2.2 Kebiasaan Hidup - Decrypted
2.2 Kebiasaan Hidup - Decrypted
2.2 Kebiasaan Hidup - Decrypted
SKRIPSI
ABSTRAK
Ikan Guppy merupakan salah satu ikan hias air tawar yang banyak diminati karena
warnanya yang menarik. Beberapa jenis ikan hias, warna wadah berpengaruh
terhadap peningkatan kecerahan intensitas warna. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh warna wadah yang berbeda terhadap kecerahan warna ikan
Guppy (Poecillia reticulata) yang dipelihara secara semi outdoor. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat perlakuan dan tiga
kali ulangan (pemeliharaan pada akuarium tanpa pelapis, berpelapis hitam,
berpelapis kuning, dan berpelapis perak). Ikan Guppy yang digunakan pada
penelitian berumur 60 hari, kemudian dipelihara pada akuarium berukuran 30 cm
x 20 cm x 30 cm dengan volume air sebanyak 4 liter/akuarium. Penelitian
dilakukan selama 40 hari dengan padat tebar masing masing 8 ekor/akuarium.
Tingkat perubahan intensitas warna tubuh ikan Guppy dianalisis menggunakan uji
sidik ragam (ANOVA) dan hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda
Nyata Terkecil (BNT). Parameter dalam penelitian ini meliputi intensitas warna,
pH, dan suhu. Hasil penelitian menunjukan pemeliharaan pada warna wadah yang
berbeda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecerahan warna ikan
Guppy, intensitas warna tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pelapis
1
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
2
Surel Korespondensi : [email protected]
3
Dosen Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng, Bandar Lampung
35145
EFFECT OF DIFFERENT AQUARIUMS COLOUR ON ENHANCEMENT
COLOUR INTENSITY OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata)
ABSTRACT
Guppy is one of the most popular ornamental fish. In some ornamental fish,
colour of aquarium can enhance the fish colour intensity. The research aims to
determine the effect of different aquarium colour on Guppy colour intensity which
maintenance on semi outdoor. The research was used completely Randomized
Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications (maintenance guppy in
colourless aquarium, black coloured aquarium, yellow coloured aquarium, silver
coloured aquarium). The Guppy fish used is 60 days old that kept on aquarium 30
cm x 20 cm x 30 cm and the water volume is 4 liters/aquarium. Research was
conducted for 40 days, fish amount is 8 fish/aquarium. Colour intensity data were
analyzed by using ANOVA and the significantly different results followed by a
further test of Least Significant Difference (LSD). Observed parameters were the
colour intensity, pH, and temperature. The results showed that maintenance
Guppy fish under different colour of aquarium gave the effect on Guppy colour
intensity, the best effecton colour intensity Guppy fish show at the colourless
aquarium.
Key Words : Aquarium, Aquarium Colour, Colour Intensity, Guppy Fish, Layer
1
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
2
Surel Korespondensi : [email protected]
3
Dosen Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng, Bandar Lampung
35145
PENGARUH WARNA WADAH PEMELIHARAAN TERHADAP
PENINGKATAN INTENSITAS WARNA IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang yang hingga kini selalu dinantikan
Adik tercinta, Evant Alpindo Mahadika, Muhammad Gilang Alfares, dan Angelia
Clarisa Tamara.
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
(Evelyn Underhill)
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau
jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa
sakit”
(Lesley)
(Dimas Rizki)
SANWACANA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Warna Wadah
Pemeliharaan Terhadap Peningkatan Intensitas Warna Ikan Guppy
(Poecilia reticulata)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Perikanan di Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung dan selaku dosen Pembahas yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi.
3. Ibu Henni Wijayanti, S.Pi., M.Si selaku dosen Pembimbing Utama yang
dengan sabar dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
4. Bapak Herman Yulianto, S.Pi, M.Si selaku Pembimbing Kedua yang
memberikan arahan dan membimbing dengan kesabaran sehingga skripsi ini
menjadi semakin baik.
5. Ibu Berta Putri, S.Si, M.Si selaku Pembahas yang telah memberikan saran dan
masukan.
