Ringkasan Geometri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Buku I

Bab 1

1. Ahli geometri Analitik

Salah satu ahli matematika dalam bidang geometri analitik adalah Rena Descartes (1596-
1650). Rene Descartes lahir di desa La Haye tahun 1596. Waktu mudanya dia bersekolah di
Yesuit, College La Fleche. Pada umur 20 tahun, dia mendapat gelar ahli hukum dari Universitas
Poitiers. Descartes meyakini bahwa tidak ada ilmu apapun yang bisa dipercaya tanpa
matematika. Pemikiran Descartes mengenai geometri analitik dituangkan dalam tulisannya
yang berjudul La Geometrie. Karyanya yaitu koordinat cartesius. Uraian geometri pada bagian
pertama dari karya ini diuraikan mengenai aljabar geometri sebagai pengembangan dari aljabar
geometri sebagai pengembangan aljabar geometri gerik purbakala. Saat Descartes mempelajari
bentuk-bentuk dengan menggunakan sumbu-sumbu, Descartes menemukan hasil yang
mengejutkan yaitu semua bentuk mempunyai kategori persamaan umum seperti halnya garis
lurus. Temuan lainnya, dalam menentukan suatu titik. Untuk menentukan suatu titik harus
memenuhi relasi x dan y. Pada suatu sumbu dilukiskan x, mengapit sudut tertentu dengan
sumbu yang dilukiskan y, maka terbentuk (x,y).

2. Sejarah Geometri Analitik

Geometri analitik merupakan kajian terhadap objek-objek geometri dengan menggunakan


sistem koordinat yang diulas menggunakan konsep dan prinsip aljabar dan analisis.
Perkembangan geometri analitik dimulai dengan kehadiran bentuk baru persamaan (equation).
Bentuk baru persamaan tersebut memungkinkan untuk mengklarifikasikan kurva berdasarkan
derajat (degree). Kurva berderajat satu adalah garis lurus (straight lines), kurva berderajat dua
merupakan irisan kerucut (conic sections) dan kurva berderajat tiga dinamakan kurva kubik
(cubic curves). Rene Descartes (1596-1650) menggunakan bentuk baru persamaan tersebut
untuk mengubah masalah-masalah geometri menjadi masalah aljabar menggunakan koordinat
sehingga dapat diselesaikan dengan manipulasi aljabar. Pengubahan tersebut dilakukan
berdasarkan relasi antara himpunan titik-titik yang berkorespondensi satu-satu dengan
himpunan bilangan rill. Sebuah titik dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan rill (x,y).
Descartes dalam bukunya Geometry (La Geometrie) menggunakan pertama kali bentuk sumbu
koordinat untuk menganalisis sebuah kurva secara aljabar. Dalam bukunya, Descartes (Smith
dan Latham, 1957) menuliskan “I Choose a straight line, as AB, ti attach to refer all its
points....and in AB I choose a point A at which to begin the investigation... Then I draw
throught C the line CB parallel to GA. Since CB and BA are unknown and indeteminate
quantities, I shall call one of them y and the other x”. Pernyataan Descartes tersebut
mendeskripsikan mengenai sumbu koordinat x dan y. Selanjutnya, Descartes menggunakan
persamaan aljabar yaitu:

𝑐𝑥
𝑦 2 = 𝑐𝑦 − 𝑦 + 𝑎𝑦 − 𝑎𝑐
𝑏

BAB 2 VEKTOR

2.1.1 Pengertian dan Notasi Vektor

Suatu vektor secara geometri disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis berarah
menyatakan panjang (besar vektor), sedangkan arah panah menunjukkan arah vektor. Vektor
diberi nama menurut pangkal dan ujungnya, misalnya AB. AB dapat dituliskan dengan
menggunakan lambang huruf kecil yang dicetak tebal atau dengan huruf kecil yang dibubuhi
tanda panah di atas huruf itu, misalnya a atau 𝑎⃗.

2.1.2 Kesamaan Dua Vektor

A. Vektor u dan v dikatakan sebagai dua vector yang sama apabila keduanya segaris dan
mempunyai panjang dan arah yang sama. Apabila u dan v adalah dua vektor yang sama, maka
hubungan kedua vektor ini kita tulis dengan notasi u = v.

B. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya berlainan. Dalam hal ini,
salah satu vektor dapat dinyatakan dengan vektor yang lain.

