Raodah Kti Ruptur Perineum
Raodah Kti Ruptur Perineum
Raodah Kti Ruptur Perineum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organ reproduksi adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh kita.
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin ata bahu
pada saat proses persalinan. Bentuk ruptur biasanya tidak teratur sehingga
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindari atau
dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
(Sarwono, 2011).
menyebabkan kematian pada ibu post partum mengingat kondisi ibu post partum
1
Oleh karena itu ruptur perineum perlu mendapat perhatian yang serius, baik
masyarakat serta mengurangi berbagai komplikasi yang dapat timbul bila tidak
(Sarwono, 2011).
Di kawasan ASEAN, Indonesia mempunyai AKI yang paling tinggi (390 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dan juga
di negara yang lain adalah perdarahan, infeksi dan pre eklampsia. Terdapat
(Prawirohardjo,2010).
AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe
Perineum.”
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini di bagi atas 2 ( dua ) yaitu :
1. Tujuan Umum :
2
2. Tujuan Khusus :
Perineum.
Perineum.
Perineum.
Ruptur Perineum.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
3
2. Institusi Pendidikan:
3. Profesi
Ruptur Perineum.
D. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini diuraikan tentang sistematika penulisan yang terdiri dari Bab
Bab I. Pendahuluan : Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan
penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka : Dalam bab ini diuraikan tentang: Tinjauan
evaluasi.
4
Bab III. Tinjauan Kasus : Dalam Bab ini diuraikan mengenai penerapan asuhan
evaluasi keperawatan.
Bab IV.Pembahasan : Dalam Bab ini diuraikan perbandingan antara teori dan
Bab V. Penutup : Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dirasakan pada wanita yang telah usai melakukan persalinan, hal ini akan
(Taufan, 2012).
Menurut Rukiyah, 2010 bahwa tahapan masa nifas antara lain, yaitu :
dan berjalan-jalan.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
6
3. Perubahan fisiologis masa nifas
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
uteri) kurang lebih satu jari. Pada hari ke 10-14 uterus tidak teraba
6 minggu.
2) Lokhia
Lokhia adalha cairan yang keluar melalui vagina dalam tiga minggu
a) Lokhia rubra
b) Lokhia serosa
dan mikroorganisme.
c) Lokhia alba
Hampir tidak berwarna atau warna kuning pucat, keluar pada hari
7
sel-sel epitel, lemak, mukosa servik, kolesterol dan bakteri.
3) Servik uteri
1 cm.
4) Vagina
5) Perineum
b. Abdomen
adanya striae warnak putih perak. Diastatis Recti (terpisahnya otot rectus
c. Payudara
8
produksi ASI terjadi pada hari ke 3 atau ke 4 setelah persalinan. Buah
dada menjadi besar dank eras sebagai tanda mulainya proses laktasi
d. Sistem Endokrin
Ovulasi dan haid dipengaruhi ibu menyusui bayinya atau tidak. Untuk ibu
e. Sistem Kardiovaskuler
9
menurun hingga mencapai seperti sebelum hamil dalam 2 minggu setelah
persalinan.
f. Sistem Respirasi
dan luka.
pascasalin. Dilatasi ureter dan ginjal kembali pada keadaan sebelum hamil
h. Sistem Gastrointestinal
10
hamil dalam 2 minggu setelah persalinan.
mungkin kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu kurang lebih
6-8 minggu jika peningkatan berat badan selama hamil dalam batas
persalinan.
i. Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi umunya dimulai kurang lebih 4-8 jam pascasalin, ambulasi dini
mobilisasi dari sendi panggul terjadi dalam 6-8 minggu. Pada ekstremitas
j. Sistem Integumen
tampak pada kulit karna kehamilan akan menghilang saat kadar estrogen
menurun.
a. Taking in
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, umumnya ibu menjadi pasif dan
11
sangat tergantung, focus perhatian terhadap tubuhnya. Ibu lebih
b. Taking hold
Periode ini berlangsung hari 3-4 setelah persalinan, ibu menjadi lebih
perhatian pada control fungsi tubuh misalnya proses defekasi dan miksi,
kekuatan dan daya tahan tubuh. Ibu mulai merasa sanggup dan trampil
c. Latting go
Periode ini umumnya dialami setelah ibu tiba dirumah, dan secara penuh
tanggung jawab sabagai ibu, dan ibu merasa dan menyadari kebutuhan
budaya keluarga.
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
12
c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan
khusus.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas menurut
a. Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk
b. Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam
kedua, jika kontraksi tidak kuat. Masase uterus sampai keras karena otot
kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi nyaman, dukung
program bounding attachman dan ASI eksklusif, ajarkan ibu dan keluarga
13
e. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik
dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
f. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik
dan psikologis
nyaman.
1. Defenisi
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin ata
bahu pada saat proses persalinan. Bentuk ruptur biasanya tidak teratur
telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
2. Etiologi
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan
(Rukiyah, 2010).
14
3. Tingkatan luka perineum
atau kulit perineum. Pada perlukaan tingkat I, bila hanya berupa luka lecet,
b. Tingkat II, jika perlukaan yang lebih dalam dan bisa meluas ke vagina
c. Tingkat III, perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam dari tingkat II yang
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 (dua) bagian yaitu bagian dalam
15
Bagian luar (genitalia eksterna) terdiri atas :
1) Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
pria. Ligamentum rotudum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, yang tidak berambut dan
memiliki jaringan serat sensorik yang luas dan sangat peka karena
5) Clitoris
16
androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
6) Vestibulum
vaginae,
ductus glandulae bartolini kanan dan kiri dan duktus skene kanan dan kiri.
