Laporan Praktikum Mata Kuliah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

TES INTELEGENSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah Tes Intelegensi

Dosen Pengampu

Riezka Awaliah, S.Psi., M.Psi., Psi.

Oleh :

Anindita Maharani Setyoningrum

(46117210018)

Fakultas Psikologi

Universitas Mercubuana

Kampus D Bekasi

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Intelegensi adalah kapasitas global untuk berfikir secara keseluruhan (rasional). Ada
berbagai macam tes intelegensi, namun pada semester ini dan pada laporan ini hanya akan
membahas tiga tes intelegensi, antara lain tes IST (Intelligenz Struktur Test), CFIT
(Culture Fair Intelligence Test), dan RPM (Raven Progressive Matrices). Tes IST
(Intelligenz Struktur Test) dikembangkan oleh Rudolph Amthauer pada tahun 1951-1953,
IST merupakan alat psikodiagnostik untuk mengukur intelegensi multidimensional serta
dapat digunakan untuk mengukur individu dengan rentang usia 12 sampai 60 tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan bimbingan atau perencanaan akademik. Tes CFIT
(Culture Fair Intelligence Test) dibuat oleh Raymond B.Cattell & Karen S.Cattell yang
kemudian diterbitkan oleh Institute of Personality and Ability Testing (IPAT), Amerika
Serikat pada tahun 1949, tes ini mempunyai tiga skala dalam batasan umur yang memiliki
tujuan untuk mengukur sejauh mana kognitif seseorang dalam kemampuan yang ia miliki,
untuk mengukur hasil belajar individu. Tes RPM (Raven Progressive Matrices) tes ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam berpikir dan kecerdasan umum yang
dimiliki, mengingat informasi atau ide-ide yang lebih kompleks, RPM berisikan tes
kelompok nonverbal biasanya digunakan dalam setting pendidikan, dan merupakan tes
paling umum dan popular dikarenakan tesnya bias diberikan untuk umur 5 tahun sampai
dnegan dewasa.
Selama mengikuti mata kuliah Tes Inteligensi subjek menguasai alat tes yang
dipelajari, baik dari cara mengisi serta skoring hasil akhir. Namun subjek kurang paham
tentang teori dalam alat tes dan kurang hafal sejarah alat tes. Dosen pengampu mata
kuliah ini melaksanakan belajar mengajar dengan sangat baik, menjelaskan alat tes sejara
terperinci dari mulai masing-masing subtesnya, melaksanakan skoring dan menyimpulkan
hasilnya. Dimata kuliah ini subjek mengetahui bebeapa alat tes untuk mengukur IQ
seseorang dan bidang apa yang dikuasai oleh subjek atau testee. Subjek merasa jelas dan
lancer dalam mengisi tes IST, CFIT, dan RPM. Hasil dari ketiga tes tersebut subjek
termasuk kepada IQ superior dan cukup, subjek menyimpulkan bahwa dirinya dapat
berpikir secara logis.

1.2 Tujuan Praktikum


 Untuk mempelajari prosedur scoring
 Untuk mempelajari nilai IQ seseorang

1.3 Manfaat praktikum


 Untuk menguasai prosedur scoring
 Untuk menguasai cara menilai IQ seseorang

1.4 Waktu pelaksanaan

 Tes IST : Dilaksanakan pada tanggal 05-Juli-2019.


 Tes CFIT : Dilaksanakan pada tanggal 03-Juli-2019.
 Tes RPM : Dilaksanakan pada tanggal 12-Juli-2019.

1.4 Alat yang digunakan

 Tes IST : Alat tulis, Buku norma, Buku soal, Kertas jawaban.
 Tes CFIT : Alat tulis, Buku norma, Buku soal, Kertas jawaban.
 Tes RPM : Alat tulis, Buku soal, Kertas Jawaban.

