707 3713 1 PB PDF
707 3713 1 PB PDF
707 3713 1 PB PDF
ABSTRAK
Abstract The absence of guidelines and lack of socialization for
Kata kunci:
regarding triage scale make nurse’s ambiguity to determinant the
Faktor Dominan triage scale for patient, thus making the triage judgment innacurate.
Keselamatan Pasien Inaccurate choosing of the triage scale is the first step that caused long
Triase waiting time, affecting the satisfaction rate, patient safety, and even
morbidity and mortality. The purpose of this research is to determine
the dominant factor of the nurse’s clinical decision making on the
precision of filling triage scale at Emergency Department of Padang
City Hospital. This research is a quantitative research. 54 of 61
emergency nurses are participated in this study. The triage knowledge
factor is the dominant factor related to nurse’s decision making on the
precision of triage scale with p value 0,012 and odd ratio value 17,856.
Any methode for increasing the triage knowledge can be practice in
triage room or emergency department such as triage algoritm and
knowledge transfer among nurses.
Abstrak: Belum adanya pedoman dan sosialisasi mengenai pengisian
skala triase 5 level menimbulkan keragu-raguan bagi perawat triase
untuk menentukan skala triase pasien, sehingga membuat penilaian
triase menjadi tidak tepat. Ketidaktepatan pengisian skala triase
merupakan langkah awal terjadinya lamanya waktu tunggu,
mempengaruhi angka kepuasan, keselamatan pasien, dan bahkan
angka kesakitan dan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui faktor dominan dalam pengambilan keputusan perawat
pelaksana terhadap ketepatan pengisian skala triase di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Kota Padang. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. 54 dari 61 perawat gawat daruratikut serta
dalam penelitian ini. Hasil penelitian didapatkan faktor tingkat
pengetahuan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan perawat terhadap ketepatan pengisian skala
triase dengan p value 0,012 dan nilai odd ratio 17,856. Berbagai cara
dapat diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan triase seperti
pedoman triase dan kaderisasi keilmuan diantara perawat.
journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 1-6
sectional, untuk mencari faktor mana yang keperawatan medical bedah. Data diolah
paling berhubungan dengan ketepatan menggunakan software komputer SPSS 17
pengisian skala triase. Variabel menggunakan metode regresi logistik
independen pada penelitian ini adalah backward LR
pengetahuan triase, keterampilan triase,
lama bekerja, tingkat pendidikan, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
informasi klinis. Sedangkan variabel Hasil dari data demografi didapatkan
dependennya adalah ketepatan pengisian hasil diketahui bahwa sebanyak 31 (57,4
skala triase. Populasi dalam penelitian ini %) responden memiliki jenis kelamin
adalah semua perawat yang terdaftar perempuan, 62% berada pada kelompok
sebagai perawat di Instalasi Gawat Darurat umur 31-45 tahun. Responden yang pernah
rumah sakit di Kota Padang yang mengikuti pelatihan keperawatan
berjumlah 61 orang, dengan menggunakan emergensi adalah sebanyak 29 (53,7%)
teknik pengambilan sampel stratified responden.
random sampling, maka ditetapkan sampel Faktor yang paling berhubungan
dalam penelitian ini berjumlah 54 dengan ketepatan pengisian skala triase
ressponden. Peneliti juga telah dapat dilihat dalam tabel 1. Dari hasil uji
mendaftarkan penelitian ini pada Komite statistic untuk melihat faktor dominan
Etik Fakultas Kedokteran Universtas yang berhubungan dengan pengambilan
Andalas. keputusan perawat pelaksana terhadap
Alat pengumpul data pada penelitian ketepatan pengisian skala triase, dapat
ini menggunakan 4 jenis kuesioner yang disimpulkan bahwa variabel yang diduga
berbeda yaitu kuesioner untuk data memiliki hubungan paling kuat dengan
demografi, kemudian kuesioner tingkat ketepatan pengisian skala triase adalah
pengetahuan triase (Triage Knowledge variabel tingkat pengetahuan dengan p
Quetioner) (TKQ) dan tingkat value 0,012. Nilai OR pada variabel lama
keterampilan triase (Triage Skill bekerja 17,856 yang artinya adalah tingkat
Quetioner) (TSQ) yang diadopsi dari pengetahuan mempunyai peluang 17 kali
penelitian Fathoni. et al., (2013). menyebabkan ketidaktepatan pengisian
Untuk mengukur informasi klinis skala triase. Oleh karena nilai Exp (B)
peneliti menggunakan lembar studi bernilai positif maka lama bekerja
dokumen. Sebelum diujikan kepada mempunyai hubungan positif dengan
responden, kuesioner penelitian ini telah ketepatan pengisian skala triase.
