuhkan
Barang Kena Pajak Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank
syariah harus membeli dahulu kendaraan
bermotor tersebut dan kemudian menjualnya
kepada Tuan B, berdasarkan Undang-Undang
ini, penyerahan kendaraan bermotor tersebut
dianggap dilakukan langsung oleh Pengusaha
Kena Pajak A kepada Tuan B
www.pajak.go.id
Yang TIDAK termasuk penyerahan BKP 4
Pasal 1A ayat (2 )
www.pajak.go.id
Penyerahan Khusus: Kegiatan Membangun Sendiri 4
Pasal 16C UU PPN
Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 61/ 2022 PPN terutang atas KMS adalah:
= 20 % X TARIF PPN X DPP
= (20% X 11% ) X Biaya, tidak termasuk biaya pembelian tanah
= (20% X 11%) X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)
Dengan demikian, PPN terutang atas KMS oleh Bapak Budi adalah
= 20% X 11% X Rp250.000.000
= Rp 5.500.000
www.pajak.go.id
Penyerahan Khusus: Penyerahan BKP berupa 4
Aktiva yang semula tidak diperjualbelikan (Pasal 16D UU PPN)
www.pajak.go.id
Bukan Objek PPN
www.pajak.go.id
Bukan Barang Kena Pajak (Non BKP) 4
Pasal 4A ayat (2)
3 makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh usaha jasa boga atau katering oleh usaha jasa boga atau katering, yang merupakan objek
pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah
dan retribusi daerah
4 uang, emas batangan, dan surat berharga uang, emas batangan untuk cadangan devisa, dan surat
berharga.
www.pajak.go.id
Bukan Jasa Kena Pajak (Non JKP) 4
Pasal 4A ayat (3)
www.pajak.go.id
Tarif PPN
www.pajak.go.id
Tarif PPN
www.pajak.go.id
Cara menghitung PPN
www.pajak.go.id
Cara Menghitung Pajak: Formula
Pasal 8A (1)
PPN=Tarif x DPP
www.pajak.go.id
Cara Menghitung Pajak: DPP
Pasal 8A (1)
Harga Jual (Pasal 1 angka 18)
Nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta oleh penjual karena penyerahan BKP,
tidak termasuk PPN yang dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak.
Penggantian (Pasal 1 angka 19)
Nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta oleh pengusaha karena penyerahan JKP,
ekspor JKP, atau ekspor BKP Tidak Berwujud, tidak termasuk PPN yang dipungut dan
potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak, atau
Nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena
pemanfaatan JKP dan/atau oleh penerima manfaat BKP Tidak Berwujud karena
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Nilai Impor (Pasal 1 angka 20)
Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan
berdasarkan ketentuan kepabeanan dan cukai untuk impor BKP, tidak termasuk PPN dan
PPnBM.
Nilai Lain
www.pajak.go.id
Cara Hitung Umum VS Besaran Tertentu
www.pajak.go.id
Ilustrasi
DPP Nilai Lain vs Besaran Tertentu
Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000
www.pajak.go.id
Contoh DPP Nilai Lain
No Jenis Penyerahan DPP Nilai Lain
1 Pemakaian sendiri BKP/JKP Harga Jual atau Penggantian setelah
dikurangi laba kotor
3 Penyerahan BKP dari pusat ke cabang, atau sebaliknya, atau antar Harga pokok penjualan atau harga
cabang perolehan
www.pajak.go.id
Contoh Besaran Tertentu
www.pajak.go.id
Saat Terutang PPN
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Umum
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Umum
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Khusus 1
Pembayaran diterima sebelum penyerahan
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Khusus 1 4
Pembayaran diterima sebelum penyerahan
Contoh:
Budi memesan furnitur ke PT Kayu Asli Jepara (PKP)
pada tanggal 10 Januari. Meskipun pesanan baru
jadi dan diserahkan pada tanggal 15 Februari,
tetapi karena Budi telah membayar lunas
pesanannya pada tanggal 10 Januari, maka PPN
terutang dan dipungut oleh PT Kayu Asli Jepara
pada tanggal 10 Januari.
