Trafo Distribusi Dan Tenaga
Trafo Distribusi Dan Tenaga
Trafo Distribusi Dan Tenaga
dan
Trafo Tenaga
TM - 4
Trafo Distribusi & Trafo Tenaga
Trafo Distribusi, adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari tegangan menengah 20 kV ke tegangan rendah
380/220 Volt. Trafo distribusi bisa diletakkan pada tiang SUTM
(Trafo Tiang) atau pada SKTM melalui Gardu Distribusi
(misalnya: Gardu Beton). Kapasitas trafo distribusi bervariasi
antara 25 kVA hingga 2500 kVA.
Trafo Tenaga, adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari tegangan subtransmisi/ transmisi (150 kV) ke
tegangan menengah 20 kV, untuk mendistribusikan sejumlah
daya besar melalui penyulang 20 kV ke konsumen. Trafo tenaga
diletakkan pada Gardu Induk Distribusi, baik yang tipe
konvensional maupun Gas Insulated Substation (GIS). Kapasitas
trafo tenaga bervariasi dari 30 MVA hingga 60 MVA.
Jenis Trafo Distribusi
Trafo distribusi dapat di klasifikasikan sebagai :
1. Tipe kering (pendingin udara dan isolasi udara) dan
2. Tipe berisi cairan (minyak)
INTI BESI V1
Ф
Iex
O 2
V1 , E1 E2 /2 (3/2)
Iex
Ф E1
E2
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Tipe Konstruksi Tranfo
Terdapat dua tipe konstruksi trafo :
a) Core - type construction
b) Shell - type construction
Core - type construction (Tipe Inti)
I1 I2
P1 = P2 I 2 : I 1 = V 1 : V2
V1 V2
I1.V1 = I2.V2 =a
= Ratio Trafo
I1.N1 = I2.N2
N1 : N2 = I2 : I1
P1 = Daya Primer V1 = Tegangan Primer
P2 = Daya Sekunder V2 = Tegangan Sekunder = V 1 : V2
I1 = Arus Primer N1 = Jumlah Lilitan Primer =a
I2 = Arus Sekunder N2 = Jumlah Lilitan Sekunder
= Ratio Trafo
Trafo Ideal
Adalah suatu trafo tanpa
rugi-rugi dengan belitan
input (primer) memiliki
jumlah lilitan Np dan belitan
sekunder dengan Ns lilitan
iP (t ) 1
iS (t ) a
Bila tegangan adalah positif pada salah satu sisi dari belitan primer pada saat
yang sama tegangan pada sisi lain dari belitan sekunder juga positif.
Bila arus primer mengalir menuju sisi dengan tanda dot pada belitan primer, arus
sekunder akan mengaalir keluar dari sisi dot pada belitan sekunder
Daya pada trafo ideal
Diasumsikan bahwa p dan s adalah sudut phasa antara tegangan dan arus
pada kumparang primer dan sekunder, daya yang disuplai pada trafo melalui sisi
primer adalah:
Pin VP I P cos P
Daya yang disuplai ke rangkaian output
Pout VS I S cos S
Karena trafo ideal tidak mempengaruhi sudut antara tegangan dan arus:
P S
Kedua kumparang primer dan sekunder memiliki faktor daya sama
Daya pada trafo ideal
Untuk trafo ideal berlaku ketentuan sbb :
Vp
Vs ;I s aI p
a
Sehingga :
Vp
Pout Vs I s cos aI p cos V p I p cos Pin
a
Daya output power dari trafo ideal sama dengan daya input nya –
karena diasumsikan tidak ada rugi-rugi. Begitu pula untuk daya rektif
dan daya semunya :
Sout Vs I s V p I p Sin
Transformasi Impedansi trafo
Impedansi didefinisikan sebagai rasio phasor tegangan dan arus:
Z L VL I L
Suatu trafo merubah tegangan dan arus sehingga impedansi semu dari beban
idberikan sbb :
Z L Vs I s
dimana
Vp aVs V
ZL ' a2 s a2ZL
Ip Is a Is
Jawaban
a) Rasio belitan, a = 20.000 / 400 = 50
b) Is= 100,000/400 = 250 A
Ip = Is /a = 250 / 50 = 5 A
nilai impedansi beban dari sisi sekunder
= Vs/Is = 400/250 = 1,6 ohm
c) Impedansi beban dilihat dari sisi primer
= a2*1,6 = 4000 ohm
Trafo dalam praktek
Rugi-rugi tembaga
Rugi Arus Pusar (eddy current)
Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-
putar didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti
trafo.