1.5 Identitas Testee

 Nama : Aninidita Maharani Setyoningrum


 Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 29-Maret-1999
 Usia : 20 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Kp. Raden, Bekasi
 Pendidikan Akhir : SMA
 Pekerjaan : Mahasiswi

BAB II
Laporan Hasil Tes

A. IST (Intelligenz Struktur Test)


IST atau Intelligenz Struktur Test dikembangkan oleh Rudolph Amthauer pada
tahun 1951-1953. Tes ini memiliki sembilan subtes yang meliputi : SE (melengkapi
kalimat), WA (melengkapi kata-kata), AN (persamaan kata), GE (sifat yang dimiliki
bersama), ME (latihan simbol), RA (berhitung), ZR (deret angka), FA (memilih
bentuk), WU (latihan balok). Dari tes yang dilakukan oleh subjek mendapatkan hasil
karakteristik utama yaitu inteligensi bahasa, aritmatik, kemampuan imajinasi spasial,
dan kemampuan mengingat. Sembilan subtes mengukur masing-masing karakteristik
yang ada pada dalam diri subjek, SE untuk mengukur pembentukan dan pengambilan
keputusan, WA untuk mengukur seberapa besar subjek dalam berempati, AN untuk
mengukur daya ingat dan berpikir, GE untuk mengukur logisnya subjek dalam
berpikir, ME untuk mengukur konsentrasi subjek dalam ingatan jangka waktu yang
lama, RA untuk mengukur berpikir secara praktis serta logis, ZR untuk mengukur
berpikir secara induktif dalam angka, FA untuk mengukur kemampuan subjek dalam
membayangkan sesuatu yang bersifat visual, WU untuk mengukur daya pikir analitis.
Langkah selanjutnya dalam tes ini adalah menjumlahkan nilai total atau disebut Raw
Score, lalu dikonversi ke nilai Standard Score dengan melihat pedomannya di buku
norma IST. SE memiliki nilai RW=14 SW=109, WA memiliki nilai RW= 15
SW=115, AN memiliki nilai RW=10 SW=100, GE memiliki nilai RW=13 SW=106,
ME memiliki nilai RW=13 SW=103, RA memiliki nilai RW= 7 SW= 94, ZR
memiliki nilai RW=9 SW=97, FA memiliki nilai RW=13 SW= 107, dan WU
memiliki nilai RW= 12 SW=106, jumlah RW= 106 dan SW=104. IQ dilihat di jumlah
SW dan IQ yang dimiliki oleh subjek yaitu 104 yang artinya subjek termasuk
golongan yang cukup. Dimensi pola pikir dapat dihitung dalam perbandingan
GE+RA = 200 dan AN+ZR= 97 dimensi ini termasuk dua kutub yang dapat
mencerminkan pola pikir subjek apabila GE+RA > AN+ZR maka hasilnya (+)
mantap/kaku tetapi apabila GE+RA < AN+ZR maka hasilnya (-) maka fleksibel.

B. CFIT (Culture Fair Intelligence Test)


Tes ini terdiri dari tiga skala yang berbeda-beda dan memiliki empat sub tes
tetapi jumlah soal dalam non verbal memiliki format pilihan ganda. Dibuat oleh
Raymond B.Cattell & Karen S.Cattell yang kemudian diterbitkan oleh Institute of
Personality and Ability Testing (IPAT), Amerika Serikat pada tahun 1949. Subjek
mengikuti tes CFIT di skala 3A dan skala 3B, cara menghitung hasil dalam tes ini
yaitu jumlahkan poin benar lalu masukkan ke RS (Raw Score). Skala A dan B
dijumlahkan lalu dibagi dua apabila A>B maka angka koma dibulatkan ke bawah lalu
apabila A<B maka angka koma dibulatkan ke atas. Skor total yang didapatkan oleh
subjek yaitu 26, lalu dikonversi ke IQ, IQ subjek mendapatkan IQ 113 yang termasuk
kategori di atas rata-rata.

