Metode - Bore Pile

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

II.

PEKERJAAN STRUKTUR
1. Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile

1.1. Umum

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu


menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara
menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan
yang monilit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat
dibawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila


lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat
juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya
angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat yang
dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat beban angin.
Tiang tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan
dermaga. Pada bangunan ini, tiang-tiang dipengaruhi oleh
gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air. Pondasi tiang
digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:

1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air


atau tanah lunak, ke tanah pendukung yang kuat;
2. Untuk meneruskan beban tanah yang relatif lunak sampai
kedalaman tertentu sehingga bangunan mampu memberikan
dukungan yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh
gesekan dinding tiang dengan tanah disekitarnya;
3. Untuk menganker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya
angkat keatas akibat tekanan hidrostatis atau momen
penggulingan;
4. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya
miring;
5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung
tanah tersebut bertambah; Untuk mendukung pondasi
bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.
Pondasi tiang bor dibuat dengan cara mengebor tanah pada
kedalaman tertentu dan sesudah itu diisi dengan betonan baik
dengan atau tanpa tulangan, prosedur tersebut dikenal dengan
nama Cast In Place Pile. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah
yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk
membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Ada beberapa
alasan digunakan pondasi bored pile dalam konstruksi:

1. Peralatan pengeboran mudah dipindah-pindah sehingga


waktu pelaksanaan relatif lebih cepat.
2. Dari contoh tanah selama pengeboran dapat dipelajari
apakah kondisi tanah yang dijumpai sesuai dengan keadaan
tanah dari hasil boring yang dilakukan pada waktu
penyelidikan tanah.
3. Suara dan getaran yang ditimbulkan dari alat drilling relatif
lebih kecil dibandingkan dengan alat pilling ring pada tiang
pancang sehingga sangat cocok untuk daerah yang padat
penduduknya juga tidak mengganggu bangunan-bangunan
di sekitar lokasi proyek.
4. Dapat digunakan untuk segala macam kondisi tanah,
misalnya menembus lapisan keras, lapisan kerikil (Boulder),
batu-batuan lapuk dan lensa-lensa tanah yang tidak dapat
ditembus oleh tiang pancang.
5. Karena dalam pelaksanaannya tidak memindahkan volume
seperti halnya pada tiang pancang (Replacement Pile), maka
gangguan pada tanah disekelilingnya akibat operasi drilling
relatif sangat kecil, sehingga mengurangi proses remoulding
tanah.
6. Diameter dan kedalaman lubang bor mudah divariasikan,
sehingga lebih ekonomis untuk beban-beban kolom yang
besar dan menahan momen lentur pada kepala tiang (High
Bearing Piles), serta tidak diperlukan sambungan untuk
tiang-tiang yang dalam. Oleh sebab itu sangat cocok
terutama untuk pondasi bangunan bertingkat banyak karena
dapat menggantikan suatu kelompok tiang pancang.
7. Ekonomis dalam penulangan karena diameter tiang bor
relatif besar dan tidak adanya masalah “Driving Stress And
Pitching Starin” selama pelaksanaan seperti tiang pancang.
8. Ketahanannya terhadap korosi dapat lebih baik dari pada
tiang pancang karena ketebalan selimut betonnya mudah
disesuaikan.Beberapa kelemahan dari pondasi bored pile:
- Kurang dapat diandalkan untuk daya dukung tahanan
geser karena proses pelaksanaannya tidak sekaligus
memadatkan tanah tetapi justru mengurangi massa
tanah.
- Prosedur pelaksanaannya sangat kritis terhadap daya
dukung tiang bor, karena cara pengeboran dan
pengecorannya sangat mempengaruhi mutu beton
yang dihasilkan sedangkan pemeriksaan kualitas hanya
dapat dilakukan secara tidak langsung sehingga
memerlukan pengawasan yang lebih ketat dan teliti
selama pelaksanaan.
- Teknik pelaksanaan kadang-kadang sangat sensitif
terhadap kondisi tanah yang dijumpai dan pengaruh
cuaca.
- Meskipun penetrasi sampai ke lapisan pendukung
dianggap telah terpenuhi, kadang-kadang masih terjadi
penurunan yang berlebihan karena keadaan geologis
lapisan tanah yang tidak sama. Hal ini juga dapat
mengurangi daya dukung pondasi.
- Kondisi lapangan lebih kotor atau berlumpur
dibandingkan dengan pondasi tiang pancang, sehingga
harus dipersiapkan cara-cara untuk menangani tanah
galian agar tidak menghambat pekerjaan dan
mengurangi mutu.
- Sebagai Cast In Place Pile, maka pelaksanaannya
memerlukan lebih banyak peralatan berat maupun ringan
sebagai penunjang.
- Makin besar diameter bored pile makin besar pula daya
dukungnya, sehingga biaya untuk keperluan loading test
lebih tinggi.