6. Ibu Rara Diantari, S.Pi, M.Sc selaku Pembimbing Akademik yang meberikan
dukungan dan saran yang membangun selama penulis aktif dalam perkuliahan.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
8. Kedua Orang tuaku, Bapak Aminudin dan Ibu Wiwik Septiana atas segala
yang diberikan, limpahan kasih sayang, dukungan serta doa yang tiada
hentinya untuk setiap langkahku. Aku selalu bangga terlahir sebagai anak
kalian.
9. Adik Tercinta Pindo, Gilang dan Neng, yang menemani setiap hari dengan
penuh canda dan tawa.
10. Almarhum Kakek dan Nenek tersayang yang selalu mendoakan tanpa henti.
11. Epsi Trismelia yang setia menemani dalam keadaan apapun, selalu
memberikan semangat, memberikan doa, memberikan kasih sayang,
memberikan canda dan tawa, serta sabar menunggu hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
12. Sahabatku Agasi, Imam dan Puraka yang tanpa henti memberikan kegilaan,
canda dan tawa selama menjalani masa sulit di kampus.
13. Teman teman terbaik Shara, Ajeng, dan Eshy yang selalu mau disusahkan dan
tanpa lelah membantu saat penelitian hingga skripsi selesai.
14. Tim icon mobile legend dan cindo, Alay, Rio, Tomas, Akbar, Hanif, Edo,
Aulian, Agi, Dede, Tatang, Zainal yang setia menemani kala jenuh menerpa.
15. Adik adik tingkat terbaik, Aep, Agung, Jo, Bambang, Wiwiw, Viktor, Acen,
Kimin, Anas, Bagus, Triyanto, Riki, yang rela membantu, menemani, dalam
keadaan keadaan tak terduga serta memberikan canda dan tawa selama berada
di kampus.
16. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2011 atas kebersamaannya
selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, 2011 dan adik-adik angkatan
2013, 2014, 2015, dan 2016
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas bantuan dan
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk
mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 2
1.4 Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 3
i
3.5.3 Penglolaan Kualitas Air............................................................. 14
3.6 Parameter yang diamati ................................................................. 14
3.6.1 Intensitas warna ikan Guppy..................................................... 14
3.6.2 Survival Rate (SR)..................................................................... 15
3.7 Pengujian M-TCF Analytical Hirarchy Process (AHP)................ 15
3.8 Analisis Data .................................................................................... 18
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat Penelitian ............................................................................ 11
2. Skala penilaian AHP (Analytical Hierarchy Process) ................ 16
3. Matriks Perbandingan ................................................................ 17
4. Matriks Perbandingan Ternormalisasi ........................................ 17
5. Nilai RI (Random Indeks) ........................................................... 18
6. Intensitas Cahaya Wadah Pemeliharaan Ikan Guppy ................. 21
7. Nilai Rata-rata Prioritas............................................................... 22
8. Pengukuran Consistency Ratio (CR) menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).......................................... 23
9. Kelangsungan Hidup Ikan Guppy .............................................. 26
10. Parameter Kualitas Air................................................................ 27
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
v
I. PENDAHULUAN
Ikan guppy merupakan salah satu jenis ikan hias yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan banyak diminati masyarakat karena memiliki variasi warna
yang menarik seperti warna merah, biru, kuning dan lain lain. Bentuk ekornya
pun menarik, misalnya mirip kipas, membulat, ataupun melebar. Pada jantan, sirip
ekor tampil sangat menarik karena lebar dan berwarna kontras dengan corak yang
beragam (Sukmara, 2007).
Selain memiliki warna yang indah, ikan guppy memiliki kemampuan
beradaptasi yang cukup tinggi, hal ini yang menjadi keuntungan bagi
pembudidaya ikan hias khususnya ikan air tawar karena tidak memiliki banyak
kendala dalam melakukan kegiatan budidaya. Ikan Guppy yang digunakan pada
penelitian ini merupakan strain Blue Snakeskin karena memiliki permintaan pasar
yang tinggi dengan harga yang relatif stabil.