C. Tampak bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 sama dengan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 , tapi arahnya berlawanan. Dua buah vektor disebut
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = -𝐸𝐹
berlawanan apabila panjangnya sama tetapi arahnya berlawanan. 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ atau ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 = -𝐴𝐵

D. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya tidak sama maka vektor
yang satu dapat dinyatakan dengan yang lain.

2.1.3 Vektor dan Sistem Koordinat

Suatu vektor disebut vektor satuan bila panjangnya satu satuan. Bila a vektor dengan panjang
𝑎
|a| ≠0 maka |𝑎| adalah vektor satuan yang searah dengan a.\

2.1.4 Dot Product


Bila a dan b adalah vector-vektor, θ adalah sudut antara a dan b (0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋), maka dot product
yaitu:

a∙ 𝑏 = |𝑎||𝑏|𝑐𝑜𝑠𝜃

2.1.5 Cross Product

Bila a dan b adalah vektor-vektor dan θ adalah sudut antara a dan b (0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋), maka cross
product yaitu :

ax𝑏 = {|𝑎||𝑏|𝑠𝑖𝑛𝜃}𝑢

BAB 3 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

3.1.1 Sistem Koordinat Tegak Lurus pada Bidang dan Ruang

Suatu sistem koordinat tegak lurus di dalam bidang ditentukan dengan memilih suatu satuan
panjang serta dua buah garis lurus yang masing-masingnya saling tegak lurus dan berpotongan
di satu titik. Letak suatu titik pada sistem koordinat R2 dinotasikan dengan (x,y) dimana x
disebut absis dan y disebut ordinat. Suatu sistem koordinat tegak lurus di dalam ruang
ditentukan dengan memilih suatu satuan panjang serta tiga buah garis lurus yang masing-
masingnya saling tegak lurus dan berpotongan di satu titik.

3.1.2 Menentukan Posisi Titik dalam Kartesius di Bidang dan di Ruang

a. Menentukan Posisi Titik dalam Kartesius di Bidang Bidang koordinat Cartesius digunakan
untuk menentukan letak sebuah titik yang dinyatakan dalam pasangan bilangan. Letak titik
pada bidang koordinat Cartesius ditulis dalam bentuk pasangan bilangan (x, y) dimana x
disebut absis dan y disebut ordinat.

b. Menentukan Posisi Titik dalam Kartesius di Ruang Letak titik pada koordinat Cartesius
dalam ruang ditulis dalam bentuk (x, y,z) dimana x disebut absis, y disebut ordinat dan z disebut
aplikat.

3.1.3 Persamaan Bidang Khusus

Berikut ini akan dijelaskan arti dari suatu persamaan yang hanya mengandung satu peubah.

1. Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang YOZ dan berjarak
|a| adalah x = a . Jadi, semua titik yang terletak pada x = a mempunyai absis = a.
2. Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang XOZ (dapat dilihat
pada Gambar 3.8) dan berjarak |b| adalah y = b . Jadi, semua titik yang terletak pada y =
b mempunyai ordinat = b.
3. Persamaan bidang rata dari sebuah bidang yang sejajar dengan bidang XOY (dapat dilihat
pada Gambar 3.9) dan berjarak |c| adalah z = c . Jadi, semua titik yang terletak pada z =
c mempunyai aplikat = c.

3.2.1 Jarak Antara Dua Titik di Bidang dan di ruang

a. Jarak Antara Dua Titik di Bidang Misalkan kita pandang jarak dua titik pada koordinat
garis. Misalkan p1 dan p2 dua titik pada garis, dengan jarak x1 dan x2 dari titik O. Jarak titik p1
dan p2 adalah 𝑝
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗=𝑜𝑝
1 𝑝2 2 - 𝑜𝑝1 = 𝑥2 − 𝑥1

b. Jarak Antara Dua Titik di Ruang Misalkan kita hendak menentukan jarak antara titik D(x1,
y1, z1) dan F(x2, y2, z2). Untuk menentukan jarak titik D ke F, Anda dapat menggunakan
konsep Pythagoras.

3.2.2 Koordinat Titik yang Membagi Ruas Garis PQ atas Perbandingan m:n

Misalkan P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2) . R (x, y, z) membagi garis PQ atas perbandingan m :
n.