EDDY CURRENT
INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT
Iex
Rugi hysterisis memperbesar Iex
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang
Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka
rugi tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo
Efisiensi trafo
Efisiensi suatu trafo dirumuskan sebagai:
Pout Pout
x 100% x 100%
Pin Pout Ploss
Output Power
Efficiency, 100%
Input Power
VA cos
Pout ( full load ) 100%
100% VA cos Pc Pcu
Pout Plosses
V2 I 2 cos nVA cos
100% (load n ) 100%
V2 I 2 cos Pc Pcu nVA cos Pc n Pcu
2
Up – Voltage Regulation
VNL VFL
V .R 100%
VFL
Rangkaian ekivalen trafo
Untuk memodelkan suatu trafo secara akurat, perlu
mempertimbangkan beberapa losess:
Pcu1 Pcu2
LILITAN LILITAN
INTI BESI
INPUT PRIMER SEKUNDER
OUTPUT
Z actual
karena Z pu maka rangkaian ekivalennya sbb :
Z base
1. Hubungan Y-Y:
Tegangan primer pada
masing-masing phasa adalah
VLP
VP
3
Tegangan phasa sisi sekunder
VLS 3 VS
Rasio tegangan :
VLP 3 VP
a
VLS 3 VS
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa
Pada hubungan Y-Y terdapat dua masalah serius:
1. Apabila beban pada salah satu rangkaian trafo tidak seimbang, tegangan pada
phase tersebut menjadi sangat tidak seimbang.
2. Masalah harmonik komponen ketiga. Tegangan pada masing phasa pada trafo
Y-Y berbeda sudut phasa 1200 dengan tegangan pada phasa lainnya. Namun
komponen harmonik ketiga pada setiap phasa akan sephasa dengan phasa
lainnya. Ketidak linieran pada inti trafo selalu menimbulkan efek munculnya
komponen harmonik ketiga ! Komponen ini akan saling menambahkan yang
menghasilkan komponen harmonik ketiga yang besar (bahkan dapat lebih
besar dari komponen/ tegangan dasarnya).
Kedua masalah dapat diselesaikan dengan satu cara/ teknik:
1. Netral dari trafo terutama sisi primer harus diketanahkan secara solid.
Harmonik ketiga akan mengalir ke netral dan jalur return akan terbentuk pada
beban yang tidak seimbang.
2. Tambahkan hubungan pada kumparan ketiga. Arus sirkulasi pada harmonik
ketiga akan mengalir melalui kumparan tersebut sehingga menekan harmonik
ketiga pada kumparang lainnya.
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa
2. Hubungan Y- :
Tegangan primer dari setiap
phasa trafo
VLP
VP
3
Tegangan phasa sisi sekunder
VLS VS
Rasio tegangan
VLP 3 VP
3a
VLS VS
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa
Pada hubungan Y- tidak terdapat masalah dengan komponen harmonik ketiga
karena adanya arus sirkulasi pada hubungan . Selain itu juga lebih stabil
terhadap adanya ketidak seimbangan beban karena hubungan akan
mendistribusikan sebagian adanya ketidak seimbangan yang terjadi.
Satu masalah yang timbul pada hubungan ini adalah bahwa tegangan sisi
sekunder bergeser phasa300 dari tegangan primer. Hal ini bisa menimbulkan
masalah apabila akan memparalel 3-phase transformers karena tegangan
sekunder trafo yang akan diparalel harus sephasa. Sehingga pergeseran phasa ini
harus menjadi perhatian.
Hal ini dapat diatasi dengan membuat tegangan sekunder terlambat phasa
(lagging) terhadap tegangan primer.
Koneksi/ hubungan pada trafo 3-phasa
3. Hubungan -Y :
Tegangan primer pada setiap
phasa trafo
VP VLP
VLP V P a
VLS 3VS 3
4. Hubungan - :
Tegangan primer pada setiap
phasa trafo
V P VL P
VLP VP
a
VLS VS
Tdk terdapat masalah phase shift,
dan harmonics.
Tap dari trafo dan regulasi tegangan
Sebelumnya diasumsikan bahwa rasio belitan trafo adalah konstan. Pada trafo
distribusi sering dijumpai terdapat sejumlah tap di kumparannya untuk mewadahi
perlunya sedikit perubahan pada rasio belitan. Umumnya trafo dapat memiliki 4
tap sebagai tambahan terhadap setting nominalnya dengan selisih 2.5 % dari
full-load voltage. Sehingga pengaturan hingga 5 % diatas atau dibawah
tegangan nominal dapat dilakukan.
Example 4.6: A 500 kVA, 13 200/480 V transformer has four 2.5 % taps on its primary
winding. What are the transformer’s voltage ratios at each tap setting?
