Ikan Nilem
Ikan Nilem
Ikan Nilem
Ikan nilem merupakan salah satu dari komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum
banyak di budidayakan di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini ikan nilem hanya baru ada
yang mengembangkannya di daerah Tasikmalaya. Cita rasa dari ikan nilem ini sangatlah
spesifik dan lebih gurih dibandingkan dengan ikan tawar yang lainnya karena ikan nilem ini
di dalamnya mengandung sodium glutamat di dalam daging yang dengan alami terbentuk
karena disesbabkan oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami yaitu phito serta
zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh dari pemupukan kolam.
Cara ternak yang kedua adalah persiapan dari kolam ikan nilem yaitu pada setiap kolam yang
nantinya akan digunakan sebagai pembesaran, harus terlebih dahulu dikeringkan dengan
waktu kurang lebih dua minggu dan ditaburkan dengan kapir sebanyak kurang lebih 50 kg,
hal ini bertujuan untuk memusnahkan bakteri patogen yang ada dalam tanah. Lalu setelah
kolam tersebut diisi dengan air, tunggu sampai sekitar tiga hari dan barulah larva atau benih
ikan nilam ini ditebar. Pemijahan atau perkawinan dapat dilakukan pada kolam dari semen
dan untuk pembesaran sebaiknya dilakukan di kolam tanah. Hal tersebut dikarenakan lumut
atau plankton yang ada dalam dasar kolam tanah merupakan pakan yang alami bagi ikan
nilem.
Pemeliharaan
Lalu hal lain yang perlu diperhatikan dalam teknik beternak ikan nilem yang lain adalah
masalah pemeliharaan. Setelah telur ikan nilem menetas, segeralah untuk memasukkan larva
atau benih ke dalam kolam pembesaran yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan
memberikan pakan berupa plankton atau lumut yang bisa berasal dan diambil dari kotoran
ayam yang akan menghemat karena tidak perlu membeli pellet. Jika memang diperlukan
tambahkanlah 100 kg dedak sebagai pakan tambahan selama satu bulan. Pemeliharaan ini
biasanya berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Lalu setelah ikan nilem ini berumur 3 bulan,
panenlah ikan dengan cara mengurangi dari volume air dan ikan nilem pun siap untuk
dipanenen dan disortir berdasarkan ukuran.
NDAHULUAN
Ikan nilem adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang belum banyak di budidayakan di
berbagai wilayah dan saat ini ikan nilem baru banyak dikembangkan didaerah tasikmalaya.
Ikan nilem ini mempunyai cita rasa yang sangat sepesifik dan gurih disbanding ikan air tawar
lainnya karena ikan ini mengandung sodium glutamat dalam daging yang terbentuk alami
yang mungkin disebkan pengaruh kebiasaan makan pakan alami phito dan zoo plankton
terutama ganggang yang tumbuh akibat pemupukan kolam.
Menurut jangkaru (1989), ikan nilem tahan terhadap penyakit, ikan nilem termasuk dalam
kelompok omnivora, di alam makanannya berupa periphiton
PEMIJAHAN BUATAN
Metoda pemijahan ini adalah dengan penyuntikan menggunakan hormone reproduksi pada
ikan jantan dan betina dengan tujuan agar menghasilkan pemijahan yang serentak
dibandingkan dengan tanpa penyuntikan . Sistem ini akan memberikan hasil anakan yang
dihasilkan lebih seragam dan akan memudahkan pemeliharaannya. Penyuntikan untuk
ovulasi, menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0.3 ml/kg bobot ikan diberikan satu
kali, sirip punggung. Pengeluaran telur (ovulasi) terjadi 9-11 jam setelah penyuntikan dan
biasanya terjadi pada kisaran suhu air inkubasi 21-25°C.