Koordinat titik R dapat kita tentukan dengan memperhatikan posisi dari titik R terhadap ruas
garis PQ. Perhatikan rumusan berikut.

 Titik R membagi ruas garis PQ dengan perbandingan m : n Koordinat titik R dapat


ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
𝑚𝑥2 +𝑛𝑥1 𝑚𝑦2 +𝑛𝑦1 𝑚𝑧2 +𝑛𝑧1
R( , , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

 Titik R sebagai titik tengah ruas garis PQ Jika R adalah titik tengah ruas garis PQ maka
R membagi PQ atas perbandingan m : n = 1 : 1. Oleh karena itu, koordinat titik R dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑥2 +𝑥1 𝑦2 +𝑦1 𝑧2 +𝑧1
 R( , , )
2 2 2

BAB 4 GARIS LURUS

4.1.1 Gradien atau Kemiringan Suatu Garis


Kemiringan garis atau gradien garis adalah konstanta atau bilangan yang menentukan
kedudukan/posisi garis tertentu. Gradien suatu garis dikelompokkan ke dalam tiga kategori,
yaitu (1) kemiringan garis positif, (2) kemiringan garis nol, (3) kemiringan garis negatif. Suatu
garis memiliki kemiringan positif apabila posisi garis itu miring ke kanan (jatuh ke arah
kanan), kemiringan garis nol apabila garis tersebut sejajar sumbu x, dan garis negatif apabila
posisi garis itu miring ke kiri (jatuh ke kiri). Sebuah garis tegak lurus sumbu x atau sejajar
sumbu y didefinisikan tidak memiliki kemiringan/gradien.

4.1.2 Persamaan Garis di Bidang dan di Ruang

a. Persamaan Garis Lurus Pada Bidang

1) Persamaan Garis y = mx + b Y = mx + b adalah persamaan garis dengan kemiringan


m dan b adalah bilangan konstanta. Berikut adalah proses pembuktian bahwa a adalah
kemiringan (m) dari garis g. Misalkan terletak titik A (x1,y1) dan titik B(x2,y2). Apabila
titik-titik itu disubstitusikan ke persamaan garis y = mx + b maka diperoleh y1 = mx1
+ b dan y2 = mx2 + b . selanjutnya, dilakukan penguranngan sehingga diperoleh y2 –
𝑦 −𝑦
y1 = mx2 – mx1 atau 𝑥2−𝑥1 = 𝑚. Jadi garis dengan persamaan y = mx + b mempunyai
2 1

kemiringan m.
2) Persamaan Garis dengan Kemiringan m dan Melalui Sebuah titik Misalkan sebuah
garis dengan kemiringan m dan melalui titik A (x1,y1). Karena garis tersebut memiliki
kemiringan m maka persamaan garisnya adalah y = mx + b. Apabila garis tersebut
melalui titik A (x1,y1) maka diperoleh y1 = mx1 + b. Karena x1 dan y1 adalah konstanta
maka b dapat dinyatakan ke dalam b = y1 – mx1. Jadi, persamaan garisnya adalah:
y = mx + y1 – mx1 atau y – y1 = m (x – x1)
Persamaan tersebut adalah rumus persamaan garis dengan kemiringan m dan melalui
titik titik (x1,y1).
3) Persamaan Garis Melalui Dua Buah Titik
Apabila sebuah garis melalui dua titik yang diketahui koordinatnya maka persamaan
garis tersebut dapat dicari persamaannya. Misalkan sebuah garis melalui dua buah
titik, yaitu titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2). Persamaan garisnya adalah sebagai berikut:
Substitusi titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2) ke persamaan y = mx + b.
4) Persamaan Garis Melalui Sebuah Titik dan Sejajar dengan Garis lain
Setiap garis memiliki kemiringan yang biasa dilambangkan dengan m. Karena l sejajar
dengan g maka kemiringan l sama dengan g atau m1 = m2. Sehingga persamaan l
adalah y – y1 = 𝑚l (x – x1). Kemiringan l sama dengan g atau m1 = m2, sehingga
rumus persamaan garis l yang melalui titik A(x1,y1) dan sejajar garis g adalah,

y – y1 = mg(x – x1)

5) Persamaan Garis Melalui Sebuah Titik dan Tegal Lurus dengan Garis lain
Garis a memotong sumbu x sebesar α sedangkan garis b memotong sumbu x sebesar
β, sehingga diperoleh tg β = tg (90 + α).

b. Persamaan Garis Lurus pada Ruang


Suatu garis lurus akan tertentu bila diketahui dua titik pada garis tersebut. Misalkan, Titik
P(x1,y1,z1) dan Q(x2,y2,z2) terletak pada garis lurus g.