7) Introitus/orifisium vagina
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, dll. Akibat coitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan
robekan.
8) Vagina
dari tepi serviks uteri yaitu rongga di bagian cranial dorsal sampai ke vulva
memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastic. Dilapisi oleh epitel
cerviks uteri.
17
9) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot
atas :
1) Uterus
Uterus terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
2) Serviks Uteri
Terdiri dari 3 komponen utama yaitu : otot polos, jaringan ikat (kolagen
18
(nullipara/primigravida) lubang osteum externum bulat kecil, setelah
berbagai garam, peptide dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
3) Corpus Uteri
miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut
yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid
19
5) Vaskularisasi uterus
6) Tuba Fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri dan kanan, panjang 8–14 cm, berfungsi sebagai jalan transfortasi
ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri atas 3 lapisan
bersilia. Tuba Fallopii terdiri atas pars interstitialis, pars isthmica, pars
7) Ovarium
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri atas korteks dan
renalis.
20
a) Vulva terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, dan sangat sensitif.
dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, dll. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan
dengan robekan.
b) Perineum
(ruptur).
5. Pemeriksaan Diagnostik
6. Penatalaksanaan
perdarahan.
21
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan anti septik
c. Jepit dengan ujung klem sumber perdaraan dan ikat dengan benang yang
dapat diserap.
d. Lakukan penjahita luka mulai dari yang paling distal terhadap operator.
dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum,
sebagai berikut:
1) Setelah prosedur aseptik dan anti septik, pasang busi rektum hingga
ujung robekan.
hingga ke sfingter ani. Jepit kedua sfingter ani dengan klem dan ahit
subkutikuler.
22
a. Saat mandi
a. Infeksi: Kondisi perineum yang terkena lokhia dan lembab akan sangat
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
menyebabkan kematian pada ibu post partum mengingat kondisi ibu post
1. Pengkajian
Biodata yang perlu dikaji adalah biodata ibu dan suami yang terdiri
23
b. Riwayat Keluarga
keturunan baik menular atau tidak. Begitu juga dengan status genogram
c. Riwayat Reproduksi
Hal yang ditanyakan pada klien atau keluarga adalah siklus haid, durasi
haid, riwayat haid : kapan pertama haid dan terakhir haid, ini dilakukan
untuk mengetahui kelahiran sesuai bulan atau tidak. Hal yang perlu
ditanyakan adalah riwayat obstetric yang terdiri atas apakah pernah hamil
dan melakukan persalinan pada masa lalu, jumlah anak, keadaan ibu dan
anak, dan bagaimana jenis persalinannya. Hal lain yang perlu ditanyakan
adalah apakah ibu pernah ber – KB , apa jenisnya dan apa ada keluhan
saat menggunakannya.
1) Kebutuhan nutrisi
2) Kebutuhan istirahat
membuat ibu sulit untuk beristirahat. Ibu baru biasa merasa cemas
24
akan kemampuannya dalam merawat bayinya atau sering merasa
3) Personal Hygiene
4) Kebutuhan eliminasi
Buang Air Besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
e. Pemeriksaan Fisik
BB ibu
25
b) Tanda – tanda vital
melahirkan
d) Kulit
e) Inspeksi Wajah
- Payudara
26
Denyut jantung dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil.
- Perut
dua kali lipat jauh lebih kendur daripada uterus primipara dan
(Rukiyah,2010)
- Serviks :
27
- Vagina dan perineum :
Selama 72 jam pertama setelah bayi lahir, volume plasma yang hilang
lebih besar daripada sel darah yang hilang. Penurunan volume plasma
28
2. Diagnosa Keperawatan
29
g. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan
nyeri perineal/rektal
harapan yang tidak realistis untuk diri sendiri , bayi dan pasangan serta
adanya stressor .
perawatan bayi.
30
3. Perencanaan
Intervensi Rasional
31
posisi lebih nyaman.
9. Anjurkan klien memulai menyusui 9. Respon mengisap awal kuat dan
pada puting yang tidak nyeri tekan mungkin menimbulkan nyeri
untuk beberapa kali pemberian dengan mulai memberi susu pada
susu secara berurutan, bila hanya payudara yang tidak sakit dan
satui puting yang sakit atau luka kemudian melanjutkan untuk
menggunakan payudara yang
mungkin kurang menimbulkan
nyeri dan dapat meningkatkan
penyembuhan
10. Berikan kompres es pada derah 10. Kompres es menekan laktasi
aksilla bila klien tidak
merencanakan menyusui 11. Ovar distensi kandung kemih
11. Kaji klien terhadap kepenuhan dapat menciptakan perasaan
kandung kemih, implementasikan dorongan dan ketidaknyamanan.
tindakan untuk memudahkan
berkemih.
12. Berikan analgesik sesuai 12. Menghilangkan nyeri.
ketentuan
Intervensi Rasional
32
3. Berikan informasi verbal dan 3. Membantu menjamin suplai
tertulis, mengenai keuntungan susu adekuat, mencegah
menyusui, perawatan puting puting pecah dan luka,
dan payudara, kebutuhan diet memberikan kenyamanan, dan
khusus dan faktor – faktor yang membuat peran ibu menyusui .
memudahkan atau
menganggu keberhasilan
menyususi 4. Posisi yang tepat biasanya
4. Demonstrasikan dan tinjau mencegah luka puting, tanpa
ulang teknik – teknik menyusui. memperhatikan lamanya
Perhatikan posisi bayi selama menyusu
menyusu.