1.2. Dasar – Dasar Perencanaan


Prosedur perencanaan umumnya terdiri dari beberapa tahap,
yaitu:
a. Penyelidikan tanah, dari data yang diperoleh dapat
diperkirakan dimensi dan jumlah tiang.
b. Perhitungan daya dukung batas tanah dan bahan tiang,
diperhitungkan terhadap end bearing dan skin friction yang
didasarkan pada tiga arah gaya, yaitu tekan dan tarik (statik
aksial), serta mendatar (statik lateral).
Daya dukung izin tanah didefinisikan sebagai tekanan maksimum
yang boleh dikerjakan pada tanah sehingga tidak menyebabkan
keruntuhan geser serta penurunannya masih dalam batas
toleransi, sedangkan daya dukung ultimit didefinisikan sebagai
tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan geser
pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi.
Laporan hasil penyelidikan tanah (soil investigation) dapat
dilihat pada bagian lampiran dalam laporan kerja praktik ini.

1.3. Langkah-langkah Pekerjaan Pondasi Bored Pile


1. Menentukan Titik Bored Pile (Survey)
- Alat yang digunakan Total Station
- Langkah-langkah penentuan titik
a. Seting alat total station mulai dari kerataan alat dan
center atau tidak nya alat
b. Tembak target acuan beanch mark (bm) sebagai
titik acuan pengikat koordinat
c. Input data koordinat rencana titik bored pile pada total
station
d. Arahkan total station ke titik rencana dengan acuan
data koordinat yang di input dan patokan apabila
sudah searah dengan target maka pada total station
kordinat nya 0’00’’000 artinya bahwa koordinat yang
sudah di input sudah terarah oleh total station.
e. Jika alat total station sudah terah pada target
koordinat yang dinput tembakan titik acuan tersebut
ke prisma untuk menetukan titik lokasi koordinat
tersebut dengan acuan jarak yang akan muncul
pada Total station yakni 0 m jika prisma tersebut
tepat berada pada titik koordinat terbut dan patok
untuk menandakan bahwa titik pengeboran sudah di
tentuka
Gambar.2.3.1 Dokumentasi Tahapan Pekerjaan Survey

2. Perakitan Pipa Tremi


- Alat yang digunankan
Crawel Crane
- Langkah-langkah perakitan pipa tremi

a. Pasangkang corong pipa tremi ke pengait Crawel Crane


b. Berikan pelumas ke lubang pipa tremi yang
dimaksudkan agar memberiakan kemudahan dalam
penggabungan pipa tremi.
c. Pasang corong tersebut ke pipa tremi untuk menjoin
antara pipa satu dengan yang lainnya. Dan untuk
menggabungkan satu pipa tremi dengan lainnya yaitu dengan
memasukan kawat yang dililit kedalam lubang sambungan
yang sudah ada pada pipa tremi fungsi dari kawat ini yakni
sebagai engsel yang mengikat pipa tremi namun sifat
pengikatnnya sementara jadi mudah untuk di bongkar
pasang. Pada tahap perakitan pipa trme ini di buat menjadi
empat section. Dimana panjang 1 pipa tremi berkisar ± 3-4
m dan pada satu section dipasangkan tiga pipa tremi jadi
panjang per section ± 12 m. Dan tahap ini dilakukan sampai
semua pipa terpasang menjadi empat section.