4.2.1 Kedudukan antara Dua Buah Garis Lurus di Bidang dan di Ruang
A. Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang anggotanya adalah dua titik atau lebih.
Titik-titik tersebut berderet ke kedua arah yang berlawanan sampai jauh tak
terhingga. Model atau representasi suatu garis misalnya seutas benang kecil lurus
yang dapat diperpanjang kedua arah yang berlawanan sampai jauh tak terhingga.
Garis hanya mempunyai ukuran panjang. Garis diberi nama dengan menggunakan
huruf kecil seperti g, h, k, dan seterusnya, atau AB, AC, BC, dan seterusnya.
a. Kedudukan Garis dan Bidang
1. Garis Terletak Pada Bidang Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika
setiap titik pada garis tersebut juga terletak pada bidang
2. Garis Sejajar Bidang Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan
bidang tidak mempunyai satu pun titik persekutuan
3. Garis Memotong (Menembus) Bidang Sebuah garis dikatakan memotong
(menembus) bidang, jika garis dan bidang mempunyai satu titik persekutuan
yang dinamakan titik potong atau titik tembus.
b. Kedudukan Antara Dua Buah Garis Lurus di Bidang
1. Dua Garis Sejajar Dua buah garis dikatakan sejajar, jika dua buah garis
tersebut sebidang dan tidak mempunyai titik persekutuan.
2. Dua Garis Berpotongan Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika dua buah
garis tersebut sebidang dan mempunyai satu titik persekutuan, yang
dinamakan titik potong.
3. Dua Garis Berimpit Dua garis dikatakan berimpit, jika jarak antara kedua
garis tersebut adalah nol.
4. Dua Garis Bersilangan Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika dua buah
garis tersebut tidak sebidang atau melalui kedua garis tersebut tidak dapat
dibuat sebuah bidang datar.
c. Kedudukan Antara Dua Buah Garis Lurus Di Ruang Pada ruang, kedudukan dua
buah garis lurus terbagi menjadi beberapa kedudukan, yaitu:
1 Dua garis sejajar Dua garis sejajar pada ruang memiliki jarak yang selalu
sama. Apabila kedua garis tersebut diperpanjang, maka kedua garis tersebut
tidak akan berpotongan.
2 Dua garis tegak lurus Dua buah garis dikatakan tegak lurus apabila kedua
garis tersebut berpotongan dan membentuk sudut 90°
3 Dua garis bersilangan Dua garis memiliki kedudukan bersilangan apabila
kedua garis tersebut tidak sebidang dan tidak dapat dibentuk sebuah bidang
dari kedua garis tersebut.

4.2.2 Jarak Titik Ke Garis di Bidang dan di Ruang

a. Jarak Titik ke Garis di Bidang

Jarak titik ke garis adalah jarak terdekat sebuah titik ke garis. Perhatikan gambar garis g dan
titik A berikut. Jarak terdekat antara titik A dan garis g diperoleh dengan menarik garis tegak
lurus dengan garis yang dimaksud. Jarak titik A ke garis g adalah AA’

4.2.3 Jarak antara Dua Buah Garis Lurus yang Sejajar di Bidang dan di Ruang

Apabila ada dua garis, yaitu garis g dan garis h dengan kedudukan sejajar, maka untuk
menghitung jarak antara kedua garis tersebut adalah sebagai berikut.

1) Pilihlah sebarang titik P pada garis g

2) Buat bidang rata W melalui P dan tegak lurus garis g, yang dengan sendirinya juga tegak
lurus terhadap garis h.

3) Tentukan titik Q sebagai titik tembus pada garis h di bidang W.


4) Panjang PQ adalah jarak garis g dan garis h.