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Khusus 2
Pemanfaatan BKPTB dan JKP dari luar daerah pabean
www.pajak.go.id
Saat Terutang: Khusus 2
Pemanfaatan BKPTB dan JKP dari luar daerah pabean
www.pajak.go.id
Tempat Terutang: Umum
Objek PPN Tempat terutang
• penyerahan BKP PKP OP :
• penyerahan JKP; tempat tinggal dan/atau
• ekspor BKP Berwujud; tempat kegiatan usaha,
• ekspor BKP Tidak
Berwujud; atau PKP Badan:
• ekspor JKP. tempat kedudukan dan tempat
kegiatan usaha
Impor BKP tempat BKP dimasukkan dan
dipungut melalui DJBC
• Pemanfaatan BKP Tidak tempat tinggal atau tempat
Berwujud kedudukan dan/atau tempat
• Pemanfaatan JKP kegiatan usaha
dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
www.pajak.go.id
Tempat Terutang: Khusus (1/4)
PKP memiliki satu atau lebih tempat kegiatan usaha di luar
tempat tinggal atau tempat kedudukannya
• Apabila PKP mempunyai satu atau lebih tempat kegiatan usaha di luar tempat tinggal atau
tempat kedudukannya, setiap tempat tersebut merupakan tempat terutangnya pajak, dan PKP
dimaksud wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
• Apabila PKP mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang yang berada di wilayah kerja 1
KPP, untuk seluruh tempat terutang tersebut, PKP memilih salah satu tempat kegiatan usaha
sebagai tempat pajak terutang yang bertanggung jawab untuk seluruh tempat kegiatan usahanya,
kecuali apabila PKP tersebut menghendaki lebih dari 1 (satu) tempat pajak terutang, PKP wajib
memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak.
• Dalam hal-hal tertentu, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan tempat lain selain tempat tinggal
atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha sebagai tempat pajak terutang.
www.pajak.go.id
Tempat Terutang: Khusus (2/4)
Pemusatan/pemilihan tempat terutang
Apabila PKP terutang pajak pada lebih dari 1 (satu) tempat kegiatan usaha, PKP
tersebut dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya dapat menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak untuk memilih 1
(satu) tempat atau lebih sebagai tempat terutangnya pajak.
www.pajak.go.id
Tempat Terutang: Khusus (3/4)
Tempat terutang untuk kegiatan impor
www.pajak.go.id
Tempat Terutang: Khusus (4/4)
Tempat terutang untuk pemanfaatan
JKP dan BKPTB dari luar daerah pabean
Orang pribadi atau badan baik sebagai PKP maupun bukan PKP yang
memanfaatkan BKPTB dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
dan/atau memanfaatkan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean tetap terutang pajak di tempat tinggal dan/atau tempat
kegiatan usaha orang pribadi atau di tempat kedudukan dan/atau
tempat kegiatan usaha badan tersebut.
www.pajak.go.id
Faktur Pajak
www.pajak.go.id
Kewajiban dan Saat Pembuatan Faktur Pajak
www.pajak.go.id
Faktur Pajak Gabungan
PKP dapat membuat Faktur Pajak gabungan:
▪ 1 (satu) Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP dan/atau penerima JKP yang sama
selama 1 (satu) bulan kalender.
▪ Harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP
dan/atau JKP.
▪ Dalam hal terdapat pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya sebelum
penyerahan BKP dan/atau JKP yang diterima dalam bulan penyerahan,
Faktur Pajak gabungan tetap dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
▪ Dalam hal PKP melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP yang wajib dibuat
Faktur Pajak dengan menggunakan lebih dari 1 (satu) kode transaksi, PKP
dapat membuat Faktur Pajak gabungan atas penyerahan dengan kode
transaksi yang sama, untuk tiap-tiap kode transaksi.
▪ Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 1 PER.
PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat tertentu.
www.pajak.go.id
Contoh Pembuatan Faktur Pajak Gabungan (1/2)
Contoh 1:
PT A yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada PT B dan menerima pembayaran dari PT B selama bulan
April 2022 sebagai berikut:
Harga Jual/
Tanggal Uraian
Pembayaran (Rp)
4 Penyerahan BKP 1.000.000
11 Penyerahan BKP 1.500.000
18 Penyerahan BKP 2.000.000
19 Penerimaan pembayaran dari PT B atas penyerahan tanggal 4 April 2022 1.000.000
25 Penyerahan BKP 2.500.000
26 Penerimaan pembayaran uang muka dari PT B untuk penyerahan yang 250.000
akan dilakukan pada bulan Mei 2022
30 Penyerahan BKP 3.000.000
Dalam hal atas penyerahan tersebut hanya menggunakan 1 (satu) kode transaksi dan PT A memilih membuat Faktur Pajak
gabungan maka PT A wajib membuat Faktur Pajak gabungan pada tanggal 30 April 2022 yang meliputi seluruh
penyerahan yang dilakukan dan pembayaran uang muka yang diterima pada bulan April 2022, yaitu dengan Dasar
Pengenaan Pajak sebesar Rp10.250.000,00 (Rp1.000.000,00 + Rp1.500.000,00 + Rp2.000.000,00 + Rp2.500.000,00 +
Rp250.000,00 + Rp3.000.000,00).
www.pajak.go.id
Contoh Pembuatan Faktur Pajak Gabungan (2/2)
Contoh 2:
PT A yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada CV C sebagai berikut:
a. penjualan BKP berupa komputer pada tanggal 2, 9, 16, 23, dan 30 April 2022; dan
b. pemberian cuma-cuma BKP berupa keyboard dan mouse komputer pada tanggal 4, 11, 18, dan 25 April
2022.
Berdasarkan data di atas maka PT A wajib membuat Faktur Pajak dengan menggunakan kode transaksi 01
atas penyerahan (penjualan) BKP berupa komputer dan kode transaksi 04 atas penyerahan (pemberian
cuma-cuma) BKP berupa keyboard dan mouse komputer. Dalam hal PT A memilih untuk membuat Faktur
Pajak gabungan maka PT A wajib membuat:
a. 1 (satu) Faktur Pajak gabungan pada tanggal 30 April 2022 dengan menggunakan kode transaksi 01
yang meliputi seluruh penyerahan BKP berupa komputer yang dilakukan pada bulan April 2022; dan
b. 1 (satu) Faktur Pajak gabungan pada tanggal 25 April 2022 atau paling lama tanggal 30 April 2022
dengan menggunakan kode transaksi 04 yang meliputi seluruh penyerahan BKP berupa keyboard dan
mouse komputer yang dilakukan pada bulan April 2022.
www.pajak.go.id
Keterangan dalam Faktur Pajak
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
▪ nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
▪ identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah;
• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
▪ jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
▪ PPN yang dipungut;
▪ PPnBM yang dipungut;
▪ kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
▪ nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
www.pajak.go.id
Contoh Pengisian DPP dan PPN dalam Faktur Pajak
▪ DPP normal:
Penyerahan garmen dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 yang PPN-nya dipungut dengan
tarif 11%.
▪ DPP Nilai Lain:
Pemakaian sendiri BKP dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 dan laba kotor sebesar
Rp10.000.000,00 yang PPN-nya dipungut dengan tarif 11%.
▪ Besaran Tertentu PPN:
Penyerahan kendaraan bermotor bekas dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 yang PPN-nya
dipungut dengan besaran tertentu sebesar 1,1% dari Harga Jual.
Dari ketiga contoh di atas maka pengisian DPP dan PPN dalam Faktur Pajak yaitu sebagai berikut:
www.pajak.go.id
Kode Transaksi dalam Faktur Pajak
Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang
01 Urutan Prioritas Penggunaan Kode Transaksi
melakukan penyerahan BKP/JKP.
Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN instansi pemerintah yang Kode Transaksi
02 PPN/PPnBM-nya dipungut oleh instansi pemerintah.
Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN lainnya (selain instansi
03 pemerintah) yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh pemungut PPN lainnya. Termasuk Ya
07/08
07/08?
Penyerahan BKP/JKP yang DPP-nya menggunakan nilai lain cfm. Pasal 8A
04 ayat (1) UU PPN yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan Tidak
penyerahan BKP/JKP.
Penyerahan BKP/JKP yang PPN-nya dipungut dengan besaran tertentu cfm. Termasuk Ya
05 02/03
Pasal 9A ayat (1) UU PPN oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP. 02/03?
Rp…
www.pajak.go.id
Persyaratan Formal dan Material Faktur Pajak
www.pajak.go.id
Faktur Pajak Tidak Lengkap, Terlambat Dibuat, dan Dianggap Tidak Dibuat
Tidak memenuhi
TIDAK LENGKAP persyaratan formal TERLAMBAT DIBUAT
▪ e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
Pasal 5 PER atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran seharusnya Faktur Pajak dibuat.
tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
▪ Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya DIANGGAP TIDAK DIBUAT
atau sesungguhnya.
▪ Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan
ketentuan pengisian keterangan cfm. PER. sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.
PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau
dianggap tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.
PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak
dibuat merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
www.pajak.go.id
Contoh Faktur Pajak Tidak Lengkap
PT I merupakan PKP yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri (pabrikan) sepatu. Berdasarkan surat pengukuhan PKP, diketahui PT I
memiliki NPWP 03.456.789.1-012.000 dan beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42G, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Selain
menjual sepatu kepada distributor, PT I juga melakukan penjualan kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir melalui toko ritelnya
yang bernama Toko I-Sepatu.
a. PT I menjual sepatu kepada distributor Tuan Ogi, warga negara Indonesia orang pribadi, yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42B,
Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak dengan mencantumkan
identitas Pembeli BKP sebagai berikut:
Nama : Ogi
Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 42B, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190
NPWP : 00.000.000.0-000.000
NIK/paspor : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena Faktur Pajak tidak mencantumkan keterangan cfm.
Pasal 5 huruf b angka 2 PER, yaitu mencantumkan NPWP 00.000.000.0-000.000, tetapi tidak mencantumkan NIK.
b. PT I menjual sepatu kepada distributor CV J, NPWP 72.345.678.9-012.000. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
dengan mencantumkan kode transaksi 04 pada isian kode dan NSFP. Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak
lengkap karena Faktur Pajak berisi keterangan yang tidak sesuai dengan tata cara cfm. Lampiran huruf B angka 2 huruf a angka 1) PER,
yaitu mencantumkan kode transaksi 04, seharusnya kode transaksi 01.
c. PT I menjual sepatu kepada konsumen akhir Nyonya Fio melalui Toko I-Sepatu. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
bagi PKP pedagang eceran berupa faktur penjualan dengan mencantumkan identitas penjual BKP sebagai berikut:
Nama : PT I
NPWP : 03.456.789.1-012.000
Alamat : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) huruf a PER, yaitu tidak mencantumkan alamat PT I.
www.pajak.go.id
Contoh Faktur Pajak Terlambat Dibuat dan Tidak Terlambat Dibuat
4
Contoh 1:
PT K yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada CV L yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 12 April 2022. PT K membuat Faktur Pajak pada tanggal 13 April 2022 dengan mengisi kolom
tanggal Faktur Pajak 13 April 2022. Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat.
▪ PT K dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal CV L merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Contoh 2:
Berdasarkan Contoh 1 pada slide 3.5.1:
PT H melakukan penyerahan BKP pada tanggal 11 April 2022, membuat e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal
Faktur Pajak 11 April 2022, dan mengunggah (meng-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi e-Faktur
pada tanggal 14 Mei 2022. e-Faktur tersebut diberikan persetujuan dari DJP.