Permintaan pasar yang tinggi mengakibatkan pembudidaya ikan guppy
harus mampu memproduksi ikan guppy dengan kualitas yang baik agar produksi
ikan guppy nasional dapat bersaing di pasar internasional. Permasalahan yang
terjadi dalam budidaya ikan guppy adalah warna dan morfologi ikan guppy yang
kurang menarik karena rendahnya pengetahuan pembudidaya akan teknologi
budidaya ikan guppy yang baik.
Salah satu upaya untuk meningkatkan intensitas warna pada ikan guppy
adalah dengan memelihara ikan guppy pada wadah berwana cerah. Kondisi
cahaya terang memberikan penampilan warna yang lebih baik daripada cahaya
gelap karena pada kondisi cahaya terang melanofor menjadi terkonsentrasi di
sekitar nukleus, sel nampak berkerut dan membuat kulit ikan tampak lebih
1
cemerlang (Storebaken & No, 1992). Pembudidaya umumnya membesarkan ikan
guppy pada
1
wadah yang berwarna gelap, hingga menyebabkan intensitas warna ikan guppy
kurang terlihat, sedangkan warna merupakan parameter dalam penentuan kualitas
ikan guppy. Semakin cerah warna ikan guppy tersebut, maka semakin tinggi juga
kualitasnya sehingga meningkatkan harga jual ikan tersebut.
Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi warna
berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap karena adanya perbedaan
reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan
cahaya yang ada (Said et al., 2005).
Pada vertebrata, pigmentasi kulit bisa diubah dengan stimulasi hormonal,
warna dari latar belakang dan iluminasi merupakan faktor penentu untuk
intensitas dan pola pigmentasi kulit (Imanpoor & Abdollahi, 2011). Bentuk dan
warna wadah budidaya akan mempengaruhi intensitas cahaya dan panjang
gelombang yang dipantulkan kembali, kondisi ini akan mempengaruhi
perkembangan dan kelangsungan hidup ikan budidaya (Subiyanto et al., 2013).
Oleh karna itu perlu dilakukan penelitian pada ikan Guppy untuk
mengetahui warna wadah yang tepat untuk meningkatkan intensitas warna ikan
Guppy. Pada penelitian Imanpoor & Abdollahi (2011), menyatakan bahwa
pemeliharaan ikan Caspian Kutum (Rtilus frisii Kutum) pada tangki warna hitam
dan merah menyebabkan warna kulit ikan Caspian Kutum menjadi gelap.
2
1.4 Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna ikan hias ada dua yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam tubuh ikan yang sifatnya tetap yaitu genetik. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar tubuh ikan yaitu media pemeliharaan dan
pakan ikan (Sulawesty, 1997).
Peningkatan Intensitas warna dapat dilakukan dengan memelihara ikan
pada media yang berwarna cerah. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan
memberikan reaksi warna berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap
karena adanya perbedaan reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor
terhadap rangsangan cahaya yang ada (Said et al., 2005). Kondisi cahaya terang
memberikan penampilan warna yang lebih baik daripada cahaya gelap karena
pada kondisi cahaya terang melanofor menjadi terkonsentrasi di sekitar nukleus,
sel nampak berkerut dan membuat kulit ikan tampak lebih cemerlang (Storebaken
& No, 1992).
3
1.5 Hipotesis
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Superkelas : Gnatastomata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Superordo : Teleostei
Ordo : Cyprinodontoidei
Subordo : Poecilioidea
Famili : Poecilidae
Genus : Poecilia
Spesies : Poecilia reticulata
Menurut Lingga dan Susanto (1987) perbedaan antara ikan guppy jantan
dan ikan betina terlihat dari ciri-ciri morfologisnya. Ikan guppy jantan memiliki
ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ikan betina, ikan guppy jantan
memiliki ekor lebih lebar dibandingkan betina, yang dapat dilihat pada gambar 2.