diuji validitas menggunakan uji validitas
content, dengan 3 orang ahli dibidang
keperawatan gawat darurat, dan
3
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 1-6
Tabel 1.
Faktor Dominan Pengambilan Keputusan Perawat Pelaksana dalam Ketepatan Pengisian Skala
Triase di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kota Padang
Tahun 2017
Step 2
LamaBekerja 3,091 6,467 0,011 21,996 2,031-238,198
Tingkat Pengetahuan 3,167 6,978 0,008 23,747 22,264-249,033
Informasi Klinis -1,847 2,995 0,084 0,158 0,019-1,277
Tingkat Pendidikan -1,592 1,020 0,313 0,204 0,009-4,473
Step 3
Lama Bekerja 2,599 6,183 0,017 13,444 1,734 - 104,237
Informasi Klinis -1,730 2,896 0,89 0,177 0,024 – 1,300
Tingkat Pengetahuan 2,882 6,267 0,012 17,856 1,869-170,560
Konstanta -7,685 10,817 0,001 0,000
dampak langsung ke waktu tunggu pasien
Sejalan dengan hasil penelitian dari Hicks dan penurunan angka keselamatan pasien
et al.(2003) dalam Smith (13) menemukan (7)
. Hal ini terjadi disebabkan karena
bahwa ada hubungan antara tingkat penurunan penilaian skala triase daripada
pendidikan, lama bekerja dan pengalaman, yang seharusnya akan memperpanjang
dan kemampuan berpikir kritis dalam waktu penanganan yang seharusnya
konsistensi dan akurasi dalam membuat diterima oleh pasien tersebut sesuai
keputusan triase. Selain faktor-faktor dengan kondisi klinisnya. Indikator lama
tersebut, penelitian Chung (3) menyebutkan waktu tunggu pasien di instalasi gawat.
bahwa faktor pelatihan gawat darurat juga Tippin (2005) dalam Martin et al.,
(11)
bisa menjadi salah satu faktor yang mencatat bahwa beberapa karakteristik
mempengaruhi pengambilan keputusan seorang pengambil keputusan klinis yang
dalam ketepatan triase, dengan adanya baik adalah mampu menemukan pola dari
pelatihan gawat darurat yang selalu setiap situasi klinis yang dihadapi, mampu
diperbaharui sangat membantu perawat menginterpretasikan setiap keluhan dan
dalam menentukan skala triase. Kondisi tanda gejala dari pasien, dan menggunakan
kurang pengalaman perawat dalam triase intuisi yang terlatih karena mempunyai
juga menjadi faktor yang menyebabkan pengalaman kerja yang banyak. Selain itu
terjadinya over triage dan under triage. menurut Chung (3) beberapa hal yang dapat
Undertriage adalah penilaian triase yang mempengaruhi kemampuan pengambilan
diterima pasien lebih rendah dari penilaian keputusan adalah pengalaman, adanya
urgensi yang sebenarnya berdasarkan nilai acuan atau pedoman, dan intuisi.
klinis dan kondisi fisiologis pasien (2). Berdasarkan hasil penelitian, dari keempat
Ketidaktepatan penilaian triase rumah sakit tempat penelitian, belum
memiliki resiko menurunnya angka adanya pedoman pengisian skala triase
keselamatan pasien dan kualitas dari juga menjadi salah satu hambatan perawat
layanan kesehatan. Penilaian yang dalam memahami skala triase. Alur
dikategorikan ke undertriage memiliki pengisian skala triase hanya ada pada
4
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 1-6
5
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 1-6
6
11 ISSN:2549-2721 (Print) , ISSN : 2549-2748 (Online)