Gambar 2.3.2. Dokumentasi Perakitan Pipa Tremi

3. Pabrikasi Tulangan sengkang


- Alat yang digunakan
Rolan Besi
- Langkah-langkah pabrikasi tulangan sengkang
a. Masukan ujung besi tulangan berdiameter 10 mm dan
panjang ± 4 m ke lubang yang terdapat pada alat pemutar
tersebut.
b. Putar besi pemutar tersebut agar besi tulangan teresebut
berubah bentuk menjadi bentuk spiral. Langkah ini
dilakukan terus menerus sampai memenuhi kebutuhan
tulangan sengkang untuk satu tiang bored pile

Gambar 2.3.2. Dokumentasi Perakitan Besi


4. Pabrikasi Tulangan utam bored pile
- Alat yang di gunakan
 Gegep/ Tang
 Mesin Las & Elektroda
 Ring Cetakan

- Langkah Pabrikasi tulangan utama bored pile


a. Letakan dudukan besi yang digunakan untuk
menempatkan tulangan dalam perakitan.
b. Pasangkan ring cetakan di atas dudukan besi yang
digunakan untuk mencetak atau meletakan tulangan agar
berbentuk lingkaran dan lurus.
c. Pasangkan tulangan utama pada ring dengan
menggunakan kawat tali sebagai media pengikatnya. Dan
pasangkan semua tulangan yang berjumlah 11 batang
agar membuat bentuk lingkaran.
d. Pasang tulangan sengkang pada tulangan utama yang
sudah tersusun dan terpasang menjadi bentuk lingkaran.
Dan ikatkan tulangan sengkang tersebut menggunakan
kawat tali dan disusun dengan jarak sengakang 150 mm.
e. Setelah tulangan sengkang terpasang pada tulangan
utama ring cetakang dilepaskan dan selanjutnya dilakukan
proses pengikatan antara tulangan utama dan tulangan
sengkang dengan menggunakan alat las. Dan area yang
dilakukan pengelasan adalah bagian kepala ujung
tulangan bored pile. Dan langkah diatas dilakukan
berulang sampai kebutuhan tulangan tercukupi untuk
pelaksanaan proyek apartemen sudirman one tang city.
Pada pelaksanaannya tulangan yang dibutuhkan untuh
pondasi bored pile sedalam 14 m tulangan di buat
menjadi 1 bagian yang panjang per bagiannya ± 12 m dan
5m
Gambar 2.3.3. Dokumentasi Tahapan
Perakitan Tulangan Pondasi Bored Pile
5. Persiapan Lokasi Pengeboran
- Alat yang di gunakan
 Excavator

- Langkah pekerjaan persiapan lokasi pemboran bored pile

a. Meratakan area sekitar pemboran membersihkan


dari bebatuan atau material yang berada pada lokasi
tersebut.
b. Membuat drainase atau saluran pembuangan air
yang nanti digunakan pada proses pengeboran
langkah dilakukan agar tidak terjadi genangan air
ketika proses pekerjaan pengeboran.
c. Pasangkan pelat baja di dekat area sekitar
pengeboran sebagai tempat berpijak mesin bor
ketika melakukan pengeboran dan hal ini dilakukan
agar pelat baja tersebat mampu membuat keadaan
mesin bor statis/diam ketika proses pengeboran
karena posisi alat sangat menentukan kualitas lobang
bor yang dihasilkan. Dan pemasangan pelat baja pun
dilakukan diarea mobilisasi rmixer yang nantinya
akan membawa beton untuk pengecoran.

Gambar 2.3.4. Dokumentasi Tahapan Kegiatan Persiapan


6. Pengeboran titik pondasi bored pile
- Alat yang di gunakan
 Drilling Bor/Machine Bor Zoomillion
 Crawel Crane
 Mata Bor Auger
 Mata Bor Bucket
 Mata Bor Cleaning
 Chasing

Gambar 2.3.5. Peralatan Pengeboran

Tahapan pekerjaan pengeboran pondasi bored pile

a. Pemasangan mata bor auger pada mesin bor, pemasangan


mata bor auger dilakukan pada awal tahapan pekerjaan
berfungsi sebagai pembuka proses pengeboran karena
bentuk mata bor auger yang runcing mampu membor
lapisan tanah mulai dari bagian atas tanah permukaan
berbeda dengan mata bor bucket dan cleaning. Dan
pengeboran dengan mata bor auger dilakukan sampai
kedalaman tanah ± 11-12 m karena pada kedalaman
tanah tersebut bor auger tidak mampu membawa
bongkahan tanah yang berada dalam lubang karena
kondisi tanahnya berupa silt/lanau jadi mata bor auger
tidak mampu lagi mengangkat tanah