Faktur Pajak yang dibuat oleh PT H tersebut bukan merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat karena
meskipun diunggah (di-upload) ke DJP dan memperoleh persetujuan dari DJP pada tanggal 14 Mei 2022, tetapi
tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut sama dengan tanggal saat Faktur
Pajak seharusnya dibuat, yaitu tanggal 11 April 2022.
www.pajak.go.id
Contoh Faktur Pajak Dianggap Tidak Dibuat
4
CV M yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada PT N yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 20 April 2022. Namun, tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak yaitu
20 Juli 2022.
Dengan demikian, Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang dianggap tidak dibuat karena dibuat
setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, yaitu setelah melewati
tanggal 19 Juli 2022.
▪ CV M dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal PT N merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
www.pajak.go.id
Pengkreditan
Pajak Masukan
www.pajak.go.id
Pajak Masukan
www.pajak.go.id
Prinsip Pengkreditan Pajak Masukan
www.pajak.go.id
Syarat Pengkreditan PM
Pasal 9 ayat (2b) UU PPN:
www.pajak.go.id
Saat Pengkreditan Pajak Masukan
Pasal 9 ayat (2) UU PPN:
Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak
yang sama. [Pasal 62 PMK-18/2021]
Pasal 9 ayat (9) UU PPN:
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada
Masa Pajak yang sama dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) Masa
Pajak setelah berakhirnya Masa Pajak saat Faktur Pajak dibuat sepanjang belum dibebankan
sebagai biaya atau belum ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan BKP atau JKP serta
memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan UU PPN. [Pasal 63 PMK-18/2021]
ILUSTRASI
Faktur Pajak Pajak Masukan dapat dikreditkan oleh PKP pada:
Masukan
tanggal
21 Jul 2022
ATAU ATAU ATAU
www.pajak.go.id
Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
Pengkreditan perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi
Pajak Masukan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau ayat
tidak dapat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP
diberlakukan bagi atau penerima JKP (Pasal 9 ayat (8) huruf f)
pengeluaran
untuk:
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar
Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) (Pasal 9 ayat (8)
huruf g)
www.pajak.go.id
Pengkreditan PM bagi PKP yang
belum melakukan penyerahan BKP/JKP
www.pajak.go.id
Pengkreditan PM bagi Pengusaha sebelum dikukuhkan menjadi PKP
www.pajak.go.id
Pengkreditan PM yang ditemukan saat Dilakukan Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Pengkreditan PM yang ditagih dengan ketetapan pajak
www.pajak.go.id
Perlakuan Kelebihan
Pajak Masukan
www.pajak.go.id
Perlakuan Kelebihan PM: Umum
Dimintakan
Kompensasi ke
kembali di akhir
masa berikutnya
tahun buku
www.pajak.go.id
Perlakuan Kelebihan PM: Pengecualian
Turis asing
www.pajak.go.id
Perlakuan Kelebihan PM: Restitusi
UMUM
Pemeriksaan SKPLB
PENGECUALIAN
www.pajak.go.id
Perlakuan Kelebihan PM: Restitusi Turis Asing
PASAL 16E UU PPN
PPN dan PPnBM yang sudah dibayar atas pembelian BKP yang dibawa ke luar Daerah Pabean oleh
orang pribadi pemegang paspor luar negeri dapat diminta Kembali.
SYARAT
1. nilai PPN paling sedikit Rp500.000,00
2. pembelian BKP dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan sebelum
keberangkatan ke luar Daerah Pabean
3. Faktur Pajak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5), kecuali pada kolom NPWP dan alamat pembeli diisi dengan nomor
paspor dan alamat lengkap di negara yang menerbitkan paspor atas
penjualan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri yang tidak
mempunyai NPWP.