BAB 5 BIDANG DATAR

5.1.1 Bentuk Persamaan Bidang Datar

a. Persamaan Vektoris Bidang Datar

Suatu bidang datar akan dapat ditentukan apabila diketahui tiga buah titik (yang tidak
segaris) yang terletak pada bidang datar tersebut. Misalkan tiga titik pada bidang datar V
adalah titik P(x1, y1, z1), Q(x2, y2, z2), dan R(x3, y3, z3).

b. persamaan linier bidang datar

c. Vektor Normal Bidang Datar

[A,B,C] merupakan vektor yang tegak lurus pada bidang datar yang dibentuk oleh a dan b,
dalam hal ini bidang datar V = Ax + By + Cz + D = 0. n= [A, B, C] disebut vektor normal
dari bidang datar V = 0 tersebut. Vektor normal ini akan memegang peranan penting dalam
pembahasan suatu bidang datar. Dari persamaan (4), suatu bidang datar yang diketahui
melalui satu titik (x1, y1, z1) dengan vektor normal n= [A, B, C]

d. Persamaan Normal Bidang datar

Misalkan n = [A, B, C] adalah vektor normal bidang V = Ax +By+Cz +D =0, α, β dan ϒ


berturut-turut sudut antara n dengan sumbu-sumbu koordinat (yang arahnya ditentukan oleh
vektor i, j dan k).

5.1.2 Sudut Antara Dua Buah Bidang Datar

Kita definisikan sudut antara dua buah bidang 𝛼 ≡ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 + 𝑑1 = 0 dan bidang 𝛽 ≡


𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 + 𝑑2 = 0 adalah sudut antara vektor normal bidang 𝛼 dengan vektor normal
𝛽.

5.2.1 Jarak Titik Ke Bidang Datar dan Bidang Datar yang Sejajar

Untuk memperoleh persamaan jarak antara sebuah titik dan sebuah bidang datar tersebut,
perhatikan dan pahami langkah-langkah dibawah ini.

1. Kita misalkan garis lurus g adalah berpotongan dua buah bidang datar 𝑉1 = 𝐴1 𝑥 + 𝐵1 𝑦 +
𝐶1 𝑧 + 𝐷1 = 0 dan 𝑉2 = 𝐴2 𝑥 + 𝐵2 𝑦 + 𝐶2 𝑧 + 𝐷2 = 0.
2. Untuk menentukan vektor arah dari garis lurus berpotongan dua buah bidang datar

3. vektor normal bidang datar adalah 𝑛1 = [𝐴1 , 𝐵1 , 𝐶1 ] dan 𝑛2 = [𝐴2 , 𝐵2 , 𝐶2 ]

4. untuk mengubah bentuk persamaan V1 = 0 = V2 menjadi persamaan umum garis lurus yaitu
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1 𝑧−𝑧1
: = =
𝑎 𝑏 𝑐

5. untuk menentukan koordinat (x1, y1, z1), ambil sebarang titik pada garis lurus. Biasanya titik
yang diambil adalah titik potong dengan bidang berkoordinat.

6. Untuk mencari nilai x dan y dari persamaan di atas, dapat diselesaikan dengan menggunakan
determinan atau dengan cara eliminasi dan subtitusi. Jika persamaan di atas diselesaikan
dengan cara determinan.

5.2.3 Berkas Bidang Datar dan Jaringan Bidang Datar

Untuk memperoleh persamaan berkas bidang datar dan jaringan bidang datar, perhatikan dan
pahami langkah-langkah dibawah ini.

1. Misalkan ada 2 buah bidang datar 𝑉1 ≡ 𝐴1 𝑥 + 𝐵1 𝑦 + 𝐶1 𝑧 + 𝐷1 = 0 dan 𝑉2 ≡ 𝐴2 𝑥 +


𝐵2 𝑦 + 𝐶2 𝑧 + 𝐷2 = 0, maka perpotongannya berbentuk garis lurus.
2. Setiap titik pada garis potong tersebut akan memenuhi persamaan 𝜆1 𝑉1 + 𝜆2 𝑉2 = 0
dimana 𝜆1 𝑑𝑎𝑛 𝜆2 adalah parameter.

BAB 6 LINGKARAN DAN BOLA

6.1.1 Persamaan Lingkaran dan Bola

a. Persamaan Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik
tertentu. Dalam hal ini, jarak dan titik yang dimaksud berturut-turut disebut dengan jari-jari
dan titik pusat lingkaran. Persamaan lingkaran dapat dibentuk dengan mengetahui tempat
kedudukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Rincian mengenai persamaan lingkaran adalah
sebagai berikut.

1. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) Untuk menentukan persamaan lingkaran


yang berpusat di titik O(0,0)
2. Persamaan lingkaran yang berpusat di A(p,q) Untuk menentukan persamaan lingkaran
yang berpusat di titik A(p,q)
3. Bentuk umum persamaan lingkaran
Pada uraian di atas telah dinyatakan bahwa lingkaran yang berpusat di titik A(p,q) dan
berjari-jari r mempunyai persamaan (𝑥 − 𝑝)2 + (𝑦 − 𝑞)2 = 𝑟 2 .

b. posisi suatu titik terhadap suatu lingkaran

untuk mengetahui posisi suatu tiik tertentu (x1, y1) terhadap suatu lingkaran (𝑥 − 𝑝)2 +
(𝑦 − 𝑞)2 = 𝑟 2 , kita hitung jarak titik (x1, y1) ke pusat lingkaran (p,q).

c. persamaan bola

Bola (permukaan bola) adalah himpunan titik-titik di ruang dimensi tiga yang berjarak sama
dari suatu titik tertentu. Selanjutnya jarak yang sama itu disebut dengan jari-jari bola
sedangkan titik tertentu itu dinamakan dengan titik pusat bola. Permukaan bola merupakan
tempat kedudukan titik-titik ujung vektor di dalam ruang yang titik awalnya tertentu dan
panjang vektor tersebut konstan.

1. Persamaan bola yang berpusat di titik O(0,0,0) dan berjarijari r


Untuk menentukan persamaan bola yang berpusat di titik A(a,b,c), pelajari langkah-
langkah berikut.
a. Buatlah gambar sebuah bola pada ruang dimensi tiga, dengan titik pusat O(0,0,0)
dan jari-jari r.
b. Buatlah sebuah titik sebarang B(x, y, z) pada permukaan bola tersebut.
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 〈𝑥 − 0, 𝑦 − 0, 𝑧 − 𝑜〉 = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 dengan 𝑂𝐵
c. Vektor 𝑂𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = r
d. Karena B(x, y, z) adalah sebarang titik pada permukaan bola, maka persamaan x2 +
y2 + z2 = r2 merupakan persamaan bola dengan pusat O(0,0,0) dan jari-jari = r . Jadi
dapat disimpilkan bahwa persamaan bola dengan pusat O(0,0,0) dan jari-jari = r
adalah: x2 + y2 + z2 = r2
2. Persamaan bola yang berpusat di titik A(a,b,c) dan berjarijari r
a. Buatlah gambar sebuah bola pada ruang dimensi tiga, dengan titik pusat A(a, b, c)
dan jari-jari r.
b. Buatlah sebuah titik sebarang B(x, y, z) pada permukaan bola tersebut.
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 〈𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − 𝑐〉 dengan 𝐴𝐵
c. Vektor 𝑂𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = r , 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = |𝑟| = 〈𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 −
𝑐〉
d. Karena B(x, y, z) adalah sebarang titik pada permukaan bola, maka persamaan (x -
a)2 + (y - b)2 + (z - c)2 = r2 merupakan persamaan bola dengan pusat A(a, b, c) dan
jari-jari = r.
3. Bentuk umum persamaan bola
x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0

6.2. Garis Singgung Lingkaran dan Kuasa Lingkaran

6.2.1 Garis Singgung Lingkaran

Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran pada satu titik. Gambar
realistik dan narasi

a. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Melalui Titik (x1, y1)


1. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di O(0,0) melalui titik (x 1, y1)
Garis singgung lingkaran yang berpusat di O(0,0) melalui titik (x 1, y1)
2. Persamaan garis singgung lingkaran melalui titik A (x1, y1) pada lingkaran yang
berpusat di P(a,b)
b. Persamaan Garis Singgung Lingkaran dengan Gradien Tertentu.
1. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Berpusat di (0,0) dengan gradien m
2. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Berpusat di P(a,b) dengan gradien m
c. Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang Melalui Sebuah Titik di Luar Lingkaran
Garis singgung lingkaran yang melalui sebuah titik di luar lingkaran O(0,0)
6.2 .2 Kuasa Lingkaran
1. Kuasa Titik Terhadap Lingkaran
Definisi: Misalkan persamaan lingkaran L (x,y) = x2 + y2 = r2 dan titik K(x1, y1). Kuasa
titik K(x1, y1) terhadap lingkaran L adalah suatu konstanta k1 dengan k = L(x1, y1) =
𝑥1 2 + 𝑦1 2 − 𝑟 2.
2. Garis kuasa
Definisi: Garis kuasa adalah tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa yang
sama terhadap dua buah lingkaran. Sudut perpotongan dua lingkaran adalah sudut
antara garis singgung-garis singgung pada salah satu titik potong ke dua lingkaran itu,
atau sudut antara jari-jari yang mengarah ke titik potong tersebut.
3. Titik kuasa
Misalkan k1, k2, k3 adalah tiga lingkaran yang pusat-pusatnya tidak berada pada satu
garis lurus (konsentris). Ketiga lingkaran tersebut mempunyai tiga garis kuasa yang
saling berpotongan di satu titik. Titik potong ketiga garis ini disebut titik kuasa.
4. Berkas Lingkaran
Misalnya diketahui 2 buah lingkaran L1 dan L2 sembarang yang saling berpotongan,
maka kumpulan dari semua lingkaran yang melalui titik potong kedua lingkaran
tersebut dinamakan dengan berkas lingkaran.

BAB 7 IRISAN KERUCUT

7.1. Persamaan Parabola

Parabola merupakan suatu bentuk irisan kerucut yang sangat populer karena erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Aplikasi utama parabola berkaitan dengan fungsinya
sebagai pemantul sinar dan gelombang radio. Sifat-sifat parabola ini dimanfaatkan dalam
teleskop, radar, antena, dan gelombang mikro.

7.1.1 Pengertian Parabola

Parabola merupakan irisan kerucut dengan nilai eksentrisitas 1 (e = 1). Sebagai akibat
dari hal ini, maka parabola dapat didefinisikan sebagai berikut. Parabola adalah
himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik dan suatu garis tertentu

7.1.2 Menggambar sketsa parabola

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menggambar sketsa parabola adalah

a. Tentukan koordinat titik puncak parabola,

b. Tentukan koordinat titik fokus,

c. Tentukan sumbu simetri

d. Tentukan panjang latus rektum

e. Tentukan beberapa titik bantu, dan

f. Buat sketsa grafik


7.2.1 Persamaan Garis Singgung Parabola

Pada bagian ini akan kita pelajari cara menentukan persamaan garis singgung pada
parabola yang meliputi:

(1) Menentukan persamaan garis singgung yang melalui suatu titik tertentu pada
parabola

(2) Menentukan persamaan garis singgung yang memiliki gradien tertentu, dan

(3) Menentukan persamaan garis singgung yang melalui suatu titik tertentu di luar
parabola

a. Garis singgung di suatu titik pada parabola

Untuk menentukan persamaan garis singgung di suatu titik pada parabola, dapat dilakukan
dengan menggunakan:

(1) Fungsi turun


(2) Rumus

7.3 Persamaan Ellips

A. pengertian Ellips dan unsur-unsurnya

Gambar yang menyerupai lingkaran yang telah dipanjangkan ke satu arah. Elips adalah
salah satu contoh dari irisan kerucut dan dapat didefinisikan sebagai lokus dari semua titik,
dalam satu bidang, yang memiliki jumlah jarak yang sama dari dua titik tetap yang telah
ditentukan sebelumnya (disebut fokus).

7. 4 Persamaan garis singgung pada elips

7.4.1 Persamaan Garis Singgung Pada Elips

Pada bagian ini akan kita pelajari persamaan garis singgung pada elips, yang meliputi:

(1) Garis singgung yang melalui suatu titik tertentu pada elips.

(2) Garis singgung dengan gradien tertentu.

(3) Garis singgung yang melalui suatu titik tertentu di luar elips.
a. Garis singgung di suatu titik pada elips

Untuk menentukan persamaan garis singgung di suatu titik pada elips, dapat kita lakukan
dengan menggunakan:

(1) Fungsi turunan.

(2) Rumus.

b. Persamaan Garis Singgung Bergradien Tertentu pada Suatu Elips

Untuk menentukan persamaan garis singgung dengan gradien tertentu pada suatu elips dapat
kita lakukan menggunakan

(1) Fungsi turunan;

(2) Rumus.

Anda mungkin juga menyukai