Gambar 2.3.6. Proses Pengeboran Dengan Mata Bor Auger

b. Pemasangan Cashing pada lubang bor dilakukan pada


kedalaman lubang ± 11-12 m hal ini dilakukan sama
dengan proses penggantian mata bor auger ke mata bor
bucket. Pemasangan cashing tersebut berfungsi sebagai
penahan longsoran tanah sedalam -12 m dari perukaan
tanah. Adapun pemasangan casing pada lubang bor
yaitu menggunakan alat berat berupa crawel crane
cashing tersebut di kaitkan oleh sling/kabel pada bagian
cashing yang memiliki tempat untuk dikaitkan atau sering
disebut telinga cashing dan proses pemasangannya
chasing di angkat dan diposisikan lurus dengan lubang
bor agar lubang bor tersebut tidak miring dan
penanaman/pemasangan cashing dalam lubang bor tidak
dimasukan semua bagianya karena dikhawatirkan cashing
tersebut ambalas kedalam lubang pengeboran maka
pemasangan/penanaman chasing di kaitkan bagian telinga
chasing pada pelat baja yang berfungsi sebagai dudukan
mesin bor.

Gambar 2.3.7. Proses Pemasangan Cashing

c. Setelah cashing terpasang pada lubang bor


selanjutnya adalah pengeboran lubang menggunakan
mata bor bucket. Pengeboran dengan menggunakan mata
bor bucket lebih tepat dilakukan pada lapisan tanah yang
mulai lunak dan bercampur dengan air. Karena bentuk
yang dimiliki oleh mata bor bucket berupa tabung dengan
gigi di samping bagian ujungnya. Dan proses
pengambilan tanah dengan mata bor bucket ini adalah
dengan mengupas atau menggerus bagian pinggir lubang
pengeboran dan tanah tersebut masuk kedalam tabung
bucket tersebut melalu lubang dan maksimal kedalam
sekali pengeboran sedalam ± 0,5 – 1 m karena lebih dari
itu bucket tersebut tidak mampu lagi menampung tanah
karena tinggi dari bucket tersebut hanya ± 1 m. Dan cara
pembuangan tanah yang berada pada bucket tersebut
yaitu dengan cara membukakan penutup dari bucket
tersebut sambil memutarnya. Pada proses pengeboran
lubang dilakukan pengisian air kedalam lubang
menggunakan selang yang bertujuan sebagai gaya
penahan/gaya tekan terhadap tanah yang
menghindari dari kelongsongran tanah.

Gambar 2.3.8. Proses Pengeboran Dengan Mata Bor Bucket

d. Proses pengeboran dengan mata bor cleaning dilakukan


apabila persiapan redymix atau beton untuk pengecoran
sudah mulai diberangkatkan dari bacing plean tempat
pemesan beton. Karena apabila proses cleaning dilakukan
lebih awal dari proses pengecoran dikhawatirkan akan
terjadi kelongsoran pada lubang bor tersebut maka
tenggang waktu yang di berikan pada tahap cleaning
yakni ± 1 jam sebelum proses pengeboran dan proses
cleaning hanya proses pengeboran yang berfungsi sebagai
pembersing lubang pengeboran karena bentu mata bor
nya yang tidak memiliki gigi jadi mampu meratakan dan
membersihkan lubang bor dan dilakukan hanya satu kali
pengeboran.

Gambar 2.3.9. Proses Pembersihan


Lubang Dengan Mata Bor Cleaning
7. Proses pemasangan tulangan bored pile

- Alat yang digunakan


 Crawel Crane
 Mesin Las & Electroda
- Tahapan pekerjaan pemasangan tulangan bored pile
a. Mobilisasi peralatan seperti mesin las dan
kelengkapannya
b. Pemindahan tulangan bored pile dari pabrikasi
tulangan ke lokasi titik pengboran dengan
menggunakan alat berat crawel crane.
c. Pemasangan tulangan pada lubang bored pile
dilakukan hanya sepanjang 14 m dari -4 m permukaan
tanah atas. Karena -4 m dari permukaan tanah atas
akan di gali kembali untuk di jadikan basement. Dan
panjang tulangan tersebut dibagi menjadi 1 bagian
dari total panjang rencana tulangan bored pile. Ukuran
Ø tulangan utama yaitu Ø tulangan 19 mm. Dimana
untuk tulangan utama yang berdiameter 19 mm
panjang bagian tulangan dibuat sepanjang 12 m dan
dibuat sebanyak 1 bagian jadi total panjang tulangan
untuk diameter (Ø) tulangan 19 mm sepanjang 17 m
dengan dibagi menjadi 1 bagian panjangnya 12 m
ditambah 5 m dengan overlapping 40X d (Ø) tulangan
yang digunakan .
d. Tulangan yang pertama dimasukan kedalam lubang
bor adalah tulang dengan Panjang 12 m. Tulangan
tersebut tidak langsung dimasukan semuanya
kedalam lubang bor tetapi disisakan sepanjang 1 m
atau sering disebut panjang gantungan besi
tulangan dengan cara menahan tulangan tersebut
dengan besi yang di tahankan atau di dudukan ke pipa
chasing. Panjang/sisa besi yang menjorok ke atas
nantinya akan digunakan sebagai wilayah
penyambungan dengan tulangan berikutnya dengan
cara penyambungan menggunakan las dengan
menyambungkan gantungan dari tulangan tersebut
yang menjorok keatas dengan panjang gantungan
tulangan yang akan di pasangkan kedalam lubang bor.
proses tersbut dilakukan seterusnya sampai bagian
tulangan yang terakhir. Untuk urutannya pemasangan
tulangan dari tulangan bagian 1-2 yaitu dipasangkan
tulangan yang berdiameter (Ø) 19 mm.