TATA CARA
1. dilakukan pada saat orang pribadi pemegang paspor luar negeri meninggalkan Indonesia
2. disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Direktorat Jenderal Pajak di bandar udara
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
3. dilampiri paspor, boarding pass keberangkatan ke luar Daerah Pabean, Faktur Pajak
www.pajak.go.id
Pemungut PPN
www.pajak.go.id
Jenis Pemungut selain PKP Penjual
www.pajak.go.id
Pemungut Pasal 16A UU PPN:
Pihak yang menerima penyerahan BKP/JKP
•
Instansi Pemerintah
www.pajak.go.id
Pihak Lain Pasal 32A UU KUP: Pihak yang terlibat langsung
atau memfasilitasi transaksi antarpihak yang bertransaksi
•
Marketplace Pengadaan atau Ritel Daring Pengadaan
www.pajak.go.id
Pajak Penjualan
atas Barang Mewah
(PPnBM)
www.pajak.go.id
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
www.pajak.go.id
PPnBM: Kriteria BKP tergolong Mevvah
www.pajak.go.id
PPnBM: Pertimbangan Pengenaan
www.pajak.go.id
PPnBM: Karakteristik
Ekspor BKP
Pungutan
Dikenakan Tidak dapat Mewah: PPnBM
tambahan di
1 kali dikreditkan bisa direstitusi.
samping PPN Sepanjang PPnBMnya belum
dibebankan sebagai biaya
www.pajak.go.id
PPnBM: Tarif
10% 200%
•Kelompok BKP yg
tergolong mewah yang
dikenai PPnBM diatur
Khusus ekspor
0%
dengan Peraturan
Pemerintah
•Jenis Barang yg dikenai
PPnBM diatur dengan
atau berdasarkan PMK
www.pajak.go.id
PPnBM: Kategori BKP Tergolong Mevvah
Kendaraan Bermotor
Tarif PPnBM atas impor/penyerahan ditentukan berdasarkan:
- Kapasitas silinder
- Konsumsi bahan bakar minyak atau tingkat emisi CO2
- Teknologi yang digunakan
PP 73/2019 stdtd PP 74/2021; PMK-141/PMK.010/2021 stdtd PMK 42/2022
www.pajak.go.id
PPnBM: Pengecualian
www.pajak.go.id
PPnBM: Pembebasan
www.pajak.go.id
PPnBM: Pengertian Menghasilkan
PPnBM terutang atas penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pabrikan yang menghasilkannya
Yang termasuk dalam pengertian menghasilkan adalah kegiatan:
Merakit: menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti
merakit mobil, barang elektronik, dan perabot rumah tangga;
Memasak: mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur bahan lain maupun tidak;
Mencampur: mempersatukan dua atau lebih unsur (zat) untuk menghasilkan satu atau lebih barang lain;
Mengemas: menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda untuk melindunginya dari kerusakan dan/atau untuk
meningkatkan pemasarannya
Membotolkan: memasukkan minuman atau benda cair ke dalam botol yang ditutup menurut cara tertentu; serta
kegiatan lain yang dapat dipersamakan dengan kegiatan itu atau menyuruh orang atau badan lain melakukan kegiatan
tersebut.
Pengenaan PPnBM atas impor BKP yang tergolong mewah tidak memperhatikan siapa yang mengimpor BKP tersebut, serta tidak
memperhatikan apakah impor tersebut dilakukan secara terus menerus atau hanya sekali saja.
www.pajak.go.id
Penyetoran &
Pelaporan
www.pajak.go.id
Fungsi SPT PPN
Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang terutang dan untuk
melaporkan tentang
• pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
• pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai
Bagi PKP dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
www.pajak.go.id
SPT PPN harus Diisi secara
Benar Jelas
Lengkap Ditandatangani
www.pajak.go.id
Jenis SPT Masa PPN
1111DM
digunakan oleh PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan
digunakan oleh:
1107PUT a. pemungut PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 16A UU PPN selain
instansi pemerintah, dan
b. pihak lain sebagaimana diatur dalam Pasal 32A UU KUP
www.pajak.go.id
Penyetoran
Pajak Keluaran > Pajak Masukan -> selisihnya merupakan PPN yang harus
disetor oleh PKP
Batas penyetoran PPN -> Paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan.
Batas penyampaian SPT Masa PPN -> Paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak sesuai dengan Pasal 15A ayat (2) UU PPN.
www.pajak.go.id
TERIMA KASIH
PAJAK KITA, UNTUK KITA