C. RPM ( Raven Progressive Matrices)


Tes RPM ini dari teori dan tokoh Tes RPM ini J,C. Raven dari Inggris (1938) guna
mengukur intelegensi umum. Tes ini dapat diberikan pada usia 5 tahun sampai dengan
orang tua. Mengukur kemampuan seseorang untuk berpikir non verbal dalam bentuk
simbol-simbol abstrak. Tes RPM ini terdiri dari dua set matriks, set pertama terdiri
atas 12 butir soal dengan waktu 5 menit dan set kedua terdiri 36 butir soal dengan
waktu 25 menit, tugas subjek adalah memilih dari sejumlah alternative jawaban yang
tersedia yang cocok untuk mengisi bagian yang hilang. Aspek pada tes ini berupa
daya abstraksi, berpikir logis, berpikir sistematis, kecepatan dan ketelitian serta
kosentrasi. Subjek pada tes ini masuk kedalam Grade III Intellectually average dengan
APM 14 dan SPM 44.00 dan IQ 96.

BAB III
Kesimpulan

A. Kesimpulan Umum

 IST merupakan alat psikodiagnostik untuk mengukur intelegensi multidimensional


serta dapat digunakan untuk mengukur individu dengan rentang usia 12 sampai 60
tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan bimbingan atau perencanaan
akademik. Tes IST (Intelligenz Struktur Test) dikembangkan oleh Rudolph Amthauer
pada tahun 1951-1953. Memiliki tujuan untuk lebih memahami diri dan
pengembangan diri sendiri, membantu untuk pengambilan keputusan dalam hidup
individu.

 Tes CFIT memiliki tiga skala dan memiliki tujuan untuk mengukur sejauh mana
kognitif seseorang dalam kemampuan yang ia miliki, untuk mengukur hasil belajar
individu, untuk menentukan posisi dalam pekerjaan baik untuk seleksi atau pun
menempatan, untuk menalarkan pikiran seseorang ketika memiliki sebuah masalah.
CFIT (Culture Fair Intelligence Test) dibuat oleh Raymond B.Cattell & Karen
S.Cattell yang kemudian diterbitkan oleh Institute of Personality and Ability Testing
(IPAT), Amerika Serikat pada tahun 1949.

 Tes RPM (Raven Progressive Matrices) tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
dalam berpikir dan kecerdasan umum yang dimiliki, mengingat informasi atau ide-ide
yang lebih kompleks, RPM berisikan tes kelompok nonverbal biasanya digunakan
dalam setting pendidikan, dan merupakan tes paling umum dan popular dikarenakan
tesnya bias diberikan untuk umur 5 tahun sampai dnegan dewasa.

B. Kelebihan dan Kekurangan


 Kelebihan
1. Adanya tester yang menjelaskan jika dirasa kurang jelas taste dapat bertanya.
2. Dalam pengisian alat ukur diberikan waktu sehingga menghemat waktu dan
pengisian menjadi efektif.
3. Kerahasiaan data testee yang dijaga oleh tester.
4. Adanya suasana lingkungan yang kondusif yang telah dikondisikan oleh tester
sehingga testee bisa berkonsentrasi ketika mengerjakan tes.
5. Tepat waktu dalam memulai dan menyelesaikan pengukuran.

 Kekurangan
1. Membuat bosan ketika kita sudah menyelesikan pengisian akan tetapi harus
menunggu waktu yang sudah ditentukan.
2. Skoring dilakukan oleh subjek (tidak ahli dalam bidangnya) sehingga banyak
bertanya dan membuat suasana skoring tidak kondusif.

C. Saran Pengembangan
Sebelum mengikuti tes inteligensi diharapkan kepada testee agar
mempersiapkan diri dengan baik, tidur dan makan yang cukup, karena kondisi fisik
mempengaruhi kerja otak dalam berpikir mengisi alat tes. Kondisi yang optimal
mendukung pengukuran secara optimal dan akan mendapatkan hasil yang akurat pula.

Anda mungkin juga menyukai