Gambar 2.3.10. Proses Pemasangan Tulangan Bored Pile


8. Proses pengecoran pondasi bored pile
- Alat-alat yang digunakan
 Crawel Crane
 Pipa Tremi
 Mixer
- Tahapan pelaksanaan pengecoran pondasi bored pile

a. Pengukuran kedalaman lubang bor yang akan di


cor. Langkah ini berfungsi sebagai kontrol terhadap
kebutuhan volume beton yang akan dimasukan
kedalam lubang.
b. Pemasangan pipa tremi kedalam lubang bor
c. Pengujian slump test dan pembuatan sample beton.
Adapun nilai slump test untuk beton tersebut adalah
2 ± 18 dan mutu dari beton tersebut adalah fc’ = 30
Mpa
d. Pengecoran dengan menuangkan adukan beton
yang berada pada mixer ke pipa tremi dengan
menekan handel yang berada pada redy mix.
e. Pipa tremi yang sudah diisikan adukan beton
kemudian diangkat untuk menurunkan adukan beton
kedalam lubang bor pada penuangan adukan beton
pertama atau sedalam 3 m panjang pipa tremi di
pasangkan sepanjang 14 m karena pada kedalaman
tersebut laju pengayunan pipa tremi untuk
menurunkan beton belum terhambat oleh beton yang
berada dalam lubang bor tersebut. Dan apabila sudah
mulai tersumbat oleh beton yang berada pada lubang
bor tersebut bagian pipa tremi dilepaskan sesuai
dengan tinggi beton yang berada lubang bor hal ini
dilakakukan untuk memberikan kelancaran dalam
proses penuangan beton kedalam lubang bor. Pada
proses pengecoran setiap pergantian mixer yang
membawa beton untuk pengecoran tinggi muka cor
selalu di ukur dengan memasukan meteran rol
kedalam lubang bor tersebut hal ini dilakukan untuk
mengestimasikan berapa banyak lagi adukan beton
yang harus dituangkan kedalam lubang bor
tersebut dan dari hasil tersebutpun mampu
memberikan informasi tentang perbandingan
diameter lubang bor actual dengan diameter lubang
bor rencana. Proses diatas dilakukan
sampai tinggi rencana muka cor tercapai yaitu yaitu
– 8,7 m dari elevasi muka cashing.

Gambar 2.3.11. Proses Pengecoran Bored Pile


9. Proses pengangkatan cashing
- Alat-alat yang digunakan
 Crawel Crane
 Excavator
- Tahapan pekerjaan pengangkatan cashing dari lubang bor
a. Kaitkan sling dari alat berat crawel crane ke bagian
telinga cashing
b. Angkat bagian bawah telinga cashing dengan bucket
excavator yang berfungsi membantu pengangkatan
cashing yang di lakukan oleh crawel crane
c. Setelah cashing mulai terangkat bucket excavator yang
mengangkat telinga cashing pada bagian bawah
dilepaskang dan selanjutnya pengangkatan cashing
dilakukan oleh crawel crane.

Gambar 2.3.12. Proses Pengangkatan Cashing


10. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan
dengan dimensi pile cap

Gambar 2.3.12. Galian Konstruksi Untuk Pile Cap

11. Pekerjaan Potongan / Penmbongkaran Kepala Bored Pile

Gambar 2.3.12. Pembongkaran Kepala Bored Pile

Anda mungkin juga menyukai