5
Gambar 2. Morfologi Ikan Guppy Jantan dan Betina (Mozart, 1996)
Induk Larva
Juwana Benih
6
Ikan Guppy mudah berkembang biak dengan perkawinan pada umur 3
bulan dan dengan cara pembuahan internal atau beranak, seekor ikan Guppy dapat
menghasilkan anakan mencapai ratusan ekor anakan selama hidupnya (Susanto,
1990). Jumlah anakan ikan guppy per induk berkisar antara 12 - 60 ekor dan
semakin besar ukuran induk guppy semakin banyak jumlah anakan yang
dilahirkan (Shahjahan et al.,2013). Larva ikan Guppy tidak membutuhkan makan
sampai berumur 3 hari karena masih memiliki cadangan makanan berupa kuning
telur (yolk egg) diperutnya. Kemudian diberi pakan artemia sampai berumur 15
hari hingga larva ikan Guppy berubah menjadi benih ikan Guppy. Benih ikan
Guppy dipelihara selama 30 hari hingga menjadi juwana yang berumur 45 hari.
Juwana ikan Guppy yang berumur 45 hari akan mengalami differensiasi kelamin,
kemudian dilakukan pendederan pada juwana ikan Guppy hingga ikan Guppy
berumur 90 hari dan menjadi induk ikan Guppy yang siap untuk dipijahkan.
2.1.3 Habitat
Ikan guppy berasal dari daerah Amerika Selatan, tepatnya di daerah
Amazon. Ikan guppy merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki
penampilan morfologis cukup menarik dan toleransi yang tinggi terhadap kondisi
perairan yang kurang baik. Selain hidup di perairan tawar, ikan guppy juga
mampu beradaptasi di perairan payau pada kisaran salinitas 0,5 – 1 ppm serta
pada kisaran suhu antara 25-28 oC dengan pH sekitar ± 7,0. Ikan guppy bersifat
omnivora dan memiliki panjang tubuh sekitar 5 - 6 cm (Nelson, 1984). Di habitat
aslinya di perairan indonesia, guppy digunakan untuk mengontrol populasi
nyamuk di rawa dan hutan bakau. Pada perkembangannya, guppy liar terus
berkembang biak di tempat umum seperti saluran air, got, sungai, dan kanal
(Rully, 2008).
7
Daphnia, Jentik Nyamuk dan Cacing Sutra, sedangkan pakan buatan yang biasa
diberikan adalah Pellet. Menurut Lesmana dan Dermawan (2001), pakan alami
yang sering diberikan pada ikan hias adalah infusoria, artemia, kutu air (Moina
sp.), Daphnia sp., cacing sutra dan jentik nyamuk.
8
(MCH), dan Melatonin (MT). MSH atau Melanocyte Stimulating Hormon
diproduksi di bagian tengah lobus dari kelenjar hipofisis, dengan sel target sel
pigmen kromatofor. Hormon tersebut menyebabkan pigmen tersebar di dalam sel,
sehingga warna sisik terlihat terang dan jelas. Melanin Concentrating Hormon
(MCH) diproduksi di bagian ujung lobus dari kelenjar hipofisis dengan sel target
pigmen kromatofor. Hormon tersebut menyebabkan pigmen berkumpul dalam sel
dan memberikan efek yang lebih pucat pada warna sisik ikan. Hormon ketiga
yang memberikan pengaruh pigmentasi pada ikan adalah Melatonin (MT) yang
diproduksi di kelenjar epifis. Sel target hormon tersebut adalah sel pigmen
kromatofor yang menyebabkan granula pigmen berkumpul dalam sel, sehingga
terjadi penurunan warna (Puspita, 2012).
Perubahan sel pigmen ini penyebabnya adalah adanya stres lingkungan,
kurangnya cahaya matahari, kualitas air, dan kandungan pigmen dalam pakan
(Sulawesty, 1997). Pada ikan individu jantan karotenoid akan diakumulasikan
pada epidermis kulit sehingga tampak cerah, sedangkan pada individu betina
karotenoid akan disimpan dalam gonad untuk mempertahankan kualitas gonadnya
(Storebaken & No, 1992).
9
reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan
cahaya yang ada (Said et al., 2005). Kondisi cahaya terang memberikan
penampilan warna yang lebih baik daripada cahaya gelap karena pada kondisi
cahaya terang melanofor menjadi terkonsentrasi di sekitar nukleus, sel nampak
berkerut dan membuat kulit ikan tampak lebih cemerlang (Storebaken & No,
1992).