5. Kaji puting klien; anjurkan klien 5. Indentifikasi dan intervensi dini
melihat puting setelah dapat mencegah / membatasi
menyusui terjadinya luka atau pecah
puting, yang dapat merusak
6. Anjurkan klien untuk proses menyusui.
menghindari penggunaan 6. Menambah kegagalan laktasi.
pelindung puting kecuali
secara khusus diindikasikan
Intervensi Rasional
33
4. Berikan kompres hangat ; 4. Merangsang sirkulasi dan
tingkatkan tirah baring dengan menurunkan penumpukan pada
meninggikan tungkai vena ekstremitas bawah ,
menurunkan edema sehingga
cedera dapat dicegah
ditandai dengan luka yang bebas dari drainase purulent, bebas infeksi,
Intervensi Rasional
34
-3 pascapartum karena
naiknya infeksi kandung
kemih.
6. Anjurkan perawatan perineal 6. membantu mencegah
setelah berkemih dan defekasi , kontaminasi rektal memasuki
dan anjurkan klien mandi setiap vagina dan uretra dan
hari dan ganti pembalut perineal meningkatkan pemulihan.
sedikitnya setiap 4 jam dengan
tehnik pembersihan dari depan
ke belakang
7. Anjurkan dan gunakan teknik 7. Membantu mencegah atau
mencuci tangan cermat dan menghalani penyebaran
membuang pembalut yang kotor. infeksi.
Diskusikan dengan klien
petingnya dilakukan tindakan ini
juga setelah pulang
8. Kaji status nutrisi klien 8. Nutrisi yang adekuat
mencegah klien rentan
terhadap infeksi.
Intervensi Rasional
35
dapat dikji dengan derajat
perubahan posisi uetrus
menyebabkan peningkatan
relaksasi uterus dan aliran
lokhia.
3. Perhatikan adanya edema atau 3. Trauma kandung kemih atau
laserasi / episiotomi uretra, atau edema dapat
menganggu berkemih.
4. Anjurkan klien berkemih dalam 6 4. Variasi intervensi keperawatan
– 8 jam pasca partum dan setiap mungkin perlu untuk
4 jam setelahnya, bila kondisi merangsang atau
memungkinkan , biarkan klien memudahkan berkemih
berjalan ke kamar mandi dan
stimulasi berkemih dengan
mengalirkan air kran, alirkan air
hangat di atas perineum,
gunakan shower air
hangatsesuai indikasi
5. Anjurkan minum 6 – 8 gelas 5. Membantu mencegah
cairan perhari dehidrasi dan mengganti
cairan yang hilang waktu
6. Kaji tanda – tanda ISK ( mis : melahirkan
rasa terbakar pada saat 6. Higiene yang bruk dan
berkemih, peningkatan frekuensi, masuknya bakteri dapat
urine keruh ) memberi kecenderungan klien
7. Kolaborasi untuk pemasangan terkena ISK
kateter 7. Diperlukan untuk mengurangi
distensi kandung kemih.
36
f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
Intervensi Rasional
batas normal
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda – tanda vital dan 1. Menandakan kebutuhan cairan
masukan cairan serta haluaran dan intervensi selanjutnya dan
urin keadekuatan terapi
2. Rasa haus mungkin merupakan
2. Perhatikan adanya rasa haus cara homeostasis dari
berikan cairan sesuai toleransi penggantian cairan melalui
peningkatan rasa haus.
3. Pantau berat badan setiap hari 3. Indikator untuk pemberian
intervensi selanjutnya
37
h. Perubahan pola eliminasi BAB (konstipasi) berhubungan dengan
Intervensi Rasional
harapan yang tidak realistis untuk diri sendiri , bayi dan pasangan serta
adanya stressor
Intervensi Rasional
38
4. Evaluasi sifat menjadi orang tua 4. Peran menjadi orang tua dipelajari ,
secara emosi dan fisik yang pernah dan individu memakai peran orang
dialami klien / pasangan selama tuanya sendiri menjadi model
masa kanak – kanak peran.
5. Kaji keterampilan komunikasi 5. Hubungan yang kuat dicirikan
interpersonal pasangan dan dengan komunkikasi yang jujur dan
hubungan mereka satu sama lain ketrampilan mendengar dan
interpersonal yang baik membantu
mengembangkan pertumbuhan
6. Tinjau ulang catatan catatan 6. Persalinan lama dan sulit , dapat
intrapartum terhadap lamanya secara menurunkan energi fisik dan
persalinan, adanya komplikasi , dan emosional yang perlu untuk
peran pasangan pada persalinan mempelajari peran menjadi ibu dan
dapat secara negatif mempengaruhi
menyusui.
7. Berikan rawat bersama / ruanf fisik 7. Memudahkan kedekatan ,
dan privasi untuk kontak antara ibu, membantu mengembangkan proses
ayah dan bayi pengenalan.
8. Anjurkan pasangan/ sibling untuk 8. Membantu meningkatkan ikatan
mengunjungi dan menggendong dan mencegah perasaan putus asa
bayi dn berpartisipasi pada aktivitas
perawatan bayi sesuai izin
9. Kaji kesiapan dan motivasi klien 9. Banyak faktor mempengaruhi
untuk belajar belajar individu ( mis : pemahaman
kebutuhan terhadap informasi ,
ansietas, kegirangan setelah
melahirkan. )
10. Berikan kesempatan klien belajar 10. Membantu orang tua belajar
tentang perawatan bayi, pemberian dasar – dasar perawatan bayi,
makanan bayi dan menjadi orang menambah ketrampilanm dan
tua kenyamanan dalam menangani
dan merawat bayi sebelum
pulang
39
j. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respons hormonal / psikologis
Intervensi Rasional
40
k. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) , mengenai perawatan diri dan
perawatan bayi.