Untuk mendapatkan jumlah sperma yang lebih banyak dapat dilakukan penyuntikan pada
ikan jantan dengan ovaprim dosis 0.2 ml/kg dari bobot ikan. Pengeluaran sperma dilakukan
sebelum pengeluaran telur (stripping betina), selanjutnya sperma diawetkan dalam larutan
fisiologis atau larutan infuse NaCI 0.9% d encerkan 100 kali dan disimpan pada suhu antara
4-5°C (Legendre et al.1998), Pada kondisi demikian sperma nilem dapat bertahan hingga 8-
12 jam dengan viabilitas > 80%.
PERSIAPAN PEMIJAHAN
Mengkoleksi telur dengan melakukan pemijahan atau “stripping” pada bagian perut ikan
betina yang sudah di ovulasi.
1. Setelah diketaui terjadi ovulasi dibiarkan sekitar 30 menit - 1jam.
2. Melakukan stripping dan telur ditampung dalam wadah/Waskom.
3. Selanjutnya telur dan sperma dicampurkan dalam wadah dan diaduk secara perlahan
menggunakan bulu ayam agar pembuahan dapat merata.
4. Tambahan air sumber yang bersih sebayak 1-2 kali volume telur untuk mengaktifkan
sperma.
5. Proses pembuahan berlangsung selama 0.5 menit, setelah itu dilakukan pembilasan dengan
air bersih untuk membuang sisa sperma yang mati.
6. Telur yang dibuahi beri tanda dg inti telur berkembang 3-5 kali dari diameter awal dan
berwarna transparan. Melakukan aerasi selama 24 jam digunakan sebagai media penetasan.
7. Melakukan inkubasi telur dengan cara menebarkan telur kedalam akuarium.
8. Telur yang dibuahi menetas dala, 23-27 jam pada suhu inkubasi 21-27°C. Penetasan dapat
juga dilakukan didalam corong penetasan system air mengalir.
PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan larva setelah menetas, larva siap diberi pakan dengan nauvili artemia setelah
berumur 3-4 hari, dengan frekuensi setiap 4 jam. Selama 5 hari setelah itu ikan bias diberikan
pakan buatan selama 15 hari dalam akuarium, setelah itu benih dideder kekolamk pendederan
yang sudah dilakukan pemupukan, dengan pupuk TSP dan Urea masing-masing 10 g/m³,
dilakukan pemupukan sebanyak ½ dosis dari pemupukan , selama pemeliharaan benih ikan
diberikan pakan buatan sebanyak 4% dari bobot biomassa.
Pendederan ini berlangsung selama 3 bulan, biasanya dicapai ukuran benih 5-7 cm atau
sekitar 5 gram dan siap dipanen. Hasil pemanenan ini benih diolah menjadi snek
ikan/babyfish atau dibesarkan ke kolam pembesaran.
Cara memijahkan ikan nilem efisien dan efektif
Perut membesar dari arah dada sampai lubang anus dan jika diraba terasa lembek/empuk
Tahapan operasional :
1. Persiapan wadah/tempat
2. Penyuntikan
3. Pemijahan
4. Penetasan
1. Persiapan
Memilih induk ikan nilem jantan dan betina siap pijah (Lihat ciri-ciri induk siap pijah)
sebanyak 10 pasang
Membersihkan wadah tempat pemijahan (bak semen/bak plastik), mengisi air (tinggi air 40
cm), memasang blower (untuk memanipulasi seperti ada aliran air)
Membersihkan wadah tempat penetasan (akuarium), mengisi air (tinggi 30 cm), memasang
aerator dan kelengkapannya
2. Penyuntikan
Penyuntikan ikan dengan ovaprim menggunakan spuit dengan dosis 0,01 cc per ekor
Induk yang di suntik cukup 3 pasang (jantan betina), tidak semuanya (induk yang lain akan
terangsang dan ikut memijah)
Penyuntikan dilakukan pada jam 4 sore, lalu masukan/lepaskan di wadah pemijahan
3. Pemijahan
4. Penetasan
Tentu jumlah koi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi kolam. Artinya jumlah tersebut
bisa saja dikurangi Jika kondisi kolam tidak memungkinkan, karena jumlah tersebut disusun
untuk kolam-kolam dalam kondisi baik.