Series Series
winding winding
Common Common
winding winding
Autotrafo
Karena belitan autotrafo terhubung secara fisik, untuk itu digunakan terminologi
yang berbeda pada autotrafo:
Tegangan pada common winding disebut common voltage VC, dan arus yang
melaluinya disebut common current IC. Tegangan pada series winding disebut
series voltage VSE, dan arus melaluinya disebut series current ISE.
Tegangan dan arus pada sisi tegangan rendah disebut VL and IL; tegangan dan
arus pada sisi tegangan tinggi disebut VH and IH.
Untuk autotrafo:
VC N
C
VSE N SE
N C I C N SE I SE
VL VC I L I C I SE
VH VC VSE I H I SE
Hubungan arus dan tegangan pada autotrafo
Hubungan tegangan
N SE
VH VC VC
NC
VL NC
VH N C N SE
Hubungan arus:
N SE N
I L I SE I SE I H SE I H
NC NC
I L N C N SE
IH NC
Sistem Pendingin Transformator
Sistem pendingin transformator dengan minyak (tipe basah) dapat
dikelompokkan sbb :
1. ONAN (Oil Natural Air Natural)
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak dan sirkulasi
udara alamiah. Sirkulasi minyak terjadi adalah akibat perbedaan
berat jenis minyak yang dingin dengan minyak yang panas
2. ONAF (Oil Natural Air Force)
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak alamiah
sedangkan sirkulasi udaranya menggunakan hembusan kipas
angin yang digerakkan oleh motor listrik.
3. OFAF (Oil Force Air Force)
Pada sistem pendingin ini sirkulasi minyak menggunakan pompa
sedang sirkulasi udara menggunakan kipas angin
Sistem pendingin Tipe Kering:
AN (Air Natural) : Pendingin udara natural
AF (Air Force) : Pendinginan udara terpompa
Minyak Trafo
Minyak transformator memegang peranan penting dalam sistem isolasi trafo dan
juga berfungsi sebagai pendingin untuk menghilangkan panas akibat rugi-rugi
daya pada trafo. Kandungan utama minyak trafo adalah naftalin, parafin dan
aromatik. Keuntungan minyak trafo sebagai isolator dalam trafo adalah :
Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi.
Isolasi cairakan mengisicelah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi daya.
Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika
terjadi pelepasan muatan (discharge).
Kekuatan dielektrikadalah ukuran kemampuan elektrik suatu materialsebagai
isolator. Kekuatan dielektrik didefenisikan sebagai tegangan maksimum yang
dibutuhkan untuk mengakibatkan dielectric breakdown pada material yang
dinyatakan dalam satuan Volt/m. Semakin tinggi kekuatan dielektrik minyak
trafo, maka semakin bagus kualitas minyak tersebut sebagai isolator. Hasil uji
kekuatan dielektrikyang rendah, menunjukkan adanya benda-benda pengotor
minyak seperti air atau partikel penghantar dalam minyak.
Fungsi dan kriteria minyak trafo
Minyak trafo berfungsi untuk mengisolasi tegangan antara lilitan
dengan besi, dengan bodi dan bagian bertegangan lainnya
Berfungsi untuk memindahkan panas yg ditimbulkan oleh inti besi
dan lilitan ke peralatan pendingin
Fuse CO
LA
200 kVA
20 kV
Dyn 5
NH Fuse
380 V
3 fasa
Proteksi Eksternal:
Over Current Relay
Ground Fault Relay
Proteksi Internal:
Differensial Relay
Bucholz Relay
Sudden Pressure Relay
Over Current Relay
Yd
CB CT CT CB
OCR
OCR
Yd
CB CB
CT
GFR
IS (CT1) IS (ACT)
IS (CT1) ACT
(Dy1)
Id IS (ACT)
DIFFERENTIAL
RELAY
SOURCE
GELEMBUNG
GAS DARI
TANGKI TRAFO
TANGKI TRAFO
MEMBRAN
KENAIKAN
TEKANAN KAPILER
MENDADAK MEMBRAN
TANGKI TRAFO
a. Gambarkan rangkaian ekivalen trafo dilihat dari sisi primer (unit Ohm)
b. Gambarkan rangkaian ekivalen trafo dilihat dari sisi primer (dlm per unit )
c. Tentukan voltage regulation trafo bila dibebani penuh dengan faktor daya 0,6
lagging
d. Tentukan efisiensi trafo bila dibebani 75 % dengan faktor daya 0,8 lagging
2. Suatu trafo satu fasa 25 kVA 20000/400V memiliki R dan X sisi primer 5.5
dan 12 , sementara R d sisi sekunder adalah 0.2 and 0.45 . Tentukan:
a. Gambar rangkaian ekivalen dilihat dari sisi primer
b. Pengaturan tegangan dan efisiensi trafo bila sisi sekunder dibebani
penuh dengan faktor daya 0,8 lagging