Intervensi Rasional
4. Implementasi
tehnik keperawatan.
perawatan yaitu: adanya bukti bahwa klien dalam proses menuju perawatan
atau telah tercapai tujuan yang diinginkan dan adaya bukti bahwa tindakan
41
Adapun prioritas keperawatan untuk klien setelah pascapartum adalah
sebagai berikut:
5. Evaluasi
b. Berkurangnya nyeri/ketidaknyamanan
42
c. Terpenuhinya kebutuhan fisik/psikologis
d. Komplikasi tercegah/teratasi
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
Umur : 26 tahun
J.Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
44
Nama : Tn.”H”
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Pernikahan ke : ke - 1
Alamat : Mappaoudang,Makassar
saat istirahat.
c. Pola Reproduksi :
1) Menarche : 15 Tahun
2) Siklus : 28 - 30 hari
45
4) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
6) Baunya : Amis
7) Warnanya : Merah
Lama
Anak umu Jenis BB Keadaa
tahun penolong PB meny
ke r persalinan bayi n ibu
ususi
6
1 2006 8 thn Spontan bidan 2.500 baik -
bulan
e. Riwayat obstetri
2) HPHT : 24 - 06 - 2013
3) TP : 20
5) LILA : 28 cm
6) LP : 78 cm
7) Ibu klien mengatakan ini hamil yang kedua, dan umur kehamilan
f. Riwayat Pembedahan:
46
Klien tidak pernah menjalani pembedahan sebelumnya.
h. Riwayat Keluarga
1) Genogram
Gambar 3
GI
47
G II ?
? ? ?
? ?
G III
? ? ?
26 30
2
G IV 8
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= meninggal dunia
= garis keturunan
= garis perkawinan
Penjelasan gambar:
GI : Kakek dan nenek dari pihak ayah dan ibu meninggal karena
48
G II : Ayah klien masih hidup anak terakhir dan 4 bersaudara,
G III : Klien adalah anak kedua dari 4 bersaudara, dan saat ini
h. Riwayat Sosial :
1 Nutrisi
2 Cairan
3 Eliminasi
49
- BAB :
- BAK : Di WC Di wc
4 Personal
Hygiene
5 Istirahat/Tidur
Malam
h. Pemeriksaan Fisik :
TD : 100/60 mmHg
N :80 x/i
50
S :38,5°c
P : 20 x/i
4) Sistem Pernapasan
a. Hidung : Lubang hidung simetris antara kiri dan kanan, tidak ada sekret,
pembesaran kelenjar
Pernapasan 20x/menit
1. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung terdengar jelas dan murni. BJ I “ Lup” pada ICS 4 dan 5
2. Sistem Pencernaan
b. Abdomen: Tidak ada nyeri tekan pada gaster dan ulu hati, Tidak teraba
51
rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan,
3. Sistem Indra
a. Mata : Simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda radang, merata, alis
b. Hidung : Fungsi penciuman baik, tidak ada secret dan perdarahan, lubang
hidung simetris antara kiri dan kanan, Tidak ada nyeri tekan
d. Kulit : Warna sawo matang, nampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada
kulit elastis
e. Telinga : Simetris kiri dan kanan, kanal auditorius bersih, tidak ada
4. Sistem Persarafan
a. Fungsi Neuro/serebral
52
4) Klien bicara pelan
b. Fungsi Cranial
ada rangsangan
wajah
7) Nervus IX (Glossofaringeus):
posterior lidah
9) Nervus XI (Accesorius) :
53
Dapat menjulurkan lidahnya, klien dapat
c. Fungsi Motorik
d. Fungsi Sensoris
1) Mata : Kedua mata simetris antara mata kiri dan kanan, tidak
baik
54
e. Fungsi Refleksi
5. Sistem Muskuloskeletal
c. Ekstremitas atas dan bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada udema
4 4
4 4
6. Sistem Perkemihan
disuria)
7. Sistem Integumen
55
c. Kuku : Warna merah muda tidak anemis dan kuku pendek
8. Fungsi Imun
b. Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, udara dan debu
9. Sistem endokrin
jugularis
i. Data Psikologi :
56
- Harapan setelah menjalani perawatan : Klien ingin cepat sembuh dan bisa
j. Data Spiritual:
Klien yakin dan percaya bahwa Tuhan akan selalu memberi yang terbaik
k. Pengobatan :
1) Infus RL 28 tts/i
2) Cefotaksim 1 gram / 12 jam
3) Ketorolac 1 amp /12 jam
4) Ranitidin 1 amp /12 jam
5) Mentronidazol 3 x 1 tablet
6) Rencana operasi
57
l. Data tambahan :
Pemeriksaan Laboratorium :
58
DATA FOKUS
( CP. I A )
- Klien mengatakan nyeri pada perut - Wajah klien tampak meringis, skala
dirinya P : 20 x / mnt
penyakitnya
ANALISA DATA
59
( CP. I B )
BAK
Merangsang
Nociceptor
- Klien mengatakan terasa
Hypothalamus
penuh pada kandung
kemih
Corteks serebri
DO:
Nyeri dipersepsikan
- Wajah klien tampak
sedang (4 - 6 )
TD : 100 / 60 mmHg
N : 80 x / mnt
S : 38,5 0C
60
P : 20 x / mnt
demam
Tumor Adneksa
3. DS: Kecemasan
Perubahan status
- Klien selalu menanyakan
kesehatan
keadaan dirinya
Kurang Pengetahuan
- Klien merasa cemas
Koping individu tidak
DO : efektif
Kecemasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
( CP . 2 )
61
Teratasi
penyakit
penyakit 2014
RENCANA KEPERAWATAN
( CP. 3 )
62
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyeri Nyeri 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
berhubungan dengan hilang atau nyeri tingkat nyeri
proses penyakit: berkurang dirasakan
Ds: ditandai klien
- Klien mengatakan dengan 2. Observasi 2. Mengetahui
nyeri pada abdomen kriteria TTV keadaan
bagian bawah hasil: umum klien
tembus kebelakang a. Klien dan
DO: rileks perkembang
- Klien nampak b. Wajah an kondisi
meringis tidak 3. Berikan 3. Memberikan
- Skala nyeri sedang 6 meringis posisi rasa
(5-7) lagi nyaman nyaman
- TTV 4. Ajarkan pada klien
TD : 100/60 mmHg tehnik 4. Agar klien
N : 80 x/i relaksasi dapat