2.4.1.1 Suhu
Peningkatan suhu dapat mempengaruhi metabolisme ikan sehingga terjadi
pemecahan karotenoprotein menjadi protein dan karoten yang kemudian
menghasilkan pigmen warna merah (Indarti, 2012). Suhu ideal bagi ikan hias
tropik berkisar antara 25oC - 32oC (Boyd, 1990). Fluktuasi perubahan suhu
direkomendasikan tidak lebih dari 5 oC, terutama dalam proses pergantian air atau
proses transportasi.
10
lambat. Nilai pH yang optimal untuk ikan hias air tawar umumnya berkisar antara
6 sampai 7 (Satyani, 2005).
11
III. METODE PENELITIAN
a) Ikan Uji
Ikan uji berupa juvenile ikan Guppy (Poecilia reticulata) yang berasal dari
Hatchery D-Guppy’s Lampung, yang berumur 60 hari, dengan panjang 2 – 2,5 cm
dan berat 0,15 – 0,2 gram.
b) Pakan Uji
Pakan yang digunakan adalah naupli Artemia yang berumur 24 jam.
11
3.3 Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan meliputi :
Masing – masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Model Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang digunakan adalah :
Yij = μ + σi + єij
Keterangan:
Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j
μ : Nilai tengah umum
σi : Pengaruh pemberian perbedaan warna ke-i
єij : Galat percobaan pada Perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i : Perlakuan B, C
j : Ulangan (1,2,3,4)
Berikut penempatan wadah pemeliharaan ikan Guppy (Poecilia reticulata) secara
acak:
A2 C1 D1 B3 C2 A3
C3 B2 A1 D3 B1 D2
12
Gambar 5.Tata Letak Wadah Pemeliharaan Ikan Guppy (Poecilia reticulata)
Keterangan :
A : Akuarium Tanpa Pelapis
B : Akuarium yang Dilapisi Plastik Warna Hitam
C : Akuarium yang Dilapisi Plastik Warna Kuning
D : Akuarium yang Dilapisi Plastik Warna Silver
1 : Ulangan pertama
2 : Ulangan kedua
3 : Ulangan ketiga
13
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan
Ikan uji dimasukkan dalam akuarium dan dipelihara selama 40 hari.
Frekuensi pemberian pakan yaitu dua kali sehari pada pukul 08.00 WIB dan 16.00
WIB dengan metode at satiasion yaitu pemberian pakan sekenyangnya.
14
3.6.2 Survival Rate (SR)
Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang
dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :
SR = [ ] x 100%
Keterangan :
SR : Kelangsungan hidup (%)
Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)
No : Jumlah ikan awal (ekor)
( )
C(4,2) = = 6 hasil perbandingan.
15
Tabel 2. Skala penilaian AHP (Analytical Hierarchy Process)
Sintaks Pembanding Nilai
Lebih biru menuju sangat biru 14
Lebih biru 13
Biru menuju lebih biru 12
Biru 11
Cukup biru menuju biru 10
Cukup biru 3
Setara Menuju cukup biru 2
Setara 1
= × ×…×
G = rata-rata geometrik
x1 = pengamat independen ke-1
x2 = pengamat independen ke-2
xn = pengamat independen ke-n
2. Hasil dari rata-rata geometrik tersebut dimasukkan kedalam pairwise
comparison yaitu menentukan perbandingan antara sepasang kriteria dari
empat kriteria yang ada. Kriteria yang akan diperbandingkan menggunakan
metode AHP adalah sampel Wadah Tanpa Pelapis (A), sampel Wadah
Berpelapis Hitam (B), sampel Wadah berpelapis Kuning (C) dan sampel
Wadah Berpelapis Silver (D). Pembandingan dilakukan berdasarkan tingkat
warna biru. Hasil dari pairwise comparison diurutkan setiap kriteria
berdasarkan keutamaannya.
3. Menyusun matriks perbandingan (Tabel 3) dari hasil perbandingan antar
pasang kriteria pairwise comparison yaitu kriteria sampel sampel Wadah
Tanpa Pelapis (A), sampel Wadah Berpelapis Hitam (B), sampel Wadah
berpelapis Kuning (C) dan sampel Wadah Berpelapis Silver (D).