S : 38,5°c dan distraksi mempraktek
P : 20x/i kan pada
saat
merasakan
5. Kolaborasi nyeri
pemberian 5. Mengurangi
non analgetik nyreri yang
dirasakan
2. DS: Suhu tubuh 1. Kaji klien
- klien mengatakan dalam peningkatan 1. Mengetahui
panas (hipertermi) batas suhu tubuh adanya
DO: normal klien peningkatan
- klien teraba hangat ditandai suhu tubuh
63
suhu 38,5 °c dengan 2. Observasi klien
kriteria TTV 2. Mengetahui
hasil keadaan
-s : 37°c 3. Berikan umum klien
-klien tidak kompres air 3. Pemindahan
merasakan hangat suhu tubuh
panas lagi melalui
4. Kolaborasi evaporasi
pemberian 4. Membantu
terapi mempercepa
antipiretik t proses
penurunan
suhu tubuh
3. DS: 1. Kaji tingkat
- klien sering bertanya Cemas kecemasan 1. Mengetahui
tentang penyakitnya berkurang klien tingkat
ditandai 2. Jalin kecemasan
DO: dengan hubungan klien
- klien nampak cemas kriteria hasil saling 2. Agar klien
klien nampak susah -klien tidak percaya mengekspre
berkonsentrasi bertanya- kepada klien sikan
tanya lagi 3. Berikan perasaannya
tentang kesempatan 3. Agar klien
penyakitnya kepada klien merasa
-klien untuk legah dan
nampak mengekspre tidak cemas
santai sikan lagi
perasaannya
/
menceritaka
n masalah
64
yang dialami
4. Berikan HE 4. Klien
mengerti
tentang
penyakitnya
CP.IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
65
1. 04-08-2014 09.00 1. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : nyeri sedang skala (4-6)
09.10 2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S : 38,5 °c
09.30 3. Memberikan posisi yang nyaman
Hasil : posisi terlentang
10.00 4. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan
distraksi
Hasil : relaksasi nafas dalam , distraksi
bebincang-bincang
12.00 5. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Hasil : ketorolac 1 amp/12jam
2. 04-08-2014 12.15 1. Mengkaji peningkatan suhu tubuh klien
Hasil : s: 38,5 °c
12.20 2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/i
P : 20x/i
S 38,5 °c
12.30 3. Memberikan kompres air hangat
Hasil : klien dikompres air hangar
12.35 4. Penatalaksanaan pemberian antipiretik
Hasil : Paracetamol 3 x1 /hari
3. 04-08-2014 12.45 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien
Hasil : kecemasan sedang
13.00 2. Menjalin hubungan saling percaya pada
66
klien
Hasil : klien menceritakannya maslahnya
13.25 3. Memberikan kesempatan untuk
menceritakan masalah yang dialami
Hasil : klien tidak tegang lagi
13.30 4. Memberikan HE
Hasil : klien mengerti tentang penyakit
CP.IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
67
S : 38,5 °c
09.00 3. Memberikan posisi yang nyaman
Hasil : posisi terlentang
10.00 4. Mengajarkan tekhnik relaskasi dan
distraksi
Hasil : relaksasi nafas dalam , distraksi
bebincang-bincang
12.00 5. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Hasil : ketorolac 1 amp/12jam
2. 05-08-2014 12.15 1. Mengkaji peningkatan suhu tubuh klien
Hasil : s: 38,5 °c
12.20 2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/i
P : 20x/i
S 38,5 °c
12.30 3. Memberikan kompres air hangat
Hasil : klien dikompres air hangar
12.35 4. Penatalaksanaan pemberian antipiretik
Hasil : pct 3 x1 /hari
68
Hasil : klien mengerti tentang penyakit
CP.IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
69
1. 06-08-2014 09.00 1. mengkaji tingkat nyeri
Hasil : nyeri sedang skala (4-6)
09.20 2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S : 38,5 °c
09.30 3. Memberikan posisi yang nyaman
Hasil : posisi terlentang
11.00 4. Mengajarkan tekhnik relaskasi dan
distraksi
Hasil : relaksasi nafas dalam , distraksi
bebincang-bincang
12.00 5. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Hasil : ketorolac 1 amp/12jam
2. O6-08-2014 12.15 1. Mengkaji peningkatan suhu tubuh klien
Hasil : s: 38,5 °c
12.20 2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/i
P : 20x/i
S 38,5 °c
12.30 3. Memberikan kompres air hangat
Hasil : klien dikompres air hangar
12.35 4. Penatalaksanaan pemberian antipiretik
Hasil : pct 3 x1 /hari
12.45 Mengkaji tingkat kecemasan klien
Hasil : kecemasan sedang
13.00 5. Menjalin hubungan saling percaya
70
pada klien
Hasil : klien menceritakannya maslahnya
13.25 6. Memberikan kesempatan untuk
menceritakan masalah yang dialami
Hasil : klien tidak tegang lagi
13.30 7. Memberikan HE
Hasil : klien mengerti tentang penyakit
CP.V
EVALUASI KEPERAWATAN
71
A : masih belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5
1. Kaji tingkat nyeri
2. Observasi TTV
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Ajarkan tahnik relaksasi
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2. 04-08-2014 13.30
S : klien mengatakan tidak merasa demam
lagi
O : Klien masih teraba hangat lagi, S: 38,5
°c
A : Masalah belum teratasi
3. 04-08-2014 14.00 P : Pertahankan intervensi
CP.V
EVALUASI KEPERAWATAN
72
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5
1. Kaji tingkat nyeri
2. Observasi TTV
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Ajarkan tahnik relaksasi
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2. 05/08/2014 13.10
S : klien mengatakan masih demam
O : Klien masih teraba hangat, S: 37,5 °c
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
3.
05/08/2014 13.30
S : klien masih cemas
O : klien nampak masih cemas
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
CP.V
EVALUASI KEPERAWATAN
73
2. Observasi TTV
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Ajarkan tahnik relaksasi
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2. 06/08/2014 13.30
S : Klien mengatakan tidak merasa demam
lagi
O : tidak teraba hangat lagi, S: 37,8 °c
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
3. 06/08/2014 13.45
S : klien tidak cemas lagi
O : klien nampak tidak tegang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
74
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang
Tabel 4.1
Kesenjangan Antara Teori Dan Kasus
75
(dihubungkan
dengan Wajah klien
proses tampak
penyakit). meringis,
skala nyeri
sedang (4-6
)
Tidak ada
3. Perubahan 3. Klien kesenjangan
eliminasi mengatakan
urinarius susah BAK,
misalnya: Klien
nyeri atau mengatakan
rasa terbakar terasa
pada saat penuh
berkemih, pada
hematuria, kandung
sering kemih
berkemih.
Terjadi
4. Klien selalu kesenjangan
4. Menyangkal, menanyaka Pada kasus klien
menarik diri, n keadaan menerima
dan marah dirinya, keadaan dirinya
Klien dan tidak
merasa menyangkal
cemas, penyakitnya,
Klien selalu kurangnya
bertanya sumber informasi
tentang membuat klien
penyakitnya mengalami
cemas dan
selalu bertanya
tentang
penyakitnya.
Klien teraba
hangat,
76
Suhu badan
38,50C
77
ditemukan tekanan
12. Perubahan di kasus darah
pola defekasi 6. Menyangkal,
misalnya: menarik diri,
darah pada dan marah.
feces, nyeri 7. Perubahan
pada defekasi. 13. Tidak pola
ditemukan defekasi
13. Perubahan di kasus misalnya:
pada bising darah pada
usus, distensi feces, nyeri
abdomen. 14. Tidak pada
ditemukan defekasi.
14. Kebiasaan di kasus 8. Perubahan
diet buruk pada bising
(misalnya usus,
rendah serat, distensi
tinggi lemak, abdomen.
adiktif bahan 15. Tidak 9. Kebiasaan
pengawet) ditemukan diet buruk
15. Perubahan di kasus (misalnya
pada berat rendah
badan: serat, tinggi
penurunan lemak,
berat badan adiktif bahan
hebat, pengawet)
berkurangnya 16. Tidak 10. Perubahan
massa otot. ditemukan pada berat
16. Perubahan di kasus badan:
pada penurunan
kelembaban / berat badan
turgor kulit; 17. Tidak hebat,
edema. ditemukan berkurang-
17. Klien memiliki di kasus nya massa
kebiasaan otot.
merokok 18. Tidak 11. Perubahan
(tembakau, ditemukan pada
marijuana, di kasus kelembaban
hidup dengan / turgor kulit;
seorang edema.
perokok). 12. Pusing,
sinkope,
19. Tidak nyeri, atau
18. Ruam kulit, ditemukan derajat
ulserasi. di kasus bervariasi ,
mis;
78
20. Tidak ketidaknya-
19. Masalah ditemukan manan
seksual mis: di kasus ringan
dampak pada sampai nyeri
hubungan, berat
perubahan (dihubung-
pada tingkat kan dengan
kepuasan, proses
nuligravida penyakit).
lebih besar 13. Klien
dari usia 30 memiliki
tahun. kebiasaan
Multigravida, merokok
pasangan (tembakau,
seks multiple, marijuana,
aktivitas hidup
seksual dini, dengan
herpes genital seorang
21. Tidak perokok).
20. Ketidakadeku ditemukan 14. Ruam kulit,
atan/ di kasus ulserasi.
kelemahan 15. Masalah
system seksual mis:
pendukung dampak
riwayat pada
perkawinan hubungan,
(berkenaan perubahan
dengan pada tingkat
kepuasan di kepuasan,
rumah, nuligravida
dukungan dan lebih besar
bantuan) dari usia 30
masalah tahun.
tentang fungsi/ Multigravida,
tanggung pasangan
jawab pasien. seks
22. Tidak multiple,
21. Terdapat ditemukan aktivitas
riwayat kanker di kasus seksual dini,
pada keluarga herpes
mis; ibu atau genital.
bibi dengan 16. Ketidak-
kanker adekuatan/
payudara / kelemahan
ovarium. system
pendukung
79
riwayat
perkawinan
(berkenaan
b. dengan
kepuasan di
rumah,
dukungan
dan
bantuan)
masalah
tentang
fungsi/
tanggung
jawab
pasien.