16
Tabel 3. Matriks perbandingan
Kriteria A B C D
A 1 A/B A/C A/D
B B/A 1 B/C B/D
C C/A C/B 1 C/D
D D/A D/B D/C 1
jumlah kolom kolom A kolom B kolom C kolom D
17
CI
CR =
RI
Jika CR < 0,1 maka nilai matriks perbandingan berpasangan pada matriks
kriteria konsisten, jika CR ≥ 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan
pada matriks kriteria tidak konsisten (Saaty, 2008). Sehingga jika tidak
konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur
kriteria maupun alternatif harus diulang.
18
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan warna wadah yang berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan intensitas warna ikan Guppy
tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan ikan
Guppy. Ikan guppy yang dipelihara pada perlakuan A (tanpa pelapis),
memperoleh nilai peningkatan intensitas warna tertinggi.
5.2 Saran
Diperlukan adanya uji warna, seperti analisis kandungan histologi sel
kromatofor pada ikan untuk mendapatkan data yang lebih menyeluruh.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni N.M. & N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan
Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris
marmorata) pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits,
Surabaya, 2(1): 197 - 201.
Halver, J.E. & Hardy. 2002. Fish Nutrition. Third Edition. California USA.
Academy Press inc. 822 pp. p: 712 - 713.
Henne, J.P., & Wanatabe, W.O. (2003). Effect of light intensity, salinity on
growth, survival and whole body osmolarity or larval. Southern flounder
Paralichtys letostigma. Journal world aquaculture Sartifice, 34, 450 - 465.
Imanpoor, M. R., & Abdollahi, M. (2011). Effects of tank color on growth, stress
response and skin color of juvenile Caspian kutum (Rtilus frisii Kutum).
Global veterinaria, 6(2), 118 - 125.
Indarti, S., M. Muhaemin, & S. Hudaidah. 2012. Modified Toca Colour Finder
(M-TCF) dan Kromatofor sebagai Penduga Tingkat Kecerahan Warna
Ikan Komet (Carasius auratus auratus) yang diberi Pakan dengan
Proporsi Tepung Kepala Udang (TKU) yang Berbeda. Jurnal Rekayasa
dan Teknologi Budidaya Perairan 1 : 9 - 16.
Iskandar & Sitanggang M. 2003. Memilih dan merawat Maskoki Impor
Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta.
30
Kurniawati, Iskandar, & Subhan Ujang. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung
Spirulina platensis pada Pakan terhadap Peningkatan Warna Lobster Air
Tawar Huna Merah (Cherax quadricarinatus). Jurnal Perikanan dan
Kelautan. Universitas Padjadjaran.
Lesmana & Darmawan. 2001.Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar
Swadaya. Jakarta. 160 hal.
Lingga, P. & H. Susanto. 1987. Ikan Hias Air Tawar. PT Gramedia Jakarta.
Jakarta.
Lovell T. 1989. Nutrition of Fish. New York: Van Nostrand Reinhold. 260 pp.
Said, D.S., W.D. Supyawati, & Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakan dan
Kondisi Cahaya Terhadap Penampilan Warnaikan Pelangi Merah
Glossolepis incisus Jantan. Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 5 Nomor
2.Satyani, D. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar
Swadaya. Jakarta.
31
Satyani, D. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Shahjahan, R.M.D., M.D.J, Ahmed, R.A. Begum, & A. Rashid. 2013. Breeding
biology of guppy fish, Poecilia reticutata (Peters, 1859) in the laboratory.
J. Asiat. Soc. Bangladesh, Sci.39(2): 259 - 267.
Sukmara. 2007. Sex Reversal Pada Ikan Gapi (Poecilia reticulata Peters) Secara
Perendaman Larva Dalam Larutan Madu 5 ml/L. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Sulawesty, F .1997. Perbaikan penampilan ikan pelangi merah (Glossolepis
incisus) jantan dengan menggunakan karotenoid total dari rebon.
Limnotek, 5 (1) : 23-3 0.
Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanisius: Yogyakarta.
Susanto, H. 2007. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
32