17. Terdapat
riwayat
kanker pada
keluarga
mis; ibu atau
bibi dengan
kanker
payudara /
ovarium.
Data tersebut
tidak ditemukan
di kasus karena
setiap individu
berbeda-beda
dalam berespons
terhadap
penyakitnya dan
juga beberapa
data pada teori
mencatat respon
klien setelah
menjalani
pembedahan
dan pengobatan
kanker misalnya
dengan
kemoterapi dan
radiasi,
sedangkan klien
Ny.”F” belum
menjalani hal
80
tersebut.
81
2 Diagnosis 1. Ketakutan/ 1. Kecemasan Tidak ada
Keperawatan ansietas b/d b/d kurang kesenjangan
ancaman informasi
kematian tentang
penyakit
4. Gangguan Ditemukan
harga diri b/d kesenjangan
efek samping 4. Tidak pada kasus
kemotherapi ditemukan di diagnosa ini
kasus tidak ditegakkan
di kasus karena
klien tidak
menampakkan
keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut dimana
klien tidak
menjalani
kemoterapi
sekarang ini
82
5. Nutrisi kurang Ditemukan
dari kesenjangan
kebutuhan b/d 5. Tidak pada kasus
status ditemukan di diagnosa ini
hipermetabo- kasus tidak ditegakkan
lik berkenaan di kasus karena
dengan klien tidak
kanker. menampakkan
keluhan yang
6. Risiko tinggi mendukung
kekurangan 6. Tidak diagnose
volume cairan ditemukan di tersebut dimana
b/d status kasus klien masih
hypermetabo- dapat minum
lik dan makan
(klien
menghabiskan
porsi makan
yang diberikan)
Ditemukan
7. Keletihan b/d kesenjangan
efek samping 7. Tidak pada kasus ,
obat – obatan ditemukan di diagnosa ini
kemoterapi kasus tidak ditegakkan
di kasus karena
klien tidak
menampakkan
keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut dimana
klien tidak
menjalani
kemoterapi
sekarang ini
Ditemukan
8. Risiko tinggi kesenjangan
terhadap 8. Tidak pada kasus ,
membrane ditemukan di diagnosa ini
mukosa oral kasus tidak ditegakkan
b/d efek di kasus karena
samping dari klien tidak
beberapa menampakkan
83
agen keluhan yang
kemoterapi mendukung
(misal : diagnose
antimetabolik) tersebut dimana
dan radiasi klien tidak
menjalani
kemoterapi
sekarang ini.
Ditemukan
kesenjangan
9. Risiko tinggi 9. Tidak pada kasus ,
terhadap ditemukan di diagnosa ini
Kerusakan kasus tidak ditegakkan
integritas kulit di kasus karena
b/d efek klien tidak
radiasi dan menampakkan
kemoterapi keluhan yang
10. Risiko tinggi 10. Tidak mendukung
terhadap ditemukan di diagnosa
perubahan kasus tersebut dimana
pola klien tidak
seksualitas menjalani
b/d kurang kemoterapi
pengetahuan / sekarang ini
ketrampilan
Ditemukan
kesenjangan
11. Kurang 11. Tidak pada kasus
pengetahuan ditemukan di diagnosa ini
b/d tidak kasus tidak ditegakkan
mengenal di kasus karena
sumber kurangnya
informasi pengetahuan
klien yang
dirawat menjadi
penyebab
terjadinya
kecemasan
pada klien
Ditemukan
kesenjangan
12. Risiko tinggi 12. Tidak pada
terhadap ditemukan di kasus,diagnosa
konstipasi/ kasus ini tidak
84
diare b/d iritasi ditegakkan di
mukosa kasus karena
Gastrointestin klien tidak
al dari menampakkan
kemoterapi keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut dimana
klien tidak
menjalani
kemoterapi
sekarang ini
Ditemukan
kesenjangan
13. Risiko tinggi 13. Tidak pada
terhadap ditemukan di kasus,diagnosa
infeksi b/d kasus ini tidak
prosedur ditegakkan di
invasive kasus karena
klien tidak
menampakkan
keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut.
Ditemukan
kesenjangan
14. Berduka, 14. Tidak pada
antisipasi b/d ditemukan di kasus,diagnosa
penerimaan kasus ini tidak
kemungkinan ditegakkan di
kematian kasus karena
pasien klien tidak
menampakkan
keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut.
Ditemukan
kesenjangan
15. Risiko tinggi 15. Tidak pada
terhadap ditemukan di kasus,diagnosa
perubahan kasus ini tidak
85
proses ditegakkan di
keluarga b/d kasus karena
penyakit klien tidak
jangka menampakkan
panjang keluhan yang
mendukung
diagnose
tersebut.
86
5 Evaluasi Pada teori yang Pada kasus : Masalah
ingin dicapai pada keperawatan
klien adalah : yang ditemukan
1. Nyeri hilang Gangguan belum teratasi :
/berkurang rasa nyaman Gangguan rasa
nyeri nyaman nyeri
berhubungan berhubungan
dengan proses dengan proses
penyakit, penyakit
belum teratasi
2. Istirahat cukup Hal ini
Masalah yang disebabkan
3. Klien dapat teratasi pada karena
memahami hari ketiga : diperlukan waktu
kondisinya dan yang cukup
menerimanya Hipertermi panjang untuk
berhubungan memperoleh
4. Kebutuhan dengan proses hasil yang
nutrisi klien inflamasi optimal
mencukupi Ditandai sementara waktu
dengan : yang digunakan
5. Tidak terjadi Klien hanya 3 hari .
infeksi mengatakan
tidak merasa
6. Mewujudkan demam lagi
keseimbangan dan tidak
cairan teraba hangat ,
Suhu: 37,8 °c
7. Mengetahui
penyakit, Kecemasan
prognosis dan berhubungan
pengobatannya. dengan kurang
pengetahuan,
ditandai
dengan:
Klien
mengatakan
sudah tidak
cemas lagi,
Klien Nampak
tenang dan
tidak cemas
lagi
BAB V
PENUTUP
87
Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan akhir dari
karya tulis ilmiah ini dan saran – saran untuk peningkatan pelayanan keperawatan
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data pada klien Ny.”F” dengan tumor adneksa dilakukan secara
semua konsep yang ada pada teori dapat ditemukan pada kasus nyata saat
melakukan pengkajian.
penyakit
pada teori yang ada, hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi dan
88
keperawatan yang disesuaikan dengan tersedianya sarana dan prasarana
sangat terbatas yaitu hanya 3 hari sementara diperlukan waktu yang relatif
kebutuhan klien.
yang ada dan klien tidak menjalani operasi dan kemoterapi sehingga data
beberapa data pada teori tidak ditemukan lagi pada kasus nyata.
B. Saran
89
pelatihan dan pendidikan berkelanjutan serta penyediaan fasilitas dan sarana
3. Diperlukan partisipasi klien dan keluarga klien agar selama dalam perawatan
selalu patuh pada anjuran petugas kesehatan dan setelah keluar dari rumah
telah dicapai.
yang didapatkan pada saat kuliah dan pelaksanaan praktek sehingga kelak
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah, 2012, Asuhan Kebidanan Patologi, Trans Info Media, Jakarta
90
Eddyman, 2012.Biologi Sel Dan Organ Reproduksi.EGC.Jakarta
91
Cabang Ilmu : Keperawatan Maternitas
Topik : Nutrisi Pada Klien Kanker Ovarium
C. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
D. Kegiatan Penyuluhan
No. KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
92
PENYULUHAN PENYULUH PESERTA
1. Membuka Memberi salam Menyimak
penyuluhan Memberi gambaran umum tentang (mendengar
(5 menit) penyakit kanker ovarium dan kan dan
nutrisi yang diberikan memperhati
Menggali pengetahuan peserta kan)
tentang penyakit kanker ovarium
dan nutrisi yang diberikan
2. Penyajian materi Menjelaskan tentang pengertian Menyimak
(10 menit) kanker ovarium dengan
Menjelaskan tentang penyebab seksama
kanker ovarium (mendengar
Menjelaskan tanda dan gejala kan dan
kanker ovarium memperhati
Menjelaskan nutrisi pada klien kan)
kanker ovarium
3 Menutup Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
penyuluhan disampaikan penjelasan
(5 menit) Memberi kesempatan kepada penyuluh
sasaran untuk menanyakan hal- Bertanya
hal yang belum jelas
E. Media
- Flipchart
F. Evaluasi
Menanyakan secara langsung kepada sasaran mengenai materi yang telah
disampaikan.
G. Sumber
- Brunner and Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,
Volume 2 EGC, Jakarta
93
- Marilynn E. Doenges, 2002, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3
EGC,Jakarta
- Sylvia A. Price. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Edisi 6 .EGC .Jakarta.
MATERI PENYULUHAN
94
II. Penyebab kanker ovarium
1 Resiko berkembangnya kanker ovarium juga berkaitan dengan lingkungan,
endokrin, dan factor genetik. Kebiasaan makan, kopi dan merokok, serta
adanya asbestos dalam lingkungan dan penggunaan bedak talk pada
daerah vagina.
2 Faktor endokrin yang beresiko mengalami kanker ovarium adalah
perempuan yang nulipara, menarke dini, menopause yang lambat,
kehamilan pertama yang lambat dan tidak pernah menyusui.
payudara
- Menopause dini
- Sering berkemih
- Dispepsia
95
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………........ i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………...... v
96
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
B. Tujuan penulisan........................................................ 2
C. Manfaat penulisan...................................................... 4
A. Konsep dasar............................................................ 8
1. Pengertian .......................................................... 8
2. Etiologi ............................................................... 9
3. Insiden ............................................................... 9
5. Patofisiologi........................................................ 13
8. Penatalaksanaan Medik......................................... 17
1. Pengkajian ............................................................ 18
5. Implementasi ......................................................... 32
97
A. Pengkajian Data............................................................. 34
C. Analisa Data.................................................................... 43
E. Perencanaan ................................................................. 47
F. Implementasi ................................................................. 61
G. Evaluasi ....................................................................... 88
A. Pengkajian.................................................................. 108
A. Kesimpulan................................................................ 118
LAMPIRAN
98